CERITA MALAM
Setelah selesai melakukan makan malam, sepasang kekasih ini memutuskan untuk menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cukup sepi karena seluruh keluarga louis sedang pergi ke luar karena urusan pekerjaan, tinggalah mereka berdua di rumah itu.
“Mau nonton apa?” Tanya si kecil yang sudah mulai jenuh dengan siaran televisinya. Yang ditanya tak menjawab hanya melihat intens ke arah pacar kecilnya. “Hey, aku bukan televisi, bukan aku yang kamu tonton” ujarnya mulai risih.
Tak ada jawaban apa apa, hanya senyuman manis yang terpancar dari wajah pria bertubuh besar itu. Mulai jengah karena tingkah aneh pacarnya, Louis bangun. Belum sempurna ia menegakan tubuhnya, sudah ditarik hingga ia berada diatas pria besarnya.
“Kamu mau kemana?” Tanya si pria besar. “Aku mau pindah ke kamar. Ngantuk soalnya” jawabnya sambil meneguk ludah karena jarak wajah mereka yang terlampau dekat.
Di kecup nya ranum si kecil. Si kecil yang belum siap menjadi kaget hingga kepala nya terdorong namun dengan cepat Neo mendorong balik kepalanya hingga ciuman mereka semakin dalam.
“Sepertinya feromon mu menguar sangat kuat ya sayang” Goda Neo saat ranum mereka terlepas. Karena malu Louis yang berada diatas nya lantas menciumnya lagi, kali ini hingga berbunyi ruangan yang sepi ini. Suara televisilah satu satunya yang menjadi penghalau suara kecapan mereka.
“Sudah ah, aku beneran mengantuk. Kamu mau ikut aku tidur di kamar atau mau tidur disini bersama televisi itu?” Tanya si kecil buru buru menaiki anak tangga. Si jangkung juga dengan tidak sabar mengejar si kecilnya dan terjadilah kejar kejaran bak film india.
Sesampainya di kamar, Louis langsung merebahkan diri dan menyelimuti seluruh tubuhnya karena tau akan ancaman yang akan menyerang dirinya. Kalau kalian mau tau mengapa Neo menjadi seliar itu karena Louis sendiri yang memancing dengan menggunakan kaos putih tipis dan celana biru muda yang super duper pendek, mungkin panjangnya hanya 1 jengkal dari panggulnya terlebih celana tersebut sangat longgar.
Dengan susah payah Neo membuka selimut yang menyelimuti seluruh tubuh Louis. Dirasa Louis aman, ia membuka sedikit selimutnya hingga bagian kepalanya bisa melihat keluar.
“Kena kamu!” Kata Neo sambil mengunci kedua tangan Louis di kiri dan kanannya. Sedangkan Louis masih tertawa terbahak karena telah berhasil memancing pria besarnya.
“Yang ngajari kamu senakal ini siapa sih sayang?” Tanya Neo heran melihat tingkah pria kecilnya yang semakin hari semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.
“Kamu” jawab si kecilnya sambil mengusap usap bibir seseorang yang mengukung diatasnya.
Merasa terpancing dan dalam kontrol yang sudah tak terbatas, Neo mencium bibir pria kecilnya. Tak hanya sebatas dicium saja, tapi ia mulai menghisap dan memainkan lidahnya ke dalam seluruh rongga mulut pria kecilnya sampai bisa mengabsen seluruh giginya.
Yang dibawah juga tak mau tinggal diam. Ia mulai sedikit demi sedikit membuka pakaian yang dikenakan pria diatasnya, hingga tampaklah tubuh dengan hasil gym beberapa bulan ini.
“Yang nyuruh kamu buka kaos aku siapa hmm? Semakin nakal ya!” Kata si jangkung membuka seluruh selimut yang menutupi tubuh pria kecilnya. Tanpa di duga ternyata pria kecilnya sudah tidak berbenang sehelaipun, hingga terlihat seluruh lekuk tubuhnya.
“Kenapa dibuka? Dingin tau” Keluhnya sambil mengambil lagi selimut yang tadi menutupi tubuhnya. Dengan cepat Neo membuang selimut itu jauh dan menyisakan pria kecil yang berada di bawahnya tanpa sehelai benang pun.
“Ini kamu beneran minta ya sepertinya?” Tanya Neo yang dengan rakusnya kembali melumat habis bibir pria kecilnya. Sang kecil yang sudah terbakar nafsu juga menggerakkan tubuhnya keatas sehingga tubuhnya menempel dengan tubuh lelaki diatasnya.
Ciuman turun dari bibir ke leher putihnya, hingga berubahlah warna menjadi merah keunguan karena hisapan yang terlampau kuat. Ciuman kembali berpindah turun ke dua buah gundukan yang tidak terlalu besar namun menggoda bagi si bertubuh besar.
Dipilin nya lembut bagian yang sudah mencuat karena gairah yang sudah memuncak. Sedang mulutnya bergerilya di bagian yang satunya. Memutarkan lidah tak bertulang miliknya di bagian yang tak lagi tertutupi apapun itu. Terus bergantian hingga lelah yang diserang itu.