“jangan dilepas, you look good in it.”

mingyu tersendat ketika jarinya sudah setengah jalan melucuti kancing kemeja putih yang dia pakai malam itu. dasi kupu-kupunya sudah duluan terlepas. lama jatuh di lantai kos wonwoo yang dingin. bila bisa bicara mungkin lehernya sudah bernafas lega. jas formalnya mengancam menyusul kemudian andai saja wonwoo tidak melarangnya barusan.

said guy himself is lying on the bed like a sin. already naked and half-hard. legs bent in such way that make mingyu's blood rippled and go down south. teasing, as if beckoning him to come and make a room in between. only him. only for him.

mata panjang sipitnya tampak ngantuk memandangi mingyu, namun ada yang beda malam ini. dia sudah terbiasa menelanjangi diri di hadapan wonwoo tapi sorot matanya kali ini membuat mingyu salah tingkah. pipi dan tengkuknya mendadak panas.

“really? gue nggak bisa gerak bebas dong.”

“then let me do the job,” wonwoo meraih tangannya. “i want you to fuck me in it. besides, already said i would ride you tonight, right?”

berbaring menyamping saling berhadapan. mingyu menjari di lubang wonwoo, melumuri dengan lubrikan sebelumnya. satu tungkai wonwoo naik ke pinggangnya. sementara tangan liar wonwoo menjangkau isi celana mingyu dan menjamah disana. membelai remas. soon, wonwoo is a moaning mess. lick a finger and insert it inside himself. joining two of mingyu's digit.

“kondom? gue pengen tidur cepet malem ini,” tawar wonwoo. mingyu mengangguk dan duduk di tengah ranjang. mengawasi wonwoo memasang pengaman di kepunyaannya. tangannya cermat dan lihai. memberi jilat dan isapan ekstra sebelumnya, tak lupa tersenyum polos.

mingyu cursed. such a pretty little vixen...

then, wonwoo sits on his lap and align mingyu's cock with his gaping hole. moaning sensually right beside mingyu's ear after. balls deep inside, wonwoo starts to bounce. the bed springs with each every move.

punggung wonwoo melengkung ke arah mingyu. dada saling bergesekan. one is naked, another still fully dressed. lengan wonwoo merangkul lehernya.

“tadi minum ya?” ujar wonwoo di bibir mingyu. a little kiss here and there.

“wine. dikit.”

“pantesan, manis.”

just like you, mingyu tersenyum. membuka mulutnya dan menyambut lidah wonwoo disana. letting wonwoo chase the sweet aftertaste.

“you said i look good in this suit?” tanya mingyu.

“i did,” jawab wonwoo. he can feel mingyu smile on the kiss.

“tell me how good i look then.”

“hmm,” wonwoo mengecup bibirnya sekali lalu membuka mata. menemui mata mingyu yang memindai wajahnya. wonwoo berpikir, alisnya mengerut. mingyu menyingkirkan sehelai rambut dari matanya; sayang.

“so powerful. like, you can sweep everyone's off their feet. charming...kayak pengantin,” wonwoo adds as an afterthought.

ide liar mendatangi kepala mingyu tanpa diundang. tentang dirinya dan seseorang yang sama-sama berpakaian formal. one in a tailcoat and bowtie alike. uniform. swaying gently to the music on the deck under the starry night sky and pearly sea. seketika, bukan seokmin dan joshua yang bertukar sumpah disana. digantikan oleh dirinya dan sosok yang sangat sangat mirip wonwoo...

mingyu segera menyembunyikan wajah di ceruk leher wonwoo. dia sangat menginginkan semua itu jadi nyata sampai rasanya memalukan. mendadak mingyu sangat bersyukur pemuda di pangkuannya ini nggak bisa membaca pikiran.

garmen di bahunya merosot dan mingyu mengangkat kepala. ada wonwoo yang tengah melucuti jas tersebut dari lengannya. kemudian, wonwoo merebahkan diri dan menarik serta mingyu bersamanya. berpindah posisi.

mingyu suka bagaimana wonwoo nggak perlu mengatakan apa pun untuk menyampaikan keinginannya. wonwoo bisa mengedipkan mata cantik serupa rubah itu dan bila sanggup, mingyu akan memberinya seisi dunia dalam genggaman tangan. bahasa privat yang hanya mereka berdua yang tahu. bahasa mereka. sesederhana itu.

tapi ada satu yang gagal dia terjemahkan. bahasa paling asing dan tak satu pun kamus di dunia ini mampu mengartikan. tulisannya kabur dan samar. kelak mingyu akan mendengarnya sendiri dari bibir wonwoo. tapi nggak sekarang. nggak sekarang.

“brace yourself,” ujarnya.

wonwoo menarik nafas. tungkainya membuka lebar demi menerima massa tubuh mingyu di atasnya. mingyu bergerak tanpa diminta.

“keep it slow, we don't want piss my neighbours again. jangan sampe gue diusir sama mbak maya.”

mingyu can't help but snorts.

“lo liar banget. i've never cum so hard in my life before.”

“cuma gue yang bisa bikin lo gitu,” wonwoo smiles from ear to ear. dia dan segudang prestasinya.

mingyu setuju.

soon, his hips thrusts and pistons into wonwoo's hole. if it turns out to be real, will their first night be something just like this? with wonwoo clings and kisses mingyu like his life depends on it? will they finally on the same page, while mingyu whispering sweet and declaring his undying love right beside his ear? will wonwoo said it back with the same amount of love?

“lo—ah—lo bilang apa barusan?”

mingyu menggeleng. some dreams are meant to remain so.

“nothing. bilang ya kalo ada yang sakit.”

satu tumbukan mingyu menjangkau titik terdalamnya, nikmat. wonwoo mendengus desah, seolah mendengar pernyataan konyol.

“iya, bawel. lo nggak akan nyakitin gue lagi kok, ya kan?”

wonwoo menatapnya lurus-lurus. seakan menantang mingyu untuk bersumpah, dan mingyu nggak pernah berkata tidak pada tantangan. lagipula, lelaki macam apa yang melanggar sumpahnya? jawaban mingyu berikutnya terdengar mantap dan tanpa ragu.

“never.”