tobiorae

HOLD

#HOLD ME TIGHT

.11.


WARNING – NSFW

anal sex, bxb/mxm.


Ada petir melintas di kepalanya. Seolah dunia di kepalanya runtuh, hilang, digantikan bisikan bisikan setan yang membara. Di depan nya berdiri sosok anggun yang berhasil membuatnya naik hanya dengan melihatnya sekilas. Kelelahan yang menggelegar tadi hilang begitu saja tanpa sisa, digantikan energi baru yang bergelora.

Indahnya Atsumu terpampang jelas di depan matanya. Rambut pirang nya terpapar matahari yang masuk melewati celah celah kecil jendela. Kulit putihnya seolah olah sedang menyapanya anggun tak terbaca. Wajahnya menunduk, kedua tangannya menarik erat baju kurang bahan yang sedang di gunakannya saat ini.

'apa ini?' jelas ia tidak tau.

Atsumu terlihat kikuk. Jantungnya berdentum dentum seirama jarum jam yang terdengar begitu keras di telinga saat ini. Ia ingin mengangkat wajahnya dan melihat reaksi kekasihnya, namun urung karena terlalu gugup.

Ia terus terusan bertanya dalam hati, 'apakah harus menggoda Kiyoomi sekarang? atau tetap diam dan menunggu kekasihnya datang sendiri?'

Pada akhirnya tidak ada yang bicara di antara mereka berdua. Baik Kiyoomi atau Atsumu, keduanya sama sama diam dengan pikiran masing masing yang linglung.

“ hei.. “

Terlalu fokus menatap lantai, ia sudah tak lagi menyadari bahwa Kiyoomi sudah berjalan ke arahnya dan sekarang berhenti di depan nya. Ia mendongak, menatap Kiyoomi yang juga menatapnya tajam. Refleks kakinya mundur beberapa langkah, namun Kiyoomi bergerak cepat menarik nya kembali mendekat.

Ia seperti seekor rubah yang sudah kehilangan akal tuk menipu sang singa yang hendak mengambil keuntungan darinya. Wajahnya memerah, membuat nya semakin manis hingga Kiyoomi yang awalnya masih bertahan menjadi bajingan yang kehilangan akalnya.

Dengan jantung berpacu, Atsumu mengalihkan pandangannya mencoba lari dari singa pemangsa yang sudah siap mengigitnya sampai mati. Namun tangan Kiyoomi yang kuat melingkari pinggangnya yang kecil.

Qipao seksi yang digunakannya membuat Kiyoomi benar benar kehilangan kendali. Ia mengangkat tangan kanan Atsumu, sementara tangan kirinya melingkar erat di pinggang Atsumu untuk menbuatnya tak memberontak.

Kiyoomi mendekatkan wajah mereka, menempelkan dahi mereka tuk kirimkan panas yang bergelora dalam darahnya. Mata mereka bersinggungan dekat, melebur bersama dalam keintiman. Selanjutnya bibir mereka menyatu. Atsumu terkejut, ia ingin memberontak namun Kiyoomi dengan kuat menahannya.

Ini bukan pertama kalinya ia dan Kiyoomi berciuman, namun ini terasa lebih memalukan dari yang sebelum sebelumnya. Atsumu bahkan tak bisa melukiskan perasaan ini.

“ Hmmph— “

Lidahnya melesat masuk, bertarung ganas dengan dirinya yang mencoba untuk mengimbangi teknik Kiyoomi yang sama sekali bukan main main. Kiyoomi terus menciumnya, menyedot bibirnya dengan ganas, panas hingga Atsumu tak lagi berdaya.

Tangan yang tadinya memeluk pinggannya, berpindah mulai menjelajahi bagian tubuh Atsumu yang bisa dijangkaunya. Kain tipis yang menutupi pantat nya disinggapnya, lalu mengelus lembut pantat Atsumu yang sudah tidak lagi berlapiskan celana dalam.

Atsumu melenguh di tengah ciuman mereka. Kiyoomi terus memberikan elusan ringan di pantat sintalnya. kakinya menjadi semakin lemas, ia pun semakin jatuh dalam genggaman Kiyoomi.

Bibir mereka terpisah setelah Atsumu yang sudah kehabisan nafas menarik diri tuk berhenti. Wajah cantiknya merona, matanya basah, air liur mengalir di sekitar dagu dan lehernya bersinar akibat terpaan cahaya.

“ siapa yang ajarin kayak gini um? ” suaranya santai namun bisa terdengar jelas bahwa pria ini juga sedang menahan nafsunya.

Atsumu masih linglung, ia harus mengakui kehebatan ciuman Kiyoomi yang berhasil membuatnya hilang akal. Ia memandang wajah tampan kekasihnya, tanpa sadar tatapannya mengantarkan Kiyoomi pada gejolak tertinggi nafsunya.

Gerakannya kasar, ia mendorong tubuh Atsumu ke kasur. Terdengar lenguhan pelan dari si cantik yang semakin membuatnya gila. Dengan pikiran kusut Atsumu hanya bisa mengikuti permainan Kiyoomi kedepannya. Tatapan pria itu tajam, nafasnya terengah-engah, jakun nya bergerak gerak sembari matanya terus tatap si cantik dengan tajam dan mengancam.

Atsumu sudah tak mau tau lagi. Ia sudah tegak di bawah sana, ia ingin di hancurkan Kiyoomi hari ini. Ia tak mau lagi peduli dengan apapun, ia hanya ingin Kiyoomi menghancurkannya, menggertak nya sampai menangis tersedu sedu, ia gatal ingin diisi penuh, ia ingin Kiyoomi menjadi miliknya.

Tangannya terulur mengalun di leher putih Kiyoomi. Kakinya yang jenjang dan ramping memeluk pinggang kekasihnya erat tak membiarkan singa yang sudah melihatnya sejak tadi kabur.

“ omi.. “

Godaannya seperti petir yang bersautan di kepala Kiyoomi. Dengungan melintas ribut di telingannya. Tak lagi peduli dengan apapun, ia berkata dingin; “ jangan minta berhenti, kamu yang minta ini sendiri. “

Atsumu tersenyum manis, memainkan jemarinya di belakang leher Kiyoomi hendak mengundangnya bermain lebih jauh. Dengan sengaja ia menggerakkan area bawahnya hingga bergesekkan dengan kejantanan Kiyoomi yang masih terbungkus celana.

“ lakukan semau mu. “

Kiyoomi tersenyum miring. Menurunkan kepalanya ia mencium lembut pipi gembul kekasihnya. Perlahan ia menjauh dari Atsumu namun pandangannya tetap mengarah ke si cantik yang sudah berbaring tak sabar di kasur. Kakinya bergerak gelisah, membuatnya semakin terlihat bersemangat.

Melepas bajunya, Kiyoomi menampakkan tubuh indah proposional. Kulitnya putih sedikit kuning langsat menyerupai tan membuatnya sangat hangat ketika mata memandang. Dadanya kencang, perutnya terbentuk dengan baik, otot lengannya tak terlalu menonjol namun kencang dengan urat urat di sekitar lengannya.

Aroma Kiyoomi menyeruak membuat Atsumu semakin panas ketika pria itu membuka celananya. Panjang nya membuat Atsumu tersentak kaget, meskipun sudah sering melihatnya ketika mandi bersama. Ketika melihatnya hari ini, dan memikirkan tentang bagaimana benda panjang dan berurat itu akan masuk ke anal nya— membuat Atsumu tiba tiba merasa frustasi.

'apakah ia akan berdarah?'

Kiyoomi kembali naik ke tempat tidur, lalu duduk di samping Atsumu. Ia bergerak agak kasar menempatkan tubuh Atsumu membelakanginya sementara ia dibelakang Atsumu memeluknya sayang.

Tangannya mengarah ke bagian bawah Atsumu yang sudah tegak degan pre cum membuat basah penis tak seberapannya. Kiyoomi mengelus sayang penisnya, sedikit menyingkap baju kekurangan bahan yang tengah digunakannya. Ia menoleh memperhatikan bagaimana Kiyoomi memberikan stimulasi mulus pada bagian bawahnya.

Atsumu mendongak kenikmatan dengan jari jamari Kiyoomi yang memainkannya dengan apik dan manis. Lenguhan panas keluar memberikan aroma gairah yang semakin pekat di ruangan dimana biasanya mereka tertidur saling berpelukan hingga pagi.

Punggungnya menempel erat pada dada bidang Kiyoomi. Ia bisa merasakan gesekan ringan dari penis besar Kiyoomi di pantat nya. Membuatnya semakin bersemangat dan tidak sabar untuk menelan benda itu utuh di anal nya.

Kiyoomi menggigit dan menjikat telinganya. Ia menggigil dan menggelinjang kenikmatan hingga tak sampai lima menit ia sudah keluar mengotori tangan Kiyoomi yang dengan pria itu dijilat dan ditelannya sedemikian rupa.

Atsumu masih linglung pasca keluar, namun Kiyoomi kembali merangsangnya dengan memasukan satu jarinya di lubang Atsumu yang sudah gatal minta dihancurkan. Atsumu semakin membuka kakinya, memberikan akses lebih pada Kiyoomi untuk mempersiapkannya.

“ Ah.. ah... “

“ udah masukin sendiri tadi? ” tanya nya pelan.

Atsumu menggeleng, memdesah pelan ketika Kiyoomi terus menggali analnya dengan tiga jari yang sudah masuk di dalamnya. Lubangnya masih bersih, bahkan ia tak pernah berani memasukkan jari jarinya sendiri ke dalamnya. Rasanya sangat sensitif ketika Kiyoomi mengaduk-aduk anal nya dengan jari jari pria itu.

“ masuk omi.. ah.. “

Kiyoomi menciumnya lembut, jemarinya keluar lalu mengarahkan kejantanan besar nya ke arah pintu masuk yang sudah tertutup lagi. Perlahan kejantanan besarnya masuk, itu terasa seperti Atsumu sedang dibelah dua. Dibuka dengan kejantanan sebesar itu siapa yang bisa tahan untuk tidak menangis? Atsumu mengalirkan air matanya. Kiyoomi melakukannya perlahan, hingga ketika sudah masuk setengah pria itu menariknya lagi, lalu kembali memasukkannya ke dalam dengan kekuatan penuh.

Atsumu terkesiap kesakitan, air mata semakin deras mengalir, desahannya semakin indah mengalun. Bulatan kepala penis nya langsung menekan titik manis nya, membuat Atsumu semakim kehilangan akal sehatnya.

Setelah masuk secara utuh, Kiyoomi masih berbaik hati untuk tidak langsung menggoyangkan pinggulnya dengan brutal. Memberilan ciuman penenang, Kiyoomi mengantarkan Atsumu pada rasa nyaman hingga pria kecil manisnya terbiasa sedikit di dalam sana.

“ bergeraklah.. “

Kiyoomi mendengarkan instruksi kesayangannya. Ia mengangkat kaki Atsumu kemudian mulai bergerak, menyetubuhi Atsumu dengan irama yang semakin naik semakin brutal. Atsumu tak bisa menahan kenikmatan lenguhannya, ia menikmatinya namun masih juga merasa sakit di bawah.

“ Ah... ah!!.. aaahhh!.. ” Atsumu berteriak dengan kepala mengadah, matanya linglung ia sungguh gila merasa bisa menikmati semuanya sampai mati.

Kiyoomi terus memberikan tumbukan brutal, dimana kepala penis besarnya terus terusan mengenai titik manisnya. Dengan kejam ia menarik penisnya hingga hampir keluar, menyisakan ujungnya, namun ketika Atsumu hendak protes, Kiyoomi kembali memasukkannya sekali hentakan.

Dada Atsumu membusung kenikmatan, merasakan sakit dan nikmat ia akhirnya kehilangan dirinya sendiri. Kepalanya terdorong kebelakang, bersandar pada dada Kiyoomi ia sudah pasrah dengan segala kenikmatan ini.

“ u..um terus..ah! lagi uh.. lagihh omii! Ah! enak.. um.. enak lagi.. Ah! lagi... ” Atsumu tak peduli apa apa lagi, ia hanya ingin Kiyoomi menyetubuhinya sampai keduanya hancur.

Suara cabul dari daging bertemu daging menjadi alunan lembut merdu namun bergelora di siang ini. “ Ah! Ah! Ah! Ah! ” suara Atsumu indah menambah geraman Kiyoomi yang semakin menjadi jadi.

Cairan kenikmatan menyembur ke depan, cum kedua kalinya terasa sangat menyenangkan. Bola mata Atsumu hilang, dingantikan putih. Atsumu merasa berkunang kunang, kehilangan tenagannya di saat itu juga.

Ia sudah keluar dua kali, namun Kiyoomi sekalipun belum. Ia menoleh, memeperhatikan Kiyoomi yang juga tengah memperhatikannya sabar dengan senyuman manis di wajah tampan nya.

“ omihh.. “

Ia memanggil kekasihnya sembari menggerakkan pinggulnya menggoda. Kiyoomi tertawa. Melepaskan Penisnya, pria itu kemudian membalik posisi hingga ia di atas Atsumu.

“ jangan nangis, kita belum selesai. ” ujarnya sembari menjilat air mata Atsumu.

Siang itu, angin berseliur lembut menghantarkan sejuknya musim semi. Membuat kedua insan itu terus melakukannya hingga senja menyingsing. Bahkan ketika akhirnya Atsumu kehilangan kesadarannya, Kiyoomi tak peduli terus mengeluar-masukkan kejantanannya hingga sedikir puas.

•••

Tak peduli akan dunia, sejak awal rubah manis itu miliknya. Ia merasa pria kecil nan manis itu harus dihancurkan olehnya sepanjang waktu hingga si manis terus menangis di pelukan nya.

'Dor! Dor!'

#HOLD ME TIGHT

.11.


WARNING – NSFW

anal sex, bxb/mxm.


Ada petir melintas di kepalanya. Seolah dunia di kepalanya runtuh, hilang, digantikan bisikan bisikan setan yang membara. Di depan nya berdiri sosok anggun yang berhasil membuatnya naik hanya dengan melihatnya sekilas. Kelelahan yang menggelegar tadi hilang begitu saja tanpa sisa, digantikan energi baru yang bergelora.

Indahnya Atsumu terpampang jelas di depan matanya. Rambut pirang nya terpapar matahari yang masuk melewati celah celah kecil jendela. Kulit putihnya seolah olah sedang menyapanya anggun tak terbaca. Wajahnya menunduk, kedua tangannya menarik erat baju kurang bahan yang sedang di gunakannya saat ini.

'apa ini?' jelas ia tidak tau.

Atsumu terlihat kikuk. Jantungnya berdentum dentum seirama jarum jam yang terdengar begitu keras di telinga saat ini. Ia ingin mengangkat wajahnya dan melihat reaksi kekasihnya, namun urung karena terlalu gugup.

Ia terus terusan bertanya dalam hati, 'apakah harus menggoda Kiyoomi sekarang? atau tetap diam dan menunggu kekasihnya datang sendiri?'

Pada akhirnya tidak ada yang bicara di antara mereka berdua. Baik Kiyoomi atau Atsumu, keduanya sama sama diam dengan pikiran masing masing yang linglung.

“ hei.. “

Terlalu fokus menatap lantai, ia sudah tak lagi menyadari bahwa Kiyoomi sudah berjalan ke arahnya dan sekarang berhenti di depan nya. Ia mendongak, menatap Kiyoomi yang juga menatapnya tajam. Refleks kakinya mundur beberapa langkah, namun Kiyoomi bergerak cepat menarik nya kembali mendekat.

Ia seperti seekor rubah yang sudah kehilangan akal tuk menipu sang singa yang hendak mengambil keuntungan darinya. Wajahnya memerah, membuat nya semakin manis hingga Kiyoomi yang awalnya masih bertahan menjadi bajingan yang kehilangan akalnya.

Dengan jantung berpacu, Atsumu mengalihkan pandangannya mencoba lari dari singa pemangsa yang sudah siap mengigitnya sampai mati. Namun tangan Kiyoomi yang kuat melingkari pinggangnya yang kecil.

Qipao seksi yang digunakannya membuat Kiyoomi benar benar kehilangan kendali. Ia mengangkat tangan kanan Atsumu, sementara tangan kirinya melingkar erat di pinggang Atsumu untuk menbuatnya tak memberontak.

Kiyoomi mendekatkan wajah mereka, menempelkan dahi mereka tuk kirimkan panas yang bergelora dalam darahnya. Mata mereka bersinggungan dekat, melebur bersama dalam keintiman. Selanjutnya bibir mereka menyatu. Atsumu terkejut, ia ingin memberontak namun Kiyoomi dengan kuat menahannya.

Ini bukan pertama kalinya ia dan Kiyoomi berciuman, namun ini terasa lebih memalukan dari yang sebelum sebelumnya. Atsumu bahkan tak bisa melukiskan perasaan ini.

“ Hmmph— “

Lidahnya melesat masuk, bertarung ganas dengan dirinya yang mencoba untuk mengimbangi teknik Kiyoomi yang sama sekali bukan main main. Kiyoomi terus menciumnya, menyedot bibirnya dengan ganas, panas hingga Atsumu tak lagi berdaya.

Tangan yang tadinya memeluk pinggannya, berpindah mulai menjelajahi bagian tubuh Atsumu yang bisa dijangkaunya. Kain tipis yang menutupi pantat nya disinggapnya, lalu mengelus lembut pantat Atsumu yang sudah tidak lagi berlapiskan celana dalam.

Atsumu melenguh di tengah ciuman mereka. Kiyoomi terus memberikan elusan ringan di pantat sintalnya. kakinya menjadi semakin lemas, ia pun semakin jatuh dalam genggaman Kiyoomi.

Bibir mereka terpisah setelah Atsumu yang sudah kehabisan nafas menarik diri tuk berhenti. Wajah cantiknya merona, matanya basah, air liur mengalir di sekitar dagu dan lehernya bersinar akibat terpaan cahaya.

“ siapa yang ajarin kayak gini um? ” suaranya santai namun bisa terdengar jelas bahwa pria ini juga sedang menahan nafsunya.

Atsumu masih linglung, ia harus mengakui kehebatan ciuman Kiyoomi yang berhasil membuatnya hilang akal. Ia memandang wajah tampan kekasihnya, tanpa sadar tatapannya mengantarkan Kiyoomi pada gejolak tertinggi nafsunya.

Gerakannya kasar, ia mendorong tubuh Atsumu ke kasur. Terdengar lenguhan pelan dari si cantik yang semakin membuatnya gila. Dengan pikiran kusut Atsumu hanya bisa mengikuti permainan Kiyoomi kedepannya. Tatapan pria itu tajam, nafasnya terengah-engah, jakun nya bergerak gerak sembari matanya terus tatap si cantik dengan tajam dan mengancam.

Atsumu sudah tak mau tau lagi. Ia sudah tegak di bawah sana, ia ingin di hancurkan Kiyoomi hari ini. Ia tak mau lagi peduli dengan apapun, ia hanya ingin Kiyoomi menghancurkannya, menggertak nya sampai menangis tersedu sedu, ia gatal ingin diisi penuh, ia ingin Kiyoomi menjadi miliknya.

Tangannya terulur mengalun di leher putih Kiyoomi. Kakinya yang jenjang dan ramping memeluk pinggang kekasihnya erat tak membiarkan singa yang sudah melihatnya sejak tadi kabur.

“ omi.. “

Godaannya seperti petir yang bersautan di kepala Kiyoomi. Dengungan melintas ribut di telingannya. Tak lagi peduli dengan apapun, ia berkata dingin; “ jangan minta berhenti, kamu yang minta ini sendiri. “

Atsumu tersenyum manis, memainkan jemarinya di belakang leher Kiyoomi hendak mengundangnya bermain lebih jauh. Dengan sengaja ia menggerakkan area bawahnya hingga bergesekkan dengan kejantanan Kiyoomi yang masih terbungkus celana.

“ lakukan semau mu. “

Kiyoomi tersenyum miring. Menurunkan kepalanya ia mencium lembut pipi gembul kekasihnya. Perlahan ia menjauh dari Atsumu namun pandangannya tetap mengarah ke si cantik yang sudah berbaring tak sabar di kasur. Kakinya bergerak gelisah, membuatnya semakin terlihat bersemangat.

Melepas bajunya, Kiyoomi menampakkan tubuh indah proposional. Kulitnya putih sedikit kuning langsat menyerupai tan membuatnya sangat hangat ketika mata memandang. Dadanya kencang, perutnya terbentuk dengan baik, otot lengannya tak terlalu menonjol namun kencang dengan urat urat di sekitar lengannya.

Aroma Kiyoomi menyeruak membuat Atsumu semakin panas ketika pria itu membuka celananya. Panjang nya membuat Atsumu tersentak kaget, meskipun sudah sering melihatnya ketika mandi bersama. Ketika melihatnya hari ini, dan memikirkan tentang bagaimana benda panjang dan berurat itu akan masuk ke anal nya— membuat Atsumu tiba tiba merasa frustasi.

'apakah ia akan berdarah?'

Kiyoomi kembali naik ke tempat tidur, lalu duduk di samping Atsumu. Ia bergerak agak kasar menempatkan tubuh Atsumu membelakanginya sementara ia dibelakang Atsumu memeluknya sayang.

Tangannya mengarah ke bagian bawah Atsumu yang sudah tegak degan pre cum membuat basah penis tak seberapannya. Kiyoomi mengelus sayang penisnya, sedikit menyingkap baju kekurangan bahan yang tengah digunakannya. Ia menoleh memperhatikan bagaimana Kiyoomi memberikan stimulasi mulus pada bagian bawahnya.

Atsumu mendongak kenikmatan dengan jari jamari Kiyoomi yang memainkannya dengan apik dan manis. Lenguhan panas keluar memberikan aroma gairah yang semakin pekat di ruangan dimana biasanya mereka tertidur saling berpelukan hingga pagi.

Punggungnya menempel erat pada dada bidang Kiyoomi. Ia bisa merasakan gesekan ringan dari penis besar Kiyoomi di pantat nya. Membuatnya semakin bersemangat dan tidak sabar untuk menelan benda itu utuh di anal nya.

Kiyoomi menggigit dan menjikat telinganya. Ia menggigil dan menggelinjang kenikmatan hingga tak sampai lima menit ia sudah keluar mengotori tangan Kiyoomi yang dengan pria itu dijilat dan ditelannya sedemikian rupa.

Atsumu masih linglung pasca keluar, namun Kiyoomi kembali merangsangnya dengan memasukan satu jarinya di lubang Atsumu yang sudah gatal minta dihancurkan. Atsumu semakin membuka kakinya, memberikan akses lebih pada Kiyoomi untuk mempersiapkannya.

“ Ah.. ah... “

“ udah masukin sendiri tadi? ” tanya nya pelan.

Atsumu menggeleng, memdesah pelan ketika Kiyoomi terus menggali analnya dengan tiga jari yang sudah masuk di dalamnya. Lubangnya masih bersih, bahkan ia tak pernah berani memasukkan jari jarinya sendiri ke dalamnya. Rasanya sangat sensitif ketika Kiyoomi mengaduk-aduk anal nya dengan jari jari pria itu.

“ masuk omi.. ah.. “

Kiyoomi menciumnya lembut, jemarinya keluar lalu mengarahkan kejantanan besar nya ke arah pintu masuk yang sudah tertutup lagi. Perlahan kejantanan besarnya masuk, itu terasa seperti Atsumu sedang dibelah dua. Dibuka dengan kejantanan sebesar itu siapa yang bisa tahan untuk tidak menangis? Atsumu mengalirkan air matanya. Kiyoomi melakukannya perlahan, hingga ketika sudah masuk setengah pria itu menariknya lagi, lalu kembali memasukkannya ke dalam dengan kekuatan penuh.

Atsumu terkesiap kesakitan, air mata semakin deras mengalir, desahannya semakin indah mengalun. Bulatan kepala penis nya langsung menekan titik manis nya, membuat Atsumu semakim kehilangan akal sehatnya.

Setelah masuk secara utuh, Kiyoomi masih berbaik hati untuk tidak langsung menggoyangkan pinggulnya dengan brutal. Memberilan ciuman penenang, Kiyoomi mengantarkan Atsumu pada rasa nyaman hingga pria kecil manisnya terbiasa sedikit di dalam sana.

“ bergeraklah.. “

Kiyoomi mendengarkan instruksi kesayangannya. Ia mengangkat kaki Atsumu kemudian mulai bergerak, menyetubuhi Atsumu dengan irama yang semakin naik semakin brutal. Atsumu tak bisa menahan kenikmatan lenguhannya, ia menikmatinya namun masih juga merasa sakit di bawah.

“ Ah... ah!!.. aaahhh!.. ” Atsumu berteriak dengan kepala mengadah, matanya linglung ia sungguh gila merasa bisa menikmati semuanya sampai mati.

Kiyoomi terus memberikan tumbukan brutal, dimana kepala penis besarnya terus terusan mengenai titik manisnya. Dengan kejam ia menarik penisnya hingga hampir keluar, menyisakan ujungnya, namun ketika Atsumu hendak protes, Kiyoomi kembali memasukkannya sekali hentakan.

Dada Atsumu membusung kenikmatan, merasakan sakit dan nikmat ia akhirnya kehilangan dirinya sendiri. Kepalanya terdorong kebelakang, bersandar pada dada Kiyoomi ia sudah pasrah dengan segala kenikmatan ini.

“ u..um terus..ah! lagi uh.. lagihh omii! Ah! enak.. um.. enak lagi.. Ah! lagi... ” Atsumu tak peduli apa apa lagi, ia hanya ingin Kiyoomi menyetubuhinya sampai keduanya hancur.

Suara cabul dari daging bertemu daging menjadi alunan lembut merdu namun bergelora di siang ini. “ Ah! Ah! Ah! Ah! ” suara Atsumu indah menambah geraman Kiyoomi yang semakin menjadi jadi.

Cairan kenikmatan menyembur ke depan, cum kedua kalinya terasa sangat menyenangkan. Bola mata Atsumu hilang, dingantikan putih. Atsumu merasa berkunang kunang, kehilangan tenagannya di saat itu juga.

Ia sudah keluar dua kali, namun Kiyoomi sekalipun belum. Ia menoleh, memeperhatikan Kiyoomi yang juga tengah memperhatikannya sabar dengan senyuman manis di wajah tampan nya.

“ omihh.. “

Ia memanggil kekasihnya sembari menggerakkan pinggulnya menggoda. Kiyoomi tertawa. Melepaskan Penisnya, pria itu kemudian membalik posisi hingga ia di atas Atsumu.

“ jangan nangis, kita belum selesai. ” ujarnya sembari menjilat air mata Atsumu.

Siang itu, angin berseliur lembut menghantarkan sejuknya musim semi. Membuat kedua insan itu terus melakukannya hingga senja menyingsing. Bahkan ketika akhirnya Atsumu kehilangan kesadarannya, Kiyoomi tak peduli terus mengeluar-masukkan kejantanannya hingga sedikir puas.

•••

Tak peduli akan dunia, sejak awal rubah manis itu miliknya. Ia merasa pria kecil nan manis itu harus dihancurkan olehnya sepanjang waktu hingga si manis terus menangis di pelukan nya.

'Dor! Dor!'

#HOLD ME TIGHT

.10.


Senja menguning cerah, menghantarkan waktu pada malam yang dingin di bulan kedua musim semi gemilang. Kesibukan malam di kota tokyo gemericik, langkah kaki buru buru para manusia yang hendak segera beristirahat beradu di aspal mendingin berkat suhu.

Burung burung bernyanyi riang bergantian. Sejuk angin semilir membawa sejuk kala panas kepala menjadi jadi di hari yang sibuk ini. Bias jingga di ujung cakrawala mengatakan sampai jumpa pada bumi yang akan segera dapatkan gulita malam.

Membelai pucuk riang, beriak pohon pohon indah menari mengikuti gerakan angin syahdu. Saat dunia mulai pudar, yang ia tunggu tetap kepulangannya. Cafe sudah buka sekitar 2 jam yang lalu, pengunjung berdatangan silih berganti membuatnya agak sibuk sejak tadi.

Beruntung Motoya dan kekasihnya Izuna Tsukasa ada disana tuk membantu. Sejak cafe nya dan Kiyoomi buka, selalu saja ramai pengunjung membuat lelah namun senang dan bersemangat.

Berdiri di meja kasir, ia melihat le seluruh penjuru ruangan yang sudah penuh terisi semua. Senyum mengembang apik di wajahnya yang manis. Masih tak menyangka, Kiyoomi menyiapkan ini semua dalam waktu singkat tanpa ia ketahui sama sekali.

Sejak hari dimana mereka berdua sama sama mengijakkan kaki di tempat ini, setiap malamnya Atsumu saat cafe sudah tutup selalu meminta ke Kiyoomi untuk membawanya ke kuil guna nenyalakan dupa untuk dewa yang ia percayai. Meminta keringanan jalan pada mereka yang ia percaya di atas sana.

Setiap hari bangun nya selalu ditemani dengan Kiyoomi yang dengan sayang memberikannya kehangatan di tengah tidur. Suara manis pria itu akan menemaninya setiap waktu. Melirik ke arah jari manisnya yang sudah terisi sebuah cincin indah yang diberikan Kiyoomi atas jawaban dari pertanyaan nya saat itu.

Ini hidupnya dan Kiyoomi sekarang, dan ia sudah membuat janji sendiri untuk takkan membiarkan ini rusak sampai mati.

Ia melamun lama menatap pada jari manisnya sembari tersenyum, hingga tanpa sadar tak mengindahkan Kiyoomi yang sudah berdiri di belakangnya sembari tersenyum manis sebelum memeluknya dari belakang.

Ia terlonjak kaget, menoleh kebelakang tuk melihat siapa yang dengan lancang memeluknya. Namun ketika melihat pelakunya, ia tak marah hanya berikan senyuman terbaiknya lalu berlalik sedikit tuk sambut pelukan Kiyoomi.

“ sibuk banget ngelamunnya sampai suaminya di abaikan padahal udah dari tadi disini. ” ujarnya dengan nada sedih dibuat buat.

Memutar bola matanya sebal sekaligus kesal. Ia pun membiarkan Kiyoomi menciumnya tuk beberapa saat. Ia bisa mendengar jeritan girang dari gadis gadis yang entah kenapa kegirangan dengan adegan memalukan seperti itu.

“ mandi gih, kerja! ” ujarnya setelah bibir mereka terpisah.

Kiyoomi terkekeh, menempelkan hidung mancung nya di pipi gembul Atsumu kemudian menggesekkan nya gemas. “ mandiin. ” ujarnya.

“ terus ini siapa yang jaga? ” timpalnya malas.

Kiyoomi berdecak pura pura sebal, namun tetap pergi ke lantai dua untuk mandi dan berganti baju. Motoya dan kak Izuna datang untuk pamit, tak lupa ia berikan uang yang sudah disiapkan nya sendiri meskipun langsung ditolak oleh mereka. Motoya hanya meminta cookies nya, sedangkan kak Izuna dengan rendah hati menolaknya dengan berkata senang bisa berada di sana meski hanya sebentar.

Saat Kiyoomi kembali, pria itu langsung pergi ke meja meja yang sudah kosong dan memunguti piring juga sampah sampah disana agar pelanggan lain yang akan mengisinya bisa segera duduk.

Malam ini ramai seperti biasa. Sesekali ia bisa lihat Kiyoomi akan di goda gadis gadis yang tak tau dengan hubungan mereka, yang tak ditanggapi oleh Kiyoomi-nya. Ia pun sesekali akan ada yang menggoda, namun ia akan langsung menunjuk cincin di jari manisnya lalu menunjuk Kiyoomi setelahnya.

Waktu berjalan deras tak terasa bagai air mengalir. Malam semakin larut, tawa tak lagi terdengar pengunjung terakhir sudah hilang sejak 10 menit yang lalu. Tersenyum kala lihat steling makanan ringan sudah kosong tak bersisa.

Kiyoomi bertugas membereskan area depan, memasukkan meja meja dan kursi luar ke dalam. Atsumu bekerja membersihkan alat alat makan yang terpakai yang sedikit menumpuk di belakang karena tadi sudah dibersihkan sedikit demi sedikit.

Setelah selesai, Kiyoomi mengunci pintu depan cafe dan masuk tuk bantu Atsumu membersihkan dapur yang ternyata sudah selesai. Melihat itu, Kiyoomi dengan bahagia menghampiri Atsumu yang sedang mencuci tangan.

“ mandi bareng? ” tanya nya sembari menggoda.

Atsumu hanya mengangguk menanggapi Kiyoomi, sejujurnya ia sudah lelah namun tetap saja tak bisa tolak jika yang meminta Kiyoomi.

Mereka mandi bersama. Tak ada yang aneh aneh, Kiyoomi hanya memandanginya cabul, namun tetap berdiri tegak setegak kejantanan besarnya yang hanya dibiarkan begitu saja.

Atsumu merasa tak nyaman, ia menoleh temukan Kiyoomi sudah membawa penggosok punggung dan mulai menggosok punggungnya. Mereka saling diam, hanya ada suara air yang jatuh ke lantai terdengar memilukan di tengah panas nya gairah.

“ mau kubantu? ” ia beriniatif bertanya.

Kiyoomi hanya terkekeh, mendekatkan hidungnya ke leher Atsumu bernafas disana. “ balik ke kamar, pakai baju kita ke kuil sebentar lagi. ” ujarnya sedikit mendesah.

Atsumu merasa tak nyaman, “ gak masalah kalo gak pergi malam ini. “

“ kalo gitu langsung naik ke tempat tidur, kita sekolah besok. ” timpalnya lagi.

Atsumu akhirnya sebal. Ia melangkah keluar dari kamar mandi dengan handuknya. Kiyoomi hanya tertawa kecil melihatnya begitu menggemaskan, sebelum menyentuh dirinya sendiri sembari memikirkan wajah Atsumu yang di pikirannya ia setubuhi.

Bukan ia tak mau menyentuh Atsumu. Ia hanya tak ingin gegabah. Hubungannya dengan Atsumu bermula dari ancaman main mainnya, dan ia tak ingin melanjutkan itu lagi.

Atsumu harus dalam keadaan siap saat mereka melakukannya di lain waktu. Ia hanya ingin Atsumu tenang, karena saat saat ini Atsumu masih terlihat takut takut. Ini bisa dilihat jelas, ketika Kiyoomu memeluk nya dari belakang, Atsumu akan tersentak kaget dan reflek mencoba menjauh.

Ia tak tau apa yang pernah terjadi pada Atsumu, dan ia tak ingin bertanya lebih jauh hanya menunggu Atsumu mengatakannya sendiri.

Saat sudah selesai dengan urusannya, ia keluar dan melihat kesayangan manisnya sudah berbaring dengan nafas teratur. Mengikutinya, Kiyoomi bergabung di kasur memeluk Atsumu dari belakang.

Yang terdengar hanya detak jam, sebelum tiba tiba Atsumu berbalik dan memeluknya manja. “ omi... “

“ tidur sayang, besok sekolah. ” ujarnya menarik Atsumu lebih dalam ke pelukannya.

“ omi.. “

“ um? “

“ kenapa? “

“ kenapa apa? “

“ tsumu mau bantuin omi— kenapa— uh itu kenapa? “

Suaranya lucu lantas membuat Kiyoomi tertawa gemas. “ kalo kamu udah siap. “

“ tsumu udah siap! ” suaranya mantap.

“ belum Atsumu ku sayang.. udah tidur ya? kamu pasti capek. “

“ selamat malam.. ” sambungnya santai sembari berikan elusan sayang di surai pirang Atsumu.

“ uh.. selamat malam omii! tsumu bakal siapin diri! “

Malam itu berlalu dengan Atsumu yang tidak tidur karena memikirkan tindakan tidak senonoh yang akan ia lakukan dengan Kiyoomi di masa depan. Sialan memang, tapi sesungguhnya Atsumu memang seorang rubah penggoda.

#HOLD ME TIGHT

.9.


Makan malam ini berjalan lancar. Atsumu yang awalnya gugup, bisa teratasi juga pada akhirnya. Suapan demi suapan, diiringi dengan celotehan ringan yang menjadikan meja makan kecil ini hangat. Sudah lama baginya tak rasakan kehangatan ini. Sejak kematian mama nya, sekalipun ia tak ingin makan dengan ayahnya meskipun sudah sering dipaksa.

Tak ada yang tidak akan marah ketika kau mengetahui kelakuan orang yang seharusnya memberikan contoh kehidupan yang baik padamu. Ayahnya terlalu bajingan, bahkan ia sering berfikir bahwa tak ada yang lebih bajingan dari ayahnya.

'tidak— bukan ayah lagi. lupakan..'

“ Enak gak masakannya? ayo tambah ayo ayo! ” ajak nyonya komori dengan semangat mendekatkan lauk yang ia masak dengan spesial dari sore tadi.

Di mata Atsumu, keluarga ini adalah keluarga yang ia dambakan seumur hidup. Ada ibu yang selalu menambahkan makanan untuk anak anaknya, ada ayah yang dengan lembut memperhatikan perkembangan anak anaknya, kehangatan ini selalu ia rindukan sejak ayah ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu.

Motoya tak canggung sama sekali, meskipun di sekolah mereka jarang mengobrol dekat karena sebagian waktu istirahatnya biasa ia gunakan untuk mendengarkan ocehan shirabu dan akaashi. Motoya selalu nya membaca komik komik di kelas, meski begitu sesekali ia akan datang dan duduk bersama mereka juga untuk bercerita riang singkat.

Malam ini suasana rumah keluarga Komori hanyut dalam kebahagiaan. Semuanya tersenyum ketika Kiyoomi dan Motoya mulai berdebat, dan nyonya Komori akan dengan santai melerai mereka.

Hari ini Kiyoomi terlihat bahagia. Pria itu banyak tersenyum dan bertingkah lucu tanpa di duga. Ia masih kaget pria itu benar benar membawa 2 bayi kucing yang di temuinya di dekat tempat kerjanya. Sudah ada satu kucing jantan dirumah, dan sekarang bertambah dua lagi.

Ia tak bisa menahan senyum ketika Kiyoomi membawa kedua bayi kucing itu kerumah dengan membawa mereka di kantong jaket nya. Ia tertawa gemas sejak tadi karena itu.

Sedikit demi sedikit selama beberapa hari ini, ia mulai bisa menghilangkan rasa sedihnya meskipun tak penuh. Kematian Osamu adalah hal yang paling membuatnya hilang harapan, namun kehadiran Kiyoomi membuatnya lebih ringan dan sedikit demi sedikit bisa melepaskan rasa sakitnya.

Pria itu tak pernah mencoba menyentuhnya lagi akhir akhir ini. Paling paling hanya berciuman, namun akan langsung coba Kiyoomi tahan karena tak ingin Atsumu kenapa kenapa. Pria itu sangat menghormatinya, membuat Atsumu merasa senang karena di hormati dengan baik.

Berselang waktu berlalu melaju menaikkan bulan ke langit yang lebih tinggi. Makan malam berjalan lancar dan menyenangkan. Ia bangkit tuk bersihkan semua alat makan yang terpakai, meski sudah dilarang ia tetap melakukannya dengan suka rela.

Sambil mencuci piring. Nyonya Komori duduk di meja makan, dengan cookies yang ia bawa dari rumah tadi. Memakannya sembari memberikan pujian pujian yang membuatnya merasa sangat bahagia.

“ Kalo tante mau, besok atsumu buatin lagi yang rasa paling best seller. ” ujarnya semangat.

Nyonya Komori menimpali dengan bahagia. Mereka mengobrol ringan, dimana nyonya Komori bertanya tentang sekolah dan lain lain. Ia menjawab seadanya dengan sebenar benarnya. Tak lama Kiyoomi kembali le dapur saat Atsumu juga sudah menyelesaikan cucian piring nya.

“ Kami mau pulang dulu, mau ke suatu tempat. ” ujarnya pada nyonya Komori yang langsung tersenyum mengangguk.

Ia bingung sejak tadi Kiyoomi terus berkata akan membawa nya ke suatu tempat namun tak memberitahunya akan kemana mereka bersinggah selanjutnya.

Ia mengikuti Kiyoomi keluar dari kediaman Komori yang bahkan diluar rumah pun masib terasa kehangatannya. Nyonya dan tuan Komori mengantar mereka. Mengatakan dengan lembut namun bersemangat untuk mereka sering sering datang kesana.

Kiyoomi bilang, mama nya sangat mirip dengan nyonya Komori tapi lebih putih dan mata nya bewarna coklat. Ia bisa membayangkan cantik nya mama Kiyoomi karena nyonya Komori sangat cantik dan awet muda.

Mereka pamit undur diri dari sana. Atsumu berjanji akan kesana untuk bermain sesekali, dan nyonya komori langsung kegirangan. Saat hendak berangkat sebuah mobil tiba di depan rumah keluarga Komori. Awalnya tak tau kenapa, tapi melihat seseorang yang turun ia langsung bisa merasakan kalau ini takkan baik baik saja.

Seorang wanita setengah baya yang make up nya agak menor turun dari mobil diremani satu bodyguard yang memayunginya entah dari apa.

Nyonya Komori terlihat sangat tidak senang, mencoba maju namun tuan Komori dengan elegan menahannya lembut. Tuan Komori menggelengkan kepala nya kepada nyonya Komori, mencoba untuk memberitahu pad istrinya agar tak gegabah.

“ Kiyoomi— kamu disini nak. ” nadanya membuat semua orang disana mual saat itu juga.

Memgetahui situasi tak baik, Kiyoomi yang sudah siap berangkat karena sudah selesai memasangkan helm Atsumu mulai menyalakan mesin motornya. Namun belum berjalan, muncul seorang pria besar di depan motornya guna menghalangi mereka berdua pergi dari sana.

“ Kiyoomi, kamu mau kemana lagi nak? jangan hiraukan ibu lagi ya.. ibu— “

' brak! '

Belum selesai wanita itu berbicara. Sebuah kotak susu yang datang dari arah belakang nyonya dan tuan Komori datang menghantam kepala bodyguard yang kurang kerjaan dengan payung nya itu.

Mereka menoleh ke arah Motoya yang datang dengan marah. “ berani sekali jalang ini datang kesini, bisa bisa mati semua bunga di depan rumah ku dengan betapa busuknya kau. ” ujarnya tanpa ampun.

“ mending sekarang lo pindahin semuanya sebelum bener bener layu karena aura sama bau nya terlalu busuk. ” Kiyoomi menimpali sambil menahan emosi.

' saudara sepupu ini benar benar.. haahhhh '

Sudah di lempar kotak susu, di lempar lagi dengan cibiran pedas membuat pelacur itu sekarang marah. Matanya melotot ke arah nyonya Komori, kemudian sebelum berbicara dia dengan tidak sopan menunjuk nunjuk nyonya Komori yang tidak takut sama sekali.

“ kau—! “

“ Aku apa? ” nyonya Komori sangat berani.

“ kau tidak mengajari anak mu dengar baik hah! dan— dan anak mu itu menggancurkan anak tiri ku juga! “

Semua orang waras disana terkejut dengan betapa tidak malu nya jalang ini. Atsumu yang tidak ingin ikut campur pun tak bisa menahan wajah jijik nya pada wanita ini.

“ jalang kurang ajar! siapa yang tak nengajari dengan baik hah?! kau lah yang tak di didik dengan baik! sudah menghancurkan keluarga yang kakak ku bangun susah payah, sekarang kau datang padaku dan mengata-ngatai anak dan ponakan kesayangan ku! kau benar benar cari mati?! ” habis sudah kesabarannya.

Ia turun dari motor, mencoba membantu tuan Komori tuk hentikan istrinya membunuh jalan ini disini saat ini. Motoya juga sudah siap maju, namun urung karena melihat kekasihnya juga datang disana.

Muak dengan kejadian tak terduga ini, Kiyoomi akhirnya turun dan langsung berjalan mendekat tuk tampar wanita jalang ini. Dua bodyguard tak berguna yang badannya terlihat besar itu tak bisa apa apa selain berdiri tegak dengan otok lembek mereka. Kiyoomi meninju mereka hingga jatuh.

Setelahnya terdengar suara tamparan di wajah yang keras. Nyonya Komori benar benar tekejut, ia pun langsung mendekat ke arah Kiyoomi tuk tarik pria itu dari sana dan tak menanggapi masalah ini lebih jauh.

“ dengar jalang... datang sekali lagi kehadapan ku, ku hancurkan wajah jelek mu sampai bahkan operasi plastik pun akan membuat wajahmu semakin lebih buruk. cam kan itu dalam kepala mu, katakan pada orang tua tolol itu, untuk juga tak menunjukkan wajahnya di depan ku sampai mati. “

Angin berhembus dingin, membuat kata kata Kiyoomi terdengar seperti mengandung pisau tajam yang membuat bulu kuduk berdiri tegak. Rasa takut menghinggapi, dengan buru buru wanita busuk itu masuk ke mobilnya kembali.

•••

Setelah kejadian tak mengenakkan tadi Kiyoomi agak lebih banyak diam. Di motor Atsumu mencoba untuk tak membebani Kiyoomi dengan banyak pertanyaan. Ia mengeratkan pelukanya dan menempel lebih erat, mencoba membuat kepala Kiyoomi agak lebih rileks ia memberikan elusan ringan di perut pria itu.

Tiba tiba motor Kiyoomi berheti di tengah jalan. Pria itu kemudian turun dan membiarkan Atsumu tetap duduk di motor. Kiyoomi kemudian menarik sebuah penutup mata, memberikan arahan pada Atsumu lalu memakaikannya dengan perlahan pada Atsumu.

“ omi? ” tiba tiba Atsumu merasa takut.

“ sebentar ya, aku mau kasih suprise jadi kamu gini dulu. Bentar doang kok, kita udah deket lagi soalnya. ” pria itu mencona menjelaskan dengan sangat lembut tak lupa berikan elusan sayang ketika mereka menautkan jari mereka bersama.

Atsumu tak bisa melihat apapun dengan kain hitam ini. Motor Kiyoomi kembali berjalan. Karena matanya di tutup Atsumu merasa lebih sensitif dan takut tak terkendali. Nafasnya agak berantakan, namun ia masih terus mencoba untuk tenang meskipun sangat sangat sulit baginya.

Tak lama berjalan, motor Kiyoomi kembali berhenti. Pria itu turun duluan sebelum melepas helm nya dan menurunkan Atsumu dari motor perlahan. Mereka berjalan bersama dimana Kiyoomi dengan tenang membawanya.

Mereka berhenti, Kiyoomi berjalan ke belakangnya lalu tangan besarnya bergerak tuk buka penutup mata Atsumu. Pada dasarnya penglihatan Atsumu sudah agak memburuk, saat penutup matanua dibuka yang ia lihat adalah penglihatannya yang kabur sedemikian rupa.

Ia mengedipkan matanya berkali kali, mencoba meraih penglihatan nya kembali meskipun sulit. Hingga perlahan lahan mulai menjadi jelas. Mereka berdiri di sebuah ruangan minimalis dengan meja meja di beberapa tempat. Lampu lampu temaram dan putih terang dengan elok menghiasi ruangan di malam hari. Ada steling steling bersih dan tertata di tengah tengah, sangat indah.

Ia menoleh ke belakang dimana Kiyoomi berada. Namun saat menoleh, mata nya langsung membola kaget.

Kiyoomi berlutut dengan sebuah kotak cincin di tangannya. Kiyoomi tersenyum sangat manis san bahagia. Tanpa sadar setetes air mata jatuh melewati pipinya. Ia ingin lari, namun kakinya serasa dipaku erat sampai tak mampu pergi kemana mana.

“ Atsumu.. I have something to say, forgive me for saying it so late but Atsumu... I love you— love you so much! Aku tau untuk ini kita masih harus nunggu waktu tapi— Atsumu, would you accept this at this time? after that let's endure until the end. Semua janji ku, janji kita, ayo kita hadapi sama sama sampai maut memisahkan. Aku cinta kamu Atsumu.... will you marry me? “

#HOLD ME TIGHT

.8.


Hujan masih turun rintik rintik, menimpa indahnya sakura di musim semi yang terselubung indah di pagi hari. Indahnya matahari tak terlihat pagi ini. Bersama angin yang bersiur, suhu turun lebih dingin dari hari kemarin. Etensitas larut bersama tanah membawa aroma musim semi dan hujan yang kelabu.

Tak banyak kaki bertapak, semua manusia tampaknya malas meski hanya untuk bangun dari kasur di hari yang syahdu ini. Namun dunia tak berjalan sesuai keinginan, setidaknya tetap harus berjalan dalam nestapa, melewati seruan hina yang menjadi penyakit di teliga dan menusuk paru paru dari udara yang pengap.

Berbarin di tempat tidur, dua insan yang sedang memahami nasib tak seiras dalam kehidupan. Rasa cinta meluap, menghangatkan setiap pelukan. Menuai kebahagiaan kecil, namun membahagiakan seumur hidup. Tidur di bawah senyapnya pagi, kicau burung pun berlari entah kemana. Tak ada yang menganggu sebab di balik mimpi, dunia hanya milik mereka berdua yang manis.

Terbuka mata legam, pandangi sang terkasih di pagi yang baginya indah ini. Suhu dingin mendekap lirih, pelukan hangat terbagi atas dua insan dimana satunya masih setia berada dalam mimpi semu nya sendiri.

Tersenyum indah terpampang manis di wajahnya. Terulur tangan bermain pada anak rambut pirang sang terkasih. Mendekatkan bibirnya, kemudian cium dengan sayang di kening hingha si cantik sedikir terganggu dalam tidurnya.

Perlahan ia bangkit dari tidurnya. Berjalan menuju dapur tuk dapatkan air putih dan membuka jendela yang dimana langit hari ini masih terasa suram. Tangannya dengan cekatan mengambil peralatan memasak untuk sarapan pagi kekasihnya yang masih tidur.

Memasak sama sekali bukan keahliannya, namun demi si cantik ia rela meski harus terus menerus melihat tutorial membuat sandwich mudah di youtube. Bubur nya kemarin tinggal sedikit, ia panaskan sebentar untuk dimakan nya sendiri.

Selesai membuat sandwich ala kadarnya, mencuci piring yang juga dulunya tak pernah ia kerjakan pun sekarang ia lakukan dengan sukarela. Mengerti akan roda dalam hidup. Ia yang dulu tak pernah pergi ke dapur, saat ini ada di dapur. Ia yang dulu tak pernah bahkan hanya membersihkan kamarnua sendiri, sekarang harus membersihkan rusun mereka sendiri.

Atsumu tak kunjung bangun, melirik jam tak sangka sudah pukul setengah sepuluh. Hari ini tak pergi bekerja, karena ia masih diberikan waktu cuti seminggu oleh bos nya yang baik hati mau mengerti keadaannya.

Selesai berberes, ia pergi membersihkan tubuhnya yang sudah berkeringat karena habis bersih bersih. Ketika selesai mandi, Atsumu akhirnya bangun dan sudah duduk menyandar ke dinding.

“ maaf.. jadi kamu yang harus ngerjain semua, hari ini terakhir aku janji. ” ujarnya pelan masih setengah mengantuk.

Ia mendekat, duduk lagi di samping Atsumu, menarik selimut mereka hingga ke paha lalu bergerak mengambil nampan yang sudah ada di atasnya sandwich ala kadarnya dan bubur yang sudah di panaskan.

“ sarapan dulu, abis ini kita mandi. ” ujarnya lembut.

Atsumu tersenyum, mencium pipinya singkat kemudian mengambil sandwich nya dan memakannya dengan khidmat. Tak ada keluhan, Atsumu memakannya sampai habis membuatnya lega.

“ enak! besok tsumu yang buat sarapan spesial buat omi! ” ujarnya semangat.

Ia menatap lembut pada pria di sampingnya itu. Menciumnya sayang di kening, lalu berikan gesekan kening sampai membuat Atsumu tertawa kecil karena merasa geli.

“ Hari ini aku ada urusan diluar sebentar. Nanti bibi akane kesini, kamu sama dia dulu ya. ” ujarnya.

Atsumu terlihat tidak terima, namun hanua mengangguk tuk menimpali informasinya. Sangat menggemaskan di mata Sakusa. Andai ia seorang berotak kosong yang tak bisa menahan nafsunya pasti sudah lama Atsumu habis di tangannya.

Pagi itu berlalu dengan cerita cerita kecil, dimana itu menjadi penghiburan bagi keduanya. Mengikuti arus takdir, keduanya sama sama mencoba untuk terus saling menguatkan satu sama lain.

•••

Muak dengan ayahnya yang semakin menjadi gila setiap harinya. Hari ini ia memutuskan untuk mengakhiri ini semua dalam satu tendangan langsung pada keluarga Sakusa.

Tak banyak yang mengetahui selain para petinggi dan ayah nya sendiri, tentang surat wasiat yang Kakeknya— Sakusa Iguro sempat tulis sebelum mati. Semuanya miliknya, ayahnya tidak memiliki apapun sejak awal dari sebanyak itu harta milik keluarga Sakusa.

Dengan stelan jas formal, untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama ia memijakkan kakinya di Sakusa Co. Pandangan mata tertuju padanya, bawahan bawahan itu dengan hormat menunduk padanya yang acuh dan tak peduli.

Ia merindukan Atsumu, ingin segera selesaikan semua ini dan pulang ke rumah untuk menghabiskan waktunya dengan Atsumu. Menunggunya dirumah, tadi pria itu bilang ingin makan mochi strawberry paling laris di tengah kota tokyo dan ia sudah berjanji akan membawa itu pulang ke rumah.

“ selamat datang tuan muda, seluruh petinggi sudah menunggu anda. ” ujar hormat perempuan dengan belahan seksi yang ia ketahui sekertaris ayah nya.

Ia tak memperdulikannya, dengan cepat membuka pintu. Di dalam ruangan semua mata tertuju padanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali, berbeda dengan ayah tolol nya yang saat ini memasang wajah takut takut di kursinya.

Ia duduk di kursinya tanpa takut. Menilai beberapa berkas sampah, melihat nya sebentar saja sudah membuatnya muak. Tak lama lagi perusahaan ini akan benar benar akan jatuh jika tak benar benar ia perbaiki.

“ Kiyoomi— “

“ Tak perlu berbasa-basi, saya kesini hanya untuk melepas semua yang berhubungan dengan keluarga Sakusa. Ukai-san.. “

Pria bernama Ukai itu mendekat memberikan amplop coklat padanya. Setelah di tangannya ia dengan kasar melemparkan amplop coklat itu ke arah presentator yang terlihat takut ketika ia melakukannya.

“ Baca. ” suaranya dingin.

Pria itu membuka amplop nya perlahan, kemudian mulai membaca isinya dengan seksama. Setiap kata kata yang keluar dari mulutnya, terasa bagaikan sebuah sambaran petir bagi petinggi petinggi perusahaan dan ayahnya sendiri. Hingga akhirnya selesai membaca, presentator itu mundur dalam diam.

“ Semua keputusan ada di tangan ku secara mutlak. Ada yang ingin membantah? berdiri, dan mari dan kita bicara. ” ujarnya kemudian.

“ Kiyoomi... kamu tidak bisa begini.. “

“ kenapa tidak? ” sanggahnya sebelum orang itu selesai bicara.

“ Tuan muda Kiyoomi, ini akan merugikan perusahaan. “

“ Aku peduli? ” timpalnya santai.

Seseorang menggebrak meja dengan keras. Ia melirik orang itu dan temukan ternyata ayah konyolnya sudah memerah marah di wajahnya.

“ Kau!.. kau!.. KAU ANAK TAK TAU DI UNTUNG! ” dia berteriak.

“ lalu? “

Jawabannya yang santai membuat orang orang disana semakin merasa tak nyaman. Bocah ini sudah tumbuh melebihi perkiraan mereka. Tak ada yang mengira anak pendiam ini bisa menjadi orang sekejam ini sekarang.

“ saya hanya menarik hak milik mama ku di perusahaan ini, tak ada yang lain. Kalian ingin memperebutkan sisanya setelah ini, terserah kalian saya tidak peduli. ” ujarnya santai.

“ kau menarik tujuh puluh persen! ” ayahnya kembali berteriak.

“ terus? itu apa yang telah anda ambil darinya, dan sisanya milik keluarga Sakusa. Saya tidak peduli dengan bagaimana kalian akan mengancurkan tiga puluh persen nya, silahkan pikirkan sendiri. ” timpalnya malas.

“ Aku yang mengurus perusahaan hingga sebesar ini! kau— kau– kau anak kurang ajar! ” kemarahannya semakin tak terbendung.

“ aku anak kurang aja? lalu kau adalah yang nomor satu dari kurang ajar itu. tutup mulut bau tai babi mu dan terima semua yang kau capai dari awal. Mama memberikan semua aset keluarga Komori padamu, namun kau dengan tolol menghancurkan enam puluh persen saham sehingga mama harus mengembalikan semuanya sedemikian rupa. KAU YANG KURANG AJAR TAK BERTERIMA KASIH!! ” akhirnya ia ikut tersulut marah.

“ Tuan muda— “

“ KAU MEMBUNUH MAMA KU! MEMBUNUH ISTRI MU SENDIRI DEMI WANITA YANG KAU PUNGUT DARI TONG SAMPAH! BERANI KAU MEMARAHI KU HAH?! BERANI KAU MASIH MENYEBUTKU ANAK MU SIALAN! KAU PANTAS MATI DENGAN CARA PALING KEJAM! AKAN KUBUKTIKAN SEMUANYA DAN AKAN KU BAWA ITU DI MASA DEPAN. KETIKA SUDAH SAATNYA TIBA, BAHKAN DENGAN SEPULUH PELURU RUDAL DI TUBUH MU TAKKAN CUKUP UNTUK KU MENYIKSAMU! “

“ tuan muda kiyoomi— tolong jangan menjadi lebih implusif, semua bisa dibicarakan baik baik ok? bisakah anda memberitahu kami kemana akan anda bawa tujuh puluh persen saham itu? ” tanya paman kedua yang masih mencoba tenang.

“ bukan urusan mu, apa yang ingin kulakukan adalah urusan ku sendiri. Apakah akan ku berikan kembali ke keluarga Komori, atau ku jadikan modal milik ku sendiri, itu bukan urusan pantat mu. ” jawabnya dingin.

“ tak ada yang namanya bicara baik baik. Mama meninggal, namun kalian semua malah menyalahkannya waktu itu. Mama ku diam selama ini kalian jahat padanya, dan kalian dengan tanpa tau malu malah semakin merajalela terhadapnya! Kalian semua bajingan kurang ajar pantas mati! ” ia bergetar ketika berbicara.

Mengingat bagaimana mama nya menangis tersedu sedu di malam hari atas perlakuan suami dan keluarga suaminya. Tak ada yang menyayanginya sebagai menantu perempuan, namun mama nya dengan keras kepala bertahan demi dirinya yang saat itu masih kecil.

“ Biarkan dia! Biarkan dia mengambil saham itu, tapi mulai sekarang kau bukan lagi bagian dari keluarga ini! Lepas nama Sakusa mu! Kau bukan anak ku lagi! ” ayahnya berbicara tanpa instruksi petinggi lain.

Ia tertawa keras, terdegar jahat sampai semuanya tak bisa berkata kata.

“ kau mengancam ku tua bangka? ugh takut... hahahaha! “

“ Pemimpin kedua! ” paman ketiganya meneriaki ayahnya yang bertindak tak tau untung.

“ melepaskan nama Sakusa? Hahahaha.. apa kau pikir itu hal yang sulit? dengan senang hati bagiku untuk keluar dari keluarga tai babi ini. “

Benar benar petir sedang menyambar nyambar di wajah semua orang dalam ruangan. Hari itu, dengan lantang Sakusa Kiyoomi akhirnya keluar dari penjaranya sejak ia kecil.

#HOLD ME TIGHT

.8.


Hujan masih turun rintik rintik, menimpa indahnya sakura di musim semi yang terselubung indah di pagi hari. Indahnya matahari tak terlihat pagi ini. Bersama angin yang bersiur, suhu turun lebih dingin dari hari kemarin. Etensitas larut bersama tanah membawa aroma musim semi dan hujan yang kelabu.

Tak banyak kaki bertapak, semua manusia tampaknya malas meski hanya untuk bangun dari kasur di hari yang syahdu ini. Namun dunia tak berjalan sesuai keinginan, setidaknya tetap harus berjalan dalam nestapa, melewati seruan hina yang menjadi penyakit di teliga dan menusuk paru paru dari udara yang pengap.

Berbarin di tempat tidur, dua insan yang sedang memahami nasib tak seiras dalam kehidupan. Rasa cinta meluap, menghangatkan setiap pelukan. Menuai kebahagiaan kecil, namun membahagiakan seumur hidup. Tidur di bawah senyapnya pagi, kicau burung pun berlari entah kemana. Tak ada yang menganggu sebab di balik mimpi, dunia hanya milik mereka berdua yang manis.

Terbuka mata legam, pandangi sang terkasih di pagi yang baginya indah ini. Suhu dingin mendekap lirih, pelukan hangat terbagi atas dua insan dimana satunya masih setia berada dalam mimpi semu nya sendiri.

Tersenyum indah terpampang manis di wajahnya. Terulur tangan bermain pada anak rambut pirang sang terkasih. Mendekatkan bibirnya, kemudian cium dengan sayang di kening hingha si cantik sedikir terganggu dalam tidurnya.

Perlahan ia bangkit dari tidurnya. Berjalan menuju dapur tuk dapatkan air putih dan membuka jendela yang dimana langit hari ini masih terasa suram. Tangannya dengan cekatan mengambil peralatan memasak untuk sarapan pagi kekasihnya yang masih tidur.

Memasak sama sekali bukan keahliannya, namun demi si cantik ia rela meski harus terus menerus melihat tutorial membuat sandwich mudah di youtube. Bubur nya kemarin tinggal sedikit, ia panaskan sebentar untuk dimakan nya sendiri.

Selesai membuat sandwich ala kadarnya, mencuci piring yang juga dulunya tak pernah ia kerjakan pun sekarang ia lakukan dengan sukarela. Mengerti akan roda dalam hidup. Ia yang dulu tak pernah pergi ke dapur, saat ini ada di dapur. Ia yang dulu tak pernah bahkan hanya membersihkan kamarnua sendiri, sekarang harus membersihkan rusun mereka sendiri.

Atsumu tak kunjung bangun, melirik jam tak sangka sudah pukul setengah sepuluh. Hari ini tak pergi bekerja, karena ia masih diberikan waktu cuti seminggu oleh bos nya yang baik hati mau mengerti keadaannya.

Selesai berberes, ia pergi membersihkan tubuhnya yang sudah berkeringat karena habis bersih bersih. Ketika selesai mandi, Atsumu akhirnya bangun dan sudah duduk menyandar ke dinding.

“ maaf.. jadi kamu yang harus ngerjain semua, hari ini terakhir aku janji. ” ujarnya pelan masih setengah mengantuk.

Ia mendekat, duduk lagi di samping Atsumu, menarik selimut mereka hingga ke paha lalu bergerak mengambil nampan yang sudah ada di atasnya sandwich ala kadarnya dan bubur yang sudah di panaskan.

“ sarapan dulu, abis ini kita mandi. ” ujarnya lembut.

Atsumu tersenyum, mencium pipinya singkat kemudian mengambil sandwich nya dan memakannya dengan khidmat. Tak ada keluhan, Atsumu memakannya sampai habis membuatnya lega.

“ enak! besok tsumu yang buat sarapan spesial buat omi! ” ujarnya semangat.

Ia menatap lembut pada pria di sampingnya itu. Menciumnya sayang di kening, lalu berikan gesekan kening sampai membuat Atsumu tertawa kecil karena merasa geli.

“ Hari ini aku ada urusan diluar sebentar. Nanti bibi akane kesini, kamu sama dia dulu ya. ” ujarnya.

Atsumu terlihat tidak terima, namun hanua mengangguk tuk menimpali informasinya. Sangat menggemaskan di mata Sakusa. Andai ia seorang berotak kosong yang tak bisa menahan nafsunya pasti sudah lama Atsumu habis di tangannya.

Pagi itu berlalu dengan cerita cerita kecil, dimana itu menjadi penghiburan bagi keduanya. Mengikuti arus takdir, keduanya sama sama mencoba untuk terus saling menguatkan satu sama lain.

•••

Muak dengan ayahnya yang semakin menjadi gila setiap harinya. Hari ini ia memutuskan untuk mengakhiri ini semua dalam satu tendangan langsung pada keluarga Sakusa.

Tak banyak yang mengetahui selain para petinggi dan ayah nya sendiri, tentang surat wasiat yang Kakeknya— Sakusa Iguro sempat tulis sebelum mati. Semuanya miliknya, ayahnya tidak memiliki apapun sejak awal dari sebanyak itu harta milik keluarga Sakusa.

Dengan stelan jas formal, untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama ia memijakkan kakinya di Sakusa Co. Pandangan mata tertuju padanya, bawahan bawahan itu dengan hormat menunduk padanya yang acuh dan tak peduli.

Ia merindukan Atsumu, ingin segera selesaikan semua ini dan pulang ke rumah untuk menghabiskan waktunya dengan Atsumu. Menunggunya dirumah, tadi pria itu bilang ingin makan mochi strawberry paling laris di tengah kota tokyo dan ia sudah berjanji akan membawa itu pulang ke rumah.

“ selamat datang tuan muda, seluruh petinggi sudah menunggu anda. ” ujar hormat perempuan dengan belahan seksi yang ia ketahui sekertaris ayah nya.

Ia tak memperdulikannya, dengan cepat membuka pintu. Di dalam ruangan semua mata tertuju padanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali, berbeda dengan ayah tolol nya yang saat ini memasang wajah takut takut di kursinya.

Ia duduk di kursinya tanpa takut. Menilai beberapa berkas sampah, melihat nya sebentar saja sudah membuatnya muak. Tak lama lagi perusahaan ini akan benar benar akan jatuh jika tak benar benar ia perbaiki.

“ Kiyoomi— “

“ Tak perlu berbasa-basi, saya kesini hanya untuk melepas semua yang berhubungan dengan keluarga Sakusa. Ukai-san.. “

Pria bernama Ukai itu mendekat memberikan amplop coklat padanya. Setelah di tangannya ia dengan kasar melemparkan amplop coklat itu ke arah presentator yang terlihat takut ketika ia melakukannya.

“ Baca. ” suaranya dingin.

Pria itu membuka amplop nya perlahan, kemudian mulai membaca isinya dengan seksama. Setiap kata kata yang keluar dari mulutnya, terasa bagaikan sebuah sambaran petir bagi petinggi petinggi perusahaan dan ayahnya sendiri. Hingga akhirnya selesai membaca, presentator itu mundur dalam diam.

“ Semua keputusan ada di tangan ku secara mutlak. Ada yang ingin membantah? berdiri, dan mari dan kita bicara. ” ujarnya kemudian.

“ Kiyoomi... kamu tidak bisa begini.. “

“ kenapa tidak? ” sanggahnya sebelum orang itu selesai bicara.

“ Tuan muda Kiyoomi, ini akan merugikan perusahaan. “

“ Aku peduli? ” timpalnya santai.

Seseorang menggebrak meja dengan keras. Ia melirik orang itu dan temukan ternyata ayah konyolnya sudah memerah marah di wajahnya.

“ Kau!.. kau!.. KAU ANAK TAK TAU DI UNTUNG! ” dia berteriak.

“ lalu? “

Jawabannya yang santai membuat orang orang disana semakin merasa tak nyaman. Bocah ini sudah tumbuh melebihi perkiraan mereka. Tak ada yang mengira anak pendiam ini bisa menjadi orang sekejam ini sekarang.

“ saya hanya menarik hak milik mama ku di perusahaan ini, tak ada yang lain. Kalian ingin memperebutkan sisanya setelah ini, terserah kalian saya tidak peduli. ” ujarnya santai.

“ kau menarik tujuh puluh persen! ” ayahnya kembali berteriak.

“ terus? itu apa yang telah anda ambil darinya, dan sisanya milik keluarga Sakusa. Saya tidak peduli dengan bagaimana kalian akan mengancurkan tiga puluh persen nya, silahkan pikirkan sendiri. ” timpalnya malas.

“ Aku yang mengurus perusahaan hingga sebesar ini! kau— kau– kau anak kurang ajar! ” kemarahannya semakin tak terbendung.

“ aku anak kurang aja? lalu kau adalah yang nomor satu dari kurang ajar itu. tutup mulut bau tai babi mu dan terima semua yang kau capai dari awal. Mama memberikan semua aset keluarga Komori padamu, namun kau dengan tolol menghancurkan enam puluh persen saham sehingga mama harus mengembalikan semuanya sedemikian rupa. KAU YANG KURANG AJAR TAK BERTERIMA KASIH!! ” akhirnya ia ikut tersulut marah.

“ Tuan muda— “

“ KAU MEMBUNUH MAMA KU! MEMBUNUH ISTRI MU SENDIRI DEMI WANITA YANG KAU PUNGUT DARI TONG SAMPAH! BERANI KAU MEMARAHI KU HAH?! BERANI KAU MASIH MENYEBUTKU ANAK MU SIALAN! KAU PANTAS MATI DENGAN CARA PALING KEJAM! AKAN KUBUKTIKAN SEMUANYA DAN AKAN KU BAWA ITU DI MASA DEPAN. KETIKA SUDAH SAATNYA TIBA, BAHKAN DENGAN SEPULUH PELURU RUDAL DI TUBUH MU TAKKAN CUKUP UNTUK KU MENYIKSAMU! “

“ tuan muda kiyoomi— tolong jangan menjadi lebih implusif, semua bisa dibicarakan baik baik ok? bisakah anda memberitahu kami kemana akan anda bawa tujuh puluh persen saham itu? ” tanya paman kedua yang masih mencoba tenang.

“ bukan urusan mu, apa yang ingin kulakukan adalah urusan ku sendiri. Apakah akan ku berikan kembali ke keluarga Komori, atau ku jadikan modal milik ku sendiri, itu bukan urusan pantat mu. ” jawabnya dingin.

“ tak ada yang namanya bicara baik baik. Mama meninggal, namun kalian semua malah menyalahkannya waktu itu. Mama ku diam selama ini kalian jahat padanya, dan kalian dengan tanpa tau malu malah semakin merajalela terhadapnya! Kalian semua bajingan kurang ajar pantas mati! ” ia bergetar ketika berbicara.

Mengingat bagaimana mama nya menangis tersedu sedu di malam hari atas perlakuan suami dan keluarga suaminya. Tak ada yang menyayanginya sebagai menantu perempuan, namun mama nya dengan keras kepala bertahan demi dirinya yang saat itu masih kecil.

“ Biarkan dia! Biarkan dia mengambil saham itu, tapi mulai sekarang kau bukan lagi bagian dari keluarga ini! Lepas nama Sakusa mu! Kau bukan anak ku lagi! ” ayahnya berbicara tanpa instruksi petinggi lain.

Ia tertawa keras, terdegar jahat sampai semuanya tak bisa berkata kata.

“ kau mengancam ku tua bangka? ugh takut... hahahaha! “

“ Pemimpin kedua! ” paman ketiganya meneriaki ayahnya yang bertindak tak tau untung.

“ melepaskan nama Sakusa? Hahahaha.. apa kau pikir itu hal yang sulit? dengan senang hati bagiku untuk keluar dari keluarga tai babi ini. “

Benar benar petir sedang menyambar nyambar di wajah semua orang dalam ruangan. Hari itu, dengan lantang Sakusa Kiyoomi akhirnya keluar dari penjaranya sejak ia kecil.

#HOLD ME TIGHT

.7.


“ ada apa? ” suara serak itu menyadarkan nya kembali ke dunia nyata yang pahit.

Ia tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan emosi yang selama ini menjadi keahlian terbesarnya. Mengambil kembali mangkuk makan Osamu yang sudah hampir habis.

“ ada orang iseng, ayo makan terakhir ni... ” jawabnya pura pura acuh sementara jantungnya berdegun kencang karena marah dan takut.

Osamu diam, menerima makanan yang di suapkan padanya tanpa banyak kata. Menatap sedih ke arah kakak laki lakinya yang selama ini berjuang untuk hidupnya setiap hari.

Merasa perih karena tak sanggup lakukan apapun tuk membantu. Sejak kematian kedua orang tua mereka, Atsumu berjuang sendirian di tengah rasa lapar dan sedih yang menguar setiap harinya. Kalau punya kue satu bungkus maka Atsumu selalu lebih memilih agar Osamu saja yang memakannya, sementara dia sendiri akan kelaparan sampai perutnya berbunyi terus menerus.

Tak pernah lelah berbohong atas senyumannya, Atsumu selalu berusaha menyembunyikan segala rasa sakitnya dari siapapun tanpa peduli apa. Namun akhir akhir ini, sejak Sakusa Kiyoomi datang ke rumah dan tinggal di rusun bobrok dan kecil mereka— Atsumu perlahan mulai tersenyum lebih cerah dan itu bukan senyuman palsu yang seperti sering di tampilkannya pada publik.

Osamu merasa senang karenanya. Sakus juga terlihat tulus dan baik pada Atsumu yang lumayan naif. Pria itu kadang kadang tak ragu mebantu nya juga, membuat keadaan canggung sedikit teratasi.

Tadi ia mendengar Atsumu yang bercerita tentang pesanan kue kue buatannya yang meningkat karena Sakusa juga membantunya. Ia juga merasa sangat senang. Atsumu berkata tentang pengobatannya yang akan semakin baik kedepannya karena untung hari ini saja sudah bisa membeli beberapa jenis obat yang harus Osamu konsumsi setiap hari.

Itu membuatnya sedih dan terharu. Ia ingin Atsumu seharusnya tak begitu memikirkan pengobatannya. Karena sesungguhnya— ia sudah siap untuk pergi. Dulu ia bertahan dari segala rasa sakit dan diam, karena selama ini ia merasa hanya menjadi beban Atsumu dan tak pernah memberikan apa apa padanya. Jadi dulu ia selalu berfikir untuk bertahan, setidaknya sampai Atsumu bisa menemukan seseorang yang layak dan baik untuk hidupnya kedepannya.

Kemarin ia mengobrol sedikit dengan Sakusa. Ia bisa melihat dengan jelas kalau pria itu sangat tulus dalam mencintai kakak tersayangnya. Tatapan matanya lembut dan bercahaya, seolah olah bahkan hanya dengan membayangkan Atsumu di kepalanya dia akan jatuh cinta berkali kali lipat sampai mati.

Sakusa mengatakan tentang sebuah pemikiran yang membuatnya sangat terkejut ketika mendengarnya langsung. Hal itu membuatnya bahagia, ia bisa pergi dengan ikhas dan senang hati sekarang.

“ kak... ” suaranya pelan agak teredam dengan posisi nya yang saat ini sudah tertidur sehabis makan.

Atsumu tertegun. Sepanjang hidupnya, ini pertama kalinya bagi Osamu memanggilnya “kakak”. Ia menoleh dengan berat ke arah Osamu yang tersenyum cerah seperti segala sinar telah di serap kedalam senyumannya.

“ Sesekali pikirin dirimu sendiri. Jangan mikirin samu terus terusan, kakak... ibu sama ayah bangga banget sama kakak karena udah sekuat ini. Sakusa laki laki yang baik kan? kalian harus bahagia ya! jangan sedih sedih lagi... harus bahagia— “

Sebuah pelukan hangat melingkupi tubuhnya yang dingin. Air mata jatuh di bahu nya yang rapuh namun sangat kuat itu. Tak ada tawa, hanya rasa sedih dari keikhlasan yang menyatu.

“ samu bakal sembuh! nanti kita ke swiss sama sama kalo samu udah sembuh... kakak bakal berjuang ok? jangan pikirin hal hal yang lain, samu sembuh dulu ok? “

Jantungnya berdenyut nyeri, nafasnya tersenggal senggal, getaran suaranya tak teratasi. Ia ingin memperjuangkan hidup Osamu sekali lagi, bahkan sampai tetes terakhir darahnya ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk adik nya.

Osamu balas memeluknya, memberikan rasa sayang yang selama ini tak tersampaikan padanya. “ makasih kak— makasih banyak... di kehidupan selanjutnya samu mau jadi adek mu lagi. Samu bakal balas semuanya, jadi kakak bisa duduk tenang karena... karena samu bakal perjuangin kakak dan buat kakak bahagia seumur hidup... “

Terdiam ia cukup lama sebelum dengan senyuman ia berkata pedih; “ Sa—saku—sahh.. ja—ga... kak—kak... ku.... “

•••

“ Makan ya.. ” ia berujar lembut pada seseorang yang sejak tadi diam di ruanh tengah.

Kehilangan bukan sesuatu yang mudah bagi siapapun di dunia ini. Osamu di baringkan diam di kamarnya sendiri sejak tadi. Mereka tak bisa memanggil petugas pemakaman di malam hari, jadi hanya bisa tunggu sampai besok pagi.

Bibi Akane dan paman Noritoshi sedang dalam perjalanan setelah beberapa saat yang lalu Sakusa menelpon mereka mengabari tentang Osamu yang telah mengehembuskan nafas terakhirnya dengan damai.

Ia menggeleng pada ajakan Sakusa. Tetap duduk diam di sofa ruang tengah sempitnya, melirik lantai yang membuatnya semakin merasa sakit dan perih. Ini sudah pukul setengah 10, Sakusa sudah pulang sejak tadi namun tak mau menganggunya bicara dengan Osamu. Pria itu berdiri diam di depan kamar dengan sekotak donat yang dibelinya dari luar.

Pria itu tenang, namun tak memaksa Atsumu untuk terus menerima keadaan. Setelah menyelimuti Osamu yang tubuhnya semakin dingin, dia keluar untuk temui Atsumu yang masih hancur.

Tak ada kata kata semangat, hanya pelukan dan elusan elusan lembut ia berikan tuk tenangkan Atsumu. Menciumnya sesekali, memberikan kehangatan di tengah dinginnya malam.

Musim semi sudah tiba, Sakura indah bermekaran tanda sebentar lagi akam ada festival kembang api. Lagi lagi ia ditinggalkan di musim semi. Orang tuanya pergi di musim semi, dan sekarang Osamu pergi di musim semi.

Ia terisak lagi. Bersedih akan hidupnya yang selalu saja ditinggalkan orang orang yang dicintainya. “ Aku... gak punya.. siapa siapa lagi.. ” nafasnya berat ia bahkan tak sanggup lagi untuk berbicara banyak.

Berpikir tentang banyak waktu yang akan mereka habiskan bersama di masa depan. Saling menyokong satu sama lain, memberi nafas masing masing agar saling memguatkan. Tak pernah sekalipun ia anggap Osamu sebagai beban hidupnya. Ia sudah siap lalau harus merelakan pernikahannya agar bisa terus mengurus Osamu karena hanya Osamu yang ia punya.

Angin bersiur mengantar pedih, pucuk pepohonan menari gila di tengah malam yang syahdu dan semu. Sedari awal tak ada jalan perbaikan, hanya ada kenaifan tak berujung yang memperpanjang luka. Suara angin tiba tiba terasa menjengkelkan, ingin marah tapi sudah takdir yang berkata.

“ Aku disini.. “

“ Aku gak pergi, kita udah janji bakal ngelewatin ini semua sama sama. Kenapa bilang kamu gak punya siapa siapa lagi um?.. waktu itu kamu janji bakal jadi tempat ku pulang, sekarang aku yang janji bakal selalu jadi rumah mu sampai kita mati. Osamu kesakitan dari lama, gak baik kalau ditangisin terus yang ada malah buat dia makin sakit. Atsumu yang Osamu mau adalah Atsumu yang bahagia sampai akhir hayat hidupnya, bukan Atsumu yang nangisin segala kemalangannya. Atsumu anak kuat.... kesayangan ku kuat, nangis puas puas sekarang tapi nanti gak boleh kayak gini terus. “

Suara Sakusa mengalun begitu lembut, berikan rasa nyaman di hati nya yang sakit. Ia melepaskan pelukan Sakusa, meletakkan jemarinya di wajah tampan Sakusa, memandangnya dengan pandangar kabur sebab matanya berair.

Ia mencintai pria ini sungguh... tak punya lagi siapa siapa di hidupnya, hanya memiliki pria ini di hidupnya mulai sekarang. Ia meraba raba wajah Sakusa, menekan kata kata di otaknya bahwa selamanya pria ini akan menjadi miliknya.

“ Osamu... dia udah pergi. janji mu bakal ku ingat sampai mati.. ” ucapnya dengan sesegukan.

Sakusa memandangnya serius, bergerak mengarahkan tangan Atsumu ke dadanya sendiri kemudian berkata; ” ambil jantungku kalau aku bohong di masa depan. Aku akan mati di masa depan, dan kematian itu harus diambil langsung darimu kalau di masa depan aku ngelakuin sesuatu yang gak seharusnya. “

Pada malam itu janji terikat dalam ikatan simpul yang terlalu kuat hingga berdarah. Semua siulan angin menjadi saksi, ditemani bulan yang bersinar terang di tempatnya. Menjadikan sebuah keabadian cinta datang sekali lagi, diam diam bersembunyi menjaga ikrar, menjaga kehidupan.

#HOLD ME TIGHT

.6.


Biasanya lebih mudah baginya tuk ciptakan raut wajah, gelap tatapan wajah muram tak berujung, sendau gurau berisik sekitar tak mempan dapatkan tenang kala hati semakin semrawut. Busuk hati manusia tak bisa diprediksi, kata demi kata hanya pemanis, mereka yang tak mengerti selamanya takkan mengerti.

Tertawa riang angin berhembus pelan mendayuh, ombak ombak emosi teralihkam dalam suasana panas marah. Seliur angin membawa lamunan, kadang memori terputar mambawa racun dalam hati yang sesak.

Bukan kata kata sabar yang ingin di dengar, bukan saling mengejek yang ingin ia lakukan, tapi sebuah bahu tuk bersandar.. hanya itu.

“ angin nya enak.. ” suara lembut itu menembus telinganya yang berdengung.

Ada senyum manis di wajahnya. Matanya yang bulat dan lucu memandangnya sendu. Bukan tatapan kasihan, hanya tatapan sendu yang berikan rasa nyaman.

“ maaf.. ” ujarnya tanpa maksud lebih.

“ Gak perlu minta maaf, kamu gak salah apa apa kenapa minta maaf? kalo mau cerita aku siap dengerin cerita mu, tapi kalo gak mau.. jangan paksa ok? aku disini sama kamu. “

Tak hanya dirinya yang rasakan pedih. Simpan dendam, menabur kemarahan bukan hal yang tabu tuk dilakukam setiap saat. Matahari bersinar tinggi, hangat terasa angin bersiur siur. Pohon menari nari temani hari yang kalbu. Bunga bunga musim panas indah terlihat sejuk kan mata.

“ Mama— dia meninggal sembilan tahun yang lalu. “

Atsumu duduk lebih dekat ke arah Sakusa yang berbicara sambil menunduk melihat tanah. Senyum jahil nya hilang sejak mereka sampai ke tempat ini. Tak banyak bicara, Sakusa hanya bilang ingin menenangkan pikiran sejenak sebelum akan mengantarnya pulang dan setelahnya pria itu akan berangkat bekerja.

“ Papa sama mama dijodohkan, gak pernah sedikitpun papa punya rasa ke mama.. bahkan rasa terimakasih pun gak ada sama sekali. ” ia menghela nafas berat sebelum melanjutkan.

“ Mama orang yang sabar, jadi dia selalu bisa menoleransi tindakan papa yang bajingan. Mama tau selama pernikahan mereka, sebenarnya papa udah nyembunyiin perempuan lain di luar. Itu perempuan yang mau dinikahinya secara sah sekarang. Mama gak pernah marah, tapi mama sering nangis kalo lagi duduk di halaman belakang. Dulu pas masih kecil, ku kira mama dipukul sama papa sampai nangis gitu— ternyata bukan... “

Air matanya menetes ringan basahi pipinya. Ada rasa sakit tersendiri ketika mendengar suara Sakusa yang sepanjang cerita semakin bergetar, tanda pria itu menahan tangis dari waktu ke waktu.

“ Waktu itu.. mama bilang mau pergi ke rumah bibi komori buat ambil pesenan kue ulang tahun ku sebentar. Mama gak pernah pergi kemana mana sendiri, selalu nya pakai supir, tapi waktu itu papa bilang butuh supir mama jadi mau gak mau mama harus nyetir sendiri. Aku nungguin mama pulang, tapi sampai malam mama gak pulang pulang. Jam 9 malam, nenek dari Papa datang dan langsung meluk aku waktu itu. Aku masih anak anak, gak ngerti situasi tapi besok pagi nya aku tau... mama udah gak ada. “

Sakusa berhenti bicara. Atsumu bergerak lebih mendekat, mengelus bahu bergetar Sakusa mencoba memberikan perasaan hangat. Tak ada orang lain yang akan peduli tangisnya akan sepecah apa, namun Atsumu akan peduli sampai mati. Mendengar mulut yang biasanya memberikan godaan padanya bergetar menahan tangis adalah hal yang sangat menyakitkan baginya.

Ia ingin memeluk Salkusa, memberitahu pada pria itu bahwa ia masih disana dan tak akan meninggalkannya. Namun kesadarannya masih penuh, ia tak ingin gegabah dan membuat Sakusa malah tidak nyaman dengan perlakuannya.

“ Pas umur 12 tahun.. aku tau kalau yang bunuh mama adalah pelacur sialan dan— papaku sendiri. Papa mau nikahin dia, tapi mama gak mau di poligami. Mereka sekongkol untuk bunuh mama. Mobil yang mama bawa waktu itu udah gak layak jalan, papa sengaja kasih mobil yang gak pernah di rawat untuk di pakai mama waktu itu. Rem nya blong... mama mau ngehindari truk besar yang waktu itu kebetulan lewat disana, tapi karena mesin mesin nya udah bobrok alhasil mama cuma bisa ngehindar ke pembatas jalan. Mama gak meninggal di tempat waktu itu. Papa yang tau mama gak meninggal di saat kejadian, minta lacur itu datang ke rumah sakit dan bekap pernapasan mama sampai mama meninggal. Kejadian nya terlalu cepat, mereka ngilangin bukti cctv ruangan mama koma waktu itu. ” ia menarik nafas dalam dalam, tak tahan ia semakin membungkuk dengan telapak tangan penuh menutupi wajah tampan nya.

“ Keluarga mama nyoba untuk membawa ini semua ke jalur hukum, tapi keluarga ayah yang gak tau terimakasih itu malah nyerang balik keluarga mama. Semua kasus nya di tutup gitu aja, gak ada yang mengingat lagi kecuali beberapa orang yang belum bisa terima. Nenek sama Kakek nyoba untuk bujuk keluarga mama biar semuanya bisa diselesaikan baik baik, mereka nyoba untuk minta maaf, tapi tiba tiba mereka mati gitu aja. Nenek keracunan, kakek jatuh di kamar mandi. Gak ada yang berani ungkit ini sama sekali, semuanya diam. Keluarga Sakusa bungkam karena terlalu takut. “

Atsumu terdiam lama. Tiba tiba ia rasakan perasaan takut ketika mendengar cerita Sakusa. Tak menyangka, sangking shock berat nya ia sampai terengah engah.

“ Keluarga mama mau untuk ngambil aku, tapi papa berjuang untuk dapetin hak asuh ku juga. Papa menang, dan selama sisa tahun selanjutnya aku jadi tahanan papa yang tiap hari makin jadi bajingan. Pelacur itu datang tanpa tau malu sesekali, itu bener bener buat muak. “

“ ada bukti? ” tiba tiba ia bertanya.

“ cctv hilang, gak ada bukti fisik tapi mereka lupa nyingkirin beberapa orang yang terlibat. Semuanya masih hidup, dan siap membantu kalau di butuhkan. Tapi polisi gak akan denger hanya dari pernyataan manusia, setidaknya harus ada satu atau dua bukti fisik yang bisa bawa mereka ke pengadilan. ” jawabnya pelan tak berdaya.

Kemarahan itu terasa bahkan tanpa dilihat dekat. Tak dipungkiri, rasa sakit itu merambat kian merambat kemanapun kala kebencian semakin membumbung. Tak ada yang ingin ditinggalkan, namun apa yang ingin Sakusa Kiyoomi perjuangkan bukanlah hal yang mudah. Orang tua nya sendiri lah yang melakukan nya. Jahat, sangat sangat jahat.

Entah kenapa rasa ingin memeluk pria ini semakin kuat ia rasa. Tangannya terulur lembut, menarik Sakusa yang punggungnya masih bergetar menangis kedalam pelukannya. Jemarinya dengan lembut memberikan elusam halus di rambut ikal legam Sakusa. Hanya ingin memberikan rasa nyaman, ketika hati semakin terasa pedih.

Memulai kembali tak sama dengan terlahir lebih dulu. Manusia ketika terjatuh baru tau bagaimana dia akan kembali, sebaliknya ketika mereka semakin tinggi mereka akan sombong dan tak tau arah. Kehidupan akan terus berputar sampai akhir, jam tak di perhitungkan, memilih yang baik untuk masa depan dan berpikiran maju adalah yang terbaik yang bisa dilakukan.

Ia ingin melindungi pria ini, meskipun tubuhnya selemah kertas. Ia ingin memberikan pria ini tempat bernaung, meskipun hanya rumah yang terbuat dari kardus. Ingin rasanya jadi sumber tawa pria ini, meskipun ia kaku seperti kawat besi.

“ kamu punya tempat pulang omi? “

Angin berhilir lembut menggerakkan sekitar. Hangat terasa hati tiba tiba berterbangan kupu kupu indah. Suara terasingkan, hanya jantung yang berdegub pilu yang mengantarkan perasaan suka cita dari muram nya hidup.

“ jawab aku.. ” lembut suaranya menyihir Sakusa yang akhirnya kembali pada ketenangannya.

Sakusa melepas pelukan Atsumu, memandang pria cantik dan manis ini lama sebelum akhirnya menggeleng ringan.

Atsumu meletakkan telapak tangannya di wajah tampan Sakusa, tersenyum manis ia perlahan mendekat tuk kecup bibir Sakusa.

“then I'm your home from now on... “

#HOLD ME TIGHT

.5.


Riuh menyenangkan terdengar di kantin yang penuh sesak akan manusia kelaparan di istirahat pertama yang terasa manis sebab hujan diluar. Tak ada yang berisik beelebihan, hanya candaan dan obrolan ringan yang mencoba untuk menyudahi rasa sepi.

“ kita makan dikelas aja ya. ” ucap Shirabu yang berdiri di tengah.

“ iya, penuh gini emang bisa duduk dimana lagi. ” timpal akaashi dan mereka berdua pun berbalik pergi dari sana.

Atsumu yang masih mau membeli roti menoleh ke arah teman teman nya. Merasa kesal karena hari ini ia tak sempat membuat bekal, bahkan sarapan pun tidak karena terburu buru. Untung saja masih sempat memanaskan bubur untuk osamu sarapan.

Menghela nafas, ia tetap berjalan ke tempat langganan nya sekalian hendak bertanya tentang ide untuk menaruh cookies buatannya disana. Kaki jenjang yang dibalut celana hitam sekolahnya melangkah dengan anggun. Ada bisikam kecil yang ia dengar, namun ia mencoba tak peduli. Eh toh gak penting juga!

Sebelum sampai ke tempat langgananya, tangannya ditarik seseorang. Ia menoleh temukan sakusa sedang tersenyum aneh ke arah nya. Menghela nafas pelan, ia tatap sakusa yang malah mengaitkan jemari mereka lebih erat.

“ ada apa? ” tanya nya.

“ makan ” jawabnya sambil tertawa.

“ aku gak punya uang buat beliin kamu makanan, sana beli sendiri. ” ucapnya sembari mencoba lepaskan jemari nya yang digenggam erat sakusa.

Sakusa hanya terkekeh, dengan tanpa tau malu pria itu membawa mereka berdua keluar dari kantin. Ia bisa sadari banyak mata tengah tertuju ke arahnya.

Homoseksual masih sesuatu yang tabu di negara ini. Namun apa yang diharapkan dari kota besar seperti tokyo? yang mana pasangan melakukan seks di tempat pun hanya di diamkan. Disekolah ada beberapa pasangan gay dan lesbian yang bahkan sering membuat fujoshi fujoshi aneh berteriak.

Mereka tak menganggap aneh pasangan gay, ia bisa yakini tatapan mereka merujuk ke arah pemikiran dimana; 'bagaimana Miya Atsumu malah berakhir dengan Sakusa Kiyoomi?' ... hanya karena rasa penasaran.

“ kita mau kemana? “

Sakusa tak menjawab, hanya dengan paksaan sedikit pria itu menyeret nya ke arah belakang sekolah. Melihat itu ia tiba tiba merasa ingin memutar bola matanya sebal.

“ kita makan di sini, gak kena hujan disini. ” ujarnya santai sembari memberikannya sebuah kotak bekal yang sudah ada disana entah dari kapan.

Mengerti kebingungan nya, sakusa awalnya hanya terkekeh senang. Menepuk kursi yang sudah siap juga disana, meminta ia duduk di samping pria itu yang mengeluarkan susu kotak dari kantong di sebelahnya.

“ itu dari mama nya motoya, dia buatin bekal tadi. Dia takut aku yang baru kabur ini kekurangan makanan, jadi dibuatin makanan. Tadi mau sekalian ambil ini, sekalian jemput kamu di kelas mu tapi kamu udah gak ada di kelas, jadi ku taruh disitu dulu, soalnya warna kotak bekal nya.. ” dia tak meneruskan hanya menatap kotak bekal itu sambil menahan tawa.

Kotak bekal ini warna pink...

Tiba tiba tawanya pecah, ia mengikuti instruksi sakusa untuk duduk. Dengan perlahan buka kotak bekal itu, tersenyum karena isinya sangat berbeda dengan bekal yang selalu ia buat dengan hemat.

“ kamu makan itu, aku udah beli roti tadi. ” ucap sakusa lembut.

Ia mengambil sumpitnya, menatap sakusa sendu kemudian mengucapkan terimakasih dengan suara pelan dan sedikit bergetar.

“ besok aku mintain tolong bibi buat dua porsi, bawa pulang satu untuk osamu makan. ” ujarnya santai.

“ jangan... ngerepot— “

“ gak ada kata ngerepotin kalo itu untuk kamu. udah terima aja, mama nya motoya juga seneng kalo ada yang makan masakan nya. “

Suara sakusa begitu lembut. Mengantikan riak hujan yang sendu dan muram. Ia menatap wajah tampan sakusa yang matanya tengah berfokus pada ponselnya.

Beberapa selang, ia sudah memakan beberapa suap lalu kembali melirik sakusa yang masih saja fokus pada ponselnya. Ia mendekatkan kursi mereka, menyodorkan sosis goreng dan sedikit sayuran ke arah sakusa. Pria itu tak menolak, menerimanya dengan perlahan lalu mengunyahnya tanpa kata.

“ bagi dua ya, gak habis kalo aku sendiri. ” ujarnya ikut menelan sosisnya.

Sakusa mengangguk, ikut mendekatkan kursinya hingga tubuh mereka semakin dekat. Ditemani hujan yang beegemuruh bak perang ketika airnya jatuh menimpa atap. Angin mengarah kesana kemari, raungan pohon yang lelah bergoyang kesana kemari, tali yang terikan semakin erat terikat membawa kedamaian bersama cahaya baru di jalan yang tiba tiba bertambah lebar.

•••

Sakusa tak bisa mengantarnya ke bar tempatnya bekerja, namun pria itu memeberikan alamat cafe tempat pria itu bekerja dan memintanya bekerja setelah dari bar.

Bar masih belum buka, namun terlihat beberapa karyawan sudah terlihat sedang berberes beres disana. Tatapan wajah mereka sama, selalu tunjukan wajah tidak menyenangkan padanya, namun ia tak peduli. Toh ia akan keluar hari ini, jadi biarkan mereka menatapnya kesal untuk terakhir kalinya hari ini.

Ia masuk ke ruangan, dimana madam X sudah menunggunya. Bau asap rokok tercium menyengat membuatnya kesal. Sungguh ia orang aneh yang bekerja di bar, namun membenci rokok seumur hidupnya. Bahkan memegang bungkus nya pun ia jijik. Bersyukur sakusa bukan perokok.

“ madam... ” sapa nya dengan senyuman tipis yang agak dipaksakan ketika akhirnya melihat madam X di balkon.

Wanita paruh baya ini tersenyum semangat ke arahnya. Dia sangat baik, bahkan sering memberikan atsumu bonus selama ia bekerja disini.

Ia membungkuk sedikit, menggeleng ketika madam X menawarinya duduk di sana. “ saya disini hanya sebentar. ” ujarnya kemudian.

Madam X memandangnya bingung, bertanya dengan pelan kepadanya; “ kenapa? “

“ Saya berterima kasih atas kebaikan madam selama ini, namun saya tak bisa melanjutkan pekerjaan ini lagi. ” ia menunduk takut, namun tetap melanjutkan.

“ Saya berniat membuka usaha sendiri, teman saya ada yang mau membantu saya dengan memberikan modal untuk usaha rumahan saya. Tentu hal ini sudah menjadi pertimbangan untuk saya, dan saya juga merasa ini yang terbaik yang bisa saya lakukan di usia saya saat ini. Saya juga jadi bisa memperhatikan adik saya lebih dekat, saya sangat tidak enak kepada bibi yang membantu saya terus terusan jadi saya memutuskan semua ini. Saya harap— madam bisa dan mau mengerti keputusan saya... saya mohon. “

Mendengar penuturannya, madam X yang tadinya bersemangat langsung merasa sedih. Wanita itu mendekat ke arahnya, menepuk bahu nya pelan mencoba tetap memberikan senyum padanya.

“ kamu butuh uang kan? Madam bisa kasih— “

“ maaf madam tapi keputusan saya sudah bulat. “

Madam X menghela nafas, kemudian mengangguk paham. “ Baiklah, madam gak bisa pertahanin kamu untuk tetap disini kalau memang ini kemauan kamu. Tunggu ya, madam ambil gaji kamu dulu. ” ucapnya lesu.

Ia tersenyum mengangguk, berdiri diam di tempatnya berdiri sembari menunggu madam X mengambil gaji nya.

Tiba tiba ada jemari tak sopan yang membelai pinggangnya. Ia terlonjak kaget, temukan pria menyebalkan yang setiap hari datang ke bar ini hanya untuk mengganggunya.

“ Tolong tangan anda untuk tau tempat. ” ucapnya dingin.

Pak tua itu tersenyum mesum, memandangnya dari atas ke bawah lalu berkata; “ oh.. atsumu kecil cantik sekali dengan pakaian sekolahnya. Tapi— bukan kah akan lebih indah kalau kamu pakai rok aja. “

Ia tak menanggapi, menjauh dari tempatnya semula. “ aiyo... tuan Hiyashi tolong jangan menganggunya. Ada banyak mainan untuk mu, tolong jangan ganggu anak baik ini ku mohon. ” Madam X mencoba melindunginya.

“ kamu butuh uang? Saya bisa kasih berapapun, gak perlu pinjam uang modal ke teman mu. layani saya semalam saja, nanti saya kasih berapapun uang yang kamu mau. “

Lihat dia bahkan sangat tidak tau malu!

Atsumu geram, dengan segera ia mengambil uang gajinya dan menunduk hormat pada madam X kemudian menunduk meminta maaf tak lupa berterima kasih berkali kali, sebelum akhirnya melangkah pergi dari sana.

Di bawah tatapan lapar serigala tua nan kolot yang masib beranggapan kuat itu dia pergi. Mengencangkan talinya untuk sakusa, hanya untuk pria itu selamanya.

#HOLD ME TIGHT

.4.


Angin berhembus riuh, di tengah hiruk pikuk jalanan yang semu. Tak banyak manusia berlalu lalang, hanya ada kesunyian sore dengan gelak tawa burung yang bersama bersorak pulang ke rumah.

Tak layak diberikan julukan tenang lagi, ketika sepeda motor kebanggaannya tiba di pemukiman yang lumayan kumuh di pinggiran kota tokyo. Tak ada gemerlap cahaya warna warni di sana. Hanya ada lampu putih atau kuning tuk berikan kesenjangan cahaya yang mempuni.

Berdiri reok rusun kumuh bewarna putih gading yang sudah akan terkikis warnanya. Menoleh tuk temukan fakta bahwa, bahkan rumah paling jelek yang pernah ia lihat di salah satu desa di hokkaido pun terlihat sangat jauh lebih layak dari ini.

Ia berpikir saat saat terakhir ini untuk tinggal disini, namun sepertinya tidak lagi untuk sekarang. Bagi nya yang selalu hidup di istana mewah kekuarga Sakusa, tempat ini bahkan tak lebih baik dari kandang kuda di belakang rumah kakek nya.

Berpikir dalam dalam, ia berkata pelan; “ harus segera bawa atsumu pergi dari sini. “

Ia masuk, berlari kecil di tangga hingga sampai ke lantai 5 dimana atsumu tinggal. Ada di ujung, ia melihat tidak ada pakaian yang terjemur seperti yang terlihat di pintu pintu lain. Rusun atsumu terlihat tidak berbeda, namun tembok nya bersih seperti baru di cat mungkin sekirar 3 atau 4 bulan yang lalu. Ada rak 4 tinggkat yang di setiap tingkat nya ada pot pot kecil tanaman hias, dan ada sebuah jimat keberuntungan dari kuil di gantung di depan pintu nya.

'tok–tok–tok!

Ia hanya mengetuk 3 kali sebelum pintu itu langsung dibuka dengan cepat. Ia ingin menahan senyumnya, namun tak bisa ketika lihat pria manis yang membuat kepalanya berputar terus terusan akhir akhir ini di depan matanya.

Wajah atsumu terlihat pucat meskipun bibir nya masih nampak sangat menggoda. Pria manis itu menggunakan piyama bewarna hitam, rambut pirang nya yang ikal menambah kesan manis pada wajah nya yang imut tak terkira.

” aku belum mandi.. “ ujarnya pelan sembari bersembunyi di balik pintu yang hanya terbuka sedikit.

Ia ingin tertawa. Rasanya ingin dengan keras tabrakkan si manis ke dinding, lalu menggaulinya sampai puas. Dengan senyum manis ia berkata; “ aku juga belum mandi, kebetulan kan?.. ayo mandi bareng kalo gitu. “

Setelah mengatakan itu, atsumu keluar dengan ekspresi kesal di wajanya kemudian mendekat lalu memukul dada sakusa pelan sebelum kembali lari masuk ke dalam rusun nya.

Sakusa terkekeh gemas, ingin sekali bawa pria manis ini pulang ke rumahnya namun urung ketika ingat kalau— ia tak memiliki rumah lagi.

Ia mengetuk pelam pintu atsumu, dengan suara berbisik pelan ia memanggil, “ sayang— “

Pintu terbuka lagi, kali ini atsumu keluar dengan wajah yang merah karena malu malu berlebihan. Tawanya tak bisa di tahan lagi, ia meraih tangan atsumu kemudian membawa atsumu ke dalam pelukannya.


•••

“ maaf aku cuma punya teh. “

Setelah kejadian tarik ulur diluar tadi, atsumu mengundangnya masuk. Rusun kecil ini rapi, atsumu menjaganya dengan baik. Ada dua kaman kecil yang masing masing memang hanya bisa di tempati satu orang.

Ada beberapa foto yang terpajang rapi di dinding. Rumah atsumu bewangikan strawberry seperti yang sama dengan wangi tubuh atsumu.

“ kamu aja udah lebih dari cukup. ” ia masih terus menggoda atsumu. Mengatakan itu berhasil membuat atsumu langsung tersipu malu malu.

“ kamu kalo kesini cuma mau ganggu, mending pergi deh. ” balas atsumu sebal.

Ia hanya menanggapinya dengan tertawa pelan. Matanya berkeliling. Tak sanggup tuk tahan rasa ingin tahunya. “ siapa yang sama kamu itu? “

Ia menunjuk ke salah satu foto yang disana berdiri dua orang saling merangkul dan tersenyum cerah. Atsumu melihat sebentar kemudian tersenyum. Sangat hangat ketika matanya dengan sendu melihat senyuman manis itu.

“ itu osamu, kembaran ku. Dia lagi tidur, jadi kita jangan berisik yaa “

“ gak sekolah? “

“ dia sakit jadi gak pernah sekolah. ” suaranya terdengar sedih.

“ sakit? “

“ leukimia— “

Senyum yang masih terpampang apik tadi tiba hilang digantikan oleh sedihnya suasana. Keduanya diam, sakusa merasa sakit ketika lihat atsumu dengan menyedihkan menunduk melihat ke arah lantai.

“ jadi kamu kerja disana karena? “

“ biaya obat samu... “

Tak ada yang berbicara. Angin mendung menggelap meninggalkan kesan suram. Tawa di sekitar terganti dengab relung malam yang mencengkam. Tak ada genggaman, hanya emosi lampau yang menyayat tangan dengan hati yang berdarah.

Tak ada yang bisa memprediksi atau mengetahui masa depan akan seperti. Merasa bosan itu wajar, terasa ramai juga biasa. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan, 'akan jadi apa akh dimasa depan', selain diri sendiri. Itu pun hanha pertanyaan haluan dimana kamu menuju.

Rasa sakit, perih, sedih, akan selalu terikat padamu. Terkadang keadilan itu bagi manusia hanya fatamorgana, sedangkan bagi Tuhan, perasaan itu adalah bentuk dari rasa syukur sebab cinta-Nya yang tak terbatas.


•••

Hujan dengan deras menyapa bumi yang tadinya masih agak gersang. Tawa malam hilang, dikelilingi dubrakan hujan yang durjana. Angin meriuh kuat kuat, pepohonan bergoyang seiring tiupan sepoi sepoi brutalnya.

Ada nada indah dibalik hujan. Sepasang pria yang tak jelas hubungannya tengah bercumbu ria di ruangan sempit yang harusnya hanya ditempati satu orang. Di tutup suara hujan, atsumu menggeliat kala lidah sakusa menari nari di belakang telinga nya.

Berusaha meredam suara agar osamu tak terbangun dari istirahatnya. Giginya dengan kuat mengigit bibirnya yang merona basah nan elok.

Sakusa tak menahan sama sekali. Setelah mendengar segala cerita dari atsumu tadi, entah kenapa ia merasa marah tanpa sebab yanh begitu jelas. Marah karena tak bisa berbuat apa apa, marah karena ia datang terlalu lambat.

Atsumu menggeleng, mencoba menjauh dari sakusa yang begitu dekat dengannya. “ ahn— ga mauh ah! “

Sakusa melepaskan atsumu kemudian meletakkanya di tempat tidur sempit itu. Ia tersenyum manis, menatap si cantik sembari menyingkirkan rambut pirang indah nya. Berkata dengan lembut, “ kamu gak mau terus. ” kemudian tertawa pelan.

Atsumu baru kembali dari hampir kehilangan kesadarannya. “ enggak disini, dan gak sekarang. Osamu di samping! kamu kira ini kedap suara? ” ia berkata pelan namun dengan nada tegas kembali membuat sakusa terkekeh.

“ ok lain kali, tapi kiyoomi junior udah bangun dan harus di selesaikan kalo gak sakit... ” nada akhirnya merengek membuat atsumu sangat malu menjadi kesal.

“ terus? urusan ku gitu? “

Sakusa merengek mendengar pertanyaan menyebalkan dari atsumu. Dengan erat ia telan pria manis di dekapan nya semakin dalam. Mengubur dalam dalam, mencoba menyalurkan cinta yang terbangun semakim tinggi menjulang.

“ handjob ok? ” atsumu bertanya akhirnya menyerah.

Sakusa mengangguk, bangun dari tidurannya kemudian duduk membuka kakinya di depan atsumu yang telinganya sudah memerah ganas.

Dengan cepat ia membuka celana sekolahnya. Besar nya langsung mengacung tegak, terlihat sangat beringas dan garang di saat yang bersamaan.

Atsumu duduk berlutut dengan kedua kakinya di depan sakusa. Dengan lembut ia menyentuh kebanggaan sakusa. Wajahnya semakin memerah, ia sudah mendidih panas hanya dengan menyentuhnya.

Panjang, tebal, berurat, sungguh— ah! Atsumu begitu sulit mendeskripsikan kesempurnaan ini ( `Д´)/

Hanya di peganh sebentar, sakusa sudah langsung menggeram. Atsumj terkejut sedikit, menatap sakusa dengan tatapan polosnya.

Perlahan ia meraih kembali kejantanan besar sakusa. Pelan pelan ia mengelus milik pria di depan nya. Terkagum-kagum kala mulai ada cairan precum yang keluar dari milil sakusa.

Ia tak bodoh. Dengan sedikit cairan itu, tangan kecil nya mulai menggosok lebih keras membuat geraman sakusa semakin kuat dan semakin terdengar seksi.

“ ah.. sayang— arghh.. “

“ omi suka? “

Sakusa membuka matanya yang sudah tertupi kabut nafsu. Ia memandang atsumu yang terlihat sangat menggoda di depannya.

“ gatal? “

Atsumu tak menyerah dengan pekerjaan tangannya, mengangguk sebagai jawaban pantat nya yang agak menungging terlihat bergerak gelisah disana.

Benda di tangannya semakin keras setiap detiknya. Itu membengkak, namun tak kunjung dapatkan pelepasan membuat atsumu merasa kecewa karena berpikir pekerjaan tangannya tak sebaik itu.

Merasa frustasi, ia dengan malu malu memeluk sakusa. Merengek sedih, namun sakusa malah tertawa dibuatnya. “ belum keluar. “

“ maaf omi.. “

“ kamu jangan mancing, kita masih di sebelah adik mu yang lagi istirahat. ” ia mengangkat tangannya, menyatukan pahanya membiarkan atsumu duduk disana.

“ omi maaf.. “

“ tidur ya? “

“ omi tidur sini? “

“ um.. besok kita ke sekolah bareng. “

Sakusa menidurkan atsumu di kasur nya. Ia kemudian membuka seragam sekolahnya dan hanya menyisakan boxer hitam nya. Dadanya terlihat sangat kokoh, atsumu tiba tiba bersemangat untuk berbaring di atasnya.

Dan begitulah, di malam yang penuh riak hujan, atsumu tertidur di dada sakusa sampai pagi menjelang. Membuat sakusa merasakan kebas di sekitarnya, namun tak bisa lakukan apa apa.