soracaramel

athenachapter

Athena's


Warning! This story just a fiction! Don't bring into real life of the idols.

#Athenachapter 12


“Hari ini dia datang?” Tanya Jun setelah mereka berdua sampai di tempat parkir basecamp utama mereka.

“Tadi aku tanya Lion, katanya sih datang.” Jawab Seokmin dengan tangannya yang masih sibuk dengan ponselnya.

Code name Mark itu Lion?” Tanya Jun setelah memastikan barang-barang mereka tidak ada yang tertinggal.

“Iya, kau tak tahu hyung?” Tanya Seokmin bingung.

“Aku hanya tau Mark saja.”

“Tcih, tolong hapalkan code name dari Tim sebelah, hyung. Aku takut kau kelepasan memanggil nama asli mereka.”

“Aishh, jadi siapa saja yang datang?”

“Mark Lion, Doyoung Raven, Seungcheol Black Lion, Jeonghan Angel, Mingyu Devil, Kihyun Scorpion, Shownu Cancer yang akan membantu kita, alias ada di pihak kita. Selebihnya ada yang memantau kita dan ada yang netral.”

“Oh wow, kau tau siapa saja yang netral?”

“Hmm, yang aku tau ada Winwin dan Hyungwon saja.”

Code name?”

“Oh Tuhanku, makanya di hapalkan dong, hyung!” Sungut Seokmin lelah.

“Aish, aku terlalu sibuk.”

Grey for Winwin, Cold for Hyungwon.” Jawab Seokmin seraya memperhatikan Jun.

“Seok,”

“Apa?”

“Siapa yang memantau kita hari ini?”

“Jupiter dan Suh, Hao tidak ada.”

“Aku tidak menanyakan itu?” Jawab Jun dengan dahi yang mengkerut dan mengalihkan pandangannya ke arah Seokmin.

“Ya, siapa tau kau menanyakannya.” Ujar Seokmin seraya mengedikkan bahunya.

“Kita harus hati-hati. Anak buah White Tiger akan datang 'kan?”

“Hm, selain itu anak buah Hansol atau yang kita kenal Vernon itu juga masih ada.” Jawab Seokmin dengan memperhatikan para pengunjung yang sedikit menguar dari dalam mobil mereka.

“Sepertinya mereka akan menghabisi kita.”

“Ya, karena tidak ada Capt. By the way, semua orang sudah datang. Apakah kita langsung ke sana?”

“Nanti saja, suruh pihak kita untuk bertemu disini terlebih dahulu.”

“Siap, Dal.”

______

Tim yang berpihak oleh Soonyoung pun telah bergabung dengan Jun dan Seokmin. Mereka mengadakan rapat kecil-kecilan agar dapat berjalan lancar rapat terakhir ini.

Rapat ini adalah penentuan dari permasalahan yang sedang mereka selesaikan.

“Hai, gimana kabar Capt? Aku dengar Capt dan Woozi sedang menyelesaikan Misi mereka?” Sapa Jeonghan sekaligus bertanya setelah sampai di depan mereka.

“Ya, sedikit ada kendala tapi masih bisa teratasi.” Sahut Jun sekaligus memutuskan percakapan ini lebih lanjut.

“Oh iya, bagaimana penemuanmu, Angel?”

“Aku menemukan beberapa fakta yang menarik.”

“Apa itu?” Tanya Seokmin.

“Aku sedikit curiga oleh Ketua Misi ini sebelumnya.”

“Kenapa?”

“Aku menemukan bukti transaksi dari rekening Ketua lama ke Kwon.”

“Ada informasi mengenai hal itu?” Tanya Jun dengan penasaran.

“Nih, coba lihatlah, pada bukti transaksi terdapat lambang yang sama pada saat kalian ke Club waktu itu,” ujar Jeonghan seraya memberikan bukti yang ia temukan.

“Selain itu, anehnya lagi adalah Kwon mengirim kembali dana tersebut ke seseorang bernama Ilios. Ini tentu nama samaran tetapi mengapa orang ini mempunyai rekening?” Lanjut Jeonghan dengan raut tanda tanyanya.

“Sedangkan, negara ini sangat strict tentang data pribadi.” Tambah Jeonghan seraya memberikan bukti-bukti ke Seokmin dan Jun yang berada di jok depan.

Diskusi mereka terputus karena para anggota yang dipanggil datang satu persatu dan memasuki mobil mereka.

“Jadi, gimana?” Tanya Mark yang baru saja sampai.

“Sebelumnya aku di sini mewakili Woozi dan Hoshi untuk memimpin rapat ini. Perkenalkan aku DK, dan ini Dal.” Jelas Seokmin.

“Oke, Double D, jadi bagaimana?” Tanya Doyoung.

“Angel mencurigai dalangnya ada 2 orang, dan salah satunya adalah White Tiger selaku ketua yang lama. Setelah bukti-bukti terkumpul, memang semua yang ada pada data-data tersebut mengarah ke White Tiger sebagai tersangka. Namun, aku belum yakin juga karena belum langsung mengarah ke Ketua lama kita.” Jelas Jun seraya memaparkan bukti temuan Jeonghan dan temuan Tim Soonyoung seraya mengubah kursi menghadap mereka.

Seokmin dengan tanggap mengatur mobil mereka ke mode spy.

“Aku rasa bukti ini akan menjadi bukti terkuat. Sebentar, aku akan membukanya melalui laptop. Mobil ini dilengkapi pengaman kan?” Tanya Mark yang sedari tadi hanya diam seraya mengeluarkan laptopnya.

“Tentu saja, kecuali kalian ke sini dengan mencurigakan.” Jawab Seokmin seraya mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan Mark.

“Tidak. Ada Gyu, Winwin, Hyungwon, dan Shownu yang memantau keadaan di sana. Jadi mereka tidak terlalu curiga.” Sahut Seungcheol dengan menyebutkan anggota-anggotanya.

Setelah hening melanda, Mark memecahkan keheningan itu dengan bukti yang ia dapatkan.

“Jujur, aku kurang mengetahui postur tubuh White Tiger karena aku anak baru disini. Aku hanya melihat wajahnya saja dari foto. Tapi aku yakin ini White Tiger, kalian bisa melihatnya dari video ini.”

Dalam video menampilkan seorang lelaki yang memasuki Club dengan pakaian yang serba gelap dan wajah yang tertutup oleh topi. Namun hanya rahang dan bibirnya saja yang terlihat pada bagian wajah. Selanjutnya, di lengan kirinya terdapat luka jahitan yang cukup ketara jika ia menggunakan baju berlengan pendek seperti saat di video.

“Dari postur tubuhnya memang ini White Tiger, coba lihat dibagian pipi kirinya. Terdapat luka yang sama persis dengan White Tiger ketika aku menjenguknya,” jelas Seungcheol.

“Lihat wajahnya, sama persiskan?” Lanjut Seungcheol seraya menunjukkan foto dirinya bersama White Tiger yang ia miliki.

“Hmm, benar. Ini, lihatlah sketsa yang aku buat. Apakah benar ini White Tiger?” Tanya Doyoung seraya menunjukkan hasil sketsanya.

“Benar, ini White Tiger.” Jawab Seokmin yang sedari tadi diam.

“Kalian akan terkejut melihat fakta yang ini.” Sahut Mark seraya mengutak-atik laptop miliknya dan kemudian muncullah gambar yang sama pada lengan kanan White Tiger yang selalu di tutupi dengan alasan terluka.

“Jadi, salah satunya adalah White Tiger 'kan?” Sahut Doyoung memastikan.

“Iya, salah satunya adalah dia. Timku sudah mencurigainya, dan ternyata.. wow.. aku sampai tidak bisa berkata-kata.” Sahut Seokmin dengan wajah takjubnya.

“Lantas, siapa Ilios?”

Diskusi mereka terputus akibat dering ponsel Seungcheol yang membuat mereka langsung menatap ketua Lion Team itu.

“Kata Gyu, mereka sudah hadir. Kita harus bergegas membuat rencana menjebak White Tiger.”

“Pancing mengenai Omega, kau tau kan reputasi buruk White Tiger?”

“Aku tau arah pikiranmu, Jun. Aku tidak setuju.” Sahut Seokmin dingin.

“Kakakmu tapi setuju.” Jawab Jun dengan wajah santainya.

“Karena ia hanya ingin menyelesaikan ini secepat mungkin! Kakakku itu bodoh! Aku yakin Hoshi juga tidak menyetujuinya!” Teriak Seokmin

“Tapi ini jalan satu-satunya, DK! Tidak ada pilihan lain!” Balas Jun dengan teriakan akibat tersulut emosi.

“Hei, hei, tenanglah kalian. Jangan berteriak seperti itu. Jika kalian tidak tenang, Misi ini akan berantakan. Kasian Hoshi yang sudah lelah memikirkan ini.” Sahut Jeonghan menenangkan Jun dan Seokmin yang bersitegang.

“Begini, Seokmin, aku tau kau mengkhawatirkan kakakmu yang hanya satu-satunya Omega di Tim kita. Tapi kau ingatkan, ada Soonyoung yang selalu disampingnya. Jadi tenanglah, aku yakin Soonyoung akan menjaganya dengan baik.” Jelas Seungcheol dengan perlahan agar tidak dapat menyulut emosi Seokmin kembali.

“Mm, Seokmin. Seungcheol benar, aku yakin Hoshi akan menjaga kakakmu dengan baik. Jadi, kau tenang saja, ada kami juga yang akan menjaga kakakmu.” Ujar Doyoung menenangkan.

Yeah, it's true, i can put the chip detector for your hyung if you want it?” Tawar Mark yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

Mendengar bujukan dari para rekannya, Seokmin menghela napasnya untuk meredakan emosinya.

“Baiklah, apa rencananya?”

To be Continued


Selamat malam minggu^O^v

Athena's


After the Pandora was slowly open.

#Athenachapter 11


“A-alpha..”

“Sstt, diamlah hoon!” Sentak Soonyoung.

“Hiks.. hiks.. jahat..”

“Oh, ya tuhannn!!” Erang Soonyoung frustasi.

Soonyoung dengan kecepatan penuh dan sedikit memanuver gerak kendaraannya mengerang frustasi. Jihoon yang disebelahnya sudah sangat harum membuat Soonyoung nyaris menerjang Omega itu.

“DK! Siapkan ruangan khusus omega, entah dimana ruangannya. Pesankan saja ke pihak Rumah Sakit.”

Hah? Ada apa, Capt?” jawab Seokmin yang ikut panik mendengar intonasi atasannya itu.

“Enghh..”

Loh, itu siapa Capt?” tanya Seokmin diujung sana.

“Cepatlah! Aku sebentar lagi sampai. Tolong siapkan ruangan khusus untuk omega. Kakakmu heat!!” Teriak Soonyoung frustasi.

Oh, dia cukup bersyukur karena dirinya Alpha Dominan, sehingga ia bisa menahan gejolak Alphanya.

“Soon... Young... Enghh..”

“Oh tuhan, Hoon! Tidak bisakah kau bertahan sebentar, hm?” Erang Soonyoung frustasi.

“DK! Bagaimana?”

Sudah, Capt! Di samping kamarmu ada ruangan khusus omega.

“Arghh, baiklah! Sebentar lagi kami akan sampai. Tolong persiapkan untuknya.” Putus Soonyoung dengan mematikan sambungan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kursi belakang.

“Soon..”

“Ya, ya? Apa Hoon?”

“S-sakit, hiks..”

“Oh tuhan..,”

“Sstt, jangan menangis oke? Maaf tadi aku membentakmu.” Bujuk Soonyoung dengan tangannya memberikan elusan lembut pada pucuk kepala Jihoon.

“Eunghh, Soonyoung...”

“Sstt, gigitlah, gigit jika kau merasakan sakitnya lagi.” Ujar Soonyoung seraya memberikan pergelangan tangannya ke arah bibir Jihoon.

“T-tapi, nanti..”

It's okay, we will be alright. Let's do that, Hoon.

“A-alpharghh..”

Yes, Omega, bite me.

Mendengar suara sang Alpha, Jihoon langsung menolehkan kepalanya seraya menatap sang Alpha dengan wajah nelangsanya.

S-sorry..” ucap Jihoon seraya menggigit pergelangan tangan Soonyoung ketika ia merasakan gejolak didalamnya.

Soonyoung yang merasakan tancapan gigi dari sang Omega hanya bisa meringis diam. Menahan segala rasa sakitnya ketika cairan Jihoon dan darahnya menjadi satu melalui aliran darahnya.

Sleep.

Setelah merasa Jihoon sudah cukup tenang, Soonyoung segera memerintahkannya untuk tidur.

Yes, Alpha, thank you..” gumam Jihoon yang secara langsung tertidur karena titah Soonyoung.

My pleasure, dear.” jawab Soonyoung dengan mengelus bibir Jihoon yang memiliki noda darahnya seraya tersenyum kecil.

Haahh, you bound me, Hoon.. lirih Soonyoung dengan membelokkan stir mobilnya ke arah Rumah Sakit sekaligus tempat tinggalnya.

_________

“DK!”

Capt!

Soonyoung segera berlari ke arah Seokmin dan beberapa perawat yang sudah siap sedia dengan hospital bed-nya.

C-capt..” lirih Seokmin setelah sadar apa yang diperbuat oleh Captain-nya itu.

“Nanti aku jelaskan,” jawab Soonyoung dan segera memerintahkan perawat untuk membantu proses heat Jihoon.

“Segera bawa dia. Berilah supressant yang sesuai dengannya.” Suruh Soonyoung dan segera berlalu untuk ke kamarnya yang diikuti oleh Seokmin dibelakangnya.

“Akan ku jelaskan selepas aku membersihkan diri.” Ujar Soonyoung ketika mereka telah sampai ke kamar Soonyoung dan segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa, Capt harum kakakmu?”

Seokmin yang mendengar pertanyaan itupun menoleh dan menundukkan wajahnya, enggan berbicara.

“Hyung,” panggil Seokmin seraya melihat ke arah Jun yang masih dengan wajah tanda tanyanya.

They are bonding..

“Hah? Dimana?” Tanya Jun terkejut mendengar pernyataan Seokmin.

“Pergelangan tangan Soonyoung hyung..”

“Oh? First step, right?

“Hm, but, how?” lirih Seokmin seraya menatap lantai kamar Soonyoung.

Lamunan mereka terputus setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka dari dalam.

Soonyoung keluar dengan wajah pucatnya dan segera menghampiri keduanya.

Sorry, Seok. I have to do that. Otherwise, your brother will die.” lirih Soonyoung seraya menghembuskan napasnya berat.

“T-tapi hyung? B-bagaimana b-bisa?” Keluh Seokmin setelah mendapat jawaban dari Soonyoung.

They are fated mate, Seokmin,” sahut Jun membantu Soonyoung menjawab pertanyaan Seokmin

“Maka dari itu mereka bisa.” Lanjutnya.

Melihat Seokmin yang masih bingung dengan situasi dihadapannya. Soonyoung akhirnya berbuka suara setelah menetralkan gejolak antara pertemuan cairan Jihoon dan darahnya.

“Seok,” panggil Soonyoung untuk mendapat atensi dari adik sang Omega.

“Pernahkah kau mencium aroma kakakmu sebelum heat?”

“Tidak, aku baru menciumnya ketika ia sedang heat. Tapi aku biasa saja..”

“Kau Jun, apakah kau mencium aroma Jihoon sehari-hari?”

“Tidak, aku tau baru saja. Ketika kau masuk.”

“Lalu, bagaimana kau tau jika aku fated mated Jihoon?”

“Ingatkah kau dulu sempat bertanya apakah kau mencium sesuatu? Nah dari sanalah aku menyadari bahwa kau fated mate Jihoon. Aku tau ketika kau menghabiskan para jalang yang menggoda Jihoon. Kau tau tidak, mengapa Jihoon langsung takluk olehmu dan merasakan kecocokan yang amat sangat??” Jelas Jun seraya memberikan wajah bertanya ke arah Soonyoung.

Soonyoung yang mendapat tatapan itu pun hanya menggeleng lemah.

“Itu karena dia mate mu bodoh! Kau bagaiman bisa tidak menyadarinya?”

“Aku tidak tau! Aku pikir, hidungku yang bermasalah!” Sahut Soonyoung kesal akibat dirinya dibilang bodoh oleh Jun.

“Pernahkah kau merasakan panas ketika berdekatan dengan Jihoon?” Tanya Jun.

“Setiap aku berdekatan selalu ingin menerkamnya tapi aku bisa menahannya. Terkadang Alpha-ku lah yang muncul untuk menahannya.”

“Oh, Alpha yang baik.” Ujar Jun seraya menepuk bahu Soonyoung merasa bangga dengan rekannya.

Soonyoung yang mendengar itupun hanya memutar matanya malas. Jun terkadang sangat menyebalkan.

“Lalu, bagaimana dengan kakakku?” Tanya Seokmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

“Bersyukurlah, karena kakakmu tidak akan berdampak buruk akibat persatuan mereka. Justru calon kakak iparmu lah yang menjadi buruk.” Jelas Jun seraya melirik Soonyoung yang hanya menatapnya malas.

“Entah karena terlalu mencintai kakakmu atau memang kelewat panik. Ia mengorbankan dirinya sendiri.” Lanjut Jun seraya berdiri untuk mengambilkan minuman khusus untuk Alpha yang telah melakukan bonding tidak sekaligus.

“Memangnya kenapa?”

Mendengar hal itu Soonyoung pun menjawab, “jika kau tidak langsung melakukan bonding, ya kau tau lah ya tahapannya. Contoh kasusnya adalah aku, oke? Aku di gigit oleh kakakmu, tetapi kakakmu tidak aku gigit. Itu hanya berdampak pada diriku saja. Aku akan lemas dan merasakan sakit dipergelangan tangan setiap saat karena aku yang melindungi kakakmu. Kakakmu? Justru lebih kuat karena ada diriku di dalam tubuhnya.” Jelas Soonyoung seraya meminum ramuan yang diberikan Jun.

“Jadi, kakakku tidak merasakan apa yang kau rasakan?” Tanya Seokmin bingung.

“Ya begitulah, tapi jika aku dalam bahaya. Ia akan mengetahuinya.” Jawab Soonyoung dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa yang ia duduki.

“Hah? Ada ya seperti itu?” Tanya Seokmin.

“Ya ada, itu buktinya, Capt-mu sendiri.” Sahut Jun dengan memutar matanya lelah.

“Lalu kau bagaimana, Capt?” Tanya Seokmin seraya memperhatikan wajah Soonyoung yang semakin memucat.

“Entahlah, aku ingin istirahat dulu. Bisakah kalian memantau jalannya rapat besok? Kalian sudah tau kan, inti-inti permasalahannya?” Tanya Soonyoung dengan memperhatikan kedua rekannya.

“Sebentar, aku ambilkan dataku untu menambah pemahaman kalian.” Lanjut Soonyoung seraya berdiri dengan tertatih dan segera berlalu ke arah kamarnya.

“Nih, untuk referensi kalian. Data itu juga sudah ku kumpulkan dari catatan Jihoon.” Ujar Soonyoung dengan memberikan berkas datanya ke meja dihadapan mereka.

Jun mengambil berkas tersebut dan membaca data yang Soonyoung dan Jihoon punya.

“Datanya sangat lengkap ternyata, ini yang akan aku jelaskan nanti. Selebihnya yang telah aku dan Seokmin kumpulkan sebagai data tambahan.”

“Ya, terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian, ya. Jangan mengecewakanku.” Sahut Soonyoung lalu meminum habis ramuannya dan segera berdiri.

“Biar aku saja, hyung.” Tawar Seokmin untuk membersihkan gelas yang sudah digunakannya.

“Ah, ya terima kasih. Aku istirahat dulu, ya?” Ujar Soonyoung seraya menepuk bahu Seokmin dan segera berlalu.

“Hyung,” panggil Seokmin kearah Jun yang sedang memahami berkas di tangannya.

“Hm.”

“Kau sudah tau kan siapa pelakunya?”

“Ya, semakin aku membaca data yang didapatkan Soonyoung dan Jihoon. Aku semakin yakin, Seok.” Ujar Jun seraya membalikan halaman berkas tersebut.

“Benar berarti, mari kita selesaikan ini, hyung.” Ujar Seokmin seraya membaca data yang ada ditangannya.

“Ya, mari kita buktikan semua asumsi-asumsi kita.” Sahut Jun dan kembali tenggelam oleh data-data yang berserakan.

To Be Continued

Athena's


After the Pandora was slowly open.

#Athenachapter 11


“A-alpha..”

“Sstt, diamlah hoon!” Sentak Soonyoung.

“Hiks.. hiks.. jahat..”

“Oh, ya tuhannn!!” Erang Soonyoung frustasi.

Soonyoung dengan kecepatan penuh dan sedikit memanuver gerak kendaraannya mengerang frustasi. Jihoon yang disebelahnya sudah sangat harum membuat Soonyoung nyaris menerjang Omega itu.

“DK! Siapkan ruangan khusus omega, entah dimana ruangannya. Pesankan saja ke pihak Rumah Sakit.”

Hah? Ada apa, Capt?” jawab Seokmin yang ikut panik mendengar intonasi atasannya itu.

“Enghh..”

Loh, itu siapa Capt?” tanya Seokmin diujung sana.

“Cepatlah! Aku sebentar lagi sampai. Tolong siapkan ruangan khusus untuk omega. Kakakmu heat!!” Teriak Soonyoung frustasi.

Oh, dia cukup bersyukur karena dirinya Alpha Dominan, sehingga ia bisa menahan gejolak Alphanya.

“Soon... Young... Enghh..”

“Oh tuhan, Hoon! Tidak bisakah kau bertahan sebentar, hm?” Erang Soonyoung frustasi.

“DK! Bagaimana?”

Sudah, Capt! Di samping kamarmu ada ruangan khusu omega.

“Arghh, baiklah! 10 menit lagi kami sampai. Tolong persiapkan untuknya.” Putus Soonyoung dengan mematikan sambungan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kursi belakang.

“Soon..”

“Ya, ya? Apa Hoon?”

“S-sakit, hiks..”

“Oh tuhan..,”

“Sstt, jangan menangis oke? Maaf tadi aku membentakmu.” Bujuk Soonyoung dengan tangannya memberikan elusan lembut pada pucuk kepala Jihoon.

“Eunghh, Soonyoung...”

“Sstt, gigitlah, gigit jika kau merasakan sakitnya lagi.” Ujar Soonyoung seraya memberikan pergelangan tangannya ke arah bibir Jihoon.

“T-tapi, nanti..”

It's okay, we will be alright. Let's do that, Hoon.

“A-alpharghh..”

Yes, Omega, bite me.

Mendengar suara sang Alpha, Jihoon langsung menolehkan kepalanya seraya menatap sang Alpha dengan wajah nelangsanya.

S-sorry..” ucap Jihoon seraya menggigit pergelangan tangan Soonyoung ketika ia merasakan gejolak didalamnya.

Soonyoung yang merasakan tancapan gigi dari sang Omega hanya bisa meringis diam. Menahan segala rasa sakitnya ketika cairan Jihoon dan darahnya menjadi satu melalui aliran darahnya.

Sleep.

Setelah merasa Jihoon sudah cukup tenang, Soonyoung segera memerintahkannya untuk tidur.

Yes, Alpha, thank you..” gumam Jihoon yang secara langsung tertidur karena titah Soonyoung.

My pleasure, dear.” jawab Soonyoung dengan mengelus bibir Jihoon yang memiliki noda darahnya seraya tersenyum kecil.

Haahh, you bound me, Hoon.. lirih Soonyoung dengan membelokkan stir mobilnya ke arah Rumah Sakit sekaligus tempat tinggalnya.

_________

“DK!”

Capt!

Soonyoung segera berlari ke arah Seokmin dan beberapa perawat yang sudah siap sedia dengan hospital bed-nya.

C-capt..” lirih Seokmin setelah sadar apa yang diperbuat oleh Captain-nya itu.

“Nanti aku jelaskan,” jawab Soonyoung dan segera memerintahkan perawat untuk membantu proses heat Jihoon.

“Segera bawa dia. Berilah supressant yang sesuai dengannya.” Suruh Soonyoung dan segera berlalu untuk ke kamarnya yang diikuti oleh Seokmin dibelakangnya.

“Akan ku jelaskan selepas aku membersihkan diri.” Ujar Soonyoung ketika mereka telah sampai ke kamar Soonyoung dan segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa, Capt harum kakakmu?”

Seokmin yang mendengar pertanyaan itupun menoleh dan menundukkan wajahnya, enggan berbicara.

“Hyung,” panggil Seokmin seraya melihat ke arah Jun yang masih dengan wajah tanda tanyanya.

They are bonding..

“Hah? Dimana?” Tanya Jun terkejut mendengar pernyataan Seokmin.

“Pergelangan tangan Soonyoung hyung..”

“Oh? First step, right?

“Hm, but, how?” lirih Seokmin seraya menatap lantai kamar Soonyoung.

Lamunan mereka terputus setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka dari dalam.

Soonyoung keluar dengan wajah pucatnya dan segera menghampiri keduanya.

Sorry, Seok. I have to do that. Otherwise, your brother will die.” lirih Soonyoung seraya menghembuskan napasnya berat.

“T-tapi hyung? B-bagaimana b-bisa?” Keluh Seokmin setelah mendapat jawaban dari Soonyoung.

They are fated mate, Seokmin,” sahut Jun membantu Soonyoung menjawab pertanyaan Seokmin

“Maka dari itu mereka bisa.” Lanjutnya.

Melihat Seokmin yang masih bingung dengan situasi dihadapannya. Soonyoung akhirnya berbuka suara setelah menetralkan gejolak antara pertemuan cairan Jihoon dan darahnya.

“Seok,” panggil Soonyoung untuk mendapat atensi dari adik sang Omega.

“Pernahkah kau mencium aroma kakakmu sebelum heat?”

“Tidak, aku baru menciumnya ketika ia sedang heat. Tapi aku biasa saja..”

“Kau Jun, apakah kau mencium aroma Jihoon sehari-hari?”

“Tidak, aku tau baru saja. Ketika kau masuk.”

“Lalu, bagaimana kau tau jika aku fated mated Jihoon?”

“Ingatkah kau dulu sempat bertanya apakah kau mencium sesuatu? Nah dari sanalah aku menyadari bahwa kau fated mate Jihoon. Aku tau ketika kau menghabiskan para jalang yang menggoda Jihoon. Kau tau tidak, mengapa Jihoon langsung takluk olehmu dan merasakan kecocokan yang amat sangat??” Jelas Jun seraya memberikan wajah bertanya ke arah Soonyoung.

Soonyoung yang mendapat tatapan itu pun hanya menggeleng lemah.

“Itu karena dia mate mu bodoh! Kau bagaiman bisa tidak menyadarinya?”

“Aku tidak tau! Aku pikir, hidungku yang bermasalah!” Sahut Soonyoung kesal akibat dirinya dibilang bodoh oleh Jun.

“Pernahkah kau merasakan panas ketika berdekatan dengan Jihoon?” Tanya Jun.

“Setiap aku berdekatan selalu ingin menerkamnya tapi aku bisa menahannya. Terkadang Alpha-ku lah yang muncul untuk menahannya.”

“Oh, Alpha yang baik.” Ujar Jun seraya menepuk bahu Soonyoung merasa bangga dengan rekannya.

Soonyoung yang mendengar itupun hanya memutar matanya malas. Jun terkadang sangat menyebalkan.

“Lalu, bagaimana dengan kakakku?” Tanya Seokmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

“Bersyukurlah, karena kakakmu tidak akan berdampak buruk akibat persatuan mereka. Justru calon kakak iparmu lah yang menjadi buruk.” Jelas Jun seraya melirik Soonyoung yang hanya menatapnya malas.

“Entah karena terlalu mencintai kakakmu atau memang kelewat panik. Ia mengorbankan dirinya sendiri.” Lanjut Jun seraya berdiri untuk mengambilkan minuman khusus untuk Alpha yang telah melakukan bonding tidak sekaligus.

“Memangnya kenapa?”

Mendengar hal itu Soonyoung pun menjawab, “jika kau tidak langsung melakukan bonding, ya kau tau lah ya tahapannya. Contoh kasusnya adalah aku, oke? Aku di gigit oleh kakakmu, tetapi kakakmu tidak aku gigit. Itu hanya berdampak pada diriku saja. Aku akan lemas dan merasakan sakit dipergelangan tangan setiap saat karena aku yang melindungi kakakmu. Kakakmu? Justru lebih kuat karena ada diriku di dalam tubuhnya.” Jelas Soonyoung seraya meminum ramuan yang diberikan Jun.

“Jadi, kakakku tidak merasakan apa yang kau rasakan?” Tanya Seokmin bingung.

“Ya begitulah, tapi jika aku dalam bahaya. Ia akan mengetahuinya.” Jawab Soonyoung dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa yang ia duduki.

“Hah? Ada ya seperti itu?” Tanya Seokmin.

“Ya ada, itu buktinya, Capt-mu sendiri.” Sahut Jun dengan memutar matanya lelah.

“Lalu kau bagaimana, Capt?” Tanya Seokmin seraya memperhatikan wajah Soonyoung yang semakin memucat.

“Entahlah, aku ingin istirahat dulu. Bisakah kalian memantau jalannya rapat besok? Kalian sudah tau kan, inti-inti permasalahannya?” Tanya Soonyoung dengan memperhatikan kedua rekannya.

“Sebentar, aku ambilkan dataku untu menambah pemahaman kalian.” Lanjut Soonyoung seraya berdiri dengan tertatih dan segera berlalu ke arah kamarnya.

“Nih, untuk referensi kalian. Data itu juga sudah ku kumpulkan dari catatan Jihoon.” Ujar Soonyoung dengan memberikan berkas datanya ke meja dihadapan mereka.

Jun mengambil berkas tersebut dan membaca data yang Soonyoung dan Jihoon punya.

“Datanya sangat lengkap ternyata, ini yang akan aku jelaskan nanti. Selebihnya yang telah aku dan Seokmin kumpulkan sebagai data tambahan.”

“Ya, terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian, ya. Jangan mengecewakanku.” Sahut Soonyoung lalu meminum habis ramuannya dan segera berdiri.

“Biar aku saja, hyung.” Tawar Seokmin untuk membersihkan gelas yang sudah digunakannya.

“Ah, ya terima kasih. Aku istirahat dulu, ya?” Ujar Soonyoung seraya menepuk bahu Seokmin dan segera berlalu.

“Hyung,” panggil Seokmin kearah Jun yang sedang memahami berkas di tangannya.

“Hm.”

“Kau sudah tau kan siapa pelakunya?”

“Ya, semakin aku membaca data yang didapatkan Soonyoung dan Jihoon. Aku semakin yakin, Seok.” Ujar Jun seraya membalikan halaman berkas tersebut.

“Benar berarti, mari kita selesaikan ini, hyung.” Ujar Seokmin seraya membaca data yang ada ditangannya.

“Ya, mari kita buktikan semua asumsi-asumsi kita.” Sahut Jun dan kembali tenggelam oleh data-data yang berserakan.

To Be Continued

Athena's


After the Pandora was slowly open.

#Athenachapter 11


“A-alpha..”

“Sstt, diamlah hoon!” Sentak Soonyoung.

“Hiks.. hiks.. jahat..”

“Oh, ya tuhannn!!” Erang Soonyoung frustasi.

Soonyoung dengan kecepatan penuh dan sedikit memanuver gerak kendaraannya mengerang frustasi. Jihoon yang disebelahnya sudah sangat harum membuat Soonyoung nyaris menerjang Omega itu.

“DK! Siapkan ruangan khusus omega, entah dimana ruangannya. Pesankan saja ke pihak Rumah Sakit.”

Hah? Ada apa, Capt?” jawab Seokmin yang ikut panik mendengar intonasi atasannya itu.

“Enghh..”

Loh, itu siapa Capt?” tanya Seokmin diujung sana.

“Cepatlah! Aku sebentar lagi sampai. Tolong siapkan ruangan khusus untuk omega. Kakakmu heat!!” Teriak Soonyoung frustasi.

Oh, dia cukup bersyukur karena dirinya Alpha Dominan, sehingga ia bisa menahan gejolak Alphanya.

“Soon... Young... Enghh..”

“Oh tuhan, Hoon! Tidak bisakah kau bertahan sebentar, hm?” Erang Soonyoung frustasi.

“DK! Bagaimana?”

Sudah, Capt! Di samping kamarmu ada ruangan khusu omega.

“Arghh, baiklah! 10 menit lagi kami sampai. Tolong persiapkan untuknya.” Putus Soonyoung dengan mematikan sambungan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kursi belakang.

“Soon..”

“Ya, ya? Apa Hoon?”

“S-sakit, hiks..”

“Oh tuhan..,”

“Sstt, jangan menangis oke? Maaf tadi aku membentakmu.” Bujuk Soonyoung dengan tangannya memberikan elusan lembut pada pucuk kepala Jihoon.

“Eunghh, Soonyoung...”

“Sstt, gigitlah, gigit jika kau merasakan sakitnya lagi.” Ujar Soonyoung seraya memberikan pergelangan tangannya ke arah bibir Jihoon.

“T-tapi, nanti..”

It's okay, we will be alright. Let's do that, Hoon.

“A-alpharghh..”

Yes, Omega, bite me.

Mendengar suara sang Alpha, Jihoon langsung menolehkan kepalanya seraya menatap sang Alpha dengan wajah nelangsanya.

S-sorry..” ucap Jihoon seraya menggigit pergelangan tangan Soonyoung ketika ia merasakan gejolak didalamnya.

Soonyoung yang merasakan tancapan gigi dari sang Omega hanya bisa meringis diam. Menahan segala rasa sakitnya ketika cairan Jihoon dan darahnya menjadi satu melalui aliran darahnya.

Sleep.

Setelah merasa Jihoon sudah cukup tenang, Soonyoung segera memerintahkannya untuk tidur.

Yes, Alpha, thank you..” gumam Jihoon yang secara langsung tertidur karena titah Soonyoung.

My pleasure, dear.” jawab Soonyoung dengan mengelus bibir Jihoon yang memiliki noda darahnya seraya tersenyum kecil.

Haahh, you bound me, Hoon.. lirih Soonyoung dengan membelokkan stir mobilnya ke arah Rumah Sakit sekaligus tempat tinggalnya.

_________

“DK!”

Capt!

Soonyoung segera berlari ke arah Seokmin dan beberapa perawat yang sudah siap sedia dengan hospital bed-nya.

C-capt..” lirih Seokmin setelah sadar apa yang diperbuat oleh Captain-nya itu.

“Nanti aku jelaskan,” jawab Soonyoung dan segera memerintahkan perawat untuk membantu proses heat Jihoon.

“Segera bawa dia. Berilah supressant yang sesuai dengannya.” Suruh Soonyoung dan segera berlalu untuk ke kamarnya yang diikuti oleh Seokmin dibelakangnya.

“Akan ku jelaskan selepas aku membersihkan diri.” Ujar Soonyoung ketika mereka telah sampai ke kamar Soonyoung dan segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa, Capt harum kakakmu?”

Seokmin yang mendengar pertanyaan itupun menoleh dan menundukkan wajahnya, enggan berbicara.

“Hyung,” panggil Seokmin seraya melihat ke arah Jun yang masih dengan wajah tanda tanyanya.

They are bonding..

“Hah? Dimana?” Tanya Jun terkejut mendengar pernyataan Seokmin.

“Pergelangan tangan Soonyoung hyung..”

“Oh? First step, right?

“Hm, but, how?” lirih Seokmin seraya menatap lantai kamar Soonyoung.

Lamunan mereka terputus setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka dari dalam.

Soonyoung keluar dengan wajah pucatnya dan segera menghampiri keduanya.

Sorry, Seok. I have to do that. Otherwise, your brother will die.” lirih Soonyoung seraya menghembuskan napasnya berat.

“T-tapi hyung? B-bagaimana b-bisa?” Keluh Seokmin setelah mendapat jawaban dari Soonyoung.

They are fated mate, Seokmin,” sahut Jun membantu Soonyoung menjawab pertanyaan Seokmin

“Maka dari itu mereka bisa.” Lanjutnya.

Melihat Seokmin yang masih bingung dengan situasi dihadapannya. Soonyoung akhirnya berbuka suara setelah menetralkan gejolak antara pertemuan cairan Jihoon dan darahnya.

“Seok,” panggil Soonyoung untuk mendapat atensi dari adik sang Omega.

“Pernahkah kau mencium aroma kakakmu sebelum heat?”

“Tidak, aku baru menciumnya ketika ia sedang heat. Tapi aku biasa saja..”

“Kau Jun, apakah kau mencium aroma Jihoon sehari-hari?”

“Tidak, aku tau baru saja. Ketika kau masuk.”

“Lalu, bagaimana kau tau jika aku fated mated Jihoon?”

“Ingatkah kau dulu sempat bertanya apakah kau mencium sesuatu? Nah dari sanalah aku menyadari bahwa kau fated mate Jihoon. Aku tau ketika kau menghabiskan para jalang yang menggoda Jihoon. Kau tau tidak, mengapa Jihoon langsung takluk olehmu dan merasakan kecocokan yang amat sangat??” Jelas Jun seraya memberikan wajah bertanya ke arah Soonyoung.

Soonyoung yang mendapat tatapan itu pun hanya menggeleng lemah.

“Itu karena dia mate mu bodoh! Kau bagaiman bisa tidak menyadarinya?”

“Aku tidak tau! Aku pikir, hidungku yang bermasalah!” Sahut Soonyoung kesal akibat dirinya dibilang bodoh oleh Jun.

“Pernahkah kau merasakan panas ketika berdekatan dengan Jihoon?” Tanya Jun.

“Setiap aku berdekatan selalu ingin menerkamnya tapi aku bisa menahannya. Terkadang Alpha-ku lah yang muncul untuk menahannya.”

“Oh, Alpha yang baik.” Ujar Jun seraya menepuk bahu Soonyoung merasa bangga dengan rekannya.

Soonyoung yang mendengar itupun hanya memutar matanya malas. Jun terkadang sangat menyebalkan.

“Lalu, bagaimana dengan kakakku?” Tanya Seokmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

“Bersyukurlah, karena kakakmu tidak akan berdampak buruk akibat persatuan mereka. Justru calon kakak iparmu lah yang menjadi buruk.” Jelas Jun seraya melirik Soonyoung yang hanya menatapnya malas.

“Entah karena terlalu mencintai kakakmu atau memang kelewat panik. Ia mengorbankan dirinya sendiri.” Lanjut Jun seraya berdiri untuk mengambilkan minuman khusus untuk Alpha yang telah melakukan bonding tidak sekaligus.

“Memangnya kenapa?”

Mendengar hal itu Soonyoung pun menjawab, “jika kau tidak langsung melakukan bonding, ya kau tau lah ya tahapannya. Contoh kasusnya adalah aku, oke? Aku di gigit oleh kakakmu, tetapi kakakmu tidak aku gigit. Itu hanya berdampak pada diriku saja. Aku akan lemas dan merasakan sakit dipergelangan tangan setiap saat karena aku yang melindungi kakakmu. Kakakmu? Justru lebih kuat karena ada diriku di dalam tubuhnya.” Jelas Soonyoung seraya meminum ramuan yang diberikan Jun.

“Jadi, kakakku tidak merasakan apa yang kau rasakan?” Tanya Seokmin bingung.

“Ya begitulah, tapi jika aku dalam bahaya. Ia akan mengetahuinya.” Jawab Soonyoung dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa yang ia duduki.

“Hah? Ada ya seperti itu?” Tanya Seokmin.

“Ya ada, itu buktinya, Capt-mu sendiri.” Sahut Jun dengan memutar matanya lelah.

“Lalu kau bagaimana, Capt?” Tanya Seokmin seraya memperhatikan wajah Soonyoung yang semakin memucat.

“Entahlah, aku ingin istirahat dulu. Bisakah kalian memantau jalannya rapat besok? Kalian sudah tau kan, inti-inti permasalahannya?” Tanya Soonyoung dengan memperhatikan kedua rekannya.

“Sebentar, aku ambilkan dataku untu menambah pemahaman kalian.” Lanjut Soonyoung seraya berdiri dengan tertatih dan segera berlalu ke arah kamarnya.

“Nih, untuk referensi kalian. Data itu juga sudah ku kumpulkan dari catatan Jihoon.” Ujar Soonyoung dengan memberikan berkas datanya ke meja dihadapan mereka.

Jun mengambil berkas tersebut dan membaca data yang Soonyoung dan Jihoon punya.

“Datanya sangat lengkap ternyata, ini yang akan aku jelaskan nanti. Selebihnya yang telah aku dan Seokmin kumpulkan sebagai data tambahan.”

“Ya, terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian, ya. Jangan mengecewakanku.” Sahut Soonyoung lalu meminum habis ramuannya dan segera berdiri.

“Biar aku saja, hyung.” Tawar Seokmin untuk membersihkan gelas yang sudah digunakannya.

“Ah, ya terima kasih. Aku istirahat dulu, ya?” Ujar Soonyoung seraya menepuk bahu Seokmin dan segera berlalu.

“Hyung,” panggil Seokmin kearah Jun yang sedang memahami berkas di tangannya.

“Hm.”

“Kau sudah tau kan siapa pelakunya?”

“Ya, semakin aku membaca data yang didapatkan Soonyoung dan Jihoon. Aku semakin yakin, Seok.” Ujar Jun seraya membalikan halaman berkas tersebut.

“Benar berarti, mari kita selesaikan ini, hyung.” Ujar Seokmin seraya membaca data yang ada ditangannya.

“Ya, mari kita buktikan semua asumsi-asumsi kita.” Sahut Jun dan kembali tenggelam oleh data-data yang berserakan.

To Be Continued

Athena's


After the Pandora was slowly open.

#Athenachapter 11


“A-alpha..”

“Sstt, diamlah hoon!” Sentak Soonyoung.

“Hiks.. hiks.. jahat..”

“Oh, ya tuhannn!!” Erang Soonyoung frustasi.

Soonyoung dengan kecepatan penuh dan sedikit memanuver gerak kendaraannya mengerang frustasi. Jihoon yang disebelahnya sudah sangat harum membuat Soonyoung nyaris menerjang Omega itu.

“DK! Siapkan ruangan khusus omega, entah dimana ruangannya. Pesankan saja ke pihak Rumah Sakit.”

Hah? Ada apa, Capt?” jawab Seokmin yang ikut panik mendengar intonasi atasannya itu.

“Enghh..”

Loh, itu siapa Capt?” tanya Seokmin diujung sana.

“Cepatlah! Aku sebentar lagi sampai. Tolong siapkan ruangan khusus untuk omega. Kakakmu heat!!” Teriak Soonyoung frustasi.

Oh, dia cukup bersyukur karena dirinya Alpha Dominan, sehingga ia bisa menahan gejolak Alphanya.

“Soon... Young... Enghh..”

“Oh tuhan, Hoon! Tidak bisakah kau bertahan sebentar, hm?” Erang Soonyoung frustasi.

“DK! Bagaimana?”

Sudah, Capt! Di samping kamarmu ada ruangan khusu omega.

“Arghh, baiklah! 10 menit lagi kami sampai. Tolong persiapkan untuknya.” Putus Soonyoung dengan mematikan sambungan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kursi belakang.

“Soon..”

“Ya, ya? Apa Hoon?”

“S-sakit, hiks..”

“Oh tuhan..,”

“Sstt, jangan menangis oke? Maaf tadi aku membentakmu.” Bujuk Soonyoung dengan tangannya memberikan elusan lembut pada pucuk kepala Jihoon.

“Eunghh, Soonyoung...”

“Sstt, gigitlah, gigit jika kau merasakan sakitnya lagi.” Ujar Soonyoung seraya memberikan pergelangan tangannya ke arah bibir Jihoon.

“T-tapi, nanti..”

It's okay, we will be alright. Let's do that, Hoon.

“A-alpharghh..”

Yes, Omega, bite me.

Mendengar suara sang Alpha, Jihoon langsung menolehkan kepalanya seraya menatap sang Alpha dengan wajah nelangsanya.

S-sorry..” ucap Jihoon seraya menggigit pergelangan tangan Soonyoung ketika ia merasakan gejolak didalamnya.

Soonyoung yang merasakan tancapan gigi dari sang Omega hanya bisa meringis diam. Menahan segala rasa sakitnya ketika cairan Jihoon dan darahnya menjadi satu melalui aliran darahnya.

Sleep.

Setelah merasa Jihoon sudah cukup tenang, Soonyoung segera memerintahkannya untuk tidur.

Yes, Alpha, thank you..” gumam Jihoon yang secara langsung tertidur karena titah Soonyoung.

My pleasure, dear.” jawab Soonyoung dengan mengelus bibir Jihoon yang memiliki noda darahnya seraya tersenyum kecil.

Haahh, you bound me, Hoon.. lirih Soonyoung dengan membelokkan stir mobilnya ke arah Rumah Sakit sekaligus tempat tinggalnya.

_________

“DK!”

Capt!

Soonyoung segera berlari ke arah Seokmin dan beberapa perawat yang sudah siap sedia dengan hospital bed-nya.

C-capt..” lirih Seokmin setelah sadar apa yang diperbuat oleh Captain-nya itu.

“Nanti aku jelaskan,” jawab Soonyoung dan segera memerintahkan perawat untuk membantu proses heat Jihoon.

“Segera bawa dia. Berilah supressant yang sesuai dengannya.” Suruh Soonyoung dan segera berlalu untuk ke kamarnya yang diikuti oleh Seokmin dibelakangnya.

“Akan ku jelaskan selepas aku membersihkan diri.” Ujar Soonyoung ketika mereka telah sampai ke kamar Soonyoung dan segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa, Capt harum kakakmu?”

Seokmin yang mendengar pertanyaan itupun menoleh dan menundukkan wajahnya, enggan berbicara.

“Hyung,” panggil Seokmin seraya melihat ke arah Jun yang masih dengan wajah tanda tanyanya.

They are bonding..

“Hah? Dimana?” Tanya Jun terkejut mendengar pernyataan Seokmin.

“Pergelangan tangan Soonyoung hyung..”

“Oh? First step, right?

“Hm, but, how?” lirih Seokmin seraya menatap lantai kamar Soonyoung.

Lamunan mereka terputus setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka dari dalam.

Soonyoung keluar dengan wajah pucatnya dan segera menghampiri keduanya.

Sorry, Seok. I have to do that. Otherwise, your brother will die.” lirih Soonyoung seraya menghembuskan napasnya berat.

“T-tapi hyung? B-bagaimana b-bisa?” Keluh Seokmin setelah mendapat jawaban dari Soonyoung.

They are fated mate, Seokmin,” sahut Jun membantu Soonyoung menjawab pertanyaan Seokmin

“Maka dari itu mereka bisa.” Lanjutnya.

Melihat Seokmin yang masih bingung dengan situasi dihadapannya. Soonyoung akhirnya berbuka suara setelah menetralkan gejolak antara pertemuan cairan Jihoon dan darahnya.

“Seok,” panggil Soonyoung untuk mendapat atensi dari adik sang Omega.

“Pernahkah kau mencium aroma kakakmu sebelum heat?”

“Tidak, aku baru menciumnya ketika ia sedang heat. Tapi aku biasa saja..”

“Kau Jun, apakah kau mencium aroma Jihoon sehari-hari?”

“Tidak, aku tau baru saja. Ketika kau masuk.”

“Lalu, bagaimana kau tau jika aku fated mated Jihoon?”

“Ingatkah kau dulu sempat bertanya apakah kau mencium sesuatu? Nah dari sanalah aku menyadari bahwa kau fated mate Jihoon. Aku tau ketika kau menghabiskan para jalang yang menggoda Jihoon. Kau tau tidak, mengapa Jihoon langsung takluk olehmu dan merasakan kecocokan yang amat sangat??” Jelas Jun seraya memberikan wajah bertanya ke arah Soonyoung.

Soonyoung yang mendapat tatapan itu pun hanya menggeleng lemah.

“Itu karena dia mate mu bodoh! Kau bagaiman bisa tidak menyadarinya?”

“Aku tidak tau! Aku pikir, hidungku yang bermasalah!” Sahut Soonyoung kesal akibat dirinya dibilang bodoh oleh Jun.

“Pernahkah kau merasakan panas ketika berdekatan dengan Jihoon?” Tanya Jun.

“Setiap aku berdekatan selalu ingin menerkamnya tapi aku bisa menahannya. Terkadang Alpha-ku lah yang muncul untuk menahannya.”

“Oh, Alpha yang baik.” Ujar Jun seraya menepuk bahu Soonyoung merasa bangga dengan rekannya.

Soonyoung yang mendengar itupun hanya memutar matanya malas. Jun terkadang sangat menyebalkan.

“Lalu, bagaimana dengan kakakku?” Tanya Seokmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

“Bersyukurlah, karena kakakmu tidak akan berdampak buruk akibat persatuan mereka. Justru calon kakak iparmu lah yang menjadi buruk.” Jelas Jun seraya melirik Soonyoung yang hanya menatapnya malas.

“Entah karena terlalu mencintai kakakmu atau memang kelewat panik. Ia mengorbankan dirinya sendiri.” Lanjut Jun seraya berdiri untuk mengambilkan minuman khusus untuk Alpha yang telah melakukan bonding tidak sekaligus.

“Memangnya kenapa?”

Mendengar hal itu Soonyoung pun menjawab, “jika kau tidak langsung melakukan bonding, ya kau tau lah ya tahapannya. Contoh kasusnya adalah aku, oke? Aku di gigit oleh kakakmu, tetapi kakakmu tidak aku gigit. Itu hanya berdampak pada diriku saja. Aku akan lemas dan merasakan sakit dipergelangan tangan setiap saat karena aku yang melindungi kakakmu. Kakakmu? Justru lebih kuat karena ada diriku di dalam tubuhnya.” Jelas Soonyoung seraya meminum ramuan yang diberikan Jun.

“Jadi, kakakku tidak merasakan apa yang kau rasakan?” Tanya Seokmin bingung.

“Ya begitulah, tapi jika aku dalam bahaya. Ia akan mengetahuinya.” Jawab Soonyoung dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa yang ia duduki.

“Hah? Ada ya seperti itu?” Tanya Seokmin.

“Ya ada, itu buktinya, Capt-mu sendiri.” Sahut Jun dengan memutar matanya lelah.

“Lalu kau bagaimana, Capt?” Tanya Seokmin seraya memperhatikan wajah Soonyoung yang semakin memucat.

“Entahlah, aku ingin istirahat dulu. Bisakah kalian memantau jalannya rapat besok? Kalian sudah tau kan, inti-inti permasalahannya?” Tanya Soonyoung dengan memperhatikan kedua rekannya.

“Sebentar, aku ambilkan dataku untu menambah pemahaman kalian.” Lanjut Soonyoung seraya berdiri dengan tertatih dan segera berlalu ke arah kamarnya.

“Nih, untuk referensi kalian. Data itu juga sudah ku kumpulkan dari catatan Jihoon.” Ujar Soonyoung dengan memberikan berkas datanya ke meja dihadapan mereka.

Jun mengambil berkas tersebut dan membaca data yang Soonyoung dan Jihoon punya.

“Datanya sangat lengkap ternyata, ini yang akan aku jelaskan nanti. Selebihnya yang telah aku dan Seokmin kumpulkan sebagai data tambahan.”

“Ya, terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian, ya. Jangan mengecewakanku.” Sahut Soonyoung lalu meminum habis ramuannya dan segera berdiri.

“Biar aku saja, hyung.” Tawar Seokmin untuk membersihkan gelas yang sudah digunakannya.

“Ah, ya terima kasih. Aku istirahat dulu, ya?” Ujar Soonyoung seraya menepuk bahu Seokmin dan segera berlalu.

“Hyung,” panggil Seokmin kearah Jun yang sedang memahami berkas di tangannya.

“Hm.”

“Kau sudah tau kan siapa pelakunya?”

“Ya, semakin aku membaca data yang didapatkan Soonyoung dan Jihoon. Aku semakin yakin, Seok.” Ujar Jun seraya membalikan halaman berkas tersebut.

“Benar berarti, mari kita selesaikan ini, hyung.” Ujar Seokmin seraya membaca data yang ada ditangannya.

“Ya, mari kita buktikan semua asumsi-asumsi kita.” Sahut Jun dan kembali tenggelam oleh data-data yang berserakan.

To Be Continued

Athena's


After the Pandora was slowly open.

#Athenachapter 11


“A-alpha..”

“Sstt, diamlah hoon!” Sentak Soonyoung.

“Hiks.. hiks.. jahat..”

“Oh, ya tuhannn!!” Erang Soonyoung frustasi.

Soonyoung dengan kecepatan penuh dan sedikit memanuver gerak kendaraannya mengerang frustasi. Jihoon yang disebelahnya sudah sangat harum membuat Soonyoung nyaris menerjang Omega itu.

“DK! Siapkan ruangan khusus omega, entah dimana ruangannya. Pesankan saja ke pihak Rumah Sakit.”

Hah? Ada apa, Capt?” jawab Seokmin yang ikut panik mendengar intonasi atasannya itu.

“Enghh..”

Loh, itu siapa Capt?” tanya Seokmin diujung sana.

“Cepatlah! Aku sebentar lagi sampai. Tolong siapkan ruangan khusus untuk omega. Kakakmu heat!!” Teriak Soonyoung frustasi.

Oh, dia cukup bersyukur karena dirinya Alpha Dominan, sehingga ia bisa menahan gejolak Alphanya.

“Soon... Young... Enghh..”

“Oh tuhan, Hoon! Tidak bisakah kau bertahan sebentar, hm?” Erang Soonyoung frustasi.

“DK! Bagaimana?”

Sudah, Capt! Di samping kamarmu ada ruangan khusu omega.

“Arghh, baiklah! 10 menit lagi kami sampai. Tolong persiapkan untuknya.” Putus Soonyoung dengan mematikan sambungan telponnya dan melemparkan ponselnya ke kursi belakang.

“Soon..”

“Ya, ya? Apa Hoon?”

“S-sakit, hiks..”

“Oh tuhan..,”

“Sstt, jangan menangis oke? Maaf tadi aku membentakmu.” Bujuk Soonyoung dengan tangannya memberikan elusan lembut pada pucuk kepala Jihoon.

“Eunghh, Soonyoung...”

“Sstt, gigitlah, gigit jika kau merasakan sakitnya lagi.” Ujar Soonyoung seraya memberikan pergelangan tangannya ke arah bibir Jihoon.

“T-tapi, nanti..”

It's okay, we will be alright. Let's do that, Hoon.

“A-alpharghh..”

Yes, Omega, bite me.

Mendengar suara sang Alpha, Jihoon langsung menolehkan kepalanya seraya menatap sang Alpha dengan wajah nelangsanya.

S-sorry..” ucap Jihoon seraya menggigit pergelangan tangan Soonyoung ketika ia merasakan gejolak didalamnya.

Soonyoung yang merasakan tancapan gigi dari sang Omega hanya bisa meringis diam. Menahan segala rasa sakitnya ketika cairan Jihoon dan darahnya menjadi satu melalui aliran darahnya.

Sleep.

Setelah merasa Jihoon sudah cukup tenang, Soonyoung segera memerintahkannya untuk tidur.

Yes, Alpha, thank you..” gumam Jihoon yang secara langsung tertidur karena titah Soonyoung.

My pleasure, dear.” jawab Soonyoung dengan mengelus bibir Jihoon yang memiliki noda darahnya seraya tersenyum kecil.

Haahh, you bound me, Hoon.. lirih Soonyoung dengan membelokkan stir mobilnya ke arah Rumah Sakit sekaligus tempat tinggalnya.

_________

“DK!”

Capt!

Soonyoung segera berlari ke arah Seokmin dan beberapa perawat yang sudah siap sedia dengan hospital bed-nya.

C-capt..” lirih Seokmin setelah sadar apa yang diperbuat oleh Captain-nya itu.

“Nanti aku jelaskan,” jawab Soonyoung dan segera memerintahkan perawat untuk membantu proses heat Jihoon.

“Segera bawa dia. Berilah supressant yang sesuai dengannya.” Suruh Soonyoung dan segera berlalu untuk ke kamarnya yang diikuti oleh Seokmin dibelakangnya.

“Akan ku jelaskan selepas aku membersihkan diri.” Ujar Soonyoung ketika mereka telah sampai ke kamar Soonyoung dan segera berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Kenapa, Capt harum kakakmu?”

Seokmin yang mendengar pertanyaan itupun menoleh dan menundukkan wajahnya, enggan berbicara.

“Hyung,” panggil Seokmin seraya melihat ke arah Jun yang masih dengan wajah tanda tanyanya.

They are bonding..

“Hah? Dimana?” Tanya Jun terkejut mendengar pernyataan Seokmin.

“Pergelangan tangan Soonyoung hyung..”

“Oh? First step, right?

“Hm, but, how?” lirih Seokmin seraya menatap lantai kamar Soonyoung.

Lamunan mereka terputus setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka dari dalam.

Soonyoung keluar dengan wajah pucatnya dan segera menghampiri keduanya.

Sorry, Seok. I have to do that. Otherwise, your brother will die.” lirih Soonyoung seraya menghembuskan napasnya berat.

“T-tapi hyung? B-bagaimana b-bisa?” Keluh Seokmin setelah mendapat jawaban dari Soonyoung.

“They are fated mate, Seokmin,” sahut Jun membantu Soonyoung menjawab pertanyaan Seokmin

“Maka dari itu mereka bisa.” Lanjutnya.

Melihat Seokmin yang masih bingung dengan situasi dihadapannya. Soonyoung akhirnya berbuka suara setelah menetralkan gejolak antara pertemuan cairan Jihoon dan darahnya.

“Seok,” panggil Soonyoung untuk mendapat atensi dari adik sang Omega.

“Pernahkah kau mencium aroma kakakmu sebelum heat?”

“Tidak, aku baru menciumnya ketika ia sedang heat. Tapi aku biasa saja..”

“Kau Jun, apakah kau mencium aroma Jihoon sehari-hari?”

“Tidak, aku tau baru saja. Ketika kau masuk.”

“Lalu, bagaimana kau tau jika aku fated mated Jihoon?”

“Ingatkah kau dulu sempat bertanya apakah kau mencium sesuatu? Nah dari sanalah aku menyadari bahwa kau fated mate Jihoon. Aku tau ketika kau menghabiskan para jalang yang menggoda Jihoon. Kau tau tidak, mengapa Jihoon langsung takluk olehmu dan merasakan kecocokan yang amat sangat??” Jelas Jun seraya memberikan wajah bertanya ke arah Soonyoung.

Soonyoung yang mendapat tatapan itu pun hanya menggeleng lemah.

“Itu karena dia mate mu bodoh! Kau bagaiman bisa tidak menyadarinya?”

“Aku tidak tau! Aku pikir, hidungku yang bermasalah!” Sahut Soonyoung kesal akibat dirinya dibilang bodoh oleh Jun.

“Pernahkah kau merasakan panas ketika berdekatan dengan Jihoon?” Tanya Jun.

“Setiap aku berdekatan selalu ingin menerkamnya tapi aku bisa menahannya. Terkadang Alpha-ku lah yang muncul untuk menahannya.”

“Oh, Alpha yang baik.” Ujar Jun seraya menepuk bahu Soonyoung merasa bangga dengan rekannya.

Soonyoung yang mendengar itupun hanya memutar matanya malas. Jun terkadang sangat menyebalkan.

“Lalu, bagaimana dengan kakakku?” Tanya Seokmin yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua.

“Bersyukurlah, karena kakakmu tidak akan berdampak buruk akibat persatuan mereka. Justru calon kakak iparmu lah yang menjadi buruk.” Jelas Jun seraya melirik Soonyoung yang hanya menatapnya malas.

“Entah karena terlalu mencintai kakakmu atau memang kelewat panik. Ia mengorbankan dirinya sendiri.” Lanjut Jun seraya berdiri untuk mengambilkan minuman khusus untuk Alpha yang telah melakukan bonding tidak sekaligus.

“Memangnya kenapa?”

Mendengar hal itu Soonyoung pun menjawab, “jika kau tidak langsung melakukan bonding, ya kau tau lah ya tahapannya. Contoh kasusnya adalah aku, oke? Aku di gigit oleh kakakmu, tetapi kakakmu tidak aku gigit. Itu hanya berdampak pada diriku saja. Aku akan lemas dan merasakan sakit dipergelangan tangan setiap saat karena aku yang melindungi kakakmu. Kakakmu? Justru lebih kuat karena ada diriku di dalam tubuhnya.” Jelas Soonyoung seraya meminum ramuan yang diberikan Jun.

“Jadi, kakakku tidak merasakan apa yang kau rasakan?” Tanya Seokmin bingung.

“Ya begitulah, tapi jika aku dalam bahaya. Ia akan mengetahuinya.” Jawab Soonyoung dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa yang ia duduki.

“Hah? Ada ya seperti itu?” Tanya Seokmin.

“Ya ada, itu buktinya, Capt-mu sendiri.” Sahut Jun dengan memutar matanya lelah.

“Lalu kau bagaimana, Capt?” Tanya Seokmin seraya memperhatikan wajah Soonyoung yang semakin memucat.

“Entahlah, aku ingin istirahat dulu. Bisakah kalian memantau jalannya rapat besok? Kalian sudah tau kan, inti-inti permasalahannya?” Tanya Soonyoung dengan memperhatikan kedua rekannya.

“Sebentar, aku ambilkan dataku untu menambah pemahaman kalian.” Lanjut Soonyoung seraya berdiri dengan tertatih dan segera berlalu ke arah kamarnya.

“Nih, untuk referensi kalian. Data itu juga sudah ku kumpulkan dari catatan Jihoon.” Ujar Soonyoung dengan memberikan berkas datanya ke meja dihadapan mereka.

Jun mengambil berkas tersebut dan membaca data yang Soonyoung dan Jihoon punya.

“Datanya sangat lengkap ternyata, ini yang akan aku jelaskan nanti. Selebihnya yang telah aku dan Seokmin kumpulkan sebagai data tambahan.”

“Ya, terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian, ya. Jangan mengecewakanku.” Sahut Soonyoung lalu meminum habis ramuannya dan segera berdiri.

“Biar aku saja, hyung.” Tawar Seokmin untuk membersihkan gelas yang sudah digunakannya.

“Ah, ya terima kasih. Aku istirahat dulu, ya?” Ujar Soonyoung seraya menepuk bahu Seokmin dan segera berlalu.

“Hyung,” panggil Seokmin kearah Jun yang sedang memahami berkas di tangannya.

“Hm.”

“Kau sudah tau kan siapa pelakunya?”

“Ya, semakin aku membaca data yang didapatkan Soonyoung dan Jihoon. Aku semakin yakin, Seok.” Ujar Jun seraya membalikan halaman berkas tersebut.

“Benar berarti, mari kita selesaikan ini, hyung.” Ujar Seokmin seraya membaca data yang ada ditangannya.

“Ya, mari kita buktikan semua asumsi-asumsi kita.” Sahut Jun dan kembali tenggelam oleh data-data yang berserakan.

To Be Continued

Athena's


TW// Harsh Words TW// Torture TW// Trauma

Pandora

#Athenachapter 10


“Apakah sudah siap?” Tanya Soonyoung setelah menghentikan mobilnya di salah satu swalayan dan bergegas mengubah mobilnya ke mode Spy agar informasi yang mereka punya tidak bocor.

“Sudah, Capt. Jupiter sudah memberikan kode akses untuk konferensi.” Sahut Jihoon yang masih sibuk dengan laptop didepannya.

“Bagus, apa kau sudah mengatur rekaman?”

“Belum, Capt. Sedari tadi aku masih sibuk dengan laptop ini.”

“Baiklah, bergeser sedikit.” Ujar Soonyoung dan segera bergerak ke samping Jihoon dan mengutak-atik alat perekam.

Setelah beberapa menit segala sesuatu yang dibutuhkan telah siap. Jihoon kembali bertanya setelah melihat ketuanya itu masih berkutat dengan alat perekamnya.

Capt, apakah sudah siap?”

“Sebentar lagi, sambungkan saja dengan mereka. Aku rasa mereka masih bersiap-siap. Sisa berapa menit lagi?”

“10 menit, Capt.” Sahut Jihoon seraya menyambungkan panggilan konferensi ke laptopnya.

Capt, Capt, apa kau mendengarku?” Ujar Jupiter diseberang sana memastikan panggilan sudah terhubung.

“Ya, ini aku Woozi. Sudah tersambung, Ju, terima kasih. Tolong arahkan kameranya menjadi 5 arah pandang. Satu tepat ke arah wajahnya. Sisanya untuk ke seluruh penjuru ruangan termasuk profiler.” Jelas Jihoon seraya mengatur speaker untuk dapat terdengar jelas pernyataan yang diberikan nantinya.

“Siapa profiler yang mewawancarainya?” Tanya Soonyoung setelah menyelesaikan rakitan perekamnya.

Foxy Jon, Capt.” Sahut Jupiter yang memperlihatkan seluruh ruangan investigasi.

“Halo, Foxy!” Sapa Soonyoung yang melihat rekan kerjanya telah siap dengan pena perekam dan catatannya.

Yoo, Hosh! Senang bertemu denganmu. Rekan barumu ya?” Tanya Foxy ketika melihat Jihoon yang berada disampingnya.

“Yaps! Penggantimu, Fox.” Sahut Soonyoung dengan tawa kecilnya.

Haish, aku jadi sebal dengan Devil.” Decih Foxy yang mendengar suara tawa dari rekannya dulu.

“Salah sendiri kau ceroboh. Kalau tidak 'kan, kau masih berada di Tim-nya.”

Ujar seseorang yang sama posesifnya dengan Devil.” Sahut Foxy dengan rotasi mata kesal setelah mendengar pernyataan Soonyoung.

“Hey, Won! Diamlah.” Seru Soonyoung tak terima.

Jeon Wonwoo adalah rekan seprofesi Soonyoung. Wonwoo atau biasa dipanggil Wonu itu menjabat seperti Jihoon dulunya. Akibat kecerobohannya, ia dipindahkan ke kantor investigasi oleh Kim Mingyu yang merupakan Alpha-nya.

“Hmm, kapan dimulainya ya?” Tanya Jihoon memutuskan pergulatan mereka.

Oh, hai! Aku Foxy Jon, nanti kita akan mengobrol oke? Nama kau siapa?” Sapa Wonu ketika mendengar suara Jihoon yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi dirinya dengan Soonyoung.

“Woozi, aku panggil kamu apa?” Sahut Jihoon seraya bertanya bingung.

Hahaha, kamu menggemaskan! Pantas Hoshi-

“Diamlah, Won!” Potong Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

Ohohoho, oke-oke, calm down, Hosh. Panggil aku Jon saja, Wu?

Jihoon yang mendengar suara Alpha Soonyoung hanya bisa diam dengan tubuhnya bergetar takut dan nyaman? Entahlah, Jihoon pun bingung. Ia hanya merasakan rasa aman jika berdampingan dengan Soonyoung.

“Ah okey, Jon. Senang bertemu denganmu.” Ujar Jihoon dengan senyum lembutnya.

“Senang juga kalau gitu! Mari kita selesaikan Misi ini, Wu!” Ujar Wonu bersemangat.

“Baiklah, baiklah. Apakah sudah siap semua?” Tanya Soonyoung jengah melihat tingkah mantan rekannya itu.

Sedang menuju ke sini, Capt.” Sahut Jupiter yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan dua arah mereka.

“Baiklah, siap-siap sana Fox! Rekanmu siapa kali ini?” Tanya Soonyoung.

Anak ini, siapa lagi? Mungkin Xuhao?” Sahut Wonu dengan menunjuk ke arah Jupiter dan Xuhao disebelahnya.

Hai, Capt! Sudah lama tidak berjumpa!” Sahut Xuhao seraya melambaikan tangannya.

“Halo, senang melihatmu kembali, Xu.” Sahut Soonyoung seraya menampilkan senyumannya.

Siap, Capt! Mohon kerjasamanya.” Ujar Xuhao seraya membungkukkan badanya, hormat.

“Ya, Xu. Hati-hati kalian, pasang in ear kalian. Ju, jangan lupa mintalah penjagaan ketat dari pihak kepolisian.”

Siap, Capt!

______

Tepat pukul 1 siang, jalannya investigasi sudah dimulai. Wonu dan Jupiter yang masuk dalam ruangan investigasi merasa geram dengan tingkah pelaku yang ditunjukkan.

Pelaku masih enggan menjawab jadwal atasan mereka. Soonyoung yang melihat jalannya investigasi berlangsung alot, segera ia membuka suara untuk menyambungkan suaranya ke ruangan tersebut.

“Halo, Seungkwan. Bagaimana kabarmu?”

Seungkwan yang mendegar hal itu pun langsung berjengit kaget. Ia mengenali suara ini, sangat.

Kakak..” bisik Seungkwan lemah yang masih bjsa terdengar oleh mereka.

“Kwan-ah, bagaimana kabarmu?”

Takut..

“Kenapa takut, hm?” Tanya Soonyoung dengan tenang.

Kwan, takut. Mereka.. mereka menyuruhku mengambil ornamen-ornamen itu..

“_...kalau tidak diambil, Kwan disiksa, sakit.. hiks..” lanjut Seungkwan dengan suara yang terbata-bata dan diakhiri suara tangisan kecil.

“Kwan-ah, mau jadi anak baik?” Tanya Soonyoung dengan lembut yang masih berusaha menahan tangisannya sedari tadi.

Mau.. Kwan mau bertemu dengan kakak..” Bisik Seungkwan yang masih sesenggukan dengan tangisannya.

“Baiklah Kwan-ah, kita akan bertemu. Tapi Kwan harus jawab pertanyaan kakak. Bagaimana?” Tawar Soonyoung dengan lembut.

Susah.. tidak??” Tanya Seungkwan dengan matanya yang menghadap kearah Jupiter dan Wonu.

Tidak susah kok, mau 'kan Kwan menjawabnya?” Tanya Wonu lembut.

Mau.. tapi nanti Kwan bertemu Kakak, 'kan?” Jawab Seungkwan dengan ragu.

“Nanti kita ketemu, Kwan-ah. Tapi Kwan harus jadi anak baik dulu ya?” Sahut Soonyoung dengan sabar menjawab pertanyaan Seungkwan.

Mau.. mau jadi anak baik..” Sahut Seungkwan dengan anggukan kecil dari kepalanya.

“Kwan-ah.. Jangan menangis lagi ya? Nanti kita bertemu setelah ini. Oke?” Balas Soonyoung.

Iya, tidak menangis. Kwan, sudah siap jawab soal kakak!” Sahut Seungkwan dengan semangat seraya menghapus air matanya yang mengalir.

“Baiklah, dengar pertanyaan teman kakak ya, Kwan?” Suruh Soonyoung dengan suara yang gemetar.

Oke!! Kwan siap!” Seru Seungkwan.

Mendengar seruan Seungkwan, Soonyoung segera mematikan suaranya dan menelungkupkan kepalanya pada lipatan kakinya.

Jihoon yang melihat interaksi keduanya pun hanya bisa diam. Dirinya semakin bingung setelah melihat reaksi sang Alpha yang menangis pilu di sampingnya.

“Minumlah,” tawar Jihoon seraya memberikan sebotol airnya ke arah Soonyoung yang masih menangis pilu.

“Terima kasih..”

Mendengar hal itu, Jihoon hanya menganggukkan kepalanya dan segera melihat kembali jalannya sesi investigasi itu. Jihoon berpikir mengapa anak ini yang disuruh mencuri. Apa karena anak ini memiliki kekurangan?

“Selesaikan saja untuknya, ia sudah lelah, Jon.” Sahut Soonyoung pada in ear setelah menyelesaikan tangisannya.

Mendengar arahan Soonyoung, Wonu segera menyelesaikan investigasinya dan segera mengantarkan Seungkwan ke ruangan selnya bersama Xuhao.

Melihat tidak ada siapapun selain Jupiter di ruangan itu. Soonyoung kembali berbicara pada rekannya itu.

“Ju, tolong panggil pelaku selanjutnya.”

Eh? Kau tak apa, Capt?

“Tidak, lebih cepat lebih baik.” Ujar Soonyoung dingin.

Baiklah, Capt.

Hening melanda diantara Soonyoung dan Jihoon.

Jihoon yang masih enggan bertanya ke Soonyoung siapa Seungkwan dan Soonyoung yang bingung bagaimana menjelaskan hubungannya dengan Seungkwan ke Jihoon hanya bisa diam seraya mengingat peristiwa itu.

Bagaimana bisa dirinya melupakan adik sepupunya dan kembali bertemu setelah sekian lama ketika sang adik dijadikan tumbal oleh si brengsek itu.

Soonyoung hanya bisa menghela napasnya lelah.

Bodoh, ternyata mereka membantai keluargaku habis-habisan. Brengsek. Pikir Soonyoung geram dan tidak sengaja mengeluarkan geramannya membuat Jihoon terlonjak kaget di kursinya.

“Hey, tenanglah..” Ujar Jihoon seraya mengelus lembut tangan Soonyoung yang terkepal erat.

“Kau tau? Aku benar-benar marah melihat adikku seperti itu..” Ujar Soonyoung dengan mata yang menerawang jauh.

“Dulu.. anak itu tidak seperti itu. Aku baru bertemu dengannya setelah sekian lama di sini. Di tempat ini. Aku kira mereka tidak membantai keluarganya. Ternyata..”

“Ternyata mereka menghabisinya juga.. aku terkejut melihat dirinya ada di sel tahanan. Jujur setelah melihat adikku di sini. Aku semakin yakin jika kasus ini juga masih ada sangkut-pautnya dengan kasus pembantaian keluargaku.” Jelas Soonyoung yang masih geram ketika mengingat peristiwa keluarganya.

Jihoon yang hanya bisa mendengarkan seraya menenangkan sang Alpha yang secara tidak sengaja mengeluarkan aroma pekatnya.

Ah, aroma ini ternyata punya Soonyoung? Pikir Jihoon seraya mengeluarkan aromanya yang menenangkan.

Semoga aromaku dapat membantunya. Pikir Jihoon.

“Maka dari itu mari kita tuntaskan segera kasus ini, Soonyoung. Mari kita berjuang demi keluargamu dan keluarga Seungkwan.” Ujar Jihoon seraya tersenyum meyakinkan.

Melihat tekad yang ada pada mata sang Omega, Soonyoung yang telah merasakan semangatnya menggebu-gebu semakin membara.

“Baiklah, kita selesaikan semuanya hari ini, Wun.”

“Baiklah!! Fighting!!!”

“Fighting!!”

Mendengar hal itu, mereka berdua tertawa bersama. Menertawakan kekonyolan mereka dalam menyemangati satu sama lain.

Setelah menertawakan satu sama lain, Jihoon menawarkan perbekalannya yang masih banyak tersisa untuk mengganjal perut mereka.

“Hey,”

“Hm?”

“Berguna juga perbekalanmu.” Ujar Soonyoung seraya terkekeh meihat raut Jihoon yang menyebalkan setelah mendengar pernyataannya.

“Memang! Coba kalau aku tidak membawa makanan ini. Pasti kau lapar.”

“Ya, ya, ya. Terima kasih sudah berinisiatif.” Ucap Soonyoung malas.

Capt? Kau masih disana?” Tanya Jupiter yang sudah kembali dari sel tahanan.

“Masih, kenapa? Sudah siap?”

Sudah, Capt. Mereka sedang menuju ke ruangan ini. Tadi sedikit lama karena Seungkwan kambuh karena mendengar pukulan, Capt.” Jelas Jupiter yang membuat Soonyoung menghela napasnya lelah.

Membuat Jihoon yang disebelahnya segera menenangkan sang Alpha.

Melihat perlakuan kecil Jihoon, Soonyoung segera menyunggingkan senyumnya yang menampilkan bahwa ia baik-baik saja.

“Bisakah kau pindahkan Seungkwan di ruangan yang sesuai dengannya? Penyidik lain juga sudah mengetahui bahwa Seungkwan memiliki trauma?”

Baik, Capt. Nanti akan aku urus.

“Terima kasih, segera bawa pelakunya. Aku sudah lelah.”

Baik, Capt.

Pintu ruangan investigasi terbuka. Menampilkan sosok pelaku yang membuat Soonyoung semakin geram.

Belum sempat pelaku duduk di kursinya, ia berbicara dengan maksud mengobarkan api amarah Soonyoung.

Apa kabar Soonyoung? Sudah lama kita tidak bertemu?

Mendengar suaranya yang menggema di ruangan itu membuat Soonyoung menggeram rendah.

Aku tau, kau ada disini Soonyoung. Mengambil kasus ini dengan menggunakan nama samaran tidak membuatku tak mengenalimu.

Jika kau tidak ingin diam,

Apa? Kau akan apa, hah?!” Putus pelaku dengan berteriak marah mendengar pernyataan Jupiter.

Wonu kali ini ada di belakang kaca ruangan investigasi karena ia tahu kemampuan dirinya yang tidak mampu menangani pelaku ini.

Diam dan jangan berteriak! Kau tidak mau diperlakukan seperti di sel kan?” Ujar Jupiter marah.

Tenang dan jawablah pertanyaanku dengan baik agar investigasi kali ini berjalan kondusif.” Ujar Jupiter dingin.

Cih, baiklah. Aku jugsa sudah malas berada di ruangan ini.

Apa yang kau lakukan di museum itu?” Tembak Jupiter.

Mencurilah, apalagi yang aku lakukan?

Untuk siapa kau mencuri?

Apakah kau mencuri untuk menutupi tingkah ketuamu?” Lanjut Jupiter.

Mendengar hal itu, pelaku menjadi tegang. Duduknya gelisah dan matanya yang menyorot tak fokus.

Tidak, aku tidak melakukan hal itu.

Lantas, mengapa kau hanya mencuri ornamen-ornamen tua dan berbau lapuk?

Itu suruhannya, aku hanya menjalankan tugas.

Aku tau selain mencuri ornamen tua, kau juga mencuri ornamen lain kan?

Tidak, aku hanya mencuri ornamen tua.

“Ornamen dalam tubuhmu bisa saja aku ambil untuk menjualnya ke atasanmu.” Ujar Soonyoung tiba-tiba menginterupsi jaannya investigasi.

“Siapa Ilios?” Lanjut Soonyoung dengan suara dinginnya.

Aku tidak tahu.

“Cepat katakan!” Teriak Soonyoung marah.

“Aku masih mengenal dirimu. Keluargamu pun masih hidup dengan tenang sedangkan keluargamu yang lain menanggung beban atas keangkuhanmu!” Ujar Soonyoung.

“Kau tidak perlu menyuruh anakmu untuk memata-matai ku,” lanjut Soonyoung yang masih menggeram marah.

“Jon, tunjukkan anaknya ke si tua itu.” Suruh Soonyoung dengan suara dinginnya.

Baik, Capt.” Sahut Wonu yang sedari tadi hanya diam.

Melihat anaknya yang sedang tersiksa oleh beberapa orang, membuat sang pelaku berjengit kaget dan berteriak.

Apa yang kau lakukan pada anakku!!!

“Akibat kecerobohannya, dia menjadi seperti itu.” Ujar Soonyoung tenang.

Kau! Kau menjebaknya kan?!!

“Tidak, itu murni kecerobohannya.” Ujar Soonyoung santai.

“Aku tidak menyangka orang yang selalu aku banggakan karena kecekatannya, ternyata tak layak untuk dibanggakan.” Lanjut Soonyoung dengan nada meremehkan.

“Memata-matai rekan kerjanya, melakukan kekerasan pada rekannya dan menghambat proses kasus yang sedang di investigasi oleh pemerintah.” Jelas Soonyoung.

“Kira-kira hukuman apa yang pantas untuk penghianat pemerintahan?” Lanjut Soonyoung seraya memperlihatkan ketuanya atau bisa dibilang mantan ketuanya yang sedang mendapat hukuman dari pihak kepolisian.

Brengsek!! Kurang ajar kau! Lepaskan anakku!!

“Penghianat negara bagaimana bisa lepas?” Tanya Soonyoung meremehkan.

“Konyol.” Lanjut Soonyoung.

Apa yang kau mau brengsek!!

“Siapa Ilios?” Tanya Soonyoung.

“Tidak menjawab, heh?” Lanjut Soonyoung.

“Jon, lepaskan suara anaknya.” Titah Soonyoung

Baik, Capt.

Mendengar rintihan sang anak, akhirnya sang pelaku yang notabenenya adalah kaki tangan sang paman pun menyerah.

Jika kau bisa menebak ini, kau akan segera bertemu pelakunya.

Matahari tidak mengitari poros bumi. Bumilah yang mengitarinya. Ilios adalah sang matahari yang jauh namun dekat karena ada disekitarmu.

“Kwon Jungyoung.” Geram Soonyoung setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya.

“Dimana dia sekarang?”

Teliti kembali kalimatku. Kau akan mengetahuinya.

Belum selesai ia bertanya, Soonyoung melihat segerombolan orang menghampiri mobilnya.

Dengan segera ia berpindah ke kemudinya dan menyuruh Jihoon untuk berlindung.

“Simpan semua data yang didapat, Wun. Segeralah berlindung. Aku akan membereskan orang-orang ini.” Ujar Soonyoung seraya memasukkan gigi mobilnya dan menancapkan gasnya kencang.

“Baik, Capt.

✨✨✨

Suasana di dalam mobil sangat mencekam. Tidak terkecuali suasana diluar pun tak kalah mencekamnya.

Soonyoung yang fokus menyetir dan Jihoon yang fokus menghubungi rekannya.

“DK! Kirim pasukan ke arah kota Sparta! Kami di kepung!”

Baik, kirim titik koordinat kalian. Aku akan membantu dari sini.

“Baik, terima-arghh, siall-nghh..” Rintih Jihoon.

“Woozi!” Teriak DK diseberang sana yang sudah terdengar oleh Jihoon.

“Wun!” Teriak Soonyoung yang merasakan aroma manis nan pekat.

“Lanjhut- kann, H-hoshi. A-aku b-bisa menahannyarghh.” Rintih Jihoon seraya memegang perutnya.

“Sial, sial, bertahanlah, Wun!” Teriak Soonyoung frustasi dan semakin mengencangkan laju mobilnya.

Soonyoung segera mengeluarkan aromanya agar dapat mengunci aroma Jihoon dari luar dan dengan cekatan pula, ia membuka jasnya.

“Pakailah, itu sudah ku scenting. Tambah juga dengan sweeter di kursi belakang. Kamu bisa mengambilnya 'kan?” Tanya Soonyoung dengan suara gemetar.

Eunghh, yes, Soonnh.” Sahut Jihoon yang masih bisa menahan jiwa Omeganya.

“Shhh, jangan mendesah seperti itu.”

“Yaakh!! Maanahh, bisaahmm..”

“Sial! Kamu masih saja galak di situasi seperti ini.”

“Cepatlahh!! Aku sudah tidak tahan!! Soonhmm..”

“Aishhh, tahan lah sebentar!! Jangan mendesahkan namaku!”

“Hmm, A-alphaa...”

Sialll,

Tahan Soonyoung, tahan!

Kau Alpha, kau harus tahan!!

Arghh, matilah kau hormon keparat!!

To be Continued


Kasian banget lagi situasi genting malah ada gangguan dari hormon😂 Selamat membaca semuanyaa✨✨

Athena's


Tw// Harsh Words Tw// Torture Tw// Trauma

Pandora

#Athenachapter 10


“Apakah sudah siap?” Tanya Soonyoung setelah menghentikan mobilnya di salah satu swalayan dan bergegas mengubah mobilnya ke mode Spy agar informasi yang mereka punya tidak bocor.

“Sudah, Capt. Jupiter sudah memberikan kode akses untuk konferensi.” Sahut Jihoon yang masih sibuk dengan laptop didepannya.

“Bagus, apa kau sudah mengatur rekaman?”

“Belum, Capt. Sedari tadi aku masih sibuk dengan laptop ini.”

“Baiklah, bergeser sedikit.” Ujar Soonyoung dan segera bergerak ke samping Jihoon dan mengutak-atik alat perekam.

Setelah beberapa menit segala sesuatu yang dibutuhkan telah siap. Jihoon kembali bertanya setelah melihat ketuanya itu masih berkutat dengan alat perekamnya.

Capt, apakah sudah siap?”

“Sebentar lagi, sambungkan saja dengan mereka. Aku rasa mereka masih bersiap-siap. Sisa berapa menit lagi?”

“10 menit, Capt.” Sahut Jihoon seraya menyambungkan panggilan konferensi ke laptopnya.

Capt, Capt, apa kau mendengarku?” Ujar Jupiter diseberang sana memastikan panggilan sudah terhubung.

“Ya, ini aku Woozi. Sudah tersambung, Ju, terima kasih. Tolong arahkan kameranya menjadi 5 arah pandang. Satu tepat ke arah wajahnya. Sisanya untuk ke seluruh penjuru ruangan termasuk profiler.” Jelas Jihoon seraya mengatur speaker untuk dapat terdengar jelas pernyataan yang diberikan nantinya.

“Siapa profiler yang mewawancarainya?” Tanya Soonyoung setelah menyelesaikan rakitan perekamnya.

Foxy Jon, Capt.” Sahut Jupiter yang memperlihatkan seluruh ruangan investigasi.

“Halo, Foxy!” Sapa Soonyoung yang melihat rekan kerjanya telah siap dengan pena perekam dan catatannya.

Yoo, Hosh! Senang bertemu denganmu. Rekan barumu ya?” Tanya Foxy ketika melihat Jihoon yang berada disampingnya.

“Yaps! Penggantimu, Fox.” Sahut Soonyoung dengan tawa kecilnya.

Haish, aku jadi sebal dengan Devil.” Decih Foxy yang mendengar suara tawa dari rekannya dulu.

“Salah sendiri kau ceroboh. Kalau tidak 'kan, kau masih berada di Tim-nya.”

Ujar seseorang yang sama posesifnya dengan Devil.” Sahut Foxy dengan rotasi mata kesal setelah mendengar pernyataan Soonyoung.

“Hey, Won! Diamlah.” Seru Soonyoung tak terima.

Jeon Wonwoo adalah rekan seprofesi Soonyoung. Wonwoo atau biasa dipanggil Wonu itu menjabat seperti Jihoon dulunya. Akibat kecerobohannya, ia dipindahkan ke kantor investigasi oleh Kim Mingyu yang merupakan Alpha-nya.

“Hmm, kapan dimulainya ya?” Tanya Jihoon memutuskan pergulatan mereka.

Oh, hai! Aku Foxy Jon, nanti kita akan mengobrol oke? Nama kau siapa?” Sapa Wonu ketika mendengar suara Jihoon yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi dirinya dengan Soonyoung.

“Woozi, aku panggil kamu apa?” Sahut Jihoon seraya bertanya bingung.

Hahaha, kamu menggemaskan! Pantas Hoshi-

“Diamlah, Won!” Potong Soonyoung dengan suara Alpha-nya.

Ohohoho, oke-oke, calm down, Hosh. Panggil aku Jon saja, Wu?

Jihoon yang mendengar suara Alpha Soonyoung hanya bisa diam dengan tubuhnya bergetar takut dan nyaman? Entahlah, Jihoon pun bingung. Ia hanya merasakan rasa aman jika berdampingan dengan Soonyoung.

“Ah okey, Jon. Senang bertemu denganmu.” Ujar Jihoon dengan senyum lembutnya.

“Senang juga kalau gitu! Mari kita selesaikan Misi ini, Wu!” Ujar Wonu bersemangat.

“Baiklah, baiklah. Apakah sudah siap semua?” Tanya Soonyoung jengah melihat tingkah mantan rekannya itu.

Sedang menuju ke sini, Capt.” Sahut Jupiter yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan dua arah mereka.

“Baiklah, siap-siap sana Fox! Rekanmu siapa kali ini?” Tanya Soonyoung.

Anak ini, siapa lagi? Mungkin Xuhao?” Sahut Wonu dengan menunjuk ke arah Jupiter dan Xuhao disebelahnya.

Hai, Capt! Sudah lama tidak berjumpa!” Sahut Xuhao seraya melambaikan tangannya.

“Halo, senang melihatmu kembali, Xu.” Sahut Soonyoung seraya menampilkan senyumannya.

Siap, Capt! Mohon kerjasamanya.” Ujar Xuhao seraya membungkukkan badanya, hormat.

“Ya, Xu. Hati-hati kalian, pasang in ear kalian. Ju, jangan lupa mintalah penjagaan ketat dari pihak kepolisian.”

Siap, Capt!

______

Tepat pukul 1 siang, jalannya investigasi sudah dimulai. Wonu dan Jupiter yang masuk dalam ruangan investigasi merasa geram dengan tingkah pelaku yang ditunjukkan.

Pelaku masih enggan menjawab jadwal atasan mereka. Soonyoung yang melihat jalannya investigasi berlangsung alot, segera ia membuka suara untuk menyambungkan suaranya ke ruangan tersebut.

“Halo, Seungkwan. Bagaimana kabarmu?”

Seungkwan yang mendegar hal itu pun langsung berjengit kaget. Ia mengenali suara ini, sangat.

Kakak..” bisik Seungkwan lemah yang masih bjsa terdengar oleh mereka.

“Kwan-ah, bagaimana kabarmu?”

Takut..

“Kenapa takut, hm?” Tanya Soonyoung dengan tenang.

Kwan, takut. Mereka.. mereka menyuruhku mengambil ornamen-ornamen itu..

“_...kalau tidak diambil, Kwan disiksa, sakit.. hiks..” lanjut Seungkwan dengan suara yang terbata-bata dan diakhiri suara tangisan kecil.

“Kwan-ah, mau jadi anak baik?” Tanya Soonyoung dengan lembut yang masih berusaha menahan tangisannya sedari tadi.

Mau.. Kwan mau bertemu dengan kakak..” Bisik Seungkwan yang masih sesenggukan dengan tangisannya.

“Baiklah Kwan-ah, kita akan bertemu. Tapi Kwan harus jawab pertanyaan kakak. Bagaimana?” Tawar Soonyoung dengan lembut.

Susah.. tidak??” Tanya Seungkwan dengan matanya yang menghadap kearah Jupiter dan Wonu.

Tidak susah kok, mau 'kan Kwan menjawabnya?” Tanya Wonu lembut.

Mau.. tapi nanti Kwan bertemu Kakak, 'kan?” Jawab Seungkwan dengan ragu.

“Nanti kita ketemu, Kwan-ah. Tapi Kwan harus jadi anak baik dulu ya?” Sahut Soonyoung dengan sabar menjawab pertanyaan Seungkwan.

Mau.. mau jadi anak baik..” Sahut Seungkwan dengan anggukan kecil dari kepalanya.

“Kwan-ah.. Jangan menangis lagi ya? Nanti kita bertemu setelah ini. Oke?” Balas Soonyoung.

Iya, tidak menangis. Kwan, sudah siap jawab soal kakak!” Sahut Seungkwan dengan semangat seraya menghapus air matanya yang mengalir.

“Baiklah, dengar pertanyaan teman kakak ya, Kwan?” Suruh Soonyoung dengan suara yang gemetar.

Oke!! Kwan siap!” Seru Seungkwan.

Mendengar seruan Seungkwan, Soonyoung segera mematikan suaranya dan menelungkupkan kepalanya pada lipatan kakinya.

Jihoon yang melihat interaksi keduanya pun hanya bisa diam. Dirinya semakin bingung setelah melihat reaksi sang Alpha yang menangis pilu di sampingnya.

“Minumlah,” tawar Jihoon seraya memberikan sebotol airnya ke arah Soonyoung yang masih menangis pilu.

“Terima kasih..”

Mendengar hal itu, Jihoon hanya menganggukkan kepalanya dan segera melihat kembali jalannya sesi investigasi itu. Jihoon berpikir mengapa anak ini yang disuruh mencuri. Apa karena anak ini memiliki kekurangan?

“Selesaikan saja untuknya, ia sudah lelah, Jon.” Sahut Soonyoung pada in ear setelah menyelesaikan tangisannya.

Mendengar arahan Soonyoung, Wonu segera menyelesaikan investigasinya dan segera mengantarkan Seungkwan ke ruangan selnya bersama Xuhao.

Melihat tidak ada siapapun selain Jupiter di ruangan itu. Soonyoung kembali berbicara pada rekannya itu.

“Ju, tolong panggil pelaku selanjutnya.”

Eh? Kau tak apa, Capt?

“Tidak, lebih cepat lebih baik.” Ujar Soonyoung dingin.

Baiklah, Capt.

Hening melanda diantara Soonyoung dan Jihoon.

Jihoon yang masih enggan bertanya ke Soonyoung siapa Seungkwan dan Soonyoung yang bingung bagaimana menjelaskan hubungannya dengan Seungkwan ke Jihoon hanya bisa diam seraya mengingat peristiwa itu.

Bagaimana bisa dirinya melupakan adik sepupunya dan kembali bertemu setelah sekian lama ketika sang adik dijadikan tumbal oleh si brengsek itu.

Soonyoung hanya bisa menghela napasnya lelah.

Bodoh, ternyata mereka membantai keluargaku habis-habisan. Brengsek. Pikir Soonyoung geram dan tidak sengaja mengeluarkan geramannya membuat Jihoon terlonjak kaget di kursinya.

“Hey, tenanglah..” Ujar Jihoon seraya mengelus lembut tangan Soonyoung yang terkepal erat.

“Kau tau? Aku benar-benar marah melihat adikku seperti itu..” Ujar Soonyoung dengan mata yang menerawang jauh.

“Dulu.. anak itu tidak seperti itu. Aku baru bertemu dengannya setelah sekian lama di sini. Di tempat ini. Aku kira mereka tidak membantai keluarganya. Ternyata..”

“Ternyata mereka menghabisinya juga.. aku terkejut melihat dirinya ada di sel tahanan. Jujur setelah melihat adikku di sini. Aku semakin yakin jika kasus ini juga masih ada sangkut-pautnya dengan kasus pembantaian keluargaku.” Jelas Soonyoung yang masih geram ketika mengingat peristiwa keluarganya.

Jihoon yang hanya bisa mendengarkan seraya menenangkan sang Alpha yang secara tidak sengaja mengeluarkan aroma pekatnya.

Ah, aroma ini ternyata punya Soonyoung? Pikir Jihoon seraya mengeluarkan aromanya yang menenangkan.

Semoga aromaku dapat membantunya. Pikir Jihoon.

“Maka dari itu mari kita tuntaskan segera kasus ini, Soonyoung. Mari kita berjuang demi keluargamu dan keluarga Seungkwan.” Ujar Jihoon seraya tersenyum meyakinkan.

Melihat tekad yang ada pada mata sang Omega, Soonyoung yang telah merasakan semangatnya menggebu-gebu semakin membara.

“Baiklah, kita selesaikan semuanya hari ini, Wun.”

“Baiklah!! Fighting!!!”

“Fighting!!”

Mendengar hal itu, mereka berdua tertawa bersama. Menertawakan kekonyolan mereka dalam menyemangati satu sama lain.

Setelah menertawakan satu sama lain, Jihoon menawarkan perbekalannya yang masih banyak tersisa untuk mengganjal perut mereka.

“Hey,”

“Hm?”

“Berguna juga perbekalanmu.” Ujar Soonyoung seraya terkekeh meihat raut Jihoon yang menyebalkan setelah mendengar pernyataannya.

“Memang! Coba kalau aku tidak membawa makanan ini. Pasti kau lapar.”

“Ya, ya, ya. Terima kasih sudah berinisiatif.” Ucap Soonyoung malas.

Capt? Kau masih disana?” Tanya Jupiter yang sudah kembali dari sel tahanan.

“Masih, kenapa? Sudah siap?”

Sudah, Capt. Mereka sedang menuju ke ruangan ini. Tadi sedikit lama karena Seungkwan kambuh karena mendengar pukulan, Capt.” Jelas Jupiter yang membuat Soonyoung menghela napasnya lelah.

Membuat Jihoon yang disebelahnya segera menenangkan sang Alpha.

Melihat perlakuan kecil Jihoon, Soonyoung segera menyunggingkan senyumnya yang menampilkan bahwa ia baik-baik saja.

“Bisakah kau pindahkan Seungkwan di ruangan yang sesuai dengannya? Penyidik lain juga sudah mengetahui bahwa Seungkwan memiliki trauma?”

Baik, Capt. Nanti akan aku urus.

“Terima kasih, segera bawa pelakunya. Aku sudah lelah.”

Baik, Capt.

Pintu ruangan investigasi terbuka. Menampilkan sosok pelaku yang membuat Soonyoung semakin geram.

Belum sempat pelaku duduk di kursinya, ia berbicara dengan maksud mengobarkan api amarah Soonyoung.

Apa kabar Soonyoung? Sudah lama kita tidak bertemu?

Mendengar suaranya yang menggema di ruangan itu membuat Soonyoung menggeram rendah.

Aku tau, kau ada disini Soonyoung. Mengambil kasus ini dengan menggunakan nama samaran tidak membuatku tak mengenalimu.

Jika kau tidak ingin diam,

Apa? Kau akan apa, hah?!” Putus pelaku dengan berteriak marah mendengar pernyataan Jupiter.

Wonu kali ini ada di belakang kaca ruangan investigasi karena ia tahu kemampuan dirinya yang tidak mampu menangani pelaku ini.

Diam dan jangan berteriak! Kau tidak mau diperlakukan seperti di sel kan?” Ujar Jupiter marah.

Tenang dan jawablah pertanyaanku dengan baik agar investigasi kali ini berjalan kondusif.” Ujar Jupiter dingin.

Cih, baiklah. Aku jugsa sudah malas berada di ruangan ini.

Apa yang kau lakukan di museum itu?” Tembak Jupiter.

Mencurilah, apalagi yang aku lakukan?

Untuk siapa kau mencuri?

Apakah kau mencuri untuk menutupi tingkah ketuamu?” Lanjut Jupiter.

Mendengar hal itu, pelaku menjadi tegang. Duduknya gelisah dan matanya yang menyorot tak fokus.

Tidak, aku tidak melakukan hal itu.

Lantas, mengapa kau hanya mencuri ornamen-ornamen tua dan berbau lapuk?

Itu suruhannya, aku hanya menjalankan tugas.

Aku tau selain mencuri ornamen tua, kau juga mencuri ornamen lain kan?

Tidak, aku hanya mencuri ornamen tua.

“Ornamen dalam tubuhmu bisa saja aku ambil untuk menjualnya ke atasanmu.” Ujar Soonyoung tiba-tiba menginterupsi jaannya investigasi.

“Siapa Ilios?” Lanjut Soonyoung dengan suara dinginnya.

Aku tidak tahu.

“Cepat katakan!” Teriak Soonyoung marah.

“Aku masih mengenal dirimu. Keluargamu pun masih hidup dengan tenang sedangkan keluargamu yang lain menanggung beban atas keangkuhanmu!” Ujar Soonyoung.

“Kau tidak perlu menyuruh anakmu untuk memata-matai ku,” lanjut Soonyoung yang masih menggeram marah.

“Jon, tunjukkan anaknya ke si tua itu.” Suruh Soonyoung dengan suara dinginnya.

Baik, Capt.” Sahut Wonu yang sedari tadi hanya diam.

Melihat anaknya yang sedang tersiksa oleh beberapa orang, membuat sang pelaku berjengit kaget dan berteriak.

Apa yang kau lakukan pada anakku!!!

“Akibat kecerobohannya, dia menjadi seperti itu.” Ujar Soonyoung tenang.

Kau! Kau menjebaknya kan?!!

“Tidak, itu murni kecerobohannya.” Ujar Soonyoung santai.

“Aku tidak menyangka orang yang selalu aku banggakan karena kecekatannya, ternyata tak layak untuk dibanggakan.” Lanjut Soonyoung dengan nada meremehkan.

“Memata-matai rekan kerjanya, melakukan kekerasan pada rekannya dan menghambat proses kasus yang sedang di investigasi oleh pemerintah.” Jelas Soonyoung.

“Kira-kira hukuman apa yang pantas untuk penghianat pemerintahan?” Lanjut Soonyoung seraya memperlihatkan ketuanya atau bisa dibilang mantan ketuanya yang sedang mendapat hukuman dari pihak kepolisian.

Brengsek!! Kurang ajar kau! Lepaskan anakku!!

“Penghianat negara bagaimana bisa lepas?” Tanya Soonyoung meremehkan.

“Konyol.” Lanjut Soonyoung.

Apa yang kau mau brengsek!!

“Siapa Ilios?” Tanya Soonyoung.

“Tidak menjawab, heh?” Lanjut Soonyoung.

“Jon, lepaskan suara anaknya.” Titah Soonyoung

Baik, Capt.

Mendengar rintihan sang anak, akhirnya sang pelaku yang notabenenya adalah kaki tangan sang paman pun menyerah.

Jika kau bisa menebak ini, kau akan segera bertemu pelakunya.

Matahari tidak mengitari poros bumi. Bumilah yang mengitarinya. Ilios adalah sang matahari yang jauh namun dekat karena ada disekitarmu.

“Kwon Jungyoung.” Geram Soonyoung setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya.

“Dimana dia sekarang?”

Teliti kembali kalimatku. Kau akan mengetahuinya.

Belum selesai ia bertanya, Soonyoung melihat segerombolan orang menghampiri mobilnya.

Dengan segera ia berpindah ke kemudinya dan menyuruh Jihoon untuk berlindung.

“Simpan semua data yang didapat, Wun. Segeralah berlindung. Aku akan membereskan orang-orang ini.” Ujar Soonyoung seraya memasukkan gigi mobilnya dan menancapkan gasnya kencang.

“Baik, Capt.

✨✨✨

Suasana di dalam mobil sangat mencekam. Tidak terkecuali suasana diluar pun tak kalah mencekamnya.

Soonyoung yang fokus menyetir dan Jihoon yang fokus menghubungi rekannya.

“DK! Kirim pasukan ke arah kota Sparta! Kami di kepung!”

Baik, kirim titik koordinat kalian. Aku akan membantu dari sini.

“Baik, terima-arghh, siall-nghh..” Rintih Jihoon.

“Woozi!” Teriak DK diseberang sana yang sudah terdengar oleh Jihoon.

“Wun!” Teriak Soonyoung yang merasakan aroma manis nan pekat.

“Lanjhut- kann, H-hoshi. A-aku b-bisa menahannyarghh.” Rintih Jihoon seraya memegang perutnya.

“Sial, sial, bertahanlah, Wun!” Teriak Soonyoung frustasi dan semakin mengencangkan laju mobilnya.

Soonyoung segera mengeluarkan aromanya agar dapat mengunci aroma Jihoon dari luar dan dengan cekatan pula, ia membuka jasnya.

“Pakailah, itu sudah ku scenting. Tambah juga dengan sweeter di kursi belakang. Kamu bisa mengambilnya 'kan?” Tanya Soonyoung dengan suara gemetar.

Eunghh, yes, Soonnh.” Sahut Jihoon yang masih bisa menahan jiwa Omeganya.

“Shhh, jangan mendesah seperti itu.”

“Yaakh!! Maanahh, bisaahmm..”

“Sial! Kamu masih saja galak di situasi seperti ini.”

“Cepatlahh!! Aku sudah tidak tahan!! Soonhmm..”

“Aishhh, tahan lah sebentar!! Jangan mendesahkan namaku!”

“Hmm, A-alphaa...”

Sialll,

Tahan Soonyoung, tahan!

Kau Alpha, kau harus tahan!!

Arghh, matilah kau hormon keparat!!

To be Continued


Kasian banget lagi situasi genting malah ada gangguan dari hormon😂 Selamat membaca semuanyaa✨✨

Athena's


Melanjutkan Misi yang Tertunda

#Athenachapter 9


Tepat pukul 8 pagi, Jihoon bangun dari tidurnya. Membangunkan sang adik yang masih terlelap untuk izin karena ia akan pergi ke kantor utama.

“Minyi, bangunn..” ujar Jihoon dengan perlahan membangunkan sang adik.

“Hmm, apaa?”

“Aku akan mewawancarai pelaku yang telah tertangkap jam 10 nanti. Kamu membereskan sisa kerjaan kemarin ya?”

“Kau sendiri?”

“Tidak lah, aku bersama Soonyoung nanti. Ya? Tolong bereskan sisa kerjaan kemarin, pleasee..” mohon Jihoon dengan wajah yang menggemaskan.

“Hmm, kau di belakang kaca saja nanti. Tak perlu wawancara langsung. Biar Soonyoung saja yang wawancara tatap muka.” Ujar Seokmin dengan wajah yang serius dan khawatir secara bersamaan.

“Kau bisa memperhatikan gerak-geriknya.” Tambah Seokmin yang melihat sang kakak akan membantah dirinya.

“Ck! Kau dan Soonyoung sama saja! Menyebalkan!” Decih Jihoon seraya mengambil handuknya dan berlalu untuk ke kamar mandi.

“Tak perlu cemberut! Kau tak lucu!” Teriak Seokmin seraya meledek sang kakak.

“Berisik kau! Sana bangun dan mandi di kamar mandi lain!”

“Nanti saja, masih pagi.” Cuek Seokmin yang kembali memejamkan matanya.


Pukul 10 pagi, Soonyoung dan Jihoon telah siap untuk pergi. Mengambil kunci mobilnya dan menghampiri Jihoon yang entah sedang apa di dapurnya.

“Sudah siap?”

“Hm? Tunggu sebentar. Aku masih membereskan makanan yang akan dibawa.” Ujar Jihoon seraya melirik Soonyoung yang berdiri disampingnya.

“Bawa bekal?” Tanya Soonyoung dengan kekehan kecilnya.

“Kenapa? Aku suka lapar jadi bawa sendiri saja daripada beli.” Sahut Jihoon.

“Yasudah, aku tunggu di mobil.” Ujar Soonyoung seraya mengacak surai Jihoon gemas dan segera berlalu untuk memanaskan mobilnya.

Setelah membereskan barang-barangnya, Jihoon tersadar ada yang aneh ketika ia ingin menghampiri Soonyoung.

Tunggu dulu,

Apa yang aneh ya?

Lamunannya terputus akibat suara panggilan dari ponselnya.

“Soonyoung?” Pikir Jihoon, seraya mengangkat telpon dari Soonyoung.

Lama sekali, kau ada dimana?

“EHH?! SOONYOUNG KAU DIMANA?”

Di bawah, depan lobi. Aku sedari tadi menunggumu. Aku kira kamu sudah tau?” Ucap Soonyoung dengan tanda tanya di akhir kalimatnya.

“HEH! KAU BARU SEMBUH!” Teriak Jihoon.

Pelankan suaramu. Aku sudah sembuh. Cepatlah, kita sudah agak siang ini.

“Iyaa!! Tunggu! Aku lari sekarang, bye!” Jihoon segera menutup sambungan telponnya tanpa mendengar ocehan berlanjut dari Soonyoung.

Disisi lain, Soonyoung hanya mengehela napasnya lelah.

“Haish! Anak itu.” Keluh Soonyoung dengan ponsel yang masih digenggamnya.

Sambil menunggu Jihoon, Soonyoung menghubungi pihak kantor untuk memastikan pelaku yang ingin diwawancarainya.

“Halo, saya Soonyoung dari Tim Alba Tiger. Saya sudah membuat janji kemarin dengan Tim Investigasi untuk mewawancarai pelaku. Apakah sudah di acc?”

Oh? Capt Hoshi? Saya Jupiter. Saya sudah meneruskannya ke atasan dan sudah di setujui. Pukul 1 siang nanti, kami akan mengawasi jalannya wawancara, Capt.

“Oh? Begitu? Baiklah, terima kasih. Saya dan rekan saya akan menuju ke sana. Mungkin jam 11 akan sampai.” Jelas Soonyoung seraya melirik Jihoon yang baru saja datang dan membuka pintu mobilnya.

Baiklah, Capt, hati-hati dijalan. Kami akan menyiapkan berkas-berkasnya untuk menambah data yang dibutuhkan oleh Tim Alba Tiger.

“Baik, terima kasih sekali lagi.” Jawab Soonyoung dan segera memutuskan sambungan telponnya.

“Apakah kita terlambat?” Tanya Jihoon sekaligus memperhatikan Soonyoung yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

“Hmm, untungnya tidak. Jam 1 siang nanti. Sudah siapkan?” Jawab Soonyoung seraya memindahkan gigi mobilnya.

“Sudah! Ayo kita tuntaskan masalah ini!” Sahut Jihoon dengan tegas dan antusias.

“Baiklah, ayo kita selesaikan.” Balas Soonyoung dengan senyuman manisnya.

Hening disepanjang jalan membuat Jihoon jenuh dan mengantuk. Mengambil perbekalannya dan menawarkan Soonyoung yang sedari tadi hanya fokus pada jalanan macet di depannya.

“Kamu mau?”

“Hm? Apa itu?” Tanya Soonyoung dan langsung menoleh kearah Jihoon.

Sandwich? Mau?” Sahut Jihoon dengan menyodorkan makanannya.

“Boleh, suapkan aku.” Ucap Soonyoung dan segera Jihoon menyuapkan tangkupan sandwich-nya.

“Hmm, enak. Terima kasih.”

“Sama-sama, oh iya. Tadi kamu menghubungi siapa?”

“Pihak investigasi. Tadi yang mengangkat Jupiter, katanya sudah di acc.”

“Oh? Jupiter? Kalo dia pasti sudah rapih mengerjakannya.” Sahut Jihoon seraya mengunyah rotinya dan memandang kemacetan yang semakin menguar.

“Kenal?” Tanya Soonyoung seraya melirik Jihoon yang berada disampingnya.

“Kenal, adik kelasku di kampus dan rekan kerjaku sebelum pindah ke Misi ini.”

“Sudah kenal lama?”

“Hm? Sudah, kan aku bilang tadi itu adik kelasku dan rekan kerjaku?” Jawab Jihoon bingung dengan pertanyaan Soonyoung.

“Kamu bilang gitu?”

“Aku tadi bilang gitu. Kamu mau minum air? Aku bawa nih.” Ujar Jihoon seraya menyodorkan botol minum yang ia bawa.

“Kamu ini mau piknik atau mau menyelesaikan Misi sih?” Sindir Soonyoung seraya mengambil sodoran botol minum Jihoon.

“Tapi terbukti berguna 'kan?” Sinis Jihoon.

“Hahaha, iya iya tidak usah cemberut gitu.” Ujar Soonyoung dengan menyerahkan botol minumnya.

“Bawa apalagi? Aku lapar.” Tanya Soonyoung.

“Cihh, tadi menyindir sekarang meminta. Aku bawa biskuit. Mau?” Jawab Jihoon seraya mengaduk tas perbekalannya.

“Mau deh, ini jam makan siang. Sepertinya kita akan terlambat.” Ujar Soonyoung seraya melirik jam digital di dasbor mobilnya.

“Apakah kita memundurkan jamnya saja?” Tanya Jihoon seraya menyuapkan biskuitnya ke arah mulut Soonyoung.

“Boleh, tolong telpon melalui ponselku saja.” Ujar Soonyoung seraya memberikan ponselnya ke tangan Jihoon.

Loud speaker, Wun.

“Baiklah,” sahut Jihoon.

Halo, Capt?

“Aku terjebak macet, jika kalian tidak bisa menunggu. Kalian bisa melakukan wawancaranya, aku bisa melihat dari rekaman suara ataupun videonya nanti.”

Oh, tak masalah, Capt. Kami akan menunggumu. Kira-kira sampai jam berapa?

“Aku tidak tahu pasti, sepertinya jam 2 paling lama. Maka dari itu aku meminta kalian untuk mewawancarainya.”

Baiklah, Capt. Kami akan mewawancarainya. Apakah Capt ingin melakukan video conference saja?” Tawar Jupiter.

“Boleh jika tidak merepotkan, atur saja. Nanti hubungi aku jika sudah siap.”

Baik, Capt, nanti akan kami hubungi.

“Baik, terima kasih Jupiter.”

Siap, Capt, sama-sama.

Setelah sambungan terputus, Soonyoung memerintahkan Jihoon dengan suara tegasnya.

“Siapkan laptopnya, Ji. Pindahlah ke belakang dan atur alat-alatnya. Kita akan konferensi di mobil saja. Aku akan singgah sebentar.” Jelas Soonyoung.

“Baik, Capt.” Sahut Jihoon dan segera berpindah untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.

Capt,

“Ya?”

“Sebenarnya aku sudah tau siapa pelakunya..”

“Aku juga,”

“Mari kita selidiki sedalam mungkin agar bukti kita tidak terkesan menuduh.” Lanjut Soonyoung dengan tangan yang menggenggam erat stir mobilnya.

White Tiger, masih mengganggu kah?” Tanya Soonyoung.

“Jun bilang tidak ada pergerakan, Capt.”

“Baiklah, kita selesaikan satu-satu.”

“Baik, Captain Hosh.”

To Be Continued

Athena's


#Athenachapter 9


Tepat pukul 8 pagi, Jihoon bangun dari tidurnya. Membangunkan sang adik yang masih terlelap untuk izin karena ia akan pergi ke kantor utama.

“Minyi, bangunn..” ujar Jihoon dengan perlahan membangunkan sang adik.

“Hmm, apaa?”

“Aku akan mewawancarai pelaku yang telah tertangkap jam 10 nanti. Kamu membereskan sisa kerjaan kemarin ya?”

“Kau sendiri?”

“Tidak lah, aku bersama Soonyoung nanti. Ya? Tolong bereskan sisa kerjaan kemarin, pleasee..” mohon Jihoon dengan wajah yang menggemaskan.

“Hmm, kau di belakang kaca saja nanti. Tak perlu wawancara langsung. Biar Soonyoung saja yang wawancara tatap muka.” Ujar Seokmin dengan wajah yang serius dan khawatir secara bersamaan.

“Kau bisa memperhatikan gerak-geriknya.” Tambah Seokmin yang melihat sang kakak akan membantah dirinya.

“Ck! Kau dan Soonyoung sama saja! Menyebalkan!” Decih Jihoon seraya mengambil handuknya dan berlalu untuk ke kamar mandi.

“Tak perlu cemberut! Kau tak lucu!” Teriak Seokmin seraya meledek sang kakak.

“Berisik kau! Sana bangun dan mandi di kamar mandi lain!”

“Nanti saja, masih pagi.” Cuek Seokmin yang kembali memejamkan matanya.


Pukul 10 pagi, Soonyoung dan Jihoon telah siap untuk pergi. Mengambil kunci mobilnya dan menghampiri Jihoon yang entah sedang apa di dapurnya.

“Sudah siap?”

“Hm? Tunggu sebentar. Aku masih membereskan makanan yang akan dibawa.” Ujar Jihoon seraya melirik Soonyoung yang berdiri disampingnya.

“Bawa bekal?” Tanya Soonyoung dengan kekehan kecilnya.

“Kenapa? Aku suka lapar jadi bawa sendiri saja daripada beli.” Sahut Jihoon.

“Yasudah, aku tunggu di mobil.” Ujar Soonyoung seraya mengacak surai Jihoon gemas dan segera berlalu untuk memanaskan mobilnya.

Setelah membereskan barang-barangnya, Jihoon tersadar ada yang aneh ketika ia ingin menghampiri Soonyoung.

Tunggu dulu,

Apa yang aneh ya?

Lamunannya terputus akibat suara panggilan dari ponselnya.

“Soonyoung?” Pikir Jihoon, seraya mengangkat telpon dari Soonyoung.

Lama sekali, kau ada dimana?

“EHH?! SOONYOUNG KAU DIMANA?”

Di bawah, depan lobi. Aku sedari tadi menunggumu. Aku kira kamu sudah tau?” Ucap Soonyoung dengan tanda tanya di akhir kalimatnya.

“HEH! KAU BARU SEMBUH!” Teriak Jihoon.

Pelankan suaramu. Aku sudah sembuh. Cepatlah, kita sudah agak siang ini.

“Iyaa!! Tunggu! Aku lari sekarang, bye!” Jihoon segera menutup sambungan telponnya tanpa mendengar ocehan berlanjut dari Soonyoung.

Disisi lain, Soonyoung hanya mengehela napasnya lelah.

“Haish! Anak itu.” Keluh Soonyoung dengan ponsel yang masih digenggamnya.

Sambil menunggu Jihoon, Soonyoung menghubungi pihak kantor untuk memastikan pelaku yang ingin diwawancarainya.

“Halo, saya Soonyoung dari Tim Alba Tiger. Saya sudah membuat janji kemarin dengan Tim Investigasi untuk mewawancarai pelaku. Apakah sudah di acc?”

Oh? Capt Hoshi? Saya Jupiter. Saya sudah meneruskannya ke atasan dan sudah di setujui. Pukul 1 siang nanti, kami akan mengawasi jalannya wawancara, Capt.

“Oh? Begitu? Baiklah, terima kasih. Saya dan rekan saya akan menuju ke sana. Mungkin jam 11 akan sampai.” Jelas Soonyoung seraya melirik Jihoon yang baru saja datang dan membuka pintu mobilnya.

Baiklah, Capt, hati-hati dijalan. Kami akan menyiapkan berkas-berkasnya untuk menambah data yang dibutuhkan oleh Tim Alba Tiger.

“Baik, terima kasih sekali lagi.” Jawab Soonyoung dan segera memutuskan sambungan telponnya.

“Apakah kita terlambat?” Tanya Jihoon sekaligus memperhatikan Soonyoung yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

“Hmm, untungnya tidak. Jam 1 siang nanti. Sudah siapkan?” Jawab Soonyoung seraya memindahkan gigi mobilnya.

“Sudah! Ayo kita tuntaskan masalah ini!” Sahut Jihoon dengan tegas dan antusias.

“Baiklah, ayo kita selesaikan.” Balas Soonyoung dengan senyuman manisnya.

Hening disepanjang jalan membuat Jihoon jenuh dan mengantuk. Mengambil perbekalannya dan menawarkan Soonyoung yang sedari tadi hanya fokus pada jalanan macet di depannya.

“Kamu mau?”

“Hm? Apa itu?” Tanya Soonyoung dan langsung menoleh kearah Jihoon.

Sandwich? Mau?” Sahut Jihoon dengan menyodorkan makanannya.

“Boleh, suapkan aku.” Ucap Soonyoung dan segera Jihoon menyuapkan tangkupan sandwich-nya.

“Hmm, enak. Terima kasih.”

“Sama-sama, oh iya. Tadi kamu menghubungi siapa?”

“Pihak investigasi. Tadi yang mengangkat Jupiter, katanya sudah di acc.”

“Oh? Jupiter? Kalo dia pasti sudah rapih mengerjakannya.” Sahut Jihoon seraya mengunyah rotinya dan memandang kemacetan yang semakin menguar.

“Kenal?” Tanya Soonyoung seraya melirik Jihoon yang berada disampingnya.

“Kenal, adik kelasku di kampus dan rekan kerjaku sebelum pindah ke Misi ini.”

“Sudah kenal lama?”

“Hm? Sudah, kan aku bilang tadi itu adik kelasku dan rekan kerjaku?” Jawab Jihoon bingung dengan pertanyaan Soonyoung.

“Kamu bilang gitu?”

“Aku tadi bilang gitu. Kamu mau minum air? Aku bawa nih.” Ujar Jihoon seraya menyodorkan botol minum yang ia bawa.

“Kamu ini mau piknik atau mau menyelesaikan Misi sih?” Sindir Soonyoung seraya mengambil sodoran botol minum Jihoon.

“Tapi terbukti berguna 'kan?” Sinis Jihoon.

“Hahaha, iya iya tidak usah cemberut gitu.” Ujar Soonyoung dengan menyerahkan botol minumnya.

“Bawa apalagi? Aku lapar.” Tanya Soonyoung.

“Cihh, tadi menyindir sekarang meminta. Aku bawa biskuit. Mau?” Jawab Jihoon seraya mengaduk tas perbekalannya.

“Mau deh, ini jam makan siang. Sepertinya kita akan terlambat.” Ujar Soonyoung seraya melirik jam digital di dasbor mobilnya.

“Apakah kita memundurkan jamnya saja?” Tanya Jihoon seraya menyuapkan biskuitnya ke arah mulut Soonyoung.

“Boleh, tolong telpon melalui ponselku saja.” Ujar Soonyoung seraya memberikan ponselnya ke tangan Jihoon.

Loud speaker, Wun.

“Baiklah,” sahut Jihoon.

Halo, Capt?

“Aku terjebak macet, jika kalian tidak bisa menunggu. Kalian bisa melakukan wawancaranya, aku bisa melihat dari rekaman suara ataupun videonya nanti.”

Oh, tak masalah, Capt. Kami akan menunggumu. Kira-kira sampai jam berapa?

“Aku tidak tahu pasti, sepertinya jam 2 paling lama. Maka dari itu aku meminta kalian untuk mewawancarainya.”

Baiklah, Capt. Kami akan mewawancarainya. Apakah Capt ingin melakukan video conference saja?” Tawar Jupiter.

“Boleh jika tidak merepotkan, atur saja. Nanti hubungi aku jika sudah siap.”

Baik, Capt, nanti akan kami hubungi.

“Baik, terima kasih Jupiter.”

Siap, Capt, sama-sama.

Setelah sambungan terputus, Soonyoung memerintahkan Jihoon dengan suara tegasnya.

“Siapkan laptopnya, Ji. Pindahlah ke belakang dan atur alat-alatnya. Kita akan konferensi di mobil saja. Aku akan singgah sebentar.” Jelas Soonyoung.

“Baik, Capt.” Sahut Jihoon dan segera berpindah untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.

Capt,

“Ya?”

“Sebenarnya aku sudah tau siapa pelakunya..”

“Aku juga,”

“Mari kita selidiki sedalam mungkin agar bukti kita tidak terkesan menuduh.” Lanjut Soonyoung dengan tangan yang menggenggam erat stir mobilnya.

White Tiger, masih mengganggu kah?” Tanya Soonyoung.

“Jun bilang tidak ada pergerakan, Capt.”

“Baiklah, kita selesaikan satu-satu.”

“Baik, Captain Hosh.”

To Be Continued