Love Potion
• Mingyu x Wonwoo
• Fluff
• Hogwarts!AU
Koridor Hogwarts yang sebelumnya sepi, kini sudah dipenuhi oleh para siswanya karena ada pergantian jadwal pelajaran. Lorong bangunan tersebut dipenuhi dengan suara-suara ramai yang membicarakan banyak hal. Entah itu pembicaraan perihal pelajaran, makan siang, pertandingan quidditch yang akan diadakan sore nanti, ataupun pembicaraan rahasia. For example : crush. Seperti yang dilakukan oleh Mingyu, Seokmin, dan Soonyoung. Ketiga lelaki itu terlihat serius.
“I will make some love potion for Yoon Jeonghan.” Netra Soonyoung dan Seokmin membelo ketika mendengar ucapan Mingyu. Don't worry, they use muffliato charms, so nobody will hear them.
“Serius?” Tanya Seokmin. Mingyu mengangguk mantap.
“Gue udah siapin all of ingredients, mungkin nanti malem, after dinner, gue bakal nyelinap ke kelas potion.” Jawabnya.
“Perlu bantuan gak?” Soonyoung menawarkan bantuan.
“No, but thanks for the offer.” Balas Mingyu.
Kim Mingyu.
One of Gryffindor student. Dan tahun ini adalah tahun ketiganya menjadi murid Hogwarts.
Lelaki jangkung itu bisa dikatakan sebagai murid populer, karena Mingyu merupakan seorang seeker, perwakilan dari Gryffindor.
Pria bertaring itu sudah menyukai prefect Slytherin, Jeonghan, semenjak hari pertamanya di Hogwarts. Saat makan malam setelah sorting hat, netra Mingyu menangkap sosok Jeonghan yang sedang tertawa bersama Joshua, temannya. Saat melihat tawanya itu, Mingyu merasa jika jantungnya berdesir. Dan sejak saat itu pula Mingyu menyukai Jeonghan yang dua tahun berada di atasnya.
▪▪▪
Setelah makan malam selesai, Mingyu benar-benar menyelinap masuk ke ruang kelas potion. And of course he wear the invisibility cloak yang diberikan oleh kakeknya.
“Alohomora.” Mingyu membisikan mantra, dan terbukalah pintu kelas tersebut. Mingyu menengok ke kiri dan ke kanan sebelum ia masuk. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, ia segera masuk dan memulai eksperimennya.
Mingyu dengan semangat mengikuti langkah-langkahnya yang sudah ia salin dalam perkamen yang ia bawa. Ia menyalinnya dari sebuah buku usang yang pernah ia temukan di kelas potion juga.
▪▪▪
Berselang satu minggu, Mingyu akhirnya berniat untuk memberikan ramuan tersebut kepada Jeonghan. Karena katanya, semakin lama love potion didiamkan, semakin lama juga efeknya pada orang yang mengkonsumsinya. Mingyu berencana untuk mencampurkannya dengan sebuah cupcake.
“Lu simpen dimana cupcake-nya?” Tanya Soonyoung.
“Tadi pagi dia sempet ke perpustakaan, dan gue simpen aja di mejanya waktu dia balikin buku.” Jawab Mingyu dengan senyum lebarnya. Tidak sabar menunggu Jeonghan yang akan tergila-gila padanya.
“What if someone else who eat it?” Tanya Seokmin.
“It's impossible.” Jawab Mingyu percaya diri.
Saat mereka bertiga memasuki koridor sekolah, mereka berpapasan dengan Jeonghan dan Joshua. Seokmin yang memiliki gelar sebagai kekasih Joshua, segera menyapanya dengan riang. Sementara Mingyu dengan excited menunggu Jeonghan yang pasti akan langsung menyambutnya juga.
“Baru selesai kelas apa?” Tanya Jeonghan.
It's weird.
Mengapa Jeonghan bersikap biasa saja? Harusnya Jeonghan terobsesi dengan keberadaan Mingyu. Seokmin, Soonyoung, dan Mingyu saling melempar pandang satu sama lain. Bingung dengan keadaan.
“Do you hear me?” Tanya Jeonghan karena pertanyaannya tak juga mendapat jawaban. Mingyu segera tersadar ketika Jeonghan menepuk bahunya.
“Iya?” Tanya Mingyu yang tidak fokus.
“Kalian baru selesai kelas apa?” Ulang Jeonghan.
“Care of magical creature.” Jawab Mingyu. Jeonghan hanya menganggukan kepalanya.
“Tadi kamu liat ada cupcake di perpustakaan?” Tanya Mingyu.
“It's yours?” Tanya Jeonghan. Mingyu mengangguk.
“Tadi saya liat dimakan sama Wonwoo.” Netra Mingyu langsung membelo, begitu pula dengan Seokmin dan Soonyoung yang ikut kaget setelah mendengarnya.
“Shua, let's go to the class. You know, it's Professor Snape.” Ajak Jeonghan.
“See you!” Joshua segera berpamitan kepada kekasihnya.
Setelah keduanya pergi, Mingyu, Soonyoung, dan Seokmin kembali saling menatap satu sama lain secara bergantian. Masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja diucapkan oleh Jeonghan tadi.
“Wonwoo...” Ucap Mingyu.
“Prefect Ravenclaw?” Sebuah pertanyaan retoris. Soonyoung dan Seokmin menepuk pundak Mingyu, memberikan semangat.
Jeon Wonwoo.
Prefect Ravenclaw. A nerdy who can find at the library.
Ekspresinya selalu sama, dingin dan terlihat tidak tertarik dengan lingkungan sekitarnya. Satu-satunya teman Jeon Wonwoo hanyalah Jun, itupun karena Jun merupakan vice prefect Ravenclaw.
“Imagine if Jeon Wonwoo suddenly run to Mingyu and being clingy.” Ucap Soonyoung, dan dibalas oleh tawa kencang dari Seokmin. Sementara Mingyu menatap kedua temannya itu kesal.
“Gyu...” Ucap Seokmin sambil menepuk bahunya.
“Apaan sih ah?” Jawabnya ketus.
“Itu...” Katanya lagi.
“Apaan?” Ketika Mingyu membalikan badannya, ia melihat sosok berkacamata yang sedang berlari kecil ke arahnya dengan senyum riang.
Catat!
Senyum. Riang.
“Gue baru tau kalo seorang Jeon Wonwoo bisa senyum selebar itu.” Bisik Soonyoung dan dibalas anggukan oleh Seokmin.
“Mingyuuuuuu!” Panggil Wonwoo dengan nada ceria.
Sekali lagi.
Ceria!
Mingyu, Seokmin, dan Soonyoung yang menyaksikan kejadian langka itu hanya bisa mengedip dengan rahang yang menganga.
Ini benar-benar kejadian yang harus dicatat oleh sejarah, karena seorang Jeon Wonwoo tersenyum lebar dan memanggil seseorang dengan nada seceria itu. Ini sama sekali bukan 'Wonwoo'.
“Mingyu, kok diem aja?” Tanya Wonwoo. Tangannya bergelayut manja kepada Mingyu. Sedangkan kedua temannya tergelak sambil memegang perut mereka. Netra Mingyu menatap Soonyoung dan Seokmin sebal.
“Miguuuu...” Rengek Wonwoo sambil mencubit pipi Mingyu agar lelaki yang lebih jangkung ini mengalihkan atensi kepada dirinya.
“Migu?” Kening Mingyu mengerut.
“Iya, Migu!” Jawab Wonwoo semangat. Matanya menyipit saat tersenyum lebar.
“Uwu banget.” Ledek Seokmin.
“Migu ganteng deh.” Soonyoung ikut meledeknya.
“Ih kalian jangan ngejekin Migu-nya Wonu!” Ujar Wonwoo kesal.
“No, we're not mock your, Migu.” Balas Soonyoung.
“Migu is cute. It's suit well with Mingyu's personality.” Soonyoung tertawa geli ketika Seokmin mengatakannya.
“Lebih baik kalian pergi deh.” Usir Mingyu karena ia takut emosi-nya akan keluar jika kedua temannya itu terus saja meledek dia.
“Oke. Mereka mau berduaan, ayok kita pergi.” Ajak Seokmin sambil merangkul Soonyoung.
“Migu, Wonu punya cookies, Migu mau?” Tanya Wonwoo dengan matanya yang berbinar, mirip seperti anak kucing.
“No, thanks.” Jawab Mingyu. Binar dimata Wonwoo meredup. Bibirnya ditekuk. Ekspresinya menjadi murung. Mingyu yang melihatnya menjadi tidak tega.
“Tapi boleh deh, I'm hungry.” Netra Wonwoo kembali berbinar, senyumnya lebar hingga matanya membentuk bulan sabit.
“Ayok ke kamar Wonu!”
“Eh?” Tanya Mingyu. Ia takut salah dengar.
“Ke kamar Wonu. Cookies-nya ada di kamar.” Ucapnya.
“Tapi saya anak Gryffindor, Wonwoo.” Lelaki berkacamata itu nampak berpikir sebentar.
“I think it's okay, selama gak ada profesor yang liat. Yuk!”
Belum sempat Mingyu kembali menjawab, prefect Ravenclaw itu sudah menarik pergelangan tangannya menuju ke asrama Ravenclaw.
“Hi, Jun.” Sapa Wonwoo. Jun berkedip beberapa kali, dan menahan lengan Wonwoo.
“Are you... Wonwoo?” Tanya Jun yang kaget melihat perubahan sikap teman dekatnya itu.
“Of course, I am.” Jawab Wonwoo sambil menganggukan kepalanya. Kemudian netra Jun menatap Mingyu, ada sebuah tanda tanya yang ia lemparkan kepada lelaki jangkung itu melalui pandangan. Mingyu menggeleng, pura-pura tidak tau.
“Are you sure bring student from other dorm?” Tanya Jun. Sebenarnya Jun tau jawabannya, Wonwoo definitely know the rule.
“Keep it secret, just for this time. Please.” Wonwoo menatap Jun dengan tatapan memelas.
“Eum.... Okay...” Jawab Jun.
“Thanks!” Dan Wonwoo kembali menarik pergelangan tangan Mingyu.
Mingyu terlihat canggung saat memasuki ruangan yang sangat rapi itu. Ada banyak buku disana. Dari mulai history of magic, ancient rune, hingga defense against of the dark arts. Mingyu tau jika Wonwoo adalah seorang kutu buku, namun ia masih tetap takjub ketika melihat ada banyak tumpukan buku disana. Meanwhile, Mingyu sangat tidak suka membaca.
“Buat Migu semuanya.” Wonwoo memberikan satu kantong besar yang berisikan cookies. Mingyu menatap Wonwoo dengan ekspresi kagetnya.
“This much?” Tanyanya.
“That much!” Jawab Wonwoo masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya.
“Okay, thanks.” Balas Mingyu.
“Udah jam makan siang.” Ujar Wonwoo. Kemudian keduanya segera pergi dari asrama Ravenclaw.
▪▪▪
Malam harinya, Seokmin, dan Soonyoung bertamu ke kamar Mingyu. Kedua temannya itu sudah pasti berniat untuk mengejeknya. Bahkan baru saja Seokmin dan Soonyoung beradu pandang dengan Mingyu, kedua lelaki itu sudah tertawa kencang mengingat kejadian siang tadi.
“Kalau mau ngetawain aja, mending pergi deh.” Ujar Mingyu malas.
“Pemarah banget nih temen lu.” Ejek Seokmin.
“Gak tau nih, padahal kan udah ada gebetan.” Soonyoung dan Seokmin kembali tertawa, dan Mingyu melempar keduanya dengan bantal.
“Ih ada cookies!” Pekik Seokmin saat melihat sekantong cookies yang ada di meja Mingyu.
“Abisin aja.” Suruh sang pemilik.
“Beneran? Asik.” Seokmin dan Soonyoung segera memakan cookies-cookies tersebut.
“Hah ini beneran cookies? This is masterpiece!” Ucap Soonyoung sambil menatap cookies yang ada ditangannya.
“Lebay.” Balas Mingyu.
“Lu belum nyoba? Enak banget tau.” Ujar Seokmin dengan mulut yang penuh. Mingyu menggelengkan kepalanya.
“Itu dari Wonwoo.” Ucap Mingyu.
“Demi apa? Enak banget sih.” Balas Soonyoung sambil terus memakan cookies-nya.
“Pasti enak, it's contain love essence.” Ledek Seokmin dan mereka berdua tertawa, kecuali Mingyu yang mendengus sebal.
“Argh... I'm getting crazy.” Mingyu mengacak rambutnya frustasi.
“Kenapa sih?” Seokmin menyudahi kegiatan makannya.
“Ya karena Wonwoo, apalagi?” Dengus Mingyu.
“It's not that bad. I mean, look at the cookies, he's totally nice.” Balas Soonyoung.
“No, it's bad. You don't know the feeling when someone you don't like being obsessed to you.” Kata Mingyu.
“Gimana lagi? Lu cuma bisa nunggu reaksinya ilang.” Ujar Seokmin.
“Tapi, dia manis tau, Gyu.” Tambah Seokmin lagi.
“He is.” Soonyoung menyetujui perkataan Seokmin.
“But still, I don't like him.” Balas Mingyu ketus.
“Let's see.” Soonyoung.
“We can't predict the future.” Balas Seokmin.
▪▪▪
Pagi hari Mingyu diawali dengan Wonwoo yang menunggunya di dekat kelas divination, dengan senyumannya yang lebar. Wonwoo tertawa kecil ketika melihat Mingyu hingga hidungnya mengerut. Kemudian lelaki berkacamata itu menghampiri Mingyu dengan riang.
“Enaknya pagi-pagi disamperin gebetan.” Bukan Seokmin namanya kalau absen meledek sahabatnya itu. Mingyu menghela nafas berat ketika melihat Wonwoo yang berlari kecil ke arahnya.
“Morning, Migu!” Sapa Wonwoo dengan senyum cerahnya.
“Kita gak disapa nih, Won?” Tanya Soonyoung.
“No need.” Wonwoo memasang ekspresi datarnya saat menjawab ucapan Soonyoung, namun sedetik kemudian wajahnya kembali cerah saat menatap Mingyu.
“Ada apa?” Tanya Mingyu dingin.
“Eung? What's wrong with you? Am I make some mistake?” Tanya Wonwoo khawatir. Ia takut jika dirinya melakukan kesalahan yang menyebabkan Mingyu menjadi dingin kepadanya.
“Is it because the cookies? Is it not good?” Suara Wonwoo menciut ketika bertanya. Tangannya memeras seragamnya karena takut.
“No, it's really good.” Bukan Mingyu yang menjawab, tapi Soonyoung.
“You eat it?” Wonwoo mengerutkan dahinya. Soonyoung dan Seokmin saling berpandangan dan segera memasuki kelasnya, meninggalkan Wonwoo dan Mingyu.
“Cookies-nya diabisin Soonyoung Seokmin?” Tanya Wonwoo.
“Masih ada.” Jawab Mingyu.
“Kalau kamu mau lagi, bilang aja, nanti aku bikinin yang banyak.” Ujar Wonwoo dengan senyum lebarnya, membuat hidungnya sedikit mengerut. Mingyu hanya menghela nafas berat.
“Udah? Saya mau kelas, kamu juga harus kelas.” Balas Mingyu.
“Eung!” Balas Wonwoo sambil mengangguk.
“See you!” Wonwoo melambaikan tangannya kepada Mingyu dengan senyuman yang terpatri diwajahnya. Sementara Mingyu tidak mempedulikannya dan segera masuk ke kelas.
▪▪▪
Selesai kelas, Mingyu melihat Jeonghan yang terlihat akan kembali ke asramanya bersama Joshua, tentunya. Seokmin segera memanggil kekasihnya itu dengan senyum lebar. Mingyu pun ikut tersenyum lebar saat Jeonghan ada di dekatnya.
“Abis kelas apa?” Tanya Seokmin kepada Joshua.
“Ancient rune. Kamu?”
“Divination. Tadi waktu kelas katanya aku bakal bahagia. Ya iya, soalnya ada kamu.” Mingyu, Jeonghan, dan Soonyoung yang mendengarnya langsung menatap kedua pasangan itu dengan tatapan cringe.
“Oh god... It's so cringe, my ear gets shame.” Ujar Jeonghan geli.
“My ears feel burns.” Celetuk Mingyu.
“You two just dating then, you looks pretty when together.” Ucapan Joshua itu membuat Mingyu dan Jeonghan saling berpandangan. Lelaki yang lebih jangkung segera mengalihkan pandangan, menahan senyumnya.
“Mingyu? And I?” Tanya Jeonghan, dan dibalas anggukan oleh Joshua.
“He's feeling like my little big brother.” Ada perasaan kecewa saat Jeonghan mengatakannya. Seokmin dan Soonyoung hampir saja tertawa saat mendengar hal tersebut.
“Miguuuuuu!” Kelima orang yang ada disana berbalik ketika mendengar suara berat nan manja menyapa rungu mereka. Mingyu menghela nafasnya kasar. Soonyoung dan Seokmin seperti biasa menahan tawanya. Sementara Jeonghan dan Joshua mengerutkan dahinya, merasa aneh karena seorang Jeon Wonwoo yang dingin, tiba-tiba berubah menjadi Jeon Wonwoo yang lovely.
“Is it Jeon Wonwoo? Ravenclaw's prefect?” Tanya Jeonghan.
“I guess, yes...?” Balas Joshua.
“Miguuu! Udah selesai?” Wonwoo menggandeng lengan Mingyu. Sementara lelaki yang digandeng langsung melirik ke arah lelaki yang disukainya, Jeonghan.
“Oh... Hi, Jeonghan. Hi, Joshua.” Sapa Wonwoo riang.
“Hi, Wonwoo.” Balas Joshua sambil tersenyum meskipun ia masih bingung dengan keadaan sekarang.
“Have you had a lunch?” Tanya Wonwoo lagi kepada Mingyu. Jeonghan menatap Mingyu dan Wonwoo bergantian.
“Are you two... Dating?” Tanya Jeonghan. Mingyu langsung menggeleng dengan kuat, sementara Wonwoo tersenyum malu.
“I wish so.” Jawab Wonwoo dengan senyumannya.
“Shall we date, Migu?” Tanya Wonwoo sambil menarik seragam Mingyu.
“What?” Balas Mingyu kaget. Bukan hanya Mingyu, tapi keempat orang lainnya pun terkejut dengan pertanyaan yang terlontar dari bibir lelaki yang biasanya bersikap dingin itu.
“But, I think you looks good together. You two looks like a couple.” Mingyu langsung menoleh ke arah Jeonghan, kemudian menggeleng pelan.
'No, I like you.' Batin Mingyu.
“Let's go. We should back, I'll meet with Seungcheol.” Mingyu mengerutkan jidatnya.
“Seungcheol? Gryffindor's prefect?” Tanya Mingyu.
“Yes, he is.” Jawab Jeonghan dengan senyumannya.
“Are you date Seungcheol?” Jeonghan semakin tersenyum lebar.
“I wish so.” Balasnya, meniru ucapan Wonwoo. Layaknya drama, Seokmin dan Soonyoung menutup mulutnya dengan mata yang membelo.
“Bye. See you at quidditch match!” Pamit Jeonghan dan Joshua. Kemudian keduanya pergi meninggalkan ketiga orang yang kaget. Sementara Wonwoo tidak terlihat kaget sama sekali.
“I already know it. They often meet at the library.” Mingyu menoleh ke arah Wonwoo.
“Since when?” Tanya Mingyu.
“A month, I guess.” Jawab Wonwoo sambil mengetuk jarinya di dagu, sedang mengira-ngira. Soonyoung dan Seokmin yang mengetahui fakta jika Mingyu menyukai Jeonghan langsung menepuk pundaknya.
“It's not important right?” Tanya Wonwoo.
“Our relation more important.” Tambah Wonwoo dengan senyumnya yang terlihat sedikit malu. Wajahnya pun tersipu.
“I think Jeonghan right, you two looks really well together.” Ujar Soonyoung kembali menepuk pundak Mingyu, dan pergi bersama Seokmin meninggalkan Mingyu dan Wonwoo berdua.
“*You have a quidditch match, right? I'll watch you later!” Ujar Wonwoo semangat.
“Shall I bring a banner?” Tanya Wonwoo lagi. Lelaki berkacamata itu terlihat sangat antusias. Sementara Mingyu terlihat memiliki banyak distraksi dalam kepalanya.
“Hey... What's wrong? You look tired.” Wonwoo membalikan tubuh Mingyu agar menghadap kepadanya. Lelaki berkacamata itu memegang kedua pipi lelaki yang lebih jangkung. Matanya berkedip berkali-kali, sambil terus menatap Mingyu.
“Kamu sakit?” Tanya Wonwoo. Ada gurat kekhawatiran diwajahnya. Lagi-lagi Mingyu mendengus, dan melepaskan tangan Wonwoo dengan kasar.
“I'm tired, and please don't bother me.” Ucap Mingyu dan meninggalkan Wonwoo yang memanggil-manggil namanya.
▪▪▪
Sore harinya, Mingyu terlihat tidak bersemangat. Padahal biasanya Mingyu selalu menunggu pertandingan quidditch. Namun untuk kali ini, Mingyu terlihat lesu, apalagi ketika bertemu Choi Seungcheol, sang keeper untuk Gryffindor. Dan jangan lupakan fakta bahwa Jeonghan dan Seungcheol ada 'apa-apa.'
“Lesu banget, Gyu? Biasanya semangat?” Tanya Seungcheol. Mingyu menatap Seungcheol datar lalu mengedikan bahunya, dan membuat lelaki yang lebih tua itu bingung.
Sepuluh menit kemudian, akhirnya pertandingan dimulai. Mingyu bisa melihat jika ada Jeonghan disana yang pandangannya tidak lepas dari Seungcheol. Hatinya bergemuruh. Kesal melihat Jeonghan yang tersenyum sambil terus menyemangati Seungcheol.
“MIGUUUU!” Di tempat lain, ada Wonwoo yang menyemangatinya dengan banner ditangannya. Lelaki berkacamata itu tersenyum lebar kemudian melambaikan tangannya ketika pandangan mereka berdua bertemu.
Permainan sudah dimulai semenjak 15 menit yang lalu, namun Mingyu tidak bisa fokus. Ia bahkan tidak bisa melihat dimana golden snitch-nya, sementara seeker tim Hufflepuff sudah mengejarnya sedari tadi. Mingyu tidak sadar jika Gryffindor tertinggal 10 poin dari Hufflepuff.
“Fokus!” Teriak Seungcheol kepada Mingyu saat Mingyu terbang di dekatnya. Lelaki jangkung itu mendengus dan segera terbang menjauh dari sana.
“Ayok! Migu bisa! Semangat Migu!” Teriakan Wonwoo benar-benar sangat kencang, sehingga Mingyu sedikit teralihkan atensinya, namun lima detik kemudian, Mingyu kembali terbang, mencari golden snitch.
Seeker Gryffindor itu terbang semakin cepat saat melihat bola kecil keemasan itu berada di radius lima meter darinya. Tangannya terjulur ke depan, mencoba menangkapnya. Saat Mingyu mencoba untuk meraihnya, seeker dari tim Hufflepuff mendepaknya, dan membuat golden snitch-nya kembali menjauh, terbang lebih tinggi lagi.
Mingyu menggeram kesal, ia membalas Minghao, seeker Hufflepuff yang notabene-nya adalah temannya sendiri. Kedua teman itu akan sangat kompetitif ketika urusannya dengan quidditch, tidak ada satupun yang mengalah. Namun, diluar pertandingan, mereka berdua tetap berteman baik.
“Get your focus, friend.” Ucap Minghao dan terbang lebih tinggi lagi mencari golden snitch. Mingyu mendengus, dan ikut terbang lebih tinggi lagi. Cuaca hari itu tidak begitu bagus. Petir mulai menyambar. Langit menjadi gelap. Hujan mulai turun, membuat pandangan Mingyu kabur.
Mingyu terus terbang mencari bola kecil keemasan itu, dan sepuluh detik kemudian, ia berhasil menemukannya. Kali ini Mingyu lebih fokus untuk meraih bola kecil tersebut. Saat Mingyu meraihnya, saat itu juga bludger menabrak tangannya dan membuat Mingyu mengaduh kencang. Tidak hanya itu, bludger itu kembali lagi dan menabrak broomstick Mingyu dan membuat lelaki itu terjatuh dari ketinggian 30 meter.
Para murid dan guru yang melihat hal tersebut terlihat panik melihat tubuh Mingyu yang meluncur dengan cepat. Wonwoo membelo, dan dengan cepat mengeluarkan wand miliknya.
“Aresto momentum!” Ucap Wonwoo membuat pergerakan jatuhnya Mingyu menjadi lambat. Lelaki bertubuh jangkung itu terjatuh di lapangan dengan tidak sadarkan diri. Pergelangan tangannya patah karena sempat terhantam bludger. Para murid Gryffindor dan juga Wonwoo segera berhamburan menghampiri Mingyu.
“Migu? Gu?” Wonwoo menepuk pipi Mingyu pelan. Namun lelaki itu tidak sadarkan diri.
Akhirnya Mingyu dibawa oleh profesor menuju ke ruang perawatan. Wonwoo terlihat sangat panik, dan dengan setia menemani Mingyu bersama dengan Soonyoung, Seokmin, Joshua, Jeonghan, dan Seungcheol.
Setelah dua jam, akhirnya Mingyu terbangun, dengan tangannya yang diperban.
“Migu?” Ujar Wonwoo, dan membuat semua orang yang menunggunya menoleh kepada lelaki yang baru sadar itu.
“Akhirnya sadar juga.” Celetuk Seokmin.
“You fell from 30 meters height.” Ujar Jeonghan. Mingyu menatapnya, namun kemudian menjadi sebal ketika melihat Seungcheol disebelah Jeonghan.
“Fortunately, Wonwoo save you.” Tambah Jeonghan lagi. Pandangan Mingyu terarah kepada lelaki berkacamata yang terlihat basah.
“Wonwoo spell the charms, and save your bones.” Ucap Soonyoung.
“Kalau gak ada Wonwoo, lu nginep di ruangan ini dua bulan kali gara-gara semua tulang lu patah.” Celetuk Seokmin. Mingyu terdiam sambil menatap Wonwoo yang masih mengkhawatirkannya.
“Ehm... I guess we should go.” Joshua memberikan kode kepada yang lain untuk pergi.
“Urusin dia ya, Won. Bye.” Pamit Soonyoung, dan kemudian mereka pergi, kecuali Wonwoo.
“Ini, minum dulu pumpkin juice-nya, biar cepet sembuh.” Wonwoo memberikan minuman tersebut kepada Mingyu, dan lelaki itu meminumnya hingga habis.
“Is it hurt?” Tanya Wonwoo, menatap lengan Mingyu.
“A little.” Jawabnya.
“Bagian badan kamu yang lain gak ada yang sakit lagi 'kan?” Mingyu menggelengkan kepalanya. Wonwoo bernafas lega.
“Lain kali Migu harus lebih hati-hati. Tadi aku udah takut kamu kenapa-napa.” Ucap Wonwoo khawatir.
“Migu, tidur aja. Nanti aku bawain makan buat Migu.” Mingyu masih tidak bergeming, menatap Wonwoo yang diwajahnya terlihat ada kekhawatiran.
“Kamu gak dingin?” Tanya Mingyu pelan.
“Eung?” Wonwoo menatap Mingyu.
“Badan kamu basah.” Kata Mingyu lagi. Wonwoo tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya.
“Nggak, Migu. You better worrying yourself.” Balas Wonwoo.
“Are you hungry? I'll bring some food for you.” Ucap Wonwoo. Mingyu menggeleng, namun perutnya berkata lain. Wonwoo tertawa kecil dan ia segera berdiri untuk mengambilkan makanan.
“Wonwoo.” Panggil Mingyu sebelum Wonwoo pergi. Lelaki berkacamata itu menoleh dengan senyumnya.
“Thanks.” Senyum Wonwoo semakin lebar saat mendengar ucapan terimakasih itu terdengar di rungunya. Wonwoo mengangguk kemudian pergi dengan riang.
▪▪▪
Setelah dua hari, Mingyu sudah bisa melepas perban dilengannya. Keadaannya sudah sangat jauh membaik dari sebelumnya.
“Mingyu!” Laki-laki yang dipanggil menoleh, kemudian tersenyum lebar saat melihat orang yang memanggilnya.
“Jeonghan.” Mingyu menyapanya balik.
“Your arm, is it okay?” Tanyanya.
“Yeah. Udah sembuh kok.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Jangan senyum terus, sobek nanti mulut lu.” Celetuk Soonyoung.
“Great to hear that. Lain kali, hati-hati.” Kata Jeonghan.
“Hati-hati, Gyu.” Goda Seokmin.
“Makasih.” Balas Mingyu.
“No need. Saya rasa ucapan itu lebih baik buat dia.” Jeonghan menunjuk dengan dagunya ke arah belakang Mingyu. Lelaki jangkung itu menoleh dan mendapati lelaki dengan jabatan sebagai Ravenclaw Prefect ada disana sambil membawa kantong besar. Senyumannya tidak pernah lepas ketika bertemu Mingyu.
“Migu! Udah sembuh tangannya?” Tanya Wonwoo sambil menyentuh lengan Mingyu pelan.
“Udah.” Jawab Mingyu sambil menganggukan kepalanya.
“I'm not going to bother you. Bye.” Jeonghan pamit dan segera pergi dari sana.
“I have some cookies, and this is for you.” Mingyu tidak lagi menolak ketika Wonwoo menyodorkan satu kantong cookies untuknya. Anehnya, dia malah senang.
“Thanks.“
“Jangan dibagi sama Soonyoung Seokmin, Wonu bikin itu buat Migu.” Lelaki berkacamata itu menyebikan bibirnya, membuat Mingyu tersenyum dan tanpa sadar mengacak rambutnya pelan.
“Waw... This scene makes me flutter.” Mingyu langsung menarik tangannya kembali ketika mendengar Seokmin.
“Oh god... I feel the butterfly in my stomach.” Soonyoung ikutan meledek Mingyu.
“Wonu pergi dulu, ya, Migu. Cookies-nya jangan dibagi pokoknya, itu buat Migu aja.” Kemudian Wonwoo pergi, dengan senyumannya tentu saja.
Dan untuk pertama kalinya, hati Mingyu berdesir melihat senyuman Wonwoo. Detak jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia bahkan tidak mengedipkan matanya sama sekali, sampai kedua temannya mendistraksi atensinya.
“Kedip dong.” Seokmin mengusap wajah Mingyu, dan membuat temannya itu menatapnya kesal.
“Dari prefect Slytherin ke prefect Ravenclaw.” Goda Soonyoung.
“Sukanya sama orang yang punya jabatan, ya?” Seokmin ikut meledek.
“Berisik.” Mingyu segera masuk ke kelas meninggalkan kedua temannya yang tertawa geli.
▪▪▪
Sudah seminggu semenjak Wonwoo tak sengaja terkena efek love potion yang awalnya ditujukan untuk Jeonghan. Selama satu minggu itu, Mingyu merasakan banyak hal baru yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ada satu perasaan yang kuat dalam dirinya kali ini.
Mingyu tidak ingin efek dari love potion itu hilang.
Mingyu menginginkan atensi dan afeksi dari Wonwoo. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, namun yang pasti, Mingyu sudah menaruh hati kepada laki-laki yang selama satu minggu ini memenuhi harinya.
Mingyu merasa jika ia harus melakukan sesuatu. Laki-laki tinggi itu terlihat gelisah. Pikirannya kacau karena Wonwoo. Mingyu akhirnya datang ke kamar Soonyoung untuk bercerita.
“So, you like Jeon Wonwoo, right?” Tanya Soonyoung sambil mengunyah coklatnya. Mingyu tidak bisa mengelak, dia menganggukan kepalanya.
“Setelah efek dari potion-nya ilang, berarti Wonwoo bakal balik lagi kayak dulu dong?” Ucap Mingyu.
“Ya iyalah. Gimana ya kalau dia tau selama ini dia kena efek love potion?” Tutur Seokmin.
“Marah kali, ya?” Mingyu menggigit bibir bawahnya. Takut jika apa yang dikatakan Soonyoung menjadi kenyataan.
“Coba deh ke kamarnya. Malam terakhir gitu ceritanya, sebelum doi balik jadi kulkas.” Celetuk Seokmin.
“Gimana caranya? Gue gak bisa masuk, bukan anak Ravenclaw.” Kata Mingyu.
“Ayok ikut gue ketemu my baby.” Ajak Soonyoung.
“Ngapain ketemu Jihoon?” Tanya Mingyu bingung.
“He has some polyjuice.” Jawaban Soonyoung membuat netra Mingyu dan Seokmin membelo.
Akhirnya Mingyu dan Seokmin ikut dengan Soonyoung ke toilet wanita yang sudah tak terpakai. Setelah sepuluh menit, Jihoon datang bersama dengan Minghao dan juga Jun. Mingyu mengerutkan keningnya bingung, mengapa ada Minghao dan Jun?
“I invite Minghao because Jun is his boyfriend.” Mingyu masih tidak mengerti.
“Stupid.” Ucap Minghao.
“*You need Ravenclaw's student for enter Ravenclaw's room.” Cibir Minghao dan membuat Mingyu tersenyum lebar.
Minghao mencabut rambut Jun dan memasukannya ke dalam polyjuice yang akan diminum Mingyu. Lelaki tinggi itu menghabiskannya dalam sekali teguk, meskipun rasanya sangat tidak menyenangkan.
Semenit kemudian, wujud Mingyu sudah berubah. Untuk beberapa detik, orang-orang yang ada disana terlihat kagum dengan efek dari ramuan tersebut.
“You're my boyfriend indeed.” Ujar Soonyoung bangga.
“Cepet pergi. You just have one hour.” Ucap Jun. Mingyu mengangguk dan segera pergi dari sana menuju ke ruangan Ravenclaw.
Saat Mingyu baru memasuki ruangannya, netranya menangkap sosok yang ia cari. Senyumnya merekah ketika melihat Wonwoo, kemudian ia segera menghampirinya.
“Hi, Jun.” Sapa Wonwoo sambil tersenyum.
“Jun?”
“Yeah, you.” Mingyu merutuki dirinya. Dia baru saja melupakan fakta jika dirinya sedang berubah wujud menjadi seorang Moon Junhui.
“Oh... Yeah.” Jawab Mingyu canggung.
“*I want play in your room.” Ujar Mingyu. Wonwoo mengerutkan dahinya.
“We are in the same room.” Mingyu menelan ludahnya. Seharusnya dia bertanya-tanya dulu kepada Jun sebelum berubah. Akhirnya Mingyu hanya tertawa canggung untuk membalasnya.
“Just kidding. Haha.” Balas Mingyu kikuk. Wonwoo hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian keduanya masuk ke dalam kamar tersebut.
Mingyu berdiri di depan pintu, menatap Wonwoo yang melepas jubah seragamnya. Pandangan Wonwoo kini tertuju kepada lelaki tinggi yang tidak bergeming dari tempatnya.
“You won't go inside?” Mingyu terkesiap, dan segera masuk kemudian duduk di kasur Wonwoo.
“I'm tired.” Wonwoo menghembuskan nafasnya lelah. Lelaki itu duduk di sebelah Mingyu dengan wujud Jun.
“What's your activity today?” Tanya Mingyu.
“Go to library, learn new potion and charms.” Balas Wonwoo. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di kasur. Mingyu hanya mengangguk, dan memikirkan bagaimana caranya memancing Wonwoo agar membicarakan tentang dirinya.
“Tumben gak nemuin Mingyu?” Tanya Mingyu. Lelaki berkacamata itu segera bangkit dari tidurnya.
“Today is a last day of love potion effect.” Mingyu mengerutkan dahinya.
Tunggu...
Mengapa Wonwoo sadar jika ia sudah mengkonsumsi love potion?
“Maksudnya?” Wonwoo terlihat terkesiap. Ia gugup hingga ia menggigit bibir bawahnya.
“Nothing.” Jawabnya kemudian berdiri dari posisinya. Mingyu segera menarik pergelangan tangan Wonwoo, dan membuatnya kembali terduduk.
“Tell me.” Ujar Mingyu. Wonwoo meremas bajunya. Ia salah berbicara.
“Promise me, you won't tell other, include your boyfriend.” Mingyu mengerutkan keningnya.
“Boyfriend?” Tanya Mingyu.
“Xu Minghao. He's your boyfriend, right?” Lagi-lagi Mingyu lupa jika dirinya sedang dalam wujud Jun.
“Haha... Kidding.” Jawab Mingyu sambil tertawa. Wonwoo memutar bola matanya malas.
“Tell me, what do you mean about the love potion?” Tanya Mingyu. Wonwoo menelan ludahnya susah payah. Kemudian menarik nafasnya dalam, karena ia terlalu gugup untuk menceritakannya.
“So... I actually know if Mingyu give a love potion inside a cupcake.” Ujar Wonwoo.
“And the cupcake actually for Jeonghan, not for me.” Mingyu mengangguk mendengar cerita Wonwoo.
“And I pretended if I ate it, but honestly I'm not.” Mingyu mengerutkan dahinya.
“Jadi gue pura-pura kena efek love potion padahal kenyataannya yang gue makan bukan cupcake yang Mingyu kasih.” Wonwoo kembali menelan ludahnya.
“Gue... Gue desperate banget. Gue pengen sekali aja ngerasain deket sama orang yang gue suka.”
“Lu suka Mingyu?” Tanya Mingyu.
“I do. Even since the first time I saw him.” Jawab Wonwoo dan membuat Mingyu tercengang.
“Why don't you confess to him?” Tanya Mingyu. Wonwoo menghela nafasnya.
“It's always Yoon Jeonghan inside his heart.” Wonwoo terlihat murung.
“I'm not wish if Mingyu will love me back. I happy enough to have been close with him for one week.” Wonwoo tersenyum kecil.
“So... What you plan after this?“
“I'll back as real Jeon Wonwoo. No more clingy again. And I'll pretend like nothing happened before.” Jawab Wonwoo. Ada nada kesedihan dalam suaranya.
“I'll just adore him silently.” Tambah Wonwoo.
“Kuat emang?” Wonwoo senyum mendengar pertanyaan itu.
“Selama ini aja kuat kok.” Balas Wonwoo.
“Gak akan nyoba buat confess?” Tanya Mingyu. Wonwoo terdiam.
“I have a great idea!” Pekiknya senang.
“What's that?” Tanya Mingyu.
“I will confess to him, and after that, I'll use obliviate.” Ucapnya senang.
“Are you sure?” Tanya Mingyu lagi dan dibalas anggukan semangat oleh Wonwoo.
“At least I've confess to him once.” Ucap Wonwoo.
“Tell me right now.” Ucapan Mingyu itu membuat Wonwoo bingung.
“Anggap aja gue Mingyu.*” Wonwoo menghela nafasnya dalam.
“Mingyu... I have a crush on you for two years. I know you love Yoon Jeonghan, but let me tell you, I really really have a big crush on you. I love you, and I really do.“
Tanpa aba-aba, Mingyu yang masih berwujud Jun itu menarik tengkuk Wonwoo dan mencium bibirnya lembut. Sementara itu Wonwoo terkejut bukan main, dan mendorong tubuh yang lebih besar darinya itu agar menjauh.
“Are you crazy?” Ucap Wonwoo setelah bibir keduanya terlepas.
Mingyu tidak peduli, dan kembali menarik tengkuk Wonwoo.
“I am.“
Netra Wonwoo membelo ketika melihat lelaki yang ia sukai berada di hadapannya. Lidahnya kelu. Jantungnya berpacu lebih cepat. Efek polyjuice-nya sudah hilang. Kini Kim Mingyu dengan wujud aslinya berada di hadapan Wonwoo dengan senyum yang merekah. Sementara Wonwoo tidak berkedip sama sekali saking kagetnya.
“Kamu mau ulang semua kata-kata kamu lagi gak? Yang tadi, confess buat Kim Mingyu?” Tanya Mingyu sambil tersenyum. Taringnya ikut menyembul karena saking lebarnya senyuman Mingyu.
“Ka—kamu...”
“I'm Kim Mingyu. A boy who you have a crush on for two years.*” Ucap Mingyu.
“Okay, it's my turn now.” Mingyu menggeser posisinya menjadi lebih dekat dengan Wonwoo.
“I'm sorry for didn't know your feeling. I'm sorry if I make you waiting for fuckin two years. I really sorry.” Ujar Mingyu.
“And thanks for loving me that much, and now, let me give you a bunch of love. I promise I'll shower you with a lot attention and affection.” Tambah Mingyu.
“Jeon Wonwoo...” Panggil Mingyu lembut.
“I love you.” Wonwoo mematung mendengarnya.
“I really do.” Mingyu tersenyum saat mengatakannya. Jantung Wonwoo saat ini terasa mencelos. Kakinya terasa sangat lemas. Bahkan ia menahan nafasnya.
Mingyu meletakan tangannya dipipi Wonwoo. Kemudian ia menarik tengkuknya dan mendekatkan wajahnya, mempertemukan kedua bilah bibir mereka. Mingyu memejamkan matanya dan melumat bibir Wonwoo dengan sangat lembut. Lelaki yang masih shock itu perlahan-lahan ikut menutup matanya. Bibirnya ikut bergerak, mengikuti Mingyu yang mendominasinya.
Mingyu menarik tengkuk Wonwoo untuk memperdalam tautan bibir mereka. Tangan kanan Mingyu terarah pada tangan Wonwoo, dan meletakan tangan itu dipinggangnya. Mingyu sendiri menarik pinggang Wonwoo agar lebih mendekat. Tangan kirinya mengusap lembut tengkuk Wonwoo. Keduanya terhanyut oleh permainan mereka.
“I like your lips better than your cookies. It's sweeter.” Ujar Mingyu dan membuat Wonwoo tersipu.
“So, tonight is our first day, okay?” Wonwoo menganggukan kepalanya. Mingyu segera memeluk lelaki yang sudah resmi menjadi miliknya itu.
“Please, tell me again if you love me. It's really eargasm.” Wonwoo terkekeh.
“I love you, Kim Mingyu.” Bisik Wonwoo dan membuat Mingyu mencium telinganya.
“*I love you too, Jeon Wonwoo.” Balas Mingyu.
Keduanya kembali mempertemukan bibir mereka. Saling menautkan bibir, menyalurkan kehangatan dan kasih sayang. Tidak ada yang mengira jika sebuah love potion ternyata mempertemukan Mingyu dengan orang yang tepat. Dan bagi Wonwoo, akhirnya ia mengakhiri penantiannya.