—Jaeyong privatter au
BXB, ANAL SEX, HARSH WORDS, DIRTY WORDS, MATURE CONTENT, EXPLICIT, 21+, NO MINORS, NSFW PIC/GIF ⚠️⚠️
SCANE : FINGERING, HAND JOB, SOLO PLAY, SEX TOYS, NIPPLE PLAY ‼️🔞🔞
-
Taeyong gigit jarinya pelan, ia bingung apa yang harus dilakukan. Kurir yang akan mengantar paketnya pasti sebentar lagi akan mengetuk pintunya, dirinya sudah kepalang malu sebab sang kurir yang telah tau barang apa yang dipesannya.
Karna sudah kepalang basah, bukan kah lebih baik langsung menyebur saja? Taeyong akui, dirinya lebih memikirkan perkataan kurir paket itu. Menawarkan dirinya untuk membantu Taeyong mencoba alat yang dibelinya? Apakah harus? Kalau boleh jujur, kurir paket itu memiliki paras yang tampan, mungkin itu point plusnya.
Saat masih sibuk dengan pikirannya, bel apartment Taeyong berbunyi membuatnya terlonjak dari atas kasur. Astaga, dirinya panik.
Tanpa sadar Taeyong merapihkan penampilannya, namun dirinya tak sadar bila hanya memakai kemeja kebesarannya tanpa bawahan, kemudian berjalan ke arah pintu apartmentnya untuk membukakan pintu.
Taeyong buka pintu apartment nya sedikit; memperlihatkan setengah wajahnya, “Iya mas, mana paket saya?”
Kurir paket dengan nama Jaehyun itu menunjukan paket milik Taeyong di depan lelaki cantik itu, namun ketika Taeyong ingin mengambilnya Jaehyun lagsung menjauhkan paketnya, membuat tubuh Taeyong maju hingga pintu apartmentnya terbuka; memperlihatkan Taeyong dengan kemeja kebesarannya.
Jaehyun melotot sedang Taeyong wajahnya telah memerah; salah tingkah. Buru – buru Jaehyun memberikan paket Taeyong kepada lelaki cantik itu sebelum berniat kabur.
Terlambat—
“Mas nya mau kemana? Saya terima tawarannya.”
—Taeyong sudah menarik ujung bajunya.
“Eh, eh.. kak, aduh, saya bercanda.” Celetuk Jaehyun panik ketika Taeyong membawanya masuk ke apartment lelaki cantik itu lalu membenturkan tubuh Jaehyun ke pintu yang telah tertutup.
Taeyong merapatkan tubuh keduanya tangannya menuntun tangan Jaehyun agar memegang penisnya yang terbalut celana dalam, pun dirinya yang meraba selangkangan Jaehyun yang sedikit mengembung. Taeyong mendongak, mendekatkan wajahnya untuk mengecup rahang tegas Jaehyun sambil berbisik dengan nada seduktif. “Bantu saya pakai barangnya mas.”
Peluh turun menuju dahi hingga rahangnya, tubuhnya masih membeku, bingung harus menerima tawaran Taeyong atau tidak.
’Kesempatan ga dateng dua kali, gua terima aja kali ya? Udah kepalang enak lagian.’ Batin Jaehyun dalam hati.
Dengan satu tangannya Jaehyun ulurkan untuk menyentuh dagu Taeyong agar menatapnya, memandang dalam mata sayu dengan iris hitam gelap namun cantik itu. Wajahnya mendekat—menempelkan bibirnya dengan bibir plum milik Taeyong; menciumnya tergesa.

Satu tangannya yang mengelus kepunyaan Taeyong yang masih dilapisi dalaman itu dia arahkan untuk melingkar di pinggang ramping sang empu. Kedua kakinya dengan perlahan maju, menuntun Taeyong yang berjalan mundur untuk menuju kasur.
Puas menyesap belah bibir manis Taeyong—Jaehyun menggigit kecil bibir bawah Taeyong, “Ughh..” Desah lirih Taeyong, mulutnya terbuka menyambut lidah Jaehyun, saling melilit dan menghisap benda lunak itu. Air liur menetes di sudut bibir Taeyong yang entah milik siapa ia tidak peduli. Lidah Jaehyun masih semangat mengobrak – abrik isi mulut Taeyong, mengabsen deretan gigi lelaki cantik itu. Keduanya tanpa rasa jijik bertukar saliva lalu ditelan; merasa candu dengan rasa satu sama lain.
Jaehyun melepas ciuman keduanya bersamaan Taeyong yang membuka kelopak matanya menatap Jaehyun yang juga menatapnya dengan tatapan nafsunya.
“Jaehyun.” Ucap Jaehyun sambil mengecup rahang Taeyong.
“Hm?”
“Nama saya, Jaehyun.”
Kedua alis Taeyong bertaut; bingung, untuk apa orang di depannya memberi tahu namanya?
Jaehyun mendekatkan wajahnya kearah telinga Taeyong; berbisik disana, “Panggil nama saya pas saya bikin kamu enak.”
Wajah Taeyong memerah mendengar itu, langsung ia lingkarkan tangannya di leher Jaehyun; menariknya mendekat agar kedua bibir mereka kembali bersentuhan.
Jaehyun terkekeh di sela ciumannya, well.. sepertinya hari ini Jaehyun mendapatkan jackpot.
-
“Ugh.. nghh.” Desah Taeyong tertahan, merasakan dildo yang di pegangnya mencoba ia masukan kedalam analnya.
Beberapa menit yang lalu, usai Jaehyun sepakat untuk membantu memakaikan segala benda yang Taeyong pesan—ia membuka paket lelaki cantik itu dan melihat isinya.
Dari beberapa sex toys, Jaehyun memilih untuk mencoba dildo pink untuk Taeyong gunakan.
“Kalo kamu berhasil ga keluar karna benda ini, saya bakal bikin kamu lebih enak nanti.” Ucap Jaehyun yang tengah duduk di kursi kamar Taeyong, memperhatikan lelaki cantik itu.
Kepala Taeyong mendongak, mencoba membuka ruang dengan ujung dildo yang ia pakai agar masuk sepenuhnya ke dalam lubangnya.
“Ha—akh!” Rintih Taeyong ketika berhasil membuat sex toys itu masuk sepenuhnya.


Digerakan dildo itu keluar masuk lubangnya, menimbulkan gesekan pada dinding rektum milik Taeyong. Sebenarnya memuaskan dirinya dengan alat seperti ini bukan yang pertama bagi Taeyong. Kadang jika dirinya tengah merasa bosan atau stress, ia akan memuaskan dirinya dengan sex toys yang ia punya.
Dengan dildo sedang seperti ini Taeyong sudah biasa, dirinya tak akan keluar hanya dengan gerakan mainan buatan ini.
Dibelakangnya—Jaehyun yang juga tengah memuaskan dirinya terus menatap Taeyong, sebelum lelaki cantik itu memasukan mainannya, Jaehyun sudah menurunkan celananya—mengeluarkan penis miliknya yang telah mengacung tegak.
Diurutnya penis besar miliknya yang telah mengeluarkan cairan precum, mengocok pelan sesuai dengan ritme gerakan tangan Taeyong yang mengeluar masukan mainan itu di lubangnya.
“Shh..” Jaehyun mendesis lirih, pikirannya penuh dengan Taeyong. Di bayangannya dildo di lubang Taeyong adalah penisnya yang tengah menumbuk liang itu, membuat hasrat Jaehyun naik.
Merasa terlalu awal untuk dirinya keluar, Jaehyun bangun dari duduknya lalu kakinya melangkah ke arah kotak paket milik Taeyong; mengeluarkan stoking serta vibrator dari dalam sana.
Taeyong yang masih menggerakan dildo keluar masuk di analnya itu terkejut ketika Jaehyun mengambil mainan itu lalu di lempar kesembarang arah.
Diangkatnya tubuh Taeyong ke atas kasur lalu di baringkan di tempat empuk itu. Dirinya mengangkat kaki Taeyong untuk secara perlahan ia pakaikan stoking hingga bahan itu langsung melingkupi kaki jenjang Taeyong.
“Spread your legs” Perintah Jaehyun bersamaan dengan tamparan yang di dapatkan Taeyong pada pahanya.
Taeyong buka pahanya lalu kakinya ia lebarkan, memudahkan Jaehyun melihat lubangnya yang berkedut, seakan mengundang Jaehyun untuk menghancurkannya.
Satu tangannya Jaehyun ulurkan menyentuh lubang mengkerut itu dengan ibu jarinya, secara perlahan memasukan kepala ibu jarinya lalu di tarik ke samping. Jaehyun masukan vibrator yang telah bergetar itu di dalam lubang anal Taeyong.
“Oh.. nghh, a-ahh..”
Taeyong mendesah ketika merasa Jaehyun semakin menekan vibrator kedalam lubangnya, membuat getaran benda itu mengantarkan kejutan pada lubangnya.
Ujung bibir Jaehyun terangkat membentuk seringai, “You like it, hm?”
Jaehyun membawa tubuhnya merangkak diatas Taeyong, tubuhnya ia bungkukan, mengecup puting Taeyong yang telah menegang, membawa lidahnya terjulur; memanjakan secara bergantian puting milik lelaki cantik itu.
Tubuh Taeyong menggelinjang seiring bergetarnya vibrator pada lubangnya. Saat dirinya ingin menutup pahanya agar tertutup satu tangan Jaehyun menahannya. Jaehyun mendongak dengan bibirnya yang membentuk seringai, “shuutt.. i know you like it.”
Kembali Jaehyun tundukan kepalanya; mencumbu leher Taeyong, membuat tanda di setiap jengkal kulit jenjang itu.

Taeyong mendongakan kepalanya, memperlihatkan lehernya kepada Jaehyun agar lelaki itu mudah bermain dengan lehernya.
“Ah.. nghh, u-udah.”
Desahan Taeyong mengalun di telinga Jaehyun, membuat lelaki itu berbisik di atas tulang selangka Taeyong sambil memberikan kecupan seringan kapas. “Hm? i dont hear it. if you want it, beg for it.”
“S-stop, pleasehhh..”
Jaehyun terkekeh kemudian menganggukan kepalanya, “Okay.”
“OH! A-ANGH! Hahh..” Jerit Taeyong ketika tanpa aba – aba Jaehyun menekan vibrator di lubangnya semakin dalam, membuat Taeyong melengkungkan tubuhnya bersamaan ia yang mencapai klimaksnya. Kakinya bergetar, spermanya keluar mengotori dada serta perutnya.
Jaehyun tersentak, alisnya terangkat satu, “Didnt i warn you?”
Taeyong memutar bola matanya, dadanya masih naik turun mengambil nafas. Tidakah Jaehyun berfikir dia tidak mungkin keluar jika bukan karna ulah lelaki itu sendiri?
Jaehyun mendengus, tubuh Taeyong langsung di balik cepat, membuat posisi lelaki cantik itu tengkurap.
“Jaehyun! Ap—akh!”
Ucapan Taeyong tertahan oleh jeritannya mana kala Jaehyun langsung menampar kedua pipi pantatnya. Kepalanya Taeyong tenggelamkan di bantal; meredam suaranya.
“Dont cum until i tell you to.”
Jaehyun mengambil cambuk kecil dan ekor kucing di dalam paket milik Taeyong, lalu mulai memukul pantat Taeyong dengan cambukan itu serta memasukan ujung ekor kucing kedalam anal Taeyong.
“Hnghh.. ah! Shh..”
Setelahnya Jaehyun memandang maha karya yang di sebabkan olehnya, bukankah Taeyong sungguh sangat sexy dengan segala hal yang dipakai di tubuhnya?

Kedua pipi pantat Taeyong Jaehyun sentuh lalu diremasnya kencang hingga menambah bercak merah baru di bongkahan kenyal itu.
Kembali—Jaehyun menunduk, mengecup telinga Taeyong lalu digigit kecil daun telinga itu, menjulurkan lidahnya untuk menelusuri bentuk benda yang tengah dilumatnya.
Satu tangannya Jaehyun ulurkan melingkari leher Taeyong, lalu telapak tangannya memegang dagu Taeyong agar menoleh ke samping yang langsung di sambut ciuman panas dari Jaehyun di bibirnya. Sedang jari telunjuk sebelah tangannya menelusuri mulai dari pinggang terus naik hingga berhenti pada puting Taeyong. Di jepitnya benda bulat itu dengan kedua jarinya sebelum ditarik sambil dipelintir pelan.
Tubuh Taeyong tersentak, bibirnya menggumamkan desahan di sela ciumannya dengan Jaehyun. Bibir Jaehyun tak membiarkan sedikit celah terabaikan, ditekannya bibirnya dengan bibir Taeyong; memperdalam ciuman keduanya.
Kedua tangan Taeyong meremat seprai, menahan diri agar tidak kembali klimaks hanya dengan sentuhan Jaehyun pada bagian sensitif nya.
“Mphhh.. nghh.”
Merasa membutuhkan oksigen, Taeyong arahkan satu tangannya meremas surai Jaehyun. Jaehyun yang mengerti langsung melepaskan ciuman keduanya.
“Hahh..hhh..” Taeyong mengambil nafas dengan rakus, Jaehyun gila pikirnya. Apa lelaki itu mau ia mati? Menyebalkan.
Jaehyun menegakan tubuhnya, dibukanya baju yang melekat lalu dilempar kesembarang arah. Menampilkan tubuh proposionalnya dengan eightpack yang melengkapi di bagian perutnya.
Rambut yang menutupi matanya Jaehyun sibak, sebelah tangannya mulai mengocok kejantanannya agar tegang sepenuhnya.
Melihat pemandangan di depannya membuat Taeyong menggigit bibir bawahnya, pikirannya penuh dengan hal kotor. Bagaimana bisa seseorang tampak sangat sexy ketika sedang mengocok kejantanannya sendiri? Belum lagi tubuh Jaehyun yang sangat bagus; dada bidang serta kotak – kotak pada perutnya.
Tanpa sadar Taeyong menjilat bibir bawahnya lalu digigit, pahanya bergerak; saling bergesekan.
Jaehyun melihat itu, bagaimana tatapan nafsu Taeyong padanya. Jaehyun terkekeh pelan, kembali menyugar rambutnya kebelakang, “You’re so needy.”
“Just fuck me.”
Kedua ujung bibirnya Jaehyun tarik membentuk senyum menggoda, “I didnt know you were so sensitif” kedua tangannya meraba pipi pantat Taeyong lalu melebarkan bongkahan kenyal itu berlawanan arah.
“Nghh.. stop teasing me so much.”
Jaehyun yang tengah menggesekan kepala penisnya di lubang Taeyong berhenti, kepalanya menggangguk mengiyakan ucapan Taeyong, “Your wish is my command.”
Pinggul Taeyong diangkat keatas membuat Taeyong menungging, lalu kepala penisnya kembali Jaehyun arahkan di depan lubang Taeyong, secara perlahan memasukan batang tegang miliknya kedalam liang hangat Taeyong.
“Haanghh.. eumhh.” Desahan lirih Taeyong mengalun ditelinga Jaehyun, matanya Jaehyun arahkan—menatap lekat bagaimana penis miliknya dilahap habis oleh lubang Taeyong.
Kedua alis Jaehyun bertautan, pinggulnya mulai bergerak membawa penisnya keluar masuk menumbuk jauh di dalam sana. Jaehyun dongakan kepalanya, matanya terpejam mencoba merasakan jepitan serta remasan rektum Taeyong pada batang kemaluannya.
“Ah..ah.. hahh, J-Jaehyun!”
Jaehyun mempercepat gerakannya, penisnya ia tekan lebih dalam mencoba mencari titik manis milik Taeyong.
“Akh! Hahh.. eung!” Jerit Taeyong melengkungkan tubuhnya, sesuatu di dalam sana tersentuh oleh penis Jaehyun. Taeyong menggelengkan kepalanya, mulutnya terbuka mengeluarkan liur serta desahan secara terus menerus.
Jaehyun terkekeh, “I got you.” Ia pusatkan gerakannya agar terus menyentuh titik manis Taeyong.
Tubuh Taeyong terus terhentak maju mundur berulang kali sebab hentakan cepat Jaehyun pada lubangnya. Pikiran Taeyong mulai kosong, ia tidak bisa berfikir, yang bisa dilakukannya hanya mendesah dan meneriakan nama Jaehyun berulang kali.
‘Ini gila’ Batin Taeyong.
Taeyong menolehkan kepalanya kesamping, “J-jaehyun..” lirihnya.
Jaehyun hanya berdehem membalas ucapan Taeyong, dirinya masih fokus pada hentakannya.
“Nghh.. please, harder.”
Anggukan Jaehyun berikan pada Taeyong, kedua tangannya memegang pinggul Taeyong lalu menggerakan pinggang ramping sang empu berlawanan arah dengan hentakannya, pun tumbukannya yang semakin cepat.

“God, yes, yes.. deeper angh..”
Jaehyun menggeram, “Fuck! Feels good hhh..” satu tangannya di ulurkan mencengram tengkuk Taeyong. Urat di leher serta kepalanya mulai muncul, penisnya juga mulai membesar di lubang Taeyong. Dirinya akan keluar.
“Tae—“
“J-jaehyun! i want to nghh.. cum.”
Jaehyun menyeringai, tubuhnya membungkuk, memberikan jilatan serta kecupan di pundak dan punggung Taeyong.
“Cum for me.”
Jaehyun lepaskan cengraman tangannya di tengkuk Taeyong—berpindah ke arah penis mungil lelaki cantik itu. Jaehyun remas pelan dan ia kocok cepat.
“Ah! Ah! Angh.. J-Jaehyun!” Jerit Taeyong saat klimas menghampirinya. Kepalanya terlempar kebelakang dengan tubuhnya yang melengkung, matanya bergulir hingga menyisakan putih.
Bersamaan dengan Taeyong—Jaehyun pun ikut keluar, cairannya mengisi perut Taeyong membuat lelaki cantik itu merasa hangat dan penuh. Sedang cairan milik Taeyong mengotori kasur miliknya sendiri.
Taeyong ambruk pada kasur di bawahnya, membuat Jaehyun terkekeh pelan. Dikeluarkan penis miliknya hingga cairannya keluar; mengalir ke selangkangan Taeyong.
Jaehyun tekan pinggiran lubang Taeyong hingga cairan miliknya keluar mengotori tangannya.
“You’re so wet”

Ketika Jaehyun menegakan tubuhnya untuk kembali mengambil peralatan sex toys—Taeyong membalik tubuhnya dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Jaehyun, mulutnya kembali ia tubrukan dengan milik Jaehyun.
Jaehyun terkejut, tubuhnya jatuh terduduk. Secara perlahan dirinya mendekap Taeyong. Diusapnya punggung mulus di dekapannya, mulutnya ikut serta membalas lumatan Taeyong pada bibirnya.
Kelopak mata bulat itu terbuka, menampilkan irisnya yang telah berkaca – kaca, bibirnya masih bergerak membalas ciuman Jaehyun. Di sela kegiatan pergulatan bibir itu Taeyong menggumam, “Eumpp.., Jaehyun, dont stop.”
Mendengar ucapan Taeyong—Jaehyun ikut membuka matanya, kedua iris itu saling tenggelam, memandang dalam. Jaehyun mengarahkan satu tangannya menekan tengkuk Taeyong; memperdalam ciuman keduanya. Gerakan bibir Jaehyun semakin intens, lidahnya tak lelah bermain dengan milik Taeyong di dalam rongga hangat lelaki cantik itu. Mereka menikmati ciuman dengan mata yang terbuka, saling membalas tatapan dengan mata sayu masing – masing.
Jaehyun tangkupkan kedua tangannya di bongkahan kenyal Taeyong, lalu mengangkat tubuh ramping di gendongannya yang membuat secara otomatis kedua kaki Taeyong ikut melingkar di pinggangnya.
Jaehyun bawa langkahnya menuju kotak paket Taeyong; mengambil bondage pinggang serta handscuff setelah menurunkan Taeyong dari gendongannya lalu memakaikan benda itu pada Taeyong.
Jaehyun berdiri di belakang Taeyong, meremas pipi pantat Taeyong yang tampak berisi, “Thats so fucking hot.”

Jaehyun rapatkan tubuhnya hingga dadanya menyentuh punggung Taeyong, lalu wajahnya ia tenggelamkan di tengkuk Taeyong; menghirup scent dari sana. Jaehyun julurkan lidahnya menelusuri baju taeyong—secara perlahan mulai naik hingga sampai pada pipi, kemudian memberikan kecupan lembut di area itu.
Taeyong menggigit bibir bawahnya, jantungnya berdegup kencang seiring sentuhan Jaehyun dan kecupan lelaki itu yang di berikan padanya.
Kedua tangan Jaehyun menyentuh bahu Taeyong, lalu turun mengusap ke area dada, perut dan berhenti pada kedua paha Taeyong. Dalam sekali gerakan—Jaehyun angkat tubuh Taeyong, membawanya ke depan cermin.
Dagunya Jaehyun tumpukan pada pundak mulus Taeyong, mata tajamnya menatap lekat pemandangan erotis di depannya.
Jaehyun menyeringai, “Your so beautiful all spread out like this, just for me.” celetuknya bersamaan penisnya yang perlahan kembali masuk kedalam anal Taeyong.
Wajah Taeyong memerah. Di depannya, sebuah kaca yang menampilkan bagaimana lubangnya diisi oleh penis Jaehyun. Wajahnya yang menunjukan bahwa dirinya sangat menikmati.
Kedua tangan Taeyong yang terikat borgol terdapat celah, membuat kepala Jaehyun masuk diantara tangan Taeyong, sehingga di cermin tampak Taeyong yang sedang membuka lebar kedua kakinya serta tangannya yang memeluk Jaehyun di belakangnya.
“Hahh.. Jae, ah..”
Kedua tangan Jaehyun yang memegang paha Taeyong bergerak menaik turunkan tubuh ramping itu sehingga terlonjak – lonjak di gendongannya.
Posisi ini membuat penis Jaehyun semakin masuk membelah mencoba membuka celah ruang agar masuk lebih dalam, “AH! HA—ANGHH” Jerit Taeyong ketika penis Jaehyun masuk jauh lebih dalam hingga di cermin Taeyong bisa melihat sesuatu menyembul di perutnya.
“Akh! Jae, Ahhh.. so deeper.”
Mulut Jaehyun sibuk membuat tanda di setiap jengkal pundak Taeyong, tubuhnya sudah di basahi dengan keringat, nafasnya mulai terasa berat bila mana urat penisnya bergesekan seiring jepitan kuat rektum Taeyong di dalam lubang lelaki cantik itu.
Jaehyun menggeram, “Grr.. damn! Good as hell.” Matanya fokus menatap dirinya dan Taeyong di depan cermin. Taeyong sangat basah, cairannya bahkan mengalir menetes hingga lantai.
“J-jaehyun, cum.. cum.”
Jaehyun mempercepat tempo hentakannya, menumbuk lubang Taeyong dengan jangka satu detik setiap tumbukan, membuat nafas Taeyong tercekat.
Alisnya Jaehyun bawa bertubrukan, dahinya mengernyit merasa klimaksnya yang sudah di ujung. Nafas berat Jaehyun berhembus di telinga Taeyong, dengan pelan Jaehyun berbisik, “Just cum.” Lalu menggigit tengkuk Taeyong bersamaan dengan tumbukan terakhirnya.
“Ah! Hnghh.. akhh”
Jari kaki Taeyong menekuk, cairannya keluar deras mengotori cermin di depannya. Sedang Jaehyun menggeram Jantan masih dengan menggigit tengkuk Taeyong. Cengraman pada paha Taeyong menguat membuat lelaki cantik itu meringis di tengah nafasnya yang terputus – putus.
Tubuh Taeyong lemas, beruntungnya rantai yang terhubung pada handscuff nya melingkar di leher Jaehyun, menahan lelaki cantik itu agar tak terjatuh ke depan.
Jaehyun angkat sedikit tubuh Taeyong membiarkan penisnya keluar, secara cepat cairan panas Jaehyun mengalir keluar dari lubang Taeyong.
Dengan pelan kepalanya Jaehyun keluarkan dari lingkaran tangan Taeyong, ia baringkan Taeyong di kasurnya. Jaehyun lepaskan sex toys yang melekat pada Taeyong yang langsung meninggalkan bekas memerah.
Taeyong yang masih lemas hanya membiarkan Jaehyun melakukan apapun padanya.
Bekas merah di tubuh Taeyong Jaehyun kecup lembut; memberikan kecupan basah seringan kapas. Diambilnya tisu basah yang ada di atas nakas Taeyong lalu mulai membersihkan tubuh Taeyong juga dirinya.
Jaehyun yang mengira Taeyong sudah tertidur hanya tersenyum kecil, matanya melirik ke arah jendela yang sudah menampilkan cahaya jingga. Ah.. hari sudah sore. Jaehyun terkekeh, pekerjaannya terlantar karna kegiatannya dengan Taeyong, namun ia tak menyesal. Mungkin Jaehyun akan mengantar kembali paket esok hari.
Kembali Jaehyun membersihkan kekacauan yang keduanya lakukan sebelum kembali memakai pakaiannya. Setelah selesai, kakinya berjalan ke arah Taeyong yang terbaring di atas kasur. Dengkuran pelan terdengar, membuat Jaehyun membenarkan letak tidur Taeyong lalu mulai menyelimutinya.
Dengan tangannya Jaehyun menyingkap poni yang menutupi dahi Taeyong, tubuhnya membungkuk, bibirnya memberikan kecupan disana, setelahnya berbisik pelan, “Sleep well, pretty boy.”
Merasa sudah tidak memiliki keperluan—Jaehyun, mulai melangkah keluar dari apartment Taeyong, meninggalkan lelaki cantik itu yang tengah tertidur dengan nyenyaknya.