Satu kata untuk menggambarkan suasana di tempat mereka berkumpul hari ini, tegang. Semua menutup mulut mereka rapat-rapat, tidak ada yang berani memecah keheningan yang mematikan di antara mereka.
Sampai, siapa lagi kalau bukan Hajime Kokonoi, berada di urutan kedua pencari keributan, membuka mulutnya. “So, gossip girl is back,” ucapan Koko masih disambut keheningan hingga Kazutora tidak tahan lagi akan rasa takut yang sejak tadi menyelimutinya.
“THIS IS A BIG NEWS. LO SEMUA PANIK DIKIT??? WE ARE SCREWED IF THE PUBLIC FOUND OUT ABOUT THIS?!” wajar saja Kazutora sepanik ini, bagaimanapun dia yang menyelenggarakan party tersebut, kejadian yang mereka sumpahi untuk tidak akan pernah dibicarakan lagi.
“Tenang, Kak Kazu. Ayo, tenang,” Chifuyu menepuk Pundak Kazutora pelan, berusaha menenangkan pemuda di sampingnya. Desas-desus, bisik-bisik kecil mulai terdengar di antara kerumunan di ruangan ini.
“Tetapi kenapa setelah dua tahun baru muncul? Kenapa nggak pas tahun kejadiannya? Bukannya setelah kejadian itu gossip girl juga menghilang?” celetuk Smiley yang membuat semua orang seketika hening kembali. “J-jadi, maksud Nahoya, Shinichiro Sano bangkit kembali dari kubur?” respons saudara kembar Smiley yang lantas mengundang tawa seisi ruangan, tentu minus dari Draken dan Mikey.
“Aduh, orang bangkit dari kubur, gue gak bisa, aduh-“ tawa Hanma Shuuji masih menggelegar membuat pipi Angry memerah lebih gelap daripada warna rambut kembarannya. Yuzuha menyenggol Hanma untuk berhenti, sedangkan Smiley hanya bisa menahan Angry agar tidak mengajak Hanma berkelahi.
“Manusia tidak mungkin bangkit dari kubur, tetapi kita bisa simpulkan ada tiga teori, satu, Shinichiro Sano adalah gossip girl dan sekarang dilanjutkan orang yang berbeda. Dua, Shinichiro Sano dan gossip girl adalah dua eksistensi yang berbeda, dan terakhir, mungkin Shinichiro Sano belum benar-benar meninggal,” kalimat terakhir yang diucapkan Kokonoi menggantung berat di udara, entah sudah berapa kali keheningan melanda ruangan ini.
Kokonoi menikmati momen-momen seperti ini, momen ketika dia menaburkan bibit keributan. “Dan jika kita mengutip perkataan gossip girl, artinya hal ini ada berhubungan dengan kepulangan seseorang kemarin. Tapiiiiiiiiiiii, bisa juga itu cuma kebetulan.” lanjut Kokonoi tersenyum puas mendapat reaksi tajam dari Mikey. Jika tatapan bisa membunuh, Kokonoi sudah dipastikan telah mati dengan bagaimana menusuknya tatapan Mikey terhadap Kokonoi.
“Maksud lo apa, Ko?” tanya Draken yang tiba-tiba mengangkat kerah Kokonoi, Hanma langsung siap siaga menurunkan Kokonoi dari tarikan Draken. “Dia cuma ngomong. Santai dong, Bro, kalau lo sampai begitu tersinggungnya artinya asumsi kita benar, ya?” balas Hanma dengan cengiran menjengkelkannya.
Layangan hantaman tinju melayang dan Hanma tentu sudah siap untuk menghindarinya. Namun, Mikey terlebih dahulu memegang lengan Draken, menghentikan tinju tersebut. “Sudah, Draken.” secara otomatis Draken langsung mundur mengikuti titah ketua gengnya, Hanma juga ikut mundur menyisakan Mikey dan Kokonoi berhadapan satu sama lain.
“Kalau lo main nuduh adik gue yang baru pulang, kenapa lo nggak bertanya sama Sanzu yang pertama kali teriak, nemuin mayat abang gue?” semua mata langsung tertuju pada Sanzu yang diam dari tadi and suddenly everyone have a new thing to accuse to. “Lo nantangin gue?” balas Sanzu murka di tengah desas-desus yang berbalik mengatakan dirinya. Suasana semakin tegang ketika Sanzu berjalan menghadapi Mikey, kini Kokonoi yang berbalik mundur.
“Gue cuma nanya kaya temen lo yang cuma nanyain aja ke Emma, ‘kan?” dan mereka akan baku hantam dalam hitungan detik kalau saja Takemichi Hanagaki tidak siap melerai. “Udah, udah, Mikey sama Sanzu. Ayo, jangan bertengkar, kita semua berteman, ‘kan?”
“Nggak, tuh? Temen gue cuma Rindou sama Yuzuha,” jawab Sanzu menanggapi pertanyaannya dengan serius, membuat Kokonoi shock karena, ternyata, oh, ternyata, pertemanannya dengan Sanzu hanya hubungan sepihak saja selama ini.
“Sudah, sudah,” ujar Yuzuha yang tahu-tahu sudah berada di samping Sanzu bersama Rindou, “Topik pembicaraan lo melenceng, topik hari ini mencari tahu makna berita dari gossip girl, bukan tuduh-tuduhan Sanzu atau adik lo.” lanjut Yuzuha dengan Rindou yang manggut-manggut sebelum ikut membuka mulutnya.
“Kalau lo gamau adek lo dituduh harusnya orangnya datang sendiri bukannya jalan ke ZARA, sih, menurut Gossip Girl sikapnya, wah, cukup berani, ya,” Rindou menunjukkan handphone-nya dengan situs Gossip Girl yang terpampang di layarnya. Semua orang langsung refleks mengecek notifikasi mereka dan. benar saja, apa yang dikatakan Rindou benar.
Di saat itu, semua orang baru sadar, darimana Gossip Girl bisa tahu mereka sedang mengadakan pertemuan. “Gue cabut dulu,” Kokonoi Hajime langsung berjalan menuju pintu keluar, mendeklarasikan kepergiannya. “Loh, Ko, ini kita belum dapat jawaban apa-apa?” respons Kazutora yang panik ditanggapi dengan kekehan Ran.
“Ya, mau cabut, lah. Wong, Koko mau curi start mengungkap siapa identitas dibalik Gossip Girl,”
“Kita ga cari sama-sama?” balas Kazutora dengan polosnya. Namun, tidak ada yang menghiraukannya, satu per satu malah pergi meninggalkan ruangan tersebut.
“Kak Kazu, … mana mungkin mereka mau cari sama-sama, ‘kan semuanya saling mencurigai,” jelas Chifuyu sambil menggelengkan kepalanya. “Terus, kita ikut nyari nggak?”
“Nggak. Ngapain coba?” jawab Baji dengan singkat, padat, dan jelas. “Jangan gitu dong??! Gue kan takut!! BAJIIIIIIIIIIIIIIIII!” mulai, rengekan dari Kazutora yang membuat Baji geleng-geleng kepala.
“IYAAAAAAAAAAA, kita ikut nyari. Sekarang, keluar dulu!” dan akhirnya, ruangan itu tertinggal kosong setelah trio sekawan itu keluar.