1.15. KONDANGAN – AFTERGLOW
Tidak ada pesta meriah, hanya acara keluarga yang dihadiri teman-teman terdekat mereka berdua. Diadakan di halaman belakang rumah Yakaa, makan malam kali ini berlangsung sukses dan hangat.
Tadi siang, setelah melangsungkan upacara pernikahan dan mendaftarkan pernikahan mereka di Kantor Catatan Sipil, keduanya resmi menyandang status sebagai pasangan suami. Yang paling bahagia di antara semuanya tentu saja Javi. Senyum tak pernah luntur dari wajahnya setelah ia diberitahu bahwa Raksa resmi menjadi ayahnya.
Kembali ke acara makan malam ini, Raksa sedang duduk di pendopo pinggir kolam yang menghadap ke meja makan panjang. Ia duduk bersama Mew.
”Buwana sekarang milik kamu,” ujar Mew. Raksa menoleh sebentar ke arah Mew yang memusatkan pandangannya pada Buwana yang tengah duduk di ujung meja. Menikmati makanannya sembari menyuapi Javier.
”Saya titip anak Saya ke kamu, ya?” lanjut Mew. ”Tolong bahagiakan dia. Kalau kamu nggak sanggup lagi untuk lakuin tugas itu, tolong kembalikan ke Saya.”
Mew berhenti sebentar, berpikir, ”tapi Saya yakin kamu bisa. You always give him happiness, right? You try so hard, even harder than me,” lanjut Mew. ”Kamu yang berhasil bikin dia berani untuk menikah, padahal sebelum ketemu kamu, dia benar-benar nggak mau menikah.”
Raksa tersenyum simpul, ”tapi Saya juga pernah bikin dia nangis, Om,” jawab Raksa. ”Makasih Om sudah jagain Mas Buwana pas masa-masa itu terjadi,” ujar Raksa.
”Makasih Om juga sudah percaya ke Saya.” Mew menepuk pundak Raksa dua kali, tersenyum, lalu pergi ketika melihat mantan istrinya datang menghampiri Raksa. Kini, posisi Mew digantikan Davika. Jujur, Raksa masih kikuk dan takut berada berdekatan dengan Davika seperti ini.
”He can't sleep without his blanket,” kata Davika. Matanya memandang Buwana, persis seperti yang dilakukan Mew tadi.
”Dia suka dielus punggungnya kalau tidur. Dia paling nggak bisa liat ruangannya berantakan. Dia suka kucing, tapi dia alergi bulunya.”
”Pas kecil, dia pernah nangis kejer karena teman sebangkunya pindah,” Davika terus menceritakan hal-hal random tentang Buwana semasa kecil.
”He is my little boy, Raksa. Now he is your husband. Please take care of him. I can't make him happy, so I hope you can do that,” tukas Davika lalu pergi.
”Pasti, Tante. Pasti Saya akan bikin Mas Buwana bahagia.” Davika menoleh ke belakang dan tersenyum.
***
Makanan penutup sudah habis dihidangkan. Vio sebagai MC ala-ala lalu mempersilahkan Raksa menyampaikan sepatah-dua patah kata.
Raksa berdiri di podium kecil yang sebenarnya digunakan untuk siapapun yang ingin menyumbangkan lagu nantinya. ”Saya nggak pernah nyangka hari ini datang juga,” ujarnya. Matanya terus menatap mata Buwana yang duduk di hadapannya.
”Saya pertama kali ketemu Mas Wana waktu Saya jadi anak magang di perusahaannya. Waktu itu, bahkan Saya nggak berani deketin Mas Wana. Tapi, thanks to my little boy, Javi, Saya bisa deketin dia, meskipun tetep Mas Wana yang nembak Saya karena Saya nggak berani nembak.”
”Dari awal hubungan, kami udah punya banyak cobaan. Sampai rasanya segala cobaan udah kami cobain demi sampai di sini. Tapi nggak papa, those things make our relationship strong and our love biggier,” ujarnya lagi.
”Mas Buwana, _I can't promise you will be happy every day, but I will try so hard to make it happen. I will always try to be the first and the last person you see every morning and night. I will always try to be the ears for all of your stories. I will always try to be as strong as rock and soft at the same time so you can lean on me. I will always try to be patient with your mood swings. I will always accompany you to eat rujak in the middle of the night. I will always help you to cover your eyes when we watch horror movies.I will always love you, Mas.”
”I love you too,” sahut Buwana.
Raksa turun dari podium dan memeluk Buwana serta mengecup bibir sang suami.
”Tadi udah kita dengerin perkataan-perkataan manis Aa Raksa. Sekarang yuk kita dengarkan ucapan-ucapan manis Kak Buwana. Karena Kak Buwana lagi hamil, duduk aja ya di sini. Ini mic-nya, Kak,” ujar Vio dengan cerianya.
Buwana menyambut mic tersebut sementara satu tangannya tak melepaskan pelukannya di pinggang Raksa. ”_I don't have many words to say. I just want to thank him for his patience, courage, and all the things he has done for me, for Javi, and for our relationship. This event won't happen if he gave up on me. He is the bravest person. The most patient person I've ever known. Let's walk on flowers road now, hubby,” ujar Buwana yang membuat Raksa salah tingkah dan menjadi sorakan teman-temannya.
”I want to talk too,” teriak Javi dan merebut mic dari tangan Buwana.
”Today I'm so haaaaaaaaaaaaapy. Thank you all for coming to this ceremony to celebrate Papa Raksa becomes my Papa officially,” ujarnya penuh semangat dan tertawa. Javi lalu meminta Raksa menggendonya. Di gendongan Raksa ia mencium pipi sang Papa dan terkekeh dengan diiringi senyuman lebar.
”I love you, Papa.”
”_I love you more, baby.”
Fin.