Box Lunch itu Jaemin tata serapih mungkin di atas meja kantin dengan terburu. Raut manisnya tampak serius namun juga menggemaskan di waktu bersamaan.
“Kak Jaemin?”
Mendengar namanya dipanggil membuat Jaemin mendongak, memandang adik kelas perempuannya yang termasuk kedalam pelanggan setia.
“Lunch pesenan aku dong kak.” Ucap Karina dengan senyum manisnya.
Jaemin balas tersenyum kecil, membungkuk untuk mengambil Lunch box di dalam khusus kotak pesanan.
Mata tajam Karina menyipit saat tatapannya terpusat pada lelaki yang sejak tadi menatap Jaemin tak berkedip di belakang dengan jarak lima meter, berjalan pelan seperti akan menghampiri Jaemin.
Mendengar gosip tadi pagi rasanya gatal jika tidak berbasa – basi dengan orang yang terlibat di dalamnya.
“Kak Jaemin deket sama Kak Jeno ya?”
Jaemin melirik sekilas lalu menegakan tubuhnya dengan Lunch Box milik Karina di tangannya. “Lumayan. Temen kok.”
Karina mengangguk anggukan kepalanya, namun tidak terasa puas atas jawaban Jaemin. “Kak Jaemin tau ga? Hari ini Kak Jaemin sama Kak Jeno di gosipin satu sekolah. Alesannya udah pasti karna Kakak berangkat bareng Kak Jeno, si pinter dari kelas XII-A. Yaiya si, siapa yang ga suka sama Kak Jeno? Hampir satu sekolah kayanya suka sama Kak Jeno deh.”
Jaemin spontan menoleh dengan satu alis yang terangkat. “Serius hampir satu sekolah?” Nada bertanya nya sedikit tidak suka.
“Iya, Emang Kak Jaemin ga suka sama kak Jeno?”
Bibirnya Jaemin tipiskan, mata cantiknya penatap Karina dengan tatapan ragu sebelum menjawab.
“Suka kok, Gua suka sama Jeno.”
Jawaban yang keluar dari mulut Jaemin terdengar bersamaan suara yang sangat di kenali Omega manis itu.
“Jaem?”
Karina mengulum bibirnya menahan tawa, siswi itu nyatanya punya sisi usil yang kerap kali di tunjukan pada siapa saja yang dia ingin. Contohnya seperti sekarang, Karina sudah melihat Kakak kelasnya—Jeno yang sejak tadi tak berhenti memperhatikan Jaemin dengan intens membuat Karina penasaran, apa lagi gosip yang tadi pagi dia dengar tentang kedua Kakak kelas nya itu.
Lunch Box di tangan Jaemin—Karina ambil, sambil terkekeh pelan Karina mengedipkan satu matanya pada Jaemin. “Oh, Jadi Kak Jaemin suka sama Kak Jeno ya.”
“Oke deh, ini duitnya. Bye Kak.” Usai memberikan uang pas di meja lantas Karina berbalik pergi sembari tertawa pelan.
Dalam hati Jaemin merutuki adik kelasnya yang sangat usil itu, belum selesai malunya karna kejadian kemarin sekarang Jaemin harus menahan malu lagi karna ucapannya.
“Lunch gua dong, Jaem.” Ucap Jeno meminta.
Jaemin tersenyum canggung lalu bergerak kikuk mengambil pesanan Jeno yang kemudian dia berikan pada Jeno sembari menerima uang dari Alpha itu.
Jeno tentu saja mendengar ucapan Jaemin yang bilang bahwa Omega itu suka padanya, tapi melihat wajah Jaemin yang muncul rona merah sedikit tidak tega rasanya jika menggoda Jaemin.
Namun, mungkin sedikit saja karna Jeno sudah terlanjur gemas.
“Ga panas.” Celetuk Jeno, telapak tangannya meraba dahi Jaemin; memastikan suhunya. “Tapi kenapa muka lu merah ya?” Lanjut Jeno tersenyum jail.
Semakin merah saja wajah Jaemin, maka dengan tergesa dia menjauhkan tangan Jeno di dahinya kemudian berbalik memunggungi Jeno lalu pura – pura menyibukan diri, tak ingin terlihat bahwa dia salah tingkah.
Tawa Jeno terdengar renyah setelahnya, Alpha itu menyempatkan untuk menaruh susu pisang di meja depan Jaemin sebelum beranjak pergi menjauh.