Kiel and the Teenage Dream
“KIEL PLEASE PINDAH KE BANGKU LO SENDIRI,” teriak Nira, pada teman kelasnya yang tingkahnya membuat geleng-geleng kepala.
Kiel mengibaskan tangannya di depan muka Nira, “ganggu aja sih lagi pacaran nih.”
Kiel melanjutkan omongannya yang sempat terpotong oleh Nira, Ciara sebagai pacar Kiel hanya bisa menutup mulutnya menahan tawa. “El, udah sana duduk lagi, ini tempat Nira.”
Kiel menoleh ke belakang menggoda Nira yang batas kesabarannya hampir habis, “pindah gak ya? Nir, kata lu gue pindah gak? Gak kali ya ada cewek gue disini.”
Nira hanya bisa menghela nafasnya, mukanya terlihat menyedihkan. Pasti mikir “kok Nira gak duduk di tempat Kiel aja?” Barisan duduk Kiel dan Ciara berseberangan, Ciara duduk dengan murid-murid yang bisa dibilang aktif dan rajin. Sedangkan 2 meja terakhir di barisan Kiel yang berisi Kiel dan teman-temannya yang tak kalah menyebalkan. Jadi Nira lebih baik berdiri daripada duduk di tempat Kiel.
“Kiel cepetan pindah udah ada guru,” kata Nira mengingatkan, ia bahkan sudah mengguncang-guncangkan bahu Kiel.
“Masih jelek boongnya, coba latihan lagi,” kata Kiel dengan nada yang meragukan Nira.
“Kiel kamu ngapain duduk disitu? Nira kamu ngapain berdiri?” kata Bu Rita, guru yang cukup tegas.
Kiel langsung berdiri dengan cepat, ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan berkata, “eh iya bu astaga salah tempat duduk.”
Nira tidak berkata apa pun dan langsung duduk di kursinya, “bisa-bisanya ya lo suka sama Kiel.”
Ciara tersenyum dan berkata, “Kiel seru tau Ra, coba ngobrol sama dia.”
“Ih males banget, yang ada emosi,” Nira mengeluarkan bukunya dan mulai memperhatikan pelajaran.
Ciara yang mencoba fokus ke mata pelajaran terakhir malah selalu ada perasaan untuk melihat ke arah Kiel. Saat Ciara menengok ternyata Kiel sedang memperhatikannya dari ujung kelas. Definisi dunia milik berdua. Not even her teachers loud voice could break the intense eye contact that they're having. Before Kiel breaks the stare, he smirked at her.
Kiel being Kiel, zoned out during class and realizing that Bu Rita has left and the class is being loud and just pure chaos. “Ini pada ngapa?”
“Udah selesai pelajarannya, ayo cepet balik,” kata Noel.
Kiel langsung berdiri dan menghampiri Ciara yang sedang membersihkan kolong mejanya, “pulang aja yuk Ra.”
“Gak bisa El, kamu sama aku kan ada jadwal piket, bersihin kolong meja kamu dulu,” Ciara mendorong Kiel pelan ke arah bangkunya.
“Tapi abis aku bersihin meja, kita beneran pulang ya?” Ciara hanya mengangguk asal.
“Ciara can we go now?” kata Kiel yang duduk di bangku Nira untuk kesekian kalinya.
“I want to, tapi gak boleh El,” kata Ciara yang sedang membereskan buku-buku.
“Says who?” Ciara melihat Kiel dan memegang pipinya, “says the rule, Kiel.”
“Rules are made to be broken so come on Ciara,” kata Kiel dengan semangat, “buku kamu taro di loker aku aja kalo gak muat, sebentar lagi mau hujan.”
Ciara mengikuti apa kata Kiel karena ia sedari tadi terus menggenggam tangannya. Saat sampai di depan kelas tiba-tiba Kiel berkata, “sampe ada yang cepuin Ciara awas ya.
Ciara wanted to say goodbye to Nira but Kiel already pull Ciara out of class. Kiel and Ciara try to act naturally so their home teacher aka Bu Rita wouldn't notice them cause somehow she likes standing in front of the gate just because she remembers almost every student and of course know her classroom cleaning schedule. Kiel melihat kanan dan kiri, dan saat ada segerombolan anak yang ingin keluar, Kiel berkata, “santai aja, okay?”
Ciara mengangguk ragu. Kiel kembali memposisikan tangannya agar ia bisa menggenggam Ciara dengan leluasa. Kiel dan Ciara langsung berjalan di pinggir gerombolan anak itu mencoba untuk berbaur. Kiel mencoba menengok ke arah Bu Rita dan hampir saja ia ketauan karena saat Bu Rita baru ingin melihat semua wajah siswa yang keluar dari gerbang, ada seorang murid yang mengalihkan perhatiannya. Saat sudah sedikit jauh dari sekolah mereka berlari ke halte.
Kiel dan Ciara langsung tertawa saat mereka sedang mengatur nafas, “gimana rasanya?”
“Thrilling,” kata Ciara dengan senyumannya, “my heart is beating so fast.”
“That's when you know you're having fun,” jawab Kiel, “eh but you can't do this without me, okay?”
Ciara mengangguk. Awalnya Kiel ingin mengajak Ciara jalan-jalan menggunakan bus tetapi bus penuh karena sudah mau hujan. “Mau main hujan-hujanan?”
Ciara langsung tersenyum, “i'm not saying no.”
They both run again but started to walk slowly when the rain falls. Every step that Ciara took when she enters a neighborhood just seems so happy. With big trees surrounding them, makes the atmosphere even better. Kiel watches Ciara as she looks up to the sky and said, “Kiel this is amazing.”
Kiel just stood there watching her girl smile so big, she looks so pretty right now. Even the rain couldn't stand a chance of making Ciara look bad. Not even a little bit. “Kiel I finally know what Gabriella feels in HSM.”
“Nah, I haven't danced with you yet,” Kiel puts his and her's bag aside and asks for her hand, “may I?”
Ciara let Kiel hold her hand, he puts her hand on her waist and started moving left to right, and he didn't forget to twirl Ciara a few times for the finishing touch. Ciara couldn't wipe out her smile, she was so happy. Not even a single thing is on her mind except for Kiel.
“Another dream come true?” tanya Kiel sehabis Ciara melepas tangannya.
Ciara mengangguk pelan sambil tersenyum dan berkata, “yes, another dream come true.”
Hujan mulai reda, Kiel mengambil tas mereka berdua dan mengajak Ciara lanjut jalan, “ke rumah aku dulu aja, nanti kamu ditanyain kenapa pulang basah-basah.”
“Kiel,” panggil Ciara saat mereka mulai berjalan kembali.
“Apa Ciara?” Kiel menengok sekilas.
“Aku seneng hari ini,” kata Ciara.
“Ya iya lah Kiel,” jawab Kiel, “but I'm glad you enjoyed it.”
“Nanti aku beliin kamu kalung deh,” kata Kiel tiba-tiba.
“Buat apa?” tanya Ciara bingung.
“Gabriella has a 'T' necklace, right? I'm going to buy you a 'K' necklace tapi aku gak mau kalo tiba-tiba kamu keterima kuliah jauh,” kata Kiel.
And yes of course Kiel watches all three HSM movies. Because Ciara kept watching it every time they have a home date, Kiel doesn't mind though it's her comfort movie. He's glad Ciara can share anything with him and not to mention Ciara never really see him as annoying or whatever that Nira thought of him, Kiel just has a lot of energy. Yes, that's how Ciara described him, a lot of energy and out of the box perhaps, and definitely an impulsive guy.
“El, kira-kira kita bisa gini terus gak ya?” tanya Ciara tiba-tiba.
“Gini terus apa?” Kiel menengok ke arah Ciara sekilas.
“Living the teenage dream,” kata Ciara, ia melihat ke arah Kiel.
Kiel tersenyum, ia merangkul Ciara dan berkata, “as long as you're with me the teenage dream lives on.”