Nenek
Tana-ku💙 “VVIP A kamar no 4”
Tadi pagi saat mendapat pesan tersebut dari kekasihnya New langsung berencana mengunjungi nenek dari Tay setelah kelasnya selesai, dan kini New sudah berada di lobby rumah sakit tersebut sebari membawa parsel berisi buah-buahan sebagai buah tangan saat menjenguk nenek kekasihnya tersebut.
Sebelumnya Tay sudah menawarkan diri untuk menjemput New, akan tetapi New memilih untuk naik go-car saja, karena ia tak mau kekasihnya malah berputar-putar hanya untuk menjemput dirinya.
Ia pun masuk ke lift untuk naik ke lantai lima dimana ruangan nenek Tay di rawat. Saat berada di lantai tersebut New memberikan senyuman ramah kepada perawat yang berjaga, ia pun berjalan menyusuri lorong untuk ruangan VVIP tersebut. “Kamar satu, dua, tiga.. Nah empat.” Ia pun berhenti tepat di depan ruangan bernomor empat, pintunya sedikit terbuka sehingga New bisa mendengar beberapa suara yang berasal dari kamar tersebut, ia pun berniat mengetuk terlebih dahulu, akan tetapi niatnya tersebut ia urungkan saat mendengar suara yang sepertinya ia kenal.
“Nah udah saya ganti ya Nek untuk selang infusnya, Nenek butuh apa lagi?”
“Gak usah Namtan, makasih ya.. Aduh kamu udah cantik, pinter, cekatan.. Benar-benar calon mantu idaman buat setiap keluarga.” Suara Nenek Tay.
“Hehe, makasih Nek. Ini kan emang tugas saya.” Jawab wanita yang di berikan pujian oleh Nenek Tay.
“Kamu nanti pulang jam berapa? Biar di antar sama Mas Tawan deh, sebagai ucapan terimakasih kamu udah ngurusin Nenek dengan baik.” Suara yang paling New kenal, Bunda Tay.
“Ih gak usah tante, kan aku bilang ini emang tugas aku. Jangan repot-repot.” Tolak Namtan.
“Apa ada yang marah kalau di antar Tawan?” Suara Nenek Tay kembali terdengar.
“Hahaha, gak ada kok Nek. Cuman kosan aku deket banget kok dari RS terus aku biasa pulang sama temenku yang satu shift jadi gausah repot-repot. Lagian takutnya malah ada yang marah ke Teta kalau dia anterin aku.” Jawab Namtan sedikit canggung.
“Gak, gak ada yang marah kok. Ya kan Mas?” Nenek Tay bertanya.
Saat mendengar pertanyaan dari Nenek Tay, jujur hati New ikut menantikan jawaban yang akan keluar dari mulut kekasihnya, apakah ia akan mengakui dirinya di hadapan Namtan dan juga Neneknya? Tapi waktu berlalu New masih tak mendengar juga jawaban dari Tay, ia malah hanya mendengar ucapan pamit dari Namtan karena sepertinya Namtan merasa canggung di dalam.
“Kalau sudah gak ada yang di bantu, Namtan pamit ya Nek, Tante kalau ada yang di perluin tinggal di pencet bel samping kasur saja ya. Mari..”
Seusai mendengar ucapan pamit Namtan, entah mengapa New memilih untuk memutar tubuhnya lalu berjalan menuju toilet yang berada di ujung lantai tersebut.
Sesampainya di toilet ia menatap dirinya di depan kaca, menarik nafasnya dengan kasar. Hatinya sedikit berdenyit ketika mengetahui fakta bahwa Tay kembali tak mau repot-repot membahas dirinya yang notabene akan tak suka bila Tay mengantarkan orang lain tanpa persetujuan dari dirinya. Apakah sesulit itu mengakui bahwa dirinya telah memiliki kekasih?
“Apasih yang lo harepin dari laki lo sih New.” Dirinya bermonolog sebari menatap bayangan nya di cermin. Ia sempat ragu apakah ia harus tetap datang mengunjungi Nenek kekasihnya atau tidak, saat dirinya bimbang tiba-tiba ponsel pintarnya berdering. New mengambil ponsel tersebut dan menatap layarnya sejenak.
Tana-ku💙 is calling
Ia sempat ragu sejenak dan akhirnya ia memilih untuk menggeser ponselnya ke kanan untuk mengangkat panggilan tersebut.
”Haloo, Pom?”
”y-yaa..”
”Kamu dimana? Belum sampai?”
”E-eu bentar, bentar lagi sampe, tadi aku mampir di toilet lobby.”
”Saya jemput di lobby?”
”Gak, gak usah. Aku naik sendiri aja, sebentar kok. Tana tunggu di ruangan aja.”
”Yaudah,hati-hati Poom.”
”Iya Tana.” Kemudian New terlebih dahulu memutus panggilan tersebut, ia sempat menarik nafas panjangnya lagi, lalu kembali bermonolog “Udah yuk, gak usah banyak drama yaaaah..” Lalu ia keluar dari toliet tersebut dan berjalan kembali menuju ruangan dimana Nenek Tay di rawat.
tok tok New mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tak berselang lama pintu tersebut terdorong kesamping dan menampilkan sosok kekasihnya “gak nyasar?” New menggeleng “gak.” Tay pun langsung mempersilahkan New masuk keruangan tersebut.
Diruangan tersebut New bisa melihat Bunda Tay sedang terduduk di sofa, lalu di sebrangnya terdapat sesosok wanita yang sudah berumur sedang merebahkan tubunya dan tangan nya di pasangi selang infusan, yang New yakini itu adalah Nenek dari kekasihnya.
“Sore, tante.. Nenek..” New menyapa begitu memasuki ruangan tersebut.
Bunda Tay bangun dari duduknya menghampiri diri New “eh nak New..”
New hanya tersenyum lalu memberikan parsel buah yang telah ia beli sebelum ia sampai kesini “buat Nenek hehehe.”
“Waduh repot-repot sekali nak..” Ucap Bunda Tay mengambil parsel tersebut. “Makasih ya New.” New mengangguk sebari tersenyum.
“Aduh makasih yaaa, sampai bawain beginian segala.” Nenek Tay ikut tersenyum, lalu menatap Tay meminta penjelasan siapakah lelaki manis yang datang tersebut.
New yang paham dengan tatapan dari mata Nenek Tay kemudian mengambil inisiatif untuk memperkenalkan dirinya “haloo Nek, saya New.” Ucapnya sebari mengulurkan tangannya.
Uluran tangan tersebut di sambut hangat oleh Nenek Tay “owalaaaah, haloo. Kirain Tawan temenan nya cuman sama Jumpol, Arm dan Alice doang ternyata ada yang lain.”
New hanya membalas dengan senyuman “Nenek udah baikan?” Nenek Tay mengangguk “udah, biasa penyakit udah tua namanya juga.” Kemudian terkekeh, setelah itu obrolan antara Nenek dan New mengalir begitu saja. Nenek mulai menanyakan kendaraan apa yang New gunakan untuk sampai di rumah sakit, dan obrolan-obrolan kecil lain nya. Hal tersebut sampai membuat New lupa bahwa beberapa menit yang lalu hatinya gusar dan sedikit berdenyit mengenai fakta Tay tak berusaha memberi tahu status keduanya di depan Nenek dan juga Namtan.
Tak terasa waktu berlalu begitu saja, sampai mereka tak sadar saat Namtan mengetuk dan masuk keruangan tersebut.
“Eh nak Namtan.” Nenek yang pertama kali melihat karena posisi Nenek yang bisa langsung melihat pintu masuk.
Namtan tersenyum “maaf menganggu waktunya, saya cuman mau info shift saya hari ini selesai. Nanti kalau ada yang perlu dibantu di tangani oleh teman saya ya Nek yang berjaga.”
“Ohiya, terimakasih ya cantik. Pulangnya gak mau di antar Tawan saja?” Nenek kembali meyakinkan Namtan.
Namtan menggeleng “terimakasih Nek, tapi saya bareng temen saya kok. Saya pamit ya Nek, Tante, Teta eh New juga.” Kemudian Namtan benar-benar keluar dari ruangan tersebut.
“New kenal Namtan juga?” Tanya Nenek kepada New, New tersenyum canggung “cuman pernah ketemu sekali Nek.”
Nenek mengangguk “oh, Namtan itu anaknya baik sekali. Nenek berharap sekali kalau nanti calon istri Tay bisa secantik dan sepintar Namtan, dia anaknya mandiri juga loh New.”
New mengigit bibirnya keras dan tangan nya meremas celana yang ia pakai setelah mendengar harapan dari Nenek Tay, ia pun berusaha menanggapi ucapan Nenek Tay senormal mungkin.
Tay yang semakin merasa tak enak dengan kepada New akhirnya buka suara “Nek, udahlah jangan bahas-bahas Namtan terus.”
“Loh kenapa? Namtan cantik kan ya New?”
New mengangkat wajahnya lalu tersenyum “cantik kok Nek.” New lalu melihat jam yang melingkar di tangan kanan nya “New pamit ya Nek? Udah jam tujuh juga, takutnya Nenek mau istirahat.”
“Yah, padahal Nenek seneng ngobrol sama nak New. Nanti kalau Nenek udah sehat, nak New harus main kerumah Nenek ya?” Tangan Nenek membelai punggung tangan New, New mengangguk lalu tersenyum.
“Tawan juga izin ya Nek, besok Tawan ada kuis di kelas pagi.” Tay ikut pamit.
“Oh yasudah, kan kemarin kamu nginap disini. Lebih baik malem ini kamu istirahat di rumah Mas.” Nenek menyetujui permintaan Tay.
Tay bangkit dari duduknya lalu mengemas tas yang ia bawa kemarin. “Hati-hati Mas bawa mobilnya, New di antar kan?” Tanya Bunda, Tay hanya bisa mengangguk.
“Nenek cepet sehat lagi yaaa, Bunda juga jaga kesehatan. New pamit pulang yaa..” New kemudian menyalami Nenek dan juga Bunda, lalu berjalan keluar ruangan di ikuti oleh Tay.
Keduanya pun berjalan dalam diam menuju parkiran.
Sesampainya di parkiran, keduanya langsung masuk ke mobil milik Tay. Sesungguhnya Tay masih tak enak hati kepada New mengenai ucapan Neneknya mengenai dirinya dan juga Namtan akan tetapi Tay sedikit bingung harus memulai dari mana.
“Poom..” Tay memulai pembicaraan sebari mulai memanaskan mobilnya.
New menoleh “hmm?”
“Maaf tentang ucapan Nenek, maaf juga saya belum sempat memberi tahu Nenek tentang kita..” Tay menarik nafasnya panjang. “Setelah Nenek sehat, saya akan beritahu Nenek tentang kita. Oke?”
New menatap mata Tay kemudian tangan New mengusap punggung tangan Tay yang berada di atas paha nya “Tana, malem ini aku tidur di tempat Tana yaa?”
@pandaloura