sorry for typo.

Heeseung duduk termenung dipinggiran kasur sembari menunggu suami pulang dari kantornya.
Hari sudah larut malam bahkan ingin berganti hari. Kini ia sangat gelisah jika tidak sempat memberi hadiah untuk sang suami. Pasalnya hari ini adalah ulang tahun Sunghoon alias suaminya itu.
Heeseung mencemberutkan bibirnya dibarengi kedua tangannya dilipat didepan perut miliknya. Ia sangat tidak sabar jawaban dari suami tentang hadiah apa yang ia inginkan dihari ulang tahunnya ini.
'Ting nung'
Mendengar suara bel berbunyi, seketika lamunan Heeseung buyar dan timbul rasa euforia pada dirinya.
Heeseung bangkit dari duduknya. Kemudian ia berlari mendekat ke arah pintu kamar, membuka pintu, kemudian berlari kecil menuju pintu rumah.
'Cklek'
Heeseung membuka pintu rumah dengan senyum yang mengembang.
Disaat pintu rumah terbuka, tampak Sunghoon yang sudah berdiri menunggu pintu dibuka oleh sang kekasih.
“Ayo kasih tau kamu mau hadiah apa!” Ujar Heeseung dengan nada seperti anak kecil yang tidak sabar menunggu jawaban dari temannya.
Sunghoon yang mendengar itu langsung tersenyum kecil. Baginya Heeseung sangatlah lucu seperti anak kecil apalagi jika sudah begini.
Sunghoon mendaratkan tangan kanannya ke arah telinga kanan milik Heeseung, kemudian menyelipkan beberapa helaian rambut ke belakang telinga Heeseung.
“Kamu nih ya, bukannya suami disilakan masuk kedalam rumah dulu malah langsung ditanyain mau hadiah apa” cibir Sunghoon yang kemudian ia mengusak gemas pucuk kepala sang kekasih.
Heeseung yang mendengar itu langsung merasa malu. Kedua pipinya tiba tiba saja merasa memanas serta timbul rona merah.
“Ahh iya.. Kenapa ya aku kebiasaan benget seperti ini.. Yaudah kalau begitu silakan masuk honey.” Tutur Heeseung yang dibarengi menggeser tubuhnya ke kanan agar Sunghoon bisa masuk kedalam rumah.
Sunghoon menyeringai melihat sikap dari Heeseung. Ia sengaja berjalan masuk tanpa mengubris jawaban dari Heeseung. Kemudian Sunghoon berjalan masuk ke kamar tanpa memanggil nama Heeseung.
Heeseung yang melihat hal itu sontak berdecak kesal yang kemudian ia menutup pintu lalu menguncinya. Setelah mengunci pintu, Heeseung langsung bergegas menyusul suaminya di kamar.
'Aishh, kenapa ngeselin banget sih?'
Heeseung duduk termenung sembari menyandarkan tubuhnya pada sisi dinding kamar. Ia masih memikirkan kira kira hadiah apa yang diinginkan oleh suaminya itu.
Heeseung sebenarnya mengantuk. Tetapi ia masih menunggu jawaban dari Sunghoon hadiah apa yang ia mau dihari ulang tahunnya hari ini. Yang ditunggu rupanya sedang membersihkan diri di kamar mandi.
Disaat kedua mata milik Heeseung ingin sepenuhnya tertutup, tiba tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka yang menyebabkan rasa kantuknya menghilang begitu saja.
'Cklek'
Dari arah kamar mandi, keluarlah sosok Sunghoon yang dimana dada bidangnya terekspos basah setelah mandi tetapi bagian pusar hingga atas lutut tertutup oleh sehelai handuk.
Saat ini Sunghoon sungguh sexy dimata Heeseung. Entahlah, ia menahan rasa kantuk hanya menunggu jawaban dari suaminya itu hadiah apa yang ia inginkan.
Sunghoon duduk tepat disamping Heeseung yang kemudian ia berbisik tepat diindra pendengar bagian kanan milik Heeseung.
“Kamu mau tau jawabannya, honey?”
Sontak Heeseung menoleh dan menatap Sunghoon begitu dekat. Bahkan hembusan nafas dari Sunghoon ia bisa rasakan.
“Apa?” Tanya Heeseung dengan intonasi begitu rendah.
Sunghoon menyeringai tatkala mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Heeseung.
Sunghoon tak menjawab apa yang ditanyakan oleh Heeseung. Ia kemudian mendongakkan dagu kekasihnya itu, lalu ia mendekat dan mempertemukan kedua belah bibir nya dengan kedua belah bibir Heeseung.
Dengan perlahan Sunghoon melumat ciumannya itu. Awalnya Heeseung belum terbiasa dengan ciuman itu karena selama berpacaran mereka berdua kalau ciuman pun hanya sekilas dan tidak ada lumatan.
Karena Sunghoon tau Heeseung belum terbiasa dengan irama ciuman yang dilakukan itu, ia menggigit bibir bawah Heeseung dengan kencang.
“Akhhh”
Heeseung meringis kesakitan yang dimana membuat lidah Sunghoon berhasil masuk kedalam mulut Heeseung.
Sunghoon berhasil menguasai ciuman panas itu. Heeseung pun perlahan sudah berani membalas ciuman itu sampai mengeluarkan lenguhan.
Saat dirasa nafasnya sudah habis. Sunghoon langsung melepas ciuman yang bertaut itu dan membuat badang mungil Heeseung tertidur diatas kasur yang kini ia berada diatasnya.
“Hadiah yang kumau adalah kamu, baby” tutur Sunghoon yang diiringi usapan lembut dipipi gembil sebelah kanan milik Heeseung.
Seolah mengerti apa yang dituturkan oleh Sunghoon, Heeseung menjawab dengan nada ragu.
“T-tapi apakah kamu bisa mengajarkan ku? Bukannya sok polos, bukan. Tapi karena aku belum terbiasa jika melakukan sex dengan mu apalagi kita baru nikah beberapa hari yang lalu..”
Heeseung menatap wajah Sunghoon dari bawah sembari mencemberutkan bibirnya. Yang melihat hanya menyeringai.
“Sure, i'll be your teacher. Baby.”
Setelah melontarkan kalimat itu, Sunghoon setengah bangkit, lalu ia melepas handuk yang sedari tadi melingkar dipinggangnya, lalu ia melempar asal handuk tersebut ke sembarang arah. Kini terlihat jelas penis Sunghoon yang begitu gagah yang siap menerobos masuk ke lubang milik kekasihnya itu.
Kedua mata Heeseung sontak terbelalak melihat pemandangan yang ada didepannya. Baru pertama kali ia melihat penis sang suami.
Sunghoon menatap Heeseung dengan sedikit sinis. Lalu ia mendaratkan kedua telapak tangannya ke penis miliknya, kemudian perlahan ia meremas penisnya itu dengan penuh sensual.
Perlahan demi perlahan Sunghoon mempercepat tempo pergerakannya itu sampai ia mendongak dan mendesah karena begitu nikmat apa yang ia lakukan sekarang ini.
'Hngghhhh'
Heeseung yang mendengar suara desahan itu sontak langsung bangkit dari baringnya itu, kemudian mengenggam lengan kanan Sunghoon dengan bermaksud untuk memberhentikan apa yang sedang dilakukan oleh Sunghoon.
“Ishh, kamu ngapain? Jangan puasin diri sendiri. Buat apa ada aku disini?” Tutur Heeseung dengan nada ragu ragu yang sebenarnya ia takut untuk mengucapkan kalimat terakhir.
“Oh iya? Kalau gitu coba kamu gantian yang puasin penisku, by.” Intruksi Sunghoon pada Heeseung.
Heeseung menatap kosong penis milik suaminya itu. Ia masih diambang keraguan jika melakukan apa yang dipinta oleh Sunghoon.
Dengan ragu, Heeseung menaruh kedua telapak tangannya diatas penis Sunghoon yang sudah sedikit precum dan meneggang.
Setelah berhasil menaruh kedua tangannya ditepat sasaran, akal bulus tiba tiba saja timbul pada Sunghoon. Ia menyeringai kemudian dengan cepat menaruh tangan kanan nya diatas tangah Heeseung, perlahan ia mengarahkan tangan Heeseung untuk meremas penis miliknya.
Bunyi decitan antara kulit tangan dan kulit penis serta desahan yang keluar dari mulut Sunghoon kini terdengar menjadi padu.
Heeseung yang awalnya takut dan ragu untuk melakukan hal itu, tiba tiba saja merasa bisa mengikuti alur permainan ini.
“Babyhh, please fasterhh”
Heeseung refleks mendekatkan wajahnya pada penis Sunghoon yang sedang dimanjakan nya itu. Sunghoon menyeringai, tiba tiba saja ia mendaratkan tangan kiri ke pucuk kepala Heeseung, lalu dibenturkannya kepala itu tepat ke penis miliknya.
“Arghhh.”
Heeseung terkejut saat kepalanya dibenturkan tepat ke arah penis milik Sunghoon.
“I know you understand what i mean babyhh..”
Sunghoon melontarkan kalimat itu diselingi desahan disetiap per-kata nya.
Seolah mengerti, Heeseung langsung membuka lebar mulutnya, lalu memasukan penis Sunghoon ke dalam mulutnya.
“Yeahhh, that's right babyhh”
Sunghoon mendongak dan memejamkan kedua matanya. Baginya mulut Heeseung berhasil membuatnya jatuh didalam kenikmatan.
Heeseung pun perlahan menjamah penis yang sudah besar milik Sunghoon dengan lidah didalam mulutnya itu. Ia juga sedikit menggigit gigit kecil agar menambah kenikmatan bagi sang empunya.
Kini terlihat Heeseung sudah menungging dengan keadaan yang sudah berantakan. Saliva nya saja bahkan sudah menetes banyak dari mulutnya yang dikarenakan lubang miliknya sedari tadi dijamah oleh Sunghoon.
Kaki kanan panjang milik Heeseung ditaruh oleh Sunghoon tepat dipundaknya. Sedangkan jari kanan Sunghoon sibuk didalam lubang milik Heeseung.
“Hngghhh, please langsunghh ke intinya aja daddyhhh..”
Heeseung memohon pada Sunghoon dengan nafas yang tak beraturan.
Mendengar kalimat permohonan dari Heeseung, ia langsung mengambil ancang ancang untuk memasukkan penisnya yang sudah meneggang ke dalam lubang milik Heeseung.
“Ok, i'll try baby boy.”
'Jlebb'
“AKHHHHH”
Heeseung berteriak karena terkejut dan hanya sekali hentakan penis Sunghoon berhasil masuk sempurna ke dalam lubang milik Heeseung.
“G-gerak tolong..” Heeseung
“Gamau. Kamu aja yang gerak.” Tutur Sunghoon dengan nada yang tidak merasa bersalah.
Mendengar intruksi itu, Heeseung secara tak sadar meloloskan air mata. Ia sudah merasa sangat lelah dengan permainan ini.
Perlahan Heeseung memaju mundurkan badannya sesuai apa yang dipinta oleh Sunghoon.
“Nghhhh”
Sunghoon berdesah tatkala penisnya dipijit oleh lubang Heeseung. Mendengar desahan itu, Heeseung mempercepat tempo pergerakan agar mendekati klimaks.
Sunghoon yang melihat penis mungil Heeseung yang menganggur dan terlanjur precum itu, dengan cepat tangan kanan Sunghoon memegang penis Heeseung, lalu meremas nya dengan kencang.
Kedua mata Heeseung terbelalak karena terkejut penis miliknya dipegang sangat keras oleh suaminya.
“Jangan berhenti gerak, lanjutin!”
Heeseung pun menurut, ia kembali memaju mundurkan badannya. Begitupun Sunghoon yang sibuk meremas penis Heeseung.
Setelah sepersekian detik, Sunghoon merasa dirinya ingin memuntahkan cairan putih miliknya.
“Babyhh, i wanna cum..”
Mendengar pernyataan itu, Heeseung mengakhiri pergerakan itu dengan sekali genjotan yang sangat kencang agar cairan putih milik Sunghoon keluar dan menerobos masuk lebih didalam lubang anal miliknya.
Kemudian terdengar suara cipratan dari penis milik Sunghoon. Ia mengeluarkan cairan putih itu tepat didalam lubang Heeseung. Sunghoon melepaskan tangannya dari penis Heeseung lalu ia bernafas lega. Sedangkan Heeseung tersungkur lemah diatas kasur.
Sunghoon yang melihat hal itu langsung mencabut penis yang tertancap dilubang milik Heeseung. Kemudian ia menghampiri Heeseung yang sudah berkeringat.
Sunghoon merebahkan dirinya tepat disamping badan Heeseung, lalu ia mengelus lembut pucuk kepala Heeseung.
“Thank's to be my prize in my birthday, honey.”
Heeseung yang mendengar kalimat itu, langsung membuka kedua matanya dan langsung memeluk pinggang Sunghoon dengan erat.
“My pleasure! Aku ga ber-ekspetasi kalau hadiah yang kamu inginkan adalah diriku sendiri..” Tutur Heeseung dengan nada rendah.
Sunghoon mengelus lembut pucuk kepala Heeseung kemudian ia mengecupnya.
'Cup'
“Hahaha, itung itung ini malam pertama kita kan? Kita baru beberapa hari yang lalu menikah tapi tak sempat melakukan hubungan intim dimalam pertama yang dikarenakan aku kerja..”
Setelah melontarkan penjelasan itu, Sunghoon langsung membalas pelukan yang diberikan oleh Heeseung.
Heeseung menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Sunghoon lalu kembali memejamkan kedua matanya. Tanpa basa basi, ia langsung pergi ke alam mimpi begitupun dengan Sunghoon.
'This is my precious prize in my birthday!'