aleanorkim

Setelah ku beri live location, hanya butuh 20 menit Haikal sudah berada di depanku.

Sejujurnya, aku tidak berniat pergi tanpa izin. Bisa dibilang sudah izin juga tapi enggak niat. Kesel juga di chat sama Haikal kayak gitu, berasa dibentak. Moodku lagi jelek banget, tanda-tanda mau kedatangan tamu sepertinya.

Jadi, aku memilih untuk keluar dari hotel dan mencari cafe terdekat. Dan sekarang sudah ada Haikal di depanku. Duduk dengan muka masam, tangan dilipat di depan dada, kalau sudah begini aura bapaknya keluar, lupa kalau dia punya membership zumba.

“Siapa yang ngajarin nakal kek gini?” Haikal membuka suara.

“Maaf,”

“Lain kali jangan gini, stress sendiri aku mikirin kamu pergi kemana. Kalau diculik orang bule gimana, masa aku jadi duda muda, kan ga lucu,”

Kalimat terakhirnya membuat tanganku otomatis mencubit lengan berototnya.

“Ical nyebelin. Mboh,”

Haikal tertawa, sambil menarik tanganku, untuk dicium.

Hawa bulan madu sepertinya membuat pasangan jauh lebih clingy.

“Maafin Ical ya, tadi di chat ga bermaksud mbentak. Cuman kesel aja. Dikit doang,”

Dicium nya punggung tangaku berkali-kali.

“Malu Icall, lepasss ih,”

“Hehe habisnya tangan kamu wangi. Enak buat di usel-usel. Gemes,”

“Ya kan pake hand lotion, lain kali habis aku motong bawang cium tanganku, masih enak di buat usel-usel apa gak?”

“Gamau kalau itu. Yangg, kamu ga nyadar ada yang beda gitu?”

Aku melirik Haikal dari atas hingga bawah, merasa tidak ada yang berubah. Sama saja. Tetap suami ku yang tampan.

“Sama aja,”

“Rambutku?”

“Loh iya, kenapa jadi item lagi? Jangan bilang kamu lama di toilet karena ngewarnain rambut?”

“Iya lah, gimana ganteng ga?”

“Kan udah aku bilang, mau diapain aja ganteng.”

“Kalau gitu, sini duduk sampingku. Aku gasuka duduk adep-adepan gini. Sini sini,”

Semenjak pacaran, Haikal selalu ga suka kalau duduk berhadapan. Sukanya duduk sampingan, katanya kalau duduk hadep-hadepan kayak lagi di sidang.

Berakhir, aku pindah duduk disamping Haikal.

“Habis ini mau pergi kemana?”

“Terserah. Aku ngikut Ical aja,”

“Okay deh, kita sarapan disini dulu terus capcus ku bawa mengelilingi dunia,”

“Kumat alaynya,”

Haikal menunjukkan gigi kelinci, kalau sedang begini gemas sekali, sampai ingin ku prekes terus masukin kantong biar ga direbutin.

“Icall bangun gak!”

“hmm”

“Tak guyang air lho yah kalo gak bangun”

“hmm”

“Satu”

”...”

“DUA!!”

”...”

“TIIIG”

cup

“Kalau bangunin suaminya tuh yang manis dong”

Aku diam. Kenal sama Haikal udah lama banget tapi kenapa masih deg-degan kalau diginiin ya?

“Yeay kita bulan madu!!!” teriak Haikal tiba-tiba, dengan langkahnya menuju ke kamar mandi.

Dalam hati bergumam, “Seseneng itu ya mau bulan madu?” kalau dipikir-pikir apa beda nya bulan madu sama liburan biasa, cuman namanya aja yang beda.

Aku sih biasa aja karena dulu udah sering pergi liburan bareng, ya walaupun ini kali pertama liburan berdua. Kalau dulu harus di dampingin sama keluarga karena kan belum sah.

Kemarin malam juga udah nyiapin semuanya, si Haikalnya mah cuman ngelihatin dari atas kasur sambil nyengir-nyengir ga jelas. Kadang nyeletuk “Duh senangnya kalau beristri du..”

Sebelum dilanjutin udah ku lempar pake boxer hello kitty nya. Iya, itu katanya dapet dari doorprize malam tirakatan waktu itu.

***

Pintu kamar mandi kebuka, tanda kalau Haikal udah selesai mandinya. Haikal itu tipe cowok yang bersih —termasuk mandinya lama banget, ngalah-ngalahin cewek. Kadang bisa kutinggal make up, masak, beberes, baru kelar tuh mandinya.

Udah mau diomelin karena keluar masih pake kaos oblong, padahal jam nya udah mepet banget buat ke bandara, Haikal tiba-tiba meluk yang erat banget.

“Sayang Naya, sayang banget, harusnya dari dulu aku nikahin,” Jungkook ngucapin itu semua dengan tangannya yang masih betah meluk tubuh mungilku.

“Dulu kamu ga se clingy ini, kenapa sekarang gini?”

“Gatau,ngerasa seneng aja. Pas temenan selalu bilang sama diri sendiri mau pacaran sama siapa aja yang penting nikah nya sama Naya.”

Mendengar itu, aku jadi senyum-senyum sendiri.

Haikal itu dulu nya playboy cap apapun deh. Hobinya ngoleksi cewek. Suroboyo Playboy

Tapi kalau udah serius, seremnya udah kayak macan. Kayak dulu tiba-tiba ngutarain perasaan sambil bawa cincin, di awal udah bilang aku lagi serius, jangan dianggep bercanda.

***

Setelah momen manis pagi ini, kita berdua pergi ke bandara. Ga sempet sarapan karena Haikal yang tiba-tiba nemplok gamau pisah, berujung nyari sarapan di bandara.

Berangkat deh kita ✈️

Tujuan pertama ke New Zealand.

Kita lihat ya kekonyolan apa yang bakal dilakuin Haikal disana.

Selamat kalian sudah sampai tahap ini! Silahkan dibaca pelan-pelan. Pahami dan analisis. Temukan clue sebanyak-banyaknya.

Berikut isi investigasi Mark.

Mark mengaku sudah mengenal Song Jean selama 7 tahun. Mereka berpacaran cukup lama, Mark juga kenal dengan Taehyung. Hanya sebatas kenal.

Di hari kematian Jean, Mark memang sempat bertemu. Mark bercerita pada jam 11.30 pm dia datang ke apartment Jean. Dia berniat melamar Jean. Jawaban Jean saat itu sangat membahagiakan,karena dia diterima.

Setelah itu, dia langsung pulang. Mark bercerita, saat itu memang dia mendengar suara Taehyung tapi tidak dihiraukan, karena dari awal hubungannya dengan Taehyung tidak baik. Ketika pulang, dia sempat melihat Taehyung. Disitu, Mark tidak memiliki pikiran buruk karena Taehyung adalah kakak kandung Jean, tidak mungkin menyakiti sang adik. Jadi, dia pulang begitu lamarannya diterima.

Jin sempat bertanya perihal adakah foto saat acara melamar, jawaban Mark tidak ada. Mark bercerita, ponselnya tertinggal di mobil dan Jean tipe wanita yang tidak suka di publish. Jean lebih suka menikmati momen dengan matanya langsung, jadi Mark tidak memiliki foto apapun.

Gimana gimana? Sudah tau pelakunya? See you on the other clue

— Tw; mentall ilness, self-harm

Selamat! Kalian sudah sampai tahap ini. Silahkan dibaca dengan pelan, jika ada kesalahan mohon dimaafkan.

Dari clue yang sudah kalian pecahkan, nama yang kalian dapatkan adalah Taehyung atau V.

Taehyung adalah kakak kandung dari Song Jean. Taehyung merawat sang adik dari kecil, karena sudah ditinggal kedua orang tuanya.

Taehyung bekerja kerasa untuk bisa menghidupi sang adik, termasuk menjadi agent rahasia. Song Jean semakin tumbuh menjadi gadis yang cantik, dia meminta sang kakak untuk membelikan tempat tinggal sendiri. Beralasan ingin mandiri.

Sebagai kakak yang baik, Taehyung membelikan satu unit apartment mewah dengan penjagaan super ketat. Taehyung termasuk kakak yang posesif.

Hingga suatu saat, Taehyung mengetahui sang adik membawa lelaki masuk ke apartmentnya. Taehyung marah besar. Dia mengancam sang adik dengan menyayat pergelangan tangannya.

Jean terkejut melihat perilaku sang kakak, berpikir ada yang salah dengan Taehyung. Disaat itu, Jean memilih untuk mengalah.

Kejadian itu sering terulang ketika Jean berpamitan kepada Taehyung. Hingga akhirnya, Jean membawa sang kakak untuk di cek lebih lanjut.

Disitu, Taehyung di vonis mengidap BPD. Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah sebuah kondisi yang muncul akibat terganggunya kesehatan mental seseorang.

Kondisi ini berdampak pada cara berpikir dan perasaan terhadap diri sendiri maupun orang lain, serta adanya pola tingkah laku abnormal.

Seseorang yang mengidap BPD umumnya memiliki perasaan takut ditolak, cemas, marah, tidak berarti, takut ditinggalkan, atau marah. Bahkan, mereka juga memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri maupun orang lain.

BPD bisa disebabkan karena adanya trauma masa kecil, yang dimana Taehyung merasakan itu. Dia ditinggalkan kedua orang tua saat berumur 7 tahun dan harus menjadi tulang punggung untuk sang adik.

Itu yang mengakibatkan Taehyung akan selalu ketakutan san adik meninggalkannya. Taehyung akan mengancam Jean dengan cara menyakiti dirinya sendiri agar Jean tidak meninggalkannya.

Sementara itu, Taehyung menjadi tersangka utama. Dengan motif pembunuhan berencana. Tetapi di sisi lain, team Harness tetap berusaha mencari bukti lain, merasa ada yang janggal.

Jadi, apakah Taehyung atau orang lain yang membunuh Song Jean? Di dunia ini penuh kebohongan.

Bisa jadi Taehyung ataupun orang lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak <3

Itu suara saat konser hari ini, kedengeran kan betapa ramainya hari ini. Dewa 19 menjadi penutup acara. Di lagu pertama, aku sudah merasa perutku kram, tapi aku paksakan.

Berpikir mungkin akan hilang-hilang sendiri. Lagu kedua diputar, Pupus. Semuanya bernyanyi, termasuk Taehyung.

Hari ini juga tidak ada acara berpegangan tangan, karena Taehyung sudah menyiapkan suspender. Jadi, satu pengaitnya di tautkan ke celana Taehyung, dan satunya di celanaku. Katanya biar ga ilang.

Jujur, aku terkejut darimana dia bisa kepikiran untuk pakai suspender. Padahal kalau berpengan juga tidak apa-apa. Lupakan.

Lagu Pupus selesai, tapi kram perutku masih terasa, malah lebih parah. Aku merasa keringatku mulai bercucuran. Kakiku juga lemas.

Berganti lagu, lagu terakhir. Kangen. Lagu hitz Dewa 19. Disitu juga, aku merasa tenagaku habis. Hampir saja jatuh, sebelum Taehyung membawaku di belakang punggungnya. Disitu aku sudah setengah sadar, tapi kalau tidak salah, sesekali aku mendengar Taehyung berteriak untuk segera diberi jalan.

...

Tidak tau sudah berapa lama aku menutup mata, dan aku sudah berada di mobil Taehyung. Pertama kali yang kulihat adalah ekspresi khawatir Taehyung. Saat dia sadar aku sudah bangun, dia langsung menyuruhku untuk minum.

Dia diam saja, tidak menanyakan apapun, mungkin sadar juga kalau aku belum kuat untuk sekedar berbicara.

Tiba-tiba, Taehyung menaikkan kedua kakiku ke atas pahanya. Aku tentu terkejut, berusaha menolak. Hingga suara Taehyung memberhentikanku.

“Diem. Nurut. Gue pijetin sebentar. Biar enakan”

Suaranya berat, seperti sedang emosi tapi sedih. Binggung juga mendeskripsikannya seperti apa.

Kalau boleh jujur, pijatan Taehyung boleh juga. Perutku juga merasa lebih baik. Aneh juga kalau dipikir. Yang sakit perut tapi ketika kaki ku dipijat Taehyung bisa langsung membaik.

Aku langsung dibawa ke rumah, dipaksa Taehyung cepat istirahat. Sebelum itu, dia membeli nasi goreng dipinggir jalan untuk ku makan saat sudah di rumah.

Konser kali ini cukup drama, tapi jadi merasa lebih diperhatikan oleh Taehyung. Malu juga karena harus pingsan ditengah-tengah konser.

Konser hari ini pecah, sudah lama juga tidak merasakan euforia konser seperti ini. Terimakasih Taehyung :)

Dari awal konser,sudah mulai terasa badan terdorong-dorong. Sesekali Taehyung menarikku untuk selalu dekat dengannya. Tidak ada yang spesial, aku tahu dia sedang berusaha menjadi gentleman untuk sekedar menjagaku.

Kita loncat-loncat bersama, bernyanyi bersama, dan disitu aku tahu, Taehyung memiliki suara yang indah. Walaupun hanya terdengar senandung kecil tapi tetap terasa merdu. Berpikir pasti bahagia menjadi kekasih Taehyung, dinyanyikan dengan iringan gitar sambil ditatap dengan lembut. Tuh kan jadi berhalu ria. Tapi serius,pasti sebahagia itu.

Akhirnya yang kutunggu datang, Andra and The Backbone. Sengaja ditaruh di jam malam agar terasa lebih syahdu. Lagu-lagunya mungkin keras tapi lirik yang terkandung bukan main—menyayat hati.

Menyapa penonton dan meminta untuk menyalakan flashlight. Dengan segera, aku menyalakan flashlight ponselku. Sepertinya wajah bahagia ku tidak bisa ditutupi hingga Taehyung berujar,

“Seneng banget ya.”

Aku mengangguk-ngangguk senang. Memang benar,aku senang sekali. Sudah lama tidak mendengar lagu mereka secara live.

Lagu pertama yang dimainkan adalah Sempurna. Di liriknya, menunjukan betapa memujanya sang pria kepada sang kekasih. Manis sekali.

Semua disana bernyanyi bersama. Sampai aku tidak sadar bahwa aku mulai menjauhi Taehyung, terdorong oleh orang-orang dibelakangku.

Hingga ada yang menggenggam tanganku dengan erat dan menarikku untuk berada di depannya. Iya,Taehyung yang menarikku. Sekarang posisiku membelakangi Taehyung, nafasnya terasa di leherku. Dan saat itu, jantungku berdegup kencang.

“Jangan jauh-jauh dari gue,”

ucap Taehyung tepat di telingaku. Sedikit ada rasa emosi disana. Sepertinya dia jengkel karena aku terlalu banyak tingkah yang bisa menyebabkan aku mudah didorong-dorong.

Sejujurnya dengan posisi ini aku tidak terlalu nyaman. Aku lebih suka disamping Taehyung,karena merasa bisa leluasa meloncat-loncat tanpa takut menabrak Taehyung.

Tidak terasa, lagu sudah berganti. Main Hati, menjadi lagu selanjutnya. Lagu ini berkisah tentang perasaan seseorang yang sedang berpaling— menemukan sesuatu yang baru,yang membuat nyaman.

Karena tidak nyaman dan mungkin Taehyung merasakan itu, dia mendorong pundakku untuk dibawa ke samping kanannya. Tidak berhenti disitu, dia menggenggan tanganku lagi, yang satu ini lebih erat.

“Biar ga ilang,” Hanya itu yang diucap Taehyung saat tangan kita saling bertautan.

Sampai akhir acara, tangan kita tidak terlepas. Serius, sampai aku sendiri merasa telapakku sangat basah. Berusaha menarik tangan untuk sekedar mengelap tapi tidak digubris Taehyung, yang ada malah semakin dieratkan.

Kita pulang setelah acara selesai. Jujur, aku merasa ada hawa canggung diantara kita. Tidak tahu juga Taehyung merasa seperti itu atau tidak.

Hari ini aku dijemput dengan mobil, tidak tahu juga mobil siapa yang dipakai Taehyung yang kutahu sih Taehyung hanya punya motor besar. Dan jangan lupakan outfit Taehyung hari ini. Tampan, sekali.

Pakaian serba hitamnya, semakin membuat Taehyung tampan. Apalagi kalau sedang tersenyum, menampilkan gigi-giginya. Manis.

“Bawa apa emang?” ucap Taehyung sambil membatuku menaruh bekal di jok belakang.

“Terang bulan, tapi maaf ya kalau ga enak. Pertama kali buat soalnya.”

“Pasti enak” yang ditunggu akhirnya datang, senyum box Taehyung Adisaka. Kalau seperti ini denyut jantungku dipastikan meningkat.

“Mau makan sekarang?”

“Nanti aja, kalau udah jalan. Suapin ya.”

Mataku membulat. Apa katanya?! Suapin?!

Yang benar saja, sejak kapan hubungan pertemanan kita menjadi mendebarkan. Kalau ditolak juga kasian, tidak sopan juga. Sudah diantar,dibelikan tiket di minta yolong untuk menyuapi saja tidak mau. Kan tidak tau diri namanya. ...

“Mau makan dong, udah mau deket juga ini.”

“Iya bentar aku ambilin”

Mengambil sepotong terang bulan dan dengan hati-hati mengarahkan ke mulut Taehyung. Disaat itu juga perasaanku campur aduk. Senang,takut,deg-deg an juga.

Di jalan kita hanya mengobrol ringan sambil memakan terang bulan. Kata Taehyung sih enak tapi menurutku kurang manis. Mungkin akal-akalam Taehyung saja,tidak tega mengatakan yang sebenarnya.

Kurang lebih 45 menit, kita sampai di tempat konser. Sudah ramai sekali. Tapi untungnya, kita dapat tempat agak depan.

Lampu yang menyorot,tanda konser akan dimulai. Sudah siap dengan euforia konser bersama ku dan Taehyung?

20 menit setelah chat terakhir Taehyung, aku mendengar bunyi klakson. Buru-buru keluar,menghampiri Taehyung. Kulihat Taehyung menggunakan jaket coklat dan kaos hitam. Tampan.

Lamunanku buyar karena Taehyung mengajakku bicara.

“Nanti pulang maleman gaapa kan? Mau ngajak keliling naik motor habis hunting.”

“Gaapa kok.”

“Oke,ayo naik. Ngejar sunset.”

Aku menaiki motor Taehyung. Sedikit susah karena, Taehyung membawa motor besar. Untung saja pakai celana.

Di perjalanan hanya diam. Taehyung memang tidak banyak bicara tapi, sekalinya bicara bikin jantungan. Kaget sama suara deepnya. Udah kalau ngomong lembut banget,gimana gak jantungan?

Sampai disana,ramai sekali. Kita lupa kalau sekarang malam minggu. Pantas saja ramai.

Menyalakan kamera masing-masing. Berusaha membidik untuk hasil yang maksimal. Hasil yang indah mempunyai kesan sendiri dihati,apalagi disuguhkan dengan momen yang tepat. Seperti ini mungkin, momen bersama Taehyung.

Sudah hampir malam, Taehyung mengajakku makan di salah satu tempat makan terkenal. Kita makan rawon. Jujur, aku tidak begitu suka rawon,bikin perut perih soalnya. Tapi tidak dengan Taehyung, dia bisa habis 2 piring. Antara lapar atau suka memang beda tipis.

Setelah makan, Taehyung mengajakku mengelilingi Surabaya. Suasana malam Surabaya memang menyenangkan. Ramai dengan lampu-lampu dan suara kendaraan. Sesekali melihat, pasangan yang bergandengan berjalan di trotoar jalan. Manis sekali.

Hari ini sudah sampai disini, aku diantar pulang dan tentunya Taehyung kembali ke kosan-nya. Hari yang menyenangkan bersama Taehyung :)

Hai, aku Dilla. Anak Surabaya asli, wong jowo hehe. Umur ga perlu tau lah intinya masih muda kok. Sekarang lagi sibuk kuliah sama kerja sampingan jadi barista di satu cafe terkenal di Surabaya.

Untuk kuliah, ngambil hukum. Yang ngira aku kuliah di UNAIR, salah ya. Aku kuliah di UPN, deket sama rumah juga jadi hemat ongkos. Kok jadi pengenalan diri, padahal aku tau kalian penasaran sama si cowok yang tadi ngechat. Taehyung.

Namanya Taehyung Adisaka, anak Jakarta. Dari awal udah tau sih, soalnya pake 'gue elo'. Khas Jakarta banget.

Kita kenal di salah satu seminar. Seminar tentang fotografi. Ga sengaja duduk sebelahan,dan berujung kenalan.

Ternyata dia anak teknik informatika di ITS. Dari situ, mulai kontakan. Kalo kalian nanya siapa yang minta duluan, jawabannya Taehyung. Kejadiannya tiba-tiba banget, pas seminar udah kelar, pamit kan tuh. Basa basi aja. Eh dia nya malah nepuk pundak sambil bilang “Bagi kontak lo dong.”

Jujur,kaget banget disitu. Orang baru kenal juga masa langsung minta nomor. Tapi kalau dilihat-lihat sih, Taehyung anak baik. Jadi, ku kasih.

Pulangnya di chat, “Udah sampe rumah?” dari situ kita jadi sering komunikasi. Bahkan kadang-kadang janjian buat ketemuan. Hangout bareng.

Contohnya kayak chat diatas. Diajak hunting. Mumpung hobinya sama. Jadi nyambung kalau ngobrol. Nyaman pokoknya.

  1. Conversations in the dark

Kemarin malam Jimin membawa Jungkook ke rumahnya dengan Naya— awalnya, sekarang sudah jadi rumahnya sendiri.

Jungkook di bawa ke kamar tamu sedangkan Naya bisa tidur di ruang utama. Jimin sendiri akan tidur di kamar anak.

Jungkook sudah terlelap, kecapekan meracau yang tidak jelas. Jimin juga yang membantu Jungkook berganti pakaian. Naya langsung disuruh Jimin untuk beristirahat, kasian pasti lelah seharian ini.

...

Setelah membantu Jungkook, Jimin pergi ke dapur. Perutnya merasa kosong karena baru sadar belum terisi makanan sejak siang. Mengambil dua bungkus ramen dan segera di masak.

Jimin mengetuk pintu dan di buka secara perlahan. Dilihatnya Naya meringkung diatas kasur dengan bahu yang naik turun. Menghampiri Naya dengan tangan yang membawa dua mangkuk ramen panas.

“Nay,makan dulu ya. Nanti sakit” suara Jimin sangat lembut

“Makasih Jim”

Mereka makan dengan diam.

“Tidur ya, aku ke kamar dulu” Sebenarnya Jimin tidak tega, ingin disini saja dengan Naya tapi dia tau, dia tidak berhak melakukan itu.

“Jim aku udah ngerusak semuanya ya” suara Naya hampir tidak terdengar karena hanya ada suara tangisan yang meledak. Naya menangis lagi. Semakin ditahan semakin ingin menangis.

Dengan segera, Jimin menaruh nampan di atas meja tv dan menghampiri Naya, memeluk Naya. Tidak bermaksud apa-apa, hanya ingin menenangkan.

Disitu, dipelukan Jimin— Naya menangis semakin keras. Dikeluarkan semuanya.

“Nay aku tau ini bukan waktu yang tepat tapi jujur ngeliat kamu yang kek gini ngebuat aku ngerasa bersalah. Aku yang ngasih tau Taehyung tentang hubungannmu sama Jungkook. Awalnya aku kira itu baik buat kamu, karena jujur aku ga suka liat kamu bohong. Itu bukan Shin Naya sama sekali.”

Jimin menarik nafas berat, dia harus jujur semuanya agar tidak ada lagi kekacauan.

“Tapi ternyata semuanya salah, yang kita rencanain ga selalu sesuai. Termasuk tentang aku,kamu,Jungkook,dan Taehyung. Kita punya cara masing-masing, dan berujung hancur. Jangan salahin diri sendiri ya Nayy. Shin Naya itu kuat.”

Jimin menyelesaikan kalimatnya. Mengecup puncak kepala Naya untuk terkahir kalinya—mungkin.

“Aku harap kamu bahagia Nay, harus bahagia.”

Jimin menaruh badan Naya untuk berbaring di kasur. Menarik selimut untuk menutupi badan kecil Naya.

“Goodnight Shin Naya”

Menutup pintu Naya dengan perasaan campur aduk.

Lega,senang,sedih,kecewa; semuanya bercampur menjadi satu.

Tapi Jimin selalu berharap Naya nya bahagia.