Hello You.

Kala mengetuk pintu coklat muda yang berada dihadapannya.

“Sebentar!”

Kala terkekeh kecil, tak seberapa lama pintu itu pun terbuka lebar.

“Ello?”

“Bang Lala! Dateng lagi?”

“Iya. Bang Ayesnya mana?”

Chello memperhatikan sekelilingnya, “Di kamar mandi, kayaknya?”

“Masuk dulu, yuk.”

Tak seberapa lama, Aries keluar dari kamar mandinya.

“Eh, Kal. Udah lama nunggunya?”

“Enggak kok. Baru aja gue duduk.”

“Yaudah makan dulu, gue masak sup ayam, sini.”

“Ello, siapin piring buat bang Kala.”

“Siap bang Ayes!”

Aries hanya tertawa pelan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Maaf ya, ngerepotin.”

“Enggak kok, bang Kal. Ini coba dimakan dulu supnya, enak tau! Ello sama bang Ayes yang bikin.”

“Suapin dong, hahaha!”

“Ihh bang Lala kayak anak kecil masih disuapin!”

“Iya deh iya, ini dimakan.”

“Mau disuapin?”

“Gak.”

“Sini, gue suapin.”

Kala mendongak menatap wajah Aries penuh kagum, lalu terkekeh pelan.

“Beneran?”

“Yaudah kalau gak mau.”

“EH, ARIES, MAU!”

Aries tersenyum hangat, mengambil sendok dari besi tersebut mencoba menyuapi Kala selembut mungkin.

“Enak! Enak banget! Good job, Ello.”

“Kenapa Ello doang? Gue nggak?”

“You too.”

“DIH! Gitu doang?!”

“Yaudah mau apa? Cium mau?”

“KALA MES-“

“Tolong kalau pacaran jangan didepan Ello, Ello ke kamar aja ya.” Potong Chello.

“EH! JANGAN!”

“Oke, aku enggak. Jangan pacaran dulu tapi, mamam dulu.”

“Suka-suka abang dong.” Jawab Aries tak mau kalah.

“Suka-suka Ello juga dong!”

“Jangan berantem, lagi ada rezeki dihadapan loh. Kata Ello tadi mamam dulu? Kok jadi berantem sih?”

“Tau nih bang Ayes.”

“Kamu kali!”

“Enggak.”

“Udahan dong!”

“Hm.”

Mereka melanjutkan acara makan malam mereka dengan tenang, sungguh. Hening setelahnya, terlihat ketiga lelaki didalam satu atap tersebut menyuapkan makanannya dengan lancar & hikmat.

“Kal, taroh piring kotornya disana aja.”

“Iya, oke.”

“Ello mau cuci piring?”

“Kan malem ini giliran abang!”

“Haha! Iya-iya tau kok. Nggak usah ngegas dong!”

“Habisnya bang Ayes ngeselin banget!”

“Berisik, sana ke kamar, bobo.”

“Iya deh.”

“Kal jangan cabut dulu, ya? Gue takut sendiri.”

“Iya, Aries.”

“Kekamar gue, yuk?”

“Boleh?”

“Boleh dong!”

“Hahahaha! Gemes banget sih!” Ujar Kala seraya mengacak-acak rambut halus milik Aries lembut.

Kini, Aries tengah merebahkan badannya sesekali meregangkan otot-ototnya perlahan. Sedangkan Kala, ia masih menyusuri isi kamar milik Aries.

“Aries, ini gitar siapa?”

“Kenapa?

Oh, itu gitar Ayah.”

“Gue mainin, boleh?”

“Boleh kalau bisa.”

“Jangan remehin gitaris Zirasya Kaladaf ya.”

“Apasih! Haha!”

“Ayok, mau nyanyi apa?”

“Hmm,”

“Sekalian temenin gue tidur, ya? Maaf nih, tapi gue capek banget hari ini, Kal.”

“Iya-iya. Tapi satu lagu.”

“Tolong matiin lampu dulu, Kal.”

“Gak kegelapan?”

“Enggak kok, kan gue mau tidur.”

“Oke, sebentar.”

Kala beranjak dari duduknya dikasur milik sang Aries menuruti perintahnya. Ia tekan saklar lampu tersebut.

Gelap, semuanya gelap.

Kala mendekati Aries kembali, menyelimuti badannya, lalu mendudukkan pinggangnya disamping Aries.

“Gue mulai ya.”

“Iya.”

Fly across the sky tonight, discovering the brightest light, wish I was here with someone to hold tight.

“Hello there, I wish it was you, playing in the rain and wait the rainbow to come and we'll dance, I wonder if you'd always be right here.”

Hello there, are you doing fine?”

“Every night thinking about you.”

“Would like to spend my life with you.”

“Those eyes that always make me feel like home, and you will just always be something that I'll never have.”

“Hahaha! Gemes banget!”

Everytime I had the chance to have a conversation with you, I'm always feeling nervous and I don't know what to do.”

Hello there, I lost my words, thinking about you make me feel the clock stop ticking, And I'd always do that before I go to sleep.”

Hello you,”

Kala mendekatkan wajahnya kepada Aries, ia kecup kening sang manis dibawahnya sembari berbisik lirih, “Have a nice dream tonight.”

“Apasih! Haha!” Aries tak ada henti-hentinya untuk menertawakan Kala.

Everynight thinking about you, Would like to spend my life with you.

“Those eyes that always make me feel like home and you, will just always be something that I'll never have.”

Kala kembali mendekatkan wajahnya kepada Aries, mengecup sekali lagi keningnya.

“Good night.”

“Too.”

“Kalo gitu, gue cabut, ya?”

“Iya, hati-hati di jalan.”

“Makasih makan malamnya.”

“Gak seberapa.”

“Gitarnya gue taroh disini?”

“Iya.”

“Buset, cuek amat.”

“Tau deh, gue capek. Mau tidur.”

“Yaudah.”

Kala membuka pintu kamar milik Aries, mengeluarkan dirinya sendiri dari sana.

Ia mengintip sang Aries yang mungkin telah tertidur (?)

“Love you, Aries. Sleep tight.”

Pintu yang ia tahan kini dirapatkan kembali, kamar kembali menggelap.

“Love you too, Kaladaf. Nighty night.”