soracaramel

AthenaChapter

Athena's


Tragedi 1

#Athenachapter 5.2


Mendengar suara Jihoon yang sudah stabil, Soonyoung segera duduk di samping kaki Jihoon dan menjatuhkan kepalanya tepat pada lutut sang Omega.

Jihoon yang melihat hal itu pun segera membantu menenangkan Soonyoung.

Mengeluarkan feromone yang tidak pernah ia keluarkan, sekalipun kepada sang adik. Jihoon mengusap lembut surai hitam pekat Alpha itu, berharap agar Soonyoung segera tenang.

Soonyoung yang merasakan sentuhan itu pun segera menstabilkan napasnya seraya menghirup rakus aroma hutan hujan dan blossom yang menguar menenangkan.

“Maaf, aku tidak bisa menjagamu.” Bisik Soonyoung lemah setelah merasa dirinya sudah tenang yang masih terdengar oleh Jihoon.

“Tidak Soon, kamu menyelamatkanku.” Ujar Jihoon yang masih melakukan kegiatannya.

Mendengar hal itu, Soonyoung lantas melihat kedua manik coklat itu. Menelisik jauh kedalam manik itu mencari jawaban dalam melanjutkan Misi ini.

Soonyoung telah menentukan keputusannya.

“Aku akan memindahkanmu ke tim profiler pusat, terlalu bahaya untukmu terjun ke lapangan.” Ujar Soonyoung seraya berdiri dan menutup pintu mobil dengan tangan yang mengotak-atik ponselnya.

Jihoon yang melihat hal itu segera membuka pintunya dan membuat Soonyoung sedikit maju.

“Tidak! Aku tetap ingin berada di tim-mu!” Teriak Jihoon dan mencoba mengambil ponsel Soonyoung yang berada di tangan sang Alpha.

Melihat tingkah Jihoon, sang Alpha segera mengangkat tinggi tangannya dan jari-jarinya yang masih sibuk mengetik di ponselnya.

“Aku tidak ingin kau dalam bahaya, Woozi.”

“Aku tidak akan dalam bahaya!”

“Tapi kau tadi dalam bahaya!”

“Aku tidak peduli! Aku tetap ingin di tim-mu!”

“Jangan membuatku marah, Wun.”

Mendengar suara berat itu, Jihoon segera menghentikan tingkahnya. Jihoon segera menatap kedua manik hitam Soonyoung yang sedikit demi sedikit berubah menjadi abu-abu terang.

“Aku tidak akan merubah keputusanku, Alpha.” Ujarnya dingin.

Melihat hal itu, Soonyoung pun akhirnya mengalah. Menghela napasnya berat, Soonyoung pun membalas perkataan Omega keras kepala itu.

“Baiklah. Kau tetap berada di timku. Tapi kau harus berada di Van pemantau. Tidak terjun langsung ke lapangan.”

“Tidak perlu membantah, Wun. Atau kau akan ku pindahkan langsung ke tim profiler pusat.”

Mendengar keputusan itu, Jihoon hanya mendengus kesal dan langsung memasuk mobilnya seraya membanting pintu dengan keras.

Melihat tingkah Omega itu, Soonyoung hanya dapat menggeleng lelah. Memijat keningnya yang sedikit pening. Soonyoung segera menelpon kedua rekannya.

“Kau ada dimana?”

Masih membereskan keributan tadi, Hosh.

“Maaf jika aku merepotkan kalian.”

Tak masalah, terima kasih sudah menolong kakakku. Aku berhutang budi padamu, Hosh.

Dan aku menyetujui hubungan kalian, hahaha” Tambah DK diseberang sana.

“Cepatlah, kakakmu menyebalkan.”

Sudah ku bilang kan? Dia memang menyebalkan!

“Hahaha benar. Sampai pening aku.”

Kami sudah selesai, kami akan segera ke sana.

“Baiklah, kau bisa menyetirkan mobil kami kan? Aku sedikit pusing.”

Hah, coba lihat! Gara-gara si mungil bosku sampai pening berkepanjangan. Tenang, Hosh. Aku akan menyetir. Kami segera kesana.” Ujar DK seraya menggerutu.

Mendengar gerutuan DK, Soonyoung hanya tertawa. Baru kali ini ia tertawa lepas seperti ini.

Lucunya kedua saudara ini, Pikir Soonyoung.

“Haha baiklah. Hati-hati. Tetaplah waspada.”

“Baik, Hosh!”

Memutus sambungan secara sepihak, Soonyoung kembali memijat pelipisnya karena pusing yang semakin menderu. Disandarkan lah tubuhnya ke badan mobil dan menunggu kedatangan kedua rekannya.

“Aish, kenapa jadi pusing seperti ini.” Lirihnya.

Capt, kau oke?”

Mendengar panggilan itu pun Soonyoung segera mendongak dan melihat kedua rekannya yang berlari ke arahnya dengan wajah khawatir.

“Hmm, sedikit pusing. Mari kita pulang. Aku cukup lelah.” Ujarnya seraya membuka pintu belakang dan segera menutup matanya seraya meringis.

“Kenapa kau yang menyetir? Kenapa tidak Soonyoung?”

Soonyoung mendengar pertanyaan itu ia ingin menjawab, namun dirinya tidak mampu karena sakit kepala yang semakin menggebu.

“Diam lah! Lihat ke belakang apa yang telah kau perbuat.” Sentak Seokmin kepada sang kakak dan segera memutar kunci mobil mereka.

Mendengar hal itu, Jihoon langsung menoleh ke belakang kursinya dan sedikit terkejut melihat wajah pucat Soonyoung yang sedang meringis kesakitan.

“Dal! Aku di tempatmu! Kau pindahlah kedepan.” Suruhnya dan segera berlari ke arah pintu Jun seraya menarik paksa tangan Jun.

“Haish, omega menyebalkan.” Dengus Jun dan segera berlari untuk mencapai kursi depan.

Jihoon menghiraukan dengusan Jun dan segera menghapus bulir keringat Soonyoung yang sebesar biji jagung.

Melihat kondisi sang Capt, mereka bergegas ke rumah sakit khusus untuk mereka.

“Hey, hey, apa yang kau rasakan?” Tanyanya.

“S-sakit.” Ujar Soonyoung seraya menarik rambutnya kencang dan meninggalkan helain rambut pada genggamannya.

“Sst, jangan, jangan di jambak. Nanti makin sakit.” Ujar Jihoon pelan dan melepaskan lembut kedua tangan Soonyoung yang sedang menarik rambutnya.

“Berbaringlah, biar aku usap dan pijat kepalamu.” Ujar Jihoon dan menuntun tubuh Soonyoung agar berbaring. Menempatkan kepala sang Alpha pada pangkuannya.

“Sstt, pain~ pain~ go away, don't you dare to come again. My alpha need to be health. Pain~ pain~ go away~” Senandung Jihoon seraya memijat pelan kepala Soonyoung dan mengelus lembut surai hitam legamnya.

Kegiatan Jihoon terus berlanjut membuat Soonyoung secara tak sadar sudah berlabuh ke dalam mimpi indahnya dan melupakan sedikit permasalahan di dunianya hingga mereka sampai ke rumah sakit.

To be Continued

Athena's


TW// Violence TW// Sexual Harassment

Tragedi 1 #Athenachapter 5.1


Pagi harinya, Soonyoung telah sampai ke TKP bersama anggota timnya. Ia melihat keadaan gedung, suasana maupun tingkah laku orang-orang di sana. Ia melirik Jihoon yang sedikit kaku.

Terlihat sekali jika rekannya sedang gugup.

Ah, aroma ini lagi.“ Pikir Soonyoung.

“Hosh, kita harus berpencar agar seluruhnya dapat terjamah.” Ujar DK seraya memperhatikan sekitarnya takzim.

“Baiklah, kau bersamaku DK. Dal bersama Wun.” Bisik Soonyoung seraya memperhatikan sekitarnya, takut percakapannya terdengar orang lain.

“Wun?” Tanya Dal.

“Si mungil.”

Mendengar hal itu, Jihoon merengut lucu seraya berlalu dan berbisik.

“Cihh, menyebalkan!”

Kekehan kecil pun terdengar dari bibir Soonyoung dan segera berkata, “Kejarlah, Dal. Ia cukup berbahaya di sini.”

“Baik, Hosh. Kabari aku jika kau menemukan petunjuk.”

“Oke, jaga diri kalian masing-masing.” Ujar Soonyoung seraya berpisah dengan rekan timnya itu.

Soonyoung memeriksa dengan teliti seluruh bangunan itu, bangunan itu cukup luas untuk di jangkau 4 orang. Untung saja anggota kelompok mereka banyak. Sehingga, ia tak terlalu sulit untuk mendapat informasi.

“Hosh,” Panggil DK. Soonyoung menoleh, ia melihat arah mata sang Alpha dan segera menemukan satu petunjuk.

“Aku ke pojok kanan, kau ke bartender, deal?”

Deal. Let's do it.

Soonyoung menghampiri bartender yang ia yakin pasti akan menggunakan bahasa Yunani ataupun bahasa Inggris.

Give me one original cocktails.

Yes, wait.

Setelah memberikan pesanannya. Sang bartender segera bersandar pada counter bar seraya membawa ponselnya ke arah telinganya.

“Bahasa Korea?”

“Apakah pelaku utamanya berasal dari Korea?” Pikir Soonyoung.

Soonyoung terus mencuri dengar pembicaraan mereka seraya meminum pesanannya. DK memantau situasi disekitar mereka. Hingga keributan di depan panggung pun mengalihkan atensi Soonyoung. Begitu pula sang bartender yang langsung menutup sambungan telponnya.

“Hosh-”

“Aroma ini,” bisik Soonyoung

Belum selesai DK melanjutkan perkataannya. Soonyoung langsung bergegas ke arah keributan— mengeluarkan aroma blossom yang sangat menyengat dan membuat Soonyoung semakin mempercepat langkahnya.

Ia menghampiri dua orang rekannya. Melihat salah satu rekannya terintimidasi, Soonyoung pun menatap nyalang si pembuat keributan.

“Alpha mesum.” Pikir Soonyoung geram.

Rrrgghh.. Ada apa ini?” Ujar Soonyoung dengan geraman Alphanya yang tiba-tiba muncul, seraya mendekatkan diri ke arah Jihoon yang sedang bersembunyi di belakang Jun.

Mendengar suara geraman itu, seluruh tamu bar tersebut langsung terdiam, terintimidasi.

Apalagi saat Soonyoung secara tidak sadar mengeluarkan aroma cedarwood yang terbakar dan ditambah aroma musk yang menusuk indera penciuman.

Membuat seluruh ruangan merasakan ketegangan dan sesak saat mencium aroma ini.

Termasuk juga Jihoon. Jihoon merasa sangat pusing ketika mencium aroma kemarahan Soonyoung.

“Ohoho? Kau siapanya omega manis ini?”

“Apa yang ingin kau lakukan!” Teriak Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

“Wow! Chill dude, i just wanna play with this sweetie omega.

Don't you dare.” Geram Soonyoung.

Who are you? His soulmate?” Kekeh alpha mesum itu mengejek Soonyoung.

Mendengar ejekkan itu, Soonyoung lantas berlari ke arahnya dan mencekik lehernya.

What. Are. You. Doing. With. My. Omega?” Ujar Soonyoung seraya mencekik leher pria tersebut semakin mengencang di setiap perkataannya.

I-i-i just p-play with h-im. Uhukk” Ujar pria itu terbata-bata akibat cengkraman Soonyoung yang semakin menguat.

Melihat keadaan yang semakin memanas, Jun berlari kearahnya dan mencoba melepaskan cengkraman sang Alpha.

“Hosh, sudah lepaskan! Kau bisa membunuhnya!”

“Apa yang dia lakukan, Dal.” Ujar Soonyoung dingin tanpa berniat melepaskan cengkraman itu.

Tak ada jawaban dari mulut rekannya itu membuat Soonyoung semakin geram.

“Jawab aku Dal!!” Teriak Soonyoung.

“D-dia mencoba m-membuka bajunya.”

“Keparat!! Kau harus mati!” Ujar Soonyoung seraya membanting tubuh pria itu dan memukulinya secara bertubi-tubi.

“Hoshi! Stop! You must see Woozi, right now! Arghh, damn it!” Soonyoung yang sudah terbakar emosi menghiraukan teriakan DK.

“Hosh! Stop it, you will kill him! See your omega, Hosh!” Ujar Jun yang masih mencoba melerai pertikaian itu. Walaupun ia sempat menerima pukulan Soonyoung yang tidak sengaja mengenai rahangnya.

“Jangan. Menyentuh. Omegaku. Bajingan.”

“Tangan kotormu itu tak pantas untuk memegang Omegaku, keparat.”

Geraman Soonyoung masih terdengar hingga suara lembut memanggil dirinya, membuat ia mengendurkan cengkeramannya secara perlahan.

Alpha..

Soonyoung masih bergeming.

Alpha.. S-stop it, p-please..

Soonyoung segera berhenti dan menoleh ke arah Jihoon. Soonyoung segera berlari ketika melihat Jihoon akan terjatuh dari tumpuan kakinya dan rangkulan adiknya. Soonyoung tau, jika feromone-nya lah yang membuat Jihoon melemah seperti ini.

Soonyoung segera berlari dengan tubuh lemas Jihoon yang berada di gendongannya. Keluar ke arah area parkir mobil mereka untuk memulihkan kondisi Jihoon.

Soonyoung sempat melihat sekitarnya. Beberapa Omega maupun Beta telah pingsan. Beberapa dari mereka pun banyak yang menutup mulutnya ataupun memuntahkan isi perut mereka karena feromone Soonyoung yang terlalu pekat.

“Soon-”

Stop it, don't talk to much.

Soonyoung berlari sekuat tenaga untuk sampai ke area mobil mereka.

Soonyoung segera mendudukkan tubuh Jihoon ke kursi penumpang bagian depan dan memberikan air mineral untuk Jihoon dengan tangannya yang sedikit gemetar.

“Ini, minumlah dulu.” Suruh Soonyoung seraya memberikan air mineral secara perlahan.

Jujur saja, entah kenapa, Soonyoung sangat murka mendengar pernyataan Dal. Omega manisnya, ingin di nodai.

Sialan.

Mengingat hal itu, Soonyoung secara tak sadar menekan keras botol yang dipegangnya. Hingga buku jarinya pun memutih.

Melihat cengkraman itu semakin menguat, Jihoon segera memegang tangan Soonyoung dan mengusapnya secara perlahan. Memberikan kenyamanan agar Alpha yang berada di depannya menyurutkan amarahnya.

Soonyoung yang sedang melamun itu pun segera tersadar, ia merasakan usapan lembut pada tangannya pun akhirnya menoleh.

Kedua iris abu-abu pekatnya perlahan memudar setelah bersitatap dengan iris teduh violet muda milik Jihoon yang sedang menenangkannya.

Calm down. I'm okay.” Ujar Jihoon seraya tersenyum lemah.

Athena's


TW// Violence TW// Sexual Harassment

Tragedi 1 #Athenachapter 5.1


Pagi harinya, Soonyoung telah sampai ke TKP bersama anggota timnya. Ia melihat keadaan gedung, suasana maupun tingkah laku orang-orang di sana. Ia melirik Jihoon yang sedikit kaku.

Terlihat sekali jika rekannya sedang gugup.

Ah, aroma ini lagi.“ Pikir Soonyoung.

“Hosh, kita harus berpencar agar seluruhnya dapat terjamah.” Ujar DK seraya memperhatikan sekitarnya takzim.

“Baiklah, kau bersamaku DK. Dal bersama Wun.” Bisik Soonyoung seraya memperhatikan sekitarnya, takut percakapannya terdengar orang lain.

“Wun?” Tanya Dal.

“Si mungil.”

Mendengar hal itu, Jihoon merengut lucu seraya berlalu dan berbisik.

“Cihh, menyebalkan!”

Kekehan kecil pun terdengar dari bibir Soonyoung dan segera berkata, “Kejarlah, Dal. Ia cukup berbahaya di sini.”

“Baik, Hosh. Kabari aku jika kau menemukan petunjuk.”

“Oke, jaga diri kalian masing-masing.” Ujar Soonyoung seraya berpisah dengan rekan timnya itu.

Soonyoung memeriksa dengan teliti seluruh bangunan itu, bangunan itu cukup luas untuk di jangkau 4 orang. Untung saja anggota kelompok mereka banyak. Sehingga, ia tak terlalu sulit untuk mendapat informasi.

“Hosh,” Panggil DK. Soonyoung menoleh, ia melihat arah mata sang Alpha dan segera menemukan satu petunjuk.

“Aku ke dinding, kau ke bartender, deal?”

Deal. Let's do it.

Soonyoung menghampiri bartender yang ia yakin pasti akan menggunakan bahasa Yunani ataupun bahasa Inggris.

Give me two original cocktails.

Yes, wait.

Setelah memberikan pesanannya. Sang bartender segera bersandar pada counter bar seraya membawa ponselnya ke arah telinganya.

“Bahasa Korea?”

“Apakah pelaku utamanya berasal dari Korea?” Pikir Soonyoung.

Soonyoung terus mencuri dengar pembicaraan mereka seraya meminum pesanannya. DK memantau situasi disekitar mereka. Hingga keributan di depan panggung pun mengalihkan atensi Soonyoung. Begitu pula sang bartender yang langsung menutup sambungan telponnya.

“Hosh-”

“Aroma ini,” bisik Soonyoung

Belum selesai DK melanjutkan perkataannya. Soonyoung langsung bergegas ke arah keributan— mengeluarkan aroma blossom yang sangat menyengat dan membuat Soonyoung semakin mempercepat langkahnya.

Ia menghampiri dua orang rekannya. Melihat salah satu rekannya terintimidasi, Soonyoung pun menatap nyalang si pembuat keributan.

“Alpha mesum.” Pikir Soonyoung geram.

Rrrgghh.. Ada apa ini?” Ujar Soonyoung dengan geraman Alphanya yang tiba-tiba muncul, seraya mendekatkan diri ke arah Jihoon saat dirinya sedang bersembunyi di belakang Jun.

Mendengar suara geraman itu, seluruh tamu bar tersebut langsung terdiam, terintimidasi.

Apalagi saat Soonyoung secara tidak sadar mengeluarkan aroma cedarwood yang terbakar dan ditambah aroma musk yang menusuk indera penciuman.

Membuat seluruh ruangan merasakan ketegangan dan sesak saat mencium aroma ini.

Termasuk juga Jihoon. Jihoon merasa sangat pusing ketika mencium aroma kemarahan Soonyoung.

“Ohoho? Kau siapanya omega manis ini?”

“Apa yang ingin kau lakukan!” Teriak Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

“Wow! Chill dude, i just wanna play with this sweetie omega.

Don't you dare.” Geram Soonyoung.

Who are you? His soulmate?” Kekeh alpha mesum itu mengejek Soonyoung.

Mendengar ejekkan itu, Soonyoung lantas berlari ke arahnya dan mencekik lehernya.

What. Are. You. Doing. With. My. Omega?” Ujar Soonyoung seraya mencekik leher pria tersebut semakin mengencang di setiap perkataannya.

I-i-i just p-play with h-im. Uhukk” Ujar pria itu terbata-bata akibat cengkraman Soonyoung yang semakin menguat.

Melihat keadaan yang semakin memanas, Jun berlari kearahnya dan mencoba melepaskan cengkraman sang Alpha.

“Hosh, sudah lepaskan! Kau bisa membunuhnya!”

“Apa yang dia lakukan, Dal.” Ujar Soonyoung dingin tanpa berniat melepaskan cengkraman itu.

Tak ada jawaban dari mulut rekannya itu membuat Soonyoung semakin geram.

“Jawab aku Dal!!” Teriak Soonyoung.

“D-dia mencoba m-membuka bajunya.”

“Keparat!! Kau harus mati!” Ujar Soonyoung seraya membanting tubuh pria itu dan memukulinya secara bertubi-tubi.

“Hoshi! Stop! You must see Woozi, right now! Arghh, damn it!” Soonyoung yang sudah terbakar emosi menghiraukan teriakan DK.

“Hosh! Stop it, you will kill him! See your omega, Hosh!” Ujar Jun yang masih mencoba melerai pertikaian itu. Walaupun ia sempat menerima pukulan Soonyoung yang tidak sengaja mengenai rahangnya.

“Jangan. Menyentuh. Omegaku. Bajingan.”

“Tangan kotormu itu tak pantas untuk memegang Omegaku, keparat.”

Geraman Soonyoung masih terdengar hingga suara lembut memanggil dirinya, membuat ia mengendurkan cengkeramannya secara perlahan.

Alpha..

Soonyoung masih bergeming.

Alpha.. S-stop it, p-please..

Soonyoung segera berhenti dan menoleh ke arah Jihoon. Soonyoung segera berlari ketika melihat Jihoon akan terjatuh dari tumpuan kakinya dan rangkulan adiknya. Soonyoung tau, jika feromone-nya lah yang membuat Jihoon melemah seperti ini.

Soonyoung segera berlari dengan tubuh lemas Jihoon yang berada di gendongannya. Keluar ke arah area parkir mobil mereka untuk memulihkan kondisi Jihoon.

Soonyoung sempat melihat sekitarnya. Beberapa Omega maupun Beta telah pingsan. Beberapa dari mereka pun banyak yang menutup mulutnya ataupun memuntahkan isi perut mereka karena feromone Soonyoung yang terlalu pekat.

“Soon-”

Stop it, don't talk to much.

Soonyoung berlari sekuat tenaga untuk sampai ke area mobil mereka.

Soonyoung segera mendudukkan tubuh Jihoon ke kursi penumpang bagian depan dan memberikan air mineral untuk Jihoon dengan tangannya yang sedikit gemetar.

“Ini, minumlah dulu.” Suruh Soonyoung seraya memberikan air mineral secara perlahan.

Jujur saja, entah kenapa, Soonyoung sangat murka mendengar pernyataan Dal. Omega manisnya, ingin di nodai.

Sialan.

Mengingat hal itu, Soonyoung secara tak sadar menekan keras botol yang dipegangnya. Hingga buku jarinya pun memutih.

Melihat cengkraman itu semakin menguat, Jihoon segera memegang tangan Soonyoung dan mengusapnya secara perlahan. Memberikan kenyamanan agar Alpha yang berada di depannya menyurutkan amarahnya.

Soonyoung yang sedang melamun itu pun segera tersadar, ia merasakan usapan lembut pada tangannya pun akhirnya menoleh.

Kedua iris abu-abu pekatnya perlahan memudar setelah bersitatap dengan iris teduh violet muda milik Jihoon yang sedang menenangkannya.

Calm down. I'm okay.” Ujar Jihoon seraya tersenyum lemah.

Athena's*


TW// Violence TW// Sexual Harassment

Tragedi 1 #Athenachapter 5.1


Pagi harinya, Soonyoung telah sampai ke TKP bersama anggota timnya. Ia melihat keadaan gedung, suasana maupun tingkah laku orang-orang di sana. Ia melirik Jihoon yang sedikit kaku.

Terlihat sekali jika rekannya sedang gugup.

Ah, aroma ini lagi.“ Pikir Soonyoung.

“Hosh, kita harus berpencar agar seluruhnya dapat terjamah.” Ujar DK seraya memperhatikan sekitarnya takzim.

“Baiklah, kau bersamaku DK. Dal bersama Wun.” Bisik Soonyoung seraya memperhatikan sekitarnya, takut percakapannya terdengar orang lain.

“Wun?” Tanya Dal.

“Si mungil.”

Mendengar hal itu, Jihoon merengut lucu seraya berlalu dan berbisik.

“Cihh, menyebalkan!”

Kekehan kecil pun terdengar dari bibir Soonyoung dan segera berkata, “Kejarlah, Dal. Ia cukup berbahaya di sini.”

“Baik, Hosh. Kabari aku jika kau menemukan petunjuk.”

“Oke, jaga diri kalian masing-masing.” Ujar Soonyoung seraya berpisah dengan rekan timnya itu.

Soonyoung memeriksa dengan teliti seluruh bangunan itu, bangunan itu cukup luas untuk di jangkau 4 orang. Untung saja anggota kelompok mereka banyak. Sehingga, ia tak terlalu sulit untuk mendapat informasi.

“Hosh,” Panggil DK. Soonyoung menoleh, ia melihat arah mata sang Alpha dan segera menemukan satu petunjuk.

“Aku ke dinding, kau ke bartender, deal?”

Deal. Let's do it.

Soonyoung menghampiri bartender yang ia yakin pasti akan menggunakan bahasa Yunani ataupun bahasa Inggris.

Give me two original cocktails.

Yes, wait.

Setelah memberikan pesanannya. Sang bartender segera bersandar pada counter bar seraya membawa ponselnya ke arah telinganya.

“Bahasa Korea?”

“Apakah pelaku utamanya berasal dari Korea?” Pikir Soonyoung.

Soonyoung terus mencuri dengar pembicaraan mereka seraya meminum pesanannya. DK memantau situasi disekitar mereka. Hingga keributan di depan panggung pun mengalihkan atensi Soonyoung. Begitu pula sang bartender yang langsung menutup sambungan telponnya.

“Hosh-”

“Aroma ini,” bisik Soonyoung

Belum selesai DK melanjutkan perkataannya. Soonyoung langsung bergegas ke arah keributan— mengeluarkan aroma blossom yang sangat menyengat dan membuat Soonyoung semakin mempercepat langkahnya.

Ia menghampiri dua orang rekannya. Melihat salah satu rekannya terintimidasi, Soonyoung pun menatap nyalang si pembuat keributan.

“Alpha mesum.” Pikir Soonyoung geram.

Rrrgghh.. Ada apa ini?” Ujar Soonyoung dengan geraman Alphanya yang tiba-tiba muncul, seraya mendekatkan diri ke arah Jihoon saat dirinya sedang bersembunyi di belakang Jun.

Mendengar suara geraman itu, seluruh tamu bar tersebut langsung terdiam, terintimidasi.

Apalagi saat Soonyoung secara tidak sadar mengeluarkan aroma cedarwood yang terbakar dan ditambah aroma musk yang menusuk indera penciuman.

Membuat seluruh ruangan merasakan ketegangan dan sesak saat mencium aroma ini.

Termasuk juga Jihoon. Jihoon merasa sangat pusing ketika mencium aroma kemarahan Soonyoung.

“Ohoho? Kau siapanya omega manis ini?”

“Apa yang ingin kau lakukan!” Teriak Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

“Wow! Chill dude, i just wanna play with this sweetie omega.

Don't you dare.” Geram Soonyoung.

Who are you? His soulmate?” Kekeh alpha mesum itu mengejek Soonyoung.

Mendengar ejekkan itu, Soonyoung lantas berlari ke arahnya dan mencekik lehernya.

What. Are. You. Doing. With. My. Omega?” Ujar Soonyoung seraya mencekik leher pria tersebut semakin mengencang di setiap perkataannya.

I-i-i just p-play with h-im. Uhukk” Ujar pria itu terbata-bata akibat cengkraman Soonyoung yang semakin menguat.

Melihat keadaan yang semakin memanas, Jun berlari kearahnya dan mencoba melepaskan cengkraman sang Alpha.

“Hosh, sudah lepaskan! Kau bisa membunuhnya!”

“Apa yang dia lakukan, Dal.” Ujar Soonyoung dingin tanpa berniat melepaskan cengkraman itu.

Tak ada jawaban dari mulut rekannya itu membuat Soonyoung semakin geram.

“Jawab aku Dal!!” Teriak Soonyoung.

“D-dia mencoba m-membuka bajunya.”

“Keparat!! Kau harus mati!” Ujar Soonyoung seraya membanting tubuh pria itu dan memukulinya secara bertubi-tubi.

“Hoshi! Stop! You must see Woozi, right now! Arghh, damn it!” Soonyoung yang sudah terbakar emosi menghiraukan teriakan DK.

“Hosh! Stop it, you will kill him! See your omega, Hosh!” Ujar Jun yang masih mencoba melerai pertikaian itu. Walaupun ia sempat menerima pukulan Soonyoung yang tidak sengaja mengenai rahangnya.

“Jangan. Menyentuh. Omegaku. Bajingan.”

“Tangan kotormu itu tak pantas untuk memegang Omegaku, keparat.”

Geraman Soonyoung masih terdengar hingga suara lembut memanggil dirinya, membuat ia mengendurkan cengkeramannya secara perlahan.

Alpha..

Soonyoung masih bergeming.

Alpha.. S-stop it, p-please..

Soonyoung segera berhenti dan menoleh ke arah Jihoon. Soonyoung segera berlari ketika melihat Jihoon akan terjatuh dari tumpuan kakinya dan rangkulan adiknya. Soonyoung tau, jika feromone-nya lah yang membuat Jihoon melemah seperti ini.

Soonyoung segera berlari dengan tubuh lemas Jihoon yang berada di gendongannya. Keluar ke arah area parkir mobil mereka untuk memulihkan kondisi Jihoon.

Soonyoung sempat melihat sekitarnya. Beberapa Omega maupun Beta telah pingsan. Beberapa dari mereka pun banyak yang menutup mulutnya ataupun memuntahkan isi perut mereka karena feromone Soonyoung yang terlalu pekat.

“Soon-”

Stop it, don't talk to much.

Soonyoung berlari sekuat tenaga untuk sampai ke area mobil mereka.

Soonyoung segera mendudukkan tubuh Jihoon ke kursi penumpang bagian depan dan memberikan air mineral untuk Jihoon dengan tangannya yang sedikit gemetar.

“Ini, minumlah dulu.” Suruh Soonyoung seraya memberikan air mineral secara perlahan.

Jujur saja, entah kenapa, Soonyoung sangat murka mendengar pernyataan Dal. Omega manisnya, ingin di nodai.

Sialan.

Mengingat hal itu, Soonyoung secara tak sadar menekan keras botol yang dipegangnya. Hingga buku jarinya pun memutih.

Melihat cengkraman itu semakin menguat, Jihoon segera memegang tangan Soonyoung dan mengusapnya secara perlahan. Memberikan kenyamanan agar Alpha yang berada di depannya menyurutkan amarahnya.

Soonyoung yang sedang melamun itu pun segera tersadar, ia merasakan usapan lembut pada tangannya pun akhirnya menoleh.

Kedua iris abu-abu pekatnya perlahan memudar setelah bersitatap dengan iris teduh violet muda milik Jihoon yang sedang menenangkannya.

Calm down. I'm okay.” Ujar Jihoon seraya tersenyum lemah.

Athena's*


TW// Violence TW// Sexual Harassment

Tragedi 1 #Athenachapter 5.1


Pagi harinya, Soonyoung telah sampai ke TKP bersama anggota timnya. Ia melihat keadaan gedung, suasana maupun tingkah laku orang-orang di sana. Ia melirik Jihoon yang sedikit kaku.

Terlihat sekali jika rekannya sedang gugup.

Ah, aroma ini lagi. Pikir Soonyoung.

“Hosh, kita harus berpencar agar seluruhnya dapat terjamah.” Ujar DK seraya memperhatikan sekitarnya takzim.

“Baiklah, kau bersamaku DK. Dal bersama Wun.” Bisik Soonyoung seraya memperhatikan sekitarnya, takut percakapannya terdengar orang lain.

“Wun?” Tanya Dal.

“Si mungil.”

Mendengar hal itu, Jihoon merengut lucu seraya berlalu dan berbisik.

“Cihh, menyebalkan!”

Kekehan kecil pun terdengar dari bibir Soonyoung dan segera berkata, “Kejarlah, Dal. Ia cukup berbahaya di sini.”

“Baik, Hosh. Kabari aku jika kau menemukan petunjuk.”

“Oke, jaga diri kalian masing-masing.” Ujar Soonyoung seraya berpisah dengan rekan timnya itu.

Soonyoung memeriksa dengan teliti seluruh bangunan itu, bangunan itu cukup luas untuk di jangkau 4 orang. Untung saja anggota kelompok mereka banyak. Sehingga, ia tak terlalu sulit untuk mendapat informasi.

“Hosh,” Panggil DK. Soonyoung menoleh, ia melihat arah mata sang Alpha dan segera menemukan satu petunjuk.

“Aku ke dinding, kau ke bartender, deal?”

Deal. Let's do it.

Soonyoung menghampiri bartender yang ia yakin pasti akan menggunakan bahasa Yunani ataupun bahasa Inggris.

Give me two original cocktails.

Yes, wait.

Setelah memberikan pesanannya. Sang bartender segera bersandar pada counter bar seraya membawa ponselnya ke arah telinganya.

“Bahasa Korea?”

“Apakah pelaku utamanya berasal dari Korea?” Pikir Soonyoung.

Soonyoung terus mencuri dengar pembicaraan mereka seraya meminum pesanannya. DK memantau situasi disekitar mereka. Hingga keributan di depan panggung pun mengalihkan atensi Soonyoung. Begitu pula sang bartender yang langsung menutup sambungan telponnya.

“Hosh-”

“Aroma ini,” bisik Soonyoung

Belum selesai DK melanjutkan perkataannya. Soonyoung langsung bergegas ke arah keributan— mengeluarkan aroma blossom yang sangat menyengat dan membuat Soonyoung semakin mempercepat langkahnya.

Ia menghampiri dua orang rekannya. Melihat salah satu rekannya terintimidasi, Soonyoung pun menatap nyalang si pembuat keributan.

“Alpha mesum.” Pikir Soonyoung geram.

Rrrgghh.. Ada apa ini?” Ujar Soonyoung dengan geraman Alphanya yang tiba-tiba muncul, seraya mendekatkan diri ke arah Jihoon saat dirinya sedang bersembunyi di belakang Jun.

Mendengar suara geraman itu, seluruh tamu bar tersebut langsung terdiam, terintimidasi.

Apalagi saat Soonyoung secara tidak sadar mengeluarkan aroma cedarwood yang terbakar dan ditambah aroma musk yang menusuk indera penciuman.

Membuat seluruh ruangan merasakan ketegangan dan sesak saat mencium aroma ini.

Termasuk juga Jihoon. Jihoon merasa sangat pusing ketika mencium aroma kemarahan Soonyoung.

“Ohoho? Kau siapanya omega manis ini?”

“Apa yang ingin kau lakukan!” Teriak Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

“Wow! Chill dude, i just wanna play with this sweetie omega.

Don't you dare.” Geram Soonyoung.

Who are you? His soulmate?” Kekeh alpha mesum itu mengejek Soonyoung.

Mendengar ejekkan itu, Soonyoung lantas berlari ke arahnya dan mencekik lehernya.

What. Are. You. Doing. With. My. Omega?” Ujar Soonyoung seraya mencekik leher pria tersebut semakin mengencang di setiap perkataannya.

I-i-i just p-play with h-im. Uhukk” Ujar pria itu terbata-bata akibat cengkraman Soonyoung yang semakin menguat.

Melihat keadaan yang semakin memanas, Jun berlari kearahnya dan mencoba melepaskan cengkraman sang Alpha.

“Hosh, sudah lepaskan! Kau bisa membunuhnya!”

“Apa yang dia lakukan, Dal.” Ujar Soonyoung dingin tanpa berniat melepaskan cengkraman itu.

Tak ada jawaban dari mulut rekannya itu membuat Soonyoung semakin geram.

“Jawab aku Dal!!” Teriak Soonyoung.

“D-dia mencoba m-membuka bajunya.”

“Keparat!! Kau harus mati!” Ujar Soonyoung seraya membanting tubuh pria itu dan memukulinya secara bertubi-tubi.

“Hoshi! Stop! You must see Woozi, right now! Arghh, damn it!” Soonyoung yang sudah terbakar emosi menghiraukan teriakan DK.

“Hosh! Stop it, you will kill him! See your omega, Hosh!” Ujar Jun yang masih mencoba melerai pertikaian itu. Walaupun ia sempat menerima pukulan Soonyoung yang tidak sengaja mengenai rahangnya.

“Jangan. Menyentuh. Omegaku. Bajingan.”

“Tangan kotormu itu tak pantas untuk memegang Omegaku, keparat.”

Geraman Soonyoung masih terdengar hingga suara lembut memanggil dirinya, membuat ia mengendurkan cengkeramannya secara perlahan.

Alpha..

Soonyoung masih bergeming.

Alpha.. S-stop it, p-please..

Soonyoung segera berhenti dan menoleh ke arah Jihoon. Soonyoung segera berlari ketika melihat Jihoon akan terjatuh dari tumpuan kakinya dan rangkulan adiknya. Soonyoung tau, jika feromone-nya lah yang membuat Jihoon melemah seperti ini.

Soonyoung segera berlari dengan tubuh lemas Jihoon yang berada di gendongannya. Keluar ke arah area parkir mobil mereka untuk memulihkan kondisi Jihoon.

Soonyoung sempat melihat sekitarnya. Beberapa Omega maupun Beta telah pingsan. Beberapa dari mereka pun banyak yang menutup mulutnya ataupun memuntahkan isi perut mereka karena feromone Soonyoung yang terlalu pekat.

“Soon-”

Stop it, don't talk to much.

Soonyoung berlari sekuat tenaga untuk sampai ke area mobil mereka.

Soonyoung segera mendudukkan tubuh Jihoon ke kursi penumpang bagian depan dan memberikan air mineral untuk Jihoon dengan tangannya yang sedikit gemetar.

“Ini, minumlah dulu.” Suruh Soonyoung seraya memberikan air mineral secara perlahan.

Jujur saja, entah kenapa, Soonyoung sangat murka mendengar pernyataan Dal. Omega manisnya, ingin di nodai.

Sialan.

Mengingat hal itu, Soonyoung secara tak sadar menekan keras botol yang dipegangnya. Hingga buku jarinya pun memutih.

Melihat cengkraman itu semakin menguat, Jihoon segera memegang tangan Soonyoung dan mengusapnya secara perlahan. Memberikan kenyamanan agar Alpha yang berada di depannya menyurutkan amarahnya.

Soonyoung yang sedang melamun itu pun segera tersadar, ia merasakan usapan lembut pada tangannya pun akhirnya menoleh.

Kedua iris abu-abu pekatnya perlahan memudar setelah bersitatap dengan iris teduh violet muda milik Jihoon yang sedang menenangkannya.

Calm down. I'm okay.” Ujar Jihoon seraya tersenyum lemah.

Athena's*


TW// Violence TW// Sexual Harassment

Tragedi 1 #Athenachapter 5.1


Pagi harinya, Soonyoung telah sampai ke TKP bersama anggota timnya. Ia melihat keadaan gedung, suasana maupun tingkah laku orang-orang di sana. Ia melirik Jihoon yang sedikit kaku.

Terlihat sekali jika rekannya sedang gugup.

“Ah, aroma ini lagi.” Pikir Soonyoung.

“Hosh, kita harus berpencar agar seluruhnya dapat terjamah.” Ujar DK seraya memperhatikan sekitarnya takzim.

“Baiklah, kau bersamaku DK. Dal bersama Wun.” Bisik Soonyoung seraya memperhatikan sekitarnya, takut percakapannya terdengar orang lain.

“Wun?” Tanya Dal.

“Si mungil.”

Mendengar hal itu, Jihoon merengut lucu seraya berlalu dan berbisik.

“Cihh, menyebalkan!”

Kekehan kecil pun terdengar dari bibir Soonyoung dan segera berkata, “Kejarlah, Dal. Ia cukup berbahaya di sini.”

“Baik, Hosh. Kabari aku jika kau menemukan petunjuk.”

“Oke, jaga diri kalian masing-masing.” Ujar Soonyoung seraya berpisah dengan rekan timnya itu.

Soonyoung memeriksa dengan teliti seluruh bangunan itu, bangunan itu cukup luas untuk di jangkau 4 orang. Untung saja anggota kelompok mereka banyak. Sehingga, ia tak terlalu sulit untuk mendapat informasi.

“Hosh,” Panggil DK. Soonyoung menoleh, ia melihat arah mata sang Alpha dan segera menemukan satu petunjuk.

“Aku ke dinding, kau ke bartender, deal?”

Deal. Let's do it.

Soonyoung menghampiri bartender yang ia yakin pasti akan menggunakan bahasa Yunani ataupun bahasa Inggris.

Give me two original cocktails.

Yes, wait.

Setelah memberikan pesanannya. Sang bartender segera bersandar pada counter bar seraya membawa ponselnya ke arah telinganya.

“Bahasa Korea?”

“Apakah pelaku utamanya berasal dari Korea?” Pikir Soonyoung.

Soonyoung terus mencuri dengar pembicaraan mereka seraya meminum pesanannya. DK memantau situasi disekitar mereka. Hingga keributan di depan panggung pun mengalihkan atensi Soonyoung. Begitu pula sang bartender yang langsung menutup sambungan telponnya.

“Hosh-”

“Aroma ini,” bisik Soonyoung

Belum selesai DK melanjutkan perkataannya. Soonyoung langsung bergegas ke arah keributan— mengeluarkan aroma blossom yang sangat menyengat dan membuat Soonyoung semakin mempercepat langkahnya.

Ia menghampiri dua orang rekannya. Melihat salah satu rekannya terintimidasi, Soonyoung pun menatap nyalang si pembuat keributan.

“Alpha mesum.” Pikir Soonyoung geram.

Rrrgghh.. Ada apa ini?” Ujar Soonyoung dengan geraman Alphanya yang tiba-tiba muncul, seraya mendekatkan diri ke arah Jihoon saat dirinya sedang bersembunyi di belakang Jun.

Mendengar suara geraman itu, seluruh tamu bar tersebut langsung terdiam, terintimidasi.

Apalagi saat Soonyoung secara tidak sadar mengeluarkan aroma cedarwood yang terbakar dan ditambah aroma musk yang menusuk indera penciuman.

Membuat seluruh ruangan merasakan ketegangan dan sesak saat mencium aroma ini.

Termasuk juga Jihoon. Jihoon merasa sangat pusing ketika mencium aroma kemarahan Soonyoung.

“Ohoho? Kau siapanya omega manis ini?”

“Apa yang ingin kau lakukan!” Teriak Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

“Wow! Chill dude, i just wanna play with this sweetie omega.

Don't you dare.” Geram Soonyoung.

Who are you? His soulmate?” Kekeh alpha mesum itu mengejek Soonyoung.

Mendengar ejekkan itu, Soonyoung lantas berlari ke arahnya dan mencekik lehernya.

What. Are. You. Doing. With. My. Omega?” Ujar Soonyoung seraya mencekik leher pria tersebut semakin mengencang di setiap perkataannya.

I-i-i just p-play with h-im. Uhukk” Ujar pria itu terbata-bata akibat cengkraman Soonyoung yang semakin menguat.

Melihat keadaan yang semakin memanas, Jun berlari kearahnya dan mencoba melepaskan cengkraman sang Alpha.

“Hosh, sudah lepaskan! Kau bisa membunuhnya!”

“Apa yang dia lakukan, Dal.” Ujar Soonyoung dingin tanpa berniat melepaskan cengkraman itu.

Tak ada jawaban dari mulut rekannya itu membuat Soonyoung semakin geram.

“Jawab aku Dal!!” Teriak Soonyoung.

“D-dia mencoba m-membuka bajunya.”

“Keparat!! Kau harus mati!” Ujar Soonyoung seraya membanting tubuh pria itu dan memukulinya secara bertubi-tubi.

“Hoshi! Stop! You must see Woozi, right now! Arghh, damn it!” Soonyoung yang sudah terbakar emosi menghiraukan teriakan DK.

“Hosh! Stop it, you will kill him! See your omega, Hosh!” Ujar Jun yang masih mencoba melerai pertikaian itu. Walaupun ia sempat menerima pukulan Soonyoung yang tidak sengaja mengenai rahangnya.

“Jangan. Menyentuh. Omegaku. Bajingan.”

“Tangan kotormu itu tak pantas untuk memegang Omegaku, keparat.”

Geraman Soonyoung masih terdengar hingga suara lembut memanggil dirinya, membuat ia mengendurkan cengkeramannya secara perlahan.

Alpha..

Soonyoung masih bergeming.

Alpha.. S-stop it, p-please..

Soonyoung segera berhenti dan menoleh ke arah Jihoon. Soonyoung segera berlari ketika melihat Jihoon akan terjatuh dari tumpuan kakinya dan rangkulan adiknya. Soonyoung tau, jika feromone-nya lah yang membuat Jihoon melemah seperti ini.

Soonyoung segera berlari dengan tubuh lemas Jihoon yang berada di gendongannya. Keluar ke arah area parkir mobil mereka untuk memulihkan kondisi Jihoon.

Soonyoung sempat melihat sekitarnya. Beberapa Omega maupun Beta telah pingsan. Beberapa dari mereka pun banyak yang menutup mulutnya ataupun memuntahkan isi perut mereka karena feromone Soonyoung yang terlalu pekat.

“Soon-”

Stop it, don't talk to much.

Soonyoung berlari sekuat tenaga untuk sampai ke area mobil mereka.

Soonyoung segera mendudukkan tubuh Jihoon ke kursi penumpang bagian depan dan memberikan air mineral untuk Jihoon dengan tangannya yang sedikit gemetar.

“Ini, minumlah dulu.” Suruh Soonyoung seraya memberikan air mineral secara perlahan.

Jujur saja, entah kenapa, Soonyoung sangat murka mendengar pernyataan Dal. Omega manisnya, ingin di nodai.

Sialan.

Mengingat hal itu, Soonyoung secara tak sadar menekan keras botol yang dipegangnya. Hingga buku jarinya pun memutih.

Melihat cengkraman itu semakin menguat, Jihoon segera memegang tangan Soonyoung dan mengusapnya secara perlahan. Memberikan kenyamanan agar Alpha yang berada di depannya menyurutkan amarahnya.

Soonyoung yang sedang melamun itu pun segera tersadar, ia merasakan usapan lembut pada tangannya pun akhirnya menoleh.

Kedua iris abu-abu pekatnya perlahan memudar setelah bersitatap dengan iris teduh violet muda milik Jihoon yang sedang menenangkannya.

Calm down. I'm okay.” Ujar Jihoon seraya tersenyum lemah.

Athena's

Pulang

#Athenachapter 4


Setelah masuk ke dalam mobil, mereka langsung bergegas untuk keluar dari area basecamp mereka.

Sunyi di dalam mobil membuat mereka bergulat dengan pikiran mereka. Mengapa mereka sangat canggung?

Kesunyian berakhir ketika Soonyoung memberanikan diri untuk membuka suara.

“Hmm, Jihoon?”

Tersentak kaget, Jihoon lantas menengok ke arah Soonyoung dengan mata yang menyelidik.

“Bagaimana kau tau nama asliku?” Ucapnya dingin.

“Aku? Atasanmu?” Ucap Soonyoung bingung.

“Aku harus mengetahui latar belakang kalian kan?” Tambahnya santai.

Mendengar hal itu, Jihoon langsung mengangguk paham.

Benar juga, pikirnya.

“Rumahmu di mana?” Tanya Soonyoung.

“Rumahku di daerah Akropolis, hmm, lebih tepatnya dekat pemberhentian Akropoli.” Jawab Jihoon.

“Wahh searah denganku.” Ujar Soonyoung.

“Memang kau dimana?”

“Daerah Tiki Bar. Tau kan?”

“Ah ya, agak jauh ya..”

“Iya, tapi ada gedung parkir di sana, jadi enak juga. Strategis.” Ujar Soonyoung.

Jihoon hanya menganggukkan kepalanya paham.

Hening kembali melanda. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Jihoon ingin bertanya namun ia ragu.

Tapi, karena dirinya memiliki sifat keingintahuan yang tinggi, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya.

“Hmm, Hoshi,” Panggil Jihoon ragu.

“Ya?” Jawab Soonyoung seraya menengok ke arah Jihoon.

“Apa yang akan kau lakukan untuk plan eksekusi?”

Soonyoung hanya diam mendengar pertanyaan itu. Ia pun ingin memberitahu anggota timnya, namun ia ragu. Ini akan membahayakan semua anggotanya jika melibatkan mereka. Namun, jika tidak memberitahu, sama saja ia tidak profesional kan?

“Hmm, sebenarnya, setelah kita semua mengumpulkan bukti. Aku akan datang ke sana sendiri untuk berpura-pura menjadi pelanggan baru..”

“Tapi aku masih perlu melihat situasi di sana terlebih dahulu. Baru akan aku putuskan, apakah aku harus menggunakan plan itu atau tidak.” Tambah Soonyoung.

“Tapi, jika kau sendiri, sama saja itu berbahaya bukan?”

“Yaa, memang sih.. Tapi mau gimana lagi? Aku harus menangkap mereka. Aku akan mencari data yang aku butuhkan besok.”

“Aku ikut.” Spontan Jihoon, membuat Soonyoung mengerem mobilnya secara mendadak.

“Apa maksudmu?” Ujar Soonyoung dingin setelah tersadar akibat klakson mobil di belakangnya dan segera menjalankan kembali mobilnya.

“Aku ikut dalam eksekusinya.”

“Kau gila?!”

“Kau lebih gila.” Ujar Jihoon santai seraya melihat ke arah lampu-lampu toko yang berpendar di malam hari.

Indah, pikir Jihoon.

Terdengar helaan napas berat disamping kiri Jihoon. Jihoon tau, jika ia akan ditentang karena memang sangat beresiko. Tetapi ia harus tetap profesional.

Akhirnya pun ia melirik ke arah Soonyoung seraya berkata,

“Kan ada kau.”

“Apa?”

“Ada kau. Ada DK dan ada Dal yang membantu kita semua. Jadi, aku pasti akan aman bersama kalian.”

“Tetap saja itu berbahaya. Aku tak suka.”

Mendengar jawaban Soonyoung, Jihoon pun secara tak sadar menampilkan senyum tipisnya.

“Hei, aku menjalankan Misi ini juga sudah tau konsekuensinya. Jadi tak masalah.”

“Tetap saja, kau tak perlu memikirkan itu. Aku akan mencari cara lain.”

“Tapi jika aku ikut, aku bisa menjadi pancingan mereka, kan?”

“Mereka justru membutuhkan Omega dibandingkan Alpha seperti dirimu yang sulit ditaklukkan untuk diubah mereka.” Tambah Jihoon seraya melihat ke arah Soonyoung yang memancarkan aura gelapnya.

Jihoon tau, jika Soonyoung marah. Ia dapat merasakan aura suram darinya. Tetapi, ia juga di bayar dalam kasus ini. Sudah seharusnya ia melakukan tugasnya, kan?

“Sudah sampai. Ini kan rumahmu?” Soonyoung tak menjawab usulan Jihoon. Ia hanya memberhentikan mobilnya seraya menatap jalanan di depannya.

Jihoon menghela napasnya, ia kesal karena jenis sekundernya. Namun apa daya, ia tidak bisa berbuat apapun selain menerima takdirnya dan menyarankan hal itu agar ia berguna di Misi kali ini.

“Cobalah kau pikirkan lebih dulu saranku, Hosh. Hanya itu yang dapat menangkap pelaku utama pada kasus ini.” Ujar Jihoon seraya melepaskan seltbelt-nya.

“Aku pulang dulu, terima kasih sudah memberi aku tumpangan. Hati-hati di jalan, Hosh.” Ujar Jihoon lembut dengan tangannya yang memegang lock, hendak membuka pintu mobil.

“Soonyoung.” Gerakan Jihoon terhenti, ia mengerenyit bingung mendengar suara Soonyoung.

“Panggil aku Soonyoung saja jika hanya berdua.”

“Eh? Tak apa?”

“Hm, pergilah. Istirahat. Besok kita akan ke TKP untuk melihat situasi.” Ujar Soonyoung seraya mengedikkan dagunya ke arah pintu penumpang.

Mendengar hal itu, Jihoon tersenyum tipis. Ia pun segera membuka pintunya dan mengucapkan terima kasih dengan senyuman lembutnya.

“Terima kasih, Soonyoung. Hati-hati ya?” Ujar Jihoon seraya keluar dari kursi penumpang.

“Hm, segeralah masuk. Aku akan menunggumu hingga kau masuk.” Ujar Soonyoung dari dalam mobilnya.

Jihoon menganggukkan kepalanya, lucu. Menimbulkan senyum tipis di bibir ranum Soonyoung.

“Baiklah, terima kasih ya! Sampai nanti.”

Soonyoung hanya tersenyum kecil, menunjukkan ia menyetujui hal itu seraya menjawab,

“Sampai nanti, Jihoon.” Bisik Soonyoung saat ia memperhatikan Jihoon yang berlari kecil untuk sampai ke rumahnya.

Setelah melihat Jihoon telah memasuki rumahnya. Soonyoung segera mengendarai kuda besinya untuk pulang ke rumah. Ia masih memikirkan saran Jihoon.

Jika ia mengikuti saran rekan mungilnya, ia sangat tidak rela. Namun benar juga kata Jihoon, pelaku harus dijebak.

“Hah, pusing sekali.” Ujar Soonyoung kalut.

“Aku pikirkan saja besok, sekarang aku harus segera pulang.” Tambahnya dan menambah laju mobilnya.

To be Continued

Athena's


TW// Human Trafficing

#AthenaChapter 3


“Selamat sore semuanya.” Sapa Soonyoung di depan para anggota kelompoknya yang bertigas pada Misi kali ini.

Mendengar sapaan itu, seluruh anggota menengok kearahnya dan menjawab salamnya.

“Perkenalkan nama saya Hoshi, saya mengganti White Tiger disini. Saya harap kita semua dapat membimbing satu sama lain. Saya tidak mau ada senioritas disini.” Ujar Soonyoung tegas dengan tatapan tajamnya.

Aura Alpha dominannya pun menguar, membuat seluruh anggotanya merasakan dominasi yang sangat kuat. Salah satunya adalah Woozi, ia merasakan terintimidasi. Jiwa omeganya melemah, membuat dirinya secara tidak sadar mengeluarkan aroma yang dipendamnya.

“Saya harap jika kalian memiliki pendapat, kalian dapat mengeluarkan pendapat tersebut agar Misi ini berjalan lancar. Target saya adalah mengetahui maksud dan tujuan pelaku memberikan pernyataan yang rancu.” Lanjut Soonyoung.

“Kalian sudah mendengarkan dan melihat pernyataan pelaku kan?” Tanya Soonyoung.

“Sudah, Capt!” Sorak para anggota.

“Baik, apakah ada yang ingin menyampaikan pendapat?” Tanya Soonyoung seraya mengangguk paham.

“Hosh, saya ada saran.” Sahut Jeonghan seraya mengangkat tangannya tanda menginterupsi jalannya rapat.

“Silahkan.”

“Tim saya kemarin sudah mencari beberapa informasi dari orang sekitar dan menemukan fakta yang menarik.” Ujar Jeonghan.

“Sebelum kasus ini terjadi, tahun lalu ada kasus seperti ini juga. Sama persis. Mereka mengambil barang-barang kuno untuk mengelabuhi polisi agar bos mereka dapat bertransaksi hal lain.” Lanjutnya.

“Transaksi hal lain?” Tanya Soonyoung heran.

Human Trafficing. Lebih tepatnya penjualan Beta dan Omega.”

Mendengar hal itu, seluruh anggota kelompok terkesiap. Terlebih lagi, Jihoon yang merupakan satu-satunya seorang Omega. Jihoon secara tidak sengaja mengeluarkan aroma pekatnya ketika ia sedang takut dan panik.

Soonyoung yang mendengar hal itu pun berjengit kaget. Apalagi ketika ia mencium aroma yang sangat pekat dan memabukkan.

Terlalu pekat, apakah ini aroma Jihoon? Pikir Soonyoung.

Soonyoung melirik anggota timnya. Ia melihat tatapan tegang dan aroma pekat itu menguar dari tubuh sang Omega.

Bukankah Jun dan Seokmin seorang Alpha dominan? Apakah mereka tidak mencium aroma sepekat ini Pikir Soonyoung bingung seraya berdeham untuk melanjutkan rapatnya.

Ekhem.. Baik, lanjutkan Angel.” Ujar Soonyoung.

“Setelah saya cek kredibilitas kasus ini, ternyata memang benar, Capt. Mereka mengelabuhi polisi untuk menutupi transaksi itu.” Sahut Jeonghan.

“Selain itu Capt,” Lanjut Jeonghan dan nampak berpikir apakah akan melanjutkan laporannya atau tidak.

“Lanjutkan.” Ujar Soonyoung mengetahui keraguan salah satu anggotanya.

“Mereka, membuat Alpha berubah menjadi Omega atau Beta menggunakan cara khusus yang mereka buat.” Lanjut Jeonghan dengan suara yang lama-kelamaan mengecil.

“Tapi saya tidak mengetahui caranya gimana, karena informasi itu sulit saya lacak, Capt.” Sergah Jeonghan.

Mendapat informasi yang tak terduga itu, Soonyoung termenung dan berpikir. Bagaimana jika kasus yang ia tangani ini seperti paparan yang disampaikan Jeonghan? Jiwa Alpha-nya pun bergelora. Bagaimana jenis sekunder seseorang bisa berubah? Bagaimana caranya?

Kalo iya, kasus ini harus dituntaskan. Pikir Soonyoung.

“Lalu, apalagi yang kau tau, Angel?” Sahut Scoups ketua intel pada Misi ini.

“Pelaku utama belum tertangkap,” Ujar Jeonghan.

“Hingga sekarang.” Lanjut Jeonghan.

“Maka dari itu, kemungkinan kasus ini masih berkesinambungan dengan kasus tahun lalu, Capt.” Tambah Jeonghan.

“Lalu, saran apa yang ingin kau sampaikan?” Tanya Soonyoung.

“Membuat jebakan dan umpan.” Ujar Jeonghan.

“Tapi terlalu beresiko.” Sahut Woozi yang sedari tadi diam.

“Memang, tapi hanya itu cara yang ada dipikiranku.” Ujar Jeonghan seraya melirik Woozi yang sedari tadi hanya diam.

“Bagaimana jika cara itu, untuk plan B saja? Kita buat plan A sekarang.” Sahut Mingyu.

“Boleh, bagaimana plan A-nya?” Sahut Jeonghan.

“Bagaimana kita mengintai tempat yang kau datangi untuk mencari informasi? Kau pasti kesana 'kan?” Tanya Mingyu.

“Iya, aku kesana. Tapi tidak terlalu mengobservasi tempatnya. Tapi aku tau orang-orangnya bagaimana disana.”

“Baik, itu bisa jadi data tambahan. Bagaimana jika kita datang kesana untuk mengetahui tempat dan informasi tambahan dari orang-orang mereka?” Sahut Soonyoung.

“Kalian belum mendapat jawaban apa yang mereka lakukan tentang perubahan gender, bagaimana cara transaksi mereka dan maksud dari mereka menjual 'mereka' kan?” Tambah Soonyoung.

Mereka semua mengangguk menyetujui.

“Baik, kita akan kesana. Memeriksa semua bagian yang terkait tentang penjualan itu. Beberapa dari tim memeriksa setiap museum. Pasti mereka meninggalkan jejak untuk mengecoh kita semua.” Ujar Soonyoung

“Periksa seluruh museum, sepertinya, saya sudah mengerti pola mereka.” Lanjutnya.

“Plan A ini merupakan pencarian data. Kita akan mengeksekusinya menggunakan plan B. Jadi, kita harus mematangkan plan A. Cari informasi sebanyak-banyaknya agar kita dapat mudah mengeksekusinya.” Tambah Soonyoung.

“Kalian tetap hati-hati. Jangan sampai ketahuan. Tetap jaga satu sama lain. Plan A ini membutuhkan kerjasama yang kuat antar tim. Jadi, tolong jangan gegabah dan tetap menggunakan pikiran rasional. Soal eksekusi,”

Ada jeda sejenak setelah Soonyoung memberikan wejangannya seraya mengintai ekspresi para anggotanya.

“Biar aku saja yang memikirkan. Kalian tolong kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. 3 minggu lagi kita bertemu disini, di waktu yang sama. Kita tutup rapat ini, apakah ada pertanyaan?”

“Tidak ada, Capt!” Sorak seluruh anggota kelompok pada Misi kali ini.

“Baik, terima kasih sudah berkontribusi dalam Misi kali ini. Semoga kita dilancarkan dalam menumpas kejahatan ini. Tolong kerja samanya ya? Sekian rapat kali ini, selamat malam.” Ujar Soonyoung seraya membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terima kasih.

Melihat seluruh anggota telah keluar dari basecamp, ia pun segera keluar. Mengecek seluruh bangunan agar sisa rapat mereka tidak terlacak.

Setelah mengeceknya, ia bergegas keluar dan melangkahkan kakinya. Ia mengerenyitkan dahinya heran, dua anggota timnya belum pulang ternyata. Segera ia menghampiri anggotanya.

“Kalian sedang apa?” Tanyanya.

“Hmm, begini Capt. Saya sedang terburu-buru untuk menyelesaikan tugas malam saya,” Ujar Seokmin sedikit ragu seraya melirik Jihoon yang sedang memelototinya.

“Bolehkah saya meminta tolong, Capt? Untuk mengantarkan kakak saya ke rumah kami?”

“Jika tidak, tak apa, saya akan mengantarkan anak kecil ini.” Sergah DK cepat seraya merangkul Jihoon.

Mendengar hal itu, Jihoon segera mencubit perut Seokmin dengan kencang yang membuat Seokmin berteriak kesakitan.

Melihat tingkah mereka berdua, senyum Soonyoung pun mengembang tak tertahankan.

“Boleh, aku antarkan saja. Kau boleh melanjutkan tugas malammu, DK.” Ujar Soonyoung seraya tersenyum.

“Eh, tidak perlu, Capt—” Belum sempat melanjutkan perkataannya, perkataan Jihoon segera dipotong oleh sang adik.

“Aish, sudah tak apa. Kau kan tidak tau jalan. Aku berangkat ya? Jangan nakal.” Ujar Seokmin seraya mengacak surai sang kakak dan segera berlari karena takut di hantam oleh kakaknya.

“Kurang ajar.” Desis Jihoon yang terdengar lucu di telinga Soonyoung.

“Awas kau jika di rumah! Huh! Menyebalkan.” Desisan itu masih terdengar hingga akhirnya Soonyoung menginterupsinya.

“Kita pulang?”

Berjengit kaget, Jihoon pun menjawab dengan malu-malu.

Secara tidak sengaja pula, ia mengeluarkan aroma manis buah leci yang baru saja masak.

Manis sekali harumnya. Pikir Soonyoung.

“Ah-hahaha-, baiklah, Capt. Maaf merepotkanmu. Adikku memang kurang ajar.” Ujarnya seraya merunduk malu.

“Tak masalah, kita harus saling membantu, bukan?” Ujar Soonyoung seraya tersenyum manis dan menengok ke arah Jihoon yang masih merunduk malu.

“Benar tidak, Woozi?” Tanya Soonyoung.

Mendengar hal itu, Jihoon langsung mengangkat kepalanya dan melihat kearah Soonyoung yang masih menampilkan senyum manisnya. Membuat pipinya merona malu dan aroma manisnya yang semakin menguar.

“Ah– iya, Capt.” Ujar Jihoon dengan gugup.

Huhuhu, tampan sekaliii!! Batin Jihoon berteriak.

“Hoshi saja, jangan panggil Capt.”

“Eh?”

“Hoshi saja, aku suka saat kamu memanggilku itu.” Ujarnya seraya tersenyum manis.

“Ah, iya, baiklah, Hoshi.”

“Nah, silahkan masuk. Sudah malam, kita harus bergegas.” Ujar Soonyoung seraya membukakan pintu mobilnya setelah mereka sampai di area parkir mobil yang Soonyoung kendarai.

“Terima kasih.” Ucap Jihoon seraya tersenyum.

“Kembali kasih, Woozi.” Balas Soonyoung seraya tersenyum.

Melihat hal itu Jihoon segera membatin.

Bisa gila aku.

Selain senyumnya,

Harumnya pun menenangkan.

Huhuhu, aku suka harumnya.

To be Continued

NOTES: Anggota Kelompok itu keseluruhan Tim. Tim itu regu kelompok yang udah dibuat ketua sebelumnya, White Tiger.

Athena's


#ABOSoonhoon

#AthenaChapter 2


“Hai, Hosh!” Sahut seseorang, ketika ia baru saja terlihat di basecamp-nya.

“Aish kau ini! Jangan kencang-kencang. Masih banyak orang di sini.” Ujarnya seraya memukul pelan belakang kepala lelaki itu.

“Hehehe, maaf. Aku kan terbiasa seperti itu.”

Mendengar hal itu, Soonyoung merotasikan matanya lelah. Ia sudah cukup malas menanggapi rekannya itu.

Kim Mingyu, salah satu rekan kerjanya sekaligus juniornya di profesi ini. Terkadang ia sedikit ceroboh, seperti tadi contohnya. Ia yang sebagai di-tua-kan sudah lelah memberitahunya secara lembut.

“Sudah dimana Tim tambahan?” Tanya Soonyoung.

“Itu disana, sudah ada beberapa. Tim-mu baru 2 orang yang datang. Partner kerjamu masih dijalan.” Jelas Mingyu dengan melirik beberapa spot di basecamp-nya.

“Kau tau siapa nama anggota Tim-ku?”

“Hmm, aku hanya tau nama aslinya.” Bisik Mingyu.

“Kirimkan namanya ke ponselku.” Suruh Soonyoung.

“Untuk apa? Nanti kau kan akan mengetahui nama mereka?” Tanya Mingyu heran.

“Ya memangnya kenapa? Aku hanya memudahkan diriku saja.” Sahut Soonyoung.

“Aish, bilang saja kau pelupa.” Ujar Mingyu seraya merotasikan matanya dan segera mengirimkan pesan ke nomor Soonyoung.

Devil send a message

[Berbadan tinggi dan wajah oriental bernama Moon Junhui. Negara asalnya dari negeri tirai bambu, dia intel kepolisian dan seorang alpha dominan. Jago bela diri. Jadi lebih memudahkanmu nanti.]

[Berbadan tinggi dengan hidung runcing bernama Seokmin. Negara asalnya sama seperti ibumu, Korea Selatan. Dia intel kepolisian dan seorang alpha dominan juga. Ia jago dalam membuat strategi.]

[Ada satu lagi yang belum datang, dia sama seperti kita, tapi lulusan Psikologi Klinis. Jadi dia lebih memumpuni untuk mewawancarai pelaku. Namanya Lee Jihoon, seorang omega dominan. Ia juga jago dalam membuat strategi.]

[Dia tipe mu juga, Hosh🤣]

Soonyoung yang membaca pesan terakhir itu langsung memukul keras belakang kepala rekannya.

“AWW!! SAKIT KAU TAHU?!” Teriak Mingyu seraya mengusap pelan dan meringis akibat pukulan itu.

Akibat teriakan Mingyu juga, seluruh pengunjung dan para anggota pun melihat ke arah mereka. Soonyoung yang mendapat tatapan menyelidik itu pun hanya mengangguk pelan dan membungkukkan kepalanya seraya meminta maaf.

“Berisik sekali kau, Devil! Sudah aku bilang, jangan ceroboh. Mengapa kau selalu mengulanginya.” Bisik Soonyoung kesal.

“Maaf, habisnya sakit sekali pukulanmu itu.” Ujarnya cemberut.

Melihat hal itu, Soonyoung langsung menoyor kepala Mingyu dan berlalu menghampiri Tim-nya.

“Cihh menyebalkan.” Ujar Mingyu dan segera mengikuti langkah seniornya itu.

“Hai! Selamat datang di Tim kami.” Ujar Soonyoung pelan dan uluran tangannya untuk berjabat tangan.

“Oh, hai! Kau Hoshi kan? Ketua Tim kami?” Ujar lelaki berhidung bangir itu terkejut.

Soonyoung hanya tersenyum sebagai jawaban.

“Aku DK.” Ujar lelaki bangir bernama DK seraya membalas jabatan Soonyoung dan tersenyum kecil.

“Selamat datang, DK. Semoga kau betah di Tim kami.” Ujar Soonyoung dan beralih ke arah lelaki berwajah oriental.

“Kalau kau?”

“Hai, aku Dal.” Ujarnya seraya memberikan jabatan tangan yang langsung di balas oleh Soonyoung.

Dal? Dia asal Korea juga? Pikir Soonyoung seraya melepaskan tangannya.

“Ibuku.” Ujarnya singkat memahami tatapan tanya Soonyoung seraya tersenyum.

“Oh! Semoga kau juga nyaman berada di Tim-ku.” Ujar Soonyoung antusias.

“Maaf aku terlambat.”

Mereka yang mendengar itu, lantas membalikkan badan mereka dan mengerenyit heran melihat lelaki mungil itu dengan napas yang terengah-engah.

“Kau lari, kak?” Ujar DK.

Kak? Pikir Soonyoung heran.

“Haahh, ya. Kau bisa lihat sendiri 'kan?” Ujar lelaki itu melirik sinis DK.

“Cihh, aku hanya bertanya. Kenapa kau sensitif sekali.” Ujar DK merotasikan matanya malas.

Belum sempat lelaki mungil itu menjawab, seseorang menginterupsinya.

Ekhm.. Kau terlambat. Siapa namamu?” Ujar Soonyoung dengan intonasi yang sedikit dingin.

Mendengar hal itu, lelaki yang diketahui Soonyoung bernama Lee Jihoon itu langsung menundukkan badannya sebagai permintaan maaf dan segera mengulurkan tangannya.

“Aku Woozi, maaf jika aku terlambat. Ada sedikit kendala tadi.”

Mendengar hal itu, Soonyoung langsung terdiam.

Entah pendengarannya yang salah atau memang Woozi berucap dengan lembut?

Lamunan Soonyoung segera berakhir ketika ia mencium harum yang ia sendiri tidak bisa menjelaskan.

Manis sekali. Pikirnya.

“Hai? Aku Woozi?” Ulangnya lagi seraya mengerenyit heran.

“Oh ya, maaf, aku sedikit tidak fokus. Aku Soonyoung.” Ujar Soonyoung seraya membalas jabatan tangan halus Woozi.

Halus sekali tangannya. Pikir Soonyoung.

“Selamat datang di Tim-ku, semoga kau nyaman berada di bawah pimpinanku.” Ujarnya pelan dan segera melepaskan genggaman tangan mereka.

“Ah, aku harap begitu. Salam kenal!” Ujar Woozi seraya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. Memunculkan lubang kecil di sekitar pipinya.

Aih, manisnya.

Aish! Fokus Soonyoung! Kau sedang ada Misi sekarang.

Tapi, ini harum apa ya? Manis sekali.

Pikir Soonyoung seraya berjalan ke arah tengah bagian bangunan museum untuk mengumpulkan para anggota tim yang bertugas pada Misi kali ini.

To be Continued

Athena's


#ABOSoonhoon

[Tw// Violence Tw// Blood Tw// Carnage and Murder]

#AthenaChapter 1


Suara klakson mobil di luar rumahnya membangunkan Soonyoung dari tidur terbaiknya sepanjang masa. Ia menghela napasnya berat. Sudah sebulan penuh semenjak ia menangani kasus pencurian salah satu situs kuno di Museum peninggalan zaman Romawi, membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Bagaimana tidak, semua bukti yang ditemukan telah mendapatkan satu kesimpulan. Namun, ketika salah satu dari pencuri tertangkap, pencuri tersebut membuat pernyataan yang membingungkan pada saat ia menghadiri sidang pertamanya. Pernyataan yang diberikan jauh berbeda pada saat Soonyoung mewawancarainya. Begitu pula di sidang berikutnya, membuat Tim Soonyoung kewalahan akibat hal itu. Ia sudah menyelidiki kasus ini selama sebulan penuh namun tidak menemui titik temu yang pasti.

Soonyoung sudah berjanji akan mengadakan rapat dengan Tim-nya. Ia segera bergegas membersihkan tubuhnya dan menyiapkan sarapannya. Ia seorang Alpha dominan yang belum menemukan matenya. Jadi yaa, seperti inilah ia setiap pagi. Soonyoung seorang sebatang kara, keluarganya habis di bantai oleh orang yang tak dikenal.

Kala itu, saat ia berumur 6 tahun, sekelompok orang memasuki rumahnya dengan beringas. Ia tak memahami maksud kedatangan mereka. Dengan sigap sang ibu membawanya ke arah loteng untuk bersembunyi.

“Kamu diam saja disini ya, nak. Tutup telingamu ya, sayang? Jangan keluar jika keadaan masih ramai. Jika sudah sepi, kamu lari ke kebun belakang tanpa melihat ruang tengah, oke? Paham kan, nak?” Ujar sang ibu seraya memberikan penutup telinga yang biasa digunakan saat musim dingin.

Mendengar hal itu, Soonyoung kecil mengangguk menuruti sang ibu.

Sejak 1 jam yang lalu, Soonyoung sudah berdiam diri di lotengnya. Ia sempat mendengar suara tembakan dari ruang tengah sepertinya.

Dengan langkah kecilnya, perlahan ia keluar dari persembunyiannya. Ia sedikit mengintip untuk melihat keadaan di luar sana.

Ah, ternyata masih ada orang. Pikirnya kala itu.

Dua lelaki dewasa berbadan besar sedang berkeliling memeriksa seluruh bagian rumah.

Apa masih ada orang?” Ujar lelaki yang memiliki luka di area wajahnya.

Tidak ada, sepertinya anak terakhir mereka sudah kabur. Biarkan saja, anak itu tidak akan membocorkan.” Sahut lelaki yang lainnya.

Bagaimana kau bisa seyakin itu?

Dia hanya seorang anak kecil. Lagipula, sepertinya dia tidak melihat kita membantai keluarganya. Jadi aku rasa kita akan aman.” Jawab lelaki itu seraya berlalu meninggalkan tempat itu.

Soonyoung yang mendengar hal itu masih tak memahami situasi di dalam rumahnya.

Setelah mendengar suara mobil berjalan meninggalkan perkarangan rumahnya. Ia segera turun secara perlahan.

Ia masih ingat pesan dari sang ibu, namun ia memang dalam masa pertumbuhan yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Ia akhirnya melangkahkan kakinya ke ruang tengah.

Sepanjang ia menuju ruang tengah, ia melihat keadaan rumahnya sangat berantakan. Alat-alat dapur yang terjatuh maupun ada beberapa benda di sudut ruangan terbelah menjadi dua.

Melihat hal itu, Soonyoung segera berlari ke arah ruang tengah.

Ia terkesiap.

Di depannya, ada kedua orangtuanya dan kakaknya yang telah bersimbah darah. Ia tidak mengetahui dari mana saja asal darah itu. Sehingga dengan secepat kilat, ia menghampiri keluarganya.

“A-ayah.. Ibu..” Lirihnya.

“Kakak.. Kenapa kalian meninggalkan ku.. Hiks..” Ujarnya seraya membelai wajah kakaknya.

Hey! Harusnya kalian membereskan ini lebih baik. Bagaimana kau ini! Dasar bodoh!

Soonyoung terkesiap. Ia segera berdiri dan mengambil dompet sang ayah seraya mengecup pelan wajah anggota keluarganya.

Mendengar langkah kaki dari luar, ia bergegas berlari menuju kebun belakang rumahnya secepat kilat. Meninggalkan jasad keluarganya yang entah akan dibawa kemana. ____

“Hahhh.. hhh. Sial, mengapa aku terbayang lagi kejadian itu.” Ujar Soonyoung seraya memegang kepalanya, pening.

Soonyoung selalu mengingat peristiwa itu jika pikiran ia sedang kosong. Oleh karena itu, ia selalu memforsir dirinya agar tidak mengingat peristiwa menyakitkan itu.

Dengan wajah yang pucat pasi dan langkah yang tertatih, ia menghampiri meja makan untuk menyantap makanannya. Memakannya dengan cepat guna menghalau pikiran yang selalu mendatangkan peristiwa pahitnya.

Ponselnya berbunyi, Soonyoung melirik ponselnya dan segera menjawab panggilan itu.

“Halo?”

“Kau sedang dimana, Hosh?”

“Di rumah, why?”

“Ahh, kita mendapat bantuan dari pihak pemerintah kota. Mereka mengirimkan beberapa tenaga ahli untuk menyelesaikan masalah ini.” Ujar seseorang diseberang sana.

“Oh? Good. Aku jadi bisa tidur tenang. Bantuan dari pihak apa?”

“Pihak forensik, menambah pasukan eksekusi dan beberapa pihak kepolisian untuk berjaga-jaga.”

“Oh! Cool! Semoga kasus ini terselesaikan dengan baik.”

“Iya, aku sudah lelah. Kali ini kita memiliki partner kerja, Hosh. Pemerintah membentuk Tim. Maka dari itu mereka mengirimkan tenaga ahlinya.”

“Bagus, aku jadi tidak berpikir sendirian.”

“Bagian apa saja?” Lanjut Soonyoung seraya merapihkan meja makannya dan bergegas untuk berangkat ke basecamp-nya.

“Intel 1 orang, Psikolog Klinis 1 orang, dan 2 Pasukan Kepolisian.”

“Itu untuk tim-mu.” Lanjut orang itu.

“Pertim beranggotakan 4 orang?”

“Iya, kau jadi ketua pelaksana kali ini, Soonyoung.”

“Mengapa harus aku?”

“White Tiger, masih dirawat.”

Soonyoung mendengar hal itu pun langsung menghela napasnya berat. Ternyata ia tidak bisa tidur tenang.

“Oke baiklah, aku akan berangkat sekarang. Terima kasih infonya, Devil.”

“Oke! Hati-hati dijalan, Hosh!”

“Yaa”

Setelah mematikan panggilannya, ia bergegas keluar rumah dan mengunci pintu dengan teliti. Rumahnya ini tidak hanya rumah. Terkadang tempat ini menjadi basecamp Tim-nya.

Bergegas menghampiri garasi mobilnya dan segera memasuki kemudi besi berjalan itu seraya membuka kontrol kunci gerbangnya.

Merasa sudah aman, ia pun segera melajukan mobilnya ke basecamp utama mereka, Pathernon.

To be Continued