#rapat 1
Jeongwoo dan Haruto jalan bersisian memasuki hotel dengan nama grand and epic itu, bertemu dengan Jaehyuk yang berdiri dekat meja resepsionis sedang memainkan ponselnya.
“Nyet”Panggil Haruto mengalihkan fokus Jaehyuk dari ponsel ke arahnya.
Satu sikutan cukup tajam mampir ke tubuhnya dari Jeongwoo di sampingnya.
Haruto menoleh, mendelik tidak terima sembari mengusap tubuhnya yang mendapat sikutan dari Jeongwoo.
“Panggil teman lo yang benar”Rutuk Jeongwoo melihat pada Haruto dari ujung matanya.
“WOI NYET!”
Haruto menoleh dramatis pada Jeongwoo, wajahnya menunjukkan ekspresi yang seolah berkata ‘tuh lihat saja dia juga manggil gue nggak bener’
Jeongwoo memutar bola matanya malas, sekarang dia tahu alasan kenapa Jaehyuk dan Haruto itu sering adu mulut tapi masih tetap akrab. Karena kelakuan mereka sama. Sama-sama menyebalkan , sama-sama kurang ajar satu sama lain. Impas.
“Gue pikir lo gak datang”Basa basi Jaehyuk sok mengulurkan tangan yang ditepis oleh Haruto dengan memasang raut wajah malas. “Halo Woo”Sapa Jaehyuk mengangkat tangannya yang di balas dengan cara sama oleh Jeongwoo. “Di ajak paksa Haruto ya kesini?”Jaehyuk bertanya dengan nada kelakar, tapi wajahnya memasang raut sinis pada Haruto yang cuek dan mengeluarkan dengusan kesal.
Jeongwoo tersenyum simpul. “Yes and no. Iya gue di ajak kesini sama dia tapi gue nggak di paksa, soalnya ada klien gue yang minta ketemuan di sini. Orangnya juga mau ada rapat di ni hotel”Jelasnya yang membuat Jaehyuk mengangguk-anggukkankepalanya mengerti.
“Jadi rapatnya?”Tanya Haruto.
Jaehyuk mendengus kasar, melihat bagaimana raut wajah Haruto yang terlihat malas-malasan“Jadilah, ya kali gue nyuruh lo kesini tapi gak jadi”
Jeongwoo hanya melihat pada mereka yang saat ini sibuk mengobrolkan soal proyek kerjaan mereka, dia diam tidak bisa masuk ke dalam pembicaraan karena memang bukan bidangnya dan aneh saja rasanya jika dia tiba-tiba nimbrung walaupun hanya untuk membuat komentar.
“Ayo”
Jeongwoo mendongak, melihat pada tangan Haruto yang tiba-tiba terulur di depannya lalu pada wajah Haruto yang menatap padanya bingung.
“Apaan?”Tanya Jeongwoo memiringkan kepalanya.
“Ayo ikut aku”
Jeongwoo menggeleng menolak ajakan Haruto. “Nggak ah, gue di lobi aja. Lagian juga lo tuh mau rapat, gue juga bukan bagian dari rapat. Gue nunggu di lobi aja”
“Ngapain sendirian disini mending sama guelah”Ajak Haruto lagi.
“Nggak mau anjir! Gue disini aja. Gue udah ngabarin Kak Yoonbin juga kalau gue udah di hotel, siapa tahu gue bisa ketemu dia duluan kan sebelum rapatnya”
“Eh nggak bisa gitu, gue ada rapat nanti lo gak ada yang nemanin lagi. Nanti aja ketemunya”
Jaehyuk mengangkat sebelah alisnya. “Yoonbin siapa Woo?”
“Huh? Yoonbin, kakak tingkat gue Hyuk”Jeongwoo menjawab. “Kenapa?”
Jaehyuk menggeleng. “Nggak, namanya sama kayak nama anak yang punya ni hotel”
“Dikira nama Yoonbin cuma satu”Cibir Haruto yang mendapatkan lirikan malas dari Jaehyuk.
“Gue di suruh nunggu di lantai 3 dekat ruang rapat katanya”Jeongwoo berucap mendongakkan kepala, beralih fokus dari ponselnya yang barusan memberikan notifikasi akan adanya chat yang masuk. “Kenapa?”Tanyanya bingung ketika keduanya melihat Jeongwoo dengan sebelah alis yang terangkat dan seperti mengetahui sesuatu.
“Gue sama Haruto juga rapatnya di lantai 3 nih”
“Laa? Terus?”
“Berarti orang yang mau lo temuin satu rapat sama kita”Haruto memberi pernyataan dengan tangannya terlipat di dada, memasang wajah tidak senang dengan ucapannya sendiri.
Jaehyuk melihat aneh pada Haruto, wajahnya seakan berkata ‘kenapa ni orang’
Jeongwoo menghela napasnya lelah, tidak habis pikir dengan perilaku Haruto saat ini. “Jelek banget muka lo, memang di kira rapat cuma rapat proyek lo doang”
“Ya mana tahu kan, lebih baik jaga-jaga”Ucap Haruto mengangkat bahu acuh.
Jeongwoo hanya bisa geleng kepala mendengar ucapan Haruto begitu juga Jaehyuk.
“Lo tuh ngomong seakan-akan bakalan ada hal buruk gitu kalau Jeongwoo ketemu sama kliennya sendiri”Keluh Jaehyuk disertai erangan sebal.
“Iya memang ada”Jawab Haruto dengan nada pernyataan seakan dia benar.
“Dih, terus kenapa lo repot amat? Yang mau ketemu kliennya Jeongwoo bukan lo”Jaehyuk mencibir yang mendapat lirikan sinis dari bosnya.
“Soalnya gue gak suka sama kliennya, modus!”Balas Haruto yang kemudian diakhiri dengan dengusan keras dan kasar.
Dengan sebelah alis terangkat, sudut bibir naik keatas dan wajah sarkas, Jaehyuk memberikan komentar. “Suka gak ngaca. Lo juga modus! Lagian ngatur-ngatur Jeongwoo, lo aja bukan siapa-siapa. Pacar juga bukan. Lo gantungin mulu dia, kalau ternyata kliennya lebih baik mending milik kliennya lah”
“Si bangsat!”Haruto mendesis tajam, merutuki Jaehyuk yang kini tersenyum miring penuh kemenangan.
Dengan Jeongwoo sendiri menghela napas lelah, berpikir kenapa dia harus berada di sekitar dua manusia ini. Walaupun tidak dapat dia pungkiri kata-kata Jaehyuk ada benarnya dan itu sedikit menusuk buat Jeongwoo. Jeongwoo sih bukan di gantungin, tapi udah di patahin tuh hatinya karena si Haruto udah punya calon sendiri yang dia sampai sekarang tidak tahu siapa orangnya dan kayaknya dia juga tidak ingin tahu, dia tidak mau menambah kadar insecure dan sakit hatinya kalau tahu. Nanti saja pas di nikahan Haruto dia tahu sendiri.
Jeongwoo akan menengahi kedua orang dengan status anak buah dan atasan itu ketika suara tidak di kenal menyapa telinga ketiganya. Membuat mereka serempak menoleh ke arah suara dan menemukan seorang laki-laki yang mungkin umurnya tidak beda jauh dengan Jeongwoo, mengenakan kemeja bergaris warna biru laut tersenyum ramah pada dia dan Jaehyuk juga Haruto.
“Hmm, apa salah satu dari anda bertiga ada yang bernama Tuan Park Jeongwoo?”Tanyanya, yang membuat Jeongwoo langsung mengangkat tangan layaknya orang yang sedang absen. “Ah oke, perkenalkan saya Junghwan”Tangan terulur ke depan Jeongwoo untuk bisa berjabat tangan yang tentu saja di terima oleh Jeongwoo walaupun wajahnya menunjukkan raut kebingungan. “Saya asisten dari Tuan Ha Yoonbin, saya diberitahu untuk membawa anda ke ruang rapat di lantai 3. Bisa ikut saya?”
Jaehyuk mengangguk-anggukkan kepalanya mulai paham situasi, ternyata Yoonbin yang di maksud ini benar dengan Yoonbin yang adalah pemilik dari grand and epic hotel, dan benar kata Haruto bahwa mereka akan berada di satu ruang rapat karena dia tahu siapa Junghwan, dia sudah pernah melihatnya ketika rapat beberapa hari yang lalu, saat itu dia menggantikan Haruto yang katanya tidak bisa hadir karena alasan ada urusan negara yang lebih penting.
Jaehyuk melirik ke Haruto yang wajahnya terlihat mengeras. “Selamat saingan anda anak yang punya hotel. Gue udah pernah ketemu sama orangnya, lebih baik dari lo sih nyet. Tinggal menggunakan pendekatan persuasif ke Jeongwoo, maka say goodbye sama Jeongwoo”Bisik Jaehyuk memanas-manasi Haruto.
Selain karena dia memang jahil, dia melakukannya juga agar Haruto bisa lebih baik dalam maju untuk mendapatkan Jeongwoo. Jangan membuat anak orang merasa di gantung dan berakhir jadi ‘menjaga jodoh orang’.
Dan Jaehyuk rasa tindakannya berhasil karena Haruto yang tadinya berdiri tepat di sampingnya, langsung membuat langkah maju mendekat pada Jeongwoo, dan Jaehyuk bersiul menggoda ketika atasan merangkap sahabatnya itu menarik pinggang Jeongwoo membawa tubuh si laki-laki yang tingginya setara dengan Haruto mendekat hingga badan keduanya menempel.
Jaehyuk menutup mulutnya menahan tawa sedangkan si laki-laki lain yang tadi memperkenalkan diri dengan nama Junghwan kedua alisnya naik keatas merasa bingung dan takjub secara bersamaan akan tindakan tiba-tiba Haruto.
“Err... Jadi?”Tanya Junghwan memastikan, fokusnya pada Jeongwoo yang terlihat kepayahan dalam melepaskan diri dari dekapan Haruto yang cukup kuat.
“He’s with me. Tunjukkan jalannya untuk ke ruang rapat. Kurasa aku juga berada di rapat yang sama dengan atasanmu”
Jeongwoo merutuk, mengumpat pelan sesekali mendesis tajam memarahi Haruto yang sudah bertindak aneh-aneh padanya. Apalagi Haruto sekarang memasang wajah angkuh tidak ingin di bantah yang dia tujukan pada Junghwan asisten Yoonbin.
Junghwan mengangkat tangannya menyerah. “Okay, i’ll lead the way”Junghwan berbalik membawa langkahnya ke tempat lift hotel terpasang, menekan tombol dengan tanda panah naik dan tidak berapa lama lift mengeluarkan suara khasnya ketika pintu terbuka, dia mempersilahkan terlebih dahulu untuk Haruto dan Jeongwoo masuk, lalu dia dan Jaehyuk masuk setelahnya.
Rangkulan erat dari Haruto ke Jeongwoo tidak kunjung terlepas membuat empunya badan menyerah membiarkan tindakan Haruto padanya.
Dan di depan keduanya, Junghwan dan Jaehyuk berdiri bersisian. Saling menolehkan kepala satu sama lain sebelum menganggukkan kepala sebagai sapaan, lalu kembali memfokuskan diri melihat ke pintu lift di depan.
Jaehyuk melirik dari ujung matanya ketika asisten dari si anak pemilik hotel sedikit memajukan kepalanya mendekat pada Jaehyuk dan berbisik. “Are they an item or what?”
Dan Jaehyuk menjawab. “Bukan, yang mukanya songong itu aja suka ngaku-ngaku calonnya Jeongwoo, padahal sukanya gantungin anak orang”
Junghwan mendelik ketika Jaehyuk tidak menjawabnya dengan berbisik pula dan lebih terkejut ketika tubuh Jaehyuk terdorong ke depan akibat kakinya yang di tendang cukup keras oleh Haruto sebagai bentuk protesan.
“SIALAN!”Seru Jaehyuk tidak terima yang di balas Haruto dengan wajah menantang.
Jeongwoo menutup wajahnya malu akan kelakuan dua orang yang di kenalnya ini, sedangkan Junghwan hanya bisa berdiri canggung dengan wajah bingung melihat kejadian di depannya.