ymkissed

How to unlove?

Ansel telah selesai mandi dan berganti pakaian kemudian berjalan menuju tempat tidurnya mendapati Eric yang sedang tertidur pulas di atas kasur masih dengan ponsel menyala berlatar game online yang sedang ia mainkan.

“Eric ayo bangun”

“Hehe aku ketiduran, ayo sekarang?”

-

“Tante Luna om belum pulang?” Tanya Eric melihat wanita itu menuruni tangga

“Belum mas Eric, mau kemana nih kalian? Ansel mandi parfum kamu? baunya sampe bikin mama pusing” Luna mengibaskan udara dengan tangan kosong di wajahnya

“Kok pusing? ini wangi parfum nya enak tau ma, aku beli mahal loh itu” Protes Ansel

Eric hanya tersenyum bahkan Ansel dan Ibu nya tidak pernah berubah, mereka selalu berdebat tentang hal kecil tapi itu sangat lucu bagi Eric. Karena Ansel yang sangat tidak suka di ganggu sedangkan Ibunya sangat suka menggodanya.

“Tante luna, Asel nginep di tempat Eric boleh?” Eric bertanya dengan hati-hati

“Boleh mas Eric di bawa aja si Ansel, dirumah juga ga kemana-mana dia di kamar terus gapunya temen”

“Aku gak pulang jangan di telponin terus ya, ma”

-

“Mau ice cream atau soda?” Tanya Eric kemudian menunjukan kedua tangan nya

“Dua-duanya” Ansel mengambil ice cream dan soda yang berada di tangan Eric saat itu

“Kan aku suruh pilih satu aja”

“Pelit” Ucap Ansel kemudian mendorong trolley menjauh dari Eric

“Haha bukan pelit Asel tapi nanti siapa yang mau makan? Kan aku gak suka ice cream apalagi itu rasa greentea”

Ansel menatap Eric “Kamu jalan sama kak Erza kok mau-mau aja ice cream greentea?”

“Asal kamu tau ice cream nya jatuh terus aku gak jadi makan” Jawab Eric kemudian tertawa sedikit keras hingga orang-orang yang berada di dekat mereka menengok kebingungan.

“Aku tidur di sofa depan ya sel, kalo butuh sesuatu panggil aja” Eric berjalan keluar menuju pintu kamar

“Eric” Panggil Ansel “Disini aja aku mau ngobrol sebentar” Pintanya

Eric menghampiri Ansel bergabung dengan nya di tepi kasur.

“Aku udah pikirin ini semaleman sampe gak bisa tidur. Eric bukannya kalo kita mau dapetin satu hal harus ada sesuatu yang di korbanin kan?”

“Iya Asel, karena kita gaboleh serakah jadi manusia” Eric mentap Ansel dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya

“Eric… kalo aku jadi egois sekali lagi boleh gak?”

“Egois dalam hal apa dulu”

Senyum itu, senyum milik Eric sangat menenangkan belum lagi dengan tangan nya yang menggengam tangan Ansel, Ansel selalu menyukai nya saat Eric memberi afeksi kecil untuk dirinya.

“Aku mau kamu”

“I’m yours”

“Ayo ikut aku ke New York aku gamau disini i hate this city”

“Asel”

“Eric aku bisa tinggalin dunia modeling aku bisa putusin kontrak sama agensi, aku bisa di rumah aja asal sama kamu terus”

“Hei no kamu gaboleh tinggalin dunia modeling, kamu gaboleh putus kontrak sama agensi kamu. Asel walaupun kemarin aku gak ada buat kamu disaat kamu berjuang buat wujudin mimpi kamu, jangan lepas ini semua demi aku ya” Eric menggengam tangan Ansel semakin erat

“Tapi eric—”

“Gaada tapi-tapian, Ayo pindah dari sini and we can live together in New York. Dan aku gaakan ngelarang kamu buat tetap jadi model malah aku bakalan terus dukung apapun yang mau kamu lakuin sekarang dan kedepannya nanti”

Ansel menangis di pelukan Eric, kemudian mengeluarkan kotak kecil berisi cinci itu dan memberikan nya kepada Eric

“Pakein cincin nya”

“KAMU TERIMA?”

“Pakein aja dulu, Eric”

Eric dengan senyum merekah di wajahnya memasangkan cincin pada jari manis Ansel.

“Cincin nya aku terima tapi tunangan nya bisa nanti aja kan? Aku belum lulus”

How to unlove?

“Tante reta aku pergi dulu ya” Jimin memeluk wanita itu pelukannya masih sama hangat dan lembut, Ansel rindu

“Iya sayang, kalo udah selesai langsung minta di anter pulang sama eric ya nanti”

-

Sebelum mengemudikan mobil itu, Eric mengeluarkan satu kotak kecil dari sakunya. Kotak kecil berludru berwarna biru gelap

Eric menarik tangan Ansel kemudian meletakan kotak itu di genggaman nya

“Aku tadi beli ini, aku gamau ajak kamu balikan tapi aku ajak kamu tunangan hehe kamu juga gak harus jawab sekarang, jadi jangan terlalu di pikirin ya” Eric menyerahkan kotak kecil itu kepada Ansel kemudian mulai menjalankan mobilnya

“Eric” Mata Ansel berkaca-kaca “Aku belum bisa kasih ke—p” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Eric sudah membungkam Ansel dengan bibirnya.

Rasanya masih sama bibir Ansel masih lembut dan sangat lembut, itu tetap menjadi candu bagi Eric. Ia seperti menemukan kembali sesuatu miliknya yang hilang

“Kamu enggak harus jawab sekarang, sampai kapanpun itu aku bakalan tungguin kamu, Asel” Eric kemudian menyelipkan rambut panjang itu di belakang telinga Ansel.

Ansel terdiam, dia terkejut dengan sikap Eric yang sangat tiba-tiba mulai dari mencium bibirnya sampai ia merapihkan rambutnya.

Jujur Ansel pun sangat merindukan Eric, ia ingin memeluk nya lagi bahkan jika bisa Ansel hanya mau berleha-leha di atas tempat tidur bersama Eric selama dua minggu kedepan. Tapi entah apa yang membuatnya masih merasa ragu pada Eric nya itu.

-

“Ya Tuhan, Ansel ananta super model beneran ada dirumah aku sekarang?” Kalimat Alexi terdengar sangat dramatis untuk meledek Ansil

“Kak apaan deh jangan gitu aku malu”

“Hehe ayo sini duduk, gausah nyengir gitu Eric sumpah lo nyebelin”

Eric kemudian menghampiri gavin yang sedang berada di taman belakang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen yang harus di selesaikan.

Lain hal nya dengan Alexi dan Ansel mereka menuju balkon, dengan jus jeruk di tangan masing-masing

“Jadi gimana ceritanya kok bisa tiba-tiba sama Eric” Tanya Alexi

“Aku tiba-tiba ketemu Eric, terus dia bawa aku ke apartnya karena aku kehujanan dia bilang takut sakit kalo gak ganti baju” Jawab Ansel ia menatap jauh pemandangan kota sore itu

“Halah modus aja dia itu”

“Kak” Gumam Ansel

“Kamu masih sayang sama Eric?”

“Aku selalu sayang Eric, walaupun dia brengsek”

Keduanya menatap lurus melihat bagaimana kendaraan berlalu lalang sore itu dari atas balkon, kemudian Alexi menepuk pelan punggung Ansel

“Jawaban nya gak harus sekarang kan? boleh di pikirin dulu sama kamu Sel. Tapi aku bukan belain Eric aku cuma nyampein yang sebenernya aja ke kamu”

“Apa itu kak?”

Alexi meneguk jus jeruk yang berada di tangan nya

“Eric kalo mabuk disini, tiba-tiba nangis terus bilang maafin aku asel. Aku sama gavin selalu biarin dia kaya gitu sampe akhirnya kita juga udah terbiasa. Ansel he’s really loves you”

“Kak—”

“Dan Erza dia gak pernah suka sama Erza”

“Tapi kalo aku balik sama Eric, kak Erza gimana?”

“Sel… Ya Tuhan, kamu gausah pikirin orang lain sekarang pikirin diri kamu sendiri dulu ya? Erza bisa dapet kebahagiaan nya sendiri kok. Jadi di pikirin lagi ya sebelum kamu ambil keputusan”

-

Ansel memang diam sedari tadi, tapi sekarang bukan hanya diam Ansel terlihat sedang memikirkan sesuatu

“Asel are you okay?” Tanya Eric

Ansel sibuk dengan pikirannya sendiri, ego dan perasaannya benar-benar membuatnya bingung antara harus kembali bersama atau membiarkan Eric bersama orang lain.

“Asel hei?” Eric meletakan tangan nya diatas kepalan tangan Ansel

“I’m ok, Eric” Ia tidak terganggu dengan tangan Eric dan kemudian tersenyum

“Sel, you know i really loves you right?”

“I know Eric”

Eric rasa ini sudah cukup bisa melihat Ansel tersenyum di depannya seperti itu.

“Oh iya Eric tadi mama bilang kamu disuruh mampir dulu kerumah”

How to unlove?

Ansel terbangun dari tidurnya menyadari bahwa ia telah di pindahkan oleh Eric entah mungkin ini kamar milik Eric, sebab aroma nya yang tidak terasa asing bagi Ansel. Aroma yang ia rindukan beberapa tahun ini

Ansel merasa tubuhnya sedikit menggigil, mungkin karena ia terkena hujan tadi segera setelah ia menemukan ponselnya Ansel segera mengirimi Eric sebuah pesan.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar beberapa kali lalu pintu terbuka, itu Eric membawa satu gelas air putih hangat kemudian menghampiri Ansel yang sedang terbungkus dengan selimut.

“Asel minum dulu ayo” Eric menarik pelan selimut itu

-

“Sel kamu demam, aku ke Apotek dulu di tinggal sebentar gapapa ya?”

Tetapi Ansel menahan lengan Eric “Kamu bisa disini dulu aja gak? tadi aku minta di peluk sebentar aja. Eric dingin”

Dengan perasaan canggung, senang, dan tidak menyangka. Eric perlahan bergabung di bawah selimut dengan Ansel kemudian memeluknya.

“It’s ok?” Tanya Eric berhati-hati

“Ok, feels so comfort it’s so warm” Jawab Ansel

Eric pun mulai mengelus punggung Ansel, begitu pelan agar Ansel semakin merasa nyaman.

“Kamu gamau ngomong sesuatu sama aku? tapi sebelum nya aku minta maaf mungkin kak Erza bakalan cemburu dan marah banget kalo tau kita lagi pelukan sekarang, tapi Eric just for tonight it’s ok? i miss—”

“Hei nooo it’s ok, yeah i think we need to talk Asel aku harus jelasin semuanya ke kamu. Kejadian nya ya gitu Erza ketabrak dan kaki nya patah waktu mau anterin aku ke airport, aku panik dan hp nya kelempar ke jalan karena dia harus op jadi aku harus rawat dia” Ucap Eric dengan dekapan semakin erat Ansel dapat mendengar bahwa dekat jantung Eric terdengar semakin cepat.

“Terus kenapa gak usaha kabarin aku? kan bisa pake hp kak Erza, kak Alexi bahkan kak gavin?” Ansel mencoba menjauhkan tubuhnya tapi Eric menahannya

“Iya maafin aku, aku yang bodoh aku yang gak usaha sedikit pun buat hubungan kita. Ansel maafin aku. Dan Erza he’s just a friend, aku tau kok dia suka sama aku”

Eric mengambil jeda beberapa detik

“But till now i’m still loving you, Ansel i don’t know how to unlove i think i can’t unlove you” Suara Eric bergetar bahkan ia terdengar hampir menangis

Ansel melepaskan pelukan nya lalu menatap Eric, “Jangan nangis kamu jelek” Kemudian memposisikan kepala eric di dadanya mencoba untuk membuat Eric merasa nyaman kembali.

Ansel tau Eric akan selalu mencintainya seperti ini, iya beberapa tahun lalu memang Ansel yang terlihat begitu egois bahkan sama sekali tidak mau mendengarkan semua penjelasan dari Eric.

-

“Good morning” itu Ansel menghampiri Eric di dapur

“Morning, aku bikinin sarapan nasi goreng buat kamu” Eric meletakan dua piring diatas meja makan

“Wah” Mata Ansel membulat sempurna mentap satu piring nasi goreng dengan asap yang masih mengepul

-

“Eric, kalo kamu mau ke kantor gapapa pergi aja aku bisa pulang sendiri” Ansel sibuk menganti saluran tv mencari acara yang menarik untuk di tonton

“Aku ke kantor nya besok, hm…Asel”

“Iya Eric?”

Eric hanya ingin menanyakan kepastian tentang hubungan nya sekarang ini, apa mereka memutuskan untuk kembali bersama atau ini akan menjadi bagian akhir dari mereka berdua?

“So? kita balikan sekarang? we can fix it together right? Tanya Eric harap-harap cemas jawaban apa yang akan di berikan oleh Ansel.

“Siapa bilang kita balikan?”

How to unlove?

Langit sore semakin gelap menujukan bahwa malam telah tiba.

Merasa tubuhnya sudah cukup berbaring di tempat tidur yang sudah beberapa tahun ia tinggal, kamar itu tidak berubah tetap dengan suasana dan aroma yang sama.

-

Ansel akhirnya memutuskan untuk membeli nasi goreng di tempat biasa ia membeli dengan Eric dulu, sebuah tempat yang tidak begitu mewah tapi selalu ramai.

Saat ia berjalan menuju tempat tersebut tiba-tiba hujan deras turun membasahi bajunya, dan sialnya penjual nasi goreng tersebut tidak berjualan malam itu.

Sudah 30 Menit Ansel berada di depan bangunan itu tapi hujan belum juga reda dan mengutuki diri sendiri, mengapa ia lebih memilih naik taksi daripada menggunakan mobil sendiri

Tak lama ada sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya kemudian menurunkan kaca, mata keduanya pun bertatapan

“Shit, Eric” Gumam Ansel

“Asel?” Eric menatap nya beberapa detik lalu keluar untuk menghampiri Ansel

“Ngapain disini udah malem? sendiri terus baju nya basah?” Eric mengajukan begitu banyak pertanyaan wajah terlihat begitu khawatir dan bahagia karena ia bisa bertemu Ansel sekarang

Sedangkan yang di tanya hanya terdiam, bingung harus bereaksi seperti apa? pikir Ansel ini terlalu mendadak bahkan ia tidak berfikir untuk bertemu Eric hari ini

“Mau beli nasi goreng, tapi tutup” Jawab Ansel canggung

“Sel bajunya basah, kalo aku anter kerumah kamu pasti kelamaan takut kamu sakit. Ikut kerumah aja ya? pake baju aku dulu” Eric melepaskan jaketnya untuk di pakaikan kepada Ansel

“Eric gapapa aku nunggu taksi aja disini” Ansel mencoba untuk melepaskan jaket milik Eric yang menempel di bahunya tapi Eric menahannya.

Harumnya masih sama seperti beberapa tahun lalu, genggamannya masih hangat seperti waktu itu. Ansel benar-benar merindukan Eric bahkan jika boleh ia ingin memeluknya sekarang.

-

Ansel terlihat kebingungan “Kok arah nya bukan kerumah tante reta? ini mau kemana?”

“Ini ke apart aku, kalo mau ketemu mama reta besok aja aku anterin” Entah mengapa Eric sedari tadi tidak bisa menahan senyum nya

-

“Kamar mandinya kamu lurus terus belok kiri mandi nya jangan pake air dingin, aku mau ambil baju ganti buat kamu” Eric kemudian pergi meninggalkan Ansel yang masih mematung dengan semua perlakuan Eric malam ini

Ansel keluar dari kamar mandi dengan rambut masih setengah basah, Kemudian menghampiri Eric yang sedang memainkan ponselnya di sofa

“Udah selesai mandinya?” Eric meletakan ponselnya di atas meja kemudian menepuk ruang kosong di sebelahnya “Sini duduk, aku bikinin kamu teh madu”

Lagi-lagi Eric mengingatkan Ansel tentang banyak hal yang telah mereka lakukan bersama dulu.

“Sel i think we need to—” Tiba-tiba ponsel Eric berdering Ansel melihat satu panggilan masuk dari Gavin, setidaknya itu bukan Erza itu Gavin.

“Sebentar ya aku angkat telpon dulu, kayaknya ada yang urgent kalo Gavin telpon jam segini”

Ansel hanya mengangguk kemudian Eriv pergi entahlah mungkin itu ruang kerjanya.

Setelah menghabiskan satu cangkir teh madu, Ansel merasa sangat mengantuk ia membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan kaki yang di lipat sampai dada.

Setelah 15 menit berbicara di telpon, Eric kembali dan melihat Ansel tertidur pulas dia terlihat sangat kecil. Eric memindahkan Ansel ke kamarnya sementara itu ia kembali ke ruangan kerja nya dan entah semua kata-kata yang ia susun untuk menjelaskan semua hal kepada Ansel, itu hilang dari kepalanya.

How to unlove?

Segera setelah Nathan dan Ansel sampai disana, mereka berdua segera di arahkan keruang meeting untuk menunggu dari pihak agensi yang menghubungi mereka.

Ansel terlihat sangat gugup bahkan tangan dan kaki nya terlihat sedikit gemetar, Nathan menyadari itu ia mencoba untuk menggenggam tangan Ansel dengan lembut.

“Exhale inhale Ansel” Ansel menuruti perkataan Nathan sedikitnya itu membuat ia sedikit lebih tenang

Sampai akhirnya ada seorang perempuan memasuki ruang meeting dimana Ansel dan Nathan menunggu, kemudian di susul oleh seseorang membawakan tiga cangkir kopi

“Hi, i’m ellie the owner of blooms entertaiment” Sapa wanita ini kemudian mengulurkan tangan nya kepada Nathan dan Ansel

“Hello, nice to meet you ellie. I’m Nathan and this is my friend Ansel”

“Ok let’s talk about you Ansel”

Ellie terlihat sangat cantik dengan make up yang tidak terlalu tebal, dia terlihat anggun dan senyumnya Ansel pikir semua orang akan nyaman saat berbicara dengan dia.

“How do you feel?” Tanya Nathan segera mengemudikan mobil nya

“God, ellie she’s so kind. Untuk posisi owner ellie beneran baik banget”

“Betul, ini pertama kalinya kita ketemu dia tapi udah kaya orang yang kenal lama bahkan dia bisa di ajak negosiasi. Gokil”

“Gue masih gak nyangka Nathan dia kasih gue waktu satu tahun buat beneran putusin bakalan join di blooms atau enggak, dan setahun itu biar gue fokus sama study dulu”

“Makan yang banyak” Nathan meletakan satu potong daging di atas sendok Ansel

“Udah cukup, nanti kekenyangan”

“Haha jangan lupa workout pas pulang nanti”

“Oke, btw karena hari ini berjalan lancar i’m so happy jadi makan nya gue yang bayar”

“Gue aja”

“Gue aja Nathan”

How to unlove?

Perjalanan menuju bandara memang membutuhkan waktu sekitar satu jam dari rumah Erza

Suara music menemani perjalanan mereka, mengobrol sampai Erza menanyai tentang kelengkapan barang yang Eric bawa.

Erza memang sangat perhatian, eric merasakan itu perhatian yang lebih dari sekedar teman.

-

Sampai Erza memindai seorang nenek yang ingin menyebrang jalan tetapi tidak bisa karena terlalu banyak kendaraan yang berlalu lalang

“Ric minggir bentar deh” Pinta Erza

“Mau ngapain?” Tanya eric bingung tetapi ia tetap meminggirkan mobilnya ke tepi jalan

“Mau bantu nenek itu nyebrang, kayaknya dari tadi diri disitu mobil sama motor rame banget” Jawab Erza kemudian keluar dari mobil

Eric kemudian tersenyum, memang faktanya Erza memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesuatu.

Saat hendak kembali ke mobil dari sebrang jalan, entah ada satu mobil dengan laju sangat cepat menyerepet dan mengenai kaki kanan Erza.

Eric yang memperhatikan Erza dari dalam mobil total terkejut dan segera menghampiri, tanpa sadar handphone yang berada di tangan nya terlempar ke tengah jalan

“Za za lo gapapa? anjir kaki lo” Eric panik kemudian membawa Erza ke tepi jalan di bantu dengan orang-orang yang menghampiri kejadian itu

“Shit, eric kaki gue sakit banget” Erza hanya meringis bibir putih pucat dan terlihat shock

“Ayo kerumah sakit sekarang, mas bisa tolong bantu pindahin temen saya ke mobil”

Eric mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, membawa erza kerumah sakit terdekat. Ia panik melihat kaki Erza yang semakin memerah

“Ric gausah ngebut gue gapapa, nanti pas sampe rumah sakit lo langsung pergi ke airport aja takutnya telat” Erza berbicar tetapi Eric tetap fokus pada stir nya

Setelah sampai dirumah sakit, Erza terus menerus menyuruh Eric untuk segera pergi ke bandara

“Lo bisa diem dulu gak? Erza lo ketabrak terus gue tinggalin lo dirumah sakit sendirian gitu?” Eric membentak Erza sambil terus mendorong kursi roda menuju ruang rawat

“Tapi ric tiket lo gak bisa di re-schedule atau refund”

“Lo bisa gak gausah mikirin itu dulu”

Erza terdiam, tiba-tiba kepalanya terasa begitu sangat pusing.

Saat Erza di tangani oleh dokter eric kembali ke mobil untuk mencari handphone nya tetapi tidak ada sampai ia ingat handphone nya terlempar ke jalan.

Ia mendengus kesal berjalan kembali ke ruang rawat Erza

-

“Kaki gue gabisa di gerakin ric”

“Iya tadi lo pingsan sebelum op, dokter bilang kaki lo patah dan ada tulang yang retak”

“SHIT”

“I’m sorry, Erza gue minta maaf seharusnya gue pergi naik taksi aja gausah minta anter lo” Eric menunduk di sebelah ranjang Erza

“Gausah minta maaf, gue kecelakaan pun karena gue yang minta turun buat bantu nenek itu, Ric”

“Tapi tetep aja”

“Gue yang harusnya minta maaf, gara-gara gue lo gak jadi ketemu asel eric maafin gue”

Erza menarik tubuhnya agar bisa bersandar pada tembok tetapi kakinya terasa begitu sakit dan ia meringis

“Lo abis op, tulang lo retak diem dulu sebentar kenapa” Eric membantu Erza untuk berbaring kembali

<333

Sementara Jeongguk dan Taehyung menemani Jae Hwa di kamar utama, Jimin menghampiri Yoongi di kamar lain untuk membangunkannya karena ini sudah hampir malam.

Jimin menarik gulungan selimut yang menutupi Yoongi “Sayang bangun dulu, kamu belum makan”

Ini yang sangat Yoongi sukai dari Jimin, ia tidak pernah membangunkan Yoongi dengan cara berteriak atau mengguncangkan tubuh Yoongi agar terbangun.

Jimin selalu penuh kasih sayang, dia hanya perlu mengelus atau memberikan Yoongi banyak ciuman di wajahnya dan akan segera terbangun dari tidurnya.

Yoongi merenggangkan ototnya yang terasa sedikit kaku dan sakit “Babe, jam berapa?”

“Jam 6 sore, aku udah delivery makanan kamu mandi dulu aja. Taehyung sama Jeongguk lagi main sama Jae”

“Pesen makan nya agak banyak kan? mereka juga biar makan malem disini aja”

“Iya udah kok, sayang nanti selesai makan kamu mau tidur lagi gapapa pasti ngantuk banget ya semalem jagain Jae” Jimin menatap Yoongi

“Enggak cape malah seneng, gapapa semalem dia mau bobo di gendongan aku” Yoongi mengecup kening Jimin dengan lembut

Suara tawa dan obrolan-obrolan ringan memenuhi ruang makan malam ini, sampai akhirnya jam menunjukan pukul 10 malam Taehyung dan Jeongguk pun berpamitan untuk pulang.

Disini diatas tempat tidur, Yoongi dan Jimin menatap haru Jae kecil yang berada di tengah-tengah mereka. Memperhatikan bagai mana bayi kecil ini bernafas dengan tenang dan mulut kecil berisi dot bayi

Sampai Yoongi menyadari Jimin menangis “Hei kenapa? Tangan nya mengusap air mata yang berada di pipi cantik Jimin

“Seneng, aku merasa beruntung banget punya kamu dan Jae sekarang” Jimin beralih menatap Yoongi

“Sayang kamu mau tau gak?” Ucap Yoongi tangan nya terus membelai punggung Jimin

“Apa?”

“Sebelum aku tunangan sama kamu, aku punya rencana gak mau menikah aku gamau mulai hubungan sama orang lain makanya itu aku selalu sibukin diri sama kerjaan”

“Kamu pasti nyesel nikah sama aku” Jimin memotong pembicaraan Yoongi

“Aku belum selesai, Tapi enggak setelah kita menikah semua itu berubah. Sampe akhirnya ada Jae sekarang”

Jimin hanya menatap Yoongi yang kini sibuk memperhatikan Jae.

“You change all my life. Jimin kamu yang bikin aku sampe ada disini sekarang kamu yang bikin aku yakin untuk punya keluarga”

Jimin tetap diam, ia hanya tidak tau bagaimana cara menjawab semua pernyataan Yoongi

“Jadi kamu gausah mikirin yang aneh-aneh lagi ya. Disini kita sama-sama beruntung saling memiliki”.

<33

Suara langkah kaki itu terdengar samar oleh Jimin yang sibuk memainkan ponselnya di atas tempat tidur.

Pintu terbuka menampakan Yoongi dengan satu nampan dengan beberapa slice roti, selai, buah potong, susu dan cereal

“Ternyata aku belum sempet belanja bahan makanan, jadi breakfast nya pake ini aja ya” Yoongi menuangkan susu diatas mangkuk cereal

“Gapapa hari ini bisa delivery, besok baru kita grocery” Kemudian Jimin memakan satu potong melon

“Mau mandi gak?” Tanya Yoongi

“Nanti aja, babe ambilin aku celana tolong hehe”

Yoongi pun bangun dari sisi tempat tidur kemudian menuju lemari mengambilkan celana milik Jimin

“Pakein” Rengek Jimin

“Manja banget gemes”

Setelah menyimpan nampan tadi di atas nakas Yoongi beranjak keatas tempat tidur dengan laptop di tangan nya

Entah hari ini mood Jimin hanya ingin bermanja-manja dengan Yoongi, karena masalah kemarin ia berdua begitu sibuk

“Ayo undang kak namjoon sama kak seokjin dinner” Pinta Jimin dengan jari-jari yang memainkan rambut Yoongi

“Iya nanti kita undang ya, temen-temen mu juga”

Yoongi menutup laptop nya kemudian merebahkan kepalanya di atas paha Jimin.

Pijatan di kepala membuat Yoongi menjadi lebih rileks, dan kemudian memejamkan matanya

Jimin menatapnya sayang, berfikir bahwa selama ini Yoongi tidak pernah memilik tempat cerita selain Namjoon.

Jimin tidak bisa membayangkan selama hampir dua tahun entah apa yang di katakan oleh orang tuanya selalu membuat Yoongi jatuh sakit.

“I’ll protect you, even it from your parents” Gumam Jimin

Ini akan selalu jadi tempat dan posisi favorit bagi Yoongi, tertidur diatas paha Jimin dengan pijatan atau belaian lembut Yang Jimin berikan. Itu selalu membuat Yoongi merasanya nyaman

Meski ini semua terkesan terburu-buru Yoongi tidak akan pernah menyesali keputusan nya untuk menikahi Jimin

— someday we’ll be the happiest little family. Jimin

<33

Yoongi membuat sesuatu untuk mereka sarapan pagi, menu hari ini adalah roti panggang, scramble egg, dan beberapa bacon. Seluruh ruangan di penuhi harum makanan

Jimin mencari keberadaan Yoongi di lantai bawah, berjalan mendekat kemudian memeluknya dari belakang

“Babe, masak apa? laper” Jimin mengusak wajah nya di punggung Yoongi

“Aku lagi panasin bacon, kamu mau mandi dulu atau langsung sarapan?” Tanya Yoongi kemudian mengelus tangan Jimin yang melingkari perutnya

-

“Joon gimana?” Tanya Yoongi kemudian meneguk kopi di cangkirnya

“Hampir selesai, tinggal nunggu dokumen dari lawyer aja” Namjoon menyandarkan tubuhnya pada sofa empuk di ruangan Yoongi

“Akhirnya” Yoongi bernafas lega mendengar jawaban Namjoon

“Jimin lagi juga kayaknya sebentar lagi beres blocked akses keuangan bokap lo, tapi ini gak berlebihan gi?”

“Gue udah sering lakuin ini sebelumnya blocked akses mereka tapi gak jera, ini udah keterlaluan sampe saham 80% saham gue mau di ambil”

“Iya juga ya”

-

Sudah menunjukan pukul 5 sore, karena masalah di kantor sudah terselesaikan semua orang bersiap untuk pulang kerumah.

Jumat malam menuju weekend kendaraan hari ini juga terlihat ramai, begitu pula dengan Yoongi dan Jimin yang dalam perjalanan pulang

<33

Ketika sampai dirumah milik bos nya itu Jimin segera menuju kamar milik Yoongi, membuka pintu secara perlahan terlihat Yoongi membungkus tubuh nya dengan selimut tebal berwarna putih.

Seperti sudah menjadi hal yang biasa untuk Jimin, membuatkan Yoongi bubur ketika sakit

Jimin kembali menuju kamar Yoongi dengan satu mangkuk bubur, air dan obat penurun panas.

Entahlah setelah memutuskan untuk datang karena permintaan Yoongi tadi, Jimin juga memberanikan diri bergabung dan memeluk Yoongi. Hanya hari ini saja ia seperti ini pikirnya

Sudah 30 menit Yoongi memandangi wajah Jimin yang sekarang sedang tertidur di pelukannya, bahkan Yoongi tidak menyangka Jimin akan benar-benar datang dan memeluknya saat tertidur. Ini seperti mimpi

Rupanya elusan lembut di punggung Jimin membuatnya terbangun dari tidurnya

“Pak Yoongi udah bangun? maaf pak saya malah ikut ketiduran juga” Jimin berusaha bangun tetapi Yoongi menahannya

“Boleh gini dulu gak 15 menit lagi aja? Jimin saya butuh isi energi”

Oh Tuhan sejak kapan bos nya itu menjadi sangat manja seperti ini

-

“Aaa—”

“Saya sudah kenyang, Jimin”

“Satu suap lagi, atau saya pulang”

Mau tidak mau Yoongi menuruti Jimin

“Pak Yoongi luka nya masih sakit?” Tanya Jimin

“Sudah sembuh Jimin, demam saya juga sudah tidak seperti semalam terimakasih sudah datang kesini”

-

“Jimin, kamu mau coba tidak jalani hubungan ini dengan saya selama satu minggu? setelahnya kita bisa putuskan apa harus di lanjut atau tidak. Jujur saya tidak bermaksud mempermaikan perasaan kamu tapi saya juga tidak bisa menyangkal jika saya merasa nyaman berada dekat dengan kamu” Ucap Yoongi

Jimin menarik nafas meyakinkan pikiran dan hatinya haruskah ia mencoba nya terlebih dahulu? atau menolaknya.

Setelah meyakinkan dirinya Jimin memeluk Yoongi “Can we tried this relationship?” tanya Jimin

“Bisa, kalau kamu mau Jimin”

“Aku mau coba”

Yoongi tersenyum lega mendengar jawaban dari Jimin, tanpa permisi ia mengecup bibir sang sekertaris nya itu. Jimin terkejut pikirnya Yoongi sangat berani melakukan itu kemudian tertawa seperti tidak melakukan apa-apa

“Malam ini, kamu gak usah pulang ya Jimin? saya masih pusing”

“Loh tadi katanya udah sembuh, gimana sih?” protes Jimin

“Gajadi sembuh kalo kamunya pulang”