#streamer ; b-day?
Suara kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana menyelimuti apartemen Hyunjae semenjak perayaan ulang tahunnya telah usai satu jam yang lalu, dan Chanhee serta Younghoon telah pergi pulang.
Kini perasaannya tengah terombang-ambing—dalam kesenangan juga kerinduan. Dia terus menatap ponselnya, dan berharap menerima sebuah pesan dari Juyeon, walau pemuda itu telah bersikap aneh dan mengacuhkan dirinya selama dua minggu terakhir.
Sedetik kemudian, dia merasa seperti orang bodoh karena dia baru mengingat bahwa dirinya tidak pernah memberi tahu Juyeon tentang hari ulang tahunnya. Bodoh sekali kamu, Hyunjae.
Bel apartemen tiba-tiba berbunyi—buat lamunannya terbuyar. Dengan hati-hati, Hyunjae memeriksa interkom—takut bila ada orang asing yang mengunjunginya. Karena demi Tuhan, orang waras mana yang akan bertamu di jam segini? Kekagetannya mencapai puncak ketika wajah Juyeon yang tergesa-gesa terpampang di layar interkom.
“Gila! Lu ngapaiin ke apart gue jam 11 malem gini, Juyeon?!” serunya dengan nada terkejut dan khawatir.
“Maaf, gue datang selarut ini dan gak ngabarin lo dulu,” jawab Juyeon dengan cepat. “Gue buru-buru kesini buat ngucapin ulang tahun lo dan ngasih kado. Selamat ulang tahun ya, Lee Hyunjae,” lanjutnya sambil menyerahkan sekotak kue dan kado yang berukuran besar.
Hyunjae terdiam dalam waktu yang lama, memproses setiap kata dan tindakan Juyeon. Rasa kekecewaannya tadi, tergantikan oleh kebahagiaan atas kehadiran Juyeon yang tiba-tiba.
Pada akhirnya, Hyunjae mengundang Juyeon untuk menginap karena dia tidak ingin membiarkan Juyeon pulang selarut ini. Meski pada awalnya terdapat penolakan, namun Juyeon pasrah untuk menginap atas permintaan Hyunjae.
Setelah Hyunjae menyajikan secangkir coklat panas dan makanan ringan, suasana canggung tercipta di antara mereka, mengingat keduanya sempat saling acuh satu sama lain. Hyunjae memutuskan untuk membuka kotak kue ulang tahunnya, meletakkan lilin, dan menyalakan apinya dengan hati-hati. “Ayo, make a wish bareng,” ajak Hyunjae dengan senyuman hangat.
“Tapi ini ulang tahun lo kan.”
“Gak masalah. Siapa tahu keingan lu bisa terkabul juga.”
Keduanya memejamkan mata sejenak, mengirimkan permohonan dalam hati. Setelah itu, Hyunjae dengan hati-hati meniup lilinnya dan memotong sepotong kue dan memberikannya pada Juyeon dengan senyuman tulus. “Makasih ya Ju, buat surprisenya.”
“Sama-sama,” balas Juyeon dengan memerah.
Mereka melanjutkan malam itu dengan menghabiskan kue dan menonton film. Sesekali, Juyeon melirik fokusnya ke leher Hyunjae yang terekspos dan tanpa sadar tertangkap oleh mata Hyunjae. “Kenapa, Ju? Kok selalu lihatin gue?” tanya Hyunjae.
Juyeon merasa tertangkap basah dan tersipu malu. “Gak, gue... gue cuma melihat tahi lalat lo aja sih—?” ucapnya canggung, mencoba menyembunyikan rasa malunya.
Hyunjae langsung menutupi lehernya dengan tangan. “Ah, tahi lalat ini jelek ya,” kata Hyunjae sambil berusaha membuang perhatian dari hal tersebut.
Juyeon buru-buru menarik tangan Hyunjae yang menutup lehernya dengan lembut. “Kan gue udah pernah bilang kalo itu cantik, Hyunjae,” ujarnya dengan tulus.
Wajah Hyunjae terasa panas, dia tidak terbiasa dengan pujian seperti itu secara langsung. “U-udah ah, Juyeon. Mending kita tidur sekarang,” ucapnya, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.
“Gue serius, Hyunjae,” tegur Juyeon.
“Iyaaa, makasihh banyak ya, Juyeon, atas pujiannya,” ujar Hyunjae dengan senyuman malu, mencoba mengalihkan percakapan. “Sekarang, ayo tidur. Udah larut banget. Oh iya, gue pinjemin baju Kak Sang sama sikat gigi baru ya.”
Dia bangkit dari tempat duduknya, bersiap pergi ke kamarnya untuk mengambil barang-barang yang akan dipinjamkan ke Juyeon. Namun, sebelum dia bisa pergi, Juyeon menangkap pandangannya dengan ekspresi ragu-ragu.
“Kita tidur bareng lagi?” tanyanya pelan, seakan-akan mencari persetujuan Hyunjae.
Iya,” jawabnya singkat.