Athena's
Tragedi 1
#Athenachapter 5.2
Mendengar suara Jihoon yang sudah stabil, Soonyoung segera duduk di samping kaki Jihoon dan menjatuhkan kepalanya tepat pada lutut sang Omega.
Jihoon yang melihat hal itu pun segera membantu menenangkan Soonyoung.
Mengeluarkan feromone yang tidak pernah ia keluarkan, sekalipun kepada sang adik. Jihoon mengusap lembut surai hitam pekat Alpha itu, berharap agar Soonyoung segera tenang.
Soonyoung yang merasakan sentuhan itu pun segera menstabilkan napasnya seraya menghirup rakus aroma hutan hujan dan blossom yang menguar menenangkan.
“Maaf, aku tidak bisa menjagamu.” Bisik Soonyoung lemah setelah merasa dirinya sudah tenang yang masih terdengar oleh Jihoon.
“Tidak Soon, kamu menyelamatkanku.” Ujar Jihoon yang masih melakukan kegiatannya.
Mendengar hal itu, Soonyoung lantas melihat kedua manik coklat itu. Menelisik jauh kedalam manik itu mencari jawaban dalam melanjutkan Misi ini.
Soonyoung telah menentukan keputusannya.
“Aku akan memindahkanmu ke tim profiler pusat, terlalu bahaya untukmu terjun ke lapangan.” Ujar Soonyoung seraya berdiri dan menutup pintu mobil dengan tangan yang mengotak-atik ponselnya.
Jihoon yang melihat hal itu segera membuka pintunya dan membuat Soonyoung sedikit maju.
“Tidak! Aku tetap ingin berada di tim-mu!” Teriak Jihoon dan mencoba mengambil ponsel Soonyoung yang berada di tangan sang Alpha.
Melihat tingkah Jihoon, sang Alpha segera mengangkat tinggi tangannya dan jari-jarinya yang masih sibuk mengetik di ponselnya.
“Aku tidak ingin kau dalam bahaya, Woozi.”
“Aku tidak akan dalam bahaya!”
“Tapi kau tadi dalam bahaya!”
“Aku tidak peduli! Aku tetap ingin di tim-mu!”
“Jangan membuatku marah, Wun.”
Mendengar suara berat itu, Jihoon segera menghentikan tingkahnya. Jihoon segera menatap kedua manik hitam Soonyoung yang sedikit demi sedikit berubah menjadi abu-abu terang.
“Aku tidak akan merubah keputusanku, Alpha.” Ujarnya dingin.
Melihat hal itu, Soonyoung pun akhirnya mengalah. Menghela napasnya berat, Soonyoung pun membalas perkataan Omega keras kepala itu.
“Baiklah. Kau tetap berada di timku. Tapi kau harus berada di Van pemantau. Tidak terjun langsung ke lapangan.”
“Tidak perlu membantah, Wun. Atau kau akan ku pindahkan langsung ke tim profiler pusat.”
Mendengar keputusan itu, Jihoon hanya mendengus kesal dan langsung memasuk mobilnya seraya membanting pintu dengan keras.
Melihat tingkah Omega itu, Soonyoung hanya dapat menggeleng lelah. Memijat keningnya yang sedikit pening. Soonyoung segera menelpon kedua rekannya.
“Kau ada dimana?”
“Masih membereskan keributan tadi, Hosh.“
“Maaf jika aku merepotkan kalian.”
“Tak masalah, terima kasih sudah menolong kakakku. Aku berhutang budi padamu, Hosh.“
“Dan aku menyetujui hubungan kalian, hahaha” Tambah DK diseberang sana.
“Cepatlah, kakakmu menyebalkan.”
“Sudah ku bilang kan? Dia memang menyebalkan!“
“Hahaha benar. Sampai pening aku.”
“Kami sudah selesai, kami akan segera ke sana.“
“Baiklah, kau bisa menyetirkan mobil kami kan? Aku sedikit pusing.”
“Hah, coba lihat! Gara-gara si mungil bosku sampai pening berkepanjangan. Tenang, Hosh. Aku akan menyetir. Kami segera kesana.” Ujar DK seraya menggerutu.
Mendengar gerutuan DK, Soonyoung hanya tertawa. Baru kali ini ia tertawa lepas seperti ini.
Lucunya kedua saudara ini, Pikir Soonyoung.
“Haha baiklah. Hati-hati. Tetaplah waspada.”
“Baik, Hosh!”
Memutus sambungan secara sepihak, Soonyoung kembali memijat pelipisnya karena pusing yang semakin menderu. Disandarkan lah tubuhnya ke badan mobil dan menunggu kedatangan kedua rekannya.
“Aish, kenapa jadi pusing seperti ini.” Lirihnya.
“Capt, kau oke?”
Mendengar panggilan itu pun Soonyoung segera mendongak dan melihat kedua rekannya yang berlari ke arahnya dengan wajah khawatir.
“Hmm, sedikit pusing. Mari kita pulang. Aku cukup lelah.” Ujarnya seraya membuka pintu belakang dan segera menutup matanya seraya meringis.
“Kenapa kau yang menyetir? Kenapa tidak Soonyoung?”
Soonyoung mendengar pertanyaan itu ia ingin menjawab, namun dirinya tidak mampu karena sakit kepala yang semakin menggebu.
“Diam lah! Lihat ke belakang apa yang telah kau perbuat.” Sentak Seokmin kepada sang kakak dan segera memutar kunci mobil mereka.
Mendengar hal itu, Jihoon langsung menoleh ke belakang kursinya dan sedikit terkejut melihat wajah pucat Soonyoung yang sedang meringis kesakitan.
“Dal! Aku di tempatmu! Kau pindahlah kedepan.” Suruhnya dan segera berlari ke arah pintu Jun seraya menarik paksa tangan Jun.
“Haish, omega menyebalkan.” Dengus Jun dan segera berlari untuk mencapai kursi depan.
Jihoon menghiraukan dengusan Jun dan segera menghapus bulir keringat Soonyoung yang sebesar biji jagung.
Melihat kondisi sang Capt, mereka bergegas ke rumah sakit khusus untuk mereka.
“Hey, hey, apa yang kau rasakan?” Tanyanya.
“S-sakit.” Ujar Soonyoung seraya menarik rambutnya kencang dan meninggalkan helain rambut pada genggamannya.
“Sst, jangan, jangan di jambak. Nanti makin sakit.” Ujar Jihoon pelan dan melepaskan lembut kedua tangan Soonyoung yang sedang menarik rambutnya.
“Berbaringlah, biar aku usap dan pijat kepalamu.” Ujar Jihoon dan menuntun tubuh Soonyoung agar berbaring. Menempatkan kepala sang Alpha pada pangkuannya.
“Sstt, pain~ pain~ go away, don't you dare to come again. My alpha need to be health. Pain~ pain~ go away~” Senandung Jihoon seraya memijat pelan kepala Soonyoung dan mengelus lembut surai hitam legamnya.
Kegiatan Jihoon terus berlanjut membuat Soonyoung secara tak sadar sudah berlabuh ke dalam mimpi indahnya dan melupakan sedikit permasalahan di dunianya hingga mereka sampai ke rumah sakit.
—To be Continued—