Keduanya sudah sampai di apartment mewah milik Raja. Eran sedang menunggu Raja membersihkan diri. Sebetulnya Raja tadi memintanya untuk mandi berdua dengan dalih agar lebih menghemat waktu, namun Eran terlalu paham Raja. Keduanya tidak mungkin hanya mandi saja kalau mereka mandi bersama, pasti ada kegiatan lain yang mereka lakukan dan Eran sedang tidak ingin bercinta di dalam kamar mandi.
Lelaki manis itu sedang berdiri di depan jendela kamar apart Raja, melihat pemandangan jalanan dari atas dan juga city light yang terlihat sangat indah dari sana sambil menunggu Raja selesai mandi.
Eran dapat mendengar suara pintu yang terbuka, tanpa dirinya melihat pun lelaki manis itu tahu jika Raja baru saja keluar dari kamar mandi. Namun Eran masih mau menikmati pemandangan malam dari jendela kamar Raja.
Eran dapat merasakan sebuah tangan besar melingkar di pinggang rampingnya ditambah wangi segar sabun yang menguar di sekitarnya.
Eran mengelus tangan Raja yang melingkar di pinggangnya sambil tetap memperhatikan jalanan.
Raja merasa diabaikan kemudian mulai menjalankan aksinya, Raja mengecupi bahu Eran yang masih tertutup oleh kaos beberapa kali sebelum kemudian berpindah ke leher mulus tunangannya itu.
Mengendus leher Eran dengan pelan, sesekali menjilat dan terakhir memberikan tanda kepemilikan di leher mulus itu membuat sang pemilik leher mendesah pelan.
“sshhhhh..”
Mendengar desahan Eran membuat Raja semakin bersemangat memberi banyak tanda kepemilikan di leher Eran.
Begitu puas memberi tanda, Raja segera membalik badan Eran agar lelaki manis itu menghadap kearahnya.
Raja segera menyatukan bibir mereka, melumat bibir atas dan bawah Eran bergantian. Raja juga menggigit bibir bawah Eran pelan, meminta akses untuk masuk lebih dalam.
Begitu Eran membuka sedikit bibirnya, Raja segera melesakkan lidahnya menyapa lidah Eran dan menjelajahi rongga mulut Eran mengabsen satu persatu tanpa ada yang tertinggal.
“Ahh..”
Tangan Raja tidak tinggal diam, lelaki tinggi itu memasukkan tangannya kedalam kaos Eran, menelusuri tubuh ramping dan mulus Eran dari bawah menuju atas.
Tubuh Eran menegang ketika merasakan tangan Raja menyentuh nipplenya. Raja dengan lembut bergerak memilin nipple Eran perlahan berhasil membuat Eran semakin menegang.
“Ahhh.. Raja nooo.. ahhh” desah Eran tertahan menikmati perlakuan Raja pada nipplenya.
“Hmmm?” Gumam Raja pelan sambil melepaskan tautan mereka dan menatap Eran dengan senyum miring andalannya yang berhasil membuat Eran tersipu malu.
“Jangan kaya gitu liatinnya,” rengek Eran sambil meletakkan kepalanya di dada bidang Raja.
“Hahaha, kenapa sih sayang? Prince kenapa? Malu?” Raja justru menggoda Eran membuat lelaki manis itu semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Raja.
“Jangan kaya gitu King. Gak jadi ya kalo kamu godain aku kaya gitu.” Ancam Eran kembali membuat Raja tertawa pelan.
“Beneran gak jadi? Padahal yang disini kayaknya udah minta disentuh.” Raja menyentuh selangkangan Eran yang sudah mengeras dengan sempurna.
“Rajaaaaa,” rengek Eran lagi tanpa mau bersusah payah mengangkat kepalanya untuk melihat lawan bicaranya.
Tanpa menunggu lama, Raja segera mengangkat tubuh ramping Eran ke gendongannya dan segera membawa Eran kearah kasur. Raja meletakkan tubuh Eran dengan sangat lembut keatas kasur, takut jika ia kasar sedikit saja akan membuat kekasih hatinya itu tersakiti.
Raja sedikit menindih tubuh Eran yang terlentang di bawahnya dengan satu tangan sebagai tumpuan agar tidak membuat belahan jiwanya itu sesak. Raja menikmati wajah indah Eran dari dekat. Raja mengabsen seluruh fitur wajah Eran dengan jari telunjuknya bergerak pelan dari dahi hingga ke bibir sexy Eran.
Mengusap lembut bibir bawah Eran yang sudah sedikit membengkak akibat ulahnya tadi, sedikit membuka bibir Eran dan memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut Eran. Dengan reflek Eran segera menghisap secara perlahan jari telunjuk panjang Raja dengan gerakan sensual yang berhasil membuat Raja menggeram tertahan.
Raja sudah ingin membuka baju Eran ketika lelaki manis itu menahan pergerakkannya, Raja menaikkan sebelah alisnya seolah meminta penjelasan.
“Jangan. Malem ini biar aku aja yang kerja. Kamu tinggal diem dan nikmatin aja, oke?” Ujar Eran sambil mengusap rahang tegas Raja dengan lembut.
Karena Raja yang tak kunjung menjawab, Eran bergerak mengambil alih. Lelaki manis itu segera mengubah posisi mereka. Eran dengan cepat sudah berada di atas tubuh Raja. Tanpa basa-basi, Eran segera meloloskan kaos Raja dan membuangnya kesembarang arah.
Eran merundukkan tubuhnya lalu mulai menciumi seluruh bagian wajah Raja dengan cukup telaten, berakhir di bibir tebal milik Raja yang sudah sejak dulu menjadi candunya. Eran menyesap bibir tebal itu secara bergantian, tidak lupa menelusupkan lidahnya kedalam mulut Raja untuk menyapa lidah Raja.
Setelah puas dengan bibir, Eran kini berpindah turun menuju leher Raja yang mulai sedikit berkeringat. Eran menjilati beberapa bagian leher Raja acak dan sesekali menyedot leher Raja dengan kuat sehingga meninggalkan bercak kemerahan di leher lelaki kesayangannya itu.
Eran beralih ke telinga Raja, membisikkan sesuatu yang membuat tubuh Raja menegang. Lalu dengan tidak sopan Eran mejilat telinga Raja lalu menggigit daun telinga Raja pelan.
“Ssshhhh” satu desahan berhasil lolos dari mulut Raja.
Eran meneruskan ciumannya, kini beralih turun secara perlahan, menuju dada bidang Raja. Melihat nipple Raja yang sudah menegang membuat Eran semakin bersemangat dan segera menjilati nipple Raja secara bergantian.
“Ssshh...Fuck!”
“Ahhhh..” desah Raja tertahan. Eran benar-benar sangat tahu dimana saja letak titik sensitifnya.
“Prince bisa gak kita langsung ke intinya aja?” Tanya Raja frustasi. Eran dapat melihat sorot mata Raja menggelap penuh nafsu.
“No no. Be patient ok? Sabar sebentar.” Eran kemudian turun dari atas tubuh Raja dan segera duduk diantara kedua kaki Raja yang sudah ia rentangkan lebar.
Membuka celana Raja tanpa menyisakan apapun yang menutupi kejantanan besar milik Raja. Setelah berhasil melepas celana Raja dan membuangnya kesembarang arah, Eran segera merundukkan kepalanya untuk mengecupi kepala penis Raja yang sudah menegang.
“Shhhhh...” Desahan tertahan Raja kembali terdengar ketika dengan tidak sopan Eran menjilat ujung penisnya.
“Fuckk... Princee ...ahhh..” Raja terus mendesah begitu merasakan penisnya masuk kedalam rongga mulut Eran, menciptakan sensasi hangat yang tak pernah terduga.
Tangan Eran juga tidak tinggal diam, sambil mulutnya bekerja memanjakan batang penis Raja, tangannya juga memainkan twin ball milik Raja. Lagi-lagi membuat tubuh Raja menegang hebat.
“Prince...oouuuhhh shiitttthhhh..!” Racau Raja tidak jelas ketika Eran menaikkan tempo permainannya.
Setelah puas memompa penis Raja dengan mulutnya, Eran juga menjilati batang penis Raja dengan sangat telaten, bahkan tak jarang Eran memainkan lidahnya tepat diatas lubang pipis Raja.
Merasa tidak kuat dengan permainan Eran yang terlalu lama, Raja akhirnya menarik tangan Eran lembut dan segera menidurkan tubuh Eran di bawahnya.
Kini gantian Raja yang akan bekerja untuk Eran dan memulai permainan inti mereka. Raja mulai mengecupi wajah Eran sambil tangannya bergerak turun menyentuk adik kecil Eran yang sudah sangat menengang minta untuk di bebaskan.
Raja membuka baju dan celana milik Eran dan membuangnya kesembarang arah. Kini keduanya sudah tidak mengenakan sehelai pakaian sama sekali.
Raja melihat kearah nipple Eran yang sudah menengang, dengan segera merunduk dan menghisap lalu menjilat kedua nipple Eran secara bergantian.
Dibawah Raja, tubuh Eran bergerak hebat, masih berusaha menahan agar desahannya tidak keluar.
Saat bibirnya sibuk menyusu, tangan Raja sibuk memijat adik kecil Eran dengan lembut.
“Ahhh... Noo.. aahhhh shhhhh.”
“Kok makin tegang? Udah gak sabar ya?” Goda Raja begitu merasakan penis Eran yang semakin mengeras di genggamannya.
Dengan mata sayu, Eran mengangguk pelan membuat Raja menyeringai senang.
Raja kemudian beralih ke bagian bawah Eran, melebarkan kedua kaki kekasih hatinya itu hingga dirinya dapat melihat lubang kenikmatan milik Eran yang berwarna pink, sangat menggoda untuk disentuh.
“Ahhhh.. pelan-pelan,” ringis Eran begitu satu jari panjang Raja mencoba masuk kedalam lubang analnya.
“Ahhhhhh” desah Eran ketika satu jari Raja berhasil masuk dan bergerak secara tidak beraturan.
“Babe.. nooo... Please masukinnhhhhh.” Racau Eran semakin menggila begitu Raja mempercepat tempo gerakannya.
“Apa? Minta yang bener.” Titah Raja.
Eran dengan mata sayunya menatap Raja lekat , “King, aku mau di masukin pake penis kamu, aku gak mau cuma jari kamu, please,” pinta Eran dengan memasang puppy eyes andalannya.
“Shit!” Rutuk Raja. Runtuh sudah pertahanannya, Raja paling tidak bisa melihat Eran menggunakan puppy eyesnya, apalagi ketika lelaki manis itu sedang h word. Eran terlihat makin seksi di mata Raja.
“Mau kemana?” Tahan Eran begitu melihat Raja yang sepertinya ingin turun dari kasur.
“Ambil kondom sebentar.” Eran segera menggeleng pelan.
“Gak mau pake?” Eran kembali menggeleng.
“Aku gak mau pake kondom, kamu mau keluarin di dalem atau di muka ku nanti bebas. Tapi aku gak mau pake kondom King.” Kalau sudah begini apa Raja bisa menolak? Tentu tidak. Raja kembali ke posisinya lalu merentangkan kedua kaki Eran dan mulai mengarahkan kepala penisnya tepat di depan anal Eran.
Dengan perlahan Raja mendorong masuk penis besar itu kedalam anal sempit milik Eran.
“Ahhh..! Babe sakit,” rengek Eran pelan dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk matanya.
“Maaf ya? Tahan sebentar ok?” Raja kembali bergerak dengan perlahan dan lembut agar tidak menyakiti Eran.
“Shiit! Kamu sempit banget babe,” racau Raja ketika berusaha memasukkan penisnya kedalam anal Eran.
“Ahhhhh!” Pekik Eran kaget begitu merasakan analnya sudah dipenuhi oleh penis besar Raja.
“You can move now.” Titah Eran membuat Raja segera menggerakkan penisnya, memompa anal Eran yang terasa sangat sempit.
“Shit! Prince ahhhhh...”
“Babe, ahhhh faster..mhhhh.”
Eran meracau tidak karuan ketika penis Raja beberapa kali mengenai sweet spotnya.
“Ahhh iyaahhh disituhh babe ahh. Shit! Babe fasterrr...”
Mendengar racauan sexy Eran membuat Raja semakin semangat memompa anal Eran. Lelaki tinggi itu juga menggeram tertahan karena demi tuhan Raja tidak bohong jika anal Eran sangat nikmat memijit penis besar Raja didalam sana.
“Nooo nooo jangan disitu nooohhhhh..”
“Babe akuhhh mau keluarrr! Aaahhhhhh.” Eran akhirnya mendapatkan pelepasan pertamanya tapi tidak dengan Raja.
Lelaki tampan itu masih sibuk memompa anal Eran demi mendapatkan pelepasannya.
Sambil memompa, Raja merundukkan tubuhnya, lalu melumat bibir sexy Eran lalu beralih ke leher jenjang Eran yang sudah banyak sekali terdapat tanda kepemilikan darinya.
Kepala Raja turun menuju dada Eran, mendapati kedua nipple Eran yang menegang Raja tidak tinggal diam dan segera menghisap dan menjilat nipple pink milik Eran.
Membuat lelaki manis itu bergerak tidak karuan dibawah kungkungan Raja.
“Ahhhh...shhhhh. aahhh shitttt. Princee Fuck! fuck! fuck!” Racau Raja begitu akhirnya ia mendapatkan pelepasannya. Raja semakin mendorong penisnya masuk kedalam anal Eran hingga mentok. Eran dapat merasakan rasa hangat dari dalam analnya.
Eran sudah lemas tidak berdaya dibuat oleh Raja sedangkan si pembalap handal itu sepertinya masih ingin lagi. Buktinya penisnya tidak segera dikeluarkan dari anal Eran.
“Sekali lagi ya babe?” Izin Raja sambil mengusap lembut rambut Eran. Lelaki manis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.
Selanjutnya Raja kembali memompa Eran, kali ini dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya. Desahan keduanya memenuhi seluruh penjuru apartment Raja. Mereka berdua seolah tidak perduli jika suaranya nanti akan terdengar oleh tetangga.
Hampir sejam, Raja akhirnya merasakan saatnya akan tiba, dengan cepat Raja menarik penisnya keluar, merangkak naik keatas tubuh lemas Eran dan segera mengarahkan penisnya kearah wajah Eran.
“Ahhhhhh” desahnya begitu spermnya menyembur keluar dan mengenai wajah Eran.
Walaupun sudah lemas, Eran tidak tinggal diam, lelaki manis itu menjulurkan lidahnya, berusaha menampung sperm Raja yang masih saja terus keluar. Setelah begitu dirasa tidak ada lagi yang keluar, Eran segera menjilat kepala penis Raja guna membersihkan sisa-sisa sperm yang masih ada. Eran juga sesekali mengemut kepala penis Raja sebelum akhirnya sang pemilik menjauhkan penisnya dari wajah Eran.
“I love you prince.”
Raja merundukkan tubuhnya, memberi kecupan pada dahi dan juga bibir Eran singkat. Mengusap surai coklat lelaki manis kesayangannya itu dengan lembut.
Sedangkan si lelaki manis itu kini sudah tidak memiliki tenaga hanya untuk sekedar menjawab kalimat cinta Raja ataupun membereskan sisa sperm Raja yang ada di wajahnya. Eran akhirnya memilih untuk tidur karena sangat lelah akibat kegiatan panas mereka malam ini.
Tidak lama kemudian, Raja datang dari arah kamar mandi dengan membawa sebuah bowl berisi air hangat dan juga washlap bersih di tangannya.
Raja menatap Eran yang sepertinya sudah tertidur pulas. Bagaimana bisa tunangannya ini tidur ketika masih banyak sisa sperm miliknya di wajah cantik Era. Raja hanya bisa menggelengkan kepala pelan.
Lelaki tinggi itu menarik beberapa lembar tissue dari nakas dan segers membersihkan spermnya yang ada di wajah Eran dengan pelan.
Setelah bersih, Raja mencelupkan washlap bersih yang tadi ia bawa kedalam air hangat di bowl, memerasnya hingga tidak ada air tersisa kemudian membersihkan wajah Eran, lalu turun ke leher, dada sampai seluruh tubuh Eran tidak ada yang terlewat oleh Raja sedikitpun.
Merasa kekasihnya sudah bersih, lelaki tinggi itu kemudian menyelimuti tubuh tertidur Eran sampai batas dada.
“Sleep tight my Prince. I love you.”
Raja Mengecup kening dan bibir Eran singkat sebelum akhirnya lelaki tinggi itu beranjak kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera menyusul belahan jiwanya untuk tidur.
-Fin-
