Aku bukan rumah, sayang. Luasku cuma 5x3. Cukup buat taruh perkakas musikmu dan abaikan keropos di tembokku.

Air suka menetes di sini. Terakhir kepala merah yang betulkan. Rusak lagi tanpa alasan. Kamu akan sulit bebersih diri. Ini desas-desus tentangku kalau kamu mau dengar lagi. Aku kotor, sayang. Jamur tumbuh dari sudutku. Percuma kalau alasanmu menetap ingin suam-suam kuku. Cuma ruang yang bisa ku berikan. Sedikit hangat juga kalau kamu minta.

Hitam pekat di lantai? Itu bekas kepala biru. Katanya ia marah karena tingkahku. Kamu bisa luapkan amarahmu juga ke telapakku. Tidak ada biaya ekstra. Aku terbiasa dianggap samsak.

Kamu bisa bayar perbulan atau perhari. Enggan bayar bukan masalah. Kamu bisa lari dan tak usah tengok belakang lagi.

Karena aku bukan rumah, sayang. Aku cuma tempat orang-orang menyewa aman. Tempat amarah ditumpahkan. Aku tidak pernah jadi pilihan.


“I'll extend the stay.”

“Until when?”

“Until you let me in.

Until you let me call you home.”