Setelah membersihkan diri nya, kemudian menyantap nasi goreng yang telah di pesankan oleh kekasihnya dan juga setelah menggosok giginya kini Tay sudah merebahkan tubuh lelahnya di kasur berukuran queen size milik kekasihnya.
“Tana capek banget ya?” tanya New yang kini bergabung naik ke kasur tersebut.
Tay menggeleng “Gak, sini kamu. Saya pengen peluk.”
New pun kemudian beringsut mendaratkan tubuhnya tepat disamping kekasih nya lalu mulai masuk kedalam pelukan sang kekasih.
“Tana kangen aku ya?”
“Kamu kali yang kangen saya?” goda Tay.
New kemudian mencubit perut rata sang kekasih “Ditanya malah balik nanya.”
“Aw” Tay meringis. “Sakit Poom.”
“Abisnya Tana nyebelin.”
Tay mengeratkan pelukan nya “Iya saya kangen banget sama kamu, saya kangen meluk kamu.” “Pokoknya malem ini saya mau tidurnya sambil peluk kamu, gak akan saya lepasin.
New mendongakkan kepalanya “Ini Tana pacar aku bukan sih? Apa Tana kesurupan? Kok tiba-tiba jadi cringe gini sih?”
Tay pun melepaskan pelukan nya “Yauda kalo kamu gak suka.”
“Iiiiiihhhhh, becandaaaaaaa.” “Peluk lagiiiiiiiii” ucap New manja.
Tay kembali mendekap tubuh kekasihnya tersebut.
“Tana.” “Poom.” kedua nya secara bersamaan.
“Eh, yauda Tana aja duluan.”
“Gak kamu duluan aja.”
New menggelengkan kepalanya di dada sang kekasih “Tana duluuu ajaaaa.”
“Hmm, yauda.” “Mengenai rencana saya tentang keluar kota Poom.” Tay mulai bicara.
New kemudian sedikit melonggarkan pelukan nya lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah kekasihnya.
“Udah keluar tanggal yang?”
Tay mengangguk “Saya berangkat minggu ini, ternyata tiga hari Poom.” “Saya berangkat jumat pagi dan pulang sepertinya minggu malam.”
Ekspresi wajah New kini berubah menjadi sedikit lebih sendu, bibirnya sedikit maju kedepan “Kok jadi tiga hari sih?”
“Maaf, karena kita mau visit pabriknya langsung dan itu adanya di surabaya. Waktu dua hari tidak cukup, maka dari itu Prof meminta kami menemani selama tiga hari.” jelas Tay sebari mengelus-ngelus pucuk kepala sang kekasih.
“Yauda deh, hati-hati yaaaa? Naik pesawat dong? Yang berangkat siapa aja?” tanya New masih dengan nada lesu.
“Yaaa naik pesawat, yang berangkat saya Dodi,Bagas,Nia dan juga Putri.”
New mengangguk “hati-hati disana nya, jangan sampe gak ngabarin yaaa?”
“Iyaa, saya janji saya akan berusaha menghubungi kamu secara berkala.” “Kamu juga hati-hati ya Poom. Jangan macam-macam selama saya di Surabaya.” ujar Tay dengan nada yang tegas.
“Macem-macem apa ih Tanaaaaa engga.”
“Jangan chat sama orang lain, kalau mau pergi kabari saya. Usahakan pergi dengan orang yang saya kenal.”
“Iya Tana sayaang.”
“Bagus, yaudah saya sudah selesai. Sekarang giliran kamu.” “Tadi kamu mau bicara apa?”
New mengeratkan kembali pelukan nya, lalu menyandarkan kepalanya di dada sang kekasih “Gak, aku cuman mau bilang makasih Tana mau samperin aku pas aku bilang kangen.”
“Dasar, saya kira ada apa.” “Iya sama-sama Poom.” “Udah sekarang tidur yaaa?” Tay mengecup pucuk kepala New.
New pun langsung memejamkan mata nya, New pun memilih mengurungkan niat nya untuk meminta izin kepada Tay mengenai bekerja paruh waktu nya. Biarlah itu jadi urusan nya nanti, yang terpenting malam ini New hanya ingin tidur dengan memeluk sang kekasih dengan tenang.