wjmmmy

๐‘ฎ๐’–๐’† ๐’Ž๐’‚๐’– ๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’ ๐’„๐’‚๐’“๐’Š ๐’”๐’†๐’•๐’Š๐’‚๐’‘ ๐’๐’ ๐’‚๐’…๐’‚ ๐’Ž๐’‚๐’”๐’‚๐’๐’‚๐’‰, ๐‘ด๐’Š๐’™. ๐‘ช๐’‚๐’'๐’• ๐‘ฐ??

Seminggu berlalu semenjak insiden roti bakar, Mix seperti bermain kucing-kucingan dengan Earth setiap hari. Ia berangkat kuliah lebih pagi dari kebiasaanya, mencari-cari berbagai macam alasan agar tidak perlu berangkat bersama Earth. Mix pergi tidur lebih cepat dari jadwal tidurnya yang biasa, sebelum Earth pulang, lagi-lagi mencari alibi agar tidak perlu berinteraksi dengan Earth.

Jujur, ia juga tidak tahu pasti apa yang sedang dia lakukan. Mix bingung, dia merasa tidak nyaman dengan perasaan yang mendadak muncul saat ia berada dekat dengan Earth, ia tidak bisa mengendalikannya dan itu membuatnya itu ketakutan. Ia pikir dengan menghindari Earth, mengurangi interaksi dengan Earth, menjauhi Earth dapat membuat perasaan 'aneh' itu lambat laun menghilang dengan sendirinya.

Mix memang bodoh, tentu saja dia salah.

Ia menderita. Ia merindukan Earth, merindukan suaranya, senyum dan tawanya, juga sentuhan-sentuhan kecil sarat perhatian lainnya yang biasa ia terima dari Earth selama lima belas tahun kebersamaan mereka.

Ini menyiksanya.

Rasa yang ia simpan rapi dalam kotak penyimpanannya yang paling rahasia kian hari kian penuh, kotak itu sebentar lagi pasti tidak akan cukup menampungnya. Terlalu banyak. Terlalu banyak untuk ia simpan seorang diri dan tidak membaginya dengan sang obyek- alasan rasa itu tercipta.


Malam itu, sama seperti malam-malam lainnya, kecuali satu hal- Earth pulang lebih cepat. Ketika suara yang tidak asing itu memanggil-manggil nama Mix dengan lembut dari balik pintu sambil sesekali mengetuknya perlahan, Mix belum tidur.

Selanjutnya suara gagang pintu yang dibuka perlahan diiringi langkah kaki menandakan Earth memasuki kamar Mix. Mix merutuk dalam hati karena ia belum sempat mengunci pintu kamarnya.

Mix memutuskan untuk pura-pura tidur saja.

โ€œMix.....?? Udah tidur???โ€

Tidak ada jawaban.

Hanya ada suara dengkur halus sebagai respon dari pertanyaan Earth. Mix sepenuhnya berharap Earth akan segera pergi setelah tahu kalau ia sudah terlelap, tapi Earth malah bergerak mendekat ke ranjang Mix dan duduk di pinggirannya. Mix tidak tau apa yang Earth lakukan karena betapapun ia ingin membuka matanya, ia tidak melakukannya.

Mix dapat merasakan hangat nafas Earth di wajahnya bersamaan dengan selimutnya yang semula masih terlipat rapi kini terbentang menyelimuti seluruh tubuhnya, disusul dengan tepukan-tepukan lembut di lengannya. Earth masih di sana.

โ€œMix, i don't know what you've been through... Tapi lo tau kan lo bisa cerita apa aja ke gue, masalah apa aja, lo gak perlu simpen semuanya sendiri...โ€

โ€œGue tau lo lagi gak baik-baik aja dan gue gak mau jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa, Mix. Gue selalu mau jadi orang pertama yang lo cari kalo lo ada masalah, Mix. Can't i??โ€

Mata Mix terasa panas, ia tidak bisa membendung air matanya. Perasaan bersalahnya selama seminggu terakhir ini, ia sangat tau bahwa Earth pasti khawatir akan perubahan sikapnya yang tiba-tiba namun ia mencoba tidak peduli. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri.

Bantalnya basah. Hidungnya tersumbat, Mix tidak bisa menyembunyikan tangisnya. Earth meraih tubuh yang lebih muda ke dalam pelukannya, megusap-usap lembut punggung yang terlihat rapuh dan kini terisak-isak di dekapannya. Mix tidak mengucap sepatah kata-pun, Earth juga tidak mendesaknya menjelaskan apapun.

โ€œLo tau kan gue selalu ada buat lo, Mix. You can count on me, always. Bahkan ketika semua orang pergi, gue bakal jadi satu-satunya orang yang bertahan di sisi lo...โ€

โ€œLo tau gak seminggu ini gue mikir where I did wrong sampe-sampe adek gue yang biasanya selalu cerita dari A sampai Z, mulai dari yang penting sampe gak penting, tiba-tiba berhenti ngelakuin itu...โ€

Earth seperti bicara sendiri, yang Mix lakukan hanya menangis terisak-isak, sampai dadanya terasa sesak. Tapi Earth memang tidak menuntut jawaban, ia bahkan tidak keberatan meladeni Mix yang menangis selama satu jam di pelukannya dan membuat kemejanya basah karena air mata, dibanding harus menghadapi Mix yang berdiam diri, menghindarinya dan menolak bicara padanya.

Mix menangis dalam dekapan Earth sampai ia jatuh tertidur, rupanya menangis seperti tadi cukup menguras energinya, terlebih pelukan Earth dan aroma tubuhnya selalu terasa seperti rumah yang aman dan nyaman- membuatnya terlelap. Hal sederhana yang mampu mengobati timbunan berjuta kerinduan yang tak tersampaikan.


Mix terbangun dari tidurnya ketika cahaya matahari merambat masuk melalui celah-celah lapisan kedua tirai jendela kamarnya, entah siapa manusia iseng yang pagi-pagi sudah membuka tirainya yang tebal hingga hanya menyisakan lapisan tipis berbahan lace itu. Oh, tentu saja Earth.

Ia ingat kalau ia memeluk Earth semalaman saat ia tidur, tapi ia tidak tau kapan Earth pergi dari kamarnya. Pagi ini, kasur sebelahnya sudah kosong ketika Mix membuka mata. Kepalanya terasa pusing, ia berani jamin matanya juga bengkak. Mix memutuskan untuk segera mandi, atau ia akan terlambat ke kampus.

โ€œMix.... sini sarapan sayang....โ€

Suara hangat wanita paruh baya yang sudah Mix anggap ibu sendiri itu terdengar ketika Mix keluar dari kamarnya. Mix duduk di meja makan, berseberangan dengan Earth yang tengah menyesap kopi sembari sibuk dengan tabletnya, Earth hanya tersenyum ke arahnya sesaat, lalu kembali sibuk menatap layar.

โ€œKebanyakan ma nasinya...โ€ Mix protes ketika Mama mengisi piring nasinya penuh-penuh.

โ€œEngga Mix... kamu udah seminggu gak pernah sarapan di rumah, liat kamu udah kurus kaya gini, ini saatnya kamu pemulihan gizi ya nak...โ€ Mama mengusap-usap pipi Mix penuh kasih sayang.

Mix dapat melihat Earth tersenyum kecil di depan sana. Senyum mengejeknya yang biasa.

โ€œIni mah porsi Earth ma...โ€ Bisik Mix masih terus saja protes.

โ€œUdah ya nak makan ya harus dihabiskan!โ€ Titah Mama.

Mix tidak protes lagi, dia makan dalam diam.

Betul kata Mama, sudah seminggu ia melewatkan sarapan pagi di rumah, baru seminggu, tapi ia merasa sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka bertiga bercengkrama seperti ini. Mix bergantian menatap Earth yang sibuk dengan dunianya dan Mama yang sedang mengisi piring nasinya dengan lauk-pauk aneka rupa- seperti ibu-ibu pada umumnya yang selalu ingin anaknya mendapatkan kebutuhan gizi yang cukup.

Keluarganya.

Keluarga yang ia kasihi, melebihi keluarganya sendiri- yang bahkan tidak bisa ia ingat lagi seperti apa detailnya. Keluarga yang mengajarinya definisi dari keluarga itu sendiri.

Keluarga tidak melulu harus mengenai hubungan darah, keluarga baginya adalah orang-orang yang menginginkannya ada dalam kehidupan mereka, keluarga adalah orang-orang yang membuat dia tersenyum dan mencintainya dengan atau tanpa alasan.

โ€œKak Earth.... hari ini gue nebeng ke kampus.....โ€

Earth tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Ia tersenyum, begitu lebarnya, sangat cerah, mengalahkan cerahnya mentari yang pagi tadi membangunkan Mix dari tidurnya.

โ€œBayar ya....โ€ Sahut Earth sambil tertawa.

โ€œHuuu kapitalis!!!โ€ Mix mencibir.

Mix bersyukur, di meja makan pagi itu, satu hari lagi ia diberi kesempatan mengecap apa itu kebahagiaan.

๐‘ต๐’๐’•๐’‰๐’Š๐’๐’ˆ's ๐’ˆ๐’๐’๐’๐’‚ ๐’„๐’‰๐’‚๐’๐’ˆ๐’†๐’” ๐’˜๐’‰๐’‚๐’• ๐’˜๐’† ๐’‰๐’‚๐’—๐’† ๐’๐’๐’˜, ๐‘ด๐’Š๐’™.

โ€œMamaaaaaa Mix pulaaang...โ€

Tiga kebiasaan Mix begitu menginjakkan kakinya di rumah- membuka pintu, melepas sepatu dan membiarkannya tergeletak sembarangan, sibuk berteriak mencari Mama.

โ€œSepatunya taroh yang bener Mix hadeh nih anak...โ€

Earth yang masuk ke rumah setelahnya kebagian tugas menutup pintu dan merapikan sepatu adiknya. Selanjutnya ia menabrak punggung Mix yang berdiri mematung menyaksikan Mama sedang sibuk menyiapkan makan malam bersama seorang wanita muda yang tidak asing.

โ€œHai anak-anak mama udah pada pulang, pas banget langsung kita bisa makan malam.โ€ Mama tersenyum ceria.

โ€œHai Mix...Earth... Surprise!!!!โ€ Wanita muda itu melambai-lambai ke arah Mix dan Earth.

Benar-benar surprise.

โ€œNamtan!!! Kok lo bisa di sini?โ€

Earth tidak bisa menyembunyikan kekagetannya karena Namtan yang selama ini study abroad tiba-tiba hadir di dapur rumahnya. Ia mendekat dan memeluk gadis itu, erat.

โ€œLong time no see, Earth...โ€

โ€œLo udah kelar atau gimana??โ€

โ€œUdah lah makanya gue balik, nih ini akibat lo sombong sampai gak tau temen lo ini udah beres magister...โ€

โ€œKok gue... Lo ya yang suka sok sibuk gak bales chat...โ€ Earth menjitak kepala Namtan.

โ€œAduhh Earth, gue beneran sibuk ya... bukan sok sibukโ€ Namtan balas memukul punggung Earth.

โ€œIya iya percaya deh yang magister interior design...โ€ Earth masih saja meledek Namtan dengan gelar barunya.

โ€œHey Mix apa kabaaar...??โ€ Namtan mengalihkan perhatian kepada Mix yang dari tadi diam saja.

Mix mendekat, tersenyum kecil ke arah Namtan.

โ€œHalo Kak...โ€

Perbincangan selanjutnya didominasi oleh Namtan yang bertanya ini-itu entah pada Mix atau pada Earth sambil sesekali menceritakan pengalamannya selama menuntut ilmu di negeri orang. Dia selalu seceria ini, cantik, pintar, ramah dan sangat baik, selalu bisa menghidupkan suasana dengan celotehannya. Semua orang menyukainya.

Namtan dan Earth pertama kali saling mengenal di universitas, saat mereka berdua sama-sama 8terpilih sebagai freshman boy and girl di tahun tersebut dan membuat keduanya sangat populer di kampus karena terlihat begitu serasi. Tidak sedikit yang menjodoh-jodohkan mereka alias menjadi shipper Earth-Namtan, namun status mereka mentok sebagai sahabat dekat, sangat dekat sih, itu yang Mix tau.

Hingga suatu hari Namtan memutuskan untuk melanjutkan magisternya di Australia, tiga tahun yang lalu, saat itu terakhir kalinya Mix mendengar kabar tentangnya. Mix tidak pernah tau bahwa selama ini Earth masih berkomunikasi dengan Namtan, kehadirannya sore ini di rumah keluarga mereka membuatnya sedikit kaget.

Walaupun sesungguhnya..... tidak ada yang perlu dikagetkan dari sebuah kunjungan sahabat lama yang sudah tiga tahun tidak pernah bersua.

โ—‹โ—‹โ—‹

Dinner di rumah malam ini terasa berbeda, lebih hidup dan hangat berkat kehadiran Namtan, Mix kadang iri dengan kepribadian Namtan yang humble, easy going, dan menyenangkan. Kapan ia bisa begitu ya...

โ€œJadi rencana setelah ini apa Namtan? Mau menikah ya?โ€ Celetuk Mama.

โ€œAh tante... masa kuliah magister susah-susah, lulus cuma untuk menikah sih hehehe...โ€

โ€œUmur kamu udah berapa loh... perempuan jangan menikah terlalu tua.โ€

โ€œSaya mah nunggu ada yang ngelamar aja tante...โ€

โ€œAduh... emang gak dapet pacar selama kuliah di Aussie? Hmmm sama aja kayak Earth tuh jomblo mulu...โ€

Earth melotot ke arah Mama. Marah karena kartu jomblonya terbongkar.

โ€œMasa primadona di firma jomblo sih...โ€

โ€œPrimadona buat narik client ya bukan narik jodoh...โ€ Earth ngeles.

Namtan menjulurkan lidahnya ke arah Earth, meledek.

โ€œKalo Mix pasti udah punya pacar nih gak kayak Earth... Mix primadona juga gak nih di kampus???โ€

Kali ini Mama yang tertawa.

โ€œMix juga jomblo, gak tau nih anak-anak kenapa pada gak suka pacaran...โ€

โ€œAduh Mix jangan ngikutin Earth dong... dia mah payah soal cewek...โ€

โ€œNggak kok kak, emang pengen fokus kuliah dulu aja...โ€

โ€œKalau ada yang kamu suka mah kejar aja, takutnya diambil orang....โ€ Ucap Namtan bercanda.

โ—‹โ—‹โ—‹

Pukul sembilan malam Namtan pamit pulang dan Earth menawarkan diri untuk mengantar.

Usai membersihkan diri dan menyiapkan beberapa keperluan untuk kelas besok- agar tidak ketinggalan, Mix memadamkan lampu kamar dan merebahkan diri di ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang bertabur bintang glow in the dark.

Mencoba terlelap, tapi tidak bisa.

Membatalkan niat untuk tidur cepat, Mix beranjak keluar ke balkon kamarnya untuk melihat bintang sungguhan yang glow in the dark di langit angkasa raya, bukan hanya di langit kamarnya. Ia duduk memeluk lututnya di atas pagar tepian balkon yang cukup luas untuk diduduki orang dewasa tanpa perlu merasa khawatir akan jatuh.

Mix menatap langit malam bertabur bintang, yang dihiasi bulan sabit yang bersinar terang, sayangnya bukan bulan purnama. Tapi langit tetap indah. Mix selalu menyukainya.

Saat itulah mobil Earth muncul di kejauhan, disusul dengan sosok tegapnya yang membuka pagar rumah mereka, sepulangnya ia dari mengantar Namtan. Earth mendongak ke arah balkon kamar Mix dan mendapati pemuda itu sedang melamun. Tak lama berselang, Earth muncul di kamar Mix, menyusulnya ke balkon.

โ€œKatanya tadi mau tidur cepet....โ€

Mix tersentak kaget.

Ia benar-benar tidak menyadari kehadiran Earth.

โ€œNgagetin ish!!!!โ€

โ€œYa lo ngapain malem-malem ngelamun, ntar kesambet. Tidur gih...โ€

โ€œUdah nyoba merem tadi, tapi nggak bisa...โ€

โ€œMikirin apaan emang sampe tukang molor kaya lo tiba-tiba gak bisa tidur...โ€ Earth mendekat, mengusak lembut surai hitam pemuda itu.

Mix mendongak.

โ€œEmang aneh ya kalo seumur gue gak pengen pacaran?โ€ Tanya Mix tiba-tiba.

Earth tersenyum.

โ€œLook at me... Gue juga jomblo kok, gara-gara omongan Namtan lo jadi kepikiran ya...hehehe...โ€ Earth masih terus mengusap-usap kepala adiknya.

โ€œAt least kan lo udah pernah punya pacar dulu... gak kaya gue...โ€

โ€œEmang kenapa sih kok jadi kepikiran serius gini??โ€ Earth ikut duduk di pagar tepian balkon, di hadapan Mix.

โ€œAneh gak sih kalo gue... gak pernah tertarik sama cewek selama ini??โ€

โ€œSama sekali?โ€

Mix mengangguk.

โ€œThen you feel more interested on guy?โ€ Earth bertanya hati-hati.

โ€œI am... not sure...โ€œ

Mix benar-benar tidak yakin.

โ€œOr you basically not interested in any kind of love relationship between two people...?โ€

โ€œMaybe...โ€ Mix mengangkat bahu.

Selama ini yang Mix tau memang dia tidak membutuhkan itu. Semua yang didapatkan teman-temannya dari tetek bengek percintaan bisa dia dapatkan dari Earth. Love, affections, caring and sharing, ia terbiasa mendapatkan semuanya dari Earth sejak mereka kecil dan Mix merasa itu cukup, sehingga ia tidak pernah mencoba mendapatkannya dari sosok yang lain.

โ€œAtau mungkin lo trauma takut ditinggalin???โ€

Mix yang sibuk dengan pikirannya sendiri sejenak lupa bahwa Earth masih ada di sana.

โ€œApa gue keliatan kaya anak yang punya trauma...??โ€

โ€œWho knows...โ€œ

โ€œKak....โ€

โ€œHmm??โ€

โ€œKalo gue beneran suka cowok, gimana?โ€

Earth diam.

โ€œApa gak berandai-andai terlalu jauh nih?โ€

โ€œGue serius nanya.โ€

โ€œNothing's gonna changes what we have now, Mix. Lo bakalan tetep jadi Mix, gue bakalan tetep jadi Earth, mama bakalan tetep jadi mama.โ€

โ€œJust because you're liking guy.โ€ Imbuh Earth setelahnya.


๐‘ต๐’๐’•๐’‰๐’Š๐’๐’ˆ ๐’ˆ๐’๐’๐’๐’‚ ๐’„๐’‰๐’‚๐’๐’ˆ๐’†๐’” ๐’˜๐’‰๐’‚๐’• ๐’˜๐’† ๐’‰๐’‚๐’—๐’† ๐’๐’๐’˜, ๐‘ด๐’Š๐’™.

โ€œMamaaaaaa Mix pulaaang...โ€

Tiga kebiasaan Mix begitu menginjakkan kakinya di rumah- membuka pintu, melepas sepatu dan membiarkannya tergeletak sembarangan, sibuk berteriak mencari Mama.

โ€œSepatunya taroh yang bener Mix hadeh nih anak...โ€

Earth yang masuk ke rumah setelahnya kebagian tugas menutup pintu dan merapikan sepatu adiknya. Selanjutnya ia menabrak punggung Mix yang berdiri mematung menyaksikan Mama sedang sibuk menyiapkan makan malam bersama seorang wanita muda yang tidak asing.

โ€œHai anak-anak mama udah pada pulang, pas banget langsung kita bisa makan malam.โ€ Mama tersenyum ceria.

โ€œHai Mix...Earth... Surprise!!!!โ€ Wanita muda itu melambai-lambai ke arah Mix dan Earth.

Benar-benar surprise.

โ€œNamtan!!! Kok lo bisa di sini?โ€

Earth tidak bisa menyembunyikan kekagetannya karena Namtan yang selama ini study abroad tiba-tiba hadir di dapur rumahnya. Ia mendekat dan memeluk gadis itu, erat.

โ€œLong time no see, Earth...โ€

โ€œLo udah kelar atau gimana??โ€

โ€œUdah lah makanya gue balik, nih ini akibat lo sombong sampai gak tau temen lo ini udah beres magister...โ€

โ€œKok gue... Lo ya yang suka sok sibuk gak bales chat...โ€ Earth menjitak kepala Namtan.

โ€œAduhh Earth, gue beneran sibuk ya... bukan sok sibukโ€ Namtan balas memukul punggung Earth.

โ€œIya iya percaya deh yang magister interior design...โ€ Earth masih saja meledek Namtan dengan gelar barunya.

โ€œHey Mix apa kabaaar...??โ€ Namtan mengalihkan perhatian kepada Mix yang dari tadi diam saja.

Mix mendekat, tersenyum kecil ke arah Namtan.

โ€œHalo Kak...โ€

Perbincangan selanjutnya didominasi oleh Namtan yang bertanya ini-itu entah pada Mix atau pada Earth sambil sesekali menceritakan pengalamannya selama menuntut ilmu di negeri orang. Dia selalu seceria ini, cantik, pintar, ramah dan sangat baik, selalu bisa menghidupkan suasana dengan celotehannya. Semua orang menyukainya.

Namtan dan Earth pertama kali saling mengenal di universitas, saat mereka berdua sama-sama terpilih sebagai freshman boy and girl di tahun tersebut dan membuat keduanya sangat populer di kampus karena terlihat begitu serasi. Tidak sedikit yang menjodoh-jodohkan mereka alias menjadi shipper Earth-Namtan, namun status mereka mentok sebagai sahabat dekat, sangat dekat sih, itu yang Mix tau.

Hingga suatu hari Namtan memutuskan untuk melanjutkan magisternya di Australia, tiga tahun yang lalu, saat itu terakhir kalinya Mix mendengar kabar tentangnya. Mix tidak pernah tau bahwa selama ini Earth masih berkomunikasi dengan Namtan, kehadirannya sore ini di rumah keluarga mereka membuatnya sedikit kaget.

Walaupun sesungguhnya..... tidak ada yang perlu dikagetkan dari sebuah kunjungan sahabat lama yang sudah tiga tahun tidak pernah bersua.

โ—‹โ—‹โ—‹

Dinner di rumah malam ini terasa berbeda, lebih hidup dan hangat berkat kehadiran Namtan, Mix kadang iri dengan kepribadian Namtan yang humble, easy going, dan menyenangkan. Kapan ia bisa begitu ya...

โ€œJadi rencana setelah ini apa Namtan? Mau menikah ya?โ€ Celetuk Mama.

โ€œAh tante... masa kuliah magister susah-susah, lulus cuma untuk menikah sih hehehe...โ€

โ€œUmur kamu udah berapa loh... perempuan jangan menikah terlalu tua.โ€

โ€œSaya mah nunggu ada yang ngelamar aja tante...โ€

โ€œAduh... emang gak dapet pacar selama kuliah di Aussie? Hmmm sama aja kayak Earth tuh jomblo mulu...โ€

Earth melotot ke arah Mama. Marah karena kartu jomblonya terbongkar.

โ€œMasa primadona di firma jomblo sih...โ€

โ€œPrimadona buat narik client ya bukan narik jodoh...โ€ Earth ngeles.

Namtan menjulurkan lidahnya ke arah Earth, meledek.

โ€œKalo Mix pasti udah punya pacar nih gak kayak Earth... Mix primadona juga gak nih di kampus???โ€

Kali ini Mama yang tertawa.

โ€œMix juga jomblo, gak tau nih anak-anak kenapa pada gak suka pacaran...โ€

โ€œAduh Mix jangan ngikutin Earth dong... dia mah payah soal cewek...โ€

โ€œNggak kok kak, emang pengen fokus kuliah dulu aja...โ€

โ€œKalau ada yang kamu suka mah kejar aja, takutnya diambil orang....โ€ Ucap Namtan bercanda.

โ—‹โ—‹โ—‹

Pukul sembilan malam Namtan pamit pulang dan Earth menawarkan diri untuk mengantar.

Usai membersihkan diri dan menyiapkan beberapa keperluan untuk kelas besok- agar tidak ketinggalan, Mix memadamkan lampu kamar dan merebahkan diri di ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang bertabur bintang glow in the dark.

Mencoba terlelap, tapi tidak bisa.

Membatalkan niat untuk tidur cepat, Mix beranjak keluar ke balkon kamarnya untuk melihat bintang sungguhan yang glow in the dark di langit angkasa raya, bukan hanya di langit kamarnya. Ia duduk memeluk lututnya di atas pagar tepian balkon yang cukup luas untuk diduduki orang dewasa tanpa perlu merasa khawatir akan jatuh.

Mix menatap langit malam bertabur bintang, yang dihiasi bulan sabit yang bersinar terang, sayangnya bukan bulan purnama. Tapi langit tetap indah. Mix selalu menyukainya.

Saat itulah mobil Earth muncul di kejauhan, disusul dengan sosok tegapnya yang membuka pagar rumah mereka, sepulangnya ia dari mengantar Namtan. Earth mendongak ke arah balkon kamar Mix dan mendapati pemuda itu sedang melamun. Tak lama, Earth muncul di kamar Mix, menyusulnya ke balkon.

โ€œKatanya tadi mau tidur cepet....โ€

Mix tersentak kaget.

Ia benar-benar tidak menyadari kehadiran Earth.

โ€œNgagetin ish!!!!โ€

โ€œYa lo ngapain malem-malem ngelamun, ntar kesambet. Tidur gih...โ€

โ€œUdah nyoba merem tadi, tapi nggak bisa...โ€

โ€œMikirin apaan emang sampe tukang molor kaya lo tiba-tiba gak bisa tidur...โ€ Earth mendekat, mengusak lembut surai hitam pemuda itu.

Mix mendongak.

โ€œEmang aneh ya kalo seumur gue gak pengen pacaran?โ€ Tanya Mix tiba-tiba.

Earth tersenyum.

โ€œLook at me... Gue juga jomblo kok, gara-gara omongan Namtan lo jadi kepikiran ya... hehehe...โ€ Earth masih terus mengusap-usap kepala adiknya.

โ€œAt least kan lo udah pernah punya pacar dulu... gak kaya gue...โ€

โ€œEmang kenapa sih kok jadi kepikiran serius gini??โ€ Earth ikut duduk di pagar tepian balkon, di hadapan Mix.

โ€œAneh gak sih kalo gue... gak pernah tertarik sama cewek selama ini??โ€

โ€œSama sekali?โ€

Mix mengangguk.

โ€œThen you feel more interested on guy?โ€ Earth bertanya hati-hati.

โ€œI am... not sure...โ€œ

Mix benar-benar tidak yakin.

โ€œOr you basically not interested in any kind of love relationship between two people...?โ€

โ€œMaybe...โ€ Mix mengangkat bahu.

Selama ini yang Mix tau memang dia tidak membutuhkan itu. Semua yang didapatkan teman-temannya dari tetek bengek percintaan bisa dia dapatkan dari Earth. Love, affections, caring and sharing, ia terbiasa mendapatkan semuanya dari Earth sejak mereka kecil dan Mix merasa itu cukup, sehingga ia tidak pernah mencoba mendapatkannya dari sosok yang lain.

โ€œAtau mungkin lo trauma takut ditinggalin???โ€

Mix yang sibuk dengan pikirannya sendiri sejenak lupa bahwa Earth masih ada di sana.

โ€œApa gue keliatan kaya anak yang punya trauma...??โ€

โ€œWho knows...โ€œ

โ€œKak....โ€

โ€œHmm??โ€

โ€œKalo gue beneran suka cowok, gimana?โ€

Earth diam.

โ€œApa gak berandai-andai terlalu jauh nih?โ€

โ€œGue serius nanya.โ€

โ€œNothing gonna changes what we have now, Mix. Lo bakalan tetep jadi Mix, gue bakalan tetep jadi Earth, mama bakalan tetep jadi mama.โ€

โ€œJust because you're liking guy.โ€ Imbuh Earth setelahnya.


โ€œ๐‘ป๐’‰๐’†๐’“๐’†'๐’” ๐‘บ๐’๐’Š๐’ˆ๐’‰๐’• ๐’…๐’Š๐’‡๐’‡๐’†๐’“๐’†๐’๐’„๐’† ๐’ƒ๐’†๐’•๐’˜๐’†๐’†๐’ ๐’Ž๐’‚๐’… ๐’‚๐’๐’… ๐’…๐’Š๐’”๐’”๐’‚๐’‘๐’๐’Š๐’๐’•๐’†๐’…, ๐‘ด๐’Š๐’™. ๐‘จ๐’๐’… ๐’š๐’๐’– ๐’„๐’‚๐’'๐’• ๐’†๐’—๐’†๐’ ๐’…๐’Š๐’‡๐’‡๐’†๐’“๐’†๐’๐’•๐’Š๐’‚๐’•๐’† ๐’Š๐’•.โ€


Jam dinding di kamar Mix menunjukkan pukul sebelas lebihnya empat puluh lima menit ketika Mix mengendap-endap keluar dari kamarnya setelah terlebih dahulu mencuri lihat keadaan di rumah siang itu.

Tumben sepi.

Hening.

Suasana yang sangat tidak lazim terjadi di hari minggu, satu-satunya hari ketika semua penghuni rumah biasanya berkumpul.

Keheningan yang tidak wajar membuat Mix yang sudah resah, bertambah resah. Tidak ada Mama yang tengah sibuk di dapur membuat ini dan itu untuk cemilan hari minggu, tidak ada Earth yang berleha-leha di sofa ruang tengah sekedar bermain handphone, menonton televisi atau bermain playstation, tidak ada celotehan mereka berdua berdebat siapakah yang menghabiskan jatah cookies paling banyak. Tidak ada Mbak Ija yang biasa wara-wiri dengan sapu, tongkat pel, atau kemoceng sebagai senjata andalan.

Hal yang lain dari biasanya itu tanpa sadar mengendurkan kewaspadaan Mix, ketika ia memasuki area dapur- ia terperanjat mendapati Earth ada di sana. Berdiri menatapnya dengan dua piring berisi nasi putih.

โ€œMakan dulu, udah gue siapin nasi.โ€

Ucapnya singkat sambil ngeluyur ke arah meja makan.

Dingin.

Bukan cuaca, tapi nada bicara Earth. Walaupun Earth berusaha bersikap hangat dengan mengajaknya makan siang- lebih tepatnya memberi perintah untuk makan siang bersama.

Mix tidak bisa dibohongi, dan ia tidak bisa kabur. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah memang hanya dengan menghadapinya.

So here we go.

โ—‹โ—‹โ—‹

Hanya suara sendok dan garpu beradu dengan piring yang terdengar selama sepuluh menit Mix dan Earth duduk di meja makan, menyantap makan siang mereka. Earth terlihat menikmati santap siangnya, berbeda dengan Mix yang sama sekali kehilangan selera makannya sejak detik pertama ia terbangun pagi ini mendapati dirinya berada di kamarnya, bukan di kamar First. Mendapati dirinya dalam keadaan bersih mengenakan piama lengkap, bukan pakaian yang ia kenakan tadi malam di club. Ia sama sekali tidak ingat apa saja yang terjadi semalam dan itu membuatnya tidak nyaman. Terlebih fakta terpenting dari semua ini adalah ia tertangkap tangan membohongi Earth.

โ€œMama...kemana?? Kok sepi....โ€

Mix memecahkan kebekuan sedingin es dengan pura-pura celingukan mencari sosok wanita paruh baya yang disebut 'Mama' itu.

โ€œGrocery shopping sama Mbak Ija.โ€ Jawab Earth singkat.

โ€œTumben gak sama lo...โ€

Mix ingin memukul mulutnya sendiri yang kelepasan, kebiasaan buruknya ceplas-ceplos, yang satu ini harusnya dia simpan saja dalam hati karena Mix lah yang paling tahu alasan kenapa Earth hari ini tidak mengantar Mama belanja seperti yang sudah-sudah.

โ€œNggak. Gue nungguin lo bangun, just in case there's something you want to talk about.โ€œ

Earth meletakkan garpu dan sendoknya lalu menatap Mix.

Sial, batin Mix.

Mix diam, menarik napas dan melepaskannya dalam satu tarikan panjang.

โ€œEarth... maaf...โ€ Ucapnya pelan, kemudian.

โ€œHah? Nggak kedengeran.โ€

โ€œI said I AM SORRY.... for tonight.โ€œ

Earth tertawa mengejek. Mix keki dibuatnya.

โ€œKok malah di ketawain sih.โ€ Yang lebih muda memasang ekspresi merengut.

โ€œLo minta maaf buat apa?โ€

LAH KOK DIA NANYA. Mix tiba-tiba bingung.

โ€œYa karena.... gue pergi ke club.....โ€ Mix menjawab dengan terbata-bata, ragu.

โ€œHahahaha, you're grown up ass man, Mix. Kenapa lo harus minta maaf cuma karena lo pergi ke club, it's not a fault at all...โ€œ

Iya juga, Mix 22 tahun, ia dalam usia legal untuk clubbing. Earth tidak punya alasan untuk melarangnya. He's adult enough to do it.

โ€œTERUS KENAPA LO MARAH???โ€ Mix ngegas.

โ€œAm I....???โ€ Earth balik bertanya.

Mix diam lagi.

โ€œLo bahkan gak tau apa salah lo- terus kenapa minta maaf?โ€

โ€œKarena gue pikir lo marah...jadi gue minta maaf...โ€

โ€œGue gak marah.โ€

โ€œTapi sikap lo beda...โ€

โ€œSikap lo juga beda...ngapain mau keluar kamar aja ngintip-ngintip?โ€œ

Mix tertangkap basah, lagi.

โ€œGue merasa bersalah Earth, karena kejadian semalem. Gue takut lo marah ihhh...โ€

Mix memakai jurus andalannya, merajuk. Biasanya Earth lemah.

โ€œGue bilang gue gak marah. Tapi gue kecewa Mix, you can simply just said you wanna clubbing with your friends and go...โ€œ

Ah betul, Earth marah- maksudnya kecewa karena merasa dibohongi.

โ€œKalo gue jujur pasti gak lo bolehin...โ€

โ€œTau darimana? Kan belum pernah nyoba.โ€

โ€œTau aja...โ€

โ€œSok tau!โ€

โ€œYaudah.... gue minta maaf karena udah bohongin lo...โ€

โ€œKedengeran gak ikhlas gitu...โ€

โ€œKak Earth maafin Mix karena udah bohongin kakak, janji gak bakal bohong-bohong lagi. Maafin yaaa?? Kita baikan yukkk...โ€ Mix menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Earth.

โ€œBeneran janji gak nih???โ€

โ€œIni kan udah janji pake kelingking, masa boong...โ€

โ€œSekali lagi ketauan gue aduin Mama biar diusir lo suruh tidur di kolong jembatan.โ€

โ€œTEGA.....!!!!!โ€

โ€œKurang baik apalagi gue ke lo ya dasar anak manja...!!!โ€

โ€œBuruan kelingking lo Earthhh, gue pegel nih...โ€

Earth menurut, ia menautkan miliknya ke jari kelingking adik manis kesayangannya.

Mix kegirangan, ia bangkit berdiri dan melingkarkan lengannya dari arah belakang kursi, memeluk leher Earth, mengecup pipi lelaki itu kilat.

โ€œAish kenapa cium-cium sih...โ€ Earth protes sambil berusaha mengelak, tapi gagal.

โ€œGue seneng kan kita udah baikan...โ€

โ€œEmang tadinya musuhan?โ€

โ€œHumm, nggak juga sih. Ya pokoknya itu deh...โ€

โ€œYaudah lepasin heh...โ€

โ€œGak mau wlee...โ€ Mix masih memeluknya erat

โ€œMau peluk sampe kapan?โ€

โ€œSampe lo bilang besok-besok gue boleh pergi clubbing lagi...โ€

โ€œNggak...โ€

โ€œIHHHHH TADI KATANYA KALO MAU CLUBBING BILANG AJA, LAGIAN GUE KAN UDAH GEDE....โ€

โ€œUdah gede apaan masih gak bisa bedain mana orang marah mana orang kecewa....โ€

โ€œLAGIAN MIRIP IHHHH BUKAN SALAH GUEEE.โ€

โ€œThere's slight difference between mad and disappointed Mix and you can't even differentiate itโ€œ