Bayangan 4
Kageyama melihat layar ponselnya dengan sendu. Karena rasa penasarannya yang tinggi, ia melihat semua postingan Nishinoya di akun twitternya. Kebanyakan tweetnya berisi tentang Tsukishima. Sepertinya dia memang tidak punya kesempatan, eh?
“Kageyama, Hari ini ada kejadian buruk ya? Dari tadi kau kelihatan bersedih,” Ucap Nishinoya yang sedari tadi memperhatikan Kageyama diam-diam.
“Ah, iya. Aku teringat keluargaku,” bual Kageyama.
Nishinoya hanya menganggukkan kepalanya. Ia tahu keadaan keluarga Kageyama karena lelaki itu pernah menceritakannya.
Di sisi lain, Kageyama masih terfokus pada layar ponselnya. Jarinya terhenti di satu postingan. Postingan itu hanya berisi emoticon ombak beserta gambar yang berisikan Nishinoya dan Tsukishima di suatu pantai.
Wah, bahkan mereka pernah pergi liburan bersama. Sebenarnya sudah sejauh apa hubungan mereka? Dan sudah selama apa hubungan mereka berjalan?
“Kau sedang lihat apa?” Kageyama reflek menyembunyikan tangannya ketika Nishinoya mendekat .
“Oooo~ Kageyama ternyata kau sudah besar!” Nishinoya menaik-turunkan alisnya.
“Ini tidak seperti yang kau pikirkan!”
Nishinoya hanya tersenyum tengil. Tiba-tiba Kageyama mempunyai ide cemerlang.
“Nishinoya, Apa kau tidak jenuh di rumah?”
“Ya, sedikit. Kenapa?”
“Ayo, kita pergi ke pantai!” Ajak Kageyama.
Mendengar kata pantai membuat mata Nishinoya jadi berbinar-binar. Dengan cepat ia mengiyakan ajakan Kageyama.
***
“Kageyama, yang benar saja! Baru kemarin kita membicarakan soal pergi ke pantai dan sekarang kita benar-benar ke pantai?” Nishinoya tidak habis pikir dengan lelaki ini.
Kini mereka benar-benar sedang di pantai. Gila bukan? Bahkan Kageyama izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Dasar murid nakal ini.
Walaupun begitu Nishinoya merasa senang. Sudah lama ia tidak pergi ke pantai. Ia merindukan kasarnya pasir yang ia injak dan suara deburan ombak.
“Kau senang?” Tanya Kageyama.
Nishinoya menganggukkan kepalanya, “Kau bagaimana?”
Kageyama tersenyum lembut, “Aku juga senang.”
Ia senang bisa pergi ke pantai dengan Nishinoya. Menghabiskan waktu dengan lelaki itu adalah hal yang paling membuatnya bahagia saat ini. Ia tidak bisa membayangkan jika lelaki itu akan meninggalkannya.
Pemikiran itu membuat moodnya jelek. Mau bagaimana pun Nishinoya pasti akan pergi. Saat ia sadar, ia tidak akan tinggal bersama dirinya lagi. Mereka tidak akan menghabiskan waktu bersama lagi.
“Kageyama jangan cemberut seperti itu! Kau ini kan sedang membolos, jadi kau harus terlihat senang! Ayo lengkungkan bibirmu!”
Nishinoya mengulurkan kedua tangannya. Ia menarik kedua sisi bibir Kageyama. Lalu tertawa dengan puas.
“Kau terlihat jelek,” bukannya marah, Kageyama malah ikut tertawa.
Setelah sekian lama berdiri, mereka pun mulai duduk di pasir. Dan merasakan angin meniup rambut mereka. Mereka menatap ombak tanpa mengeluarkan satu kata pun.
“Kau kenal Tsukishima Kei?” Tanya Nishinoya tiba-tiba.
Untuk sesaat, jantung Kageyama berhenti berdetak. Kenapa lelaki itu tiba-tiba menyebut nama Tsukishima? Ia menolehkan kepalanya, terlihat ekspresi sendu di wajah Nishinoya.
“Hanya sekadar tahu.”
“Bagaimana dia di sekolah?”
“Aku tidak tahu, kita tidak dekat.” Kageyama mengalihkan pandangannya ke arah laut kembali. “Kau kenal dia?”
“Dia kekasihku.”
Hati Kageyama bagaikan disayat. Ia tidak menyangka bahwa ia akan mendengar pernyataan itu dari mulut Nishinoya secara langsung.
“Kau merindukannya?” Nishinoya menganggukkan kepalanya. “Kenapa kau tidak langsung melihatnya saja? Kau tidak terlihat oleh orang lain.”
Ekspresi Nishinoya semakin murung. Ia menekuk kedua kakinya. Kedua tangannya terulur dan memeluk lututnya.
“Aku pernah melakukannya. Keadaannya sangat kacau. Melihatnya seperti itu membuat hatiku sakit.”
“Jadi kau tidak menemuinya lagi?” Nishinoya menganggukkan kepalanya lagi.
Suasana hening menyelimuti mereka berdua. Nishinoya tenggelam di pikirannya dan Kageyama tidak tahu harus mengatakan apa. Ia tidak ingin membuat lelaki kecil itu semakin bersedih.
Mereka berdua mempunyai kesamaan. Keduanya sama-sama kesepian. Nishinoya tidak bisa dilihat oleh orang-orang. Sedangkan Kageyama memang sengaja tidak ingin dilihat oleh orang lain. Namun, mereka berdua saling melihat satu sama lain.
“Kageyama, lihat bayangan ini!” Nishinoya menunjuk bayangan mereka berdua. “Keberadaannya tidak pernah dipedulikan, namun ia selalu ada bersama kita.”
Benar, bayangan selalu ada bersama kita ke mana pun kita pergi. Namun, pernahkah kita memperhatikan bayangan kita? Jika bayangan mempunyai perasaan, Apakah ia akan merasa sedih karena diabaikan?
“Aku ingin jadi bayangannya Kei!” Ucap Nishinoya semangat.
“Walaupun sekarang aku tidak terlihat, aku ingin selalu ada untuk Kei!” Sambungnya.
Kageyama tersenyum. Sepertinya memang akan sulit untuk menyelinap di hubungan mereka.
“Besok temui lagi Tsukishima di sekolah,” Ucap Kageyama sembari mengusap rambut Nishinoya lembut. “Kau ingin selalu ada untuknya, kan?”
“Hei, aku lebih tua darimu!” Protes Nishinoya.
Jika memang Nishinoya ingin menjadi bayangan Tsukishima, maka Kageyama akan menjadi bayangan Nishinoya.
Tamat
Tapi boong