pertemuan pertama
pada pukul 13.00 siang, revel laki-laki asal Bandung yang baru saja menginjakkan kakinya di Finlandia itu bergegas untuk keluar. berniat untuk mengelilingi kota Finlandia menggunakan angkutan umum atau bisa disebut taksi.
“Anteeksi, herra, voisitteko viedä minut lähimpään musiikkistudioon? “ (permisi tuan, bisa tolong antarkan saya ke studio musik terdekat disini?) tanyanya, sesaat setelah mobil taksi tersebut berjalan meninggalkan area depan penginapan nya.
“Tietysti voin” (tentu saja)
sepertinya, butuh waktu sekitar 30 menit bagi revel untuk sampai di salah satu studio musik yang sebenarnya revel pun tidak tau kenapa dirinya merasa sangat ingin sekali mengunjungi studio musik di sini.
“Kiitos” (terimakasih) revel memberikan beberapa lembar uang kepada supir taksi tersebut.
Revel hanya bisa berdecak kagum saat melihat studio musik yang terlihat sangat mewah, namun terlihat simple dan elegan.
sebenarnya, setelah revel bertanya tadi. studio musik ini, adalah satu-satunya studio musik yang terbuka untuk umum di jam-jam tertentu. dan untungnya, revel mengunjungi di waktu yang tepat. dengan langkah riang nya, laki-laki yang memiliki tanda lahir di punggung tangannya itu langsung masuk kedalam.
lagi dan lagi, revel dibuat kagum dengan desain dalamnya. terdapat berbagai macam alat musik disini. beruntung, revel datang di saat studio musik ini sedang sepi pengunjung. hanya ada beberapa dan itupun banyak yang sudah keluar dari studio musik ini.
Revel lebih dulu memilih untuk mengelilingi dan menjelajahi studio tersebut dan selalu dibuat kagum oleh setiap sudutnya.
dan entah inisiatif darimana, saat berada di tengah-tengah studio tersebut revel bersenandung menyanyikan salah satu lagu yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.
I can show you the world Shining, shimmering, splendid Tell me, princess, now when did You last let your heart decide? I can open your eyes Take you wonder by wonder Over, sideways and under On a magic carpet ride
nyanyinya dengan suara yang terlampau halus dan menyejukkan telinga. diawal-awal, revel bernyanyi dengan nada yang tidak terlalu lepas. namun, setelah nya revel menyanyikan lagu tersebut dengan senyuman manis nya dan melanjutkan setiap bait dari lagu tersebut.
A whole new world A new fantastic point of view No one to tell us, “No” Or where to go Or say we're only dreaming A whole new world A dazzling place I never knew But when I'm way up here It's crystal clear That now I'm in a whole new world with you (Now I'm in a whole new world with you)
lalu, tiba-tiba ada suara lain yang menyahuti nyanyiannya. suara yang tidak kalah lembutnya dengan suara milik Revel.
Unbelievable sights Indescribable feeling Soaring, tumbling, freewheeling Through an endless diamond sky
pandangan mata kedua saling bertemu dan terkunci satu sama lain. laki-laki yang berdiri tidak jauh dari hadapan Revel tersebut langsung mendekati nya dengan langkah perlahan.
A whole new world (don't you dare close your eyes) A hundred thousand things to see (hold your breath, it gets better) I'm like a shooting star, I've come so far I can't go back to where I used to be A whole new world With new horizons to pursue I'll chase them anywhere There's time to spare Let me share this whole new world with you
dan di bait yang ini, keduanya bernyanyi bersama. saling menyahuti satu sama lain. saling melemparkan senyuman hangat dan tatapan kagum.
A whole new world (a whole new world) A new fantastic point of view No one to tell us, “No” Or where to go Or say we're only dreaming A whole new world (every turn, a surprise) With new horizons to pursue (every moment, red-letter) I'll chase them anywhere, there's time to spare And then we're home (there's time to spare) Let me share this whole new world with you
kedua tangan tersebut sekarang sudah saling menggenggam dengan posisi yang saling berhadapan satu sama lain.
A whole new world (a whole new world) That's where we'll be (that's where we'll be) A thrilling chase (a wondrous place) For you and me
dan dibait terakhir ditutup oleh suara merdu milik Revel. keduanya saling memberikan tepuk tangan dan membungkukkan badannya 90°.
“good voice, just like the one who sings it”puji laki-laki tersebut dengan senyuman hangatnya dan dibalas dengan senyuman yang manis oleh Revel.
“thank you, your voice is also sweet, sir”ujarnya balik memuji.
“Can i get to know you?”
“Of course you can”jawabnya.
laki-laki di hadapannya itu mengulurkan tangan kanannya.
“Hadrian, you can call me rian”ujarnya.
“I'm revel, nice to meet you, Rian”
“from?”tanya Hadrian dengan salah satu alis yang terangkat.
“i'm from, Indonesia”
Hadrian nampak tertawa kecil, sebelum akhirnya kembali berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia, yang membuat revel membulatkan bibirnya.
“haha oke revel, salam kenal. ternyata kita satu tanah air”ujarnya dengan terkekeh geli. begitupun dengan Revel yang hanya bisa tertawa kecil atas kekonyolan keduanya.
“hahaha please, why does the world feel so small?“guraunya dan disahuti kekehan kecil oleh Hadrian.
“ya mungkin memang takdirnya kita ketemu, disini”
“ayo kita ngobrol sambil keliling studio ini”ajak Hadrian dan di setujui oleh Revel.
“jadi, udah berapa lama di Finlandia?“tanya revel yang pertamakali membuka suaranya. keduanya berjalan berdampingan, dengan revel di sebelah kiri dan Hadrian di sebelah kanan.
“2,5 tahun”jawab Hadrian yang membuat revel berdecak kagum.
“lumayan lama, kamu ngapain disini? kuliah or any?“tanyanya.
“kuliah, ya kira-kira 1,5 tahun lagi lah balik ke Indonesia”jawab Hadrian dengan tersenyum tipis dan sesekali melirik kearahnya.
“ya sebentar lagi lah”ucapnya.
“kamu sendiri, ngapain disini? liburan?“tanyanya balik.
“liburan, kebetulan lagi ada libur semester”jawabnya.
“enak banget udah libur semester”guraunya.
“loh? emangnya disini belum ya?“tanyanya.
“belum, justru sekarang lagi padat-padatnya sama jadwal matkul”jawab Hadrian.
“oh gitu, semangat ya! biar bisa cepet-cepet pulang ke tanah air”ucapnya dengan memberikan semangat dan senyuman manis.
“pasti. sampe kapan disini?“tanya Hadrian.
“2 Minggu kedepan, karena setelah itu aku mau ngelanjutin penerbangan ke Paris”jawabnya.
“wow! God! Paris, aku mau kesana but belum kesampean karena sibuk kuliah”ujarnya dengan menghela nafasnya kalau mengingat negara yang terkenal dengan menara Eiffel nya itu.
“yah jangan sedih dong, pasti nanti bisa kesana. percaya deh”
“iya semoga ya”
akhirnya, mereka berdua larut dalam obrolan hangat hari itu. saling berbagi cerita masing-masing dan tertawa saat salah satu dari mereka berdua melemparkan candaan konyol.