— KEPENGURUSAN

Jakarta, 16.00—

“Yang baru datang tolong cari divisi masing-masing terus duduk di barisan itu ya. Ada tulisannya kok.”

Mendengar pengumuman itu Nabastala, Gian dan Gino yang baru datang pun segera mencari barisan mereka. Untungnya barisan Humas dan Medker bersebelahan, jadi memudahkan dua dari tiga orang itu untuk duduk bersama.

Nabastala bertukar tatap dengan Herjuno yang langsung melirik kearah jam tangannya, “Gak telat kan?” Tanyanya tanpa suara, dan sahabatnya itu mengangguk, ada raut terkesan di wajahnya.

Tidak jauh dari Herjuno, berdiri lah Kautsar yang sedang mengobrol dengan ketua dan wakil BEM fakultas mereka. Namun ia tersadar, bukan hanya dirinya yang melakukan hal serupa. Tapi hampir setengah pasang mata di ruangan tersebut.

“Sumpah liat deh itu head lo, cakep banget anjir gue iri!” Ujar perempuan yang duduk didepannya pada perempuan lain di depan Gino.

“Iyalah, makanya humas!”

“Gue juga pengennya gitu, tapi kan dioper kesini.”

“Tapi emang persaingannya gila-gilaan anjir, gue hoki aja bisa kepilih.”

Bukan hanya dua orang itu saja. Tapi Nabastala juga mendengar ada beberapa pembicaraan yang tidak jauh-jauh dari penampilan Kautsar hari ini.

“Genit banget.” celetuknya pelan, dan kebetulan yang mendengar hanya Gino, “siapa?”

“Siapa kek yang ngerasa.”

“Gak jelas lo tiba-tiba ngomel!”

Tidak lama kemudian, meeting pun dimulai. Para kepala departemen berpencar mencari tempat duduk setelah selesai memeriksa kelengkapan staf masing-masing.

Herjuno dan Kautsar pun duduk dibelakang anggota mereka.

Awalnya Nabastala gak sadar, tapi waktu dia geser-geser ke Gino mau ngegossip, ada suara dehaman serta teguran di belakangnya, “Dengerin.” Yang membuat tubuh anak kedua itu langsung tegap. Iyalah, siapa yang gak takut kalau ditegur Kautsar?

Setelah ketua, wakil, serta jajaran pengurus inti sudah selesai memperkenalkan diri, para ketua departemen beserta wakil mereka pun dikenalkan. Memangsih semua dapat tepuk tangan, namun ketika nama Kautsar dipanggil, suaranya paling kencang dan banyak juga yang bersorak.

“Ketua gue tuh Bas!” Pamer Gino sambil tersenyum bangga.

“Bacot!”

Setelah perkenalan dan pembahasan tentang acara latihan dasar kepempinan yang akan segera dilaksanakan, mereka semua diperintahkan untuk duduk melingkar untuk berkenalan dengan departemen masing-masing.

Untuk menghemat tempat, ada beberapa departemen yang digabung lingkarannya, salah satunya Medkre dan Humas.

“Gue tau kalian pada seneng digabung sama humas, tapi tolong inget ya ketua kalian anak-anak Medkre masih gue,” ujar Herjuno sebagai pembukaan yang membuat mereka semua tertawa, “walaupun tadi udah, biar lebih official lagi kita ulang ya perkenalannya. Gue Juno, kepala departemen media kreatif. Gue tahun kedua disini, jurusan Hubungan Internasional.”

Disamping Herjuno, perempuan yang Nabastala tau bernama Teressia itu pun ikut menyahut, “Namaku Teressia, panggil aja Cia. Aku wakil kepala departemen bagian kreatif. Sama kaya Juno, aku juga tahun kedua di jurusan Hubungan Internasional. Salam kenal semuanya!”

Selain Teressia, ada satu lagi perempuan yang juga merupakan wakil Herjuno, “Lula, Antropologi Sosial tahun kedua, wakil bagian publikasi.”

“Wah singkat padat dan jelas ya mba Lula…” ledek Herjuno sambil mencolek dagu temannya yang langsung mendapat toyoran.

Kini gantian Kautsar, Yoriko serta Thomas yang memperkenalkan diri. Bedanya dua wakil itu lebih dulu baru ketuanya lah yang terakhir? Kenapa? Karena Thomas bilang save the best for the last

“Ada pertanyaan ga tentang kita-kita? Jangan nanya nomer, nanti save sendiri aja. Jangan nanya yang menujurus gombal juga ke Kautsar, gak bakalan mempan soalnya dia aslinya cuek banget.”

“Gue lagi…” Kautsar menatap Thomas kesal, “Gak usah didengerin, yang mau tanya boleh angkat tangan.” Dan seketika itu hampir semua yang dilingkaran angakat tangan.

“Astaga guys, sabar jangan berebut. Kautsar nya gak akan kabur kok. Iya kan Sar?” Teressia berujar sambil menyenggol Kautsar sambil tersenyum (yang menurut Nabastala senyum genit).

Apaansih sok asik banget! batin sang bungsu.

Setelah sesi tanya jawab berlangsung, mereka pun melakukan pengenalan setiap staf nya. Ketika dibagian Nabastala, Thomas pun nyeletuk, “Gue denger-denger lo jago pantun ya katanya? Perkenalannya pake pantun dong!”

Belum sempat menyangkal, Herjuno pun ikut mengangguk, “Iya gue juga denger sih. Lo juga kan Sar?”

Nabastala kira, Kautsar yang serius itu gak akan mau ikut-ikutan, tapi lagi-lagi ia dibuat terkejut saat sahabat lamanya itu ikut menambahkan, “Iya denger. Coba dong pantun!”

Yah udah dah, belum apa-apa udah rusak reputasi gue. Mau gak mau, Nabastala pun akhirnya menghela nafas dan menuruti mau para kakak tingkat yang entah denger dari mana rumor bakatnya itu, “Pergi ke pasar membeli Pala…”

“CAKEP!”

“Perginya pake motor bareng sama si Alif!”

“CAKEP!”

“Perkenalkan nama saya Nabastala.”

“CAKEP!”

“Saya bangga jadi staf Media Kreatif!” Lingkaran mereka pun bertepuk tangan dengan rusuh. Sukses membuat departemen lain menoleh penasaran.

Herjuno pun menepuk-nepuk pundak temennya itu bangga, “Ini baru staf gue! Punya gak lo?” Ujarnya pada Kautsar, Thomas dan Yoriko, “Buat apa good looking kalo kaga seru woo!”

Dan ketika Nabastala melihat Kautsar tertawa pertama kali, karena hal yang secara tidak langsung berkaitan dengan dirinya, senyumnya pun makin lebar. Amih… Kautsar ketawa karena Abas Mih…