vvell


Sunghoon yang berada di ruang kelas harus berbohong dulu kepada guru yang kini sedang mengajar.

setelah membaca chat dari Jay Sunghoon langsung tergesa-gesa menuju tempat itu,lorong belakang sekolah atau bisa juga di bilang gudang.

Sesampainya disana, jujur ia terkejut dengan apa yang dia lihat. pacarnya, Heeseung tengah duduk di atas seseorang yang sudah tergeletak lemas, di sebelah kirinya ada dua orang yang sepertinya sudah pingsan.

sedangkan di sebelah kanan Jay,Jake,dan Sunoo sedang duduk di sebuah kursi menonton apa yang terjadi sambil memakan kacang.

“HEE!” teriak Sunghoon menghentikan pergerakan Heeseung.

Heeseung menoleh melihat kekasihnya ia tersenyum dan berdiri dari atas tubuh orang itu, Heeseung mendekat kearah Sunghoon dan menunjukkan luka di tangannya, “s-sakit,” cicitnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Sunghoon sudah hapal, ia pun mengeluarkan beberapa lembar tissue untuk membersihkan darah yang ada di tangan Heeseung, lalu membawanya duduk di dekat teman-temannya.

“mana?” tanya Sunghoon, Jake langsung melempar kotak P3K yang tadi Sunghoon suruh.

Heeseung tersenyum ke arah Sunghoon dan berkata,“kalo mereka macem-macem lagi laporin ke aku,bukan ke sunoo.”

Sunghoon lantas langsung menoleh melihat Sunoo yang tengah meliriknya dengan sedikit raut takut di wajahnya.

“Jangan salahin Sunoo Hoonie,” ucap Heeseung.

Sunghoon setelah selesai membersihkan darah dan mengobati luka di tangan dan wajah Heeseung ia berdiri,“ga gini juga! kamu mau bikin anak orang mati? kamu waras ga sih!?” bentak Sunghoon.

Jay,Jake dan Sunoo diam di tempat, mereka binggung. Pasti setelah ini mereka akan-

“Lo juga bertiga, ga guna tau gak! ngapain nontonin bukannya nahan dia atau larang dia.”

-disalahkan.

“Lo juga Sunoo,” Sunghoon mendekati Sunoo,“ngapain lo ngadu ke dia? lo mau liat tuh orang mati?iya?”

Sunghoon menarik napas dalam-dalam, lalu kembali duduk di sebelah Heeseung,“h-hoonie j-jahat!”

Oh No, Heeseung menangis.

Sunghoon langsung memeluk tubuh Heeseung yang kini bergetar, mengelus rambutnya sesekali meminta maaf.

yang salah disini sebenarnya siapa?kenapa dia yang nangis.

“H-hee gak suka h-hoonie bentak.”

“maaf Hee maaf,” sambil mengeratkan pelukannya.

tiga orang tadi hanya diam di tempat melihat pemandangan yang sudah biasa terjadi.

“Lo bertiga kalo ga guna mending urusin tuh mereka,” kata Sunghoon dengan nada yang tinggi.

“dih, ga guna? pala lo,” Jawab Jay.

“Mau di apain nih orang,” tanya Jake.

“bawa ke RS aja lah, lo bawa mobil kan?”

Jake mengangguk,“tapi ntar mobil gue kotor,”

“HEH, bacot cepetan bawa tu anak.” kesal Jay.

Sunoo melirik Sunghoon yang sedari tadi melihat ke arahnya, “kenapa?”

Sunghoon tersenyum miring,“kenapa?harusnya gue yang nanya sama lo! kenapa lo aduin?”

Sunoo terkekeh dengan raut wajah yang sedih di buat buat,“lo temen gue, sahabat sejiwa raga, masa iya gue diem dan ngebiarin lo di kroyok? ga tega gue hoon.”

Heeseung mengeratkan pelukannya, pertanda menyuruh Sunghoon diam.

“Hee ga mau liat muka Hoonie yang cantik jadi lebam, Hee ga mau,” bisiknya di telinga Sunghoon.

Heeseung melepas pelukannya, melihat tiga temannya kini masuk kemobil,

Heeseung menatap Sunghoon, tersenyum melihat wajah cantik kekasihnya,“lain kali Hee ga mau denger dari orang lain, Hee mau Hoonie yang bilang.”

“Maaf,”

mendengarnya Heeseung hanya diam, dan mengusap kepala Sunghoon.

“mana yang sakit?” tanya Sunghoon.

“Ga ada,”

Sunghoon mengelap sisa air mata yang ada di pipi Heeseung,ia menangkup wajah Heeseung,“Hee jangan kaya gini,Hoonie t-takut,”

Heeseung mengerucutkan bibirnya,“Honnie, Hee ga bakalan kaya gini kalo mereka ga macem-macem sama hoonie.”

“kenapa mereka kroyokin hoonie?”

Sunghoon gemas dengan tingkah kekasihnya bagaimana orang seimut ini bisa menghajar tiga orang hingga tak berdaya?

lihat matanya, astaga sangat menggemaskan.

“aku kemaren ke minimarket mau beli sesuatu,tapi barangnya sisa satu. ternyata mereka juga mau itu, tapi karna aku yang duluan ambil jadi aku yang dapet.”

Sunghoon menjauhkan tangannya, lalu mengulurkan jari kelingkingnya,“janji dulu!”

“ga mau,”

“berarti ga mau ini juga?” Sunghoon menunjukkan sebuah permen jelly rasa strawberry.

“mauuuu!” Baru saja Heeseung hendak mengambilnya,namun Sunghoon sudah menariknya terlebih dahulu.

“Janji dulu!!”

“iya iya,janji.” Heeseung menautkan kelingkingnya dengan kelingking Sunghoon.

Sunghoon memberikan permen jelly rasa strawberry itu kepada Heeseung, Heeseung dengan mata berbinar menerima dan langsung membuka bungkusnya lalu memakannya.

ia sangat senang, dari dulu ia menginginkan permen jelly ini namun sepertinya permen ini permen langkah, banyak minimarket ia kunjungi namun tak pernah dapat,selalu kehabisan.

“mau?” tawarnya.

Sunghoon menggeleng,“aku beliin itu untuk Hee,”

“ini makan satu,” tawarnya lagi.

Sunghoon menggeleng,tandanya ia menolak.

tiba-tiba Heeseung teringat akan sesuatu,

“Jangan bilang kalau ini permen yang waktu itu Sunoo bilang?”

Sunghoon mengangguk,“iya itu, kamu kan pengen,jadi aku beliin. ga tau kalo mereka juga mau,”

Heeseung membulatkan matanya.

Heeseung sangat menggemaskan dengan ekspresi itu.

“h-hoonie,” Heeseung memayunkan bibirnya.

Sunghoon tersenyum manis, satu kata terlintas di kepalanya 'cium' ia pun mendekatkan wajahnya.

Heeseung memakan dua bungkus permen jelly itu terlebih dahulu lalu mengangkat dagu Sunghoon, mempertemukan bibirnya keduanya.

Sunghoon pikir Heeseung hanya mengecup bibirnya seperti biasa,hanya mengecup. namun sepertinya ia salah.

Heeseung menggigit bibir Sunghoon,memaksa Sunghoon membuka mulutnya. begitu terbuka Heeseung langsung mendorong permen jelly itu kedalam mulut Sunghoon,

tautan manis itu cukup lama hingga,-

“Uhukk Hukk,”

-Sunghoon keselek permen.

END

setelah kejadian beberapa hari lalu Heeseung pikir jay sudah berubah,menjadi Jay yang ia kenal.

namun sayangnya pikirannya itu hanyalah sebatas pikiran. nyatanya kini di pusat perbelanjaan ia melihat dengan sangat jelas Jay bersama dengan sunghoon duduk di sebuah cafe dengan tawa.

Heeseung tersenyum miris, ia mengasihani diri sendiri mengapa bisa ia seperti ini apakah ini salahnya?

“Kak,” panggil Jungwon.

Heeseung tersadar dari lamunannya dan menoleh,“udah?” tanyanya.

Jungwon mengangguk,dia tau apa yang Heeseung lihat.

“kakak ga mau samperin?” Heeseung menggeleng.

“ya udah kak kita ke taman mau?” lagi,Heeseung menggeleng.

“kakak maunya kemana?” tanya Jungwon,ia bisa melihat mata cantik milik Heeseung kini berkaca-kaca.

“p-pulang,” dengan nada yang sedikit bergetar.

Jungwon mengangguk dan menarik tangan Heeseung, Jungwon sengaja melewati depan cafe itu supaya Jay melihatnya.

sesuai dugaan Jungwon,Jay berdiri ingin mrngekori mereka namun baru saja ingin melangkah sebuah suara lembut menghentikan langkahnya,“mau ninggalin aku?” Jungwon tidak tuli,ia dapat mendengar suara itu termasuk Heeseung.

Heeseung sedari tadi hanya diam, di dalam perjalanan pulang ia hanya melamun memandang ke luar kaca mobil, sesekali melihat ponselnya.

Heeseung memutuskan untuk mematikan ponselnya,karena ponsel miliknya tak henti-hentinya berdering. Heeseung benci dimana ia harusnya marah malah kasihan kepada orang yang ia sebut kekasihnya.

masih dalam perjalanan Jungwon melihat Heeseung, terlihat sangat tidak baik-baik saja. sepertinya setelah sampai di rumah Heeseung akan menutup rapat-rapat pintu kamar dan menguncinya.

Jungwon memutuskan untuk berhenti di sebuah minimarket untuk membeli beberapa snack,permen jeli,dan beberapa kotak susu stroberi.

Heeseung tidak turun dari mobil, ia hanya memandangi Jungwon dari situ.

ia berpikir mengapa setelah hampir 2 tahun menjalin hubungan mengapa baru sekarang ia bersikap seperti itu.

Heeseung tidak pernah melarang Jay untuk dekat dengan siapa pun atau jalan bersama siapapun. Tidak pernah sekalipun Heeseung melarangnya. tapi mengapa Jay berbohong untuk keluar bersama sunghoon? dengan beralasan 'aku sibuk belajar' alasan yang sangat tidak masuk akal.

Heeseung kenal Jay, belajar? haha Heeseung terkekeh geli memikirkannya.

“sekeras apapun kau menutupinya aku akan selalu tahu pada akhirnya,” batin Heeseung.

ia jadi teringat besok adalah hari senin, berarti dia akan bertemu lagi dengan Jay.

jika di tanya apakah dia marah? dia tidak tahu. dia harus tau alasan pasti mengapa Jay bersikap seperti ini.

di satu sisi ia merasa penasaran di sisi lain ia ingin melihat seberapa terbukanya Jay dengan dirinya. Heeseung hanya ingin tau.

pintu mobil terbuka membuat Heeseung terkejut, Jungwon terkekeh melihat raut kaget Heeseung. 'lucu'

“Lo beli ini semua buat apa?”

“buat kakak,”

“susu stroberi?” Jungwon mengangguk.

“G-gue ga suka stroberi.”

“Hah?”

Hening sebentar.

Jungwon kembali turun dari mobil membawa plastik belanjaannya,

“Lo mau kemana?” tanya Heeseung namun tak ada jawaban.

Heeseung tersenyum setidaknya ada satu orang yang peduli terhadapnya.


sesuai dugaan Jungwon Heeseung mengurung dirinya, tanpa memakan apapun kecuali yang kemarin ia belikan di minimarket.

kini ia berada di meja makan, sedang sarapan bersama. terlihat dari wajahnya sepertinya Heeseung menangis semalaman matanya yang sebab sudah cukup untuk membuktikan bahwa ia memang menangis.

“kakak bareng gue?” tanya Jungwon.

“mau naik bus,” jawab Heeseung lalu memasukkan sepotong roti kedalam mulutnya.

“bareng gue aja kak,” paksa Jungwon.

kata-kata yang papa nya ucapkan kembali terputar di kepalanya. Heeseung tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

'gue harus tau diri,'

Heeseung kini berada di tengah lapangan bersama guru.

Heeseung menundukkan kepalanya,ia binggung apa yang ia harus lakukan. jujur selama masa jabatannya dia hanya mengikuti apa yang disuruh oleh Yeonjun,selebihnya dia tidak melakukan apa apa.

“Lee Heeseung dari kelas 11 MIPA 1,”

Heeseung tersadar dari lamunannya dan menuju microphone, dan memberikan kata kata yang di susun oleh Yeonjun.

setelah mengatakan itu, semua siswa siswi bubar dari lapangan. Heeseung sendiri masih binggun tugasnya apa sekarang.

Heeseung berdiri cukup lama di posisinya hingga mendengar namanya di panggil.

“Heeseung, sini.”

ia menghampirinya dan bertanya. “kenapa?”

“belum tau tugas kakak ya?tadi kak Yeonjun chat katanya gue di suruh ajarin lo,”

Heeseung mengangguk.

“ikut gue,” kata cowok mungil dengan lesung pipi, Jungwon.

“kemana?”

“kepager, banyak yang terlambat mau di catet terus di kasih point.”

mereka berdua pun menuju pagar, terlihat beberapa siswa yang berdiri di belakang pagar, Jungwon membuka pagar dan satu persatu masuk sembari di catat nama dan kelasnya.

lagi lagi Heeseung tidak melakukan apapun,hanya berdiri di sebelah Jungwon melihat siswa siswi yang masuk satu persatu.

terlalu lama berdiri ia memutuskan untuk membeli air dan meninggalkan Jungwon.

di sepanjang jalan siswa siswi melihatnya kagum, dan ada beberapa yang takut. aura dinginnya sangat melekat wajah datar,pandangan kurus ke depan dan dagu sedikit di angkat.

setelah dari kantin membeli air, ia memutuskan untuk kembali dengan membawakan satu air mineral untuk Jungwon.

Namun,begitu sampai tidak ada siapa siapa. pagar sudah tertutup rapat. Heeseung tidak ambil pusing dia memutar badan menuju kelas namun baru berapa langkah ia berhenti,untuk menengok kebelakang.

seorang cowok dengan baju dikeluarkan,rambut acak acakan,dipenuhi keringat, bernapas dengan cepat sepertinya dia berlari.

“b-bukain,” pintanya.

Heeseung melihat arloji di pergelangan tangannya menunjukkan jam 08.55.

“shit! UH matematika minat.” Heeseung langsung berlari, meninggalkan cowok urakan itu.

“ih anjing, ga nolongin bukain gerbang.” gerutunya.

“tau gini mending gue bolos,” lanjutnya.

“Yeonjun mana sih, apa gue telpon aja ya. tapi ntar dia-ahh chat aja lah.”


“Park sunghoon,XI IPS 3. pelanggan yang di lakukan hari ini pertama datang terlambat 20 poin,kedua tidak memakai ikat pinggang dan dasi 10 poin, ketiga tidak menggunakan sepatu hitam 20 poin, keempat bolos jam pertama 10 poin, dan yang kelima memakai kaus kaki pendek 15 poin. total 75 poin dalam sehari. kamu tau kan poin cuma sampai seratus?jika sampai seratus dalam sehari apa yang terjadi?”

Sunghoon menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah tangguh dia bertanya,“apa?”

“Ada dua kemungkinan,pertama orang tua kamu di panggil ke sekolah dan kedua kamu akan di skors kurang lebih satu minggu.”

“eh satu lagi, kamu bisa saja di D.O jika membuat kegaduhan di sekolah.” sambung orang tersebut.

sunghoon tak habis pikir, selama ia bersekolah disini ini pertama kalinya dia mendapatkan poin hanya karena beberapa hal yang padahal hampir setiap hari ia lakukan. sepertinya orang yang berada di hadapannya 'ketua osis',kini lelah dengan tingkah laku sunghoon.

Sunghoon terlalu sibuk memikirkannya sehingga tidak mendengarkan apa yang di bicarakan oleh orang itu.

“Park sunghoon,” orang itu memanggil.

“Yes dad-,”

“PARK SUNGHOON!” orang itu memotong sahutan Sunghoon.

Sunghoon menyilakan kakinya, mencondongkan tubuhnya mendekat kearah orang itu mengelus pipinya lalu tersenyum manis, “Lee Heeseung Jangan sok galak,nanti hoonie laporin bunda tau rasa lo,”

orang itu,Lee Heeseung membulatkan matanya ketika tiba-tiba orang di depannya-sunghoon mempoutkan bibirnya,bagaimana wajah yang terlihat dingin berubah imut dalam sedetik.

Dengan cepat Heeseung mengganti ekspresinya dan berkata, “Park sunghoon jangan sok gemes nanti gue datangin rumah lo bareng keluarga besar gue gimana?”

“Ngapain gila,”

“Buat nentuin tanggal bagus sekalian laporin ke bunda kalo hoonie di sekolah anak bandel.”

Sunghoon beranjak dari duduknya, mendekati Heeseung dan -

BRAK!

“NGAPAIN LO BERDUA!!”

Sunghoon menjauhkan wajahnya dari wajah Heeseung padahal jaraknya sudah sangat sangat sangat dekat.

Heeseung yang kaget mendorong wajah sunghoon sekuat tenaga sehingga membuat sunghoon terduduk di lantai yang dingin dengan cara yang tidak nyaman.

“JAY! BISA GA SIH LO SEHARI AJA GA NGERUSAK SUASANA?” Sunghoon berdiri dan mengelus bokongnya yang sakit.

“kalian mau ngapain? lo sama ketua osi-OH GUE TAU,” Jay senyum lebar dengan perlahan berjalan mundur ,keluar dari ruangan itu,menutup pintu dan hilang di baliknya.

“A-anu,” sial! Sunghoon lupa apa yang ia ingin katakan tadi.

“Gue ga becanda sama omongan gue park sunghoon.”

“hah? a-apa?”

“omongan gue yang tadi,gue ga main-main.”

sunghoon membulatkan matanya,bagaimana bisa terjadi harusnya kan dia yang mengancam bukan yang di ancam.

“GUE BELUM MAU NIKAH GUE MAU SEKOLAH DULU” teriaknya dengan sangat kencang.

“Lo sekolah aja ga bener. mendingan lo nikah aja. Hidup lo terjamin sama gue, see you tonight baby.” dengan senyuman yang sedikit mengerikan.


“Park sunghoon,XI IPS 3. pelanggan yang di lakukan hari ini pertama datang terlambat 20 poin,kedua tidak memakai ikat pinggang dan dasi 10 poin, ketiga tidak menggunakan sepatu hitam 20 poin, keempat bolos jam pertama 10 poin, dan yang kelima memakai kaus kaki pendek 15 poin. total 75 poin dalam sehari. kamu tau kan poin cuma sampai seratus?jika sampai seratus dalam sehari apa yang terjadi?”

Sunghoon menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah tangguh dia bertanya,“apa?”

“Ada dua kemungkinan,pertama orang tua kamu di panggil ke sekolah dan kedua kamu akan di skors kurang lebih satu minggu.”

“satu lagi, kamu bisa saja di D.O jika membuat kegaduhan di sekolah.” sambung orang tersebut.

sunghoon tak habis pikir, selama ia bersekolah disini ini pertama kalinya dia mendapatkan poin hanya karena beberapa hal yang padahal hampir setiap hari ia lakukan. sepertinya orang yang berada di hadapannya 'ketua osis',kini lelah dengan tingkah laku sunghoon.

“Park sunghoon,” orang itu memanggil.

“Yes dad-,”

“PARK SUNGHOON!” orang itu memotong sahutan Sunghoon.

Sunghoon menyilakan kakinya, mencondongkan tubuhnya mendekat kearah orang itu mengelus pipinya lalu tersenyum manis, “Lee Heeseung Jangan sok galak,nanti hoonie laporin bunda tau rasa lo,”

orang itu,Lee Heeseung membulatkan matanya ketika tiba-tiba orang di depannya-sunghoon mempoutkan bibirnya,bagaimana wajah yang terlihat dingin berubah imut dalam sedetik.

“Park sunghoon jangan sok gemes nanti gue datangin rumah lo bareng keluarga besar gue gimana?”

“Ngapain gila,”

“Buat nentuin tanggal bagus sekalian laporin ke bunda kalo hoonie di sekolah anak bandel.”

Sunghoon beranjak dari duduknya, mendekati Heeseung dan -

BRAK!

“NGAPAIN LO BERDUA!!”

Sunghoon menjauhkan wajahnya dari wajah Heeseung padahal jaraknya sudah sangat sangat sangat dekat.

Heeseung yang kaget mendorong wajah sunghoon sekuat tenaga sehingga membuat sunghoon terduduk di lantai yang dingin dengan cara yang tidak nyaman.

“JAY! BISA GA SIH LO SEHARI AJA GA NGERUSAK SUASANA?” Sunghoon berdiri dan mengelus bokongnya yang sakit.

“kalian mau ngapain? lo sama ketua osi-OH GUE TAU,” Jay senyum lebar dengan perlahan berjalan mundur ,keluar dari ruangan itu,menutup pintu dan hilang di baliknya.

“A-anu,” sial! Sunghoon lupa apa yang ia ingin katakan tadi.

“Gue ga becanda sama omongan gue park sunghoon.”

“hah? a-apa?”

“omongan gue yang tadi,gue ga main-main.”

sunghoon membulatkan matanya,bagaimana bisa terjadi harusnya kan dia yang mengancam bukan yang di ancam.

“GUE BELUM MAU NIKAH GUE MAU SEKOLAH DULU” teriaknya dengan sangat kencang.

“Lo sekolah aja ga bener. mendingan lo nikah aja sama gue, see you tonight baby.” dengan senyuman yang sedikit mengerikan.


“Park sunghoon,XI IPS 3. pelanggan yang di lakukan hari ini pertama datang terlambat 20 poin,kedua tidak memakai ikat pinggang dan dasi 10 poin, ketiga tidak menggunakan sepatu hitam 20 poin, keempat bolos jam pertama 10 poin, dan yang kelima memakai kaus kaki pendek 15 poin. total 75 poin dalam sehari. kamu tau kan poin cuma sampai seratus?jika sampai seratus dalam sehari apa yang terjadi?”

Sunghoon menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah tangguh dia bertanya,“apa?”

“Ada dua kemungkinan,pertama orang tua kamu di panggil ke sekolah dan kedua kamu akan di skors kurang lebih satu minggu.”

“satu lagi, kamu bisa saja di D.O jika membuat kegaduhan di sekolah.” sambung orang tersebut.

sunghoon tak habis pikir, selama ia bersekolah disini ini pertama kalinya dia mendapatkan poin hanya karena beberapa hal yang padahal hampir setiap hari ia lakukan. sepertinya orang yang berada di hadapannya 'ketua osis',kini lelah dengan tingkah laku sunghoon.

“Park sunghoon,” orang itu memanggil.

“Yes dad-,”

“PARK SUNGHOON!” orang itu memotong sahutan Sunghoon.

Sunghoon menyilakan kakinya, mencondongkan tubuhnya mendekat kearah orang itu mengelus pipinya lalu tersenyum manis, “Lee Heeseung Jangan sok galak,nanti hoonie laporin bunda tau rasa lo,”

orang itu,Lee Heeseung membulatkan matanya ketika tiba-tiba orang di depannya-sunghoon mempoutkan bibirnya,bagaimana wajah yang terlihat dingin berubah imut dalam sedetik.

“Park sunghoon jangan sok gemes nanti gue datangin rumah lo bareng keluarga besar gue gimana?”

“Ngapain gila,”

“Buat nentuin tanggal bagus sekalian laporin ke bunda kalo hoonie di sekolah anak bandel.”

Sunghoon beranjak dari duduknya, mendekati Heeseung dan -

BRAK!

“NGAPAIN LO BERDUA!!”

Sunghoon menjauhkan wajahnya dari wajah Heeseung padahal jaraknya sudah sangat sangat sangat dekat.

Heeseung yang kaget mendorong wajah sunghoon sekuat tenaga sehingga membuat sunghoon terduduk di lantai yang dingin dengan cara yang tidak nyaman.

“JAY! BISA GA SIH LO SEHARI AJA GA NGERUSAK SUASANA?” Sunghoon berdiri dan mengelus bokongnya yang sakit.

“kalian mau ngapain? lo sama ketua osi-OH GUE TAU,” Jay senyum lebar dengan perlahan berjalan mundur ,keluar dari ruangan itu,menutup pintu dan hilang di baliknya.

“A-anu,” sial! Sunghoon lupa apa yang ia ingin katakan tadi.

“Gue ga becanda sama omongan gue park sunghoon.”

“hah? a-apa?”

“omongan gue yang tadi,gue ga main-main.”

sunghoon membulatkan matanya,bagaimana bisa terjadi harusnya kan dia yang mengancam bukan yang di ancam.

“GUE BELUM MAU NIKAH GUE MAU SEKOLAH DULU” teriaknya dengan sangat kencang.

“bodo amat, see you tonight baby.” dengan senyuman yang sedikit mengerikan.


“Park sunghoon,XI IPS 3. pelanggan yang di lakukan hari ini pertama datang terlambat 20 poin,kedua tidak memakai ikat pinggang dan dasi 10 poin, ketiga tidak menggunakan sepatu hitam 20 poin, keempat bolos jam pertama 10 poin, dan yang kelima memakai kaus kaki pendek 15 poin. total 75 poin dalam sehari. kamu tau kan poin cuma sampai seratus?jika sampai seratus dalam sehari apa yang terjadi?”

Sunghoon menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah tangguh dia bertanya,“apa?”

“Ada dua kemungkinan,pertama orang tua kamu di panggil ke sekolah dan kedua kamu akan di skors kurang lebih satu minggu.”

“satu lagi, kamu bisa saja di D.O jika membuat kegaduhan di sekolah.” sambung orang tersebut.

sunghoon tak habis pikir, selama ia bersekolah disini ini pertama kalinya dia mendapatkan poin hanya karena beberapa hal yang padahal hampir setiap hari ia lakukan. sepertinya orang yang berada di hadapannya 'ketua osis',kini lelah dengan tingkah laku sunghoon.

“Park sunghoon,” orang itu memanggil.

“Yes dad-,”

“PARK SUNGHOON!” orang itu memotong sahutan Sunghoon.

Sunghoon menyilakan kakinya, mencondongkan tubuhnya mendekat kearah orang itu mengelus pipinya lalu tersenyum manis, “Lee Heeseung Jangan sok galak,nanti hoonie laporin bunda tau rasa lo,”

orang itu,Lee Heeseung membulatkan matanya ketika tiba-tiba orang di depannya-sunghoon mempoutkan bibirnya,bagaimana wajah yang terlihat dingin berubah imut dalam sedetik.

“Park sunghoon jangan sok gemes nanti gue datangin rumah lo bareng keluarga besar gue gimana?”

“Ngapain gila,”

“Buat nentuin tanggal bagus sekalian laporin ke bunda kalo hoonie di sekolah anak bandel.”

Sunghoon beranjak dari duduknya, mendekati Heeseung dan -

BRAK!

“NGAPAIN LO BERDUA!!”

Sunghoon menjauhkan wajahnya dari wajah Heeseung padahal jaraknya sudah sangat sangat sangat dekat.

Heeseung yang kaget mendorong wajah sunghoon sekuat tenaga sehingga membuat sunghoon terduduk di lantai yang dingin dengan cara yang tidak nyaman.

“JAY! BISA GA SIH LO SEHARI AJA GA NGERUSAK SUASANA?” Sunghoon berdiri dan mengelus bokongnya yang sakit.

“kalian mau ngapain? lo sama ketua osi-OH GUE TAU,” Jay senyum lebar dengan perlahan berjalan mundur ,keluar dari ruangan itu,menutup pintu dan hilang di baliknya.

“A-anu,”

“Gue ga becanda sama omongan gue park sunghoon.”

“hah? a-apa?”

“omongan gue yang tadi,gue ga main-main.”

sunghoon membulatkan matanya,bagaimana bisa terjadi harusnya kan dia yang mengancam bukan yang di ancam.

“GUE BELUM MAU NIKAH GUE MAU SEKOLAH DULU” teriaknya dengan sangat kencang.

“bodo amat, see you tonight baby.” dengan senyuman yang sedikit mengerikan.


Heeseung menyipitkan matanya melihat jam yang tertera pada ponselnya jam menunjukkan 06.44

baru saa ia bangkit dari tidurnya sebuah tangan menariknya sehingga Heeseung kembali terbaring,

Jay menarik Heeseung kedalam dengkapannya. “mau kemana,” tanya Jay dengan suara serak bangun tidurnya.

“pulang,papa suruh.” memundurkan wajahnya dari dada Jay.

setelah beberapa saat Heeseung melepas pelukannya dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Jay hanya berbaring memerhatikan apa yang Heeseung lakukan. matanya tak lepas dari laki laki cantik itu.

“Jay aku pulang ya,”

“sini dulu bentar,”

Heeseung membalikkan badannya yang sudah di depan pintu kemudian menuju ke ranjang tempat Jay masih berbaring.

“apa?”

“cium dulu,” rengek Jay dengan mata tertutup.

cup

satu kecupan mendarat di pipi Jay. Jay menunjuk bibirnya menunggu Heeseung menciumnya namun tak ada sentuhan sama sekali. akhirnya Jay memutuskan membuka mata namun tidak ada Heeseung di hadapannya.

“JUNGWON UDAH DI DEPAN, HEE PULANG DULU JAY!!”

Jay berdecak sebal, lalu menarik kembali selimutnya dan melanjutkan tidurnya.


Rumah dua lantai dengan warna putih tulang yang menempel di setiap dinding, interior yang berada dalam rumah tersebut cukup menarik.

“ayo kak,” ajak Jungwon.

Heeseung membuka sabuk pengaman dan mengekori Jungwon, ini bukan pertama kalinya dia memasuki rumah ini namun tetap saja ia merasa gugup.

setelah sampai di depan pintu,Heeseung mengetuknya terlebih dahulu sebelum membukanya.

ia duduk di sofa yang ada di dalam, menunggu sang papa memulai pembicaraan.

papa Heeseung duduk di hadapannya, menarik napas sebelum mengatakan sesuatu.

“Jadi mau sampai kapan kamu tinggal di apartemen itu? apa kamu tidak ingin tinggal bersama?”

Heeseung menunduk,ia tak tahu apa yang akan dijawabnya. menolakpun rasanya Heeseung tak bisa,bukan karena tak mau namun dia tahu diri.

“apa kau mau tinggal bersama? dirumah ini hanya ada papa,mama dan Jungwon, Jungwon butuh teman tinggal itu sebabnya kami mengadopsi mu, aku dan mamamu akan berangkat keluar kota besok, kemungkinan ini akan sangat lama jadi aku memutuskan untuk kau tinggal disini menemani Jungwon.”

Heeseung mengangguk,“baik pa, aku mau berkemas dulu,”

“Barang barang mu sudah ada di kamar sebelah Jungwon,aku sudah mengemasnya tadi malam.”

“semua yang ada di apartemen ku?”

“iya, sekarang kau boleh ke kamar mu.”

setelah mendengarkan itu, Heeseung meninggalkan ruangan itu dan menuju 'kamarnya' yang pintunya berwarna coklat.

hal pertama yang Heeseung lihat adalah Barang barangnya sudah tersusun rapi.

tembok kamar yang berwarna abu abu, cukup bagus walau tak sebesar kamar di apartemennya.

Heeseung merebahkan tubuhnya di atas kasur, melepas jaket yang ia kenakan menyalakan ac, menutup gorden dan kemudian mengambil posisi nyaman untuk kembali tidur.


Heeseung menyipitkan matanya melihat jam yang tertera pada ponselnya jam menunjukkan 06.44

baru saa ia bangkit dari tidurnya sebuah tangan menariknya sehingga Heeseung kembali terbaring,

Jay menarik Heeseung kedalam dengkapannya. “mau kemana,” tanya Jay dengan suara serak bangun tidurnya.

“pulang,papa suruh.” memundurkan wajahnya dari dada Jay.

setelah beberapa saat Heeseung melepas pelukannya dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Jay hanya berbaring memerhatikan apa yang Heeseung lakukan. matanya tak lepas dari laki laki cantik itu.

“Jay aku pulang ya,”

“sini dulu bentar,”

Heeseung membalikkan badannya yang sudah di depan pintu kemudian menuju ke ranjang tempat Jay masih berbaring.

“apa?”

“cium dulu,” rengek Jay dengan mata tertutup.

cup

satu kecupan mendarat di pipi Jay. Jay menunjuk bibirnya menunggu Heeseung menciumnya namun tak ada sentuhan sama sekali. akhirnya Jay memutuskan membuka mata namun tidak ada Heeseung di hadapannya.

“JUNGWON UDAH DI DEPAN, HEE PULANG DULU JAY!!”

Jay berdecak sebal, lalu menarik kembali selimutnya dan melanjutkan tidurnya.



Dua Minggu berlalu, Jay kembali seperti dahulu, Jay yang Heeseung kenal.

Namun tetap saja nama sunghoon tak lepas dari pikiran Heeseung.

“Hee kamu denger ga sih,” Jay menatap Heeseung dengan wajah kesal dan bibir mayunnya.

“denger Jay,”

di bawah sunyinya malam, mereka kini berada di halaman belakang rumah Jay, Jay memanggil Heeseung menemaninya karena kedua orang tuanya dan adiknya 'sunoo' pergi ke rumah tantenya. dan ia di tinggal sendirian.

Heeseung hanya menemaninya,entah bermain game, memasak atau semacamnya. Orang tua Jay pergi kemarin,dan berakhir lah Heeseung menemani Jay hingga menginap di rumah Jay.

Keduanya tampak asik di dunia masing-masing, Heeseung dengan gamenya dan Jay juga.

hingga mereka tak sadari jika ada orang yang kini ikut duduk di sebelahnya.

“Ekhmm,”

”...“. Tak ada sahutan.

“kak,”

”...”

“KAK HEESEUNG!!” teriak orang yang di abaikan itu.

Heeseung yang kaget lantas membulatkan matanya mencari sumber suara yang berteriak kencang tepat di telinganya.

“kenapa?”

“papa suruh pulang,katanya ada yang mau di omongin,”

“Lo kok bisa masuk rumah gue?” tanya Jay heran melihat anak di hadapannya yang masuk tanpa izin.

“ya bisalah,”

“sekarang?”

“nggak sih, kapan kapan aja.”

“terus ngapain lo nekat masuk ke rumah gue?”

“suka suka gue lah,”

“ini rumah gue.”

“tau,”

“izin dulu,”

“bodo amat, gue sekarang udah sampe masa gue keluar dulu terus telpon kak hee minta tolong izin ke lo buat masuk terus-”

“Pulang lo sana,” usir Jay.

“Gak! gue pulang kak Heeseung ikut.”

Heeseung menatap lurus,kini pikirannya beradu. banyak hal yang memungkinkan ia di panggil oleh 'papa' namun, apa?.

“Heeseung nginep disini.”

“Gak! kak Heeseung pulang bareng gue!”

“Enak aja,dia pacar gue lo siapa dia HAH!?”

“GUE-” perkataan Jungwon terpotong.

“won,gue besok aja ke rumah papa. mau nemenin Jay dulu dia sendirian di rumah.” potong Heeseung.

“oh oke,gue pulang kak.”

punggung milik Jungwon perlahan mulai menjauh, Heeseung hanya menatap punggung itu hingga menghilang di balik pintu.

Jay sadar akan Heeseung,ia menatap kekasihnya itu, ia melihat raut wajah tak tenang.

“Kenapa Hee? papa kamu jahat?”

“NGGAK!”

“oh, pasti jahat,”

Kring! Kring!

ponsel Heeseung berdering menampilkan nama 'Jungwon.' lantas Jay dengan cepat mengambil dan menggeser tombol hijau.

“halo,”

“Halo won,”

“Kakak udah makan? kalo belum ntar gue pesenin,”

*“Ntar gue yang ngasih dia makan, lo pulang sana.”

TUT!