“kaveh?” panggil Alhaitham, dengan handuk yang bertenger di bahunya dan bibir yang mengigil kaveh seketika langsung berdiri ketika suara yang familiar menggema di telinga. Alhaitham adalah tunangan Kaveh, ia sudah dijodohkan dengan Kaveh semenjak mereka masih dalam kandungan oleh orangtua mereka. Orangtua mereka harus bersyukur kalau kedua anak ini dapat benar benar saling mencintai satu sama lain. Mereka bertunangan semenjak masuk sekolah menengah atas, rencananya akan disahkan ketika sudah tamat SMA.
Masalah masa depan?? Jangan khawatir, keluarga mereka bahkan masih terlalu kaya untuk dapat menghidupi tujuh turunan bahkan lebih.
Saat ini, atas saran dari orang tua Alhaitham yang menginginkan Kaveh untuk tinggal bersama keluarga mereka, maka tak ada pilihan lain selain menuruti kedua orang tua Alhaitham yang akan menjadi orang tuanya juga.
“kamu kok gak tunggu di dalam?? gak ngeliat apa baju mu nyeplak begini, bra kamu kelihatan” ucap Alhaitham meremas baju seragam kaveh yang basah. Mata Alhaitham gencar memerhatikan lekuk tubuh Kaveh akibat baju seragamnya yang basah.
“temen temen kamu mana? kok ga ada yang jagain kamu??”
“udah pada balik ke kelas lah, kan udah mau pulang! kamu sih lama banget” ucap Kaveh sambil merampas baju olahraga Alhaitham dari tangannya. Ia hendak menuju ruang ganti wanita, namun tangan kekar Alhaitham menarik tangan kekasihnya ke dalam ruang ganti pria.
“tham!! apa apaan sih! gila ya?!” kaveh hendak keluar, namun tubuh kekar Alhaitham menghalangi pintu keluarnya. Alhaitham mengangkat kaveh layaknya karung beras di pundak lebarnya, ia lalu menurunkan Kaveh dan duduk di bangku yang berada di tengah tengah ruangan.
“buka bajunya, cepet ganti” perintah Alhaitham, tatapannya mendominasi Kaveh. Membuat Kaveh yang berdiri di depannya merah wajahnya.
“balik sana!!”
“gamau”
“haitham?!!”
Hilang sudah kesabaran Alhaitham, di tariknya Kaveh ke pangkuannya. Masih dengan seragamnya yang basah ia duduk di pangkuan Alhaitham. Alhaitham tanpa basa basi meraup bibir cherry Kaveh dengan ganas, tangannya melingkar posesif di pinggang ramping Kaveh. Kaveh memukul pelan dada Alhaitham namun kedua tangannya langsung dikunci Alhaitham.
Alhaitham kemudian meremas dada Kaveh yang masih terbalut seragam, Kaveh mengigit bibirnya untuk menahan desahannya. Kedua tangan lentiknya mencengkram bahu lebar kekasihnya.
“m-masih di sekolah, nanti tunggu dirumah” ucap Kaveh dengan mata sayu menatap Alhaitham, Alhaitham memandang Kaveh datar, ia tak peduli. Tak di dengarnya peringatan Kaveh. Di bukanya kancing kemeja Kaveh satu persatu hingga terpampanglah Bra merah yang menopang keduah belah buah dada Kaveh yang bisa dibilang tergolong lumayan besar dan juga berisi.
“aku bilang apa?? kenapa di pake ke sekolah??” tatapan Alhaitham mengintimidasi.
“cantik... aku mau pamer ke temen temen, mereka pada suka”
“ke temen cowo mu juga hm? iya? sengaja ya” Kaveh menggeleng, tangan Alhaitham masuk ke balik punggung Kaveh yang masih tertutupi oleh kemeja putih yang kini tembus pandang akibat basah. Di bukanya kaitan bra Kaveh.
“enggak! kamu apa apaan sih!? engga kelihatan juga, baru kelihatan kalau deket lagian ga ada cowo yang deket deket aku” ucap Kaveh kesal sembari menahan tangan Alhaitham dari melepas kaitan bra nya.
“aku tau cyno yang bantuin kamu waktu jatuh tadi, kamu pendek, jatuh ke kolam 2 meter setengah. mana ada temen cewe mu yang bisa berenang, ya mentok mentok cyno yang ngangkat kamu. iya gak? lagian bego banget sih jalan jalan di pinggir kolam. bahaya tau” ucap Alhaitham, kaveh cemberut. Kaitan branya terbuka.
“mau ya diliat cyno pake bra merah gini hm?” kali ini di remas sekuat mungkin oleh Alhaitham hingga terasa nyeri.
Ia membiarkan Tali bra nya bergantung di kedua bahu mulus Kaveh, tangannya kembali menelusup masuk dan meremas keras salah satu buah dada Kaveh. Kaveh menggelinjang di pangkuan Alhaitham, sentuhannya selalu berhasil membuat Kaveh gila.
Tangan Alhaitham lalu menelusup dari balik rok pendek Kaveh. Alhaitham lalu tersenyum seram, tanpa membuka rok Kaveh, di lepas nya celana dalam Kaveh.
“hmm you wore this one... to school?? what a whore you are” ucap Alhaitham, jarinya mulai menggoda bibir klitoris Kaveh mengusap ngusapnya tanpa memasukkan jarinya ke dalam liang milik Kaveh.
“tham anhh!! masukin”
“as you wish my slut” ucap Alhaitham, satu jaringa masuk ke dalam liang Kaveh. Tangan Alhaitham otomatis di jepit oleh kedua paha Kaveh.
“bentar sayang” Alhaitham sudah mengeluarkan ponsel dari kantongnya, ia kemudian membuka aplikasi kamera lalu Video. di letaknya ponselnya di bangku seberang.
“nah, come here baby” ucap Alhaitham kemudian menepuk nepuk pahanya. Kaveh kembali duduk di pangkuannya.
“face the camera” perintah Alhaitham.
“untuk apa sih tham!”
“aku suka ngeliat kamu pake seragam terus aku berantakin gini, now spread your legs for me, would you?” Kaveh menggeleng, Alhaitham yang sumbu pendek tanpa babibu langsung melebarkan paha Kaveh, jari jarinya juga langsung masuk pada liang Kaveh.
1 jari...
2 jari...
3 jari...
Kepala Kaveh mendengah keatas sembari bersandar pada Bahu Alhaitham. Memberi Akses untuk Alhaitham memberi banyak tanda cinta di lehernya. Alhaitham mencium, mengigit dan menjilat Leher Kaveh. Leher Kaveh kini adalah Kanvas atas cintanya.
“hayii~” kaveh merengek, terdengar seperti menggoda membuat libido Alhaitham naik, Semakin gencar kedua tangannya bergerak untuk memuaskan Kaveh. Semakin gencar juga bibirnya berkarya di leher Kaveh.
“ngaah!!” Kaveh mengeluarkan cairannya, membasahi lantai ruangan ganti. Alhaitham kemudian mencengkram kuat pipi Kaveh yang kini sedang bersandar lemas di bahu Alhaitham.
“look at that princess, udah nakal ya?? kotor tuh gara gara kamu” ucap Alhaitham sembari mengarahkan wajah Kaveh pada cairan yang tumpah di lantai. Alhaitham melepas bra merah menggoda milik Kaveh di dalam seragamnya agar tak dilihat orang lain, hanya Alhaitham yang bisa melihatnya memakai bra itu.
Alhaitham kemudian membuka celananya, menurunkan celananya juga sedikit sehingga terpampang lah miliknya yang besar itu. Alhaitham membalik tubuh Kaveh sehingga Kaveh menghadapnya. Di cengkram kuat pinggang ramping Kaveh, memposisikan penisnya pada bibir rahim Kaveh, memasukkannya perlahan. Sebelum akhirnya sepenuhnya masuk ke dalam Kaveh.
Kaveh menangis, pedih rasanya. walaupun sudah berkali berhubungan badan tetap saja dirinya tak terbiasa dengan milik Alhaitham yang besar namun juga nikmat. Belum apa apa saja sudah mencapai titik nikmat Kaveh di dalam sana. Kaveh mulai menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuan Alhaitham. Dadanya terekspos bebas di depan wajah Alhaitham, bagaimana Alhaitham bisa menahan dirinya dari tidak mencumbu dada indah Kaveh.
Dihisapnya puting Kaveh Kuat kuat, tangannya yang bebas meremas dadanya yang satunya dengan keras. Kaveh memeluk kepala Alhaitham dengan kencang seiring ia menurun naikkan bokong sintalnya di atas pangkuan Alhaitham.
“fuckhh hah... baby you taking me so well” Alhaitham mendesah keras ketika penisnya dijepit kuat di lubang hangat milik Kaveh.
“hayiih mmhm...” kaveh mendesah tepat di samping telinga Alhaitham, membuat Alhaitham semaking gencar meninggalkan banyak tanda di leher, selangka bahkan dadanya. kedua tangannya kini berada di pinggang Kaveh, sembari membantu si cantik menurun naikkan tubuhnya mengejar puncak kepuasan masing masing.
“fasterr faster!! mmhm anh!! hayiiii!” Tangan Alhaitham kemudian memukul bokong Kaveh dengan keras, membuat Kaveh mencapai puncak kenikmatannya yang kedua kali. Keduanya terengah engah.
“naughty, makin sange ya kalau di pukul?” tanya Alhaitham, Kaveh menggeleng.
“i havet cum yet, dont stop” lanjut Alhaitham.
“hayi, cape...”
“aku ga peduli”
“stop please” Kaveh merengek namun Alhaitham tak peduli, di rebahkan tubuv Kaveh di atas bangku sebelum ia kembali menggerakkan pinggangnya menggempur lubang kaveh habis habisan. mengejar kepuasannya sendiri. Kaveh yang lemas tak berdaya hanya bisa memukul mukul dada keras Alhaitham.
“berhenti... hayi...”
“enggak sebelum aku hamilin kamu” ucap Alhaitham
Air mata membasahi wajah cantik Kaveh, malah menambah hasrat Alhaitham untuk menghancurkan pacarnya yang cantik itu. kembali di hisapnya kulit leher dan dada Kaveh, meninggalkan tanda sebanyak mungkin. Kulit bokong Kaveh memerah akibat dicengkram dan dipukul Alhaitham terus menerus.
“fuck baby you're so tight agh” Alhaitham mengeluarkan benihnya di dalam Kaveh, Kaveh kembali mencapai puncak untuk ketiga kalinya. Bersamaan dengan kakinya yang mulai mati rasa.
cklek...
pintu ruang ganti terbuka. Teman teman Alhaitham terkejut ketika melihat penampilan dua nya yang sudah acak acakan. Kosmetik bibir Kaveh sudah menempel di bibir Haitham dan cairan yang menetes dari kemaluan Kaveh menjelaskan perbuatan bejat apa yang baru saja mereka perbuat.
“widih bagi bagi dong tham” ucap Ayato yang matanya langsung di penuhi nafsu ketika melihat si cantik yang berantakan di pangkuan temannya. Tangan Alhaitham kemudian menjambak Kaveh, paha Kaveh merapat karena malu. Di tatapnya netra ruby yang menatapnya dengan tatapan memohon itu.
“tham!! gamau hiks!! gamau!” Kaveh memberontak di pangkuan Alhaitham memeluk leher sang kekasih erat erat.
“pake aja” ucap Alhaitham terus mendorong tubuh ramping yang ada di pangkuannya, Kaveh terjatuh lemas di lantai. namun tak beberapa lama Kaeya mengangkatnya dengan mudah.
“hmm kaveh wangy wangy” ucapnya sembari memposisikan Kaveh dalam posisi menunggingkan bokongnya ke arahnya. Wajah Kaveh menatap Alhaitham dengan mata memelas, Alhaitham hanya memerhatikannya dari bangku seberang sembari tersenyum puas. Kaeya menurunkan celananya dan perlahan mulai memasukan penisnya ke dalam lubang anal Kaveh.
“hayiiii no~!! mhmmm...” Kaveh terus berteriak memanggil nama Alhaitham.
“jangan keluar di dalem kaeya, mau di pantat lah apa lah jangan ada yang keluarin di dalem” ucap Alhaitham dengan suara beratnya.
“aman bos” ucap Kaeya sembari memasukkan penisnya ke dalam lubang Anal Kaveh. Tangan Kanan Kaeya menjambak rambut Kaveh sedangkan tangan kirinya meremas buah dada kiri milik Kaveh.
“t-tham... jangan... aku takut...” ucap kaveh masih sembari terisak.
“gapapa, kamu suka kan di pake rame rame? diliatin sama yang lain? hmm?” kaveh ngegeleng kuat
“haitham!! ngghaa!!” air mata mulai membanjiri pipi Kaveh, ia sangat lemas tak lagi mampu memberontak. Terlalu lemas untuk melawan. Kaeya benar benar Kasar, tak ada pemanasan oleh Kaeya, ia langsung mengeluar masukkan penisnya dengan tempo yang sangat cepat, meremas dada Kaveh secara brutal sampai Kaveh meringis kesakitan. memperlakukan Kaveh layaknya budak seks.
“anjir hah... enak banget cewe lu gila... hah, fuckh!” Lubang Kaveh mengetat membuat Kaeya semakin gila, Alhaitham tersenyum bangga mendengarnya.
“nghhh hayi... hayi tolong”
“sering dipake haitham ya cantik?? hmmh?” Kaeya menjambak rambut Kaveh, membuat Kaveh berdiri. Kaeya berbisik di telinga Kaveh membuat bulu kuduk Kaveh merinding.
Ayato kemudian duduk di bangku dekat Kaeya dan Kaveh, ia melepas tali pinggangnya lalu menurunkan celananya juga. batang penisnya yang sudah menegang terpampang jelas, ayato tersenyum manis.
“kaeya, turunin sini kepalanya” ucap Ayato, Kaeya melepas jambakannya pada rambut Kaveh, kini giliran ayato yang menjambak rambut pirang setengah mengering milik Kaveh. Kaveh menggelengkan kepalanya, suaranya tak sanggup untuk keluar lagi karena terlalu keras mendesah dan berteriak nikmat ketika digempur Alhaitham.
Di paksanya Kaveh untuk menghisap kemaluan miliknya, Kaveh yang kedua tangannya di ikat oleh sabuk milik Ayato tak bisa berbuat banyak. Ia hanya mengikuti apa yang di perintahkan. Matanya masih menatap Alhaitham dengan tatapan memelas minta di lepaskan, namun Alhaitham hanya tersenyum kecil sembari memperhatikan kelakukan bejat teman temannya kepada kekasihnya.
“anjinghh, pinter ya veh”
Ayato tersenyum ketika mulut Kaveh yang biasanya mengomel sekarang malah sangat hebat dalam memanjakan penisnya. Ayato mengadahkan kepalanya nikmat sembari semakin cepat menurun naikkan kepala Kaveh.
“mmhm...”
“ahh, sial, cantik banget lo veh” ucap Ayato, ia berhenti. Dipaksanya Kaveh untuk bertatap tatapan dengan mata biru indah miliknya itu, mata sayu Kaveh tak henti hentinya mengeluarkan air mata. Ia dinodai oleh teman pacarnya sendiri. Ayato kemudian menghapus air mata Kaveh menggunakan ibu jarinya. Ia kembali menggunakan mulut Kaveh untuk mencapai orgasmenya.
Kaeya semakin brutal menggempur lubang Kaveh, Ia tak peduli dengan Kaveh yang tak bisa berdiri dengan benar lagi Karena kakinya sudah lemas sekali. Tak terhitung berapa kali Kaveh sudah orgasme, Terhitung dua kali sudah Kaveh orgasme kering , dirinya terlalu sensitif untuk menjadi budak seks.
“wan lu ga join??” tanya Kaeya.
“bentar bang” Scara datang menghampiri mereka yang sedang sibuk masing masing melampiaskan hawa nafsunya pada Kaveh.
“Bang Kaeya geser anjir, bisa dua itu”
“Bentar, ayato bentar anjir”
Ketiganya berhenti untuk mencari posisi yang pas. Dimulai dengan Kaeya yang berbaring di bangku tanpa melepaskan tautannya dengan Kaveh, lalu Scara yang berada di atas Kaveh sehingga Kaveh kini berada di antara Scara dan Kaeya. Ayato berdiri di samping Bangku, dengan Penisnya yang menyentuh Wajah si cantik.
Scara kemudian mulai memasukkan penisnya yang juga tak tergolong kecil ke dalam Liang Kaveh, Lagi lagi rambut Kaveh kembali di jambak oleh ayato memaksanya untuk memberinya blowjob.
“njing sempit banget bangsat fuck agh” Scara menggeram sembari menggempur lubang milik Kaveh, di tamparnya salah satu payudara milik Kaveh. membuat Kaveh menggelinjang. Kaeya yang berada di bawah Kaveh pun tak henti henti menciumi rambut Kaveh yang memiliki aroma yang membuat candu dan mengigiti telinganya.
Alhaitham sadar bahwa kaveh tak akan kuat jika mereka bertiga tak berhenti, ia yakin kaveh tak lagi kuat menahan mereka bertiga.
“Lu pada selesai langsung cabut ya” ucap Alhaitham.
“aman bos” ucap scara.
Tak beberapa lama Kaeya mencapai puncak kenikmatannya, segera di keluarkan penisnya sebelum memenuhi anal Kaveh. Tangannya tapi belum berhenti dari melecehkan Kaveh, ia masih bermain dengan kedua payudara Kaveh.
Tak lama disusul Ayato, ayato tak sengaja menumpahkan sperma nya di dalam mulut milik Kaveh.
“anjing! gua bilang apa tadi, jangan di keluarin di dalem lah bangsat” Alhaitham berdiri dari duduknya menghampiri Kaveh, Di cengkramnya pipi Kaveh Kuat.
“jangan ditelen” ucap Alhaitham, Kaveh hanya diam saja. Tak sanggup lagi menjawab Alhaitham, di biarkan bibirnya terbuka sehingga sperma ayato yang berada dalam mulutnya mengalir keluar dengan sendirinya. Tatapan Kaveh kosong menatap Alhaitham, masih dengan air mata yang mengalir dari ujung matanya.
“nghhh anjir kak, lo cantik banget. ketat banget fuck” Scara menyusul, Ia memgeluarkan spermanya di luar seperti janji mereka pada Alhaitham. Mereka bertiga kemudian berberes, melepas ikatan sabuk ayato pada tangan Kaveh, memakai celana masing masing dengan wajah cerah.
“sering sering ya bang wkwkw” scara menyenggol lengan Alhaitham yang tengah menggendong Kaveh dalam pangkuannya.
“bersih bersih sini dulu anjir sebelum pergi” perintah Alhaitham sembari membawa Kaveh yang tak lagi sadar menuju Kamar mandi, untuk dibersihkan.
“oh iya”
Setelah beberapa menit Alhaitham selesai membasuh Kaveh, di pakaikannya baju Olahraganya yang sudah pasti kebesaran di tubuh kecil Kaveh tanpa memakaikan Kaveh bra dan celana dalamnya lagi. Dia ada rencana lain ketika sampai dirumah nanti.
Alhaitham kemudian melapisi Kaveh dengan hoodie miliknya untuk menutupi bekas keunguan yang sengaja di tinggalkannya di leher Kaveh sebelum meninggalkan ruang ganti tersebut.
———
“t-tham katanya cuddle doang, kok titit mu masuk”
Kaveh yang tak terbalut sebenang kain kemudian menatap Alhaitham yang kini memeluknya, Dijauhkan wajahnya dari dada Alhaitham.
“gapapa sayang, anget. tidur lagi gih, biar demamnya turun.”
“gimana aku mau tidur, keluarin dulu titit mu. kamu ga kasihan liat aku apa” mata Kaveh kembali berkaca kaca, Alhaitham mau tak mau mengeluarkan penisnya dari lubang hangat Kaveh. Di bawanya Kaveh ke dalam pelukannya.
“maaf ya sayang” ucap Alhaitham sembari memberi kecupan di dahi Kaveh. Kaveh mencari kenyamanan di dalam pelukan Alhaitham, tubuhnya sangat pas untuk Alhaitham peluk. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Alhaitham.
“aku besok gamau sekolah...” ucap Kaveh.
“iya, kamu sekolah pas demamnya turun aja ya sayang” ucap Alhaitham lagi lagi mencium dahi Kaveh, Kaveh mengangguk.
“istirahat ya cantik, kalau tengah malam badan kamu makin ga enak atau kamu laper mau makan lagi bangunin aku. oke?”
“oke”
”...”
“ALHAITHAM, GIMANA AKU MAU TIDUR. STOP GREPE GREPE AKU YA!”