🌸Purimate

KESIALAN

Ahap's Story

Baru saja aku melangkahkan kaki di kota ini sudah ada saja kesialan yang menimpaku. Turun dari angkutan kota dan tiba tiba hampir di senggol oleh orang yang tak punya rasa kehati hatian dalam mengendarai sepeda motor. Bayangkan saja, dia yang hampir menabrak malah dia yang marah marah. “Makanya kalau mau nyebrang dari angkot itu lihat lihat! Ada orang gak dari belakang!” Katanya sambil marah marah saat dia hampir jatuh karena ngerem mendadak, aku yang sedikit shock pun hanya terdiam, bahkan tak bisa membalas perkataan nya.

Pria itu berhenti dan melepaskan helm serta masker nya membuatku jadi jelas melihat wajahnya. Dia mendatangi ku “Kalau gue jatuh gimana? Lu mau tanggung jawab?” Dia kembali memarahiku. “Maaf ya bang, disini abang yang salah. Abang bawa motor kencang kencang. Sedangkan ada angkot yang berhenti” jawabku setelah berkurang rasa shock ku. “Ya lu harus nya kalau mau nyebrang ya lihat lihat, jangan main nyelonong aja” katanya lagi masih sambil marah marah. Aku yang kesal langsung pergi meninggalkan nya. “Kalau orang lagi ngomong itu di dengari! Jangan malah pergi!” Katanya lagi setengah berteriak. Ingin sekali rasanya ku pukul wajahnya dan adu jotos dengannya, tapi mengingat badan nya yang lebih dan bahkan sangat besar seperti hulk maka aku mengurungkan niat untuk mengajaknya berkelahi.


Sampai lah aku di depan sebuah rumah bercat coklat muda dengan pohon jambu di depan nya. Ku ketuk sambil mengucapkan salam. Pintu terbuka dan menampakkan sesosok manusia dengan badan tinggi besar, seperti pernah lihat fikirku. “Kenapa lu lagi? Mau apa lu kesini?” Tanya nya sedikit berteriak. Aku yang terkejut mundur beberapa langkah ke belakang. “Gue nyari kos kosan” jawabku dengan tenang dan tanpa takut. “Gue gak mau sekosan sama anak yang gak punya sopan santun kayak lu!” Katanya kasar. Aku meneguk ludah. Bukan, bukan karena ku takut tapi manusia di depan ku ini susah untuk dikalahkan. “Gue juga gak mau sekosan sama orang yang gak punya tata krama kayak lu!” Jawab ku sama kasarnya. Terlihat dari belakangnya seseorang dengan rambut pirang dan dikucir. “Eh anak baru ya?” Tanya nya ramah, berbeda jauh dengan seseorang yang saat ini berada di depan ku. Aku mengangguk tersenyum. Ku dengar ia berdecih pelan tak suka dengan senyumanku. “Ini kosan tulus ya bang?” Tanya ku sesopan mungkin. “Bukan, ini kosan setia. Kosan tulus di sebelah ya” jawab nya masih sopan sambil menunjuk rumah berlantai 2 berwarna kuning gading di sebelah. “Terimakasih ya bang. Gue kesebelah dulu” pamitku. Pria itu hanya mengangguk tersenyum mempersilahkan aku pergi sedangkan pria bedar seperti hulk itu masih memasang muka sangarnya.

Aku yang masih sedikit takut dengan pria tadi mencoba untuk mengontrol diri ku sebelum masuk ke kosan ku yang sebenarnya. Aku takut bukan karena apa apa tapi jika aku digelut olehnya tulang tulang ku bisa remuk semuanya. Setelah sampai di rumah tersebut aku mengetuk pintunya yang sedikit terbuka, ku dapati pria mungil dengan kulit seputih susu berdiri membelakangi ku. “Permisi bang?” Dia membalikkan badan dan langsung menyambutku ramah, berbeda jauh dengan hulk rumah sebelah tadi. Aku harap walau kami tinggal bersebelahan, kami gak akan pernah bertemu satu sama lain.

PANTAI, SAKSI KITA

Katsa's Story

Hari ini aku akan pergi ke pantai bersama teman-teman panitia ospek. Agenda yang selalu dilakukan setelah selesai acara ospek. Kegiatan ini berlangsung 3 hari 2 malam dengan acara bebas. Agenda ini seperti reward untuk kami panitia yang sudah bekerja keras selama seminggu untuk acara ospek universitas.

Kami direncanakan untuk kumpul di dekat pintu gerbang universitas agar memudahkan kami untuk segera berangkat. Aku diantar oleh Awar, salah satu anak kos. Aku hanya membawa satu tas punggung saja, namun dengan banyak baju dan celana karena aku sangat suka bermain di air. Ku lihat sudah banyak orang berkumpul di tempat, namun ada dua orang yang sangat ku kenal sedang duduk bersama di bawah pohon. Aku langsung berlari dan menemui mereka. “Udah lama bang sampai nya?” tanyaku kepada mereka. “Ini nanya gue atau Noppa?” Apat bertanya sambil tertawa. “nanya dua dua nya lah, kan sekos” jawabku sambil tertawa juga. Kami bercakap cakap sebentar sebelum bus datang.

Aku duduk di dekat jendela dan menatap keluar. Aku suka sekali duduk di dekat jendela karena bisa melihat keluar. Ku rasakan ada seseorang yang duduk di sampingku, aku menoleh dan ku dapati Noppa sedang memposisikan tubuhnya untuk duduk. “Lo? bukannya abang duduk sama bang Apat?” tanya ku penasaran setelah dia sudah duduk nyaman. Dia tak menjawab hanya mengarahkan pandangan nya ke belakang tempat ia sebelumnya duduk. Ku dapati Apat sedang duduk bersama seorang perempuan. Aku tertawa melihat muka Noppa yang seakan kesal karena ulah teman nya.

Ditengah perjalanan ku lihat Noppa sudah tidur. Aku menyingkirkan beberapa poni yang menutupi matanya. Setelah sampai aku mencoba membangunkan nya. Tapi usaha ku sepertinya gagal karena sudah beberapa kali ku guncangkan tubuhnya juga tidak bangun. Apat melewati kursi kami, dia tertawa saat tau Noppa tertidur. Aku menatapnya dan memasang muka “gimana cara banguni nya?” Bukan nya dijawab Apat lewat sambil tertawa. Akhirnya aku mencubit lengan atasnya barulah ia bangun dan mengaduh kesakitan. “Kayak kebo” kataku dan dia hanya sedikit tertawa.

“YEEEE SAMPAI PANTAIIIII” Aku berteriak dan lari ke arah air. Belum sampai aku ke air, tubuhku sudah di tarik oleh seseorang “siniin tas nya nanti basah” katanya, aku mengangguk dan dengan semangat memberikan tas ku kepadanya, selepas itu aku berlari ke air.

Malam ini tak ada agenda khusus bagi kaki. Hanya sedikit evaluasi dan berbincang bincang bagaimana caranya menggaet maba yang mereka mentorin. Aku hanya tertawa saat mereka bercerita. Seru sekali mendengar berbagai pengalaman dari mereka. Aku duduk diapit oleh Noppa dan Apat, alasan nya anak kecil harus dijagain. “Oke sudah larut malam, Kita tutup acara kita malam ini. Kita ada 10 tenda. Untuk tenda yang kecil hanya bisa diisi 6 orang sedangkan yang besar bisa diisi sampai 8 orang. Silahkan pilih dan masuk ke tenda masing masing. Untuk wanita ada 4 tenda besar dan 1 tenda kecil dan untuk laki laki ada 3 tenda besar dan 2 tenda kecil. Itu saja, dan Terimakasih” ucap ketua panitia ospek tahun ini, Tawan setelah acara selesai.

Aku masuk ke tenda yang berukuran kecil. Karena aku berfikir badan ku kecil jadi tenda besar bisa dipakai oleh orang orang bertubuh besar seperti Noppa dan Apat. Baru saja aku ingin tidur, ku rasakan pergerakan di samping ku, aku berbalik dan ku dapati Noppa sedang menata tempat lalu tidur tanpa melihat keadaan sekitar. Aku terkekeh kecil melihatnya yang langsung tidur dalam beberapa detik saja.

Cahaya matahari mulai masuk ke dalam tenda, membangunkan ku. Aku terbangun dan melihat orang yang sedang tidur di sampingku, belum bangun ternyata. Aku keluar dari tenda dan menghirup udara segar pantai pagi hari. Ku lihat sudah ada beberapa orang yang bermain voli. “Gabung sini sa” tawar seseorang yang ku tau bernama aya. Aku menggeleng sambil tersenyum lalu melangkahkan kaki menuju tempat yang agak sepi untuk sekedar berdiam diri. Aku duduk di tepian pantai, menatap lautan luas. “Kenapa gak dibanguni?“tanya nya sambil duduk di samping ku. Aku menoleh dan tertawa, “aku udah banguni seribu kali, abang gak juga bangun. Dasar kebo” dia tertawa mendengar kata kata ku. Hening, tak ada yang memulai percakapan.

“Kamu mau jadi pacarku?” “Abang mau jadi pacarku?”

Ucap kami berdua bersamaan. “Abang mabuk ya?” Aku bertanya karena tak percaya yang dikatakan nya. “Ku hitung sampai 5, ku tunggu jawaban nya” dia mulai menghitung, secepat kilat aku menjawab “iya bang, aku mau. Aku mau jadi pacar abang” ku lihat dia tersenyum. Diusak nya rambutku sayang “Terimakasih ya”. Dicium nya lembut dahi ku dengan sayang.


Terimakasih sudah memberikan ku sebuah kesempatan untuk menyayangi mu. Terimakasih sudah menyambut perjuanganku dan terimakasih sudah membalas perasaan cintaku. Aku sayang kamu. -Katsamonnat, 2018

MENCOBA

Noppa's Story

Sudah sekitar 4 hari lelaki kecil yang selalu mengganggu ku tak hadir. Biasanya setiap pagi dia akan mengantarkan makanan hasil belajar masak dengan teman satu kos nya. Setiap siang selalu menawarkan untuk makan siang bersama atau saat malam dia hanya sekedar mengganggu untuk menemani membeli nasi goreng di depang gang. Lelaki mungil itu sekarang sedang berada di kampung halaman. Wajar memang mengingat ini adalah liburan semester dengan waktu yang lumayan lama.

Tanpa ku sadari aku sedikit rindu dengan nya. Mungkin karena sudah terbiasa mendengar tawa dan melihat senyuman nya atau merasakan masakan yang lumayan enak untuk ukuran seseorang yang baru belajar memasak. Apalagi disaat liburan sekarang ini cukup sepi untuk ku. Apat sedang berada di desa karena agenda dari UKM Mandiri nya. Sedangkan Anut beberapa hari ini pergi berlatih renang karena akan ada lomba renang dalam waktu dekat ini. Salahku juga menjadi mahasiswa Kupu-kupu seperti ini sehingga saat liburan tiba aku akan kesepian. Jangan tanya mengapa aku tak pulang ke kampung halaman, jawabannya karena kampung ku lumayan jauh, harus menggunakan pesawat untuk sampai kesana. Maka lebih baik aku pulang saat liburan semester genap saja untuk menghemat biaya. -

Aku keluar dan duduk di teras depan, melihat beberapa warga lalu lalang di depan kosan. Tak lama ku lihat Nata keluar sambil membawa tong sampah. “Loh bang gak pulang kampung?” tanya nya setelah selesai membuang sampah. Aku menggeleng “Enggak, sayang uangnya” ku menjawab sekenanya. Dia mengangguk dan izin masuk ke dalam. Nata dan Katsa menurutku hampir mirip. Mereka berdua sama sama suka tersenyum dan tak pernah menampilkan wajah murungnya. Ah, karena melihat Nata aku jadi merindukan Katsa. -

Berbicara soal Katsa aku jadi ingat perkataan temanku tempo hari. Saat ia bilang kalau Katsa juga merupakan incaran semua orang. Bagaimana tidak? Seorang laki laki bertubuh mungil, berwajah manis, terus-terusan tersenyum dan tertawa serta hati yang selembut sutra. Mungkin kalau dia mau, dia akan bisa menunjuk cowok atau cewek yang dia mau. Tapi nyatanya? ia tetap menungguku berbulan bulan. Munafik jika dibilang aku tak suka dengannya. Aku suka dengan nya tapi ada suatu hal yang tak bisa membuat ku untuk membalas perasaan cintanya.

In, lelaki yang ku cinta sejak kelas satu SMA, lelaki yang mampu membuatku jatuh hati pertama kali, juga lelaki yang pergi sebelum aku mampu mengutarakan cintaku dan lelaki itu sangat mirip dengan Katsa, seorang laki laki yang mengejarku seperti ini. Hal itu yang menyebabkan ku tak bisa membalas cinta Katsa.

Setiap melihat katsa aku harus selalu dibayangi dengan kejadian itu. Kejadian yang membuatku trauma sampai sekarang jika melihat seutas tali tergantung. Kejadian yang membuatku tak sempat mengucap “aku mencintaimu” bahkan sampai sekarang ini. Kejadian itu terjadi begitu cepat. Disaat In tak membalas pesan pesan ku dan aku merasakan firasat buruk. Aku langsung berlari ke rumahnya yang terletak tepat di depan rumahku. Keadaan rumah nya sangat sepi, aku harus melompat pagar, mendobrak pintu depan karena tak ada satu orang pun yang menjawab panggilan ku dan yang terakhir mendobrak pintu kamarnya dan melihat tubuh mungilnya tergantung dengan seutas tali. Tubuhnya masih terasa sedikit hangat, ini berarti kejadian itu belum terlalu lama. Aku langsung melepaskan jeratan tali dari lehernya tapi sudah terlambat, In, lelaki yang ku cinta meregang nyawa dengan cara yang mengenaskan.

Dibutuhkan waktu hampir setahun untuk menyembuhkan trauma dan shock ku terhadap kejadian itu. Butuh waktu lama untuk membuatku untuk bangkit dan butuh waktu lama bahkan hingga detik ini untuk membuatku membuka hati lagi.

Apakah aku harus mencoba membuka hati untuk Katsa? Apkah aku harus mengukir kisah cinta ku lagi? dan apakah aku harus mencoba mencintainya dan menggantikan kisah lama ku yang kelam?

TAK PERNAH MENYERAH

Katsa's Story

Jika kalian bertanya apakah lelah untuk mengejar orang yang kita suka selama hampir 4 bulan tapi tidak pernah di tanggapi, maka aku akan menjawab dengan lantang Ya aku lelah , namun entah mengapa hati ini enggan untuk berhenti. Jangankan untuk berhenti, untuk beristirahat sebentar aja ia tak pernah mau. Hati ini seakan terus ingin mengejar sampai bisa membuat dirinya juga jatuh hati.

Segala macam upaya sudah aku lakukan. Mulai dari membawakan nya bekal setiap hari, menunggui nya pulang, mengajak makan siang kalau aku tidak sempat membuatkan bekal, rajin chat tanya kabar, dan lain sebagainya. Kelihatan lebay memang, tapi itu adalah caraku untuk mendapatkan atensi lebih darinya. -

Siang ini adalah kali ketiga aku lupa membawakannya bekal karena aku kesiangan bangun. Akhirnya aku chat dirinya bahwa aku menunggu di kantin seperti biasa. Tak berapa lama bukannya kamu yang datang malah Anut yang datang. “Mau sampai kapan disini?” Tanyanya pelan. Aku mendongak dan melihat wajahnya yang hampir tiap hari akan menyeretku pulang. “Sebentar lagi ya hehehe, sampai jam 4 deh hari ini” tawarku sambil cengengesan. “Oke hari ini gue gak akan nyeret lu pulang. Gue balik duluan” katanya sambil berbalik, aneh fikir ku biasanya dia adalah orang yang paling marah kalau aku masih ada di lingkungan fakultasnya sampai sore. Ku tatap dua porsi nasi yang hampir dingin dan aku tertidur karena tak tahan menahan kantuk.


Noppa's Story

Sudah ketiga kalinya kau mengirimkan pesan yang sama jika kau tak membawakan ku bekal. Dan pastinya kau akan selalu menunggu di kantin. Walau kadang Anut harus selalu menyeretmu pulang karena terlalu lama ada di lingkungan fakultas teknik padahal waktu kuliahmu hanya sampai siang hari.

Ku arahkan pandangku ke luar lab, dan ku dapati ada pohon besar tempat kau biasa duduk santai mendengarkan musik sambil menunggu ku pulang. “Nungguin cowok mungil itu ya?” Tanya temanku tiba tiba sambil menepuk bahu ku. Aku hanya menggeleng tak ada niat menjawab pertanyaannya. “Gila ya tuh anak, tahan banget gitu tiap hari datang kesini, nungguin sampai sore. Kayaknya sih dia suka sama salah satu anak mesin, tapi gak ketahuan siapa. Padahal dia ngelakuin itu selama hampir 4 bulan. Aneh nya ya wajahnua itu selalu aja senyum, kadang mau anak anak itu gangguin dia tapi dia masih aja senyum” jelas temanku panjang lebar sambil tertawa. “Lu suka sama dia?” Tanya ku. Dia tertawa mengejek “Siapa sih cewek atau cowok yang gak suka orang kayak dia? Udah cakep, ramah, pantang nyerah lagi” katanya sambil meneruskan pekerjaan kami. Aku juga akhirnya meneruskan pekerjaan kami yang sempat tertunda. -

Aku tiba di kantin tepat pukul 6 sore, ku lihat ia tertidur dengan 2 porsi makanan yang sudah dingin dan 2 air botol air minum di sisi nya. Ku pandangi wajahnya. Wajah yang bahkan tak pernah meredupkan senyumnya. Wajahnya selalu saja ceria dan bahagia. Satu satunya ku lihat wajahnya tanpa senyum adalah disaat ia jatuh pingsan di pertemuan pertama kita. Ku usap pelan poni yang hampir menutupi matanya. Ia bergerak dan langsung bangun. “Yahhh makanannya udah dingin” ucapnya melihat makanan diatas meja. “Kenapa gak pulang? Anut udah nyuruh pulang kan?” Tanya ku sambil mengambil 2 botol air minum, hanya itu yang bisa kami selamatkan. “Anutnya aku usir” katanya sambil tertawa tawa. “Lain kali gak usah nunggu, semester segini lagi sibuk. Gak sempat ke kantin untuk makan” kelasku sambil berjalan keluar area kantin. Matanya membulat. “Kalau gitu aku gak akan pernah bangun kesiangan lagi dan selalu bawain abang bekal biar abang selalu makan siang” katanya sangat bersemangat. Ntahlah, aku heran dengan dirinya yang selalu bersikap seceria ini termasuk disaat ku marahi seperti ini.

PERNYATAAN

Katsa's Story

Hari ini adalah hari pertama setelah ospek seminggu yang diadakan oleh kampusku. Dihari pertama hanya ada pengenalan dosen dan teman teman sekelas. Setelah selesai kelas, aku dan beberapa orang teman berinisiatif pergi ke kantin karena ini juga sudah jam makan siang. “Tau gak? Di kampus ini makanan yang paling enak itu di kantin teknik” kata salah satu teman baru bernama Krit. Ku lihat teman yang lain tampak berbinar. Akhirnya kami berjalan bersama ke Fakultas teknik dan menuju kantin yang terletak di belakang gedung utama fakultas.

“Eh tau gak, katanya orang itu menyeramkan” kata krit saat kami melewati seseorang yang sangat aku kenal. Aku menggeleng tidak setuju dan langsung berjalan kearahnya. “Sa, mau apa?” Tanya pharm menghentikan langkahku. Tapi aku terus berjalan ke arah nya. “Bang nop?” Sapaku kepada seseorang yang sedang membaca buku itu. Dia hanya mendongakan kepala nya sebentar lalu fokus ke buku nya lagi. “Mau makan gak bang? Ayo ke kantin bareng” tawarku kepadanya. “Makasih, kamu bisa pergi” jawab nya masih setia memandangi buku ditangan nya. “Udah ayo sa” tarik krit hingga akhirnya aku ikut bersama mereka.


“Gue duluan ya” pamitku kepada teman teman. Dengan menenteng es jeruk dan beberapa tusuk bakso bakar, aku menuju ke tempat dimana orang yang mencuri perhatian ku duduk. “Nih bang, untuk makan siang” ucapku. Ku lihat dia tak menggubris, ku letakkan makanan dan minuman di samping tempat duduk nya.

Aku masih memandangi wajahnya dari depan. Mengagumi pahatan keindahan ciptaan Tuhan yang terpatri di wajahnya. Wajah Ari dan Noppa benar benar mirip tapi bentuk senyum yang membedakannya. Kalau dulu Ari memiliki bentuk senyum yang hanya segaris, Noppa memiliki senyum yang lebih lebar walau hanya berapa mm saja. “Ngapain ngelihatin saya begitu?” Tanya nya sambil menutup buku nya kasar. Aku menggeleng sambil terus tersenyum. Dia kembali membuka buku nya untuk di baca dan aku masih setia menunggunya berbicara. “Bang nop?” Panggil ku lagi. “Berhenti mengangguku” ucapnya menatap manik ku tajam. “Oke bang, tapi abang harus dengarkan satu pengakuan dulu. Aku suka sama abang. Mulai sekarang boleh tidak aku ganggu abang?” Kataku dengan semangat, bahkan sangat semangat. Ku lihat dia diam tak menanggapi, “kalau Abang diam berarti gak ada penolakan dan aku mulai bisa ganggu abang” aku tertawa saat tau dia hanya diam. Tak lama ku rasakan tangan ku di tarik oleh seseorang, “Ayo pergi” ucap krit sambil menarik tangan ku kasar.

PULANG

Katsa's Story

Aku memasukkan hp setelah mendapat pesan dari Nata. Ternyata dia sudah pulang bersama Apat, senior yang menjadi mentor dalam ospek universitas. Aku pun menstater motor matic ku untuk pulang. Di depan Fakultas Teknik aku melihat seseorang yang sangat ku kenal. “Jalan bang?” ku lihat dia sedikit kaget. “Iya, temen – temen di chat pada di read aja” aku mengangguk angguk. “Yaudah bang pulang sama ku aja” tawarku. Ku lihat dia memandangiku dan motorku bergantian, seperti sedang memikirkan sesuatu. “yaudah tapi gue yang bawa motornya ya” katanya sambil mengambil alih kemudi dan aku segera mundur kebelakang ke tempat penumpang.

“Makasih ya bang udah mau capek angkat aku dan lari sampai ke klinik” ucapku padanya di tengah jalan. Ku lihat ia hanya mengangguk dan masih fokus mengemudikan sepeda motor. Setelah sampai dia turun dan berterimakasih setelah itu tubuhnya hilang dibalik pintu bangunan bercat coklat muda. ku pun memasukkan motor ke dalam garasi kosan yang terletak tepat di sebelah bangunan itu.


Noppa's Story

“Sialan!” umpatku kepada dua orang yang saat ini menjadi teman di kos kosan. Seakan menertawakan keadaan susahku mereka hanya membaca pesan yang ku kirimkan di grup chat. Anut yang pagi tadi berangkat bersama sekarang hilang setelah acara ospek selesai meninggalkan aku yang harus jalan menuju kos kosan.

Baru saja keluar dari area Fakultas Teknik, sebuah motor menghampiriku. “Jalan bang?” tanya ya mengagetkanku, aku pun menjawab bahwa dua orang itu hanya membaca pesanku saja. Dia lalu menawariku pulang. Aku sedikit ragu, karena tubuhnya kecil sedangkan tubuhku jauh lebih besar. Akhirnya aku mengiyakan tapi dengan syarat aku yang mengemudi.

Di tengah perjalanan, ia berterimakasih karena telah menggendong nya ke klinik. Bukan apa-apa, karena kamar ku terletak di bawah jadi memudahkan ku untuk langsung berlari ke kos sebelah sesaat setelah Nata datang menggedor pintu depan dan berteriak minta tolong. Tanpa fikir panjang aku berlari ke sebelah dan mendobrak pintu kamar Katsa., menemukan dirinya tak sadarkan diri di dalam kamar membuat ku berfikir cepat untuk langsung menggendongnya dan berlari menuju ke klinik. Selepas itu aku tak tau lagi dan tiba tiba ada teman-temanku dan Nata di klinik itu. -

Aku masuk ke dalam rumah dan mendapati dua orang yang tadi ingin ku maki berada di sofa ruang tamu. Mereka tertawa cekikikan melihat aku yang baru datang. “Proses PDKT bang?” tanya Anut masih sambil tertawa. Tak ku indahkan pertanyaan adek angkatan ku, aku melewati mereka dan menuju kamar. Sampai di depan pintu kamar aku berbalik dan mengacungkan jari tengah ke dua orang itu dan tawa mereka semakin meledak.

BERTEMU LAGI

Katsa's Story

Kepala ku sangat pusing. Aku terbangun di sebuah ruangan serba putih. Ku lihat ada beberapa orang yang berdiri diambang pintu, hanya satu orang yang ku kenal, Nata, teman satu kos ku. “Nat” panggilku kepada orang yang memunggungi ku. Semua orang berbalik menatapku. Ada 4 orang laki laki termasuk Nata di dalamnya dan ada kamu, lelaki berkaos hitam dan bercelana pendek yang membuatku harus mengingat pahitnya kenangan itu. “Udah gimana sa? Masih pusing kepalanya?' tanya Nata sangat khawatir, aku menggeleng dan duduk di tempat tidur.

Akhirnya perawat klinik mempersilahkan ku pulang setelah diperiksa lagi dan diberi obat. Perawat bilang aku hanya kelelahan saja, maklum saja aku baru saja selesai menata kamar tidur ku karena aku barusan pindahan lalu bertemu dia yang membuat kepala ku berkedut pusing. Kami pun meminta izin untuk pulang.

“Terus kita pulang nya gimana? Jalan kaki?” tanya seorang laki – laki berambut diikat dan dikucir. “Ya jalan lah, dekat juga. Jangan manja lu” jawab seseorang yang bertubuh tinggi. “Anak orang baru sembuh, udah mau diajak jalan aja?' Tanya dia -seorang yang mirip Ari, aku langsung menggeleng “Aku bisa kok jalan, udah sehat nih” kataku sambil sedikit tertawa dan melompat lompat kecil. Mereka seua tersenyum dan akhirnya kita bersama berjalan menuju kosan.


kami bercerita sepanjang jalan. Ternyata mereka ber3 merupakan penghuni kos kosan sebelah dan berkuliah di kampus yang sama seperti kami. Seseorang yang mirip dengan ari bernama Noppa, Noppakao, Mahasiswa T.Mesin yang sekarang sudah semester 3. Lelaki yang tinggi bernama Apat, Pirapat, Mahasiswa Kehutanan semester 3, dia juga anggota dari UKM Mandiri. Dan lelaki yang berambut pirang diikat bernama Anut, Noppanut, Mahasiswa T. mesin semester 1 yang sama denganku dan Nata.

“Kalau aku Katsa, Katsamonnat. Mahasiswa baru akuntansi” kataku memperkenalkan diri. “Nata, Natouch. Mahasiswa baru ekonomi, salam kenal ya abang abang semua nya” gantian nata yang memperkenalkan diri. Akhirnya kami sampai di depan kosan dan kami memisahkan diri masing-masing masuk ke kos kosan.

PERTEMUAN

Katsa's Story

Apa yang ku lihat tadi? Apakah itu khayalan ku lagi? Tapi mengapa itu tampak sangat nyata? Apakah laki laki berkaos hitam dan bercelana pendek itu adalah dia? Bukan kah dia telah meninggalkan ku? Kenapa ia harus datang lagi?

Dia, lelaki yang tega meninggalkan ku hanya karena memiliki masalah dengan ayahnya. Dia yang dengan sengaja meregang nyawa tepat di depan mataku dan dia yang dengan tega pergi hanya dengan mengucap kalimat “ Aku sayang kamu Sa”. Ya, itu dia. elaki itu bernama Ari, Ariyasakul yang dengan terang terangan menjatuhkan diri dari lantai 4 gedung sekolah dan berakhir dengan kepala yang bersimbah darah disaat sampai di dasar. Ingin ku segera menyusulmu karena aku ingat dengan janjimu kalau kau tak akan pernah meninggalkan ku. Bahkan sampai sekarang aku menagih janjimu, janji yang kau ucapkan di depan sekolah dengan melingkarkan jari kelingking di jari kelingkingku. Janji yang bahkan dalam hitungan bulan sudah kau ingkari.

Apakah aku harus terus menagih janjimu itu? Atau aku harus benar benar melupakan mu? Atau aku ikut menyusulmu? Kepala ku pening, seketika dunia serasa berputar, semua berubah menjadi gelap dan aku tak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya.

Pengantar

Cerita ini berasal dari serial yang pernah mereka mainkan. Karakter pada tokoh disesuaikan berdasarkan cerita serial. Bila ada kesamaan tokoh, kejadian, tempat dan waktu hal itu memang disengaja oleh saya sebagai penulis, jalan cerita hampir sama dengan jalan cerita mereka diserial namun dengan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan keadaan dom penulis saat ini.

cerita terbagi dalam 10 bab, dimana cerita perpasangan akan diceritakan dalam satu bab utuh. waktu yang dipakai bersamaan, maka dari itu pembaca diharapkan memperhatikan timestamp agar tidak terlalu bingung mengikuti alur cerita.


Cerita ini mengisahkan tentang perjalan cinta 20 pemuda yang terbagi dalam 2 kosan. Cerita perjalanan 10 pasangan yang berbeda beda. Kisah mana yang mereka pilih? dan perjalanan cinta mana yang akan mereka lalui?


-Sekilas tentang Kosan Setia dan Tulus-

-Kosan Setia Kos-kosan 2 lantai yang dihuni oleh 10 orang pemuda yang kuliah di tempat yang sama namun dengan jurusan yang berbeda. Kosan ini berwarna coklat muda dengan sdikit corak hitam, terdapat pohon mangg yang sangat rindang di depan kosan. Dinamakan kosan setia karena bangunan kosan ini berada di samping gang setia. Setiap lantai memiliki 5 kamar dan 2 kamar mandi. Ada dapur yang lumayan besar di lantai satu dan ruang tamu serta ruang tengah yang sangat lebar serta garasi yang muat hingga 15 sepeda motor. Gudang dan juga ada ruangan bersantai di balkon lantai 2. Semua penghuni kos memiliki sepeda motor untuk berpergian kemana mana.

-Kosan Tulus Hampir sama dengan kosan setia, kosan tulus memiliki 5 kamar tidur di setiap lantai namun kamar mandi berjumlah 3 di setiap lantai. Ada garasi dan juga ruang tamu di lantai bawah, dan juga ruagan bersantai untuk menonton tv di lantai 2. Terdapat pohon jambu besar di depan kosan agar orang orang tidak salah antara dua kosan yang jaraknya bersebelahan ini. Nama kosan ini diambil dari nama gang disamping nya. Jadi, kosan setia dan tulus diapit oleh dua gang dengan nama yang sama dengan nama kosan mereka.

Itu saja pengantar untuk membaca cerita ini. Kira – kira bagaimana cerita cinta mereka?