yourxje

streamer

#streamer ; b-day?

Suara kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana menyelimuti apartemen Hyunjae semenjak perayaan ulang tahunnya telah usai satu jam yang lalu, dan Chanhee serta Younghoon telah pergi pulang.

Kini perasaannya tengah terombang-ambing—dalam kesenangan juga kerinduan. Dia terus menatap ponselnya, dan berharap menerima sebuah pesan dari Juyeon, walau pemuda itu telah bersikap aneh dan mengacuhkan dirinya selama dua minggu terakhir.

Sedetik kemudian, dia merasa seperti orang bodoh karena dia baru mengingat bahwa dirinya tidak pernah memberi tahu Juyeon tentang hari ulang tahunnya. Bodoh sekali kamu, Hyunjae.

Bel apartemen tiba-tiba berbunyi—buat lamunannya terbuyar. Dengan hati-hati, Hyunjae memeriksa interkom—takut bila ada orang asing yang mengunjunginya. Karena demi Tuhan, orang waras mana yang akan bertamu di jam segini? Kekagetannya mencapai puncak ketika wajah Juyeon yang tergesa-gesa terpampang di layar interkom.

“Gila! Lu ngapaiin ke apart gue jam 11 malem gini, Juyeon?!” serunya dengan nada terkejut dan khawatir.

“Maaf, gue datang selarut ini dan gak ngabarin lo dulu,” jawab Juyeon dengan cepat. “Gue buru-buru kesini buat ngucapin ulang tahun lo dan ngasih kado. Selamat ulang tahun ya, Lee Hyunjae,” lanjutnya sambil menyerahkan sekotak kue dan kado yang berukuran besar.

Hyunjae terdiam dalam waktu yang lama, memproses setiap kata dan tindakan Juyeon. Rasa kekecewaannya tadi, tergantikan oleh kebahagiaan atas kehadiran Juyeon yang tiba-tiba.

Pada akhirnya, Hyunjae mengundang Juyeon untuk menginap karena dia tidak ingin membiarkan Juyeon pulang selarut ini. Meski pada awalnya terdapat penolakan, namun Juyeon pasrah untuk menginap atas permintaan Hyunjae.

Setelah Hyunjae menyajikan secangkir coklat panas dan makanan ringan, suasana canggung tercipta di antara mereka, mengingat keduanya sempat saling acuh satu sama lain. Hyunjae memutuskan untuk membuka kotak kue ulang tahunnya, meletakkan lilin, dan menyalakan apinya dengan hati-hati. “Ayo, make a wish bareng,” ajak Hyunjae dengan senyuman hangat.

“Tapi ini ulang tahun lo kan.”

“Gak masalah. Siapa tahu keingan lu bisa terkabul juga.”

Keduanya memejamkan mata sejenak, mengirimkan permohonan dalam hati. Setelah itu, Hyunjae dengan hati-hati meniup lilinnya dan memotong sepotong kue dan memberikannya pada Juyeon dengan senyuman tulus. “Makasih ya Ju, buat surprisenya.”

“Sama-sama,” balas Juyeon dengan memerah.

Mereka melanjutkan malam itu dengan menghabiskan kue dan menonton film. Sesekali, Juyeon melirik fokusnya ke leher Hyunjae yang terekspos dan tanpa sadar tertangkap oleh mata Hyunjae. “Kenapa, Ju? Kok selalu lihatin gue?” tanya Hyunjae.

Juyeon merasa tertangkap basah dan tersipu malu. “Gak, gue... gue cuma melihat tahi lalat lo aja sih—?” ucapnya canggung, mencoba menyembunyikan rasa malunya.

Hyunjae langsung menutupi lehernya dengan tangan. “Ah, tahi lalat ini jelek ya,” kata Hyunjae sambil berusaha membuang perhatian dari hal tersebut.

Juyeon buru-buru menarik tangan Hyunjae yang menutup lehernya dengan lembut. “Kan gue udah pernah bilang kalo itu cantik, Hyunjae,” ujarnya dengan tulus.

Wajah Hyunjae terasa panas, dia tidak terbiasa dengan pujian seperti itu secara langsung. “U-udah ah, Juyeon. Mending kita tidur sekarang,” ucapnya, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

“Gue serius, Hyunjae,” tegur Juyeon.

“Iyaaa, makasihh banyak ya, Juyeon, atas pujiannya,” ujar Hyunjae dengan senyuman malu, mencoba mengalihkan percakapan. “Sekarang, ayo tidur. Udah larut banget. Oh iya, gue pinjemin baju Kak Sang sama sikat gigi baru ya.”

Dia bangkit dari tempat duduknya, bersiap pergi ke kamarnya untuk mengambil barang-barang yang akan dipinjamkan ke Juyeon. Namun, sebelum dia bisa pergi, Juyeon menangkap pandangannya dengan ekspresi ragu-ragu.

“Kita tidur bareng lagi?” tanyanya pelan, seakan-akan mencari persetujuan Hyunjae.

Iya,” jawabnya singkat.

#streamer ; SIAPA?

Hampir dua minggu berlalu. Juyeon dan Hyunjae benar-benar tidak saling berkomunikasi, bahkan sekedar bersapa pun tidak. Padahal mereka merupakan teman sekelas yang sebelumnya kelihatan dekat, tapi kini terlihat seperti adanya dinding yang membatasi mereka masing-masing.

“Gue ngerasa aneh dah” ucap Chanhee kepada Younghoon yang sedang duduk di sebelahnya.

“Kenapa?”

“Hyunjae sama Juyeon. Kok kayaknya mereka lagi marahan deh?”

“Masa? Sotau banget lo.”

“Dih anjir. Seriusan gue.”

“Kenapa mereka harus marahan coba? Masa gara-gara nilai doang sih?”

“Gara-gara lo kali, Hoon.”

“Kok gue?!”

“Soalnya lo nyebelin.” ️️

️️️️

️️


Sekolah sudah semakin sepi dan tinggal beberapa murid saja yang berada di sana karena masih ada kegiatan tertentu. Juyeon dari ruang OSIS, harus kembali ke kelasnya untuk mengambil barang penting yang tertinggal. Sebenarnya bisa saja ia mengambilnya besok pagi, tapi takut hilang.

Di kelasnya terdapat 5 orang siswa laki-laki berkerumun menjadi satu tempat, juga sedikit terdengar suara aneh. Karena penasaran, Juyeon menghampiri mereka. “Lagi ngapaiin?”

Semua terlihat sangat kaget dan panik. Salah satunya langsung menyembunyikan sesuatu ke belakang badannya.

“Hai J-juyeon. Kok lo belom pulang?” tanya Wooyoung.

“Gue tanya, kalian lagi ngapaiin?”

“N-ngapaiin? Gak ngapa-ngapaiin kok” jawab Taeyang cepat.

“Itu Vernon nyembunyiin apa?”

“Apaa?”

“Kasih lihat gue.”

“Bukan apa-apa kok Juyeon.”

Juyeon menaikan satu alisnya curiga. “Kalo bukan apa-apa ya tinggal kasih lihat ke gue dong? Atau beneran apa-apa ya? Lo kasih lihat gue sekarang, atau bakal gue laporin.”

Pasrah. Vernon pun menyerahkan sesuatu yang ia sembunyinkan tadi. Ternyata itu adalah ponselnya. Layar itu menampilkan seorang pria yang sedang telanjang dan mengenakan topeng untuk menyebunyikan wajahnya.

“Ini apa?”

“Y-yaelah Juy. Masa lo gak tau sih?”

“Gak. Ini bokep?”

“I-iya sejenis itu. Tapi ini versi ekslusif. Soalnya gue bayar lebih buat bisa video callan sama dia.”

Juyeon memutar tombol play. Terdapat suara laknat yang masuk ke pendengarannya. Ia semakin memperhatikan tubuh pria itu. Warna rambutnya berwarna coklat, di lehernya juga terlihat ada tahi lalat. Juyeon nampak sangat tidak asing dengan penampilan serta suara pria itu. Tapi siapa?

“U-udah ah Juy. Sorry kalo kita nonton ginian. Tapi masa lo kaya gak pernah ngebokep sih? Lo beneran mau ngelaporin kita?” Vernon mengambil alih ponselnya dari genggaman Juyeon.

“Gak bakal gue laporin kok. Santai aja.”

Setelah Juyeon mengambil barangnya yang ketinggalan, ia langsung meninggalkan kelasnya. Membuat kelimanya kebingungan.

“Ini salah lo pokoknya, Gyu.”

“Kok gue?!”

“Lo yang maksa gue buat muter itu di sini.”

“Abisnya lo gamau bagi videonya sih anjir. Gue kan juga mau lihat Baby J kesayangan gue~”

#streamer ; MAMPIR?

saat di perjalanan tadi, mereka berdua hanya diam saja, tidak berbicara sepatah kata pun. entah karena mereka masih canggung atau emang sengaja, karena kalo di jalan bakal jadi keong doang, saking susah dengarnya.

“abis ini lo mau ke rumah Younghoon, kan?” tanya Hyunjae sambil menyerahkan helm yang sehabis ia gunakan.

“iya. cuma dia belum bales pesan gue dari tadi. tumbenan tu anak. gue takut gak ada di rumah aja.”

sebentar, kayaknya ada yang janggal deh... oh iya! Hyunjae kan baru ingat, kalo Chanhee akan meminta tolong kepada Younghoon untuk menemaninya ke toko buku.

Hyunjae jadi merasa bersalah kepada ketiganya. ini gara-gara ia menolak tawaran Chanhee, lalu Juyeon jadi gak bisa main ke rumah Younghoon. dan Younghoon pasti terbebani karena harus menemani Chanhee belanja. kenapa dirinya jadi sumber masalah sih?

“J-juyeon.”

“kenapa?”

“kayaknya Younghoon lagi nemenin Chanhee ke toko buku deh. tadi Chanhee bilang ke gue, sih. terus gue lupa bilang ke lo.... harusnya gue bilang dulu ya, biar lo-nya jadi gak usah nganterin gue.”

“t-tapi sebagai gantinya, lo mau mampir masuk ke dalem aja gak? sekalian gue buatin 'ramen'.”

“EHH... gue gak bermaksud aneh-aneh loh.”

Juyeon speechless. ini Hyunjae ngajakkin dia buat mampir kan? terus mau dibuatin 'ramen' juga? terima kasih Chanhee, terima kasih Younghoon. sesekali lo bisa berguna juga di dalam hidup gue.

“mau. gue mau kok mampir ke rumah lo.”


Hyunjae tengah sibuk memasak ramen untuk Juyeon dan dirinya. Juyeon sedari tadi hanya menunggu di ruang tamu, sambil melihat seisi apartemen yang Hyunjae tempati.

nuasanan berwarna putih dan minimalist. tempatnya juga rapih dan bersih, nyaman banget kalo ditinggalin. jadi pengen tinggal bareng ㅠㅠ

“awww.”

“Hyunjae?” karena mendengar rintihan Hyunjae yang di dapur, Juyeon langsung bergegas panik menghampirinya.

“Jae? lo kenapa?!”

“J-juyeon. gue gak papa kok... cuma tadi kecipratan air panasnya aja.”

“udah dicuci tangan lo?”

“b-belum.”

“sini gue bantu.”

Juyeon menarik tangan Hyunjae ke arah wastafel. menyalakan kran airnya, lalu menyuruh Hyunjae agar tangannya dapat terkena aliran air dingin sebagai pertolongan pertama.

“sakit?”

“engga kok.”

“lagian gak hati-hati.”

“maaf tadi lagi bengong.”

“mikirin apa?”

“err tugas?”

“lo rajin banget sih.”

“haha.”

“ramennya gue aja yang masak. lo duduk aja.”

“kok gitu. lo kan tamu, masa lo yang kerja.”

“lo kan lagi luka.”

“ini gapapa kok.”

Hyunjae tetap memegangi capitan yang hendak di rebut Juyeon. “udah lo yang duduk aja, Ju.”

Hyunjae berbalik ke arah kompor, untuk mengecek kematangan mie yang sedang direbus. kemudian, Juyeon secara tiba-tiba memegangi tangan Hyunjae yang lagi mengaduk mie, dari belakang.

“J-ju?”

“kalo gitu kita buat bareng aja mienya.”

Hyunjae canggung. hatinya memanas dan mukanya memerah. pria berkelahiran Januari itu tepat berdiri di belakangnya. tidak ada jarak di keduanya. mana bagian bawah Juyeon kadang bergesekkan dengan pantatnya.

Juyeon itu emang gak peka atau lagi sengaja sih?

“Hyunjae.”

“Jae!”

“y-ya? kenapa Ju?”

“kok melamun sih?” tangan kekar Juyeon ia taruh di pinggang ramping Hyunjae. “mienya udah mateng tuh. dan, lo jangan deket-deket sama kompor dong. bahaya.”

#streamer ; di sekolah

cw // slight nsfw ( kiss )


“gue kepagian kah?”

pukul 6.59 Hyunjae sudah sampai di kelasnya yang masih sangat sepi karena belum ada orang yang hadir.

“pagi Hyunjae. rajin banget lo udah dateng jam segini.”

“oh, pagi Juyeon. lo sendiri udah dateng juga tuh?”

“gue tadi ada urursan sebentar, jadi harus berangkat pagi.”

Hyunjae menangguk dan menaruh tasnya di meja yang ia tempati.

“Jae gue mau minta maaf.”

“soal?”

“yang kemarin malem. gue dengan beraninya nyium lo. gue kemarin kebawa suasana. maaf ya.”

“haha, gapapa Juyeon. gue juga malah ngebales lo kan.”

“lo gak marah?”

“engga kok.”

“gue boleh cium lo lagi gak?”

“h-hah?” gugup Hyunjae.

“abisnya, gue kaya jadi ngerasa candu banget sama bibir lo.”

“y-yaudah cium aja.”

awalnya Juyeon hanya menciumnya biasa, tetapi lama kelamaan menjadi sebuah ciuman tuntutan.

J-juyeon.”

rintihan Hyunjae membuat Juyeon tersadar sepenuhnya.

s-sorry, Jae.”


kerja kelompok adalah hal yang paling memalaskan bagi para murid. entah itu pembagian kelompok yang tidak adil, anggota kelompok yang malas dan masih banyak lagi yang bikin sebal.

Juyeon meminta Hyunjae menjadi anggota kelompoknya, tentu saja mendapatkan bantahan dari seorang Choi Chanhee. enak aja kalo duo pinter di kelasnya di satuiin, bisa-bisa nilai sempurna yang ada.

karena Juyeon memiliki orang dalam (read: kepercayaan guru-guru serta pencintraan yang dilakukannya), guru tidak mempermasalhkan hal itu. malahan bagus jika mereka berdua bersekelompok bareng, para murid lain (read: Younghoon & Chanhee) jadi tidak harus bergantungan dengan keduanya.

“sialan, kenapa gue malah sekelompok sama lo si Hoon.”

“gue juga males kali sekelompok sama lo.”

“akh Hyunjae guee~” lebay Chanhee.

“kerjaiin lo yang bener. gue tinggal terima jadi aja.”

plak

Chanhee memukul kepala Younghoon dengan tenanganya.

“ngomong lo sekali lagi kaya gitu, siap-siap wajah tampan lo ilang.”

“eyy berati gue tampan dong?”

“NAJIS.”

dasar mereka, pasangan bukan kdrt iya.


saat Hyunjae sedang menulis, Juyeon yang duduk di sampingnya memperhatikannya dengan sangat dekat dan lekat. semua gerakkan Hyunjae terlihat sangat sexy, apalagi di bagian bibirnya yang merah menggoda.

“loh, Jae. lo punya tahi lalat di leher ya?”

Hyunjae langsung menutupnya dengan tangannya. “e-eh iya. kelihatan ya?”

“kenapa ditutup?” Juyeon menurunkan tangan tersebut.

“g-gapapa. gue malu aja?”

“kok malu? cantik kok.”

“h-hah?”

“woy, kerja kelompok bukannya malah pacaran” teriak Chanhee dari belakang mereka.

“C-chanhee apaan sih.”

Juyeon udah masang muka masam aja. dasar Choi Chanhee, penganggu.

“kantin gak? udah istirahat nih, gue laper.”

“a-ayo.”

“ikutttt.”


“ngapaiin lo berdua jadi ikutan ditraktir Hyunjae sih. lo berdua kan udah kaya. kasihan Hyunjae harus traktir orang macem lo pake uang kerja sambilannya” omel Chanhee.

uhuk Hyunjae kerja sambilan?” tanya Juyeon yang keselek.

“gapapa kok Chanhee. gue baru gajian juga. iya kadang kerja sambilan, Ju.”

“nanti kalo uang lo kurang minta Juyeon aja, oke Je?” ucap Younghoon.

Hyunjae hanya tertawa menanggapinya.

#streamer ; menginap

cw // slight nsfw 🔞 ( kiss )


“Juyeon? maaf gue lama mandinya.”

“eh- iya gapapa.” Juyeon langsung menaruh hpnya sehabis chatan dengan Younghoon. ia tertegun melihat penampilan Hyunjae saat ini. rambutnya yang masih basah karena sehabis keramas, setelan piyama minion yang lucu.

“lo mau mandi gak, Ju? gue pinjemin anduk sama bajunya kak Sangyeon nih.” “Ju?”

“oh iya mandi. gue mau. thank you Jae.”


pukul 12.17

hujan di luar semakin lebat. keduanya sedang berada di ruang tamu hanya untuk sekedar nonton acara televesi yang ditayangkan. Hyunjae sedari tadi terus menggonta-ganti channel tanpa minat.

“lo gak tidur aja, Jae? lo kelihatan ngantuk tuh.”

“iya. lo tidur di kamar gue aja, Juyeon.”

“terus lo tidur dimana?”

“di sini.” Hyunjae menepuk sofa lembut yang diduduki keduanya.

“masa gue tamu, tidur di kamar lo si?”

“justru karena lo yang tamu, jadi tidur di kamar gue aj—

jder

“aaAAAA.”

suara petir yang terdengae itu membuat Hyunjae reflek memeluk Juyeon yang sedang duduk di sampingnya. Hyunjae menutup telinganya rapat-rapat, berharap suara petir itu tidak masuk dalam indra pendengarannya.

Juyeon yang peka dengan situasi tersebut membantu menutup telinga Hyunjae dengan kedua tangannya. “gapapa, gapapa. ada gue kok di sini.” ia mengecup kening Hyunjae.

“tidur yuk? biar petirnya gak kedengeran lagi.”


“Juyeon-” tangan Juyeon ditahan saat hendak pergi keluar.

“kenapa Jae?”

“lo, tidur di sini aja ya? sekalian nemenin gue? please?”

“gapapa emang?”

Hyunjae menangguk sebagai jawaban. lalu di saat itu juga, Juyeon membaringkan dirinya di samping Hyunjae.

“boleh peluk gak?” tanya Hyunjae yang masih sedikit menangis.

“b-boleh kok.” Juyeon jadi kikuk sendiri dengan sifat manis Hyunjae. padahal di sekolah, Hyunjae terlihat sangat pendiam dan jarang berbicara jika tidak perlu. tapi, itulah yang menjadi daya tarik seorang Lee Jaehyun.

Juyeon merasa dirinya beruntung bisa melihat sifat manis Hyunjae di antara seme lain yang mengincar pemuda manis di sampingnya ini. kalo nikahan enakkan outdoor apa indoor ya?

hiks

“Jae? masih nangis?”

Hyunjae menggeleng di dalam dekapan Juyeon. Juyeon hanya bisa menghela napas. dasar, Hyunjae kan gak bisa bohong. dirinya mengusap punggung Hyunjae agar lebih tenang.

“kenapa?” Juyeon memberhentikan usapannya saat Hyunjae menatap wajahnya.

“m-makasih.”

my pleasure.”

“m-maaf gue ngerepotin.”

“gapapa, Jae.”

“j-jangan ninggalin gue, ya.”

“iya.”

“terus—”

Juyeon memotong ucapan Hyunjae dengan menaruh jari telunjuknya di mulut Hyunjae.

“ssst. udah gapapa. tidur aja. gue ga bakal ninggalin lo kok.”

Hyunjae terdiam dengan perlakuaan Juyeon. Juyeon yang sedang terbawa suasana memasukkan jarinya ke dalam mulut Hyunjae.

mmmh” Hyunjae malah membalas aksi Juyeon dengan mengemut jari itu seperti ia sedang mengemut sebuah lolipop.

“J-jae.”

Hyunjae menahan jari Juyeon yang hendak keluar dari mulutnya. “s-stop Jae.”

“m-maaf Ju.”

“jangan jari gue yang lo emut. gak enak.”

“eh? maksudnya?”

Juyeon malah mencium bibir cherry Hyunjae. melumatnya. mereka saling beradu lidah, di tengah hujan yang turun.

#streamer ; awal mula

“hi manis, siapa bapakmu?” sapa seseorang sok akrab.

Chanhee yang sedang mengerjakan tugas kimia pun terganggu dan menampilkan raut wajahnya yang tidak suka terhadap orang itu.

“najis, Hoon.”

kkkk ngapaiin lo di sini sendirian?”

“mata lo sendirian. gak lihat depan gue ada tas orang apa?”

“oh— sama siapa lo?”

“Hyunjae.” “ett ngapaiin lo duduk di sini?!” usir Chanhee karena Younghoon tiba-tiba duduk di sampingnya.

“barengan dong. tempatnya udah penuh. lagian kita kan saling kenal.”

“ah anj, ganggu lo” akhirnya Chanhee mengalah.

“nyontek tugas Hyunjae ya lo.”

“bacot.”

“gue mau lihat juga dong, bagi. mau pap.”

“izin dulu bego.”

“santai, Hyunjae ini.”

berakhir lah dua orang itu beradu mulut.

sementara itu di kasir

“mba, mau pesen mcflurry matcha oreo.”

“ada lagi kak?”

“sama menu taste of japan setnya 4. itu aja mba” ucap seseorang tiba-tiba yang muncul dari belakang.

“oke, totalnya 295.000 rupiah ya kak.”

“nih mba.” orang itu langsung membayarnya dengan kartu ATM milikknya.

“ditunggu ya kak pesanannya, nanti akan diantar. terima kasih.”

“yuk, Jae.” ia menggenggam tangan Hyunjae dengan santai. membawanya ke meja yang sudah ditempati oleh sahabatnya.

“J-juyeon. kok lo di sini?”

“mau ngerjaiin laporan, sama Younghoon.”

“oh.” “btw, ini uangnya gue ganti. lo ngapaiin bayarin gue dah.” Hyunjae hendak mengeluarkan dompetnya tapi ditahan.

“gak usah, gitu doang elah. udah yuk duduk.”

akhirnya mereka berdua duduk berempat.


“wahh, thank you banget loh Ju, gue sampe dibeliin juga” ucap Chanhee dengan bahagia.

“gue gamau bilang thank you ya Ju. soalnya kan emang ini bayaran buat gue” lanjut Younghoon.

“iye iye.” “kenapa gak dimakan? gak suka?”

“eh— su-suka siih. cuma gapapa lo beliin kita?”

“santai elah, Jae. Juyeon orang kaya” jawab Younghoon .

“t-tapi”

“sesekali gue traktir temen sekelas gue elah. santai.”

“ma-makasih ya, Ju.”

Juyeon hanya mengangguk, dan melanjutkan makannya.


sekarang waktu menunjukkan pukul 11 malam. sudah hampir satu jam setengah mereka di sana.

“udah jam 11. lo berdua gak pulang?” tanya Juyeon.

“eh iya anjir, kok gak kerasa” panik Chanhee.

“pegel banget gue~” Younghoon merenggangkan badannya yang terasa pegal.

“Chanhee, pulang yuk. gue capek~” ajak Hyunjae.

“ayok pesen gojek dulu.”

“lo berdua naik gojek?”

“iya. tadi berangkat juga naik gojek.”

Younghoon dan Juyeon saling melirik.

“lo berdua kita anter aja. daripada naik gojek jam segini” tawar Juyeon.

“gak usah nanti ngerepotin.” Hyunjae menolak tawaran itu.

“udah sih, biarin. kita bawa motor ini. lagian rumah kita kan searah Je~”

Juyeon menendang tengkuk kaki Younghoon, yang membuat Younghoon menjadi hampir terjatuh dan jalan sempoyongan.

“Hyunjae dianter gue aja. Chanhee dianter Younghoon. kan lo tau rumah Chanhee tuh, Hoon.” Juyeon udah ngode-ngode Younghoon sambil natap sinis.

sebenarnya rumah Hyunjae, Younghoon dan Chanhee sih gak terlalu jauh dari MCD tempat mereka kumpul. hampir berdekatan gitu satu sama lain, cuma rumah Juyeon aja yang agak jauh dari mereka. tapi, Juyeon tetep kekeh mau antar Hyunjae. hitung-hitung sekalian modus, hehe -ljy.

Chanhee dan Younghoon udah pergi duluan daritadi, karena ibunya Chanhee sudah meneleponi anaknya. sementara Juyeon masih nunggu Hyunjae yang mampir ke minimarket sebentar yang berada di dekat MCD tadi.

“udah, yuk.”

“bentar, lo gak pake jaket?”

“ini?” Hyunjae menunjukkan cardigan yang dikenakkannya.

“jaket apaan itu tipis banget. nanti masuk angin yang ada. nih pake jaket gue.” Juyeon membuka jaketnya yang sedari tadi ia gunakkan.

muka Hyunjae memerah sedikit, karena Juyeon ternyata menggunakkan kaos sleveless.

“n-nggak usah Ju. n-nanti lo yang malah masuk angin.”

“santai. gue udah biasa.”

Juyeon langsung saja mengenakkan jaket milikknya ke Hyunjae.

“wangi Juyeon.”

“karena gue cuma bawa helm satu, lo pake aja.”

“g-gak usah Juyeon. gue gapapa. lo aja yang make.”

“gak bisa gitu. nanti gue diapa-apaiin temen lo, kalo lo sampe lecet sedikit pun.”

Hyunjae tidak menolak, disaat Juyeon memakaikannya helm.

“udah yuk, naik.”