Sebut aku manusia paling pelupa karena masih mengasihimu hari ini. Padahal kemarin kamu beri pisau. Kemarin lagi kamu beri ranjau. Kemarin lagi kamu beri paku berduri sekitar rumah agar aku risau.

Tapi kamu bisa sebut aku manusia paling pelupa dan keras kepala dan bodoh bukan kepalang karena masih tabah dan gagah berdiri meski kawat rumahmu terus menyayat ragaku dan jika akhirnya hampa dan kosong di ujung jalan setidaknya kamu pernah rasakan hangat dan kasih yang meluap sekali seumur hidup dari ku.

Tapi toh besok aku lupa lagi. Jadi besok ku kasihi kamu lagi.