((KONTEN MINUS MINUS))
BUBBLE BATH
“Morning...” erau Jo sembari merekatken kembali pelukannya ke tubuh sang kekasih.
“Morning ... hmmm... bisa dilepas gak gerah nih.” Tukas sang gadis sembari berusaha melepaskan diri.
Jo masih berusaha merekatkan kembali pelukannya. Semakin menyamankan posisi tidurnya.
“Jo sudah siang ayo bangun, aku lapar.”
Gadis itu masih meronta berusaha melepaskan diri. Tiba-tiba Jo mencium puncak kepalanya dan mengelus lembut surai hitamnya.
“Sudah cerewet lagi tandanya sudah sembuh nih. Mau sarapan apa, sayang?”
Jo kini berguling ke samping kemudian meregangkan otot-ototnya yang kaku. Sedang sang gadis berusaha duduk diatas kasur dengan tangan berusaha menarik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.
Tergambar jelas jejak mereka semalam di bagian leher, pundak hingga dada. Walaupun permainan mereka tidak seperti biasa, tetap saja tanda kepemilikan ini tersebar ke seluruh area tubuh milik si gadis.
“Kan biar semua tau kamu punyaku, ya aku.” Kata Jo setiap ditanya alasan mengapa begitu banyak tanda yang ia tinggalkan.
“Aku mau mandi, selimutnya ku bawa yaaa.” Ujar gadis itu menarik selimut yang ada dan turun dari atas kasur.
Tiba-tiba tangan Jo menahan pergelangan tangan si gadis agar berhenti.
“Gimana kalo mandi bareng aja biar cepet?” Jo masih menggenggam tangan tersebut dengan tatapan penuh harap dan senyum tipis yang tertera diwajahnya.
“Biar cepet apa biar makin lama terus nambah ke yang lain-lain?” Kata gadis itu dengan tatapan yang dialihkan dari pandangan Jo.
Dengan tiba-tiba Jo bangkit dari tempat tidur dan membopong tubuh si gadis. Dengan pandangan terkejut, si gadis otomatis memeluk leher Jo. Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh begitu saja. Ia menyembunyikan wajah merah malunya didalam pundak tegap Jo. Jo terkikih kecil melihat perlakuan si gadis.
“Kan aku sudah liat puluhan kali, kenapa malu?” Jo masih terkikih dan berjalan ke arah kamar mandi.
“Malu..” lirih si gadis dibalik wajah yang tertutupi rambut panjangnya.
“Tubuhmu indah, sayang. Mahakarya Tuhan terindah.” bisik Jo ke telinga si gadis dalam gendongannya.
Mereka kini sudah di dalam kamar mandi. Jo menurunkqn tubuh si gadis dalam bilik shower yang ada di dalamnya. Kini mereka saling tatap, memandangi tubuh keduanya. Si gadis berusaha mengalihkan pandangannya dengan menyalakan kran air tiba-tiba.
Tanpa aba-aba air kran menghujani mereka berdua. Tangan Jo tiba-tiba merengkuh si gadis dan bibirnya menyambar lembut bibir si gadis. Tangan si gadis yang mulanya hqnya menggantung di sisi tubuh kini sudah dikalungkan di leher Jo. Ciuman hangat tiba-tiba berubah menjadi panas dan dalam begitu tangan Jo meraba bongkahan dada dan bongkahan pantat gadis.
Diremasnya lembut dan perlahan dengan ritme yang sesuai dengan hisapan bibir keduanya. Air dari shower masih membasahi keduanya. Kini tangan Jo tiba-tiba meraih sabun cair di tembok sebelah kanan. Dioleskan sabun tersebut ke seluruh tubuh si gadis tanpa memutus pangutan keduanya.
Tangannya membalurkan sabun mulai dada hingga bagian dalam paha si gadis perlahan disertai dengan remasan singkat.
'Eugh..'
Tanpa sadar eluhan itu lolos dari bibir sang gadis kala kedua buah dadanya diremas keras oleh Jo. Kini giliran tangan si gadis ia gunakan meremas inti tubuh Jo dan satunya meremas rambut basah Jo.
Dia sudah di mabuk kepayang dengan perlakuan Jo. Liang tubuhnya sudah basah. Nafsunya sudah memuncak memenuhi seluruh tubuhnya, yang ia mau hanya Jo segera menuntaskan semuanya.
Jo memahami situasi yang ada. Namun ia masih melanjutkan kegiatan membalur sabu ke seluruh tubuh si gadis dengan perlahan dan sengaja melewatkan bagian inti si gadis. Si gadis semakin resah dengan perlakuan Jo. Ia meremas keras penis Jo.
'Aahhhh..'
Erangan Jo memutus pangutan keduanya. Kini dimabuk kepayang.
Kini Jo mengelus lembut klitoris si gadis sembari menjilati telinganya. Tangannya mulai menekan perlahan dan meremas dada si gadis. Ditarik puting merah muda dengan gemas. Satu jarinya sudah lolos masuk ke dalam vagina si gadis. Digerakkan keluar masuk yang membuat si gadis mulai hilang kewarasan. Tangannya makin kuat meremas rambut Jo dan satunya meremas penis Jo yang kian membesar dan berurat.
“Jo ... cukup ... main-mainnya. Masuk...kin. Su-dah gak tahan. Please fuck me right now!” rancu si gadis dengan keadaan basah air dan busa-busa sabun diseluruh tubuhnya. Setengah menggelinjang karena dua jari Jo kini masuk kedalam dan mempercepat ritme tusukan. Lidah Jo kian aktif menjilat, kini tengah menghisap payudara si gadis dengan lahap. Tangan satunya digunakan untuk menahan tubuh si gadis yang sudah melemah.
Jo kini mendorong tubuh ke arah tembok dan disandarkan tubuh si gadis ke tembok. Jarinya sudah ia keluarkan dan kini ia menjilat jemarinya.
“Selalu nikmat.” Jo memandang nakal gadi dihadapannya.
Kini diangkat kaki kiri si gadis ditumpunya dengan tangan kirinya. Tangan kanan ia gunakan untuk mengeratkan keduanya. Dicumbunya kembali si gadis dengan ganas. Kini ia berusaha menerobos vagina si gadis.
'Aahhhh...'
Desah keduanya. Walaupun sudah berulang kali, tetap saja terasa sempit lubang itu. Tentu saja masih menjadi candu bagi Jo.
Di diamkan sejenak junior Jo yang sekarang masih kepalanya saja yang masuk. Cumbuan mereka terjeda sejenak kala si gadis mengangguk tanda siap untuk Jo masuk semakin dalam.
“Aaaarghh.. Jo. Kena-pa nikmat sekali?” Desah gadis tersebut ditengah cumbuan mereka.
“Kamu yang ratusan kali tak akan pernah berubah, sayang. Masih rapat, memeras junior ku tanpa ampun.” Jo menghisap kembali dada si gadis dengan rakus.
Di mulainya memaju mundurkan tubuhnya. Menusuk semakin dalam G-spot si gadis. Ritmenya semakin cepat dan brutal. Tangan si gadis semakin keras menjambak rambut Jo seiring dengan tusukan yang semakin dalam.
“Jo.. faster honey, fuck me until i feel dying.” desah si gadis.
Jo semakin mempercepat tusukannya dan hisapan dipayudara kirinya. Payudara kanannya kini sudah diremas keras oleh Jo.
“Sayang, setelah ini aku keluar.” Jo melepas sejenak hisapannya. Menjilat puting dihadapannya.
“Keluarkan.. di.. dalam, please. Ha..ngat sayang ... enaak... aku juga mau keluar.. sama-sama...” desahnya memenuhi seisi kamar mandi yang penuh busa dilantainya.
Jo semakin mempercepat ritme seiring dengan pelepasannya yang kian dekat. Dicumbunya kembali si gadis dengan brutal. Kulumannya kini makin kuat.
“Sekarang!”
Cairan Jo kini sudah memenuhi liang si gadis, dilepasnya junior yang kini sudah terkulai. Diturunkan kembali kaki si gadis. Tangannya digunakan menahan si gadis yang limbung setelah pelepasan tersebut.
“Sekarang ayo kita mandi beneran!” Kata Jo ke si gadis dengan sumringah. Si gadis hanya menggeleng kecil menatap kekasihnya yang lagi-lagi membuatnya mabuk kepayang.
Kini mereka benar-benar mandi dibawah shower berdua. Dengan penuh busa di bilik shower dan gelak tawa yang menyerobot. Bubble bath time yang menyenangkan di pagi hari bersama kekasih, Jo.