Intention Chanthusiast Chanjin Oneshoot * Christopher Bahng as Christopher Arion Abhicandra * Hwang Hyunjin as Nathan Dirga
Intention Chanthusiast Chanjin Oneshoot * Christopher Bahng as Christopher Arion Abhicandra * Hwang Hyunjin as Nathan Dirga
dari
vlog & standee
Blueishby Chanjin oneshoot
warning: 🔞
__________________
Chan berada di dalam mobil bersama manajer mereka sekarang, menuju ke kediaman keluarga hwang untuk menjemput hyunjin. Dewa sedang berpihak kepadanya karena dengan ajaib pekerjaannya selesai dalam kurun waktu yang terbilang singkat
“Padahal kamu bisa istirahat, chan” lelaki itu berkata sambil membelokkan setirnya menuju rumah bercorak minimalis dari jauh, “gak perlu ikut. Nanti kecapekan”
“Santai kak, lagian cuma jemput kok. Takutnya hyunjin rewel”
“Selama kamu sibuk juga dia rewel banget di dorm”
“Hahaha” chan tertawa jenaka mendengar penuturan dari manajer hyungnya itu. Tangan masih kukuh memegang benda pipih dengan kamera tiga, memperlihatkan sebuah video yang baru saja di upload oleh akun official grup merekaㅡtentu saja vlog hyunjin, kekasihnya
Ngomong-ngomong soal kekasih, chan tau sih alasan hyunjin pulang (atau lebih tepatnya menghindar) adalah karena chan yang asik berpacaran dengan studio alias benda mati yang begitu menarik dibanding hyunjin sendiri
Jadi paham-paham saja tujuan chan mengikuti manajer hyungnya itu, jelas untuk mendapatkan permintaan maaf dari adiknya, bonus mengembalikan sifat manja hyunjin yang merupakan obat dari sakit kepalanya
Turun dari mobil, langsung disambut oleh sang kepala keluarga. Tuan hwang yang masih tampak gagah di usianya tersenyum lebar dan menghampiri chan yang membungkuk tanda menghormati
“Wah, anakku! Tumben kamu ikut kesini?”
“Gapapa, pa. Sekalian mau jemput hyunjin” chan tersenyum manis, “hyunjin di dalam, kan?”
“Tentu. Dia kan mageran, mana suka keluar”
Syukurlah anak itu ada di rumah, chan jadi bisa untuk mengobrol sedikit perihal mereka berdua. Banyak yang harus diselesaikan, salah satunya kesalahpahaman dimana hyunjin menganggap bahwa chan memiliki pujaan hati selain dirinya yang membuat si cantik menangis tersedu-sedu tiap malam
Kaki melangkah ke dalam. Ruang bawah menjadi sangat ramai akibat suara sapaan yang dilontarkan oleh sepasang suami istri ini. Chan iseng melihat ke lantai dua, seingatnya kamar hyunjin masih disana
“Ma, chan izin naik ke atas ya? Ada hyunjin kan?”
“Oh iya, dia di kamar kok, naik saja”
“Makasih, ma”
Satu anak tangga, dua, tiga, akhirnya sampai di atas. Kayu mahoni merupakan bahan pintu kamar cantiknya tersebut, penuh dengan stiker, sangat hyunjin sekali. Tiba-tiba saja gejolak di dadanya membuatnya engap dan sulit memasok udara, astagaă…ˇdia rindu hyunjin
Tok tok tok
Lengkingan suara hyunjin yang meneriakkan 'masuk!' Makin membuat jantungnya berdebum tak karuan. Spontan gagang pintu ia buka dan masuk ke dalam, langsung kunci tanpa aba-aba karena sudah jadi kebiasaan. Disana ada hyunjin, tengah duduk sambil memakan sebuah lolipop berwarna merah dengan baju bertuliskan POLO dan celana (super) pendek berwarna merah
Wait-what? Ini pakaian yang sama, yang berasal dari vlog akun official mereka. Oh, untung saja hyunjin memakainya karena chan akan memarahinya sekarang juga
“Ngapain kesini?!”
Namun melihat respon yang muda sangat galak, agaknya chan perlu membelakangi tujuannya yang itu. Maka senyum andalan terpasang di wajah
“Jemput kamu, sayang”
Lolipop yang masih tertanam di dalam mulut ia keluarkan, sempat bergelatuk dengan giginyaㅡnamun hyunjin abai, “apa sayang-sayang?! Pacaran aja sana sama laptop. Bagusan laptop kan daripada aku? Iya, bagus terusin aja”
“Apa ada orang lain diluar sana? Yaudah sih, aku gak ngelarang juga”
Lolipop masuk lagi dengan kasar. Padahal chan baru saja mengucapkan kalimat singkat, namun hyunjin dengan skill rapping yang mumpuni malah membalas jawaban chan dengan kalimat lebih panjang
Well, itu semua sebenarnya tidak ada sangkut paut dengan skill. Seorang pacar yang tengah mengomel memang begitu keadaanya, dan chan terima
Namun ada masalah di dalam masalah. Alih-alih chan yang bisa straight forward membicarakan apa yang mengganjal diantara keduanya, netra malah fokus ke yang laină…ˇpaha hyunjin
Wah, sialan. Matanya ini memang paham dengan yang bening. Ditambah lagi hyunjin yang duduk sedikit mengangkang, buat yang tua bisa mengintip dalaman yang dikenakan si cantik
“Kamu pakai celana sependek itu gak kedinginan?”
“Peduli apa sih?”
Hela napas, jalan mendekat. “Kelihatan dek, warna pink dan bermotif anjing kan?”
“Kakak!”
“Ya makanya,” kini chan duduk di samping adiknya itu. Sebuah pendekatan yang luar biasa, chan. Kini wajah hyunjin memerah, hampir mirip dengan lolipon yang asik dijilat oleh yang muda
Lidah hyunjin sangat lihai menjilat lolipop tersebut. Padahal jika dipikir-pikir mereka sudah sering berciuman. Apa yang ada di hyunjin sudah chan rasa, namun mengapa ketika si cantik melakukan sesuatu yang normal-normal saja, otaknya malah mengarah ke yang lain
Sudah gila, chan rasa dirinya sakit
“Kak, makanya apa sih?”
“Kamu nyimpen standee segede ini untuk apa?”
Pertanyaan spontan, buat bola mata hyunjin terbuka lebar, “u- um” tidak menyangka jika chan akan melemparkan pertanyaan seperti itu. Ia mendadak gagu hingga pertanyaan tersebut dibiarkan melayang. Lolipop yang bertengger diantara rentetan gigi chan ambil dengan pelan
Langkah selanjutnya yang dilakukan lelaki itu makin membuat hyunjin kaget. Dimana ia mengecup dan menjilat bibir ranum hyunjină…ˇtentu saja ia mencari rasa permen yang tersisa dari mulut kekasihnya, memangnya apalagi?
“Strawberry” yang tua tersenyum
Lagi-lagi pipi adiknya itu memerah. Siapa pun tolong tahan chan saat ini karena dia terlihat seperti serigala kelaparan yang secara tepat waktu menemukan mangsa di depan mata
Tanpa basa basi, ia pun dudukă…ˇkemudian memindahkan bayi kurusnya di pangkuan. Mengusap rambut hyunjin yang kian memanjang kemudian mengecup bibir favoritnya lagi
“Kamu menyentuh dirimu sendiri sambil melihat standee itu?”
“Kakak sok tau”
“Kalau misalnya beneran tau?”
Mampus. Kini hyunjin memalingkan pandangannya setelah tertangkap basah oleh yang tua. Padahal kan hyunjin bisa saja lemparin alasan hingga chan percaya, namun kali ini ia dengan mudahnya ditebakă…ˇah, lalukan sesuatu hyunjin!
“Hey,” chan bersuara dengan menatap hyunjin, “kakak kangen. Kangen manjaan kamu, rengekan kamu, ketawa kamu-”
“Kangen semua yang ada di kamu, you're the only one, babe. There's no one else out there”
Penuturan yang mampu membuat hyunjin hampir menitikkan air mata. Jika ia ditakdirkan mati dalam waktu dekat, semoga dikemudian hari ia akan dipertemukan dengan sosok lelaki seperti chan. Tidak mau yang lain, hanya chan!
Takdir yang begitu unik dimana mereka dipertemukan di sebuah grup dan pada akhirnya jatuh cinta
Sebuah takdir juga dimana chan sangat mudah terpengaruh akan kecantikan hyunjin sampai-sampai ia selalu merasa panas ketika di dekat si cantik. Holy shit, lelaki itu punya daya tarik yang membuat chan bertekuk lutut kepadanya
Sebuah anugerah yang sangat pantas dimiliki seorang hwang hyunjin, dimana ia mampu mengontrol pikiran chan sehingga lelaki itu dapat terpana dengan satu kedipan mata
“Hm, you miss me right?” Hyunjin tersenyum jahil. Ia sadar, sadar sekali malah. Bedanya sisi gila tengah mengusai diri si cantik hingga ia dengan brengseknya gesekkan bokong sintal di permukaan sensitif milik sang dominan
Bertempo pelan dan sangat hati-hati. Hyunjin sengaja goda chan, goda lelaki itu untuk mengukur sampai mana ia bisa menahan segala pesona hyunjin
“Kita di rumah orang tua kamu”
“Siapa yang peduli?”
Hyunjin seperti kucing yang berhadapan dengan serigala, dan kini serigala di dalam diri chan hampir sepenuhnya bangun
Siap untuk lahap hyunjin, bermain dengannya sampai si manis terengah, sesak, penuh tanda, apalagiă…ˇhancur di dalam surga kenikmatan?
Fuck, semua imajinasi itu melanglang buana. Maafkan otak kotor chan yang selalu membayangkan kulit putih susu itu diberi tanda sangat banyak sekalian dunia tau kalau hyunjin adalah milik chan seorang
Tangannya menelusuri paha mulus nan padat tersebut, mengusapnya pelan hingga membuatnya empunya melenguh kecil, “pretty baby”
“Uhum, now fuck me”
“Sekarang?”
“Kaaak” hyunjin merengek disela kegiatannya mencumbu leher chan. Lucunya, ia mencari kepuasan tersendiri disaat chan hanya menyentuh kulit pahanya yang kini beralih ke pinggang
Haha, seminggu lebih beberapa hari sudah membuat hyunjin menahan gejolak yang sangat besar, sekarang meledak-meledak hingga ia sendiri pun tak mampu lagi menahan di dalam dirinya
Kini chan yang mengambil alih, cepat turunkan celana pendek tidak berguna itu dan membuang sembarang. Sisa satu lapis kain yang melindungi kejantanan si manis dibalik warna merah muda
Nafsu di ujung tanduk, bersamaan dengan waktu makan malam sudah tiba. Chan memperhitungkan waktu yang mereka punya kemudian mencumbu adiknya lagi, “let's do it very quick”
Angguk hyunjin menjadi tanda persetujuan, kaki panjangnya melingkar indah di pinggang keras chan. Tubuhnya bergetar hebat ketika jari chan naik hanya untuk menyapa dadanya dan membuat pola melingkar disana
“Engh!”
“Ssstt. Pelan, sayang. Ingat kita dimana”
“Ahn- okay”
Cumbu lagi, kali ini singkap kaos putih yang terbalut apik di tubuhnya, kecup- kecup- cumbu- cumbu, jilat sampai hyunjin melengkungkan tubuhnya nikmat
Nafasnya memburu seiring dengan chan yang perlahan membuka celananya. Hyunjin sudah keras terlebih dahulu dan hal itu semakin diperburuk dengan ibu jari yang membuat pola melingkar di ujung jarinya, menekan-nekan dan membuatnya melebarkan kaki lebih jauh
Sialan! Chan tidak memompa miliknya, hanya menekan ujung tumpul itu dan menatap hyunjin guna menggodanya, “engh!”
“Ah! Jangan sentuh!”
“Apa? Kamu mau teriak? Go ahead, biar papa dan mama sekalian naik kesini”
Ditekan lagi, hyunjin hampir melayangkan kalau saja tidak ada bantal yang mampu meredam lengkingan suaranya
Disana chan tertawa senang, “how cute”
“Bagaimana jika papa dan mama naik ke atas sini dan melihat putra semata wayangnya bertingkah layaknya pemain film porno”
“Huumh, kak chaan”
“Yes?”
Lubang senggamanya berkedut lagi ketika satu buah jari mengusap permukaan yang berkerut itu. Jari sudah lepas dari ujung penisnya, kini beralih menyapa pintu masuk yang sering dihinggapi miliknya
Menggemaskan. Lebih indah dipandang dibanding saat hyunjin memakai dalamannya. Eits, jangan salah sangka duluă…ˇhyunjin mengenakan dalaman memang sangat lucu, tapi hyunjin tanpa sehelai benang pun terlihat lebih menarik
“Kangen,” bibir bawah ia gigit pelan sambil terkikik, ujung kaki lentiknya ia angkat dan mendarat sempurna di kejantanan chan yang masih terlapis celana. Menekan-nekan dengan ujung jempol kakinya sengaja menggoda
Setan kecil sialan yang sayangnya amat cantik. Chan tidak segan-segan membuatnya menderita kali ini, “sengaja menggodaku, hm?”
“Aku kira kakak suka seorang penggoda, hihi”
Cukup. Kini chan sampai pada limitnya, ia tak mampu menahan lagiă…ˇbaju pun ia buka tergesa-gesa dan kaki hyunjin langsung direntangkan dengan cepat hingga yang muda terpekik
“Kondom?”
“Gaada. Lubrikan aja”
Chan mengernyit, “kamu bawa lubrikan?”
Skak. Kini ketahuan kalau hyunjin memang sengaja mendiamkan standee chan di dalam kamar dengan sebuah tujuan. Kini chan juga tau rahasia terbesar hyunjin yang membuatnya merengek seperti anak bayi yang meminta permen
“Ungh- kak, mauu”
Kenapa anak ini sungguh tidak sabaran?
“Mau apa?”
Hyunjin menggeleng ribut, bahkan air matanya hampir tumpah karena hormon yang meledak-ledak. Kepalanya pusing, tapi chan malah mengulur waktu, “mau penis kakak”
Hyunjin meminta, maka chan memberi. Ia sudah menjadi anak baik dan chan suka hal itu. Bibir yang ia gigit untuk menyalurkan rasa sakit akibat penetrasi kini berganti dengan kecupan singkat chană…ˇharap manisnya bisa terdistraksi dari rasa sakit
Kini masuk sepenuhnya, hyunjin berusaha untuk menahan teriakan yang makin sulit untuk ditahan. Sialan, sialan, sialan, belum bergerak dan chan sudah mampu memporak-porandakan tubuhnya
“Oh-”
“Uhm-”
“Kak chan, uh-”
Kerutan di dahi hyunjin mulai lenyap bahwa tanda persetujuan bahwa chan boleh menambah temponya lebih lagi
Hyunjin dibawah kukungannya dengan setengah telanjang adalah hal yang sangat indah. Perut kencangnya berhias garis dan kotak samar karena olahraga malah membuatnya tambah seksi, bukan maskulin
Terima saja, memang hwang hyunjin tercipta sangat indah, sangat indah hingga chan sulit untuk meminimalisir hasrat untuk tidak mencumbu hyunjin tiap waktu
“Ah- ah- ah!”
Tok tok tok!
“Hyunjin, chan? Makan malam sudah siap”
Mata hyunjin spontan membola saat mendengar suara mamanya memanggil dan ketukan pintu itu terus mengeras seiring dengan hujaman yang makin kencang
Hyunjin menahan lenguhan mati-matian, “a- anu, lagi ngerjain tugas!”
“Masih lama?” Mama menyaut lagi
Hyunjin cengkram erat seprei kasurnya ketika chan malah sengaja mengerjainya lebih jauh lagi, “nanti hyunjin sama kak- kak chan nyusul!”
“Kamu kesakitan, nak? Kamu gapapa kan?”
“Gapapa ma! Hyunjin cuma sakit kepala karena tugas”
“Yasudah, mama tunggu dibawah ya”
Tidakkah nyonya hwang curiga sedikit pun mengenai putranya yang kesakitan? Maksudnya, kesakitan dalam konteks apa dulu haha. Namun semua itu tidak penting
-yang terpenting adalah bagaimana respon hyunjin tadi saat menjawab pertanyaan wanita itu disaat bersamaan sedang bergelud dengan chan di kasur, sangat sexy
Suara hyunjin itu sangat unikă…ˇperpaduan antara lembut dan seksi, dan chan suka suara itu, suara yang mampu membangkitkan sesuatu dari dalam dirinya
“Pembohong yang handal, hm?”
Kasur semakin berderit akibat dua insan yang tengah mengejar nafsu di atas sana. Hyunjin melengkung nikmat akibat dihujam bertubi-tubi dan chan yang menggeram akibat otot anal yang mengurut penisnya
Sebuah malam yang indah, bukan?
__________________
“Astaga, chan. Kamu ngapain gendong hyunjin begitu?”
Tuan hwang tak habis pikir ketika melihat hyunjin yang berada di belakang chan dengan bibir mengerucut. Chan hanya tersenyum manis, “tadi hyunjin jatuh dari kasur karena terlalu aktif, pa”
“Makanya nak, hati-hati” nyonya hwang memandang khawatir saat hyunjin meringis nyeri saat chan dudukkan tubuhnya di kursi meja makan
Kemudian chan duduk di sampingnya sambil tersenyum, dan hyunjină…ˇmasih mengerucut
“Jangan mau direpotin sama hyunjin, chan. Bayi gede dia itu”
“Haha, gapapa pa” kekehnya, “sudah tanggung jawab chan sebagai leader”
Dan tentu saja sebagai kekasihnya juga. Hyunjin pun cuma bisa melirik malas ke lelakinya itu
Lust and Love
Blueishby chanjin oneshoot
warning: 🔞
Jika dilemparkan sebuah pertanyaan apa momen terindah di hidupmu?
Maka lahirlah jawaban klise. Misalnya, aku ingat saat dia pertama kali memberiku coklat di loker
Atauă…ˇsaat dia rela datang tengah malam ke rumahku hanya untuk mengantarkan buku
Pemuda berkacamata dibalik gadgetnya tertawa kecil sambil ibu jari yang asik turun untuk membaca baris demi baris komentar para pemuda yang baru saja merasakan manisnya cinta
Apa ya sebutannya? Kasmaran?
Mereka berpikir bahwa cinta itu sangat murni dan indah, padahal nyatanya cinta tidaklah seindah dan sesuci itu
ă…ˇtidak, menurut hyunjin. Cinta itu keras bedasarkan pandangannya. Pengorbanan harus terjadi hanya demi mendapatkan afeksi yang selama ini sudah menjadi ketergantungan
Kini kita kilas balik lagi. Jika hyunjin ditanya mengenai pertanyaan itu, ia akan menjawab apa?
Simple
“When he thouched my body”
_____
On that night.
“Mmhh”
“Mmh, stop it”
Hyunjin mengernyit disela kepalanya yang pusing akibat (entah berapa gelas) alkohol yang telah masuk ke dalam lambungnya. Tubuhnya panas dan semakin panas akibat chan yang mendekap erat membuatnya sulit bergerak
“Jangan munafik, hyun. Sebesar apa pun usahamu untuk melupakanku, semua itu tidak akan berhasil”
Bangsat, pusing. Hyunjin berdecak di dalam hati. Saat ini pilihannya hanya dua, menendang kejantanan chan hingga empunya pingsan atau kabur dari mobil ini
Namun sialnya chan membawa mereka ke tempat yang antah berantah. Dimana tempat ini hanya diterangi lampu jalan juga pemandangan perkotaan bagai kumbang-kumbang kecil dibawah langit malam
Otaknya sibuk memikirkan rencana melarikan diri tanpa sadar chan meremat pinggangnya keras, “engh!”
“Jawab”
“Ya, mungkin akan sulit awalnya” hyunjin berdehem, “tapi aku akan terbiasa”
“Aku menyuruhmu untuk menunggu”
“Menunggu apa lagi?” Kini nada suaranya memelan. Jemari cengkram erat kemeja chan yang sudah terbuka setengahnya. Ia ingin menangis, sungguh, ia ingin meluapkan semua air matanya dan rasa sakit yang bersarang semakin lebar, membuat hatinya bolong dan rapuh
Ia ingin sembuh. Semua ini membuatnya gila. Belum lagi perbedaan kasta yang membuat banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Semua menganggap hyunjin yang hanya pekerja kantoran biasa tidak akan pernah bisa cocok dengan chan yang terlahir dari keluarga sendok emas
Stress, frustasi, namun ia tak bisa lepas karena chan terus-terusan mengikatnya
Melihat manik malaikatnya yang berkaca-kaca, chan angkat ibu jarinya untuk sapu air mata hyunjin, “jangan menangis”
“Aku akan membawamu pergi setelah ini. Kamu bisa pegang janjiku, aku tidak pernah mengingkari apa yang sudah aku janjikan”
Dan kini hyunjin terbuai lagi. Terbuai dalam rayuan dan kata manis milik pemuda yang tiga tahun lebih dewasa darinya. Terbuai oleh kelihaian bibir dan lidahnya yang terus-terusan menyelinap ke dalam rentetan mulut si cantik
Bisa gila, hyunjin pasrah ketika tubuh kurusnya dibawa ke belakang. Berpindah dari kemudi dan dengan sigap chan mendudukkannya di paha keras miliknya
Posisi lebih tinggi buat hyunjin harus menunduk demi memperdalan ciumannya. Alih-alih mendapatkan balasan ciuman yang ia idamkan, kepala yang tua turun untuk kecupi leher
Jilat, gigit, jilat lagiă…ˇberpindah, jilat, gigit
“I know that you miss me”
Kecipak lidah itu memenuhi ruang kosong dingin akibat ac mobil yang masih dihidupkan. Tak kuasa akibat serangan bertubi-tubi di lehernya, telapak tangan hyunjin menekan kuat jendela yang berembun
Mendadak hujan diluar, membuat eksistensi mereka semakin tidak dikenal oleh satu atau pun dua kendaraan yang lewat
“A- ah!” Hyunjin menggeliat tak nyaman dikala bibir brengsek yang ahli dalam mencumbu itu mulai menggesek area yang paling sensitif, satu tonjolan di dadanya dikerjai yang tua, sementara yang satunya lagi dipermainkan oleh tangan yang awalnya menganggur
Sialan. Cantik, cantik, cantikă…ˇhanya itu yang berada di otak chan saat melihat manisnya bergerak tak kuasa dibawah kukungannya
Definisi titisan dari sang aphrodite adalah hwang hyunjin. Semua yang dilakukannya sangat indah dimata chan. Senyuman, lesung pipi, satu titik dibawah mata dan lehernya
“Aku iri kepada seseorang yang pernah menyentuh bibir mereka padamu terlebih dahulu”
Dengan sarat akan kebingungan hyunjin memandang, “maksudmu?”
“Titik di mata dan lehermu, merupakan tanda bahwa seseorang pernah menjajal kulitmu sebelum aku”
Kini senyum hyunjin terpatri hingga dia sedikit terbangun dengan mengandalkan siku tangannya, “mau membuat tanda ini semakin banyak?” Manisnya itu berkata tanpa ada beban sedikit pun
Bagus, hwang. Kini kau memancing seseorang yang sangat mudah bangun hanya dengan ucapan manis dari bibirmu. Kini ia tengah sibuk menyapukan daging basahnya yang dipenuhi saliva dari dadamu hingga ke pangkal pahaă…ˇ
Mengecup-ngecup lihai hingga hidung bangirnya bergesekan dengan kulit paha dalam mu yang sangat halus
“Mh,” hyunjin melenguh lagi disela cumbuan chan di paha dalamnnya. Sengaja bermain-main disana dengan manik tajam yang fokus terhadap wajah hyunjin yang memerah akibat nafsu yang diujung tanduk
“Anh- chan-”
“Hm?”
Yang tua asik cumbu kesukaannya tanpa pedulikan kode dari tangan hyunjin yang gemetar. Bahkan kejantanan yang muda sudah menegang sempurnaă…ˇnamun chan peduli apa?
Ia memang sengaja untuk membuat hyunjin tersiksa. Tersiksa di neraka kenikmatan sekaligus kesakitan
Hujan semakin deras, dan kini hyunjin semakin kehilangan akal sehatnya ketika titik putihnya hampir sampai hanya karena sentuhan dari luar
“Aku tidak mengizinkanmu untuk keluar, sayang”
“Apa maksud- angh!”
Hyunjin lagi-lagi bergerak tak nyaman saat lubang kejantanannya diusap oleh ibu jari kasar akibat sering bergesekan dengan benda besi, kemudian ditekan hingga membuatnya mengeluarkan suara tinggi
“Aku tidak bermain-main, jangan keluar-” kini yang tua membuka celananya bersamaan dengan sebuah tali kecil yang diikat pada penis hyunjin yang hampir meledak
“Lihat lubang ini, sudah lama aku tidak menyapanya” hyunjin dapat rasa sesuatu meraba permukaan analnya. Tapi persetan! Dasar iblis, chan memang iblis tampan yang selalu mengikutinya! Mebuatnya selalu tersiksa hingga lemah tak berdaya
“Setan!”
“Language, baby boy. Sepertinya dirimu paham kalau aku tidak suka kata umpatan.” Chan mengecupnya, “dan aku pikir kamu sadar kesalahanmu dimana”
“Saat seungmin hampir membuka kemejamu ini, paham?” kini kejantanan milik chris menyundul sarangnya yang sudah berkedut merah minta dimasuki. Hyunjin kalah telak, sepatah kata pun sulit untuk keluar dari mulutnya. “Aku tau kamu sengaja memancing seungmin”
“Kamu penggoda yang handal dan aku sangat tau akan hal itu”
Kerongkongannya tercekat saat penisnya masuk dalam satu hentakan, “fuck!”
Hyunjin kembali kehilangan akal sehatnya. Hentakan bertubi-tubi menghujam tubuhnya sampai mobil itu tampak bergerak dari luar walaupun nyatanya diam
Suara hyunjin kala itu untungnya tertutupi suara hujan. Suara yang sarat akan kenikmatan karena merindukan sang pemilik tubuhnya, merasa sangat panas dan bergairah ketika chan membawanya terbang melambung tinggi hingga ke nirwana
Masuk, keluar,masukă…ˇ hujam lagi lebih dalam. Hyunjin berteriak hingga urat suaranya seperti ingin putus, namun itu tidak sebanding dengan rasa nikmat yang terus-terusan masuk ke dalam tubuhnya
Penis yang menumbuk-numbuk prostatnya hingga sensasi dimana penisnya yang sudah memerah namun tak mampu untuk mengeluarkan cairan putihă…ˇ
Gila, hyunjin hampir pingsan jika saja chan tidak menyuruhnya untuk tetap terjaga dengan cumbuan-cumbuan basah hingga saliva mereka menetes kemana-mana. Tubuh hyunjin sebagai saksinya, saksi dimana saliva itu sudah menyapa kulit bersihnya
Chris, chris, chris, nama itu akan selamanya tertanam di otak hyunjin
Melihat wajah manisnya yang memerah, ditambah lagi bibir bengkak yang mengeluarkan suara serakă…ˇ memohon untuk dihancurkan lebih lagi. Chan semakin yakin bahwa tidak ada yang mampu menandinginya
Sialan! Tidak ada yang mampu menandingi hyunjin!
“Wanita itu memang cantik, hyunjin-” chan berbisik disela hujamannya, disela lenguhan putus-putus hyunjin, disela nafsu yang membuat suaranya bergetar-
“Namun dirimu adalah yang paling indah”
_____
“Selamat atas pernikahan kalian”
Hyunjin tersenyum cantik. Lebih cantik dibanding biasanya karena rambut panjang yang dikuncir setengah disertai pita biru panjang menghias kepalanya
“Terimakasih, hyunjin.”
Chan tersenyum disana, membalas ucapan selamat hyunjin atas pernikahannya dengan perempuan bernama yuri. Namun lain halnya dengan chan yang selalu menunjukkan imej yang ramah, istri dari lelaki ini malah sebaliknya
Apa karena dia tau hubungan antara chan dan hyunjin?
“Hai yuri, selamat atas pernikahanmu” hyunjin memberikan selamat lagi, namun lebih dikhususkan kepada perempuan judes yang tengah menatapnya tajam
“Ya. Sekarang bisakah dirimu pergi?”
“Aku memang akan segera pergi,” hyunjin menatap jam tangan mahalnya, “tapi aku harus bilang sesuatu”
Senyum centilnya masih terpatri sempurna disana. Seolah tak akan luntur tersimbah air. Ia sedikit menunduk guna berbisik di samping telinga perempuan yang kini menyandang marga orang yang pernah menjadi kekasihnya tersebut
“Tolong bilang ke suamimu untuk hati-hati,”
“Apa maksudmu, jalang?”
Senyum hyunjin makin naik. Kini kekehan kecil juga ikut terlontar dari belah bibir seksinya, “Hati-hati saat menunggangi tubuhku. Rasanya sangat sakit, asal kamu tau”
Setelahnya hyunjin menghilang dari padangan menyisakan wajah termangu perempuan tersebut. Hyunjin menatap lelakinya melewati jarak yang membentang, melayangkan sebuah ciuman dari jauh dan melambaikan tangan
_____
Pergilah ke london, aku sudah membelikan sebuah apartemen disana
Tunggu aku setahun lagi, aku akan menghampirimu
-with love, chan
Lust and Love
Blueishby chanjin oneshoot
warning: 🔞
Jika dilemparkan sebuah pertanyaan apa momen terindah di hidupmu?
Maka lahirlah jawaban klise. Misalnya, aku ingat saat dia pertama kali memberiku coklat di loker
Atauă…ˇsaat dia rela datang tengah malam ke rumahku hanya untuk mengantarkan buku
Pemuda berkacamata dibalik gadgetnya tertawa kecil sambil ibu jari yang asik turun untuk membaca baris demi baris komentar para pemuda yang baru saja merasakan manisnya cinta
Apa ya sebutannya? Kasmaran?
Mereka berpikir bahwa cinta itu sangat murni dan indah, padahal nyatanya cinta tidaklah seindah dan sesuci itu
ă…ˇtidak, menurut hyunjin. Cinta itu keras bedasarkan pandangannya. Pengorbanan harus terjadi hanya demi mendapatkan afeksi yang selama ini sudah menjadi ketergantungan
Kini kita kilas balik lagi. Jika hyunjin ditanya mengenai pertanyaan itu, ia akan menjawab apa?
Simple
“When he thouched my body”
_____
On that night.
“Mmhh”
“Mmh, stop it”
Hyunjin mengernyit disela kepalanya yang pusing akibat (entah berapa gelas) alkohol yang telah masuk ke dalam lambungnya. Tubuhnya panas dan semakin panas akibat chan yang mendekap erat membuatnya sulit bergerak
“Jangan munafik, hyun. Sebesar apa pun usahamu untuk melupakanku, semua itu tidak akan berhasil”
Bangsat, pusing. Hyunjin berdecak di dalam hati. Saat ini pilihannya hanya dua, menendang kejantanan chan hingga empunya pingsan atau kabur dari mobil ini
Namun sialnya chan membawa mereka ke tempat yang antah berantah. Dimana tempat ini hanya diterangi lampu jalan juga pemandangan perkotaan bagai kumbang-kumbang kecil dibawah langit malam
Otaknya sibuk memikirkan rencana melarikan diri tanpa sadar chan meremat pinggangnya keras, “engh!”
“Jawab”
“Ya, mungkin akan sulit awalnya” hyunjin berdehem, “tapi aku akan terbiasa”
“Aku menyuruhmu untuk menunggu”
“Menunggu apa lagi?” Kini nada suaranya memelan. Jemari cengkram erat kemeja chan yang sudah terbuka setengahnya. Ia ingin menangis, sungguh, ia ingin meluapkan semua air matanya dan rasa sakit yang bersarang semakin lebar, membuat hatinya bolong dan rapuh
Ia ingin sembuh. Semua ini membuatnya gila. Belum lagi perbedaan kasta yang membuat banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Semua menganggap hyunjin yang hanya pekerja kantoran biasa tidak akan pernah bisa cocok dengan chan yang terlahir dari keluarga sendok emas
Stress, frustasi, namun ia tak bisa lepas karena chan terus-terusan mengikatnya
Melihat manik malaikatnya yang berkaca-kaca, chan angkat ibu jarinya untuk sapu air mata hyunjin, “jangan menangis”
“Aku akan membawamu pergi setelah ini. Kamu bisa pegang janjiku, aku tidak pernah mengingkari apa yang sudah aku janjikan”
Dan kini hyunjin terbuai lagi. Terbuai dalam rayuan dan kata manis milik pemuda yang tiga tahun lebih dewasa darinya. Terbuai oleh kelihaian bibir dan lidahnya yang terus-terusan menyelinap ke dalam rentetan mulut si cantik
Bisa gila, hyunjin pasrah ketika tubuh kurusnya dibawa ke belakang. Berpindah dari kemudi dan dengan sigap chan mendudukkannya di paha keras miliknya
Posisi lebih tinggi buat hyunjin harus menunduk demi memperdalan ciumannya. Alih-alih mendapatkan balasan ciuman yang ia idamkan, kepala yang tua turun untuk kecupi leher
Jilat, gigit, jilat lagiă…ˇberpindah, jilat, gigit
“I know that you miss me”
Kecipak lidah itu memenuhi ruang kosong dingin akibat ac mobil yang masih dihidupkan. Tak kuasa akibat serangan bertubi-tubi di lehernya, telapak tangan hyunjin menekan kuat jendela yang berembun
Mendadak hujan diluar, membuat eksistensi mereka semakin tidak dikenal oleh satu atau pun dua kendaraan yang lewat
“A- ah!” Hyunjin menggeliat tak nyaman dikala bibir brengsek yang ahli dalam mencumbu itu mulai menggesek area yang paling sensitif, satu tonjolan di dadanya dikerjai yang tua, sementara yang satunya lagi dipermainkan oleh tangan yang awalnya menganggur
Sialan. Cantik, cantik, cantikă…ˇhanya itu yang berada di otak chan saat melihat manisnya bergerak tak kuasa dibawah kukungannya
Definisi titisan dari sang aphrodite adalah hwang hyunjin. Semua yang dilakukannya sangat indah dimata chan. Senyuman, lesung pipi, satu titik dibawah mata dan lehernya
“Aku iri kepada seseorang yang pernah menyentuh bibir mereka padamu terlebih dahulu”
Dengan sarat akan kebingungan hyunjin memandang, “maksudmu?”
“Titik di mata dan lehermu, merupakan tanda bahwa seseorang pernah menjajal kulitmu sebelum aku”
Kini senyum hyunjin terpatri hingga dia sedikit terbangun dengan mengandalkan siku tangannya, “mau membuat tanda ini semakin banyak?” Manisnya itu berkata tanpa ada beban sedikit pun
Bagus, hwang. Kini kau memancing seseorang yang sangat mudah bangun hanya dengan ucapan manis dari bibirmu. Kini ia tengah sibuk menyapukan daging basahnya yang dipenuhi saliva dari dadamu hingga ke pangkal pahaă…ˇ
Mengecup-ngecup lihai hingga hidung bangirnya bergesekan dengan kulit paha dalam mu yang sangat halus
“Mh,” hyunjin melenguh lagi disela cumbuan chan di paha dalamnnya. Sengaja bermain-main disana dengan manik tajam yang fokus terhadap wajah hyunjin yang memerah akibat nafsu yang diujung tanduk
“Anh- chan-”
“Hm?”
Yang tua asik cumbu kesukaannya tanpa pedulikan kode dari tangan hyunjin yang gemetar. Bahkan kejantanan yang muda sudah menegang sempurnaă…ˇnamun chan peduli apa?
Ia memang sengaja untuk membuat hyunjin tersiksa. Tersiksa di neraka kenikmatan sekaligus kesakitan
Hujan semakin deras, dan kini hyunjin semakin kehilangan akal sehatnya ketika titik putihnya hampir sampai hanya karena sentuhan dari luar
“Aku tidak mengizinkanmu untuk keluar, sayang”
“Apa maksud- angh!”
Hyunjin lagi-lagi bergerak tak nyaman saat lubang kejantanannya diusap oleh ibu jari kasar akibat sering bergesekan dengan benda besi, kemudian ditekan hingga membuatnya mengeluarkan suara tinggi
“Aku tidak bermain-main, jangan keluar-” kini yang tua membuka celananya bersamaan dengan sebuah tali kecil yang diikat pada penis hyunjin yang hampir meledak
“Lihat lubang ini, sudah lama aku tidak menyapanya” hyunjin dapat rasa sesuatu meraba permukaan analnya. Tapi persetan! Dasar iblis, chan memang iblis tampan yang selalu mengikutinya! Mebuatnya selalu tersiksa hingga lemah tak berdaya
“Setan!”
“Language, baby boy. Sepertinya dirimu paham kalau aku tidak suka kata umpatan.” Chan mengecupnya, “dan aku pikir kamu sadar kesalahanmu dimana”
“Saat seungmin hampir membuka kemejamu ini, paham?” kini kejantanan milik chris menyundul sarangnya yang sudah berkedut merah minta dimasuki. Hyunjin kalah telak, sepatah kata pun sulit untuk keluar dari mulutnya. “Aku tau kamu sengaja memancing seungmin”
“Kamu penggoda yang handal dan aku sangat tau akan hal itu”
Kerongkongannya tercekat saat penisnya masuk dalam satu hentakan, “fuck!”
Hyunjin kembali kehilangan akal sehatnya. Hentakan bertubi-tubi menghujam tubuhnya sampai mobil itu tampak bergerak dari luar walaupun nyatanya diam
Suara hyunjin kala itu untungnya tertutupi suara hujan. Suara yang sarat akan kenikmatan karena merindukan sang pemilik tubuhnya, merasa sangat panas dan bergairah ketika chan membawanya terbang melambung tinggi hingga ke nirwana
Masuk, keluar,masukă…ˇ hujam lagi lebih dalam. Hyunjin berteriak hingga urat suaranya seperti ingin putus, namun itu tidak sebanding dengan rasa nikmat yang terus-terusan masuk ke dalam tubuhnya
Penis yang menumbuk-numbuk prostatnya hingga sensasi dimana penisnya yang sudah memerah namun tak mampu untuk mengeluarkan cairan putihă…ˇ
Gila, hyunjin hampir pingsan jika saja chan tidak menyuruhnya untuk tetap terjaga dengan cumbuan-cumbuan basah hingga saliva mereka menetes kemana-mana. Tubuh hyunjin sebagai saksinya, saksi dimana saliva itu sudah menyapa kulit bersihnya
Chris, chris, chris, nama itu akan selamanya tertanam di otak hyunjin
Melihat wajah manisnya yang memerah, ditambah lagi bibir bengkak yang mengeluarkan suara serakă…ˇ memohon untuk dihancurkan lebih lagi. Chan semakin yakin bahwa tidak ada yang mampu menandinginya
Sialan! Tidak ada yang mampu menandingi hyunjin!
“Wanita itu memang cantik, hyunjin-” chan berbisik disela hujamannya, disela lenguhan putus-putus hyunjin, disela nafsu yang membuat suaranya bergetar-
“Namun dirimu adalah yang paling indah”
_____
“Selamat atas pernikahan kalian”
Hyunjin tersenyum cantik. Lebih cantik dibanding biasanya karena rambut panjang yang dikuncir setengah disertai pita biru panjang menghias kepalanya
“Terimakasih, hyunjin.”
Chan tersenyum disana, membalas ucapan selamat hyunjin atas pernikahannya dengan perempuan bernama yuri. Namun lain halnya dengan chan yang selalu menunjukkan imej yang ramah, istri dari lelaki ini malah sebaliknya
Apa karena dia tau hubungan antara chan dan hyunjin?
“Hai yuri, selamat atas pernikahanmu” hyunjin memberikan selamat lagi, namun lebih dikhususkan kepada perempuan judes yang tengah menatapnya tajam
“Ya. Sekarang bisakah dirimu pergi?”
“Aku memang akan segera pergi,” hyunjin menatap jam tangan mahalnya, “tapi aku harus bilang sesuatu”
Senyum centilnya masih terpatri sempurna disana. Seolah tak akan luntur tersimbah air. Ia sedikit menunduk guna berbisik di samping telinga perempuan yang kini menyandang marga orang yang pernah menjadi kekasihnya tersebut
“Tolong bilang ke suamimu untuk hati-hati,”
“Apa maksudmu, jalang?”
Senyum hyunjin makin naik. Kini kekehan kecil juga ikut terlontar dari belah bibir seksinya
“Hati-hati saat menunggangi tubuhku. Rasanya sangat sakit tau, asal kamu tau itu”
Setelahnya hyunjin menghilang dari padangan menyisakan wajah termangu perempuan tersebut. Hyunjin menatap chan dari jauh dan melayangkan sebuah ciuman dari jauh dan melambaikan tangan
_____
Pergilah ke london, aku sudah membelikan sebuah apartemen disana
Tunggu aku setahun lagi, aku akan menghampirimu
-with love, chan
Lust and Love
Blueishby chanjin oneshoot
warning: 🔞
Jika dilemparkan sebuah pertanyaan apa momen terindah di hidupmu?
Maka lahirlah jawaban klise. Misalnya, aku ingat saat dia pertama kali memberiku coklat di loker
Atauă…ˇsaat dia rela datang tengah malam ke rumahku hanya untuk mengantarkan buku
Pemuda berkacamata dibalik gadgetnya tertawa kecil sambil ibu jari yang asik turun untuk membaca baris demi baris komentar para pemuda yang baru saja merasakan manisnya cinta
Apa ya sebutannya? Kasmaran?
Mereka berpikir bahwa cinta itu sangat murni dan indah, padahal nyatanya cinta tidaklah seindah dan sesuci itu
ă…ˇtidak, menurut hyunjin. Cinta itu keras bedasarkan pandangannya. Pengorbanan harus terjadi hanya demi mendapatkan afeksi yang selama ini sudah menjadi ketergantungan
Kini kita kilas balik lagi. Jika hyunjin ditanya mengenai pertanyaan itu, ia akan menjawab apa?
Simple
“When he thouched my body”
_____
On that night.
“Mmhh”
“Mmh, stop it”
Hyunjin mengernyit disela kepalanya yang pusing akibat (entah berapa gelas) alkohol yang telah masuk ke dalam lambungnya. Tubuhnya panas dan semakin panas akibat chan yang mendekap erat membuatnya sulit bergerak
“Jangan munafik, hyun. Sebesar apa pun usahamu untuk melupakanku, semua itu tidak akan berhasil”
Bangsat, pusing. Hyunjin berdecak di dalam hati. Saat ini pilihannya hanya dua, menendang kejantanan chan hingga empunya pingsan atau kabur dari mobil ini
Namun sialnya chan membawa mereka ke tempat yang antah berantah. Dimana tempat ini hanya diterangi lampu jalan juga pemandangan perkotaan bagai kumbang-kumbang kecil dibawah langit malam
Otaknya sibuk memikirkan rencana melarikan diri tanpa sadar chan meremat pinggangnya keras, “engh!”
“Jawab”
“Ya, mungkin akan sulit awalnya” hyunjin berdehem, “tapi aku akan terbiasa”
“Aku menyuruhmu untuk menunggu”
“Menunggu apa lagi?” Kini nada suaranya memelan. Jemari cengkram erat kemeja chan yang sudah terbuka setengahnya. Ia ingin menangis, sungguh, ia ingin meluapkan semua air matanya dan rasa sakit yang bersarang semakin lebar, membuat hatinya bolong dan rapuh
Ia ingin sembuh. Semua ini membuatnya gila. Belum lagi perbedaan kasta yang membuat banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Semua menganggap hyunjin yang hanya pekerja kantoran biasa tidak akan pernah bisa cocok dengan chan yang terlahir dari keluarga sendok emas
Stress, frustasi, namun ia tak bisa lepas karena chan terus-terusan mengikatnya
Melihat manik malaikatnya yang berkaca-kaca, chan angkat ibu jarinya untuk sapu air mata hyunjin, “jangan menangis”
“Aku akan membawamu pergi setelah ini. Kamu bisa pegang janjiku, aku tidak pernah mengingkari apa yang sudah aku janjikan”
Dan kini hyunjin terbuai lagi. Terbuai dalam rayuan dan kata manis milik pemuda yang tiga tahun lebih dewasa darinya. Terbuai oleh kelihaian bibir dan lidahnya yang terus-terusan menyelinap ke dalam rentetan mulut si cantik
Bisa gila, hyunjin pasrah ketika tubuh kurusnya dibawa ke belakang. Berpindah dari kemudi dan dengan sigap chan mendudukkannya di paha keras miliknya
Posisi lebih tinggi buat hyunjin harus menunduk demi memperdalan ciumannya. Alih-alih mendapatkan balasan ciuman yang ia idamkan, kepala yang tua turun untuk kecupi leher
Jilat, gigit, jilat lagiă…ˇberpindah, jilat, gigit
“I know that you miss me”
Kecipak lidah itu memenuhi ruang kosong dingin akibat ac mobil yang masih dihidupkan. Tak kuasa akibat serangan bertubi-tubi di lehernya, telapak tangan hyunjin menekan kuat jendela yang berembun
Mendadak hujan diluar, membuat eksistensi mereka semakin tidak dikenal oleh satu atau pun dua kendaraan yang lewat
“A- ah!” Hyunjin menggeliat tak nyaman dikala bibir brengsek yang ahli dalam mencumbu itu mulai menggesek area yang paling sensitif, satu tonjolan di dadanya dikerjai yang tua, sementara yang satunya lagi dipermainkan oleh tangan yang awalnya menganggur
Sialan. Cantik, cantik, cantikă…ˇhanya itu yang berada di otak chan saat melihat manisnya bergerak tak kuasa dibawah kukungannya
Definisi titisan dari sang aphrodite adalah hwang hyunjin. Semua yang dilakukannya sangat indah dimata chan. Senyuman, lesung pipi, satu titik dibawah mata dan lehernya
“Aku iri kepada seseorang yang pernah menyentuh bibir mereka padamu terlebih dahulu”
Dengan sarat akan kebingungan hyunjin memandang, “maksudmu?”
“Titik di mata dan lehermu, merupakan tanda bahwa seseorang pernah menjajal kulitmu sebelum aku”
Kini senyum hyunjin terpatri hingga dia sedikit terbangun dengan mengandalkan siku tangannya, “mau membuat tanda ini semakin banyak?” Manisnya itu berkata tanpa ada beban sedikit pun
Bagus, hwang. Kini kau memancing seseorang yang sangat mudah bangun hanya dengan ucapan manis dari bibirmu. Kini ia tengah sibuk menyapukan daging basahnya yang dipenuhi saliva dari dadamu hingga ke pangkal pahaă…ˇ
Mengecup-ngecup lihai hingga hidung bangirnya bergesekan dengan kulit paha dalam mu yang sangat halus
“Mh,” hyunjin melenguh lagi disela cumbuan chan di paha dalamnnya. Sengaja bermain-main disana dengan manik tajam yang fokus terhadap wajah hyunjin yang memerah akibat nafsu yang diujung tanduk
“Anh- chan-”
“Hm?”
Yang tua asik cumbu kesukaannya tanpa pedulikan kode dari tangan hyunjin yang gemetar. Bahkan kejantanan yang muda sudah menegang sempurnaă…ˇnamun chan peduli apa?
Ia memang sengaja untuk membuat hyunjin tersiksa. Tersiksa di neraka kenikmatan sekaligus kesakitan
Hujan semakin deras, dan kini hyunjin semakin kehilangan akal sehatnya ketika titik putihnya hampir sampai hanya karena sentuhan dari luar
“Aku tidak mengizinkanmu untuk keluar, sayang”
“Apa maksud- angh!”
Hyunjin lagi-lagi bergerak tak nyaman saat lubang kejantanannya diusap oleh ibu jari kasar akibat sering bergesekan dengan benda besi, kemudian ditekan hingga membuatnya mengeluarkan suara tinggi
“Aku tidak bermain-main, jangan keluar-” kini yang tua membuka celananya bersamaan dengan sebuah tali kecil yang diikat pada penis hyunjin yang hampir meledak
“Lihat lubang ini, sudah lama aku tidak menyapanya” hyunjin dapat rasa sesuatu meraba permukaan analnya. Tapi persetan! Dasar iblis, chan memang iblis tampan yang selalu mengikutinya! Mebuatnya selalu tersiksa hingga lemah tak berdaya
“Setan!”
“Language, baby boy. Sepertinya dirimu paham kalau aku tidak suka kata umpatan.” Chan mengecupnya, “dan aku pikir kamu sadar kesalahanmu dimana”
“Saat seungmin hampir membuka kemejamu ini, paham?” kini kejantanan milik chris menyundul sarangnya yang sudah berkedut merah minta dimasuki. Hyunjin kalah telak, sepatah kata pun sulit untuk keluar dari mulutnya. “Aku tau kamu sengaja memancing seungmin”
“Kamu penggoda yang handal dan aku sangat tau akan hal itu”
Kerongkongannya tercekat saat penisnya masuk dalam satu hentakan, “fuck!”
Hyunjin kembali kehilangan akal sehatnya. Hentakan bertubi-tubi menghujam tubuhnya sampai mobil itu tampak bergerak dari luar walaupun nyatanya diam
Suara hyunjin kala itu untungnya tertutupi suara hujan. Suara yang sarat akan kenikmatan karena merindukan sang pemilik tubuhnya, merasa sangat panas dan bergairah ketika chan membawanya terbang melambung tinggi hingga ke nirwana
Masuk, keluar,masukă…ˇ hujam lagi lebih dalam. Hyunjin berteriak hingga urat suaranya seperti ingin putus, namun itu tidak sebanding dengan rasa nikmat yang terus-terusan masuk ke dalam tubuhnya
Penis yang menumbuk-numbuk prostatnya hingga sensasi dimana penisnya yang sudah memerah namun tak mampu untuk mengeluarkan cairan putihă…ˇ
Gila, hyunjin hampir pingsan jika saja chan tidak menjaganya untuk tetap terjaga dengan cumbuan-cumbuan basah hingga saliva mereka menetes kemana-mana. Tubuh hyunjin sebagai saksinya, saksi dimana saliva itu sudah menyapa kulit bersihnya
Chris, chris, chris, nama itu akan selamanya tertanam di otak hyunjin
“Wanita itu memang cantik, hyunjin-” chan berbisik disela hujamannya, disela lenguhan putus-putus hyunjin, disela nafsu yang membuat suaranya bergetar-
“Namun dirimu adalah yang paling indah”
_____
“Selamat atas pernikahan kalian”
Hyunjin tersenyum cantik. Lebih cantik dibanding biasanya karena rambut panjang yang dikuncir setengah disertai pita biru panjang menghias kepalanya
“Terimakasih, hyunjin.”
Chan tersenyum disana, membalas ucapan selamat hyunjin atas pernikahannya dengan perempuan bernama yuri. Namun lain halnya dengan chan yang selalu menunjukkan imej yang ramah, istri dari lelaki ini malah sebaliknya
Apa karena dia tau hubungan antara chan dan hyunjin?
“Hai yuri, selamat atas pernikahanmu” hyunjin memberikan selamat lagi, namun lebih dikhususkan kepada perempuan judes yang tengah menatapnya tajam
“Ya. Sekarang bisakah dirimu pergi?”
“Aku memang akan segera pergi,” hyunjin menatap jam tangan mahalnya, “tapi aku harus bilang sesuatu”
Senyum centilnya masih terpatri sempurna disana. Seolah tak akan luntur tersimbah air. Ia sedikit menunduk guna berbisik di samping telinga perempuan yang kini menyandang marga orang yang pernah menjadi kekasihnya tersebut
“Tolong bilang ke suamimu untuk hati-hati,”
“Apa maksudmu, jalang?”
Senyum hyunjin makin naik. Kini kekehan kecil juga ikut terlontar dari belah bibir seksinya
“Hati-hati saat menunggangi tubuhku. Rasanya sangat sakit tau, asal kamu tau itu”
Setelahnya hyunjin menghilang dari padangan menyisakan wajah termangu perempuan tersebut. Hyunjin menatap chan dari jauh dan melayangkan sebuah ciuman dari jauh dan melambaikan tangan
_____
Pergilah ke london, aku sudah membelikan sebuah apartemen disana
Tunggu aku setahun lagi, aku akan menghampirimu
-with love, chan
Jika dilemparkan sebuah pertanyaan apa momen terindah di hidupmu?
Maka lahirlah jawaban klise. Misalnya, aku ingat saat dia pertama kali memberiku coklat di loker
Atauă…ˇsaat dia rela datang tengah malam ke rumahku hanya untuk mengantarkan buku
Pemuda berkacamata dibalik gadgetnya tertawa kecil sambil ibu jari yang asik turun untuk membaca baris demi baris komentar para pemuda yang baru saja merasakan manisnya cinta
Apa ya sebutannya? Kasmaran?
Mereka berpikir bahwa cinta itu sangat murni dan indah, padahal nyatanya cinta tidaklah seindah dan sesuci itu
ă…ˇtidak, menurut hyunjin. Cinta itu keras bedasarkan pandangannya. Pengorbanan harus terjadi hanya demi mendapatkan afeksi yang selama ini sudah menjadi ketergantungan
Kini kita kilas balik lagi. Jika hyunjin ditanya mengenai pertanyaan itu, ia akan menjawab apa?
Simple
“When he thouched my body”
“Mmhh”
“Mmh, stop it”
Hyunjin mengernyit disela kepalanya yang pusing akibat (entah berapa gelas) alkohol yang telah masuk ke dalam lambungnya. Tubuhnya panas dan semakin panas akibat chan yang mendekap erat membuatnya sulit bergerak
“Jangan munafik, hyun. Sebesar apa pun usahamu untuk melupakanku, semua itu tidak akan berhasil”
Bangsat, pusing. Hyunjin berdecak di dalam hati. Saat ini pilihannya hanya dua, menendang kejantanan chan hingga empunya pingsan atau kabur dari mobil ini
Namun sialnya chan membawa mereka ke tempat yang antah berantah. Dimana tempat ini hanya diterangi lampu jalan juga pemandangan perkotaan bagai kumbang-kumbang kecil dibawah langit malam
Otaknya sibuk memikirkan rencana melarikan diri tanpa sadar chan meremat pinggangnya keras, “engh!”
“Jawab”
“Ya, mungkin akan sulit awalnya” hyunjin berdehem, “tapi aku akan terbiasa”
“Aku menyuruhmu untuk menunggu”
“Menunggu apa lagi?” Kini nada suaranya memelan. Jemari cengkram erat kemeja chan yang sudah terbuka setengahnya. Ia ingin menangis, sungguh, ia ingin meluapkan semua air matanya dan rasa sakit yang bersarang semakin lebar, membuat hatinya bolong dan rapuh
Ia ingin sembuh. Semua ini membuatnya gila. Belum lagi perbedaan kasta yang membuat banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Semua menganggap hyunjin yang hanya pekerja kantoran biasa tidak akan pernah bisa cocok dengan chan yang terlahir dari keluarga sendok emas
Stress, frustasi, namun ia tak bisa lepas karena chan terus-terusan mengikatnya
Melihat manik malaikatnya yang berkaca-kaca, chan angkat ibu jarinya untuk sapu air mata hyunjin, “jangan menangis”
“Aku akan membawamu pergi setelah ini. Kamu bisa pegang janjiku, aku tidak pernah mengingkari apa yang sudah aku janjikan”
Dan kini hyunjin terbuai lagi. Terbuai dalam rayuan dan kata manis milik pemuda yang tiga tahun lebih dewasa darinya. Terbuai oleh kelihaian bibir dan lidahnya yang terus-terusan menyelinap ke dalam rentetan mulut si cantik
Bisa gila, hyunjin pasrah ketika tubuh kurusnya dibawa ke belakang. Berpindah dari kemudi dan dengan sigap chan mendudukkannya di paha keras miliknya
Posisi lebih tinggi buat hyunjin harus menunduk demi memperdalan ciumannya. Alih-alih mendapatkan balasan ciuman yang ia idamkan, kepala yang tua turun untuk kecupi leher
Jilat, gigit, jilat lagiă…ˇberpindah, jilat, gigit
“I know that you miss me”
Kecipak lidah itu memenuhi ruang kosong dingin akibat ac mobil yang masih dihidupkan. Tak kuasa akibat serangan bertubi-tubi di lehernya, telapak tangan hyunjin menekan kuat jendela yang berembun
Mendadak hujan diluar, membuat eksistensi mereka semakin tidak dikenal oleh satu atau pun dua kendaraan yang lewat
“A- ah!” Hyunjin menggeliat tak nyaman dikala bibir brengsek yang ahli dalam mencumbu itu mulai menggesek area yang paling sensitif, satu tonjolan di dadanya dikerjai yang tua, sementara yang satunya lagi dipermainkan oleh tangan yang awalnya menganggur
Sialan. Cantik, cantik, cantikă…ˇhanya itu yang berada di otak chan saat melihat manisnya bergerak tak kuasa dibawah kukungannya
Definisi titisan dari sang aphrodite adalah hwang hyunjin. Semua yang dilakukannya sangat indah dimata chan. Senyuman, lesung pipi, satu titik dibawah mata dan lehernya
“Aku iri kepada seseorang yang pernah menyentuh bibir mereka padamu terlebih dahulu”
Dengan sarat akan kebingungan hyunjin memandang, “maksudmu?”
“Titik di mata dan lehermu, merupakan tanda bahwa seseorang pernah menjajal kulitmu sebelum aku”
Kini senyum hyunjin terpatri hingga dia sedikit terbangun dengan mengandalkan siku tangannya, “mau membuat tanda ini semakin banyak?” Manisnya itu berkata tanpa ada beban sedikit pun
Bagus, hwang. Kini kau memancing seseorang yang sangat mudah bangun hanya dengan ucapan manis dari bibirmu. Kini ia tengah sibuk menyapukan daging basahnya yang dipenuhi saliva dari dadamu hingga ke pangkal pahaă…ˇ
Mengecup-ngecup lihai hingga hidung bangirnya bergesekan dengan kulit paha dalam mu yang sangat halus
“Mh,” hyunjin melenguh lagi disela cumbuan chan di paha dalamnnya. Sengaja bermain-main disana dengan manik tajam yang fokus terhadap wajah hyunjin yang memerah akibat nafsu yang diujung tanduk
“Anh- chan-”
“Hm?”
Yang tua asik cumbu kesukaannya tanpa pedulikan kode dari tangan hyunjin yang gemetar. Bahkan kejantanan yang muda sudah menegang sempurnaă…ˇnamun chan peduli apa?
Ia memang sengaja untuk membuat hyunjin tersiksa. Tersiksa di neraka kenikmatan sekaligus kesakitan
Hujan semakin deras, dan kini hyunjin semakin kehilangan akal sehatnya ketika titik putihnya hampir sampai hanya karena sentuhan dari luar
“Aku tidak mengizinkanmu untuk keluar, sayang”
“Apa maksud- angh!”
Hyunjin lagi-lagi bergerak tak nyaman saat lubang kejantanannya diusap oleh ibu jari kasar akibat sering bergesekan dengan benda besi, kemudian ditekan hingga membuatnya mengeluarkan suara tinggi
“Aku tidak bermain-main, jangan keluar-” kini yang tua membuka celananya bersamaan dengan sebuah tali kecil yang diikat pada penis hyunjin yang hampir meledak
“Lihat lubang ini, sudah lama aku tidak menyapanya” hyunjin dapat rasa sesuatu meraba permukaan analnya. Tapi persetan! Dasar iblis, chan memang iblis tampan yang selalu mengikutinya! Mebuatnya selalu tersiksa hingga lemah tak berdaya
“Setan!”
“Omonganmu, sayang.” Chan mengecupnya, “aku pikir kamu sadar kesalahanmu dimana”
“Saat seungmin hampir membuka kemejamu ini,” kini kejantanan milik chris menyundul sarangnya yang sudah berkedut merah minta dimasuki. Hyunjin kalah telak, sepatah kata pun sulit untuk keluar dari mulutnya
Kerongkongannya tercekat, saat penisnya masuk dalam satu hentakan, “fuck!”
Hyunjin kembali kehilangan akal sehatnya. Hentakan bertubi-tubi menghujam tubuhnya sampai mobil itu tampak bergerak dari luar walaupun nyatanya diam
Suara hyunjin kala itu untungnya tertutupi suara hujan. Suara yang sarat akan kenikmatan karena merindukan sang pemilik tubuhnya, merasa sangat nikmat saat chan membawanya terbang melambung tinggi hingga ke nirwana
“Wanita itu memang cantik, hyunjin-” chan berbisik disela hujamannya,
“Namun dirimu adalah yang paling indah”
_
“Selamat atas pernikahan kalian”
Hyunjin tersenyum cantik. Lebih cantik dibanding biasanya karena rambut panjang yang dikuncir setengah disertai pita biru panjang menghias kepalanya
“Terimakasih, hyunjin.”
Chan tersenyum disana, membalas ucapan selamat hyunjin atas pernikahannya dengan perempuan bernama yuri. Namun lain halnya dengan chan yang selalu menunjukkan imej yang ramah, istri dari lelaki ini malah sebaliknya
Apa karena dia tau hubungan antara chan dan hyunjin?
“Hai yuri, selamat atas pernikahanmu” hyunjin memberikan selamat lagi, namun lebih dikhususkan kepada perempuan judes yang tengah menatapnya tajam
“Ya. Sekarang bisakah dirimu pergi?”
“Aku memang akan segera pergi,” hyunjin menatap jam tangan mahalnya, “tapi aku harus bilang sesuatu”
Senyum centilnya masih terpatri sempurna disana. Seolah tak akan luntur tersimbah air. Ia sedikit menunduk guna berbisik di samping telinga perempuan yang kini menyandang marga orang yang pernah menjadi kekasihnya tersebut
“Tolong bilang ke suamimu untuk hati-hati,”
“Apa maksudmu, jalang?”
Senyum hyunjin makin naik. Kini kekehan kecil juga ikut terlontar dari belah bibir seksinya
“Hati-hati saat menunggangi tubuhku. Rasanya sangat sakit tau, asal kamu tau itu”
Setelahnya hyunjin menghilang dari padangan menyisakan wajah termangu perempuan tersebut. Hyunjin menatap chan dari jauh dan melayangkan sebuah ciuman dari jauh dan melambaikan tangan
Pergilah ke london, aku sudah membelikan sebuah apartemen disana
Tunggu aku setahun lagi, aku akan menghampirimu
-with love, chan
Blueishby
“Pleasure: chapter 2”
Pair: chanjin
Rated: NSFW 🔞
*Part one dengan judul yang sama bisa diakses di akun @.Chanthusiast_
➼ rasa-rasanya hyunjin sukses membangunkan sang serigala yang tengah tertidur dalam diri chris
Tidak tau pasti sih, karena bawasannya lelaki itu masih diam dan membiarkan hyunjin masih dengan tubuh lemasnya berada di dalam mobil
“Ck, pakein celana kek.” Bibir manisnya menggerutu, “gak perhatian banget”
Berat hati ia menyambar celana yang berada di samping kemudi dan memakainya asal
Pencet tombol, “chris! Aku gak bisa jalan!” Teriak si manis lantas menarik perhatian yang lebih tua, “gendong!”
“Kamu punya dua kaki untuk berjalan”
“Kamu punyaku! Jadi kamu harus menuruti apa yang aku mau!”
Memang tuannya yang satu ini banyak minta hingga pada akhirnya chris mau tak mau membopong tubuh kurus majikannya itu
Hyunjin mengecup pipi chris kecil, “makasih ganteng” ucapnya setengah berbisik
Sibuk dengan membuka pintu dari rumah kecil yang sengaja ia bangun di perbukitan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi perkotaan
Iya, chris bawa hyunjin kesini ă…ˇ jauh dari hiruk pikuk manusia
Hyunjin bergerak tak nyaman di gendongan chris. Berpose seperti koala dan induknya buat hyunjin leluasa menghirup feromon dari tubuh chris, “engh-” lenguhnya kecil
“Ada apa?” Tanya yang lebih tua bingung kala lihat hyunjin yang matanya berkaca-kaca
“Ayolah”
“Apa, hm?”
Pertanyaan retoris. Hyunjin decak kesal bibirnya ketika chris kembali mengulur-ngulur sesuatu yang padahal sudah ia tau sekali. Terlalu pintar menyiksa hyunjin dengan nafsunya sendiri
“I- itu”
“Apa?”
Hela napas, “ayo, please treat me mister christopher”
Sebelumnya chris tidak mengira kalau majikannya bisa sebinal ini. Seksi dan menawan disaat bersamaaan, posisi memeluknya, dan kaki jenjang yang melingkar indah di pinggang akibat sengatan-sengatan aneh yang menyuntik tubuh
Tubuh bergetar, bibir bawah gigit pelan. Mendadak otak chris sangat lancar membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya-
Atau bagaimana cara dia memperlakukan hyunjin nanti, sesuatu yang membuat lelaki cantik itu berteriak kenikmatan
Meneriakkan namanya, mencakar punggungnya, apa lagi? Sangat tidak etis membayangkan hyunjin yang menjadi fantasinya selama ini, namun otak manusia kadang tidak bisa menahan gejolak hasrat yang menggebu
Hingga tanpa sadar kedua telapak tangan keras itu memijit bongkahan pantat yang sudah indah tanpa harus disentuh oleh para tangan profesional. Chris berpikir bagaimana sosok seindah ini tidak pernah mendapatkan sesuatu yang menyenangkan sekali pun
Cium, obrak abrik mulut yang muda. Saliva menyatu seiring dengan kecupan yang semakin intens, hyunjin hilang kendali
Lidah menggelitik langit-langit mulutnya munculin sebuah kerutan halus di dahi
Chris tersenyum dibalik cumbuannya, lepas tautan mereka hingga ada sebuah jembatan saliva yang menghubungkan keduanya. Hyunjin tatap mata chris penuh kabut nafsu hingga kepalanya tanpa sadar maju mengharapkan sebuah cumbuan lagi
Namun tidak, chris tidak beri. Malah menjauhkan kepalanya hingga sorot wajah hyunjin bertanya-tanya, “apa?”
Hanya diam sampai-sampai pertanyaan hyunjin dibiarkan mengambang begitu saja. Beberapa detik setelahnya bokong hyunjin diturunkan. Kaki menapak di lantai kayu dingin dengan mata memperhatikan gerak tubuh chris yang tengah membuka sebuah ruangan yang tak jauh dari jangkauan mata
Hyunjin penasaran, namun baru satu langkah ia gerak, sorot mata chris menyuruhnya untuk diam di tempat
Hyunjin menunggu sekaligus merinding ă…ˇ otak penuh dengan pikiran apa yang akan chris lakukan terhadapnya. Ujung jemari tak hentinya bergerak akibat rasa gugup yang menyerang, sementara bibir berkali-kali dibasahkan saliva akibat alasan yang sama pula
Untungnya saja tidak memakan waktu yang lama, lelaki itu keluar dari sebuah ruangan yang hampir hyunjin tuju, membawa sebuah penutup mata berwarna hitam
Tunggu, blindfold? Tapi- untuk apa?
“Kamu suka bermain tebak-tebakan?”
Suka? Entahlah. Tebak-tebakan seperti apa dulu. Ketika sorot mata hyunjin tertuju pada penutup mata itu, ada sebuah hal yang muncul spontan di pikiran
Gigit bibir bawah pelan, “suka” dengan nada bicara super pelan namun memanjakan telinga
Bisa dilihat chris tersenyum senang, dua sudut bibir berhias lubang akibat cacat otot malah tampak menawan padanya. Ia tuntut hyunjin untuk mendekat dan menyampirkan rambut panjang si manis ke samping telinga
“Good boy.”
Gelap total; hyunjin tidak bisa melihat apa pun. Indra pendengarnya harus bekerja ekstra akibatnya, mencari-cari suara serak juga dalam milik chris
“Can you hear me?”
“Hu'um” yang muda mengangguk kilas, “what are we going to do?”
“It's a secret”
“Not fair,” gerutunya, “harusnya aku boleh melihat, supaya aku bisa ngelakuin sesuatu”
Tawa halus chris terdengar seperti lantunan melodi indah di telinga hyunjin. Berbisik, memberikan kalimat sensual yang mampu membangkitkan sesuatu dari dalam diri hyunjin
“Sayang, aku lebih suka mendominasi diatas dirimu dibanding menunggumu menari di atasku”
“Ride me then” hyunjin balas berbisik. Tangan sibuk raba yang untungnya ada dada bidang chris di telapak tangannya
Bertepatan dengan itu satu persatu kancing kemeja yang balut tubuh mulai tertanggal, makin turun sampai memperlihatkan kulit susunya yang menunggu untuk dilukis
Digigit hingga menghasilkan warna ungu kemerahan; hasil cinta yang selalu chris bayangkan disetiap mimpinya
“Dingin chris” keluh lelaki itu pada saat kancing terakhir. Kemeja terlepas sempurna. Kini giliran celana yang membalut pinggang kebawah, ia bawa turun dan ajaibnya tanpa harus melakukan gerakan berlebih, benda penghalang itu dengan sukarela jatuh
“God,” surga dunia tengah tersaji indah di hadapannya sekarang. Tubuh seindah malaikat: polos dan bersih, buat otak chris tidak bisa diam juga membuat tubuhnya tidak sabaran untuk segera menorehkan puluhan tanda cinta disana
Sambar lagi bibir tebal di hadapan. Kanan, kiri, memutar, lidah bertautan, sampai hyunjin kewalahan mengimbangi akibat dikejar terus-terusan
Tangan meremat erat rambut yang lebih tua. Disaat tubuhnya polos tanpa sehelai benang, hyunjin fokus cari kehangatan alami, dan chris mampu beri hal itu
Cumbuan terlepas, beralih ke leher. Kecup, emut, sibuk menggigit- mengantarkan sensasi yang lagi-lagi aneh
“Engh-”
“Ah!” Lagi
Mendesah untuk kesekian kali, “ch- chris, uhm-”
Baru di leher, hyunjin sudah sekacau ini. “Ssstt.” Hyunjin anggap hal itu sebagai perintah untuk tidak banyak bergerak
Benda kenyal yang diyakini sebagai bibir hyunjin rasa bergeser untuk kecup senti demi senti kulitnya, sampai tiba dimana benda basah itu berhenti di sebuah tonjolan kecil di dada
“aahn!” Bayangan akan figur itu menyusu padanya semakin jelas di ingatan. Sialan matanya tertutup sekarang hingga hyunjin cuma bisa andalkan imajinasi
Bibirnya sibuk kecup, emut, melingkar, jilat titik yang sarat akan saraf sensitif. Hyunjin menggelinjang, “ah- yes, there-”
“Your sensitive spot?” Tanya chris disela kegiatannya, “ini baru awal”
“Lagi-”
“Lagi chris, lagi-” hyunjin memohon seperti orang yang sangat membutuhkan sentuhan, buat chris kembali semangat mengerjainya
Tangan kokoh yang sedari tadi tahan pinggang ramping supaya tidak jatuh karena posisi berdiri kini semakin erat menempel tubuh. Dingin, bersanding dengan panasnya tubuh chris
Namun disaat hyunjin tunggu apa yang akan chris lakukan selanjutnya, ia tidak mendapatkan apa pun
“Chris?” Panggilnya
Alih-alih mendapatkan apa yang ia pinta, tubuhnya melayang akibat diangkat oleh yang tua. Spontan lengannya mengalung di bahu chris dengan pekikan pelan karena gerakan tidak terprediksi dari si kulit pucat
“Jenis permainan apa yang kamu sukai”
Seiring dengan langkah kaki yang menjauhi ruang tengah, entah kenapa feeling hyunjin berkata kalau ia dibawa ke ruangan ituă…ˇ ruangan yang sempat membawa rasa penasarannya melambung tinggi
. . . . .
Satu jari, jilat, masuk ke dalam mulut.
Dua jari, memberikan sensasi menggelitik di langit-langit hingga ia tersenyum disela kegiatannya. Jari keras yang selalu ia dambakan kini ia dapatkană…ˇberada di mulut hangat si cantik berlumur cairan bening alami yang dihasilkan oleh mulutnya
“Pretty.”
“Hu'um-”
Hyunjin jilat lagi layaknya anak kecil yang sangat menginginkan sebatang es krim. Ia anggap jari itu seperti makanan terfavoritnya, ya- walaupun apa yang ada di chris merupakan favoritnya sih
Tubuhnya tanpa sehelai benang tersapu oleh angin dingin dari ac yang bahkan tidak terdengar bunyinya. Ia cuma mampu dengar erangan seksi dari lelaki yang lebih tua darinya, menekan-nekan benda lunak milik hyunjin sampai lelaki itu melenguh
Satu titik air liur jatuh di ujung bibir, “look at you. Sangat binal, sayang.”
Sensasi merinding akibat chris yang mengecup ujung bibirnya akibat air liur yang menetes disana membangkitkan gairah hyunjin. Kecup, kecup, basah dan lembut namun penuh sebuah rasa yang tak dapat terdefinisi
“Vanilla or kinky?”
Ada jeda yang cukup lama diantara mereka. Sebenarnya buat hyunjin cukup sebal karena ia sendiri pun tidak tau harus diapakan. Vanillla? Kinky? God dammit! Siapa yang peduli akan hal itu ketika nafsunya sudah diujung tanduk?
“I just want your dick”
Haha, sudah setidak tahan itu. Dibanding semua partner yang pernah berpasangan dengan chris, lelaki ini memasuki rekor manusia yang paling tidak sabaran sepanjang sejarah kehidupan chris
Padahal chris masih penasaran selera sexnya seperti apa. Apakah dia lebih suka kasar? atau malah lemah lembut seperti barang dengan nilai tinggi yang harus dijaga. Atau malah keduanya?
Chris menundukkan kepalanya hingga berhadapan dengan hyunjin yang tidak tau bahwa wajahnya sudah di depan. Ia mendorong si cantik hingga terbaring, namun tidak sampai disana- ia malah memutar balikkan tubuhnya
“Kenapa-”
“Menungging.”
“A- apa?”
“Raise your butt”
Suara bariton yang sangat memanjakan telinga berhasil membuat hyunjin gigit bibirnya sendiri. Lutut yang sebenarnya sudah lemah akibat terbakar hawa ruangan ia paksa untuk berdiri kokoh
Pinggang kebawah melayang di atas, kedua bongkahan pantat mulus berbentuk bulat simetris dan juga besar untuk seukuran lelaki sepertinya tersaji indah di depan mata chris
Seolah-olah menggoda dan memohon untuk dicicipi, ditorehi tanda, kemudian dipenuhi lubangnya dengan cairan kental hingga tumpah seiring dengan desahan-desahan lembut yang keluar
Sialan. Apa yang ada di diri hyunjin selalu sukses membuat bagian bawahnya keras. Jangan salahkan chris jika hanya dengan membayangkan senyuman lelaki itu mampu membangkitkan hasratnya untuk menyentuh lelaki itu
Sebuah kelebihan yang membuat chris senang
Bokongnya yang kelihatan lengket akibat sisa-sisa pelepasan permainan menyenangkannya di dalam mobil tadi malah membuat chris terbayang akan kejadian yang lalu
Walaupun ia memang melihat dari spion atas, namun semua itu hanya membuat segalanya lebih buruk
Lubang merah muda yang berkedut seolah meminta untuk dimasuki sepertinya tidak lagi memerlukan penetrasi, karena bekas vibrator yang dimasukkan paksa tadi sepertinya cukup membuka pintu agar penis chris bisa masuk
“Chris? Jangan lama-lama”
Lihat? Setidak sabaran itu, bagaimana chris tidak bersemangat
Tapi sebelum itu, sepertinya jika masuk ke permainan inti tidak terlalu seru. Hm, chris akan mencari sesuatu agar semua lebih terasa nikmat dan memyenangkan
Plak!
“Engh!”
Dua, plak!
“Ah, chris! Kenapa dipukul-”
Tiga, plak! Memerah
Lutut hyunjin bergetar, tapi tak lagi ia keluarkan kalimat protes. Si manis lebih memilih untuk meredam setelah mendapatkan tiga kali tamparan di pipi bokongnya
Plak!
Lagi, kali ini disebelah kiri. Lagi-lagi hyunjin tahan sampai giginya rapat dan berderit satu sama lain. Pukulan lelaki memang tidak main-main, walaupun secara fisik ia pun laki-laki, tapi hyunjin belum pernah menggunakan kekuatannya untuk menghantam sesuatu
Dan kali ini, chrisă…ˇdengan brengseknya membuat jejak kemerahan di pantatnya yang susah payah ia bentuk.
Sakit
Namun hyunjin suka
Plak!
Plak!
“Engh!” Lenguhan keluar lagi tanpa aba-aba
Setelah itu napasnya berderu kencang sampai-sampai pasokan di ruangan itu terasa berkurang. Ia merasa bokongnya panas, namun ada tekstur lain yang menjamah bokongnya yaitu telapak tangan sialan milik chris. Sibuk menekan-nekan dan memijit permukaan dengan permukaan lembut tersebut
Satu kecupan basah mendarat di permukaannya, “hyunjin, andaikan bokong indah ini di tato, kamu tau tato apa yang terukir disini?”
Tidak, ia tidak tau. “Apa itu?”
“Mine.” Kecup lagi bokong si cantik, “milikku.”
Cukup untuk beberapa detik membuat hyunjin mematung, setelah itu tubuhnya berasa terbelah menjadi dua akibat sesuatu yang melesak masuk ke dalam sana. Ia sudah lupa rasanya semenjak changbin tidak menyentuhnya lagi dan sibuk dengan felix
Dan kini ia merasakannya lagi walaupun sudah terbantu dengan lubrikan, rasanya tetap “sakit!”
Namun tidak, sayang. Chris tidak memberikan ruang untuk hyunjin melayangkan protes. Ia memasukkan jarinya ke dalam mulut si cantik, merasa jarinya dirapatkan oleh sesuatu yang lembut yang ia yakini sebagai bibir
Sebuah alat distraksi yang berhasil membuat hyunjin terbuai. Dan kini ia lebih leluasa untuk bergerak dibelakang sampai desahan demi desahan lembut memenuhi sudut ruangan
Seingatnya desahan sharon tidak seindah milik hyunjin. Lelaki ini memang sesuatu, ia sangat pandai membuat chris candu, candu, dan candu kepadanya tanpa usaha yang khusus
Haha, ia mau hyunjin
Hyunjin adalah miliknya. Semua, apa yang ada di hyunjină…ˇfuck! Semua sangat indah, chris mau semuanya
Anal merahnya mencengkram erat penis milik chris yang susah payah keluar dan kembali masuk di dalam liangnya, suara putus-putus keluar dari kerongkongannya saat kepalanya mendongak akibat rasa nikmat yang menubruk dinding prostatnya
“Ehm, euh-”
“You- like it, hm?” Bisiknya di telinga si cantik. Tentu saja! Hyunjin angguk kasar kepalanya. Peluh mulai bercucuran seiring dengan kerasnya hentakan dari belakang yang mampu buat tubuhnya tersentak ke depan
“Uhm-”
“Ah!”
“Ah, please-”
“There, there! Oh chris!”
Melihat pipinya yang memerah dan bibir yang terbuka tak berdaya lagi-lagi sukses membuat chris menghentakkan lebih dalam, ingin menanam kebanggaanya di dalam hyunjin, menekan-nekan prostat si manis sampai yang ia tunggangi berteriak tak karuan
Benar. Ia lebih indah dari apa pun. Perasaan chris untuk mengambilnya dan menjadikannya sebagai miliknya sudah sangat valid-
“Hwang hyunjin! Saya tau kamu di dalam!”
Sialan
Itu Seo Changbin, suami Hyunjin.
Blueishby
“Pleasure”
Pair: Chan Ă— Hyunjin
Rated: NSFW 🔞
➼ Hari itu rasanya kepala hyunjin mengepul akibat sebuah foto yang terpajang di ponsel mahalnya. Seputung rokok ia hisap kembali berharap amarahnya ikut terbawa bersamaan dengan asap yang berlomba-lomba keluar dari belah bibir cerinya
Bangsat, satu kata yang mewakili kondisi hyunjin saat ini. Selama delapan bulan pernikahan, hyunjin tahan-tahanin untuk tidak marah karena hal itu bisa berefek ke moodnya, namun sekarang?
Seo changbin sialan. Bisa-bisanya dia sudah dua hari pergi dan berujung ajudan hyunjin memergoki suaminya itu tengah bersama seorang lelaki mungil, manis, bertubuh kecil, dan begitu mempesona. Sebenernya hyunjin sudah tau sih kalau itu kekasih changbin sebelum lelaki itu memutuskan untuk menjalin pernikahan kontrak dengan hyunjin
“Kasian” Hyunjin berdecih, “gimana kalau anak kucing itu tau kalau pacar dia udah pernah main sama gue”
Tawa hyunjin memenuhi sudut-sudut ruangan yang tidak kecil itu sebelum kembali menghisap rokoknya yang tinggal setengah. Merasa bosan, ia pun mematikan ujung rokok itu di asbak berbentuk angsa tepat tak jauh darinya
Ia menoleh pada seseorang yang masih setia berdiri tak jauh darinya juga. Dengan tubuh tegap dan patuh seolah-olah ia menyembah hyunjin
“Chris, sebenernya aku sakit hati deh pas tau changbin sebenernya punya pacar”
“Bukankah anda sudah tau dari awal?” Jawab chris sesopan mungkin. Hyunjin berdecak kesal lantas berjalan sambil injak bumi yang tak bersalah
Pinggang rampingnya melenggok sana-sini ketika berjalan menghampiri chris dengan lengan bersedekap, “aku gak mungkin cinta dia kan?”
“Anda mencintainya menurut saya.”
“Bohong!”
“Saya terlatih untuk jujur, tuan. Karena anda benci kebohongan.”
“Hiks,” dramatis, hyunjin menyeka air matanya yang hanya turun setetes, “kenapa aku tidak menikah denganmu aja.”
“Anda akan menemukan jodoh yang lebih baik setelah kontrak ini selesai.”
Jodoh yang baik apanya! Selama dua puluh lima tahun hyunjin hidup, semua mantannya tukang morotin uang. Sekali menikah malah dijodohkan dengan changbin, eh- berharap punya kisah cinta yang bahagia alih-alih malah makan hati
Enak, enak sekali hidup hyunjin dan sepertinya chris bisa membaca semua kekesalan hyunjin dibalik mata cantiknya yang berkaca-kaca
Keduanya terdiam dengan hyunjin yang asyik membetulkan kain satin berbentuk bathrobe yang dari tadi kedodoran hingga menampakkan bahu mulusnya yang terukir sebuah tato kupu-kupu kecil. Mata jernihnya bak mutiara memandang chris dengan tatapan penuh arti
“Chris, could you take me to heaven?”
Spontan dalam kedipan mata lengan hyunjin sudah mengalung bagai perhiasan paling indah di leher yang tua. Chris masih diam dengan wajah bertanya-tanya mengenai maksud dari tindakan hyunjin
“Please?”
Oh, kalimat permohonan. Chris tebak hyunjin memang sudah pada di titik dimana ia lelah akan semuanya. Tuntutan dari berbagai macam sisi sampai ia yang merasa tidak menemukan kebahagiaan selama hidup. Chris tau, chris mampu membaca ekspresi tuannya itu. Diamnya si cantik selalu berarti akan sesuatu dan chris dengan senang hati menerka-nerka apa yang ada di pikiran si pewaris terkaya keluarga hwang
“I can't take you to heaven,” chris berujar, “but i can bring heaven to you.”
Demikian janji chris yang spontan membuat hyunjin menariknya kedalam cumbuan panas.
. . . . .
Can you please do something?”
Lihat jam, masih sekitar dua puluh lima menit sampai mereka tiba di sebuah tempat yang chris janjikan.
Hyunjin paksa, anehnya chris menuruti. Tidak ada lagi embel-embel tuan dan majikan diantara mereka. Hyunjin sudah meninggalkan sebuah tanda kepemilikan di lelaki itu, maka lelaki itu adalah miliknya dan harus menuruti perintahnya!
Terkesan egois sih, tapi hyunjin sedikit posesif kepada lelaki itu entah mengapa
“Do what?” Jawab chris masih dengan fokus di depan. Mengabaikan hyunjin yang menggigit bibir bawahnya erat-erat dengan harapan chris tertarik
“Eum,”
Sebenarnya pun hyunjin tidak tau apa yang dia mau. Ia hanya ingin sesuatu yang bisa memanjakannya dan membuatnya terasa enak dan nyaman. Bagaimana jika ia meminta pendapat chris?
Jujur, hyunjin penasaran apa isi pikiran lelaki seksi bertubuh atletis yang bertitel sebagai bodyguardnya. Dibalik banyak diamnya lelaki itu, hyunjin pastikan kalau otaknya sama sekali tidak pernah diam. Dia hanya memiliki kontrol diri yang sangat baik
“Aku ingin melakukan hal yang menyenangkan,” kata si cantik, “sesuatu yang membuatku lepas”
Lampu merah. Jemari chris masih kuat mencengkram setir mobil, sangar kokoh seperti terbuat dari besi. Urat-urat berlapis kulit pucatnya ikut andil, ambil peran ketika jemari itu memutar kemudi atau ketika memencet klakson akibat mobil di depan yang terlambat jalan
Coba bayangkan jari itu mengoyak-ngoyak anal hyunjin
Atau
Ketika jari itu mengobrak-abrik isi mulutnya
Mendadak tubuh hyunjin meremang membayangkan hal itu. Walaupun ia sudah tau kemana arah mobil ini akan menuju dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan, namun tetap saja ă…ˇ hyunjin antara siap tidak siap melihat apa yang selama ini tersembunyi dalam chris
Lantas mata itu bertemu dengan hyunjin. Mata kecil yang sayu dan bahkan tidak lebih mengintimidasi dibanding hyunjin, bola itu menatapnya lurus
Sebelum tangan membuka dasbor di hadapan hyunjin, bawah bibirnya kembali hyunjin gigit
Vibrator dan lubrikan
“Bersenang-senanglah.” Dengan santai pria itu mengucapkan kalimat yang bahkan kesannya sangat ambigu di telinga hyunjin. Apa? Bersenang-senang? Dia pikir hyunjin sedang bermain layangan dengan anak-anak ingusan di lapangan?
“Perjalanan kita masih lumayan lama,” kendaraan besi itu kembali melaju setelah traffic light menunjukkan warna hijau, “jangan merengek lagi” finalnya, buat bulu kuduk hyunjin kembali meremang
Bukan hal asing lagi bagi hyunjin untuk bertatapan dengan benda yang berawalan huruf V itu dan cairan di botol ini? Hampir setiap kegiatan panas pasti ia menggunakan ini
Ia hanya kaget kenapa chan bisa menyimpan barang ini di mobilnya. Kan, sudah hyunjin bilang ă…ˇ diamnya lelaki itu menyembunyikan sesuatu yang sangat besar. Bahkan jauh lebih besar dari apa pun
“Baiklah”
Satu kata persetujuan akan saran dari yang tua. Hyunjin membuka seatbeltnya. Perlahan mulai menurunkan celana longgar yang sengaja ia pakai supaya chris lebih mudah menanggalkannya. Alih-alih dilepaskan, malah ternyata hyunjin harus melepas sendiri karena chris yang menyuruhnya untuk “bersenang-senang.”
“Aku pindah ya, hihi.”
Si cantik terlihat sangat menikmati permainan baru yang chris beri untuknya. Tinggal menyisakan sebuah celana dalam bermotif kelinci. Perlahan ia lepas melewati paha hingga ujung kaki. Ia bawa satu pakaian dalam itu dan ia sengaja letakkan di paha chris yang masih fokus menyetir
“Thank you, chris.” Lelaki manis itu mengecup kilas ujung bibir sang bodyguard, kemudian berpindah ke kursi belakang dengan pinggang kebawah tanpa balutan sehelai benang pun
Jika dikira chris tidak bisa melihat. Ia bisa melihat dengan jelas dengan bantuan kaca yang terletak di atas mobil. Sebuah pemandangan indah dimana hyunjin yang terkikik sambil menungging hingga lubang kemerahannya seolah menertawai chris yang tak bisa bertindak apa-apa karena harus menyetir
“Chris, don't you want this?” Hyunjin meledek yang tua sambil mengusap-ngusap pintu analnya yang berkedut karena dingin ac, “engh-” lenguhnya pelan
Toleh barang sedikit, hyunjin tangkap figur wajah tegas chan yang sesekali pandang kegiatannya memanjakan diri di kursi belakang. Hyunjin paham betul dibalik wajah datar lelaki itu, ia menahan mati-matian untuk tidak membanting setir atau mereka berdua akan mati haha
“Tetap fokus menyetir, hm?” Hyunjin berdesis saat satu jari mulai masuk ke dalam lubang senggamanya. Dengan bantuan dari lubrikan yang licin makin membuat satu jari kurusnya meluncur masuk dan keluar dengan lancar
“Uh-”
“Umh-” si manis gigit bibir bawahnya erat ketika memasukkan satu jari lagi ke lubangnya yang makin berkedut, “a- ah, chris..”
Keluar, masuk, keluar, masuk. Tempo pelan, naik, kemudian pelan lagi. Dengan belah bibir semakin terbuka setiap ia kembali menusukkan tiga buah jari di dalam sana
Asik mencari titik manisnya, hyunjin sampai lupa kalau ia masih diawasi oleh chris dibalik kaca. Jemari lelaki itu semakin erat memegang kemudi, menahan gejolak asing yang menyerang tubuh saat lenguhan hyunjin bersahut-sahutan di telinganya.
“Slow down, baby.”
“I- i can't” sampai-sampai seluruh bokongnya terasa licin sangking berantakan permainan lelaki itu. Dengan keadaan penis yang setengah menegang, hyunjin ambil sebuah vibrator dengan tangan bergetar, perlahan memasukkannya ke dalam lubang yang sudah terbuka akibat jari yang bermain disana
“Angh! Chris!”
“Ah, fuck! Kenapa harus vibrator sih!”
Sempat-sempatnya ia kesal walaupun tengah merasakan pleasure diantara paha yang bergetar akibat nafsu yang tak tertahankan. Bokong bulat menungging dengan sebuah benda yang sudah tertanam sempurna disana, chris menyeringai
“How is it feels?”
“A- ah,” desahnya memenuhi mobil yang tengah berjalan itu, “better give me your dick after t- this..” serunya.
“Your inner slut is coming out, sweetheart.”
“Holy, a- ah! Mnhh-”
Tidak karuan. Rambut panjangnya menutupi dahi yang mulai berkeringat. Penis menegang sempurna namun hyunjin tak kuasa untuk sekedar menyentuh dan mengurut guna membantu pelepasannya
Ia cuma pandang chris dengan mata berkaca-kaca diikuti suara ah- ahn- chris- berulang kali terucap dari belah bibir. Barang sedikit chris memberi belas kasihannya dan memberhentikan mobil sialan ini di pinggir jalan dan memberikan hyunjin penis asli, rasanya sudah bersyukur sekali.
Namun tidak. Bodoh! Chris senang melihat wajah needy hyunjin yang menginginkannya untuk memenuhi lubang yang tengah disumpal oleh mainan bergetar itu
Sialan, “can you p- please stop the car, and, engh! Fucking help me!”
“Keep dreaming, baby”
Fuck- fuck- fuck, hyunjin merasakan otot analnya menggigit benda yang getarannya semakin tinggi. Memberikan sentuhan-sentugan aneh di dinding prostatnya. Kaki hyunjin kini tak kuasa lagi menahan bobot tubuhnya, kini ia cuma bisa mengandalkan tangan untuk mencengkram kursi penumpang
“Chris!”
“Ah-”
“Oh, hnmh,”
“Yes-”
“Fuck!”
Desahan terputus-putus itu masih berlangsung hingga,
“I'm coming-”
Suara tertinggi lelaki itu menyapa dua buah telinga chris. Lebih seperti anak perawan yang bersemangat saat mendapatkan balasan surat dari pacarnya, bedanya hyunjin diikuti dengan suara tertatih dan lelah karena kegiatan menyenangkan dirinya
Cairan putih kental sebagai tanda bahwa ia sudah sampai mengotori kursi mobil milik chris. Hyunjin tak sanggup lagi hingga bersandar lemas dengan penis yang masih berkedut mengeluarkan sisa-sisa sperma
“Unmh-”
“So, how?” Chris bertanya dengan sorot mata menyelidik. “Look at your face, sweetie. Don't you realize that you're so sexy?”
“I am sexy,” hyunjin tersenyum lelah dengan sisa-sisa tenaganya. Bibir mengkilap karena air liurnya sendiri, pinggang kebawah yang kotor akibat spermanya, juga pipi yang memerah akibat teriakan tertahan ketika sengatan-sengatan intim menyapa tubuhnya
“Feels great, chris.” Hyunjin tersenyum, kali ini lebih lebar. “Sebagai balas budi, aku akan membuatmu merasakan berkali-kali lipat dibanding ini.”
No, dear. Kegiatan mereka belum berhenti. Masih banyak yang belum mereka coba.
“Aku harap kekasihmu sharon tidak marah, hihi”
To be continued.
Chan x Hyunjin Oneshoot (ft. Changlix
ă…ˇ Wild and free
Siapa yang bakal mengira kalau menikmati angin malam bisa seenak ini? Apalagi ditambah dengan rokok yang terselip di bibir.
Hyunjin menghembuskan kepulan asap rokok itu dari mulutnya, membiarkan asap itu terbawa oleh angin dan menerpa wajahnya.
Hah, sungguh hidup yang sangat nikmat.
“Berhentilah menggunakan benda sialan itu, hun.”
Bibirnya mengerucut sebal tatkala mendengar suara familiar itu menyapa indra pendengarannya. Terkadang membuatnya rindu, tetapi juga jengkel disaat yang bersamaan.
Matanya melirik tajam kesamping, lelaki berambut pirang dengan sentuhan warna coklat itu hanya memandang datar ke arah wajahnya, dengan tangan yang sudah sibuk meremat pinggangnya mendekat.
“Ayolah chris, kau tau kan kalau aku susah untuk mendapat rokok ini? Aku harus membunuh seorang konglomerat dulu!”
Kalau saja tidak sesulit itu, hyunjin tidak akan merasa sebal kepada kekasihnya sekarang. Dia memang suka dengan benda yang dapat merusak paru-paru ini, hanya saja tidak semua rasa dipakainya.
Tetapi kali ini berbeda, it's taste like a strawberry.
Chris kemudian tersenyum kecil ketika hyunjin menatapnya sebal. Wajah kesal hyunjin memang selalu bisa menarik perhatiannya. Ah, memang semua yang ada di hyunjin menarik perhatian chris.
Rokok yang tersisa setengah namun masih menempel di kedua belah bibir penuh hyunjin, chris ambil, kemudian membuangnya kebawah. Kebetulan mereka berada di lantai dua sekarang.
Siap-siap hyunjin yang tidak akan memberinya jatah nanti.
“Kau tau kenapa aku melarangmu, hun?” Tanya chris yang entah kenapa suaranya membuat hyunjin begitu candu.
Sangat candu, sampai-sampai hyunjin sangat menyukai suara bariton yang begitu berwibawa membawa berkeliling imajinasinya.
Hyunjin lantas menggeleng pelan. Mendadak menjadi anak kecil yang polos di hadapan chris yang sayangnya chris begitu menyukainya. Wajah inosen itu malah kelihatan sangat seksi di mata chris.
“I don't want the taste of your lips to change because of that fucking cigarettes.” Bisiknya sebelum menarik hyunjin ke dalam ciuman lembut. Bibir hyunjin yang awalnya mengerucut itu langsung spontan tersenyum saat benda kenyal tersebut memanjakan bibirnya.
“Tapi kau harus janji untuk menggantinya dengan sesuatu yang lebih mewah, rokok yang barusan kau buang itu dibandrol harga mencapai milyaran tau.”
Chris tertawa renyah diantara angin malam, kedua tubuh mereka semakin dirapatkan. Wajah chris mengikis jarak diantara mereka sambil mengagumi cantiknya wajah hyunjin.
“Aku selalu memberikanmu semua, sugar. Apapun yang kau minta.”
Senyuman lucu hyunjin tampilkan. Tangannya mengalung di leher chris, membawa wajah pucat itu mendekat dan menciumnya lagi.
“Bagaimana mayatnya? Dimana kau letakkan?”
Chris menoleh ke pintu kamar yang terhubung langsung ke balkon luar kamar ini, di dalam sana gelap dengan bau anyir yang samar, tentu saja chris sudah membereskan semua sebelum bisa berduaan dengan hyunjin di sini.
“Aku meletakkan mayatnya di gudang bawah tanah. Uang sudah ku transfer sebagian ke rekening kita, sebagian ke panti-panti dengan nama samaran kita.”
Hyunjin mengangguk paham, kemudian tersenyum kecil. Dendamnya terbalas. Membunuh memang semenyenangkan itu menurut hyunjin. Tapi hyunjin tidak sembarang membunuh, tidak mungkin dirinya selalu mengotori tangan dengan darah-darah dari penjahat terselubung itu.
Mereka berdua menetapkan kategori tersendiri apakah orang tersebut pantas dibunuh atau tidak.
“Apakah polisi akan mencari kita lagi?” Tanya hyunjin, walaupun sudah terprediksi, dirinya hanya ingin basa-basi dengan chris.
“Tentu saja. Bahkan yang berhasil menemukan kita akan mendapat reward yang sangat besar.”
“Ingat, hun. Kita diburu untuk dibunuh.”
.
Hyunjin menjilat permen tangkainya sambil bersandar di mobil mereka, menanti chris yang sedang membeli cemilan untuk perjalanan mereka berdua.
Televisi di tempat pengisian bahan bakar menampilkan berita lagi. Berita yang tentu saja tidak asing, yaitu pembunuhan seorang konglomerat, lagi.
Tak terbesit pun rasa takut di dalam diri hyunjin, padahal dirinya dan sang kekasih lah pelaku dari kejahatan tersebut. Eh? Membunuh orang jahat tidak dilarang dong.
Dari jauh orang beramai-ramai melihat berita di televisi itu yang sedang membicarakan riwayat hidup konglomerat tersebut sebelum mereka kaget saat polisi membongkar kasus-kasus kejahatannya yang terselubung.
Hyunjin dibalik kacamata hitamnya tersenyum manis, kekehan kecil keluar dari mulutnya.
Sudah kebiasaan matanya melirik sekitar. Entah mengapa, dirinya merasa diawasi.
Tepat di depannya, hyunjin menangkap sosok lelaki. Tampan hyunjin akui. Tubuh tinggi dengan helm hitam dan balutan ripped jeans.
Sialan. Baru kali ini hyunjin memusatkan perhatian pada seorang lelaki selain kekasihnya, karena menurut hyunjin, tidak ada seorang pun yang mempunyai aura seperti chris.
Lelaki itu juga memandang hyunjin dari jauh, tidak bergeming, sama seperti hyunjin. Sayangnya mereka tidak bisa mengenali wajah satu sama lain karena dirinya yang memakai kacamata hitam dan lelaki itu memakai helmnya, namun hyunjin tak cukup bodoh untuk mengetahui fakta kalau lelaki itu sempat memperhatikannya.
“Kau melihat siapa?”
Spontan matanya tertutup erat bersamaan dengan mulutnya. Hyunjin mendengus kesal di hadapan chris yang menenteng sekantong kudapan untuk mereka berdua.
“Kau menganggu acaraku, chris.”
Chris hanya menatap heran kepada kekasihnya yang terlihat sebal kepadanya. Kemudian menarik tangan hyunjin mendekat dan mengecup leher hyunjin,
“A- ah!”
Dan tentu saja sedikit menggigitnya.
“Apa aku belum cukup seksi di matamu?”
Tidak ada angin, tidak ada hujan. Tiba-tiba saja chris berbicara seperti itu, wajar saja kan kalau pipi hyunjin bersemu saat itu juga?
Jangan lupakan bahwa mereka masih berada di luar, dan belum masuk ke dalam mobil.
“Hun? I need an answer.”
“Yes, yes, yes, you're fucking sexy and hot okay!”
Hyunjin kalah telak dan masuk ke dalam mobil sambil membanting pintu dengan rasa malu yang luar biasa.
Memang tidak ada yang bisa menandingi pesona chris, begitu menurut pandangan hyunjin.
Tapi tetap saja dirinya penasaran dengan lelaki itu.
“Jangan pernah jauh dariku, hun. Aku tau kau melihatnya tadi.”
Kepala chris tertoleh, “kita tidak tau siapa dia, kita hanya bisa mempercayai satu sama lain kan?”
Mata hyunjin memandang meminta kepastian. Tapi benar, tidak ada yang bisa dirinya percayai selain chris.
Terkadang hyunjin juga kesepian dan ingin mengenal orang lain.
.
Mereka telah sampai di pinggiran kota. Tempat yang begitu rawan akan kejahatan dan begitu berbahaya tentunya.
Target hyunjin dan chris selanjutnya berada disini. Kali ini mereka ditugaskan membunuh seseorang agar mendapat bayaran yang begitu besar. Setelah mencari-cari informasi tentang targetnya, chris dan hyunjin sepakat untuk melancarkan aksi mereka.
“Tetap berada di dekatku, hun. Demi tuhan, tempat ini sangat berbahaya.” Bisik chris tepat di telinga hyunjin sambil membawa pinggang ramping kekasihnya merapat. Merengkuh hyunjin seperti takut kehilangan.
Hyunjin mengeluh. Chris seperti meremehkan kemampuannya dalam melindungi diri. Untuk apa dia terampil menggunakan senjata? Untuk apa chris mengajarinya bela diri?
Detik berikutnya, hyunjin melepaskan cengkraman tangan chris dari pinggangnya, “kau seperti tidak percaya padaku,”
Kedua kaki itu terdiam. Kemudian menatap hyunjin mengernyit, heran dengan sikap hyunjin yang mendadak berubah menurutnya.
“Hei, aku hanya-”
“Sudahalah. Kita berpencar saja.” Final hyunjin, “akan lebih mudah bukan menemukan target kita kalau begitu?” Timpalnya lagi. Padahal dirinya hanya ingin memisahkan diri dan berpaling untuk sebentar. Entah kenapa emosi sedikit menguasai dirinya sekarang akibat perkataan singkat chris.
Anggaplah hyunjin sensitif, ya mau bagaimana lagi?
Pada akhirnya lelaki pucat itu mengalah, membiarkan hyunjin untuk jauh darinya walaupun perasaan tidak enak semakin menghampiri seiring dengan jauhnya langkah hyunjin.
Chris ingin egois, tapi lebih memilih mengalah. Setidaknya untuk kali ini.
Sementara hyunjin tetap berjalan ke depan tanpa menoleh kebelakang. Terlalu malas untuk melihat kekasihnya. Mereka memang sering bertengkar, tapi pada akhirnya akan kembali lagi seperti semua. Lagi pun, bertengkar dalam hubungan itu merupakan sesuatu yang wajar bukan?
Tapi belakangan ini hyunjin sedikit lelah. Entah apa yang membuatnya lelah, padahal segala keluh kesah telah dia lontarkan semua kepada chris.
Entahlah, lelah dengan kehidupannya mungkin? Yang tak pernah tenang dan selalu dihantui. Hyunjin sepenuhnya sadar kalau hal tersebut merupakan konsekuensinya sebagai seorang pembunuh. Sulit untuk berhenti, hyunjin tidak bisa keluar dari lingkaran sesat itu. Tetapi semakin dilakukan, semakin tertekan batinnya. Kepuasan yang menhampirinya hanyalah sesaat.
Sibuk dengan pemikirannya sendiri, hyunjin tak sengaja menabrak seseorang tepat di depannya.
“Ah,”
“Maaf, maaf, aku tidak lihat-lihat tadi.”
“Kau yang di tempat pengisian bahan bakar itu, bukan?”
Mata hyunjin mengerjap, kemudian menatap rinci lelaki yang berbalut jaket kulit dan celana ripped jeans di depannya.
Celana yang sama. Matanya kembali menelisik lelaki dengan rambut biru tua itu. Senyumnya menawan, seperti mengingatkan hyunjin kepada seseorang.
“Ah, dirimu, yang mengenakan helm?”
“Kau benar.” Ucapnya sambil tersenyum. Untuk sesaat hyunjin jadi ikut tersenyum dibuatnya. “Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku?” Hyunjin menunjuk dirinya sendiri dan ditanggapi oleh lelaki berambut biru tua itu, “hanya berjalan-jalan...”
“Jeongin, panggil saja jeongin.”
Bibir hyunjin mendadak katup. Jantungnya mendadak berdegup lebih cepat daripada tadi. Saliva nya ditelan kasar.
“Apa?” Kaki hyunjin melangkah mundur sedikit.
Jeongin hanya tertawa sinis, menatap hyunjin yang sedikit ketakutan karenanya, “sudah ingat? Wah, sayang. Cepat sekali kau melupakanku.”
“Jangan-jangan kau juga melupakan malam-malam panas yang pernah kita lakukan, hm?”
Harusnya hyunjin mendengarkan perkataan chris untuk tidak jauh darinya. Harusnya hyunjin mengikuti perkataan chris, bukannya malah egois dan pergi.
Tangannya dengan sigap mengeluarkan sebuah pistol, tetapi kalah cepat dengan jeongin yang sudah menembaknya.
Bukan peluru, melainkan sebuah benda berukuran kecil mirip dengan jarum suntik.
Setelahnya, hyunjin kehilangan kesadaran.
.
Chris memakai topi hitam miliknya, sembari meminum sekaleng soda. Targetnya berada di depan mata dan chris sedang mengamatinya.
Ponselnya tergeletak tepat di samping, dengan layar yang mendial nomor hyunjin berkali-kali, namun tak ada jawaban.
“Ayolah, hyunjin. Kau dimana?” Gumamnya pelan. Jemari pemuda itu sedari tadi mengetuk-ngetuk permukaan meja untuk meredakan rasa gugup yang tak kunjung hilang.
Sekarang chris bimbang, antara menjalankan misinya dahulu, atau mencari partner dari misinya dahulu?
Untuk ke dua puluh tiga kalinya, panggilan chris tidak terjawab. Matanya hanya bisa menatap layar tersebut khawatir.
Mungkin tunggu sebentar lagi.
.
“Kau mau apa?”
Napas hyunjin memburu, sementara jeongin di hadapannya cuma bermondar-mandir dengan wajah datar nan tenangnya. Hyunjin tidak bisa menebak ekspresi wajah lelaki itu, apa yang ada di otak lelaki itu, tidak ada satu pun yang bisa menebak.
Lelaki yang bernotabene mantan kekasih dari hyunjin itu tiba-tiba saja tersenyum senang.
“Hah ... aku hanya ingin mengajukan penawaran.” Ucap jeongin, langkahnya tepat berhenti di hadapan hyunjin yang sedang terikat di sebuah kursi.
Kepalanya turun, mensejajarkan dengan kepala hyunjin, tangannya terulur menyentuh dagu si cantik dan menatap wajahnya.
Masih menarik dan indah untuk dipandang, dari dulu. Sekelibat pikiran kotor menghantui pikiran jeongin membuatnya bibirnya menyungging.
“Ayo kembali seperti dulu, hyunjin. Maka kau bebas, tidak perlu seperti ini. Kau akan hidup senang bersamaku.”
“Kau gila,” tatapannya berpaling, enggan menatap jeongin. “Aku tidak akan sudi kembali padamu.”
Rahang jeongin mengeras mendengarkan penuturan hyunjin, namun tetap menampilkan senyum terbaiknya.
“Apa kau tidak merindukan sentuhanku?”
“Sialan, jeongin. Jangan berbicara hal itu!”
Hyunjin berteriak tepat di hadapan jeongin, matanya tertutup erat berusaha menjauhi memori buruk yang kembali datang.
“Sudahlah. Aku menawarimu hidup senang, kau hanya perlu terbaring dengan lemah dan senang hati di bawahku, hwang.”
“Keparat!”
Plak!
Suara tamparan itu menggema di ruangan tersebut, sangking kerasnya suara pukulan.
Satu tetes air mata lolos dari hyunjin. Pipi kanannya panas, kepalanya juga pusing akibat tamparan dari jeongin.
Hyunjin mendadak lemah, semua tentang cara melindungi diri sendiri mendadak tak bisa dia gunakan.
Dirinya lemah kalau sudah diungkit tentang masa lalunya.
Masa lalunya yang begitu buruk, direndahkan, dicaci maki, dibuang, dipakai oleh orang. Pernah mencitai seseorang, tetapi mereka semua hanya memanfaatkannya tubuhnya untuk mencari kepuasan.
Hyunjin lelah, sebelum akhirnya chris datang kedalam lembar hidupnya. Merobek semua cerita menyakitkan dan menulis lembaran baru dengan cerita yang lebih indah.
“Jangan. Jeongin, ku mohon...” lirihnya. Dengan suara serak bercampur isakan, memohon jeongin untuk menghentikan aksinya.
Sampai kancing kemeja nya makin terbuka kebawah, hyunjin kembali memberontak.
Satu tamparan lagi di dapat, sudut bibirnya berdarah.
“Dengar ya sialan.” Jemari jeongin mengcengkram erat rahang hyunjin yang membiru, kuku-kukunya menancap di kulit putih hyunjin membuatnya meringis, “aku tidak akan sudi melepasmu, setidaknya kau harus mati di tanganku.”
“Kalau begitu bunuh! Bunuh saja aku!”
Lebih baik dirinya mati. Ya, ya, mati adalah hal yang paling diinginkannya dari dulu.
Tetapi jeongin tidak akan langsung membunuh hyunjin, chris harus tau kalau hyunjin pernah menjadi miliknya, kalau hyunjin tidak sebaik yang lelaki itu kira. Ketika chris melepas hyunjin, maka kesepatan tersebut akan diambilnya.
Kembali memiliki hyunjin.
Hyunjin terisak dalam diam. Perutnya seperti terasa ditekan oleh benda tajam. Sementara jeongin, bermain di bibirnya, memaksa hyunjin membuka mulutnya.
Benda tajam itu semakin menekan perutnya membuat hyunjin makin terisak, tangan jeongin menggerayangi tubuhnya, membuatnya merasa kotor.
Dirinya kotor, dirinya tak pantas untuk chris, bagaimana kalau chris tau? Bagaimana kalau chris mencampakkannya?
Kenapa untuk mati saja rasanya sesulit ini.
Dor!
Matanya membulat. Cipratan darah mengenai tubuhnya yang tak terbalut apa pun, sementara sebagian mengenai wajahnya.
Bibirnya bergetar hebat saat chris jalan mendekat sambil menatap hyunjin dengan pandangan sulit diartikan.
Chris masih bungkam segera mengambil kemeja milik hyunjin dan memakaikannya, jeongin yang tertembak tepat di jantung chris singkirkan dari tubuh hyunjin.
Diamnya chris memunculkan beribu kemungkinan di otak hyunjin. Dirinya harus siap jikalau setelah ini chris menjauh darinya dan menghilang.
“Jangan pernah jauh dariku lagi...” chris berbisik di telinga hyunjin, setelah melepaskan ikatan di tangan dan kaki hyunjin, lelaki itu merengkuh hyunjin ke dalam pelukannya.
“Aku tidak siap kehilanganmu, sampai kapan pun tidak akan siap.” Ucapnya dengan nada bergetar. Chris takut, telat sedikit saja maka permatanya akan dikotori oleh tangan jeongin.
Hyunjin meraung hebat di bahu chris. Dirinya merasa tak pantas mendapatkan chris di sisinya. Perasaan bersalah kembali menghantuinya,
“Chris, aku tidak sebaik yang kau kira, a- aku,”
“Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu.”
Tangan besar chris menyentuh pipi hyunjin yang membiru, mengusapnya pelan dan hati-hati dengan senyuman tipis, “aku tidak peduli masa lalumu, kau sangat berharga untukku, hyunjin. Kita lewati ini semua bersama ya?”
Lagi-lagi hyunjin merasa tak pantas, tetapi bersyukur kalau dirinya diberi kesempatan untuk mencintai dan dicintai. Memilih chris diantara sekelibat orang bukanlah pilihan yang salah.
Hanya chris, orang yang merangkul hyunjin disaat titik terendahnya, chris yang menemukan hyunjin disaat hyunjin hampir melompat gedung waktu itu.
Dia yang selalu ada. Walau pun mereka dijauhi semua orang, mereka punya satu sama lain.
Dor!
Dor!
Dor!
“Kami menemukan mereka!”
.
“Dua orang pembunuh yang sudah tiga tahun diburu akhirnya ditemukan.”
“Polisi menemukan mereka di pinggiran kota,”
“Keduanya mati di tempat, dari informasi yang kami dapatkan, mereka merupakan sepasang kekasih.”
“Polisi melacak rekening mereka, uang dari hasil dari pembunuhan mereka salurkan kepada panti-panti dan pengemis jalanan dengan nama samaran 'Diamonds' “
“Seperti di cerita fiktif, mereka dianggap jahat, padahal tidak sepenuhnya jahat.”
Jempol lelaki itu mematikan televisi yang menampilkan berita-berita yang tengah heboh saat ini. Lenguhan prihatin keluar dari mulutnya.
“Kenapa?” Tanya seorang lelaki lain yang baru muncul dari dapur sambil membawa dua cangkir coklat hangat.
“Tidak, hanya kasihan. Kita belum sempat bertemu dengan mereka.” Lelaki dengan rambut hitam legam itu mengecup kilas pipi kekasihnya.
“Kau harus banyak makan, felix. Pipimu sangat tirus.”
“Tapi aku tetap manis kan changbin?” Ujar felix dengan senyum manisnya membuat changbin gemas.
“Tidak, kau jelek. Jadi jangan pernah pergi ke lelaki mana pun.” Ujar changbin membuat felix mengerucut sebal. Cepat-cepat coklat panasnya dihabiskan, kemudian mengambil sebuah senjata dibawah sofa apartemen mereka.
“Padahal, kita dan mereka bisa menjadi teman baik kurasa.” Ujar felix sambil mengganjal sebuah pisau lipat di pahanya.
Changbin mengangguk, kemudian membawa felix ikut berdiri sebelum mereka merencanakan aksi mereka malam ini.
Tidak seluruh dunia tau bahwa felix dan changbin ada, mereka hanya tau Diamonds.
Bedanya, changbin dan felix tidak menjadikan pekerjaan mereka sebagai penghasilan utama. Mereka hanya bekerja di waktu-waktu tertentu dan tidak untuk sembarang orang.
Yah, setidaknya felix dan changbin harus menyambung apa yang belum chris dan hyunjin selesaikan.
Kebetulan mereka mempunyai target yang sama.
ă…ˇ e n d