soracaramel

abosoonhoon

Athena's


#ABOSoonhoon

#AthenaChapter 2


“Hai, Hosh!” Sahut seseorang, ketika ia baru saja terlihat di basecamp-nya.

“Aish kau ini! Jangan kencang-kencang. Masih banyak orang di sini.” Ujarnya seraya memukul pelan belakang kepala lelaki itu.

“Hehehe, maaf. Aku kan terbiasa seperti itu.”

Mendengar hal itu, Soonyoung merotasikan matanya lelah. Ia sudah cukup malas menanggapi rekannya itu.

Kim Mingyu, salah satu rekan kerjanya sekaligus juniornya di profesi ini. Terkadang ia sedikit ceroboh, seperti tadi contohnya. Ia yang sebagai di-tua-kan sudah lelah memberitahunya secara lembut.

“Sudah dimana Tim tambahan?” Tanya Soonyoung.

“Itu disana, sudah ada beberapa. Tim-mu baru 2 orang yang datang. Partner kerjamu masih dijalan.” Jelas Mingyu dengan melirik beberapa spot di basecamp-nya.

“Kau tau siapa nama anggota Tim-ku?”

“Hmm, aku hanya tau nama aslinya.” Bisik Mingyu.

“Kirimkan namanya ke ponselku.” Suruh Soonyoung.

“Untuk apa? Nanti kau kan akan mengetahui nama mereka?” Tanya Mingyu heran.

“Ya memangnya kenapa? Aku hanya memudahkan diriku saja.” Sahut Soonyoung.

“Aish, bilang saja kau pelupa.” Ujar Mingyu seraya merotasikan matanya dan segera mengirimkan pesan ke nomor Soonyoung.

Devil send a message

[Berbadan tinggi dan wajah oriental bernama Moon Junhui. Negara asalnya dari negeri tirai bambu, dia intel kepolisian dan seorang alpha dominan. Jago bela diri. Jadi lebih memudahkanmu nanti.]

[Berbadan tinggi dengan hidung runcing bernama Seokmin. Negara asalnya sama seperti ibumu, Korea Selatan. Dia intel kepolisian dan seorang alpha dominan juga. Ia jago dalam membuat strategi.]

[Ada satu lagi yang belum datang, dia sama seperti kita, tapi lulusan Psikologi Klinis. Jadi dia lebih memumpuni untuk mewawancarai pelaku. Namanya Lee Jihoon, seorang omega dominan. Ia juga jago dalam membuat strategi.]

[Dia tipe mu juga, Hosh🤣]

Soonyoung yang membaca pesan terakhir itu langsung memukul keras belakang kepala rekannya.

“AWW!! SAKIT KAU TAHU?!” Teriak Mingyu seraya mengusap pelan dan meringis akibat pukulan itu.

Akibat teriakan Mingyu juga, seluruh pengunjung dan para anggota pun melihat ke arah mereka. Soonyoung yang mendapat tatapan menyelidik itu pun hanya mengangguk pelan dan membungkukkan kepalanya seraya meminta maaf.

“Berisik sekali kau, Devil! Sudah aku bilang, jangan ceroboh. Mengapa kau selalu mengulanginya.” Bisik Soonyoung kesal.

“Maaf, habisnya sakit sekali pukulanmu itu.” Ujarnya cemberut.

Melihat hal itu, Soonyoung langsung menoyor kepala Mingyu dan berlalu menghampiri Tim-nya.

“Cihh menyebalkan.” Ujar Mingyu dan segera mengikuti langkah seniornya itu.

“Hai! Selamat datang di Tim kami.” Ujar Soonyoung pelan dan uluran tangannya untuk berjabat tangan.

“Oh, hai! Kau Hoshi kan? Ketua Tim kami?” Ujar lelaki berhidung bangir itu terkejut.

Soonyoung hanya tersenyum sebagai jawaban.

“Aku DK.” Ujar lelaki bangir bernama DK seraya membalas jabatan Soonyoung dan tersenyum kecil.

“Selamat datang, DK. Semoga kau betah di Tim kami.” Ujar Soonyoung dan beralih ke arah lelaki berwajah oriental.

“Kalau kau?”

“Hai, aku Dal.” Ujarnya seraya memberikan jabatan tangan yang langsung di balas oleh Soonyoung.

Dal? Dia asal Korea juga? Pikir Soonyoung seraya melepaskan tangannya.

“Ibuku.” Ujarnya singkat memahami tatapan tanya Soonyoung seraya tersenyum.

“Oh! Semoga kau juga nyaman berada di Tim-ku.” Ujar Soonyoung antusias.

“Maaf aku terlambat.”

Mereka yang mendengar itu, lantas membalikkan badan mereka dan mengerenyit heran melihat lelaki mungil itu dengan napas yang terengah-engah.

“Kau lari, kak?” Ujar DK.

Kak? Pikir Soonyoung heran.

“Haahh, ya. Kau bisa lihat sendiri 'kan?” Ujar lelaki itu melirik sinis DK.

“Cihh, aku hanya bertanya. Kenapa kau sensitif sekali.” Ujar DK merotasikan matanya malas.

Belum sempat lelaki mungil itu menjawab, seseorang menginterupsinya.

Ekhm.. Kau terlambat. Siapa namamu?” Ujar Soonyoung dengan intonasi yang sedikit dingin.

Mendengar hal itu, lelaki yang diketahui Soonyoung bernama Lee Jihoon itu langsung menundukkan badannya sebagai permintaan maaf dan segera mengulurkan tangannya.

“Aku Woozi, maaf jika aku terlambat. Ada sedikit kendala tadi.”

Mendengar hal itu, Soonyoung langsung terdiam.

Entah pendengarannya yang salah atau memang Woozi berucap dengan lembut?

Lamunan Soonyoung segera berakhir ketika ia mencium harum yang ia sendiri tidak bisa menjelaskan.

Manis sekali. Pikirnya.

“Hai? Aku Woozi?” Ulangnya lagi seraya mengerenyit heran.

“Oh ya, maaf, aku sedikit tidak fokus. Aku Soonyoung.” Ujar Soonyoung seraya membalas jabatan tangan halus Woozi.

Halus sekali tangannya. Pikir Soonyoung.

“Selamat datang di Tim-ku, semoga kau nyaman berada di bawah pimpinanku.” Ujarnya pelan dan segera melepaskan genggaman tangan mereka.

“Ah, aku harap begitu. Salam kenal!” Ujar Woozi seraya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. Memunculkan lubang kecil di sekitar pipinya.

Aih, manisnya.

Aish! Fokus Soonyoung! Kau sedang ada Misi sekarang.

Tapi, ini harum apa ya? Manis sekali.

Pikir Soonyoung seraya berjalan ke arah tengah bagian bangunan museum untuk mengumpulkan para anggota tim yang bertugas pada Misi kali ini.

To be Continued

Athena's


#ABOSoonhoon

[Tw// Violence Tw// Blood Tw// Carnage and Murder]

#AthenaChapter 1


Suara klakson mobil di luar rumahnya membangunkan Soonyoung dari tidur terbaiknya sepanjang masa. Ia menghela napasnya berat. Sudah sebulan penuh semenjak ia menangani kasus pencurian salah satu situs kuno di Museum peninggalan zaman Romawi, membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Bagaimana tidak, semua bukti yang ditemukan telah mendapatkan satu kesimpulan. Namun, ketika salah satu dari pencuri tertangkap, pencuri tersebut membuat pernyataan yang membingungkan pada saat ia menghadiri sidang pertamanya. Pernyataan yang diberikan jauh berbeda pada saat Soonyoung mewawancarainya. Begitu pula di sidang berikutnya, membuat Tim Soonyoung kewalahan akibat hal itu. Ia sudah menyelidiki kasus ini selama sebulan penuh namun tidak menemui titik temu yang pasti.

Soonyoung sudah berjanji akan mengadakan rapat dengan Tim-nya. Ia segera bergegas membersihkan tubuhnya dan menyiapkan sarapannya. Ia seorang Alpha dominan yang belum menemukan matenya. Jadi yaa, seperti inilah ia setiap pagi. Soonyoung seorang sebatang kara, keluarganya habis di bantai oleh orang yang tak dikenal.

Kala itu, saat ia berumur 6 tahun, sekelompok orang memasuki rumahnya dengan beringas. Ia tak memahami maksud kedatangan mereka. Dengan sigap sang ibu membawanya ke arah loteng untuk bersembunyi.

“Kamu diam saja disini ya, nak. Tutup telingamu ya, sayang? Jangan keluar jika keadaan masih ramai. Jika sudah sepi, kamu lari ke kebun belakang tanpa melihat ruang tengah, oke? Paham kan, nak?” Ujar sang ibu seraya memberikan penutup telinga yang biasa digunakan saat musim dingin.

Mendengar hal itu, Soonyoung kecil mengangguk menuruti sang ibu.

Sejak 1 jam yang lalu, Soonyoung sudah berdiam diri di lotengnya. Ia sempat mendengar suara tembakan dari ruang tengah sepertinya.

Dengan langkah kecilnya, perlahan ia keluar dari persembunyiannya. Ia sedikit mengintip untuk melihat keadaan di luar sana.

Ah, ternyata masih ada orang. Pikirnya kala itu.

Dua lelaki dewasa berbadan besar sedang berkeliling memeriksa seluruh bagian rumah.

Apa masih ada orang?” Ujar lelaki yang memiliki luka di area wajahnya.

Tidak ada, sepertinya anak terakhir mereka sudah kabur. Biarkan saja, anak itu tidak akan membocorkan.” Sahut lelaki yang lainnya.

Bagaimana kau bisa seyakin itu?

Dia hanya seorang anak kecil. Lagipula, sepertinya dia tidak melihat kita membantai keluarganya. Jadi aku rasa kita akan aman.” Jawab lelaki itu seraya berlalu meninggalkan tempat itu.

Soonyoung yang mendengar hal itu masih tak memahami situasi di dalam rumahnya.

Setelah mendengar suara mobil berjalan meninggalkan perkarangan rumahnya. Ia segera turun secara perlahan.

Ia masih ingat pesan dari sang ibu, namun ia memang dalam masa pertumbuhan yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Ia akhirnya melangkahkan kakinya ke ruang tengah.

Sepanjang ia menuju ruang tengah, ia melihat keadaan rumahnya sangat berantakan. Alat-alat dapur yang terjatuh maupun ada beberapa benda di sudut ruangan terbelah menjadi dua.

Melihat hal itu, Soonyoung segera berlari ke arah ruang tengah.

Ia terkesiap.

Di depannya, ada kedua orangtuanya dan kakaknya yang telah bersimbah darah. Ia tidak mengetahui dari mana saja asal darah itu. Sehingga dengan secepat kilat, ia menghampiri keluarganya.

“A-ayah.. Ibu..” Lirihnya.

“Kakak.. Kenapa kalian meninggalkan ku.. Hiks..” Ujarnya seraya membelai wajah kakaknya.

Hey! Harusnya kalian membereskan ini lebih baik. Bagaimana kau ini! Dasar bodoh!

Soonyoung terkesiap. Ia segera berdiri dan mengambil dompet sang ayah seraya mengecup pelan wajah anggota keluarganya.

Mendengar langkah kaki dari luar, ia bergegas berlari menuju kebun belakang rumahnya secepat kilat. Meninggalkan jasad keluarganya yang entah akan dibawa kemana. ____

“Hahhh.. hhh. Sial, mengapa aku terbayang lagi kejadian itu.” Ujar Soonyoung seraya memegang kepalanya, pening.

Soonyoung selalu mengingat peristiwa itu jika pikiran ia sedang kosong. Oleh karena itu, ia selalu memforsir dirinya agar tidak mengingat peristiwa menyakitkan itu.

Dengan wajah yang pucat pasi dan langkah yang tertatih, ia menghampiri meja makan untuk menyantap makanannya. Memakannya dengan cepat guna menghalau pikiran yang selalu mendatangkan peristiwa pahitnya.

Ponselnya berbunyi, Soonyoung melirik ponselnya dan segera menjawab panggilan itu.

“Halo?”

“Kau sedang dimana, Hosh?”

“Di rumah, why?”

“Ahh, kita mendapat bantuan dari pihak pemerintah kota. Mereka mengirimkan beberapa tenaga ahli untuk menyelesaikan masalah ini.” Ujar seseorang diseberang sana.

“Oh? Good. Aku jadi bisa tidur tenang. Bantuan dari pihak apa?”

“Pihak forensik, menambah pasukan eksekusi dan beberapa pihak kepolisian untuk berjaga-jaga.”

“Oh! Cool! Semoga kasus ini terselesaikan dengan baik.”

“Iya, aku sudah lelah. Kali ini kita memiliki partner kerja, Hosh. Pemerintah membentuk Tim. Maka dari itu mereka mengirimkan tenaga ahlinya.”

“Bagus, aku jadi tidak berpikir sendirian.”

“Bagian apa saja?” Lanjut Soonyoung seraya merapihkan meja makannya dan bergegas untuk berangkat ke basecamp-nya.

“Intel 1 orang, Psikolog Klinis 1 orang, dan 2 Pasukan Kepolisian.”

“Itu untuk tim-mu.” Lanjut orang itu.

“Pertim beranggotakan 4 orang?”

“Iya, kau jadi ketua pelaksana kali ini, Soonyoung.”

“Mengapa harus aku?”

“White Tiger, masih dirawat.”

Soonyoung mendengar hal itu pun langsung menghela napasnya berat. Ternyata ia tidak bisa tidur tenang.

“Oke baiklah, aku akan berangkat sekarang. Terima kasih infonya, Devil.”

“Oke! Hati-hati dijalan, Hosh!”

“Yaa”

Setelah mematikan panggilannya, ia bergegas keluar rumah dan mengunci pintu dengan teliti. Rumahnya ini tidak hanya rumah. Terkadang tempat ini menjadi basecamp Tim-nya.

Bergegas menghampiri garasi mobilnya dan segera memasuki kemudi besi berjalan itu seraya membuka kontrol kunci gerbangnya.

Merasa sudah aman, ia pun segera melajukan mobilnya ke basecamp utama mereka, Pathernon.

To be Continued