Athena's
Sweet Escape
Jihoon menghela napasnya lelah. Ia sudah menyelesaikan seluruh rekapannya. Berterimakasih lah pada adiknya yang membantu dalam tugas kali ini.
Jihoon melihat jam digital yang tak jauh darinya.
Sudah jam 3 ternyata, pikirnya seraya melirik kedua rekannya yang masih berkutat dengan tugasnya.
“Sudah, istirahat dulu. Sudah jam 3, kita perlu istirahat.” Ujar Jihoon seraya merapihkan berkas-berkas yang tercecer.
“Hah? Tidak terasa sudah jam segini. Pantas saja mataku sudah tidak bisa diajak kompromi.” Ujar Seokmin kaget, dan kemudian merapihkan dengan cepat seluruh tugasnya.
“Hahh, benar. Aku sudah lelah juga, mari kita lanjutkan besok malam. Terima kasih semuanya.” Sahut Jun lelah seraya berdiri dan berlalu ke arah salah satu kamar yang tersedia.
“Seok, kau ke kamar duluan saja. Aku mau memanggil Capt terlebih dahulu.” Ujar Jihoon.
“Hmm, baiklah kak. Aku duluan ya, bye..” sahut Seokmin dan segera berlalu ke kamar pilihannya.
Setelah memastikan ruangan yang mereka bersih dan rapih. Jihoon segera menghampiri ruangan yang sudah beberapa jam lalu tidak menampakkan pemiliknya.
Menekan interkom yang berada disamping pintu dan segera bertanya,
“Soonyoung, kau sudah tidur?”
Lama tak ada jawaban, Jihoon berpikir—mungkin sudah tidur— sehingga memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan segera pergi untuk beristirahat. Namun belum sempat ia melangkahkan kakinya, ia mendengar pintu di depannya terbuka.
“Kenapa?”
“Eh? Aku kira kau sudah tidur. Aku hanya memastikan kau saja..”
“Kamu sudah minum obat?” Lanjut Jihoon.
“Hm? Belum. Aku lupa.”
“Haish! Tunggu sebentar. Istirahat lah, aku akan kembali lagi.” Ujar Jihoon seraya berlari ke arah mini bar dan segera menuangkan air pada gelas.
Jihoon menggerutu kecil,
“Aishh, bodoh. Tadi kan suster datang untuk membawakan obatnya. Bisa-bisanya aku lupa karena sibuk merapihkan tugas itu.”
“Aish, ini gimana cara menggunakannya..”
Semua kegiatan yang dikerjakan Jihoon tak luput dari pengamatan Soonyoung yang sedari tadi masih diambang pintu. Soonyoung segera melangkahkan kakinya ketika melihat Jihoon kesulitan menggunakan alat dapurnya.
“Hey, tenanglah. Aku hanya lupa meminum obat.” Ujar Soonyoung seraya membantu Jihoon.
“Gimana bisa tenang? Aku lupa tidak memberimu obat.” Sahut Jihoon yang masih sibuk entah ingin membuat apa.
“Kamu mau buat apa?”
“Bubur. Di keterangan obatnya tertulis Obat Sebelum Makan. Duduklah, minum air putihnya dulu. Aku yakin kamu tidak minum air putih didalam sana.” Ujar Jihoon seraya mengaduk bubur yang sedang dibuatnya.
Mendengar hal itu, Soonyoung tidak bisa membantah dan segera melakukan suruhan Jihoon. Jujur saja, ia sangat lelah. Sungguh, Misi ini sangat menguras energinya.
Meminum air hangatnya secara perlahan seraya memikirkan apa yang harus dilakukan pagi hari ini.
Apa aku harus bertemu anak buahnya? Masih belum di eksekusikan?, pikirnya.
Lamunannya terputus ketika mendengar dentingan mangkuk yang berisi bubur tepat dihadapannya.
“Memikirkan apa?” Tanya Jihoon seraya mengambil gelas yang terisi setengah untuk diisikannya kembali.
“Sepertinya besok aku akan datang ke kantor utama. Aku ingin mewawancarai pelaku yang sudah tertangkap.”
“Kau kan belum sembuh?” Sergah Jihoon cepat seraya menyimpan gelas yang sudah terisi penuh dan duduk tepat di depan Soonyoung.
“Kalau menunggu aku sembuh, kasus ini akan lama diselesaikannya. Lagi pula, aku sudah sehat kok.” Ujar Soonyoung seraya menyuapkan buburnya.
“Aku ikut kalau gitu.” Ucap Jihoon cepat.
“Aku juga profiler kalo kau lupa.” Lanjut Jihoon.
“Hahh, yasudah besok jam 10 kita akan berangkat.” Ucap Soonyoung mengalah.
Hening cukup lama dirasakan oleh kedua insan ini langsung terpecahkan oleh pertanyaan Soonyoung yang Jihoon sendiri pun lupa.
“Heat kamu kapan?”
“Hah? Entah.. aku juga lupa..”
“Bagaimana bisa kamu lupa?” Ujar Soonyoung santai seraya menyuapkan kembali bubur yang tersisa.
“Aku terlalu sibuk memikirkan kasus ini. Nanti saja aku cek. Ponselku sudah di kamar.” Ujar Jihoon cuek.
“Tidak ada tanda-tanda memangnya?” Tanya Soonyoung aneh.
“Entah, aku terlalu sibuk.” Ujar Jihoon seraya mengangkat bahunya cuek.
“Jangan lupakan siklusnya. Bahaya jika tidak terhitung dengan benar. Bawa selalu pil-mu, jangan lupa.” Ujar Soonyoung seraya bangkit dari duduknya dan membersihkan peralatan makannya.
“Iya iya, sudah tinggalkan saja. Biar besok aku bersihkan. Sini minum obatmu.” Ujar Jihoon seraya menyiapkan obat-obatan yang harus Soonyoung minum.
“Tanggung,”
“Keras kepala.” Decih Jihoon kecil yang tentu saja terdengar oleh Soonyoung.
“Aku bisa mendengarnya.” Sahut Soonyoung ketika sudah mengeringkan tangannya pada handuk kecil.
“Bagaimana kau bisa?!” Ujar Jihoon kaget.
“Entah, aku juga tak tau.” Jawab Soonyoung seraya menghampiri Jihoon dan duduk pada meja tepat disamping Jihoon.
“Nih,” Ujar Jihoon seraya memberikan butiran obat ke tangan kiri Soonyoung seraya mendongakkan kepalanya menatap sang Alpha.
“Terima kasih.” Ujar Soonyoung dan segera menenggak obatnya.
Jihoon hanya memperhatikan Soonyoung yang sedang meminum air pada gelasnya.
Merasa diperhatikan, Soonyoung pun melirik Jihoon dengan tatapan bertanya.
Jihoon hanya menggeleng kecil sebagai jawaban dari tatapan Soonyoung.
“Tidurlah, sudah pukul 4 pagi. Kamu pasti lelah.” Ujar Soonyoung dengan meletakkan gelasnya pada meja seraya mengelus lembut surai Jihoon.
“Kamu juga tidur..”
“Iya, mari kita tidur.” Ujar Soonyoung seraya bangkit dari duduknya dan merangkul Jihoon.
“Aku tidur bersama Seokmin.” Ujar Jihoon pelan.
“Hm? Baiklah, ayo aku antar.”
“Tak perlu, aku yang harus mengantarmu sampai kasur agar aku tau kalau kamu benar-benar tertidur.”
“Aishh, memangnya ada yang bohongan?” Tanya Soonyoung heran.
“Ada, Seokmin selalu melakukan itu jika ia sedang bermain game.”
“Lucu sekali kamu ini.” Jawab Soonyoung dengan mengusak kepala sang Omega.
Jihoon yang mendapat perlakuan itu hanya bisa menunduk malu, dan tanpa sadar menguarkan harum manisnya.
“Oh? Ada yang malu-malu.” Ledek Soonyoung seraya terkekeh dan mengeratkan rangkulannya.
“Aishh, diamlah! Cepat! Aku mengantuk.” Ujar Jihoon seraya menarik tangan Soonyoung agar cepat sampai kamar sang Alpha.
“Cepat tidurlah. Besok kita harus tetap fokus.” Ujar Jihoon setelah sampai pada kamar Soonyoung seraya membantu sang Alpha untuk berbaring dan menyelimutinya.
“Hm, kamu juga tidurlah. Aku sudah mengantuk.” Ucap Soonyoung yang terlena oleh usapan lembut yang diberikan Jihoon.
“Oke~ selamat malam, Soonyoung.” Ucap Jihoon seraya merapihkan surai Soonyoung dan segera berlalu ke kamarnya.
“Hm, malam Jihoon.” Bisik Soonyoung.
Mendengar bisikan Soonyoung, pipi Jihoon bersemu merah dan segera berlari kearah kamarnya dengan pekikan gemas dari dalam hatinya.
Akkkk, lucu sekali sihh. Pipinya gemass!!
Aku ingin mencubitnya huhuhu..
Hingga melupakan hal yang sangat penting bagi dirinya..
—To Be Continued—