Sweet1eepie

“kok kamu lucu banget sih”gemasnya saat melihat seekor anak kucing yang tengah meringkuk diatas karpet berbulu.

“meoww ...”

lalu, dengan langkah kecil nya kucing tersebut mendekat kearah shabiel dan tiba-tiba meringkuk diatas kaki shabiel yang membuat laki-laki itu terkekeh gemas.

“utututu miko, miko ngantuk ya?“tanyanya dengan langsung menggendong anak kucing yang memiliki bulu berwarna putih dan juga abu-abu tersebut. menggendong layaknya seorang bayi yang tengah di keloni oleh ibunya.

“bisa-bisanya langsung akrab lo sama Miko. waktu sama gue aja dia ngeberontak”sahut julio yang tiba-tiba saja sudah berdiri dibelakang shabiel dan menyembulkan kepalanya diantara ceruk leher shabiel, yang membuat shabiel sedikit terjengit kaget.

“lo nyebelin sih, makanya dia berontak waktu sama lo”jawab shabiel dengan mengelus sayang kepala anak kucing tersebut.

Miko nampak tertidur tenang didalam gendongan shabiel. anak kucing tersebut nyatanya langsung tertidur ketika di gendong oleh shabiel.

“kok tidur sih? kan Biel mau main sama Miko”gerutunya, dengan bibir yang mengerucut.

Julio hanya bisa tertawa kecil dan langsung berpindah posisi dengan berdiri di hadapan shabiel.

“ya lagian salah siapa di gendong terus di puk-puk gitu, biel”ucap julio dengan melepaskan jaketnya dan menyimpannya diatas kursi plastik.

“duduk gih, gue mau ngambil minum dulu. terus si Miko taro di sofa aja, biar nyenyak”sahut julio dan shabiel hanya bisa mengangguk patuh. lalu, dengan perlahan shabiel menidurkan anak kucing tersebut diatas sofa. sedikit menggeliat, namun setelah itu kembali meringkuk seperti bayi yang berada didalam kandungan.

“dirumah punya kucing?“tanya Julio yang kembali lagi dengan secangkir teh hangat.

“enggak, punyanya kelinci”jawab shabiel dengan sedikit bergeser agar Julio bisa duduk di sebelahnya.

“punya berpaa?“tanyanya, lagi.

“empat, punya gue dua, punya biru dua”jawabnya.


“lo kerja dari kapan?“tanya shabiel. sekarang keduanya sudah berada di jalan pulang.

“ngga terlalu lama sih. baru-baru ini”jawabnya.

ditemani angin malam dan juga lampu-lampu kendaraan, menggunakan motor Vespa matic berwarna abu-abu kedua anak adam itu nampak terlihat serasi.

“mau jalan-jalan dulu gak?“tawarnya kepada shabiel yang tengah melihat-lihat gedung-gedung pencakar langit yang terlihat terang.

“jalan-jalan kemana? emangnya lo ga capek?“tanyanya.

“kalo lo mau, gue sih ayo aja”jawabnya.

“boleh, tapi jangan jauh-jauh. udah malem, gue takut lo sakit karena kecapekan”

“siap, komandan!”

sesuai dengan janjinya beberapa hari yang lalu, hari ini julio mengunjungi kakak dan ibunya. ngomong-ngomong, kemarin menurut reja — kakak Julio persidangan ibu dan bapak tirinya, berjalan lancar.

Julio langsung disambut oleh satpam yang biasa berjaga didepan gerbang rumahnya. namanyapak Ujang.

“haduh si aden, baru keliatan lagi. apa kabar euy?”tanya laki-laki yang berusia ±50 tahun itu.

“baik pak, bapak sendiri apa kabar? sehat kan? gaji lancar dong?“guraunya dengan sedikit tertawa kecil.

“aman den itu mah. ya udah masuk atuh, pasti abang mu sama ibu udah kangen banget sama aden lio

“iya pak, lio duluan ya. semangat kerjanya bapak!”

saat sudah berada tepat didepan pintu rumah bertingkat dua tersebut, Julio sedikit tersenyum tipis saat mengingat memori-memori pahit & manis nya selama hidup disini.

“abangg, gue juara satu”

“ibu, hari ini makan sama apa?”

“bang, bantuin gue ngerjain tugas dong”

“lio, tas nya jangan disimpan sembarang”

that was before, before everything happened.

membuka pintu tersebut secara perlahan dan sedikit mengintip kedalam. tidak ada siapapun, sepi. kemana Abang dan ibunya?

kakinya berjalan menaiki anak tangga yang menuju ke kamarnya dan juga kamar abangnya. membuka pintu kamarnya dan melihat apakah ada yang dirubah oleh sang ibu. tidak ada, hanya seprai nya saja yang diganti. semuanya masih sama, saat sebelum Julio memutuskan untuk meninggalkan rumah ini dan memilih untuk ngekost.

“kamu sudah sampai, nak?“suara seorang wanita dari ujung pintu kamar nya tiba-tiba saja membuat Julio langsung melihat kebelakang.

disana, sang ibu dengan secangkir teh hangat tengah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. tersenyum tipis dan berjalan mendekat kearah Julio yang nyatanya hanya bisa terpaku sekarang.

“sudah, abang dimana?“tanyanya langsung, tanpa menghiraukan tatapan rindu yang dipancarkan oleh sang ibu.

“abang mu ada di belakang, kolam renang”

lalu, tanpa permisi Julio language meninggalkan wanita tersebut sendirian. sang ibu hanya bisa tersenyum miris melihat bagaimana sikap anak bungsunya itu terhadap dirinya.

itu wajar, dirinya sadar. luka dan trauma yang sudah dirinya torehkan kepada anak bungsunya itu pasti masih sangat membekas dan akan selalu membekas. kata maaf sudah sering dirinya ucapkan, namun kenyataannya kata maaf tidak bisa mengubah kondisi semuanya. menjadi seperti dahulu, lagi.


“udah ketemu ibu?“tanya sang kakak yang sekarang tengah mengeringkan badannya selepas kegiatan berenang nya yang sempat terganggu oleh adiknya itu.

“udah, gue juga dikasih tau ibu kalo lo lagi renang”jawab Julio dengan menyeruput jus jeruk milik kakaknya itu.

menghilangkan dahaga.

“ngobrol apa aja?“tanya reja.

“gak ada, gue langsung pergi”

“jahat bener, gak mau damai?”

Julio melirik sang kakak sekilas dan tersenyum tipis.

“ga tau deh. udah sana lo mandi, nanti kita ngobrol-ngobrol lagi”

“shabiel tolong dong, mintain uang kas ke kelas IPS dua”seorang gadis dengan rambut sebahu itu tanpa basa-basi langsung meminta shabiel untuk mengambil uang kas milik anak IPS 2.

“kok gue? kan disini gue sekretaris, buka bendahara. biasanya juga lo sendiri ya ngambil”protesnya dengan alis mengerut.

“ihh emang, tapi gue mendadak pengen ke wc. pengen berak, ya ya ya? pliss bantuin, biar nanti gue aja yang masih ke Bu Henny”bujuknya dan shabiel hanya bisa menganggukkan kepalanya lesu.

“hm, ya udah sana berak”

“makasih shabiel, manis”

“ganteng!”

dengan menghentak langkahnya dan bibir yang melengkung kebawah shabiel menaiki anak tangga agar bisa sampai di kelas IPS yang terletak di lantai 3.

“bener-bener banget emang mina. tugasnya siapa yang suruh ngambil siapa”dumelnya.

sesampainya ditempat yang dituju. shabiel langsung disambut dengan keadaan kelas yang cukup ribut, karena gurunya belum datang.

“bendahara mana?“tanyanya dengan sedikit berteriak agar bisa didengar oleh anak-anak. tak lama setelah itu terlihat seorang gadis dengan kacamata berbentuk oval mendekatinya dengan membawa selembar buku.

“gue ditugasin mina buat ngambil duit kas. udah di mintain?“tanyanya langsung.

“udah, nih jumlahnya empat puluh lima ribu”jawab gadis tersebut dengan memberikan uang tersebut kepada shabiel dan langsung diterima oleh shabiel.

“ok, thanks. ya udah lanjut lagi ributnya, gue bukan guru ini”pamitnya dengan langsung meninggalkan kelas tersebut.

namun, baru saja sampai didepan pintu tiba-tiba saja ada pesawat kertas yang jatuh dibawah kakinya, yang membuat langkahnya langsung terhenti.

sedikit berjongkok untuk mengambil pesawat kertas tersebut dan mengangkat nya.

“siapa-siapa yang main pesawat-pesawatan?“tanyanya dengan celingak-celinguk di depan kelas dan melihat 2 laki-laki yang menghampirinya.

“gue, kenapa?“tanya laki-laki yang tingginya tidak seberapa itu, tapi mukanya sangat sombong. laki-laki yang sama, yang menabraknya kemarin pagi di lorong saat bersama sabiru.

“gapapa, cuman lain kali mau main pesawat-pesawatan jangan di jam pelajaran. di jam istirahat, di lapangan sana”jawabnya santai dengan memberikan pesawat kertas tersebut dan meninggalkan kedua laki-laki yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

shabiel menghentikan langkahnya dan sedikit membalikkan badannya.

“oh iya satu lagi, nerbangin nya yang bener. yang tinggi sekalian, biar gak gampang jatuh. sama itu, bentuk pesawat nya jangan meleyat-meleyot, jelek”sambungnya dengan tersenyum manis.

“manis ternyata”


pengalaman shabiel datang ke kelas IPS 2 untuk pertamakalinya tidaklah buruk. menurut penglihatannya, kelas IPS sangat asik dan dengar-dengar kelas IPS adalah salah satu kelas yang memiliki solidaritas paling tinggi.

dan juga, tentang pesawat kertas tadi. sedikit konyol memang, tapi terlihat sangat unik.

“shabiel tolong dong, mintain uang kas ke kelas IPS dua”seorang gadis dengan rambut sebahu itu tanpa basa-basi langsung meminta shabiel untuk mengambil uang kas milik anak IPS 2.

“kok gue? kan disini gue sekretaris, buka bendahara. biasanya juga lo sendiri ya ngambil”protesnya dengan alis mengerut.

“ihh emang, tapi gue mendadak pengen ke wc. pengen berak, ya ya ya? pliss bantuin, biar nanti gue aja yang masih ke Bu Henny”bujuknya dan shabiel hanya bisa menganggukkan kepalanya lesu.

“hm, ya udah sana berak”

“makasih shabiel, manis”

“ganteng!”

dengan menghentak langkahnya dan bibir yang melengkung kebawah shabiel menaiki anak tangga agar bisa sampai di kelas IPS yang terletak di lantai 3.

“bener-bener banget emang mina. tugasnya siapa yang suruh ngambil siapa”dumelnya.

sesampainya ditempat yang dituju. shabiel langsung disambut dengan keadaan kelas yang cukup ribut, karena gurunya belum datang.

“bendahara mana?“tanyanya dengan sedikit berteriak agar bisa didengar oleh anak-anak. tak lama setelah itu terlihat seorang gadis dengan kacamata berbentuk oval mendekatinya dengan membawa selembar buku.

“gue ditugasin mina buat ngambil duit kas. udah di mintain?“tanyanya langsung.

“udah, nih jumlahnya empat puluh lima ribu”jawab gadis tersebut dengan memberikan uang tersebut kepada shabiel dan langsung diterima oleh shabiel.

“ok, thanks. ya udah lanjut lagi ributnya, gue bukan guru ini”pamitnya dengan langsung meninggalkan kelas tersebut.

namun, baru saja sampai didepan pintu tiba-tiba saja ada pesawat kertas yang jatuh dibawah kakinya, yang membuat langkahnya langsung terhenti.

sedikit berjongkok untuk mengambil pesawat kertas tersebut dan mengangkat nya.

“siapa-siapa yang main pesawat-pesawatan?“tanyanya dengan celingak-celinguk di depan kelas dan melihat 2 laki-laki yang menghampirinya.

“gue, kenapa?“tanya laki-laki yang tingginya tidak seberapa itu, tapi mukanya sangat sombong. laki-laki yang sama, yang menabraknya kemarin pagi di lorong saat bersama sabiru.

“gapapa, cuman lain kali mau main pesawat-pesawatan jangan di jam pelajaran. di jam istirahat, di lapangan sana”jawabnya santai dengan memberikan pesawat kertas tersebut dan meninggalkan kedua laki-laki yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

shabiel menghentikan langkahnya dan sedikit membalikkan badannya.

“oh iya satu lagi, nerbangin nya yang bener. yang tinggi sekalian, biar gak gampang jatuh. sama itu, bentuk pesawat nya jangan meleyat-meleyot, jelek”sambungnya dengan tersenyum manis.

“manis ternyata”

pengalaman shabiel datang ke kelas IPS 2 untuk pertamakalinya tidaklah buruk. menurut penglihatannya, kelas IPS sangat asik dan dengar-dengar kelas IPS adalah salah satu kelas yang memiliki solidaritas paling tinggi.

dan juga, tentang pesawat kertas tadi. sedikit konyol memang, tapi terlihat sangat unik.

“bang, pulang sekolah lo ekskul ya?”

“iya, kenapa emangnya? lo balik naik angkutan umum aja deh atau gak ojol”jawab sabiru dengan tersenyum tipis saat beberapa siswa yang tidak sengaja berpapasan dengannya menyapa mereka berdua.

“iya, biasanya juga begitu. terus nanti langsung pulang kan?“tanya shabiel.

“gak tau, nongkrong dulu kali”ujar sabiru yang membuat shabiel berdecak kesal.

“nongkrong dimana? di wc?“kesalnya dengan menatap tajam kembarannya itu. sabiru itu memang keras, apapun yang dirinya mau. harus di turuti dan tidak boleh di bantah.

kalo sabiru ingin seperti itu ya harus seperti itu. jangan ada yang menghalanginya, terkecuali untuk shabiel.

“hehehe enggak, gue gak nongkrong. lagian gue juga kayanya pulang agak malem, maghrib baru pulang kali”jawabnya dengan mengacak-acak rambut kembarannya itu.

“nongkrong mah nongkrong aja kali, lagian gak ada yang larang”ujarnya dengan melipat kedua tangannya di dada dan bibir yang sedikit maju kedepan, seperti bebek.

“enggak sayangku, gue langsung balik kok. tapi nanti bikinin gue seblak ya? mau?“pintanya, dan tentu saja tidak ditolak oleh shabiel.

sabiru dan shabiel itu sama-sama bucin. sabiru sangat menyayangi shabiel, begitupun sebaliknya.

saat keduanya asik bercengkrama tiba-tiba saja ada yang tidak sengaja bertabrakan dengan shabiel yang membuat kening keduanya saling bertubrukan.

“aduh...”

“kalo mau lari-larian tau tempat dong! udah tau ini lorong, malah lari-lari!“omelnya dengan mengelus keningnya dan langsung menatap tajam laki-laki yang menabraknya itu yang sekarang hanya memasang wajah watados nya.

“ya sorry, gue gak liat”jawab laki-laki tersebut yang kondisinya sama dengan shabiel, kening keduanya terlihat memerah karena saling bertubrukan.

“udah sana lo pergi, sebelum gue piting tangan lo!“suara datar milik sabiru membuat kedua anak adam itu langsung memusatkan perhatiannya kepada dirinya.

laki-laki yang barusan menabrak shabiel itupun langsung pergi dari hadapan keduanya, tanpa meminta maaf lagi.

“dasar nyebelin”gumamnya.

“udah jangan ngomel-ngomel, jelek banget. sakit gak?“tanya sabiru dengan mendekati kembarannya dan mengelus pelan kening shabiel.

“lumayan, rasanya kaya senut-senut”jawab shabiel.

“ya udah, nanti juga ilang. ayo ke kelas, capek berdiri mulu”

“iya”

tak lama setelah membalas pesan dari dosennya. Bayu merasa melihat jendral keluar dari dalam rumahnya. dengan hanya menggunakan kaos putih polos dan juga celana jeans selutut yang malah membuat penampilannya menjadi lebih segar. jujur, Bayu merasa terpesona dengan dosennya itu.

baru kali ini Bayu melihat dosennya menggunakan pakaian santai. membuka gerbang dan melihat Bayu yang masih duduk diatas motor nya.

Bayu menyipitkan matanya saat melihat ada yang berbeda di wajah manis dosennya itu dan juga mata jendral yang sedikit bengkak.

“pak kenapa? kok lebam gini?“tanyanya dengan langsung turun dari atas motornya dan berdiri berhadapan dengan jendral yang hanya terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa nya itu.

jendral hanya menjawabnya dengan gelengan.

“saya gapapa. ayo masuk, gak enak diliat tetangga”jawabnya dengan mengajak bayu untuk masuk ke pekarangan rumah nya.

Bayu hanya mengekori dosennya dari belakang dan ikut berhenti saat dosennya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya didepan.

“kamu tau alamat rumah saya dari siapa?“tanyanya tiba-tiba.

“bapak kepoan banget ternyata. ada deh, yang jelas dari orang”jawaban nyeleneh yang membuat jendral berdecak kesal dan tidak ingin bertanya lebih lanjut.

kedua duduk di kursi teras dengan jendral di sebelah kiri dan Bayu di sebelah kanan, hanya terpisah oleh meja bundar kecil.

“bapak, kenapa? kok mukanya lebam gitu?“tanyanya sekali lagi dengan meringis pelan saat melihat wajah jendral yang terdapat beberapa luka lebam seperti bekas tonjokan yang cukup keras.

“abis atraksi”jawab jendral dan Bayu menanggapi nya dengan tertawa kecil.

“aya-aya wae si bapak. udah di obatin belum pak?“tanya Bayu.

“sudah”,

“kenapa tiba-tiba nanya saya ada dimana waktu tadi pak?“tanya Bayu, lagi.

“gapapa, soalnya tadi saya liat orang gak dikenal lagi duduk diatas motor depan rumah saya”jawabnya.

selama beberapa menit, hanya terjadi keheningan diantara keduanya. terlalu bingung untuk membicarakan hal apa.

“udah putus?”

jendral mendelik tajam saat mendengar pertanyaan yang menurut nya kurang bermutu itu.

“kamu kepoan banget ternyata”

Bayu meringis dan menyengir saat mendengar jawaban dari jendral. seperti boomerang untuknya.

“hehehe, ya takutnya gitu belum pak. kan gak enak kalo saya deketin bapak, tapi bapaknya masih ada cewek”jelasnya.

“sudah putus. dan jangan panggil bapak kalo diluar kampus, panggil saja jendral”


“jendral, ini rumah kenapa berantakan banget astaga”

“menurut kamu kenapa?”

“abis ngamuk nih pasti”

“enak aja, saya bukan anak kecil”

“ya siapa tau abis ngamuk”

“bantuin ayo!”

“bantuin apa?”

“beresin, biar kehadiran kamu dirumah saya ada manfaatnya”.

tw / mention of kiss

“jergan kesini dong, gue sendirian nih. gue kesepian njir”

tanpa menunggu lama, jergan langsung bergegas menuju kost garsa. sesampainya disana, jergan langsung mendapatkan pelukan hangat dari beruang madu nya itu. jergan hanya bisa terkekeh geli dan balik membalas pelukan yang terasa hangat tersebut.

“jangan dilepas, gue kangen”gumam garsa dengan kedua mata yang memejam erat. kedua tetap bertahan di posisi ini dengan waktu 10 menit. berpelukan sambil berdiri, ternyata cukup melelahkan.

“egan, kangen ...“adunya manja dengan mempoutkan bibirnya. jarang-jarang sekali jergan melihat garsa menjadi clingy seperti ini.

“kan tadi kita ketemu di sekolah”ujar jergan dengan menangkup kedua pipi garsa yang terlihat lebih chubby.

“itu kan tadi, aku kangen nya sekarang”sahutnya dengan mata yang terpejam menikmati elusan lembut di pipinya akibat usapan yang diberikan oleh jergan.

“ya udah sini peluk lagi, baby bear”menarik pelan garsa kedalam pelukannya dan menyalurkan pelukan hangat yang membuat nya merasa nyaman.

jergan langsung menuntun garsa untuk duduk di sofa dan memeluknya dengan posisi garsa yang duduk di antara paha jergan. mengelus lembut punggung nya dengan sesekali mengecup kening garsa.

“udah makan belum?“tanya jergan dan hanya mendapatkan anggukan sebagai jawaban dari garsa.

“sama apa?“tanyanya, lagi.

“sama mie, males masak”jawabnya dengan menelusupkan wajahnya di ceruk leher jergan.

selama beberapa menit, garsa bersembunyi diantara ceruk leher jergan, si beruang gembil itu mendongakkan kepalanya dan menatap wajah tampan kekasihnya dengan tatapan yang terlihat sendu.

“egan, kiss me ....”

jergan tersenyum tipis mendengar permintaan garsa. jarang-jarang sekali garsa yang meminta kiss terlebih dahulu, biasanya juga harus dibujuk.

“sini kiss, mau dimana kiss nya?“tanyanya dengan menangkup pipi garsa.

“semuanya”

menyatukan kedua ranum itu secara perlahan, awalnya hanya saling menempel tanpa memberikan reaksi apapun. namun, garsa terlebih dahulu menyesap bibir tipis jergan yang menjadi candunya akhir-akhir ini. saling menyesap dan memberikan kecupan keduanya hanyut dalam suasana hangat malam ini.

lama-lama kelamaan tangan besar milik jergan masuk kedalam kaos milik garsa, mengelusnya lembut dan lama kelamaan semakin naik. meremas pinggul garsa dan memeluk pinggang nya yang membuat jarak diantara keduanya semakin menipis. melepaskan ciumannya secara sepihak dan menatap kedua bola mata milik garsa.

“can i?” dan anggukan adalah jawabannya.

biarkan kedua anak adam ini menghabiskan malamnya dengan saling berbagi kehangatan. mari tinggalkan kedua pasangan yang tengah berbagi cinta itu.

“btw, lo pada udah denger belum berita tentang asdos nya pak jendral?” datang-datang Fajrin langsung memulai pembicaraan yang lebih menjurus ke ghibah.

“kenapa sama asdos nya pak jendral?“tanya sandi dengan mengambil stik kentang milik ikal. ikal berdecak kesal dan langsung menggeplak lengan sahabatnya.

“lo pada pernah denger nama Kirana gak? anak fakultas bisnis?“tanya Fajrin dengan menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.

“tau, yang dapet julukan dewi kampus itu kan?“tanya Bayu dengan salah satu alis yang terangkat dan raut wajah yang terlihat bingung.

“nah bener, katanya dia yang jadi asdos nya pak jendral tahun ini. lo udah tau, bay?“tanyanya di akhir kata kepada Bayu yang hanya menaikan kedua bahunya.

“udah, karena lo kasih tau”jawabnya santai.

duduk dibawah pohon beringin ditemani angin sepoi-sepoi membuat keempat sekawan itu berakhir dengan mengghibah.

“Kirana yang mana sih? kok gue gak tau?“tanya ikal.

“urang aya photo na, hayang nempo?“samber sandi dan diangguki oleh ikal.

“nanti deh, gue kirim ke grup aja”sambung sandi.

Bayu hanya berdecak malas mendengar topik obrolan ketiga temannya pagi ini. Bayu juga tau, siapa sosok Kirana. Si Dewi kampus, visual nya yang memang terlihat unreal sekali yang membuat anak-anak disini memberikan julukan tersebut.

lalu, tiba-tiba saja bayu mendengar bahwa si Dewi kampus itu menjadi asisten dosen gebetannya.

“cabut yuk, kelas”ucapnya dengan langsung berdiri dan meninggalkan ketiga temannya terlebih dahulu.

“tungguan bay!”


“Kirana, nanti kalau ada apa-apa kasih tau ke saya saja. jangan sungkan”

“iya pak”

“anak dugong jelek banget, ngajak keluar tiba-tiba gini” gerutu garsa saat melihat kekasih tampan nya malah tersenyum tanpa dosa saat melihat dirinya keluar dari dalam kost-an nya.

“ya salah siapa jam segini belum mandi? hm”jawabnya menyahuti dengan mencubit pipi gembil kekasihnya itu dan langsung mendapatkan delikan tajam dari kekasih manis nya itu.

“udah ayo, nanti keburu malem. terus kamu ketiduran lagi diatas motor”ujarnya dengan langsung memasangkan helm untuk garsa. berbanding terbalik dengan jergan yang tidak henti-hentinya tersenyum, garsa justru terus menekuk bibir bawahnya yang membuat jergan terkekeh geli dan berakhir memberikan kecupan lembut untuk kekasihnya itu di bibir.

“ish jelek banget main cium-cium”gerutu nya, walaupun tak ayal garsa ingin tersenyum senang saat mendapatkan perlakuan lembut dari jergan.

“kok hoodie nya sama kaya punya aku?”tanyanya berpura-pura.

“ini kan emang punya lo, setan!”jawabnya dengan menggeplak kepala jergan yang untungnya tertutup helm.

“emosi mulu si ayang, pms ya lo?”godanya.

“udah deh njir, jangan bikin gue badmood ya! gue loncat nih dari atas motor”ancamnya dan dengan sigapnya jergan langsung menarik salah satu lengan garsa untuk memeluk pinggang nya.

“daripada loncat, mending peluk gue aja deh. biar nyaman”

“jergan njir, bisa-bisanya bikin anak orang melebur”gumamnya, namun tetap memeluk kekasihnya itu dan bahkan mengeratkan pelukannya itu.


selama di perjalanan jergan tidak henti-hentinya memberikan elusan lembut di lengan garsa yang sampai sekarang masih memeluk pinggangnya.

“mau beli sujamer gak?“tanya jergan saat matanya tidak sengaja melihat pedagang sujamer favorit garsa.

“jualan abangnya?“tanyanya dengan langsung bangun dari senderan nya di punggung jergan dan melihat kedepan.

“jualan, mau?”

“mau, mau dua”jawabnya dengan menunjukkan giggles nya.

“banyak banget dua. emangnya abis?“tanya jergan.

“abis dong, cuacanya lagi dingin. cocok banget ditemenin sama sujamer”jawabnya.

“kalo cuacanya dingin sih enaknya cuddle sama gue, sa”kodenya.

“dih, gak. kalo cuddle sama lo malah jadinya bukan cuma sekedar cuddle doang”tolaknya.

“hehehe, enggak sa. lo mah nethink mulu sama cowok sendiri juga”

“enggak salah lagi, maksud lo?”

biarkan mereka berdua menikmati momen-momen manisnya malam ini. sebelum besok, mereka harus pura-pura berakting lagi didepan teman-temannya.

pada pukul 13.00 siang, revel laki-laki asal Bandung yang baru saja menginjakkan kakinya di Finlandia itu bergegas untuk keluar. berniat untuk mengelilingi kota Finlandia menggunakan angkutan umum atau bisa disebut taksi.

“Anteeksi, herra, voisitteko viedä minut lähimpään musiikkistudioon? “ (permisi tuan, bisa tolong antarkan saya ke studio musik terdekat disini?) tanyanya, sesaat setelah mobil taksi tersebut berjalan meninggalkan area depan penginapan nya.

“Tietysti voin” (tentu saja)

sepertinya, butuh waktu sekitar 30 menit bagi revel untuk sampai di salah satu studio musik yang sebenarnya revel pun tidak tau kenapa dirinya merasa sangat ingin sekali mengunjungi studio musik di sini.

“Kiitos” (terimakasih) revel memberikan beberapa lembar uang kepada supir taksi tersebut.

Revel hanya bisa berdecak kagum saat melihat studio musik yang terlihat sangat mewah, namun terlihat simple dan elegan.

sebenarnya, setelah revel bertanya tadi. studio musik ini, adalah satu-satunya studio musik yang terbuka untuk umum di jam-jam tertentu. dan untungnya, revel mengunjungi di waktu yang tepat. dengan langkah riang nya, laki-laki yang memiliki tanda lahir di punggung tangannya itu langsung masuk kedalam.

lagi dan lagi, revel dibuat kagum dengan desain dalamnya. terdapat berbagai macam alat musik disini. beruntung, revel datang di saat studio musik ini sedang sepi pengunjung. hanya ada beberapa dan itupun banyak yang sudah keluar dari studio musik ini.

Revel lebih dulu memilih untuk mengelilingi dan menjelajahi studio tersebut dan selalu dibuat kagum oleh setiap sudutnya.

dan entah inisiatif darimana, saat berada di tengah-tengah studio tersebut revel bersenandung menyanyikan salah satu lagu yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.

I can show you the world Shining, shimmering, splendid Tell me, princess, now when did You last let your heart decide? I can open your eyes Take you wonder by wonder Over, sideways and under On a magic carpet ride

nyanyinya dengan suara yang terlampau halus dan menyejukkan telinga. diawal-awal, revel bernyanyi dengan nada yang tidak terlalu lepas. namun, setelah nya revel menyanyikan lagu tersebut dengan senyuman manis nya dan melanjutkan setiap bait dari lagu tersebut.

A whole new world A new fantastic point of view No one to tell us, “No” Or where to go Or say we're only dreaming A whole new world A dazzling place I never knew But when I'm way up here It's crystal clear That now I'm in a whole new world with you (Now I'm in a whole new world with you)

lalu, tiba-tiba ada suara lain yang menyahuti nyanyiannya. suara yang tidak kalah lembutnya dengan suara milik Revel.

Unbelievable sights Indescribable feeling Soaring, tumbling, freewheeling Through an endless diamond sky

pandangan mata kedua saling bertemu dan terkunci satu sama lain. laki-laki yang berdiri tidak jauh dari hadapan Revel tersebut langsung mendekati nya dengan langkah perlahan.

A whole new world (don't you dare close your eyes) A hundred thousand things to see (hold your breath, it gets better) I'm like a shooting star, I've come so far I can't go back to where I used to be A whole new world With new horizons to pursue I'll chase them anywhere There's time to spare Let me share this whole new world with you

dan di bait yang ini, keduanya bernyanyi bersama. saling menyahuti satu sama lain. saling melemparkan senyuman hangat dan tatapan kagum.

A whole new world (a whole new world) A new fantastic point of view No one to tell us, “No” Or where to go Or say we're only dreaming A whole new world (every turn, a surprise) With new horizons to pursue (every moment, red-letter) I'll chase them anywhere, there's time to spare And then we're home (there's time to spare) Let me share this whole new world with you

kedua tangan tersebut sekarang sudah saling menggenggam dengan posisi yang saling berhadapan satu sama lain.

A whole new world (a whole new world) That's where we'll be (that's where we'll be) A thrilling chase (a wondrous place) For you and me

dan dibait terakhir ditutup oleh suara merdu milik Revel. keduanya saling memberikan tepuk tangan dan membungkukkan badannya 90°.

“good voice, just like the one who sings it”puji laki-laki tersebut dengan senyuman hangatnya dan dibalas dengan senyuman yang manis oleh Revel.

“thank you, your voice is also sweet, sir”ujarnya balik memuji.

“Can i get to know you?”

“Of course you can”jawabnya.

laki-laki di hadapannya itu mengulurkan tangan kanannya.

“Hadrian, you can call me rian”ujarnya.

“I'm revel, nice to meet you, Rian”

“from?”tanya Hadrian dengan salah satu alis yang terangkat.

“i'm from, Indonesia”

Hadrian nampak tertawa kecil, sebelum akhirnya kembali berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia, yang membuat revel membulatkan bibirnya.

“haha oke revel, salam kenal. ternyata kita satu tanah air”ujarnya dengan terkekeh geli. begitupun dengan Revel yang hanya bisa tertawa kecil atas kekonyolan keduanya.

“hahaha please, why does the world feel so small?“guraunya dan disahuti kekehan kecil oleh Hadrian.

“ya mungkin memang takdirnya kita ketemu, disini”

“ayo kita ngobrol sambil keliling studio ini”ajak Hadrian dan di setujui oleh Revel.


“jadi, udah berapa lama di Finlandia?“tanya revel yang pertamakali membuka suaranya. keduanya berjalan berdampingan, dengan revel di sebelah kiri dan Hadrian di sebelah kanan.

“2,5 tahun”jawab Hadrian yang membuat revel berdecak kagum.

“lumayan lama, kamu ngapain disini? kuliah or any?“tanyanya.

“kuliah, ya kira-kira 1,5 tahun lagi lah balik ke Indonesia”jawab Hadrian dengan tersenyum tipis dan sesekali melirik kearahnya.

“ya sebentar lagi lah”ucapnya.

“kamu sendiri, ngapain disini? liburan?“tanyanya balik.

“liburan, kebetulan lagi ada libur semester”jawabnya.

“enak banget udah libur semester”guraunya.

“loh? emangnya disini belum ya?“tanyanya.

“belum, justru sekarang lagi padat-padatnya sama jadwal matkul”jawab Hadrian.

“oh gitu, semangat ya! biar bisa cepet-cepet pulang ke tanah air”ucapnya dengan memberikan semangat dan senyuman manis.

“pasti. sampe kapan disini?“tanya Hadrian.

“2 Minggu kedepan, karena setelah itu aku mau ngelanjutin penerbangan ke Paris”jawabnya.

“wow! God! Paris, aku mau kesana but belum kesampean karena sibuk kuliah”ujarnya dengan menghela nafasnya kalau mengingat negara yang terkenal dengan menara Eiffel nya itu.

“yah jangan sedih dong, pasti nanti bisa kesana. percaya deh”

“iya semoga ya”

akhirnya, mereka berdua larut dalam obrolan hangat hari itu. saling berbagi cerita masing-masing dan tertawa saat salah satu dari mereka berdua melemparkan candaan konyol.