NO MINOR, EXPLICIT, MATURE CONTENT, HARSH WORD, 21++, THREESOME, ANAL SEX, BXB, NSFW ‼️⚠️🔞🔞⚠️‼️
“J-jadi sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan, serta mengantarkan sper—eunghh.. jen.”
Mendengar namanya dipanggil jeno pun menggerakan kepalanya kearah samping, tepat pada Taeyong yang saat ini tengah menggigit bibir bawahnya seperti menahan sesuatu.
“Kak? Kenapa berenti? Ayo jelasin lagi.”
Dengan tangan yang bergetar, Taeyong menggenggam pergelangan tangan milik Jeno yang sedang memegang remot pengendali vibrator dalam analnya itu.
“Kakak lanjutin, tapi kecilin getarannya ya?” Nada memohon Taeyong keluarkan, sesekali tangan di genggamannya ia remas tatkala benda yang tengah bergetar di dalam lubangnya masuk semakin dalam.
Alis itu terangkat satu, masih dengan irisnya yang menatap bola mata legam milik guru lesnya, “Itu udah kecil, lagi pula kakak sendiri yang bilang kalo aku dapet nilai rata – rata sembilan kak tae bakal kabulin permintaan aku.” Satu ujung bibirnya terangkat membentuk seringai, “Aku tau, kakak suka kan kalo lubang kakak diisi sama benda yang bikin enak? Kalo kakak bisa tahan ini, aku kasih hadiah yang lebih enak.” Lanjut Jeno yang langsung tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.
Sial, senyum itu yang membuat Taeyong lemah sehingga hasrat di hatinya yang ingin menolak pun tak kuasa karna tak ingin mengecewakan remaja di sampingnya ini.
Taeyong tau Jeno menyukainya, muridnya itu cinta padanya. Tatapan dalamnya sering kali Taeyong lihat di dalam dua bola mata sipit itu. Namun, tanpa sepengetahuan Jeno dirinya menjalin kasih dengan sang daddy. Entah apa reaksi remaja itu jika tau bahwa ia dan daddy nya sudah berpacaran, Taeyong harap itu bukan sesuatu yang buruk.
Lamunan Taeyong buyar ketika tanpa aba – aba tubuhnya sudah terangkat dan berada di pangkuan sang murid. Dirinya tidak sempat terkejut atas apa yang dilakukan Jeno terhadapnya.
Dagunya Jeno senderkan di pundak sempit milik sang guru sebelum berkata, “Posisinya gini aja ya? Biar aku bisa bantu kak Tae fokus juga.”
Anggukan yang hanya bisa Taeyong beri karna takut jika bersuara hanya desahan yang akan keluar dari bibirnya. Namun, ketika merasa getaran dilubangnya melemah Taeyong pun langsung mencoba kembali menerangkan pelajaran kepada Jeno.
Dirinya tidak tau apa muridnya itu memperhatikannya atau tidak, yang ada di pikirannya saat ini hanya mempercepat waktu mengajarnya agar dapat menuntaskan hasratnya dengan Jaehyun yang akan pulang sebelum jam makan malam.
Semoga saja pacarnya itu tidak lelah usai pulang kerja.
Sepertinya rencana yang sejak tiga puluh menit lalu telah dirancang oleh otaknya seakan tidak berguna, dikarenakan saat ini dirinya bahkan sedang mendesahkan nama sang murid tanpa tau malu.
Penis mungil miliknya tengah dimainkan oleh tangan remaja yang tampak berurat itu. Taeyong akui Jeno adalah bentuk wujud dari hot as fuck dia tidak ingin menyangkalnya. Oh! Bahkan saat ini pikirannya hanya ada nama muridnya itu, lancang sekali dirinya.
Rasa nikmat yang dirasakannya membuat kedua tangan miliknya meremas surai biru yang tampak seperti warna bubblegum itu lembut, meningkatkan hasrat Jeno yang bibirnya saat ini tengah melahap puting milik Taeyong dengan rakus.
“Shh.. Jen, j-jangan digigit nghh.”
Dihisap, dilumat serta digigit kecil puting berwarna nude di depannya berharap akan ada yang keluar dari sana.
“Sentuhan aku baru segini tapi penis kakak udah ngacung tegak begini. Enak banget ya kak Tae?” Ucap Jeno bertanya dengan mulut yang masih sibuk bermain di tonjolan milik Taeyong.
Kepala Taeyong terdongak kebelakang ketika merasa sebelah tangan Jeno yang menganggur mulai memasuki celananya menyentuh serta menggesek lubang miliknya dari luar yang masih terdapat vibrator di dalamnya.
“Hah.. ah! Shh.. Je—”
“What the hell is this!”
Suara dalam yang mengandung kemarahan di dalamnya terdengar, membuat Taeyong yang masih mendongakan kepala membuka mata dan langsung iris miliknya bertubrukan dengan milik Jaehyun.
Jantungnya berdetak dengan kencang saat ini, dirinya gelagapan saat spontan ingin bangkit namun dengan cepat lengan milik Jeno melingkari pinggangnya, seolah tak membiarkan dirinya beranjak dari pangkuan sosok remaja itu.
Taeyong bisa merasakan suasana ruang tamu itu semakin mencekam sebab aura gelap yang ditimbulkan seakan menguar dari ayah dan anak itu.
‘ya tuhan tolong beri saya keselamatan.’ Batin Taeyong.
Kedua tangannya yang berada di dada bidang Jeno mulai mendorongnya perlahan mencoba melepaskan pelukan muridnya dari pinggangnya, “Jeno, please..”
Matanya mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes. Namun, sepertinya itu menjadi pilihan buruk, bukannya terlepas justru pelukan pada pinggangnya semakin mengerat membuat Taeyong jadi lebih menempel dengan Jeno.
“J-jen, kakak mo—“
Dengan jari telunjuknya Jeno menghentikan ucapan Taeyong. Matanya kembali membentuk lengkungan bulan sabit serta bibir yang tersenyum lembut, seolah memberitahu jika biar dia saja yang mengatasi ketegangan dalam ruangan ini.
“Hai, dad? Tumben banget pulang jam segini? Biasanya lebih cepet.” Perkataan itu Jeno lontarkan dengan nada tenang seperti orang yang tidak sadar jika dirinya baru saja melakukan kesalahan.
Tangan milik Jaehyun terkepal di sampinya, dirinya mencoba menahan emosi agar tak kelepasan membentak putra satu – satunya itu.
“Jeno, jawab daddy. Apa yang kamu laluin ke guru kamu?” Tanya Jaehyun dengan nada dinginnya.
Kedua bahu itu terangkat acuh sambil menjawab, “Cuma ngelakuin apa yang sering daddy lakuin sama kak Tae.” Dengan tangannya yang masih menggenggam remot kontrol vibrator di dalam lubang Taeyong secara sengaja meningkatkan getaran pada tingkat tinggi.
“AH! O—OH ANGH, JENOO..”
Jeritan itu tak bisa tertahan mana kala lubang miliknya bergetar hebat sebab ulah vibrator di dalamnya. Tubuhnya melengkung dengan kedua telapak tangannya yang meremas sweater milik Jeno dari luar.
Jaehyun hanya terpaku di tempatnya ketika melihat Taeyong bertingkah dengan binal dipangkuan sang anak, dirinya hanya bisa menatap dengan geram namun tak bertingkah apapun.
Mulut itu mendekat kearah telinga milik Taeyong, berbisik di sana, “Nungging kak” dibalas gelengan kepala oleh Taeyong, “Nungging atau aku buat daddy marah sama kakak dan berenti jadi guru les aku.” Lanjut Jeno mengecup pelan daun telinga milik gurunya.
For the fuck sake muridnya itu nyatanya lebih gila dari pada ayahnya, bisa – bisanya Taeyong termakan muka serta senyuman manis milik Jeno kepadanya.
Taeyong bertanya – tanya di dalam hatinya, apa muridnya ini gila? Menyuruhnya menungging di depan daddynya sendiri? Tolong, Taeyong rasanya ingin menyeburkan dirinya ke dalam laut saja sebab sudah ketauan berbuat tidak senonoh di depan Jaehyun terlebih bersama anaknya.
Mau tak mau dirinya menuruti ucapan Jeno, muridnya itu bisa saja serius dalam ucapannya dan Taeyong tidak mau hal itu terjadi.
Jaehyun spontan memanggil Taeyong ketika melihat pacarnya itu menungging dengan membelakanginya, “Tae, kamu—“
Belum sempat dirinya menyelesaikan ucapannya, Jeno sang anak berbicara, “Dad, aku itu cerminan daddy. Apa yang daddy suka pasti aku juga suka, you love him? I love him too. Daddy ga keberatan kan berbagi kak Taeyong sama aku?” wajahnya terlihat gurat memohon namun bibir dan matanya melengkungkan senyuman.
Jaehyun tidak menjawab namun gurat kemarahan itu perlahan mulai tampak hilang dari wajahnya.
Wajah miliknya yang terbenam di leher Jeno serta kedua tangannya yang berada di pundak muridnya itu untuk menopang tubuh masih tak berniat mengubah posisinya, walau dirinya mulai pegal.
Taeyong mendengar ucapan Jeno, tak ada yang bisa dirinya lakukan. Lagi pula dia tak ingin mencapuri omongan Jeno dengan ayahnya yang sialannya pacarnya itu hanya diam.
SRETT
Tarikan pada celana beserta dalamannya Taeyong rasakan ketika dengan kurang ajarnya Jeno menarik itu kebawah hingga dirinya yakin pantat sintal serta lubang bergetar miliknya sekarang terpampang di depan Jaehyun.
Sebelah tangannya menahan tangan Jeno yang lebih ingin menurunkan celananya, kepalanya menggeleng dengan suara yang berbisik disertai desahan pelan, “Jen, janganhh hnghh.”
Tak memperdulikan ucapan gurunya lantas Jeno kembali menatap Jaehyun, “Your dinner, dad.”
Seperti yang Jeno bilang bahwa anaknya merupakan cerminan dirinya, Jaehyun membenarkan ucapan itu. Tak ada salahnya berbagi pacarnya jika memang Jeno mau, karna baginya kebahagiaan Jeno nomor satu.
Kembali Jeno berbisik di telinga Taeyong, “Ini hadiah yang lebih enaknya kak Tae.” Kemudian tangannya menarik dagu milik Taeyong dan menubrukan bibir keduanya.
Menaruh tas kantornya disofa Jaehyun mulai berjalan mendekat sembari melepas jas serta dasi yang mengikat kerah kemeja miliknya, menggulung kedua sisi lengan kemejanya hingga siku.
Telapak tangannya diarahkan ke pipi pantat Taeyong lalu diusapnya bongkahan kenyal itu.
“Benda apa yang kamu pake dilubang kamu, sayang?” Tanya Jaehyun ketika matanya melirik lubang mengkerut itu bergetar bahkan mengeluarkan cairan, seperti sudah siap untuk dimasuki.
Sebab Taeyong yang bibirnya masih asik dicumbu oleh Jeno membuat dirinya tak bisa membalas perkataan Jaehyun padanya.
PLAK
“Eumnhh!”
PLAK
“Emnh—hah.. ah!”
PLAK
“Ah! Jae, udah!“
Tamparan ketiga kalinya membuat Taeyong ingin menurunkan pantatnya namun ditahan oleh Jaehyun yang langsung memegang pinggulnya dengan sebelah tangan milik lelaki dengan titik cacat di kedua pipinya itu mencengkram pipi pantatnya.

Air mata sudah berada di sudut mata bulat Taeyong akibat tamparan Jaehyun pada pantatnya, dibawahnya lidahnya Jeno bermain di sekitar leher dan bahunya serta kedua tangan milik remaja sipit itu yang tengah memelintir puting miliknya.
“hnghh.. Jeno.”
Kedua jari milik Jaehyun masuk tanpa peringatan kedalam lubang yang telah becek itu, memaju mundurkan jarinya sesekali diputar dan membuat pola menggunting.
“Suka banget ya dimainin gini badannya sama dua orang? Lubang kamu sampe becek loh.” Ucap Jaehyun lalu mulai mendorong jarinya masuk lebih dalam hingga menyentuh tonjolan nikmat milik Taeyong.

“Anghh.. sebentar Jae—ah! Akhh.” Kepala Taeyong menggeleng ribut, sudah kosong pikirannya atas sentuhan dari kedua ayah dan anak yang tengah menggauli tubuhnya.
Tubuh Taeyong lemas namun berhasil ia tahan, kenikmatan yang diberikan kepadanya membuat perutnya tergelitik.
Jeno membuka celananya lalu dituntunnya satu tangan Taeyong untuk menggenggam penis miliknya. Oh! Astaga, Taeyong bisa merasakan ukuran milik muridnya itu yang tak kalah besar dari milik Jaehyun.
Dibelakangnya jari Jaehyun masih bergerak di dalam lubang Taeyong kemudian menggapai tali vibrator lalu ditariknya keluar.
Dibukanya kancing serta resleting celananya lalu Jaehyun mulai mengeluarkan penis yang sudah tegang itu yang langsung menampar pipi pantat Taeyong sambil diarahkan penis miliknya menggesek belahan pantat pacar cantiknya.

Penis milik Jaehyun mulai masuk perlahan kedalam lubang senggama milik Taeyong, membuat sosok cantik yang sedang memberikan Jeno handsjob sedikit meremas kepunyaan muridnya itu yang membuat Jeno mendesis.
“Eungh—ahh..” Desah Taeyong ketika penis milik Jaehyun berhasil masuk kedalam lubangnya.

Dipegangnya bahu Taeyong lalu di dorongnya pelan agar turun sampai wajah guru cantiknya itu sejajar dengan penis miliknya.
“Suck it, kak.” Perintah Jeno dengan sebelah tangannya mengusap lembut surai halus milik Taeyong.
Hentakan dibelakang tubuhnya oleh Jaehyun membuat tubuh Taeyong terdorong maju dan mundur sehingga penis Jeno dihadapannya berhasil bertubrukan dengan wajahnya berulang kali.
Digenggamnya penis milik Jeno lalu lidahnya terjulur menjilat dari pangkal hingga kepala penis milik Jeno.

Gerakan Jaehyun semakin cepat saat dirasa tanpa sadar Taeyong mengetatkan lubangnya yang membuat penis milik dia terjepit oleh rektum pacar cantiknya yang serta merta ikut memijat kemaluannya.
Tatapan Jeno yang langsung berhadapan dengan Jaehyun seketika membuat sudut bibirnya membentuk seringai, “Dad? Lubang kak Tae enak banget ya?”
Pertanyaan itu terdengar, membuat Jaehyun membuka kelopak matanya yang irisnya langsung berhadapan dengan tatapan Jeno.
Urat leher serta dahi milik Jeno bisa Jaehyun lihat, tentu saja dia tau alasannya. Anaknya sama sepertinya, sedang menahan rasa nikmat.
Bibir itu membalas seringaian Jeno, “Ofc! Son, sehabis daddy kamu bisa ngerasain.” Mengedipkan satu matanya kearah Jeno yang membuat anaknya terkekeh.
Usai permainan keduanya di ruang tamu, Jaehyun dan Jeno sepakat berpindah tempat ke kamar mereka, tepatnya kamar Jaehyun.
Jaehyun yang telentang dengan Taeyong berada di atasnya, tubuh keduanya menempel tanpa sehelai benang pun yang membalut. Jangan lupakan Jeno yang tengah menggerakan penisnya keluar masuk dilubang nikmat milik guru cantiknya itu.
Pantat Taeyong yang terangkat membuat penis mungilnya menampar perut abs milik Jaehyun dibawahnya ketika Jeno menggerakan penisnya.
“Eunghh.. umphh.”
Desahan tertahan terus keluar dari belah bibir yang tengah dicumbu rakus oleh Jaehyun, kedua tangan miliknya meremas bahu Jaehyun hingga menimbulkan bekas merah.
“Shh..fuck! So tight” Ucap Jeno dengan kepalanya yang mendongak serta matanya yang terpejam menikmati pijatan dinding rektum gurunya.
Jaehyun ikut membantu Jeno dengan kedua telapak tangannya yang terjulur masing – masing mencengram pipi pantat Taeyong lalu ditarik kearah berlawanan—membuka belahan pantat itu agar penis Jeno dapat masuk lebih dalam.
Ciuman itu terlepas ketika prostatnya di tumbuk berkali – kali oleh Jeno. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menjerit nikmat atas hentakan yang diberikan muridnya.
“AH! OH—ANGHH, J-JENOO.”
Jeno terkekeh puas mendengar jeritan nikmat yang keluar dari gurunya kemudian tubuhnya dibungkukan agar dapat mencium punggung mulu di hadapannya.
Dirinya cukup puas dengan ukuran penisnya yang terbilang besar di usianya yang masih remaja. Lihat saja, gurunya bahkan sudah mulai seperti orang linglung memohon agar ia terus menusuk prostat gurunya itu dengan penis miliknya.
Gerakan penis Jeno yang semakin cepat dan tak beraturan membuat tubuh Taeyong lerlonjak mengikuti irama hentakan di pantatnya yang mana juga membuat penis mungil miliknya bergesekan dengan penis milik Jaehyun, menjadikan lelaki tampan dibawahnya menggeram jantan.
Jaehyun serta Jeno, keduanya menggigit bahu Taeyong ketika pelepasan itu datang serta Taeyong yang menjerit dengan mulut terbuka dan mata bergulir hingga hanya menampilkan putihnya.
Jeno bangkit dengan penisnya yang ikut keluar dari lubang Taeyong, membuat cairan miliknya mangalir keluar mengotori belahan pantat sintal itu.

“How’s feel, papa?” Ucap Jeno sembari mengangkat tubuh lemas Taeyong dari atas ayahnya, “Or i call you mine?” Lanjutnya dengan mendudukan Taeyong di pangkuannya.
Taeyong tersentak atas panggilan yang dilayangkan oleh Jeno kepadanya, namun dirinya hanya diam dan pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh ayah dan anak itu selanjutnya kepada dirinya.
Pelukan dari arah belakang Taeyong rasakan, pelakunya adalah Jaehyun yang saat ini juga mulai mengecupi tengkuknya.
“He’s mine, son.” Pernyataan mutlak itu keluar dari bibir Jaehyun yang masih asik mencumbu tengkuk serta bahu sosok cantik di pelukannya.
Jeno terkekeh, “I love him, dad. Aku mau kak Tae jadi milik aku, tapi bukan sebagai pacar. Aku mau dia sebagai papa aku.“ Ucapnya sembari telapak tangannya mengangkat pantat sosok dipangkuannya keatas, kembali memasukan penisnya kedalam lubang sempit milik Taeyong.
Jaehyun menyeringai, “Dikabulkan.” Lantas dirinya secara perlahan ikut memasukan penisnya kedalam lubang yang telah diisi penis anaknya.
Taeyong menggeleng, kedua tangannya masing – masing menahan bahu Jaehyun dan Jeno agar tak memasukan penis keduanya secara bersamaan kedalam lubang miliknya.
Dirinya tidak bisa membayangkan akan seperti apa sakit serta keadaan lubangnya jika dimasukan dua penis sekaligus.
“Jeno.. Jae, aku ga mau. Takut..”
Dahinya dicium oleh Jeno sedangkan satu tangannya ditarik dan diarahkan kebibir tebal milik Jaehyun untuk di kecup.
“It’s ok, papa.” Ucap Jeno menenangkan Taeyong.
“Kalo sakit cakar bahu aku sayang.” Lanjut Jaehyun yang ikut menenangkan Taeyong.
Sentuhan dan ucapan penenang itu membuat Taeyong tanda sadar menganggukan kepalanya.
Jaehyun perlahan mulai kembali memasukan penisnya dibarengi dengan rintihan Taeyong.
Agar Taeyong tak terlalu kesakitan Jeno inisiatif mencium serta melumat bibir di depannya agar fokus Taeyong beralih kepadanya.
JLEB
“AKH! HAH.. shh s-sakit.”
Ciuman itu langsung terlepas bersamaan jeritan Taeyong yang keluar dengan Jeno yang hampir terjatuh kebelakang sebab dorongan Taeyong pada bahunya jika saja dirinya tak memeluk pinggang gurunya.
Taeyong merasa sangat sesak ketika lubangnya dipaksa untuk melebar menyambut kedua penis yang tidak kecil.
Cairan pekat berwarna merah itu turun melewati penis Jaehyun serta Jeno, membuat Jaehyun memberikan kecupan lembut disertai gumaman kata maaf berulang kali.
“You okay, papa?” Tanya Jeno dengan nada kawatir.
Satu tangannya diarahkan mengelus rahang Jeno lembut, “Im okay, just move.”
Jaehyun dan Jeno yang mendengar ucapan Taeyong mulai menggerakan penisnya keluar masuk secara bergantian sehingga prostat milik Taeyong mendapat tubrukan di setiap detiknya.
“Emhh.. ah! Shh Jen, Jaehh..“
Ditariknya dagu Taeyong sehingga menoleh sedikit kebelakang dan langsung diraupnya bibir yang telah bengkak itu.
Tak tinggal diam Jeno ikut menundukan kepala menghisap puting milik Taeyong—dengan satu tangan lelaki cantik itu yang langsung meremas surai halus milik Jeno.
Genggaman masing – masing di pundak Jaehyun serta surai Jeno mengerat, otaknya sudah tidak bisa berpikir apapun, hanya ingin Jaehyun serta Jeno mempercepat gerakan keduanya.
Ketika cumbuan Jaehyun dibibirnya terlepas, desahan miliknya terlontar tanpa bisa dicegah—memenuhi kamar pacarnya yang kedap suara itu.
“Akh! Ah! Anghh.. hah.”
Tubuh Taeyong terlonjak – lonjak lemas seiring gerakan penis dua orang itu dilubangnya.
Lubangnya semakin melebar dengan cairan becek yang bercampur bersama darah miliknya.
Taeyong yakin lubang senggamanya sobek sebab tekstur dari urat yang muncul dipenis kedua dominant itu bergesekan langsung dengan dinding rektumnya sehingga pasti akan meninggalkan bekas lecet.
Tangan kekar milik Jeno melingkari pinggang Taeyong membawanya naik turun mempercepat tempo gerakan, sama halnya dengan Jaehyun yang melingkarkan tangan miliknya di leher pacar cantiknya sembari mengikuti hentakan Jeno.
Dirinya sudah tidak perduli dengan rasa malunya, Taeyong membawa wajahnya mendekati pipi sang murid lalu lidahnya terjulur menjilat rahang sampai daun telinga remaja dihadapannya.
Jeno menyeringai kecil dengan apa yang dilakukan gurunya, “You look like kitten, kak.”
“Nghh.. Im your kitten then.” Ucap Taeyong mangedipkan satu matanya.
Ah, binal sekali pacarnya pikir Jaehyun, dirinya mengarahkan satu tangannya memegang penis mungil Taeyong dari belakang—menggesek kepala penis itu dengan ibu jarinya.
“Oh—angh! J-jae.”
Setiap jengkal dari tubuhnya dimainkan oleh Jeno dan Jaehyun yang gencar sekali saling tak mau kalah dalam hal memuaskannya.
Walau Taeyong baru kali ini melakukan sex dengan Jeno, namun kemampuan remaja itu dalam servis sex nya sungguh bukan seperti seorang pemula.
Yang bisa Taeyong tangkap dalam vibes bercinta keduanya; jika Jaehyun tipe lembut sebelum kasar, maka Jeno dari awal sudah tak terkendali. Ia dibuat lemas hanya karna gigitan di daun telinganya oleh remaja itu.
Jaehyun dan Jeno dibuat menggeram ketika lubang kecil yang dipaksa melebar itu semakin menjepit kedua penis milik masing – masing dari mereka.
Taeyong mereka ingin keluar.
Ditutupnya lubang penis mungil milik Taeyong oleh Jaehyun, lalu kedua dominant itu mulai bergerak acak namun tetap menyentuh bagian nikmat milik Taeyong.
Semakin lama penis keduanya semakin membesar dan panjang di dalam sana, keduanya bisa merasakan tekstur penis lawan mainnya sebab pergerakan yang menimbulkan gesekan itu.
“L-lepashh, ah..ha—anghh, cum please..” Ucap Taeyong yang berusaha menyingkirkan tangan Jaehyun yang berada di penis mungil miliknya.
Jaehyun memberi aba – aba yang langsung di pahami oleh Jeno. Kepala itu terdongak dengan mata yang terpejam menikmati penisnya yang dengan cepat keluar masuk membawa cairan pekat berwarna merah bersamanya. Sedang Jeno, dirinya hanya fokus pada desahan milik Taeyong yang menjadi semangatnya dalam menubrukan penisnya semakin dalam.
Tak berselang lama, penis mungil milik Taeyong yang telah Jaehyun lepas mulai mengeluarkan cairannya yang langsung mengotori dada Jeno serta perut miliknya. Tubuhnya bergetar dengan perut yang menghangat sebab semburan cairan dari pelepasan kedua dominant nya, membuat ia langsung lemas dan menjatuhkan punggung kebelakang kearah dada Jaehyun.
Cairan itu mengalir keluar dari lubang sang guru ketika penis milik Jeno lepas dari lubangnya, membuat remaja itu dapat melihat dinding rektum milik lubang Taeyong yang telah melebar.
Dicondongkannya tubuh miliknya lalu dikecup bibir Taeyong sekilas, “Feeling good, papa?”
Nafas putus – putus itu masih terdengar disertai dadanya yang naik turun, Taeyong hanya bisa menjawab pertanyaan Jeno dengan anggukan sebab tenggorokannya yang serak karna terlalu banyak mendesah.
Anggukan yang diberikan Taeyong cukup membuat kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman serta matanya yang menyipit, sangat manis.
Melihat Jeno tersenyum seperti itu mau tak mau membuat Jaehyun ikut tersenyum, dengan tangan yang mengeratkan pelukannya pada pinggang milik Taeyong dirinya berbisik di telinga pacar cantiknya, “Another round?”
Mata yang sempat Taeyong pejamkan itu seketika terbuka sebab ajakan Jaehyun yang menurutnya gila, namun belum sempat dirinya melayangkan protes—tubuhnya sudah dijatuhkan dengan posisi terlentang pada bagian tengah kasur.
Dihadapan Taeyong terdapat Jaehyun serta Jeno yang tersenyum lembut namun lelaki cantik itu tau jika senyum itu memiliki maksud terselubung.
Seperti memiliki maksud memperkosanya sampai pagi misalnya.
Taeyong hanya berharap tubuh, suara, serta lubangnya tak sakit saat esok hari.