.
cw // fem kaveh! , nsfw
ting tong
“ah iyaa, tunggu sebentar!” teriak Kaveh sembari berlari kecil ke pintu depan. diikatnya rambut pirangnya karena merasa gerah.
“e-eh hayi, kamu kok ga bilang kalau‐mmphh” Alhaitham langsung menyambar bibir manis milik Kaveh, tangannya satu sibuk melingkar di pinggang kaveh sedangkan yang satunya lagi mengunci pintu depan.
Kaveh kemudian memukul dada Alhaitham yang tak kunjung melepas panggutan bibir mereka, nafasnya tersenggal. ia hampir kehabisan nafas.
“hah...gila yah...?” dada kaveh naik turun, sungguh pemandangan yang sangat menggoda Alhaitham. Mata Alhaitham tak lepas dari belahan buah dada Kaveh yang tampak jelas akibat potongan nightgown nya yang terlalu turun ke bawah.
“kamu yang gila, sengaja banget godain aku di jalan” Kaveh malah menyengir seperti tak ada salah, Alhaitham kemudian mengangkat tubuh ramping itu sembari kembali memanggut bibir cherry milik kaveh menuju kamar mereka. ia kemudian membanting tubuh ringkih kaveh ke atas ranjang.
Kaveh memasang senyum menggoda, senang melihat suaminya yang biasanya sangat rasional menjadi tak terkendali dan... liar? entahlah, dimata Kaveh ketampanan Alhaitham bertambah berkali kali lipat.
Alhaitham kembali meraup bibir merah milik Kaveh. tangan kanannya menopang beban tubuh yang menindih tubuh istrinya. tangan kirinya tak ia biarkan menganggur, perlahan di turunkan tali nightgown milik istrinya, mengelus leher hingga bahu secara sensual.
Bibir Alhaitham perlahan turun meninggalkan tanda merah keunguan di leher Kaveh, tangan kirinya meremas dada Kaveh membuat Kaveh melengkungkan punggungnya.
“dada kamu makin gede” ucap Alhaitham, dagunya di letakkan diantara buah dada Kaveh. Kedua tangannya bermain dengan dada Kaveh. sesekali mencubit gemas.
“hssh sakit sayang, jangan di cubit cubit sakit ahhh. gimana gak gede, kamu mainin tiap hari” Alhaitham malah nyengir. Sedetik kemudian ia mulai mengulum puting Kaveh, meninggalkan banyak tanda kepemilikan.
“jangan di tahan sayang” ucap Alhaitham sembari semakin gencar bermain dengan payudara Kaveh. Kaveh kemudian mendesah keras, membuat keinginan Alhaitham untuk menghamili istrinya semakin tinggi.
Ciuman Alhaitham turun dari dada menuju perut sampai kepada daerah kewanitaan Kaveh. Kaveh menutup kedua pahanya ketika dirasa nafas hangat Alhaitham dibagian intimnya. Haitham menahan kedua paha Kaveh agar tak menjepit kepalanya.
Di kecupnya daerah intim milik Kaveh sebelum lidahnya masuk, menghisap dan mendorong di dalam vagina miliknya. Kaveh menjambak rambut Haitham lalu mendorong Kepalanya sebagai reaksi karena tak kuasa menahan nikmat.
“hmm?? udah keluar?? itu masih lidah ku loh??” Alhaitham tersenyum menyeringai, bibirnya berkilat akibat cairan Kaveh. Kaveh mengatur nafasnya, kepalanya mulai pusing.
“hahh...enggak adil! u havent naked yet!”
“oh ya? make me” ucap Alhaitham yang kini bersandar pada headboard. Kaveh merangkak ke arah suaminya perlahan, pahanya sudab bergetar. di dudukkanya bongkahan sintal di atas paha Alhaitham yang masih di lapisi celana.
Tangannya perlahan melepas satu persatu kemeja Alhaitham. Sedangkan tangan Alhaitham mengelus paha mulus miliknya sembari bermain main dengan klitorisnya yang sudah sangat basah.
“tham sebentar ahh nghhh jangan duluh ahh!!” satu jari Alhaitham kembali masuk bermain di dalam lubang hangat milik Kaveh, genggaman Kaveh pada kemeja Alhaitham semakin erat. Ia bergerak gelisah di pangkuan suaminya.
“gemes banget istriku” ucap Alhaitham sembari mengecup bibir Kaveh berkali kali, Kaveh memejamkan matanya. Dadanya membusung kedepan, membuat Alhaitham mudah untuk lagi lagi mengulum putingnya.
gerakan jari Alhaitham di bawah benar benar lambat, sangat menyiksa Kaveh. Ia bahkan menaik turunkan pinggulnya sendiri agar jari panjang Alhaitham masuk lebih dalam dan mengenai titik manisnya. Namun di hentikan Alhaitham dengan menahan Pinggulnya untuk berhentj bergerak.
Air mata yang terkenang di tulang pipi, bibir dan dada yang membengkak, pipi yang merona merah, dada naik turun. Sungguh pemandangan yang sangat menabjubkan untuk Alhaitham.
“haithamhh please ughh”
“sabar sayang, kenapa jadi kamu yang ga sabaran?” tanya Alhaitham sembari terkikik kecil, Jari jarinya di tarik dari lubang Kaveh. tangan kirinya lalu melingkar di pinggang kaveh, tangan kanannya ia gunakan untuk melepas celananya.
Ketika melihat Penis milik Alhaitham sudah menegang tanpa tertutupi sehelai benang apapun, Kaveh langsung mengarahkan penisnya ke arah lubang kewanitaannya. Ia lalu duduk di pangkuan Alhaitham dengan penis Alhaitham tertanam dalam Vagina nya.
Alhaitham cukup terkejut dengan tingkat Kaveh yang sangat terburu buru. namun tidak apa apa, ia suka. apalagi ketika desahan Kaveh mengalun di telinganya.
“nghhm hayihh” racau Kaveh.
“hmm? need my help my queen?”
“yes please ah!” tangan Alhaitham mencekram pinggul Kaveh, lalu menaik turunkannya secara cepat lalu melambat, membuat Kaveh benar benar gila.
“fasterhh please uhmm”
“agh, beg for it” bisik Alhaitham, di telinga Kaveh. digigitnya daun telinga Kaveh.
“you asshole! i hate you mmph” Alhaitham langsung membungkam bibir Kaveh sebelum istrinya mengomel lebih lanjut. Kaveh balas dendam dengan mengetatkan lubangnya membuat Alhaitham menggeram.
“fuck, you little-”
“apa?!”
Tanpa aba aba Alhaitham langsung membalik posisi mereka, membanting Kaveh di kasur. Kaveh malah tersenyum simpul, ia senang menggoda Alhaitham hanya untuk melihat sisi yang berbeda dari suaminya.
Kaveh memeluk leher Alhaitham, membiarkan Alhaitham menggempurnya di bawah sana. Kaveh meninggalkan tanda kepemilikan yang serupa seperti yang di tinggalkan Alhaitham di lehernya. Agar semua orang tahu kalau Alhaitham miliknya seorang.
“kavehhh agh” Alhaitham menggeram ketika lagi lagi Kaveh mengetatkan lubangnya. Semakin cepat pula tempo pinggul Haitham bergerak, menusuk tepat di titik manis Kaveh.
“hayyih...a-aku mau mmhm, ahh!!” Kaveh merengek sembari memperkuat cengkramannya di bahu Alhaitham. Dia sudah orgasme untuk kedua kalinya, kakinya mulai terasa kebas. Berbeda dari Alhaitham yang belum menunjukkan tanda tanda untuk mencapai puncak kepuasannya.
“pelanhh pelanh humm” Kaveh meracau, kepalanya terasa berat, matanya menatap Alhaitham sayu. Alhaitham membelai rambut Kaveh, di selipkan helaian pirang itu di balik telinga Kaveh.
“sayangku” ucap Alhaitham sembari mengecup dahi Kaveh.
“cantikku” Alhaitham mengecup bibir Kaveh.
“cintaku” Alhaitham berbisik sembari mengelus paha Kaveh, ia juga menurunkan tempo hentakannya menjadi sedikit lebih lamban.
“masih sanggup?? aku berhenti kalau kamu capek”
“e-enggak hhh... terusin” ucap Kaveh dengan mata terpejam, di peluknya leher Alhaitham erat. Alhaitham melanjutkan menggerakkan pinggangnya, lebih cepat dari sebelumnya. Tak lama kemudian Alhaitham mencapai pelepasannya, Cairannya memenuhi lubang Kaveh.
“sayang?” panggil Alhaitham kepada Kaveh yang enggan melepas pelukannya pada leher sang suami.
“hmm?”
“sekali lagi ya??”
“pelan pelan ya?”
“ga janji”
“tham! pelan pelan ahhh!, anjinghh”
***
Kaveh terbangun ketika jarum jam berada di angka 9, hari ini hari ulang tahun nahida. Kaveh hendak bangkit dari tidurnya namun tangan besar yang melingkar di perutnya mengunci segala pergerakannya. Penis Alhaitham juga masih berada dalam lubangnya.
“hayi” Tangan Alhaitham di cubit, Alhaitham terhenyak. Mata ngantuknya terbuka setengah, di lihatnya wajah cemberut Kaveh.
“hmm? kenapa sayang?”
“kamu ga bersihin aku, tititmu juga masih lengket”
bukannya meredakan amarah istrinya, ia malah menarik Kaveh dalam pelukannya.
“hayii! ih lepasin dulu aku mau mandi!”
“nanti aja sayang, kaya kamu sanggup aja berdiri”
“tapi mau jemput nahida?, hari ini dia ulang tahun”
“iya sebentar aja sayang, nanti siang kita jemput yaa”
Kaveh mengalah, bibir nya melengkung kebawah menahan kesal. Baru saja bangun suaminya ini udah nyari masalah.
“sayang?”
“apa?” tanya kaveh ketus.
“sekali lagi yuk?”
“hah?! apaan, gamau! Alhaitham! jangan aghh nghh hayihh”