yourxje

#nerd ; bagian 1

cw // kinda nsfw 🔞 ( blow job )


brakk

smartphone mahal itu dibanting di atas meja oleh sang pemilik. ia sedang marah, karena isi menfess dari base sekolahnya yang sedang menjelekkan pacarnya.

“duh Ju, apaan sih?! aku kaget tau.”

Hyunjae yang sedang tenang membaca buku menjadi erganggu oleh suara bantingan.

“Jae, kayaknya orang yang tadi masuk ke sini, kirim menfess ke base sekolah deh.”

Hyunjae menaikkan alisnya. “terus?”

“ya dia jelekkin kamu.”

“oh. yaudah biarin aja sih.” Hyunjae gak peduli, toh dia gak kenapa-napa ini.

“kok kamu gak marah sih?”

“terus aku harus apa Juyeon? kan kamu sendiri yang nyuruh aku pake kacamata.”

Juyeon sempat terdiam. berpikir. dia sendiri yang menyuruh Hyunjae menggunakkan kacamata, agar pacarnya tidak digoda sana sini. tapi kenapa saat pacarnya dikataiin nerd, jelek dan semacamnya, Juyeon jadi marah?

“lagian kamu jangan baca buku mulu dong. kan makin dibilang nerd.”

“biarin.”

“aku bosen nih Jae. dari tadi nungguiin kamu baca gak selesai-selesai.”

“aku kan gak nyuruh kamu buat nungguiin aku.”

“nanti kamu kesepian~”

“hm.”

“Jae.” “Jeee.” “Sayang~”

Hyunjae mengabaikan panggilan Juyeon. dia cuma mau baca buku ini sampai selesai tanpa adanya gangguan. tapi kenapa pacarnya selalu gangguiin dia mulu sih?

sedangkan Juyeon, ia muak sama buku-buku yang dibaca Hyunjae. bisa gak sih pacarnya memprioritaskan dirinya terus?!

melihat suasana perpustakaan yang sepi dan tidak ada orang lain selain mereka berdua, terdapat sebuah ide 'jorok' yang terlintas di pikiran Juyeon.

“Jaee.”

“apasih Ju?”

“main yuk?”

“hah?”

“kita kan gak pernah main di sini Je. jadi ayo coba.”

“gak.” “udah ih kamu balik ke kelas sana akh, ganggu aku lagi baca tau gak.”

alih-alih pergi, Juyeon malah meraba paha Hyunjae yang masih terbalut celana sekolah.

“hnghh Ju~“

“hm?”

“tang-anh kamu, diem ih!”

“aku diem, kok?”

“Juyeonghh“

“kamu manjaiin adik aku sebentar, abis itu aku balik ke kelas. janji.”


mereka sudah pindah posisi ke tempat yang berada di pojok perpustakaan. tempat yang tidak akan tersorot oleh cctv.

Juyeon sudah melepaskan celananya, sementara Hyunjae sudah jongkok di depan punya Juyeon dan siap untuk mengulumnya.

“punya kamu udah gede aja.”

“abisnya kamu bikin aku horny mulu.”

Hyunjae memutar bola matanya malas. “itu mah kamunya aja yang mesum.”

“abisnya—” ucapannya terputus sebentar, melepaskan kacamata yang masih digunakkan Hyunjae.

“kamu sexy banget kalo pake kacamata. bikin aku horny terus.”

Juyeon mencium bibir merah Hyunjae. melumatnya. tidak lupa tangannya meremas bokong sintal itu. “hmphh Ju“

tautan itu terlepas. Juyeon menuntun kepala Hyunjae ke arah juniornya. “suck it, honey~.”

#friendships; bagian 6

cw // harsh words, nswf (fingering, sex, threesome, etc)


“karena ini pertama kalinya, lo cukup nikmatin aja.”


Younghoon kembali mencium bibir cherry milik Hyunjae, sementara Juyeon membantu melepaskan celana Hyunjae dan menyisakan piyama kemejanya saja.

setelah ciuman Younghoon terlepas, kini dirnya beralih ke leher mulus Hyunjae, yang ternyata ada sedikit bekas tanda keunguan yang telah diciptakan oleh Juyeon tadi.

kalau Juyeon, ia masih saja asik bermain di bagian selatan Hyunjae. dengan iseng, ia memasukkan 2 jarinya sekaligus ke lubang Hyunjae yang mengedut.

“akhhh“ “s-sakithh“ “shhh Ju, hnggh hiyahh di situ“ “hnghh Ju...'

“enak, hm?”

“kenapa berhenti, Ju?:(”

Juyeon melirik Younghoon sekilas. “ada yang lebih enak dari jari gue.”

merasa mengerti dengan maksud Juyeon, Younghoon langsung berganti posisi dengan sahabatnya. kini giliran ia yang akan bermain dengan penis Hyunjae.

“suck it, Jae.”

Juyeon tiba-tiba saja langsung menghadapkan penisnya di hadapan mulut Hyunjae. tentu saja hal tersebut membuat sang submissive bingung, karena hey ini baru pertama kalinya bagi dia!

“hah gimana?”

“kulum penis gue, Jae. anggep aja kaya ngemut permen, oke?”

dengan ragu, Hyunjae memasukkan penis Juyeon yang ukurannya err— cukup besar.

merasa lama, Juyeon langsung aja sedikit mendorong kepala Hyunjae agar penisnya dapat masuk ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengahnya saja. hal tersebut membuat Hyunjae tersedak.

“uhhhuuk— Ju“

“suck-it-fastly, Lee Jaehyun.“

“woy jing, jangan kasar sama Hyunjae gue, lo.” itu Younghoon yang sehabis melihat aksi Juyeon.

“ck iye bawel.” “sshhhh— ahhh enak Jae“

Juyeon terus memaju-mundurkan kepala Hyunjae, serta sesekali dirinya lah yang bergerak. “ahh terussh“

“UNGGHHH“

Hyunjae terkejut. karena tanpa aba-aba, Younghoon memasukkan penis keringnya ke dalam lubang Hyunjae. dan tanpa sengaja juga, ia menggigit penis Juyeon yang masih berada di mulutnya.

“AKHH JAEE“

reflek Juyeon mengeluarkan miliknya dari mulut Hyunjae. “woy babi, gila lo ya. punya gue kegigit bangsat.” yang dicaci maki mah santai aja, dan malah menggerakan pelan milikknya di dalam Hyunjae.

“KHHHH s-sakithh hikss“

“anjing Younghoon, lo yang bilang jangan kasar, lo juga yang bikin Jae nangis.”

“Jeee, maaf sakit banget yaa?”

“i—ya hiks. perihh. jangan gerak hiks.”

“tolol. gue mana belom pelepasan.” Juyeon kesel setengah mati sama tingkah bejatnya Younghoon. ((padahal mah sama aja))

“Jee maafin gue :(( tapi nanti gak bakal sakit kok. percaya sama gue.” “Ju, bantu anjing.”

“ah bacot lo, Hoon.” “Jae, sayang. gapapa, gapapa. sakit banget, hm?”

Juyeon berusaha menenangkan Hyunjae. ia mengelus surai coklat itu dengan lembut, serta mengelap air mata yang keluar.

“Younghoon emang bangsat. nanti cakar aja dia, kalo sakit banget. oke? cup cup, jangan nangis dong sayang.” Juyeon mengecup kedua mata Hyunjae, sambil membukka kancing kemeja yang masih terpasang, tidak lupa dengan tanganya yang bermain di perut Hyunjae.

“hngg gelii Ju“

Juyeon memposisikan dirinya menjadi di belakang Hyunjae. “penis aku ikutan masuk ya, Jae?”

“hng? e-emang muat?”

“kalo gak dicoba kan gak tau. aku masuk ya.”

“n-nanti sakit....”

“engga kok Jeee. emang awalnya doang kerasa sakit, abis itu pasti enak deh” ucap Younghoon menyakinkan.

“gapapa kok Jae. kalo sakit kan kamu bisa cakar Younghoon.”

“bangsat Juyeon, kok gue?!”

“diem lo.” “aku masuk ya.”

“t-tunggu...” “pelan-pelan... ya?”

Juyeon mengecup lembut pipi Hyunjae, “aku gak kaya Younghoon kok.”


penis Juyeon, yang tidak bisa dikatakan kecil itu mulai masuk.

“AKHHH S-SAKITHH“

“ssh, tenang sayang. cuma sebentar aja kok.” kali ini Younghoon yang menenangkan Hyunjae, karena Juyeon lagi berusaha memasukki juniornya dengan penuh.

“shhh so tightt Jae“

“hikss, d-diem dulu.”

Hyunjae kembali menangis. demi tuhan ini rasanya sakit sekali. bayangkan saja jika tiba tiba ada dua penis yang berukuran lumayan besar, berada di lubang kecilmu. Hyunjae yakin lubangnya akan lecet.

“masih sakit?”

Hyunjae mengangguk.

“masih gak boleh gerak kitanya?”

Hyunjae berpikir sebentar. “b-boleh. t-tapi pelan-pelan ya? janji sama aku.”

mereka berdua tersenyum penuh arti. “iyaa pelan kok.”

“kita gerak ya.”


“hnghh~ ahhh ahh“ “e-enakkhh“ “yeshh thereehh“

desahan demi desahan terus Hyunjae lontarkan ketika dua penis itu terus menyerang rasa nikmatnya.

“hnghhh f-fastherr pleasee“

“beg for it, hm?“

“just moan our name, baby~“

“p-pleaseee-ahhh“ “pl-easee fuck mee harder, Yo-unghunniee~ Juy-eonniee~“

“_as your wish, baby~”

kedua sang dominan itu mempercepat tempo gerakannya, dan Hyunjae semakin dibawa nikmat oleh kedusnya. kata-kata serta desahan laknat yang terus keluar dari mulutnya, membuat sang dominan juga semakin di bawa nafsu.

“hnghh— i wanth to cumhh“

Younghoon mulai mengocok penis Hyunjae, sedangkan Juyeon memilin nipple berwarna pink itu.

“nyahhhh” sperma Hyunjae telah keluar dan mengotori tangan Younghoon. tanpa rasa jijik, Younghoon menjilati tangannya.

Hyunjae merasa lelah sehabis pelepasan, tetapi dirinya tidak bisa beristirahat karena dua sahabatnya ini masih saja terus bergerak di dalamnya.

“shh, syour hole is so good, Jae.“

“hngg, gue mau keluar.”

“bentar, tunggu gue—”

“ahh fuckk“

Younghoon dan Juyeon keluar di luar bersamaan. cairan mereka bercampur aduk, menghasilkan bau yang sedikit tidak sedap.

“gila, enak banget.”

“Je, lo gapapa kan?”

Hyunjae berbaring lemas. ia tidak punya tenaga untuk sekedar berbicara.

“capek ya? tunggu, gue bersihin badan lo dulu.” “Ju, ambil anduk sama tisu basah.”


setelah membereskan perbuatan bejat mereka, sekarang waktunya untuk tidur. tidak kerasa waktu sudah menunjukkan jam 2 pagi.

“lubang lo masih sakit Jae?”

Hyunjae menangguk kecil.

“nanti pagi gue beliin salep ya, biae gak lecet lagi.” Younghoon mengecup dahi Hyunjae. “sekarang bobo dulu.”

Hyunjae tidur sambil memeluk Younghoon erat, yang membuat Juyeon iri.

“Jaee~ tidurnya meluk gue aja dong.”

“sst, diam kamu babu tidak berhak protes.”

“asu.”

“diem, Hyunjae udah bobo.”

“Y.”

dan berakhir mereka tidur bertiga dengan damai~

𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩. — August, 26th

#friendships; bagian 5

“udah dong Jae, jangan ngambek.”

“tau Je. kita kan cuma bercanda.”


sejak kejadian tadi, Hyunjae menjadi ngambek kepada Younghoon dan Juyeon. gimana gak ngambek? bisa-bisanya dia dikerjaiin kaya gitu, sama dua sahabatnya. kan kesel???!

“tapi Je, gue beneran serius mau cium lo.”

“AKH STOP. jangan bahas ciuman!!” ucap Hyunjae frustasi.

“emang kenapa?” tanya Juyeon biasa.

“emang kalian gak malu?!”

“b aja?” jawab keduanya bersamaan.

“ck terserahh.”

Younghoon dan Juyeon malah merasa gemas dengan semua tingkah laku Hyunjae. haduh dasar bucin, eh?


“guys sumpah gue bosen banget. main yuk!!” ajak Younghoon dengan antusias.

“main apaan?” tanya Juyeon tanpa minat.

“hm apa ya.” “Je! ikut main yuk. udahan dong ngambeknya dih.”

Younghoon menggoyang-goyangkan tubuh Hyunjae, dan membuat sang korban mau tidak mau pasrah mengikuti permintaan sang pelaku. “iya iya. main apa?”

saat Hyunjae berbalik badan ke arah Younghoon, tiba-tiba saja ada benda kenyal yang menempel di bibirnya. hey, itu bibir Younghoon!

Hyunjae kaget bukan main. ia mencoba mendorong tubuh besar Younghoon, tapi tenaganya tidak sangat tidak sebanding. Younghoon mencoba memaksa masuk ke dalam mulut Hyunjae dengan melakukkan usapan sensual, yang membuat sang empu reflek membuka mulutnya.

“hnghhh h-hoon. gak bisa napassh.”

Hyunjae bergerak tidak nyaman gara-gara perbuatan tangan nakal Younghoon.

satu menit kemudian, Younghoon melepaskan ciumannya. “tuhkan, bibir lo manis sesuai yang gue duga. gue pengen banget nyobaiin bibir lo dari lama tau, Je.”

ucapan Younghoon tidak direspon sama sekali, karena Hyunjae masih mencoba mengambil oksigen yang banyak.

“curi start lo, Hoon. langsung cium aja tanpa aba-aba.”

“hm? bodo gak peduli.”

Juyeon berdecak malas. “kita emang suka berbagi. tapi soal Hyunjae, gue gak ada minatan sama sekali buat bagi ke lo.”

“oh? gue juga gak mau tuh bagi ke lo.”

“Hyunjae punya gue!”

“sejak kapan dia jadi hak milik lo?”

“bentar-bentar, ini pada ngomongin apasih?!” ucap Hyunjae dengan napas terengah-engah.

“kali ini giliran gue, Hoon. lo ngalah dulu.”

“iye iye.”

“kalian ngapaiin sih?”

“Jae.”

“kenapa, Ju?” jawab Hyunjae polos.

“gue juga mau cium lo, boleh ya?”

“hah?” muka Hyunjae seketika memerah padam hanya karena mendengar kata 'cium'. entah kenapa rasanya Hyunjae menjadi gugup, sehingga reflek menggigit bibir.

“jangan digigit. nanti luka.” Juyeon menarik dagu Hyunjae, dan tanpa basa-basi dirinya langsung mencium bibir ranum milik sahabatnya.

walaupun sedikit kaget, tetapi kali ini Hyunjae menikmati lumatan yang diberikan Juyeon, dibandingkan dengan Younghoon yang sedikit agresif dan kasar.

“Ju-hh u-dahh.”

Juyeon memang melepaskan lumatannya di bibir milik Hyunjae, alih-alih berhenti, ia malah pindah posisi ke leher Hyunjae yang terlihat putih dan mulus.

“nghhh J-juu jangan digigithh.“

Younghoon yang tersadar dengan aktivitas Juyeon langsung memberhentikannya. “woy bro udah jir, maruk amat lo.”


oke, sekarang mereka lagi berada di posisi canggung. sudah 30 menit berlalu, dan mereka masih diem.

“sorry Jae. gue tau gue kelewatan, tapi jangan marah sama gue please.” Juyeon udah pasrah aja kalo sahabatnya ini bakal marah besar. lagian namanya nafsu mana bisa ditahan sih?

“marah aja sama Juyeon, Je. emang parah tuh bocah.” bukannya bantu, Younghoon malah panas-panasin.

“apaan si bi. lo juga yang duluan kelepasan buat nyium Jae.”

“bi?”

“babi.”

“anjing Juyeon.”

“AKHH BERSIK.” Hyunjae berteriak frustasi. “diem! lo berdua sama aja.”

“sorry Je / Jae.”

“gue pusing. gue pengen yang lebih.”

“hah maksud?”

“gausah sok bego deh. gue pengen yang lebih dari sekedar ciuman tadi.”

“Jae?? lo serius?”

“kenapa emang? nanggung juga kan udah pada nafsu. gak liat punya lo berdua tuh?”

“u-udahh yuk tidur aja udah tengah malem” ajak Younghoon.

“gamau. nang-ggung. can you guys just fuck me now? i want more.“

Younghoon dan Juyeon saling melirik dan mengeluarkan smirknya. “threesome?“

#friendships; bagian 4

“ganti filmnya, Hoon.”

“males. lo aja nih Je.”

“tuh Ju, ganti.”

“gue gatau film lain.”


tadinya, mereka menonton film tersebut tanpa ada rasa minat. karena bagi mereka, filmnya terasa sedikit membosankan. disaat Juyeon hendak mengganti film dengan remote control, terdapat adegan dewasa yang muncul dan membuat ketiganya semakin hening. Juyeon buru-buru mematikan TV tersebut.

“kalian ngerasa panas gak sih?” tanya Younghoon tiba-tiba.

“acnya kecilin aja lagi suhunya.”

Hyunjae mengambil remote ac yang tergeletak di meja. ia mengotak-atik acnya agar kembali dingin. sementara itu, Younghoon dan Juyeon seperti sedang saling bertukar pikiran.

“Jae/Je” panggil mereka bersamaan.

yang dipanggil menoleh, memasang wajah bin ngung. “kenapa?”

“acnya biarin aja. kita ke kamar aja yuk” ajak Younghoon.

Hyunjae hanya mengangguk, “beresin dulu baru tidur.”


kini mereka sedang berbaring di kasur milik Hyunjae. dengan posisi Hyunjae di tengah, Juyeon di pinggir kanan dan Younghoon di pinggir kiri. ukuran kasurnya tidak terlalu besar, tapi gak sempit juga. jadi muat untuk bertiga.

semua terlihat sibuk dengan smart phonenya masing-masing.

“eh” seru Younghoon tiba-tiba.

“apa?” Hyunjae memberhentikan aktivitasnya dan menatap Younghoon. karena, sepertinya ada yang ingin dibicarakan oleh pria itu.

“gue penasaran sama film tadi.”

“terus?”

“mau coba gak?”

“hah coba apa?” tanya Hyunjae yang semakin dibuat bingung oleh Younghoon.

“itu loh, adegan yang terakhir kita tonton tadi, Je.”

“c-ciuman maksud lo?”

daripada membalas, Younghoon malah mendekatkan dirinya kepada Hyunjae. tentu saja, sang korban reflek mundur ke arah belakang dan menabrak kaki Juyeon. “Hoon lo mau ngapaiin sih ih?!” kaki Hyunjae digunakkan untuk menendang kecil badan Younghoon, agar ia tidak mendekati dirinya.

“nyium lo lah?”

“jauh-jauh looo.” “Ju, tolongin guee huwee.”

Hyunjae malah mendekapkan dirinya ke Juyeon, yang membuat Younghoon berdecak. Juyeonnya sih seneng aja.

“Jae.”

“apa?”

“kalo gue, boleh nyium lo gak?”

“IH GAKK. sama aja lo berdua.”

saat Hyunjae hendak ingin melepaskan diri dari dekapan Juyeon, eh Juyeon malah semakin mengeratkan pelukannya dan membuat sang korban terjepit.

“u-hk Ju, lepas ih.”

“cium dulu~”

“noooo.”

#friendships; bagian 3

“Je, kayaknya baju yang gue pake kekecilan.”

“iya? gue ga ada baju gede lagi Hoon...”

“udah lepas aja, biasanya juga gak pake baju kan lo.”

“tapi tar Younghoon bisa masuk angin, Juyeon.”

“pake selimut aja nih.”

“Je, sambil peluk aku dong~~”

“najis Hoon. jauh-jauh dari Jae gue.”


mereka bertiga berada di ruang tamu dan bersiap untuk menonton film. Juyeon duduk di sofa berasama Hyunjae, sedangkan Younghoon duduk di lantai, sambil menyenderkan punggunya di kaki Hyunjae.

“mau nonton apa kita?” tanya Younghoon.

“apa aja.”

“jangan horor!” seru Juyeon.

“oh tadi gue nanya Chanhee, katanya fifty shades seru.”

“itu tentang apa?”

“gue juga gak tau.”

“coba cari dulu Hoon.”

Younghoon mencari judul film tersebut di smart TV yang sudah disetting sedemikain rupa. setelah itu mereka menjadi hening, dikarenakan melihat poster filmnya, yang bikin ambigu.

“errr... jadi nonton?” tanya Hyunjae memecah keheningan.

Younghoon dan Juyeon saling menatap. “coba aja yuk.”

dan akhirnya mereka memulai menonton film tersebut.

#friendships; bagian 2

“Je gue pinjem baju lo ya.”

“ambil aja.”

“lo mau cobaiin yang ini gak Jae?”

“mauuu.”


kini giliran Younghoon lah yang terakhir mandi. dirinya baru saja kembali dari mini market untuk membeli beberapa makanan dan cemilan, karena mereka berenaca untuk menonton film hingga shubuh.

Younghoon dan Juyeon meminjam baju, celana serta pakaian dalam bersih milik Hyunjae, yang telah disiapkan si pemilik. mereka memang sering menginap di rumah Hyunjae, apalagi dadakan seperti ini. jadi tak heran jika Hyunjae telah mempersiapkan hal kaya gini.

toh, bagi mereka yang telah bersama selama 5 tahun lamanya sudah menjadi hal yang biasa jika saling berbagi dan memiliki.

#friendships; bagian 1

“lo ngapaiin di sini?”

“mau ngasih obat mata ke Jae. lo sendiri ngapaiin?”

“bawaiin makan buat Hyunjae.”


akhirnya mereka bertiga berkumpul di ruang tamu milik Hyunjae. memakan ayam yang telah dibawakan Younghoon dengan lahap, ah sebenarnya yang makan cuma Hyunjae sih. Younghoon dan Juyeon hanya menatap sahabatnya yang manis itu makan dengan lucu.

“kalian kok gak makan?” tanya sang pelaku.

“gue kenyang / gak mood” jawab Younghoon dan Juyeon bersamaan.

Hyunjae hanya mebalasnya dengan cemberut dan melanjutkan makannya.

Younghoon melihat sekeliling isi rumah Hyunjae, “rumah lo sepi amat dah Je. bunda mana?”

“hm? tadi pagi pergi ikut ayah ke Jepang” jawab Hyunjae dengan tidak peduli.

“lagi? lah, lo sendiri dong.” kali ini Juyeon yang nyaut.

Hyunjae hanya mengangguk malas sebagai jawaban.

“lo kok gak bilang gue sama juyeon? tau gitu kita kan bisa nginep di sini dari kemarin.”

“males. lagi pengen sendiri aja.”

“gue sama Younghoon nginep di sini aja sekarang, gimana?”

“seterah kalian.”

kiss me

Sesampainya pria kelahiran Januari itu di apartemen milik Jerry, mereka hanya duduk di sofa yang empuk, dan menonton acara tv yang sedikit membosankan bagi keduanya.

Tidak ada yang mau memulai pembicaraan sama sekali. Baik Joel maupun Jerry, lebih memilih diam dalam pikiran mereka masing-masing.

Entah Jerry yang sedang menahan amarahnya, karena lagi-lagi kekasihnya melanggar janjinya untuk tidak merokok. Atau Joel, yang sedang bingung harus melakukan apa agar kekasihnya tidak ngambek kepadanya lagi.

“Jerry.”

“Hm?”

“Rajendra Jerry Hardian.”

“Kenapa Joel?”

“Kamu marah?”

“Iya, aku marah.”

“Maaf, sayang.”

Jerry tersenyum. “Iya dimaafin. Asal kamu gak ngerekok lagi ya? Bisa kan? Ayo janji sama aku.”

Joel mengangguk dan langsung memeluk tubuh Jerry. “Mau cium.”

“Sini.”

Dua insan tersebut pun mulai mengikis jarak mereka. Sedikit demi sedikit hingga dua labium mereka bersatu. Membuat mereka merasakan seperti ada kupu-kupu di perut mereka.

“I love you, Rajendra.”

𝒇𝒊𝒏.

WARNINGS⚠️ tw // INCEST, NSFW, 🔞, SEX TAKE WITH YOUR OWN RESPONSIBLE!! JANGAN SALAH LAPAK 100% FAN FICTION

Cast : – Christhoper Bahng as daddy – Hyunjin Bahng (Hwang Hyunjin) as son


Sesampainya di rumah, Hyunjin langsung pergi menemui daddynya di ruang kerja. Dibukanya pintu berwarna coklat tersebut dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara yang terlalu berisik.

“Dad?” ucapnya ragu yang tengah melihat daddynya sedang duduk di kursi kerjanya.

“Come here, Hyunjin” balas Christ sambil menepuk-nepukkan pahanya.

Hyunjin yang mengerti maksud dari itu pun menuruti perintahnya.

“Eungg, dad? Hyunjin minta maaf. Hyunjin salah.” Pria manis itu menundukan kepalanya. Ia sangat takut hanya untuk sekedar melihat wajah daddynya. Sedangkan Christ? Ia daritadi hanya fokus pada laptop dan kerjaannya, walaupun sebenarnya ia secara tidak langsung memperhatikan gerak gerik Hyunjin.

“Dad? Jangan hanya mendiamkan Hyunjin ih.” Karena merasa terabaikan selama 15 menit lamanya, Hyunjin memukul pelan dada bidang Christ sebagai bentuk pelampiasannya. Dan tentu saja Christ tidak menggubris hal sekecil itu, dan malah makin membuat Hyunjin sebal.

“Baiklah kalau terus diam seperti ini lebih baik Hyunjin balik ke kamar.”

Saat Hyunjin hendak bangun dari pangkuan daddynya, Christ telah lebih dulu melingkarkan tangannya di pinggang Hyunjin sehingga pria manis itu tidak dapat bangun. “Uh dad, lepaskan.” Hyunjin memberontak dari pelukan Christ.

“Bisakah kau menuruti ucapan daddy mu ini sekali saja, hm?” ucap Christ seduktif di leher Hyunjin.

“Aishh dad, Hyunjin kan sudah minta maaf! Lagian bukan Hyunjin yang memulainya duluan, tapi mereka” jelasnya dengan kesal.

“Tapi kau tidak seharusnya membalas, Bahng Hyunjin.”

“Ya ya ya baiklah. Sekarang lepaskan ini, tangan xad membuat ku tidak bisa bernapas, ugh.”

“Tidak mau.”

“Huh?”

“Naughty baby should be punished, right?”


Christ mencium bibir merah Hyunjin. Jujur selama ini ia selalu menahan hasratnya, untuk tidak menyerang Hyunjin yang notabenya adalah anaknya sendiri. Tetapi kali ini, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Selama ini Hyunjin tumbuh dengan tubuh yang sangat indah dan mempesona, terutama di bagian bibirnya.

“Hmpphh.”

Hyunjin enggan membuka mulutnya. Ia mencoba mendorong daddynya namun sudah jelas tenaganya kalah kuat. Oh ayoklah ia mana mungkin melakukkan ini.

Tentu saja, Christ tidak mau kalah. Karena sudah keburu nafsu, maka dirinya dengan pintar meremat kuat pantat sintal milik Hyunjin. Hal tersebut membuat sang submissive reflek membuka mulutnya. Gotcha!

Lidah Christ dapat masuk dan bergerak dengan bebas di dalam mulut Hyunjin. Lidah itu mengitari seluruh bagian mulut Hyunjin. Mengabsen gigi Hyunjin satu persatu. Jangan lupakan tangan Christ yang terus meremat pantat Hyunjin.

“Heunghhh dadhh”.


“Cantik.”

Christ mengelus surai putranya dengan lembut. Nyatanya, mereka sudah bertelanjang bulat dengan Hyunjin yang dipenuhi kissmark dan milik Christ yang ukurannya err— cukup besar sudah masuk di dalam Hyunjin.

“Masih sakit?”

Yang ditanya hanya mengangguk lemah. Sejujurnya Christ sangat tidak tega melihat Hyunjin seperti ini, tapi namanya sudah keburu nafsu.

“Maaf ya sayang. Daddy lepas ya?”

Hyunjin dengan cepat menggeleng. “J-jangann!! T-tunggu dulu d-dad. Biarkan Hyunjin bernafas dulu, ugh punya daddy sangat besar.”

“Baiklah.”


Sekitar 5 menit hening, akhirnya sang submissive mengeluarkan suaranya. “Se-sekarang daddy boleh gerak.”

“Gapapa?”

Hyunjin menangguk. “Pelan-pelan ya?”

Christ mencium kening Hyunjin sebagai jawaban, dan mulai menggerakan kejantannya dengan pelan.

“Heunghh d-dadhhh.” Hyunjin tidak dapat menahan desahannya. Sungguh ini terasa sakit dan nikmat secara bersamaan.

“A-AHHHHH dadhhh. F-fastherr daddhhy“

“As your wish baby.”

“Ahh ye-yeshh right there ahhhh.”

“Ugh hole mu sangat sempit.”

“Punya daddyh yang bes- AKHHH.”

“Moan for me baby.”

“Da-dhhy, j-jwust fuck me as ywou want .”

Christ tersenyum miring. Hyunjin terlihat 100% lebih cantik dan sexy saat di bawah kukungannya, dengan tanda yang cukup banyak di leher putihnya.

“Heunghh y-yesshhhh fasterrhhh dadddhh.”

Christ menggerakkan penisnya dengan cepat.


“I'm comminnhhh d-daddhh.”

“Togetherr babyy.”

Crott Hyunjin dan Christ melakukan pelepasaan bersamaan, dengan milik Hyunjin yang mengenai perut sang dominat, dan Christ yang mengeluarkannya di dalam.


Lecet.

Lubang Hyunjin lecet dan sedikit mengeluarkan darah rupanya.

Christ mengambil tisu yang tergeletak di meja. Mengelap cairan laknat dan darah yang bercampur jadi satu.

“Akhh. P-pelann pelan ngelapnyan huh!”

“Sorry baby.”

“Dad...“

“Hm?”

“Bagaimana jika Hyunjin hamil?”

Christ hanya tersenyum, “Kalau begitu dad akan punya dua bayi.”

“Ish!”

Christ tertawa dengan tingkah laku anaknya yang sungguh menggemaskan. Ia tau bahwa ini salah, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur. Toh, dia sangat menyayangi anaknya juga.

“Tidak masalah Hyun, daddy akan selalu bersamamu, dimanapun dan kapapun. Jadi jangan takut untuk ditinggal daddy, oke?”

Hyunjin menangguk lucu sebagai jawaban.

“Good boy.“

“Hm. Hyun laper dad.”

“Baiklah ayo bersih-bersih dulu, lalu daddy akan buatkan makan malam.”

𝙛𝙞𝙣.

— Overthinking

Waktu menunjukkan pukul 2:00 pagi, dan tentu saja seharusnya semua orang sudah tertidur lelap di kasur kesayangannya masing-masing. Tapi, tidak untuk pasangan ini.

“Udah dong sayang jangan nangis lagi ya?” pinta sang kekasih.

“Hikssdd enggak mauu....” jawabnya dengan sesugukkan.

“kamu kenapa nangis hm?”

“Takut kak. H-hywunjin takut...”

“Takut kenapa, sayang?” tanyanya heran sambil mengangkat sebelah alisnya.

Hyunjin sempat terdiam, dan menatap mata sang kekasih sebentar. “Hyunjin takut ditinggal.”

“Ditinggal siapa?”

“Ummm.” Ia sempat berpikir sejenak. “Sama STAY? Twerus Kak Inoo, Kak Abwnin, Jwisung, Felix, Seungmin, sama Ayen.”

“Uum terus sama kak Cwhan juga?”

Chan terkekeh mendengar jawaban kekasihnya ini. Ia melihat wajah polos Hyunjin yang terlihat sangat gemas. Ingatkan Chan untuk tidak menyerangnya.

“Siapa yang berani ninggalin kamu sih, hm? Masa pacar kakak sendiri ditinggal? Gak ada yang bakal ninggalin kamu, Hyunjin sayang.”

“Beneran? Kak Chan ga bakal ninggalin Hyunjin?” tanyanya dengan antusias dan mata berbinar.

“Engga dong sayang.” Chan mengusuk pelan surai rambut Hyunjin yang sudah memanjang dan mencium keningnya.

“Kakak sayang Hyunjin?”

“Masa enngga?”

“Cinta Hyunjin?”

“Cinta banget.”

“Beneran?”

“Emang kakak pernah bohong, hm?”

“Janji loh ya.” Hyunjin mengarahkan jari kelingkingnya ke Chan.

“Iya sayang.” Chan membalasnya dengan mengikat janji manis diantara keduanya.

Hyunjin memeluk erat Chan, menaruh kepalanya di dada bidang milik Chan.

“Hyunjin sayang Kak Chan.”

“Kakak juga sayang banget sama kamu. Jangan nangis lagi ya? Nanti yang lain ikut sedih loh.”

“Iyaa. Hyunjin udah engga nangis kok.” Ia mengusap sisa air mata yang berada di matanya. Bagi Chan, itu terlihat sangat lucu. Aigoo pacarnya ini memang menggemaskan.

Chan mencubit pipi gembul Hyunjin dengan gemas. “Sekarang tidur. Udah mau pagi.”

“Huum. Sambil peluk ya kak?”

“Iya sayang.”

“Jangan dilepas loh!”

“Iya iya.”

“Selamat bobo kak~ Hyunjin sayang kakak~”

“Selamat tidur sayang.”

Lagi, Chan mencium kening Hyunjin, dan mereka terlelap.