Menikah
Sebuah momentum yang tidak pernah Winter bayangkan sebelumnya. Setidaknya hampir sembilan bulan yang lalu, dirinya masih menolak kemungkinan bahwa dia akan menikah.
Kalau bukan Karina, mungkin Winter tidak akan pernah juga membayangkannya. Bayangkan, tujuh tahun mereka bersama. Tidak pernah ada wanita lain di hati Winter kecuali Karina; itu yang membuat Winter tidak pernah membayangkan akan menghabiskan sisa hidupnya dengan wanita yang bukan Karina.
Jika ada yang bertanya, kenapa sempat putus dengan Karina, Winter punya alasan untuk itu. Tapi dia juga punya 1000 alasan lain kenapa harus Karina yang menjadi pendamping hidupnya. Tapi jawaban paling singkat dan padat yang akan Winter katakan adalah
“Karina completes me.”
Jika Jessica mengatakan bahwa Taeyeon adalah ombak di lautnya yang tenang, bagi Winter, Karina adalah malam yang tenang di ramainya siang hari. Karina selalu tenang, ketika Winter adalah orang yang terburu-buru dan bergerak cepat. Bagi Winter, Karina adalah rumah untuknya pulang, Karina adalah lampu ketika Winter berada di kegelapan dan kebingungan.
Sekarang, dirinya sedang berdiri di depan altar, menunggu Karina datang bersama dengan Wendy.
Cantik, hanya itu yang terucap dari mulutnya ketika pemilik hatinya itu berjalan perlahan ke arahnya. Karina tersenyum tipis, dibalas oleh senyuman lebar dari Winter. Hanya Tuhan yang tahu keinginan Winter untuk segera mencium kekasihnya itu.
“Kamu datang,” Winter berbisik ketika Wendy menyerahkan tangan Karina untuk digenggam oleh Winter.
“Tentu, I wouldn't miss the thing,” Karina terkekeh pelan, teringat celotehan Winter semalam bahwa dirinya takut jika Karina tiba-tiba berubah pikiran.
“Okay, sekarang waktunya mengucapkan janji pernikahan,” Pendeta di depan mereka berkata, mendapatkan anggukan dari kedua mempelai.
“Kamu cantik banget,” kata Karina, mengomentari setelan yang digunakan Winter
“Gaunmu juga, hampir pingsan aku,” sahut Winter
“Ya jangan pingsan, belum wedding vow ini.”
Pendeta berdehem, “Ulangi setelah saya ya. Winter Kim, do you want to be true to your wife in good times and in bad, in sickness and in health, and you will honor your wife all the days on your life?”
“I, Winter Kim, take you, Karina Yu, to be my wife. to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish, till death us do part, according to God’s holy law, and this is my solemn vow,” kata Winter dalam satu tarikan nafas. Memang Jessica dan Irene sepakat untuk membuat wedding vow dalam Bahasa Inggris dan Winter tidak memprotesnya; lebih sulit memprotes Jessica dan Irene daripada menghapalkan wedding vow dalam Bahasa Inggris.
“Karina Yu, do you?” Winter melanjutkannya dengan suara yang sudah bergetar
“I do,” jawab Karina, air mata haru sudah menetes dari matanya. Winter mengusap pelan dengan jempolnya
“Now you may kiss the bride.”
Winter mendekatkan dirinya pada Karina dan mengecup pelan bibirnya, sebelum mengecup lembut dahi Karina.
“I love you, Karina.”
“I love you even more, Winter.”
Terdengar suara sorak ramai dari belakang, Taeyeon memeluk Jessica dari samping, menenangkan istrinya yang terisak karena terharu melihat anak tunggalnya sudah berani mengatakan janji suci pernikahan. Wendy menggandeng erat tangan Irene, tersenyum lebar karena Karina terlihat sangat senang.
“It might be the start,” kata Winter sambil menggenggam tangan Karina dan memandang lurus ke arah mata hitam Karina, “But let's hope for a forever.”