<33
Sore itu langit terlihat sangat cerah bahkan menjadi jingga, Yoongi mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang dengan alunan musik yang mengiringi perjalanan mereka berdua.
Ketika sampai dirumah megah bercat putih dengan tembok penuh ukiran cantik, ini kali pertamanya Jimin datang kerumah orang tua Yoongi atau bahkan Jimin adalah orang pertama yang datang kesini.
“Jimin kamu tunggu di kamar saya sebentar ya? naik dari tangga lalu belok kanan. Nanti saya panggil kamu jika makan malam yang akan di mulai”
“Baik pak Yoongi” Jimin hanya menurut saja, bahwa ia ingat perkataan teman nya jangan sampai membuat Yoongi malu di depan orang tuanya.
Makan malam sudah tertata rapih di atas meja makan, ini terbilang cukup banyak jika hanya untuk empat orang pikir Yoongi.
Tak lama ART dirumah itu mempersilahkan Hana dan orang tuanya masuk kedalam ruang makan
“Yoongi” Panggil sang ayah dan mengajak Yoongi sedikit menjauh dari ruang makan
Ayah Yoongi memberikan satu kotak beludru berwarna merah ya tidak lain itu berisi sepasang cincin pertunangan
“Karena kamu tidak bisa menepati janji untuk membawa seseorang kerumah hari ini, jadi kamar Hana sekarang”
Sial ini jebakan yang di buat oleh ayahnya sendiri, Yoongi tidak bisa berkutik atau kabur kali ini
-
Sementara itu Jimin sedang mengelilingi kamar tidur milik Yoongi, sampai ia berhenti di depan meja kecil disitu tertata rapih dua bingkai foto kecil Yoongi bersama wanita cantik berambut hitam dan kulit putih seperti Yoongi
“Jimin” Panggil Yoongi yang tiba-tiba sudah berada di dalam kamar itu
“Pak Yoongi kita keluar sekarang?”
Yoongi mendekat ke arah Jimin kemudian menggengam nya
“Saya minta tolong boleh?”
“Tentu saja pak”
“Tolong nanti di bawah apapun yang saya katakan dan saya lakukan kamu setuju dan menurut saja.”
Jimin hanya mengangguk, kebingungan Yoongi menuntun nya untuk keluar dari kamar itu
-
Semua orang yang berada di ruang makan menoleh ke arah Yoongi dengan tangan yang masih menggandeng Jimin
“Papa mau Yoongi tunangan kan hari ini? Yoongi tidak ingkar janji dan membawa Jimin kesini hari ini”
Yoongi memasangkan cincin di jari milik Jimin
“Puas?” Seru Yoongi “Saya akan kirim undangan pernikahan secepatnya kerumah ini”
Sedangkan Jimin hanya terdiam berusaha mencerna apa yang terjadi kepadanya sekarang dan situasi macam apa ini bahkan membuat nya tidak bisa bersuara.
“Anak tidak bisa di atur” Ucap perempuan berambut pendek berwarna coklat gelap
“Saya bukan anak kamu” Jawab Yoongi
Satu pukulan mendarat di pipi kanan Yoongi, darah keluar begitu saja.
-
“Jimin”
“Pak Yoongi bisa diem dulu gak sebentar?” Jimin malah menekan kuat pada luka pukulan tadi dengan cairan anti biotik
“Jimin maafkan saya”
“Jelasin apa yang baru aja kejadian tadi”
“Itu ayah saya tapi perempuan tadi ibu tiri saya, kamu juga past—“
“I know, Pak Yoongi mau di jodohin kan”
“Saya tidak tahu harus bagaimana, Jimin saya tidak menyukai Hana”
“Pak Yoongi saya pusing, bisa gak kita cari tempat makan dulu?”
“Tunangan saya laper ya? Ayo kita cari restoran dulu”
Oh tuhan mengapa perut Jimin terasa di klitiki mendengar Yoongi berbicara seperti itu.