yourxje

𝓳𝓮𝓪𝓵𝓸𝓾𝓼.

chanjin au! kinda 🔞

  • di apartemen chris

“chirs lepas! ini sakit tahu.”

“kau melanggar kontrak hwang.”

“kontrak apa?”

“kontrak kita. kau adalah milikku dan kau tidak boleh bersama lelaki lain. kau lupa hm?”

“hah? aku tau kau sudah tua, chris. tapi apa kau sudah pikun??? kau yang memutuskan kontrakku, dan aku bebas dekat dengan siapapun sekarang.”

chris terdiam. ia lupa, bahwa ialah yang memutuskan kontrak itu sendiri. tapi, chris juga tidak rela jika miliknya dekat dengan yang lain.

“ck, bikin repot saja. aku pergi dulu.”

hyunjin berjalan menuju pintu keluar dengan kesal. dasar, ia baru saja berkenalan dengan seorang pria tampan, tapi chris baru saja merusak acaranya. menyebalkan!

“siapa yang memperbolehkanmu pergi hm?”

chris meraih tangan hyunjin.

“lepaskan chris, aku ada janji.”

“kau tidak boleh berdekatan dengan yang lain selain diriku, hwang.”

chris mendekatkan dirinya ke arah hyunjin, dan mendorongnya ke tembok. ia mengukung hyunjin, dan menciumnya kasar.

“heung- ch-chrishh.”

ketika sudah dirasa sudah puas dengan bibir hyunjin, ia pindah ke arah leher jenjangnya. meninggalkan tanda cintanya.

“ch-chrissh janganhh.”

“hm? bukankah kau dulu suka?”

“aku bukan milikmu lagi chris. lepaskan.”

“tidak semudah itu.”

𝙩𝙗𝙘.

— 𝓬𝓱𝓮𝓼𝓽.

tok tok.

“hm masuk~”

“hyunjin-”

“dih ngapaiin ke sini?!”

hyunjin melemparkan bantal yang berada di dekatnya ke arah chan yang masih berdiri di pintu.

“sayang-”

“keluarrrr.”

“sayang dengerin aku dulu.”

“gamauuuu.”

“aku bawa mekdi kesukaanmuuu.”

”...”

“aku masuk ya?”

hyunjin masih diam. chan berjalan ke hyunjin. duduk di tepian kasur di samping hyunjin. mengelus surai halusnya.

“maaf ya sayang aku gak bermaksud buat ngumbar dada aku.”

tidak ada respon dari sang kekasih. chan langsung memeluknya erat.

“ih lepas.”

“gamau. abisnya kamu gitu.”

“lepas kak!!”

“iya iya lepas.”

“ngapaiin ke sini??”

“kangen kamu, sama sekalian bawaiin mekdi buat kamu.”

“aku kan ga minta. lagian aku udah nolak.”

“tapi tweetan kamu berkata lain.”

“hah??”

chan menghela napas. “coba check akun twitter kamu deh.”

hyunjin buru buru membuka aplikasi berlogo burung itu. “anjing!”

dirinya malu. mukanya memerah padam. bisa bisanya dirinya salah akun??

“hm? gak boleh ngumpat loh sayang. kamu kan udah janji no cursing if you're with me.”

“berisik. kamu keluar sana setannn.”

hyunjin mendorong tubuh chan. tentu saja tenaganya kalah jauh.

“jadi gak mau mekdinya?”

“gak!!”

“yakin?”

“iya yakin. lagian aku lagi diet.”

“hm padahal udah aku beliin kesukaan kamu. dada ayam. yauda buat jisung sama ayen aja.”

ketika chan hendak beranjak dari duduknya, hyunjin menarik tangan chan. mengeluarkan tatapan memohon.

chan terkekeh. “tadi katanya gak mau?”

“kan tadi. sekarang aku mau!”

“tapi ada syaratnya.”

“apa?”

“jangan marah sama ngambek lagi sama kakak. janji?”

“iya iya. gak marah. gak ngambek juga.”

“satu lagi...”

“apaa?”

“jangan diet. kakak gak suka.” “kamu gak gendut hyunjin, tubuh kamu ramping banget.”

“akh-”

chan tiba tiba mecengkram pelan pinggang hyunjin. menariknya yang hampir tidak menyisakan celah jika saja hyunjin tidak menahannya.

“iya iya. bawel. buruaan siniin mekdinya.”

“gak sabaran banget sih dasar.”

𝓶𝓲𝓼𝓼 𝔂𝓸𝓾 (2)

Chan tanpa dosa membuka celana yang Hyunjin kenakan. Ia mengurut penis milik Hyunjin. “Ah-ahhh.”

“Kamu beneran gak kangen kakak hm?”

“Akhhh.” “K-kakhhh udahhh.”

Chan memasukkan 3 jarinya ke dalam lubang Hyunjin. “Kenapa hm?”

Hyunjin mendesah nikmat atas perlakuaan Chan. Chan tahu betul bagaimana cara memperlakukkan Hyunjin. Karena mereka sudah melakukkan hubungan sex selama 2 tahun :)

“Ah ah ah.”

Hyunjin memejamkan matanya. Ia sebenernya tidak ingin suara laknatnya itu keluar, tapi sial sekali bahwa Chan telah tahu bagaimana cara memperlakukkan dirinya.

Saat rasanya Hyunjin ingin keluar, Chan memberhentikkan aktivitasnya. Ia membuka celanannya. “My junior needs you too.”

“Kulum.”

Chan memerintah Hyunjin untuk mengulum penisnya yang telah menegang. Hyunjin dengan terpaksa mengulumnya.

“Uhukk.”

Penis itu terlalu besar dan panjang. Mulutnya tak muat untuk menampungnya. Ujung penis itu telah mencapai kerongkongan mulut Hyunjin.

Chan mendesis nikmat. Hyunjin berbeda dengan jalang-jalangnya yang selama ini ia gunakkan untuk pemuas nafsunya selama Hyunjin tidak ada. Karena Hyunjinlah lebih nikmat diantara yang lain.

Merasa kewalahan karena dirinya tak bisa menelan sperma yang Chan keluarkan di dalam mulut Hyunjin, ia tak sengaja menggigit penis tersebut, yang membuat sang pemilik mengaduh kesakitkan.

“Akh- Hwang Hyunjin beraninya kau!”

“M-mmwaaffhh.”

Hyunjin berusaha meminta maaf dengan mulu yang masih mengulum penis Chan.

Chan menarik paksa penis tersebut, “take your punishment babe.”

Jleb.

Dalam sekali hentakan, penis besar itu memasuki lubang sempit Hyunjin.

“AKHHHH.” “K-kakhhh.”

“Shit Hwang Hyunjin! Bagaimana bisa kau tetap serapat ini hm?”

Hyunjin memejamkan matanya. Ini sakit. Ini salah. Tetapi tubuhnya tak bisa menolak. Ia menikmatinya. Dalam lubangnya itu menelan penis Chan yang artinya ia lapar dengan sodokan Chan. Jujur saja, dirinya kangen dengan sentuhan Chan.

“Hm? Be honest to me that you miss me right?”

Chan memaju mundurkan penisnya, ia bergerak cepat. Hyunjin benar-benar dibuat nikmag oleh mantannya ini.

“Answer me Hyunjin.”

Bukannya menjawab, Hyunjin malah terus mendesah.

“Ah ah ahhh, kak chanhhh.” “H-hyunjinhh mauhh keluarr.”

Chan yang melihat penis Hyunjin yang sedikit lagi akan mengeluarkan spermanya, ia menahannya.

“Akhh, k-kakhh.”

“No cum before you answer me.”

Chan menahan ujung kencing itu dengan jarinya supaya Hyunjin tidak dapa mengeluarkan spermanya.

“Ahhh-: “Ah ah ahh.” “Eunghhh.” “S-sakithhh kakhh.”

“Then, just answer me.” “Don't you miss me?”

“Khhh-” “I-iyahh Hyunjinhhh kangennhh sama kakakhh.”

Chan bersmirk. “Kalo sama penis kakak gimana?”

Hyunjin tidak menjawab. Chan malah semakin memasukkan penisnya lebih dalam. “Heunghhh.”

Tangan sebelahnya memainkan puting milik Hyunjin. Menjilat, mengemut, menggigitnya. “Eunghh kakkhh.”

Tidak lupa dengan meniup, menjilat, menggigit telinga Hyunjin.

“So the answer is?”

“Eunghh-” “Iyahh.” “H-hyunjinn kangenhh penisshh kakakh. Kangenn sentuhanhh kakak.”

Chan is the winner.

“Then beg for me to satisfy you.”

“Eunghhh d-daddhyyyhhh.” “Pl-pleasee lemme cumhh.” “Just usehh mehh ash youh wanthh.”

“As you wish baby.”

Chan melepaskan tangannya yang menahan ujung penis Hyunjin. Dan

crot.

Hyunjin mengeluarkan spermanya.

“Wow, look at you Hwang Hyunjin! You look so fucking sexy.”

Jepret.

Chan diam-diam mengambil hpnya, memfoto tubuh Hyunjin yang berantakan.

“Kak? Kok Hyunjin difoto?!”

“Buat kenang-kenangan bub.”

“Apushh kakkh.”

“Big no.”

Chan melanjutkan aksinya. Menggerakkan penisnya di dalam lubang Hyunjin. Memvideokan tubuh Hyunjin yang kenikmatan, serta suara desahannya yang merdu.

“Ah- ah ahh.” “K-kakhh Hyunjinn jangannhh.”

“Hm?”

“J-janganhhh divideoiinhhh.”

“You look so sexy at here. I've to record it.”

“J-janganhhh.”

Percuma, seberapa banyak pun Hyunjin memohon, Chan akan tetap melakukkan apa yang ia mau.

“Ahh iyahh kakk di situhhh.” “Nyaaa.” “Te-terushhh kakk.” “F-fasterhhhh.”

Chan mempercepat temponya.

“Ahh kakk Hyunjj-jinnhh mau keluarhh.”

“Together.”

Crott. Crott.

Chan dan Hyunjin keluar bersamaan. Chan melepaskan penisnya. Menggeondong tubuh Hyunjin dan membawahnya ke kamar Hyunjin. Menaruhnya di atas kasur.

Ia juga membersihkan tubuh Hyunjin dan memakaikan celananya.

Mereka berdua sedang berbaring di kasur.

“Kakak sayang kamu Hyunjin.”

Chan memeluk tubuh Hyunjin. Mencium keningnya.

“Kakak apus foto sama video Hyunjin tadi ahhh!”

“Gamau.”

“Kak!”

“Ayo tidur Hyunjin, udah mau pagi.”

“Hm.”

“Selamat tidur kesayangan Chan.”

“Selamat tidur, punya Hyunjin.”

𝙛𝙞𝙣.

𝓶𝓲𝓼𝓼 𝔂𝓸𝓾.

Hyunjin tiba lebih dahulu di apartnya diantar Jisung dengan motor. Sekarang ia lagi mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Lalu, dirinya pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk Chan dan Changbin nanti.

Ting tong. Ting tong.

“Eh Jin, sorry banget nih ganggu.”

“Gak papa kok kak. Bawa masuk aja ke dalam kak Channya.”

Changbin mengotong Chan ke arah sofa di ruang tamu apart Hyunjin. Menaruh Chan yang tertidur karena mabuk.

“Parah banget ya mabuknya.”

“Iya nih.”

“Mau ngeteh dulu gak kak? Hyunjin udah buatin teh.”

“Gak deh Jin. Sorry. Gue buru-buru, Felix udah ngamuk.”

Hyunjin terkekeh. “Yaudah hati-hati kak.”

“Sorry yaa, besok pagi tu anak gue jemput kok.”

“Iya kak.”

Nah, kini di apart itu tinggal Hyunjin sama Chan. Agak canggung sih. Tapi kan Chan tidur, ngapaiin repot-repot mikirin gitu.

“Kak.” “Kak Chan!”

Hyunjin menggoyangkan tubuh Chan agar lelaki itu terbangun.

“Apasih” jawab Chan dengan nada yang agak mabuk.

“Kakak bangun dulu, jangan tidur di sini. Nanti masuk angin.”

“Heung.”

Lah si Chan malah makin tidur pules.

“Ihhhhh, kak Chan.”

Hyunjin berusaha membangunkan Chan.

“Kak bangunnnn, pindahh di sini dingin.”

“Ck, berisik.”

Chan menarik tangan Hyunjin yang sedang menganggu tidurnya. Hyunjin terjatuh ke atas pelukan Chan.

Muka Hyunjin memerah. Chan berada sedekat itu dengan Hyunjin.

“Ihh kak Chan lepasin.”

Pas Hyunjin mau mencoba bangun, Chan malah ngalungin tangannya di punggung Hyunjin. Jadi posisi mereka tuh pelukkan, tapi kedua tangan Hyunjin ia pake buat nahan dirinya di dada Chan.

“Kakkkk.”

“Berisik banget sih.”

Hyunjin gerak-gerak di atas Chan, dan akhirnya mereka terjatuh ke lantai.

Bruk.

“Uhkkk.”

Sekarang posisinya Hyunjin berada di bawah kukungan Chan. Chan juga jadi tersadar dari tidur, serta mabuknya.

“H-hyunjin?”

“Kak lepasin.”

Chan merasa sudah tidak mabuk lagi. Ia melihat wajah cantik Hyunjin. Lama-lama wajah Chan, ia dekatkan.

Cupp.

Sebuah ciuman. Chan mendaratkan bibirnya di bibir kenyal milik Hyunjin.

“Hmphh.”

Chan mencoba meminta akses ke mulut Hyunjin yang tak kunjung dibuka.

Karena kesal, Chan meremas bokong Hyunjin yang membuat Hyunjin membuka mulutnya. Dengan cepat, ia memasuki mulut Hyunjin.

“Humpphh.”

Yang awalnya hanya kecupan, ciuman biasa, lama-lama Chan melumatnya. Mengabsen gigi Hyunjin satu persatu. Beradu lidah dengan Hyunjin.

Hyunjin tidak bisa mengimbangi permainan Chan, ia kewalahan. Merasa kehabisan oksigen, ia memukul dada Chan.

Chan menerima sinyal yang Hyunjin berikan. Ciuman mereka terlepas.

Hyunjin menghirup oksigen dengan rakus. Sedangkan Chan, ia melihat Hyunjin, yang amat sangat cantik.

“Hyunjin kakak kangen.”

“Heunghhh.”

Chan memasukkan tangannya ke dalam baju yang Hyunjin kenakan. Ia mengelus sensual perut rata Hyunjin. “K-kakhh stophh.” Memelintir tonjolan merah yang berada di dada Hyunjin.

“Kenapa? Kamu kan dulu suka?”

“Ahhh-” “K-kitaah udahh putushhh kakkh.”

Chan terdiam. “Hm? Emangnya kalo udah putus, gaboleh ngesex sama mantan?”

“Kakak masih mabuk ya?”

“Iya karena kamu.”

“K-kakhh stophh.”

Hyunjin berlari mengejar Chan yang jaraknya agak jauh. Dan Chan tau itu. Hyunjin pasti akan tak akan bisa lepas dari dirinya.

“K-kak tunggu.”

Chan berhenti dari langkahnya. Melihat Hyunjin yang sedang ngos-ngosan dikarenakan mengejarnya.

“Apa?”

“M-maaf.” Hyunjin menunduk. Merematkan hoodie yang ia kenakan.

“Untuk?” Chan mempertahankan sifat dinginya. Sebenarnya ia tak tega, tetapi demi menjaga image dan agar Hyunjin tak mengulangi sifat kekanak-kanakannya...

“Semuanya?” “Untuk sifat childishku?”

“Oh oke. Kumaafkan.”

Chan dengan entengnya berkata seperti itu, lalu membuka pintu mobilnya.

Pluk.

Hyunjin memeluk tubuh Chan dari belakang. Menahannya, agar Chan tak dapat masuk ke dalam mobilnya.

“Lepaskan Hyunjin.”

“Tak mau!”

“Mau jadi pembakang lagi hm?”

Hyunjin menggeleng di punggung Chan sebagai balasan.

“Lepaskan.”

“Tidak akan!”

Chan menghela nafas. “Lepaskan Hyunjin, ayo pulang.”

Dirinya membalikkan badannya. Sekarang mereka sedang berpelukkan saling berhadapan.

“M-maaf kak.”

Hyunjin menangis di dada bidang Chan. Sungguh, Chan tak suka melihat Hyunjin menangis seperti ini. Chan mengelus surai coklat Hyunjin dengan lembut.

“Jangan menguji kesabaran kakak lagi ya.”

Hyunjin menangguk. “H-hiksddd, maaf. H-hyunjin janji ga- bakal jadi b-bocahh lagi, h-hiksdd.”

“Iya sayang, ayo pulang.”

“Gak mau.”

“Hm? Terus maunya apa?”

“Kakak.”

Hyunjin mengeratkan pelukannya.

“Kamu mau kakak, hm?”

“Heem.”

“Tapi sekarang lagi di luar Hyunjin.”

“Biarin!”

“Hyunjin...”

Chan mengangkat Hyunjin, lalu memasuki mobilnya.

Hyunjin kini duduk di pangkuan Chan, di kursi kemudi.

“K-kak Chan?”

“Hm?”

“K-keras.”

“Apanya?”

“B-bawah kakak.”

“Kerasa ya?”

Hyunjin menangguk lucu.

Hening.

“H-heunghhh.” “K-kakhhhh st-stopphhh.”

Mereka sedang asik bercumbu di mobil. Chan yang sedang mengemut puting milik Hyunjin. Seperti bayi yang mengharapkan susu yang keluar dari sana.

“Kakkhhhh.”

“Kenapa hm? Katanya mau kakak?”

“Heunghhhhh.”

Chan melanjutkan aksinya. Menggigit gigit leher jenjang Hyunjin. Tangannya dibuat untuk mengelus sensual perut Hyunjin.

“K-kakhhhh ahhh.” “Ah-ah ahh heunghh.”

“Pelankan suaramu babe, atau tetangga akan mendengar.”

“A-aku engga bis-aahhhhh heunghh.”

Kini jari Chan telah masuk ke dalam lubang Hyunjin.

“Ahhh en-enakkhh kakhh.”

“Enak hm?”

“I-iyahhhh.”

Saat Hyunjin ingi keluar, Chan memberhentikan aksinya.

“Yah kak, kok berhenti?”

Hyunjin cemburut. Gemas sekali.

“Ayo lakuiin yang lebih enak Hyunjin.”

Chan mengatur senderan kursi kemudinya menjadi kebelakang. Menyuruh Hyunjin untuk pindah posisi. Sekarang mereka berdua sudah berada di kursi belakang.

“Ngapaiin pindah sih kak?!”

“Biar lebih lega Hyunjin.” “Buka celana kamu.”

“Males. Kakak aja.”

“Dasar.”

Chan membuka celana Hyunjin serta dalamannya. Begitupun Chan, ia melepaskan miliknya juga.

“Kenapa?”

“E-engga.”

“Kenapa hm?”

Ia mendekatkan dirinya ke arah Hyunjin. Menempelkan penisnya di bibir lubang Hyunjin.

“Ahh-”

“Kenapa kamu ngeliatin kakak kaya gitu hm?”

Chan menjahili Hyunjin dengan hanya menempelkan ujung penisnya ke ujung lubang Hyunjin.

“H-heungg engga papa kok.”

Hyunjin mengalihkan pandangannya agar ia tak melihat Chan. Tangan Chan ia gunakkan untuk mengangkat wajah cantik Hyunjin.

“Buka matamu Hyunjin.”

“Apa heungh?”

“Kamu gamau jujur sama kakak?”

“Akh-”

Chan memasukkan ¾ penisnya ke dalam lubang Hyunjin. Menjilat serta menggigit telinga Hyunjin.

“Heunghh.”

“Katakan Hyunjin.” Chan meniup telinga Hyunjin.

“B-besar.”

“Apa?”

“P-punya kakak. Be-besar.”

“Penisku?”

Hyunjin menangguk. Chan bersmirk.

“Kok? Kau bahkan sudah hampir sering melihatnya.”

Chan melepaskan tautan penisnya. Menjauhkan dirinya dari tubuh Hyunjin.

“Kulum.”

Hyunjin bangkit dari tidurannya. Mengulum penis Chan yang, wow. Entah mengapa ia merasa penis milik pacarnya itu semakin hari semakin membesar.

Chan mendesis. Kuluman pacarnya ini memang enak. Hyunjin sangat mahir memuaskan Chan fyi.

“Uhkkk.”

Hyunjin keselek oleh sperma Chan yang keluar lumayan banyak.

“Enak hm?”

“Enakk.”

“Baiklah, karena kau sudah menjadi anak manis akan kuberi hadiah.”

Chan mendorong pelan tubuh Hyunjin agar kembali tiduran.

“Akhh-” “Heunghh.”

Chan memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Hyunjin. Mengeluar masukkan jari tersebut.

“Ah ah ah.” “F-fasterhhhhh.”

“Enakkkhhngg”

Saat Hyunjin ingin keluar lagi-lagi Chan berhenti. “Kak apaan- AKHHHHHHH.”

Belum menyelesaikan protesnya, Chan sudah lebih dahulu memasuki penisnya dalam sekali hentakkan yang membuat Hyunji menjerit kesakitan.

Masuk dalam keadaan sedikit kering itu, agak...

“Akhhhh.” “D-diemm kakkhh.” “Akhh hikksddd.”

Hyunjin tak dapat menahan tangisannya. Sungguh ia merasa lubangnya seperti robek. Padahal ini bukan kali pertamanya melakukkan hubungan sekskual, tetapi Hyunjin tetap merasakan sakit. Chan juga tetap merasakan kesempitan dari lubang Hyunjin.

“Hikssddhh heunghh s-sakithh.”

“Maaf sayang sakit ya.”

Chan mengecup ngecup dahi serta mata kekasihnya. Berharap Hyunjin berhenti menangis. “Maaf sayang.” Tangannya digunakkan untuk mengelus lembut rambut Hyunjin.

“K-kakak kan tau Hyunjin gak bisa dimasukin pas kering! S-sakithhh.”

“Iya sayang maaf ya.”

“Akhhh- jan-jangannnhh gerakhh.”

“Iya sayang engga gerak aku.”

“G-gede banget sih punya kakak!”

“Lubang mu yang sempit Hyunjin.”

“Huh.”

“Kakak udah boleh gerak belum?”

“P-pelan pelan.” Dengan ragu-ragu Hyunjin membolehkan Chan.

Chan bergerak sedikit demi sedikit, untuk memasukki penisnya yang ukuran besar ke dalam lubang Hyunjin.

“Ah- ah- ah.” “Kakhhhh.”

“Sabar sayang sedikit lagi.”

“Akhhh, stophhhh.”

Bukannya berhenti, Chan malah tetap memaksakan penisnya itu untuk masuk.

“K-KAK CHANNHHHH.”

Hyunjin menjabak rambut Chan. Chan tak mepermasalahkan itu.

Dengan susah Chan akhirnya berhasil memasuki utuh penisnya ke dalam lubang sempit itu.

“Ukhh, why so tight babe?”

“Yours so big.”

Chan terkekeh. Ia mengelap keringat Hyunjin yang keluar dari pelipis Hyunjin.

“Kakak gerak ya?”

“J-jangannhh.”

“Kenapa?”

“Sakit.”

“Nanti enak kok sayang.”

“Y-yaudah pelan pelan.”

Chan mulai bergerak pelan. “Hheunghh.”

“Ah-ahhh.” “K-kakhh udahhngghhh.”

Awalnya pelan, lama lama barbar. Benar sih, sekarang sudah tidak terasa sakitnya dan malah jadi enak, tapi Hyunjin kan capek desah :<

“Ka-kakhhhhhh.”

Tak mau orang lain mendengar desahan merdu kekasihnya, Chan melumat bibir merah sehat Hyunjin yang tebal.

“Hmphhhhh.”

Bagian bawah ia tetap gerakkan sementara dirinya mencium Hyunjin.

“Hmpphh- hmphhh.”

Hyunjin memukul dada bidang Chan, menandakan ia butuh oksigen untuk bernafas.

Chan memang melepaskan ciumannya, tetapi ia melanjutkannya dengan mengiggit puting Hyunjin.

“Akhh- kakhh-” “J-ja-jangannhh digigithhhhh.”

Hyunjin menjerit sakit sekaligus mendesah nikmat. Perlakuaan Chan tak pernah main-main dalam membuat Hyunjin keenakan.

Yah biarlah malam itu mereka habiskan dengan bercumbu di dalam mobil sampai membuat warga keganggu.

Chan sedang dalam perjalanan pulang, bersama Hyunjin tentunya. Hyunjin tertidur lelap di jok belakang. Chan sesekali memperhatikan Hyunjin lewat cermin. Ahh, gemas sekali Hyunjin ketika tidur. Ia tidak sabar untuk sampai rumah lalu menyantap kembali tubuh pacarnya itu.

𝙛𝙞𝙣.

Chan awalnya masih sabar, nunggu Hyunjin yang lagi berada di kamar kosan Jisung. Hyunjin kunci kamar kosan Jisung dari dalam. Otomatis Jisung sendiri juga ga bisa masuk.

Fyi, kosan Jisung tuh kaya rumah kontrakan gitu tapi versi kecil dan sempit. Isinya ada 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang kosong, 1 ruang tengah, 1 dapur kecil.

“Woi Jin, ga lucu ah anjir kamar gue malah gue yang gak bisa masuk.”

Jisung berusaha buka kamar tidur miliknya yang dikunci Hyunjin. Tapi Hyunjin ga nyaut sama sekali. Dia malah mondar mandir doang di dalam sana. Bingung.

Terus dia denger, kalau ada suara orang lagi. Bukan Chan, tapi Minho. Dia tau kalo Minho udah dateng. Terus dia diam-diam keluar kamar, ngintip-ngintip, eh benar itu kak Minho.

“Hyunjin?” “Ayo pulang” ucap Chan yang menyadari keberadaan Hyunjin yang lagi ngintip-ngintip. Ia mendekatkan dirinya ke Hyunjin. Hyunjin pengen balik aja ke kamar Jisung, tapi dirinya kalah cepat sama pergerakan Chan.

Chan nahan tangan Hyunjin, “ayo Hyunjin, pulang.”

Hyunjin hanya menggeleng-geleng kepalanya. Dia gak mau pulang, dia gak mau Chan!

“Hwang Hyunjin!”

Awalnya Chan tuh masih biasa, masih sabar, tapi lama-lama ia emosi. Hyunjin tuh batu, sama kaya dia. Kalau Hyunjin gak mau nurut, Chan pasti yang bentak Hyunjin duluan.

Hyunjin kaget dengan bentakan Chan. Ia melepaskan diri dari Chan, lari ke arah Jisung. Berlindung. “H-hikssdd.”

“Yak bang Chan!” “Gue nyuruh lo bawa pulang Hyunjin bukan bentak dia, bodoh.”

Chan cuma diam tidak menjawab. Dia melihat Hyunjin yang sedang, errr- berlindung darinya? Emangnya salah membentak orang yang gak mau nurut?

“Kak Minho, bawa pulang Hyunjin aja nih. Kasian udah malam.”

Minho dengan senang hati dong nganterin Hyunjin pulang. Pas mereka mau keluar dari kosan Jisung, ada orang yang natap mereka dengan tatapan sinis dan gak suka. Itu Chan. Hyunjin tadi sempat lihat ke arah Chan sebentar.

“Jadi gitu mau kamu Hyun?”

Hyunjin memberhentikkan langkahnya.

“Seterah kamu deh.”

Chan berjalan keluar, mendahului Hyunjin. Sebelum itu ia sempat berhenti di samping Hyunjin, membisikkan sesuatu.

“Aku kasih kesempatan terakhir.”

Hyunjin masih diam di tempat. Minho bingung melihat Chan yang baru saja mengeluarkan smirknya yang sengaja ditunjunkkan ke arahnya.

“Sinting.” – batin Minho

“Ayo Hyunjin, pulang.”

Minho hampir ingin menyentuh tangan Hyunjin untuk mengajaknya ke mobilnya. Tapi, Hyunjin menepis terlebih dahulu.

“M-maaf kak Minho. Hyunjin pulang bareng kak Chan aja. Hehe.” Dirinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu pergi meninggalkan Minho untuk mengejar Chan.