scubepid

Termaafkan

#Termaafkan.

ignore typo pls.


Sunoo memeluk erat boneka besar panda miliknya, dengan degup jantung yang cepat, ia hanya bisa pasrah kalau kekasihnya tidak memarahinya. Kalaupun Riki memarahinya, mau tidak mau Sunoo harus siap dengan semua itu.

'Takut..'

'Cklekk..'

Seseorang telah membuka pintu kamar, ditutup rapat dan mengunci nya. Sunoo yang mendengar itu semua hanya bisa memejamkan matanya dengan cemas.

“Kak.”

“Lampunya kayak gini aja? Lumayan gelap kalau pakai lampu remang-remang. Apa gamau nyalain lampu asli?” Tanya Riki sembari melepas jaket yang ia kenakan, kini hanya menyisakan pakaian tanpa lengan yang menampakan otot lengannya.

Sunoo tak menjawab, bahkan menatap Riki pun sama sekali. Dirinya tetap diposisinya sedari awal.

“Kak, aku lagi ngomong malah kamu ga jawab bahkan menatap ku sama sekali nggak. Kenapa sih?” Riki mengernyitkan dahinya, sebab selama perjalanan ke rumah Sunoo sudah memikirkan mau melakukan apa dengan kakaknya itu.

“Aku capek seharian kerja tapi pas sampai disini tapi malah perlakuan kamu begini? Minimal natap orang yang sedang bicara dengan mu kak.”

Sunoo sontak membuka matanya, melihat ke arah Riki dengan tatapan ketakutan. “Riki, maaf.. Aku hanya takut kamu marah soal kunci mobil yang hilang, melihat tiga hari yang lalu kamu pusing dan mencari kunci mobil sambil marah-marah jadi aku ga berani jujur.”

“Dan maaf aku baru berani jujur sekarang..” Sunoo menunduk, tak berani menatap Riki.

Riki menghela nafas panjang, tertawa sedikit ternyata kekasihnya itu mengabaikannya karena takut kena marah olehnya. “Kak, gapapa kak. Lupakan soal kunci mobil ya? Aku ga marah kok, lagian udah ada kunci cadangan kok. Tapi janji sama aku jangan ulangi hal yang sama ya?” Riki duduk di samping Sunoo, mengelus lembut surai hitam milik sang empu. Sejujurnya Riki sudah tidak ada tenaga lagi untuk memarahi Sunoo, yang ia butuhkan hanya pelukan manja dan melepas rasa lelah ini dengan afeksi.

“Maafin aku iki..” Sunoo reflek memeluk erat tubuh Riki, tangisannya pecah yang sudah dibendung olehnya.

“Gapapa honey, jangan nangis ya.. Oh ya, ada cerita apa hari ini?” Riki membalas pelukan itu, mengusap tubuh mungil Sunoo dengan lembut.

Sunoo tidak menjawab pertanyaan dari Riki, ia hanya terus-terusan menangis, sebab ia merasa bersalah walau Riki sudah memaafkannya.

“M-maafin aku ya.. Maaf aku selalu ceroboh, ini bukan sekali dua kali.. Maaf kalo aku bikin aku kesel kamu terus, sometimes i dont deserve to be your mine.” Sunoo melepas pelukannya, mengelap air mata yang membasahi kedua pipinya.

“Jangan ngomong begitu kak, kalo kamu ga pantas aku miliki, ngapain hubungan ini terus berlanjut? that wasting time right? Udahlah kak, sekarang saatnya kita berbagi cerita hari ini ada kejadian apa.” Riki tersenyum, menatap Sunoo dengan tatapan gemas karena mata sembab yang menghiasi wajahnya.

“Sebentar, aku mau nyalain lampu dulu!”