๐ฎ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐ด๐๐. ๐ช๐๐'๐ ๐ฐ??
Seminggu berlalu semenjak insiden roti bakar, Mix seperti bermain kucing-kucingan dengan Earth setiap hari. Ia berangkat kuliah lebih pagi dari kebiasaanya, mencari-cari berbagai macam alasan agar tidak perlu berangkat bersama Earth. Mix pergi tidur lebih cepat dari jadwal tidurnya yang biasa, sebelum Earth pulang, lagi-lagi mencari alibi agar tidak perlu berinteraksi dengan Earth.
Jujur, ia juga tidak tahu pasti apa yang sedang dia lakukan. Mix bingung, dia merasa tidak nyaman dengan perasaan yang mendadak muncul saat ia berada dekat dengan Earth, ia tidak bisa mengendalikannya dan itu membuatnya itu ketakutan. Ia pikir dengan menghindari Earth, mengurangi interaksi dengan Earth, menjauhi Earth dapat membuat perasaan 'aneh' itu lambat laun menghilang dengan sendirinya.
Mix memang bodoh, tentu saja dia salah.
Ia menderita. Ia merindukan Earth, merindukan suaranya, senyum dan tawanya, juga sentuhan-sentuhan kecil sarat perhatian lainnya yang biasa ia terima dari Earth selama lima belas tahun kebersamaan mereka.
Ini menyiksanya.
Rasa yang ia simpan rapi dalam kotak penyimpanannya yang paling rahasia kian hari kian penuh, kotak itu sebentar lagi pasti tidak akan cukup menampungnya. Terlalu banyak. Terlalu banyak untuk ia simpan seorang diri dan tidak membaginya dengan sang obyek- alasan rasa itu tercipta.
Malam itu, sama seperti malam-malam lainnya, kecuali satu hal- Earth pulang lebih cepat. Ketika suara yang tidak asing itu memanggil-manggil nama Mix dengan lembut dari balik pintu sambil sesekali mengetuknya perlahan, Mix belum tidur.
Selanjutnya suara gagang pintu yang dibuka perlahan diiringi langkah kaki menandakan Earth memasuki kamar Mix. Mix merutuk dalam hati karena ia belum sempat mengunci pintu kamarnya.
Mix memutuskan untuk pura-pura tidur saja.
โMix.....?? Udah tidur???โ
Tidak ada jawaban.
Hanya ada suara dengkur halus sebagai respon dari pertanyaan Earth. Mix sepenuhnya berharap Earth akan segera pergi setelah tahu kalau ia sudah terlelap, tapi Earth malah bergerak mendekat ke ranjang Mix dan duduk di pinggirannya. Mix tidak tau apa yang Earth lakukan karena betapapun ia ingin membuka matanya, ia tidak melakukannya.
Mix dapat merasakan hangat nafas Earth di wajahnya bersamaan dengan selimutnya yang semula masih terlipat rapi kini terbentang menyelimuti seluruh tubuhnya, disusul dengan tepukan-tepukan lembut di lengannya. Earth masih di sana.
โMix, i don't know what you've been through... Tapi lo tau kan lo bisa cerita apa aja ke gue, masalah apa aja, lo gak perlu simpen semuanya sendiri...โ
โGue tau lo lagi gak baik-baik aja dan gue gak mau jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa, Mix. Gue selalu mau jadi orang pertama yang lo cari kalo lo ada masalah, Mix. Can't i??โ
Mata Mix terasa panas, ia tidak bisa membendung air matanya. Perasaan bersalahnya selama seminggu terakhir ini, ia sangat tau bahwa Earth pasti khawatir akan perubahan sikapnya yang tiba-tiba namun ia mencoba tidak peduli. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri.
Bantalnya basah. Hidungnya tersumbat, Mix tidak bisa menyembunyikan tangisnya. Earth meraih tubuh yang lebih muda ke dalam pelukannya, megusap-usap lembut punggung yang terlihat rapuh dan kini terisak-isak di dekapannya. Mix tidak mengucap sepatah kata-pun, Earth juga tidak mendesaknya menjelaskan apapun.
โLo tau kan gue selalu ada buat lo, Mix. You can count on me, always. Bahkan ketika semua orang pergi, gue bakal jadi satu-satunya orang yang bertahan di sisi lo...โ
โLo tau gak seminggu ini gue mikir where I did wrong sampe-sampe adek gue yang biasanya selalu cerita dari A sampai Z, mulai dari yang penting sampe gak penting, tiba-tiba berhenti ngelakuin itu...โ
Earth seperti bicara sendiri, yang Mix lakukan hanya menangis terisak-isak, sampai dadanya terasa sesak. Tapi Earth memang tidak menuntut jawaban, ia bahkan tidak keberatan meladeni Mix yang menangis selama satu jam di pelukannya dan membuat kemejanya basah karena air mata, dibanding harus menghadapi Mix yang berdiam diri, menghindarinya dan menolak bicara padanya.
Mix menangis dalam dekapan Earth sampai ia jatuh tertidur, rupanya menangis seperti tadi cukup menguras energinya, terlebih pelukan Earth dan aroma tubuhnya selalu terasa seperti rumah yang aman dan nyaman- membuatnya terlelap. Hal sederhana yang mampu mengobati timbunan berjuta kerinduan yang tak tersampaikan.
Mix terbangun dari tidurnya ketika cahaya matahari merambat masuk melalui celah-celah lapisan kedua tirai jendela kamarnya, entah siapa manusia iseng yang pagi-pagi sudah membuka tirainya yang tebal hingga hanya menyisakan lapisan tipis berbahan lace itu. Oh, tentu saja Earth.
Ia ingat kalau ia memeluk Earth semalaman saat ia tidur, tapi ia tidak tau kapan Earth pergi dari kamarnya. Pagi ini, kasur sebelahnya sudah kosong ketika Mix membuka mata. Kepalanya terasa pusing, ia berani jamin matanya juga bengkak. Mix memutuskan untuk segera mandi, atau ia akan terlambat ke kampus.
โMix.... sini sarapan sayang....โ
Suara hangat wanita paruh baya yang sudah Mix anggap ibu sendiri itu terdengar ketika Mix keluar dari kamarnya. Mix duduk di meja makan, berseberangan dengan Earth yang tengah menyesap kopi sembari sibuk dengan tabletnya, Earth hanya tersenyum ke arahnya sesaat, lalu kembali sibuk menatap layar.
โKebanyakan ma nasinya...โ Mix protes ketika Mama mengisi piring nasinya penuh-penuh.
โEngga Mix... kamu udah seminggu gak pernah sarapan di rumah, liat kamu udah kurus kaya gini, ini saatnya kamu pemulihan gizi ya nak...โ Mama mengusap-usap pipi Mix penuh kasih sayang.
Mix dapat melihat Earth tersenyum kecil di depan sana. Senyum mengejeknya yang biasa.
โIni mah porsi Earth ma...โ Bisik Mix masih terus saja protes.
โUdah ya nak makan ya harus dihabiskan!โ Titah Mama.
Mix tidak protes lagi, dia makan dalam diam.
Betul kata Mama, sudah seminggu ia melewatkan sarapan pagi di rumah, baru seminggu, tapi ia merasa sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka bertiga bercengkrama seperti ini. Mix bergantian menatap Earth yang sibuk dengan dunianya dan Mama yang sedang mengisi piring nasinya dengan lauk-pauk aneka rupa- seperti ibu-ibu pada umumnya yang selalu ingin anaknya mendapatkan kebutuhan gizi yang cukup.
Keluarganya.
Keluarga yang ia kasihi, melebihi keluarganya sendiri- yang bahkan tidak bisa ia ingat lagi seperti apa detailnya. Keluarga yang mengajarinya definisi dari keluarga itu sendiri.
Keluarga tidak melulu harus mengenai hubungan darah, keluarga baginya adalah orang-orang yang menginginkannya ada dalam kehidupan mereka, keluarga adalah orang-orang yang membuat dia tersenyum dan mencintainya dengan atau tanpa alasan.
โKak Earth.... hari ini gue nebeng ke kampus.....โ
Earth tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Ia tersenyum, begitu lebarnya, sangat cerah, mengalahkan cerahnya mentari yang pagi tadi membangunkan Mix dari tidurnya.
โBayar ya....โ Sahut Earth sambil tertawa.
โHuuu kapitalis!!!โ Mix mencibir.
Mix bersyukur, di meja makan pagi itu, satu hari lagi ia diberi kesempatan mengecap apa itu kebahagiaan.