Di bulan Desember ini sudah banyak peristiwa-peristiwa menarik sekaligus aneh yang Oceanna alami. Menarik karena ternyata Shaka satu kampus, rahasia Shaka yang sempat enggan ia beritahu akhirnya ketahuan juga.
Dan aneh karena dari banyaknya kampus di dunia ini dan banyaknya kost yang ada di Jogja, Claire ternyata masuk di kampus yang sama dengan Oceanna DAN teman kost Oceanna juga.
Maybe her first impression of Claire may have gotten a little bit wrong, or perhaps because the first time she met her, Oceanna was in jealousy. She's actually really sweet, Claire seems like the little sister Oceanna has to take care of because of how pure she is.
“Ce, ke Malioboro yuk?” “Ce, cari makan bareng yuk, pengen ayam geprek deh.” “Ce, suruh Shaka gitaran dong, bosen nihhh.” “Ce, kalo mau laundry bilangnya apa ya?”
Dan banyak hal-hal lain yang Claire selalu katakan setidaknya sebulan 3 kali. Mereka sekarang sedang tiduran di karpet Oceanna. Oceanna sedang bermain hp dan Claire sedang memandangi langit-langit kamar Oceanna yang ia tempelkan bintang-bintang yang bisa menyala saat gelap.
“Ce.”
“Hmm? Kenapa? Mau cari makan?”
“Enggak.”
“Terus apa?”
“Sebentar lagi kita masuk kuliah, takut deh. Gue harus bilang apa ya biar punya temen?”
Oceanna langsung menghentikan jarinya yang sedang mengscroll layar hpnya. Oceanna susah sekali membuat teman baru kalau ia gak diajak bicara duluan. Hmm, kayaknya itu bakal jadi misi pertama Oceanna. Harus bisa buat temen. Gak boleh ngandelin orang lain terus buat make the first move.
“Ce, lo kangen Jake gak?”
Oceanna sempat berhenti sebentar sebelum akhirnya menjawab, “i'd be a liar if i said i didn't miss him, i miss him terribly”
“Kalo Jake ada disini sekarang kira-kira dia bakal bilang apa?”
“Ayo Ce, ceritanya aku temen kelas kamu. Kamu coba latihan ajak ngobrol aku, biar nanti pas hari pertama gak bingung,” kata Oceanna menirukan suara Jake.
Claire tertawa, “emang itu anak baiknya kelewatan.”
“Yup, he's the best, that's why I backed up, I'm nowhere near best.”
Claire menoleh ke Oceanna, “Ce kalo ternyata lo udah putusin terus ternyata akhir-akhirnya bakal sama Jake lagi gimana?”
Oceanna berpikir sebentar, “mungkin kita berdua akan beruntung, gue beruntung karena gue bisa jadi bagian hidupnya lagi dan Jake akan beruntung karena akhirnya dia bisa sama Oceanna yang udah jadi full potential.”
“Kalo ternyata bukan sama Jake gimana?”
“Ya gapapa, mungkin semesta punya hal yang lain buat gue dan Jake. Kalo ternyata Jake sama lo gimana?”
Claire langsung menggeleng, “I've never liked him like you do, ternyata pas smp itu rasa kagum dan gue belum lama figure out hal itu.”
“Gue akan bodoh banget ya kalo nanya kenapa kagum sama Jake? Everything about him is impressing.”
“Gak kok, gue ceritain, gak tau ya mungkin ini hobi Jake buat selalu ada sama orang-orang yang lagi di titik terendah mereka. Dulu nyokap gue sakit, nilai gue jadi berantakan, gue juga sempet gak punya temen, tapi i have him. Dia nemenin gue ngerjain pr-pr yang gak sempet gue kerjain karena gue nemenin nyokap di rumah sakit. Jake mau jadi temen gue satu-satunya pada saat itu.”
Oceanna tersenyum mendengar cerita Claire, “makin kesini gue makin gak bisa nemuin hal yang bisa bikin gue gak suka sama dia.”
“He is indeed a good person inside out, tapi Ce, lo juga orang baik kok. Lo gak kebanting sama dia Ce, mungkin Jake udah full bloom sedangkan lo masih proses.”
“Yang berpikir kayak gitu cuman lo doang kayaknya, i can name what Jake can and what i can't in 10 seconds. Mungkin ini klise, tapi dia beneran too good for me. Well, he's too good to be true. Semoga dia disana baik-baik aja deh.”