crystalfliexs

“kaveh?? yuk makan bareng, gua tau resto yang enak nih. baru buka mweheheh” setelah keluar dari ruang rapat, Ayato langsung menghampiri Kaveh yang sibuk berkutat dengan notebook berukuran A5 yang ia gunakan untuk mencatat bahan bahan rapat mengenai pameran yang akan dilaksanakan.

“oh iya! gua baru inget! yuk lah, sekalian gua juga udah lape-”

“gabisa, nyusun proposal dulu. udah disuruh sama pembina untuk secepat mungkin” potong Alhaitham yang tiba tiba muncul dari belakang Kaveh, seperti biasa dengan wajah tanpa ekspresinya.

Ayato dan Kaveh lalu saling melempar tatap, kemudian ayato tersenyum menatap Kaveh. Tangan Ayato tergerak untuk mengacak ngacak rambut Kaveh pelan.

“lain kali ya” ucap Ayato lalu meninggalkan Kaveh dan Alhaitham berdua. Kaveh kemudian berbalik menatap Alhaitham.

“ayo” ucap Alhaitham.

“ngapain??” tanya Kaveh.

“nyusun proposalnya”

“kan bisa nanti??”

“kalau mau gue bantuin sekarang” ucap Alhaitham, Kaveh masih membeku di tempatnya.

“ayo” kali ini Alhaitham menarik pergelangan Kaveh untuk ikut dengannya.

-***-

“kita gabisa makan dulu tham? gua laper belum makan dari siang.”

Kaveh kini berada di atas motor Alhaitham, bersama dengan Alhaitham yang mengendarai motornya. Ia berbicara sedikit teriak agar suaranya terdengar oleh Alhaitham.

“mau makan dimana?” tanya Alhaitham, Kaveh mengendikkan bahu. Alhaitham kembali menurunkan Visor pada helmnya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Alhaitham kemudian memarkirkan motornya di salah satu restoran mewah. Kaveh terpelongo, ia harus berhemat. uang makan untuk seminggu sepertinya habis jika ia makan sekali saja disini.

“lo yakin kita makan disini?” tanya Kaveh pada Alhaitham yang sedang menggantungkan helmnya pada stang.

“biasanya gua makan disini, kenapa?” tanya Alhaitham kembali.

“mahal anjir, uang gua ga cuk-”

“gua bayarin” potong Alhaitham. Kaveh langsung tersenyum dan nyengir lebar.

Mereka duduk di kursi paling ujung dekat dengan jendela. Mereka lalu memesan makan. Kaveh tau diri, jadi ia tak berani memesan makanan lebih mahal dari Alhaitham. Bahkan ia menyamakan semuanya sama dengan punya Alhaitham.

“ga di cariin orang rumah?” tanya Alhaitham setelah menyadari bahwa langit sudah semakin gelap. Kaveh kemudian menggelengkan kepalanya.

“enggak, gua tinggal sendiri” ucap kaveh sembari menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

“orang tua? kemana?” tanya Alhaitham yang penasaran.

“ayah udah engga ada, bunda nikah lagi. sekarang di fontaine” ucap Kaveh.

“oh, maaf”

“apaan sih, santai aja kali” ucap Kaveh sembari tertawa kecil. Alhaitham sadar, pegangan Kaveh pada sendok mengerat. Dia buru buru membongkar ide untuk mengalihkan topik pembicaraan.

“lo suka baca?” tanya Alhaitham.

“apapun yang genre nya romance gua suka” jawab Kaveh.

“lo suka apa aja?” tanya Alhaitham lagi.

“suka lo” kaveh membatin

“yaa banyak...?? pertanyaan lo aneh”

“salah?”

“ya..enggak?”

keduanya terdiam.

“veh, lo suka nulis?” tanya Alhaitham.

“nulis apa??”

“ya... apa aja?? diary?? novel? atau puisi?” Alhaitham mengedikkan bahu.

“ah- itu ya... uhm.. e-enggak terlalu sih” jantung Kaveh berdegup cepat.

“oh-”

“oh ya gua udah kenyang, nanti duitnya gua ganti ya tham. gua pulang duluan ya-”

“gua anterin lo veh, tunggu”

cw// fem Kaveh , slight nsfw , mentioned blood.

“sayang kamu kok ga kasih tau dari awal kalau kamu sakit?? aku suami kamu seharusnya kamu kasih tau, aku ga tenang kalau kamu sakit begini. bilang sama aku bagian mana yang sakit? mau ke dokter? kamu udah minum obat? apa jahitan pas lahiran si kembar infeksi lagi?? kasih tau aku please?” Alhaitham berlutut lemas di lantai, ia lalu memeluk perut Kaveh yang sedang berbaring di tempat tidur erat.

Fakta bahwa nyawa Kaveh sempat terancam akibat melahirkan si kembar Yaoyao dan Klee akibat mengeluarkan terlalu banyak darah bahkan infeksi luka jahitannya membuat Alhaitham selalu mengkhawatirkan kondisi Kaveh apabila tubuh sang istri terasa tak enak atau sakit.

“hayi-”

“sayang aku bawa ke dokter ya? kita check lagi takutnya kenapa napa-”

“hayi, aku gapapa. cuma demam biasa” ucap Kaveh sembari menangkup wajah Alhaitham, Alhaitham kemudian menatap Kaveh lalu menenggelamkan wajahnya di perut Kaveh.

“aku takut kamu kenapa napa”

“engga sayang, aku gapapa” ucap Kaveh sembari mengelus rambut Abu Alhaitham.

“ini kenapa aku gamau kasih tau kalau aku sakit” lanjut kaveh masih sembari mengelus elus kepala Alhaitham yang tengah memeluk perutnya erat.

“terus siapa yang jagain kamu kalau bukan aku?”

“kan ada bunda mas hayiiii” ucap Kaveh lalu mencubit pipi suaminya yang berumur 2 tahun lebih muda darinya. Alhaitham lagi lagi menatap Kaveh, bibirnya mengerucut.

“panggil aku mas lagi”

“mana ada mas mas manja kaya bayi gini, tau ga sih kamu? aku ngurus kamu sama anak anak jadinya kaya ngurus 4 bayi. 1 nya bayi gede” Kaveh ketawa, ibu jarinya mengelus elus pipi Alhaitham lembut.

“aku mau kelon” kata alhaitham.

“sini sayang” kaveh membuka tangannya, siap menerima Alhaitham dalam rengkuhan. Alhaitham kemudian membuka jas kerjanya dan langsung memeluk Kaveh erat. Hidungnya di tempel di tulang selangka Kaveh, menghirup wangi alami yang dihasilkan tubuh istrinya.

“sayang, panggil aku mas lagi” ucap Alhaitham sembari membenamkan wajahnya di ceruk leher Kaveh. Kaveh tertawa geli karena nafas hangat Alhaitham yang menerpa kulitnya.

“mas hayiii” alhaitham tersenyum kecil, di hujani leher jenjang sang istri dengan ciuman. meninggalkan sedikit tanda disana. Sebelum ciuman lembut itu berpindah menuju bibir, kedua belah pipi, hidung, kedua kelopak mata hingga yang terakhir, dahi Kaveh.

kedua mata yang menyimpan rasa yang sangat dalam akan satu sama lain itu bertemu. Kaveh dengan senyum manis yang menghangatkan jiwa dingin Alhaitham dan Alhaitham dengan senyum tipis yang mempesona yang berhasil membuat Kaveh kembali jatuh hati semakin dalam.

“mas??”

“iya sayang??”

“kita belum ada anak cowo loh” Alhaitham langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Kaveh, lalu menatap wajah cantik sang istri dengan tatapan penuh tanda tanya.

“sayang?? aku masih trauma loh??” ucap Alhaitham, Kaveh malah tertawa.

“aku yang melahirkan kenapa kamu yang trauma??” tanya Kaveh sembari tertawa.

“aku disana yang, ngeliat darah kamu banyak banget. aku sempet berharap sama archon biar mereka ganti posisimu sama aku” ucap Alhaitham.

“aku gapapa sayang, lagian kalau ada anak cowo ntar ada yang jagain kakak kakaknya” ucap Kaveh, Alhaitham menggeleng.

“tiga aja cukup sayang, kamu kalau mau 'itu' bilang aja.” ucap Alhaitham, terakhir kali mereka berhubungan badan adalah 4 tahun yang lalu, tepatnya saat membuat adik untuk nahida. Tak lama 2 bulan kemudian, terdeteksi kehidupan baru di perut Kaveh.

“a-aku takut tham, habis hamil si kembar perut ku engga kaya dulu lagi. jelek, jelek banget. aku takut kamu ga puas sama penampilanku yang sekarang- HAYI!! KAMU MAU NGAPAIN?!” kaveh terkejut ketika Alhaitham mengangkat dasternya, memperlihatkan kulit perut yang melonggar serta bekas luka akibat pisau operasi yang membelah lapisan lapisan kulitnya.

Alhaitham kemudian dengan lembut meninggalkan kecupan kecupan kecil di perut Kaveh, mengelus perutnya pelan tanpa merasa ngeri ataupun geli. Mata kaveh berkaca kaca, ia takut Alhaitham meninggalkannya akibat 'flaw' pada dirinya.

“masih ga percaya diri sayang? mau aku buktiin pakai cara 'lain' hmm?” Alhaitham kemudian merangkak di atas tubuh Kaveh, menyatukan dahi mereka sebelum mencium bibir Kaveh lembut.

“h-hayi…” kaveh mencicit pelan sebelum Alhaitham kembali mencium dan meraup bibirnya ganas. Alhaitham kemudian menanggalkan kemeja nya. Diturunkan juga kerah baju milik Kaveh beserta tali bra milik Kaveh agar ia puas menjamah bahu mulus itu.

“nghhh mashh hayi hhh-” Kaveh meremas surai abu milik Alhaitham.

“mau lanjut sayang? kalau sakit bilang aku ya?? jangan dipaksain” Kaveh mengangguk sebelum menarik tengkuk Alhaitham untuk memperdalam ciuman mereka.

“MAMAAAAA HIKS MAMAAA!” suara tangisan anak kecil yang masuk ke dalam kamar mereka tanpa aba aba mengintrupsi kegiatan panas yang akan dilakukan mereka berdua. Alhaitham sontak melompat dari atas kaveh ke space yang kosong di sebelahnya, Kaveh kemudian bangkit dari tidurnya.

“yaoyao? klee? kenapa sayang?” Kaveh dengan rambut dan penamilan yang sudah acak acakan kemudian memegang tangan kedua tangan gadis kembarnya untuk lebih mendekat dengannya.

“hic mama… ao sama klee takut cama petirnaa hic, mau tidur sama mama” kata yaoyao, keduanya kemudian kembali menangis kencang.

Alhaitham yang sudah bertelanjang dada kemudian memijat batang hidungnya, libidonya sudah naik. ia kemudian melempar tatap dengan Kaveh, kaveh hanya tertawa kecil sedangkan Alhaitham mengusap wajahnya kasar.

sebelum kedua gadis kembarnya naik ke ranjang dan tidur di antara mereka, kaveh berbisik pada Alhaitham.

“kangen kangenannya nanti ya mas”.

— end.

.

cw // fem kaveh! , nsfw

ting tong

“ah iyaa, tunggu sebentar!” teriak Kaveh sembari berlari kecil ke pintu depan. diikatnya rambut pirangnya karena merasa gerah.

“e-eh hayi, kamu kok ga bilang kalau‐mmphh” Alhaitham langsung menyambar bibir manis milik Kaveh, tangannya satu sibuk melingkar di pinggang kaveh sedangkan yang satunya lagi mengunci pintu depan.

Kaveh kemudian memukul dada Alhaitham yang tak kunjung melepas panggutan bibir mereka, nafasnya tersenggal. ia hampir kehabisan nafas.

“hah...gila yah...?” dada kaveh naik turun, sungguh pemandangan yang sangat menggoda Alhaitham. Mata Alhaitham tak lepas dari belahan buah dada Kaveh yang tampak jelas akibat potongan nightgown nya yang terlalu turun ke bawah.

“kamu yang gila, sengaja banget godain aku di jalan” Kaveh malah menyengir seperti tak ada salah, Alhaitham kemudian mengangkat tubuh ramping itu sembari kembali memanggut bibir cherry milik kaveh menuju kamar mereka. ia kemudian membanting tubuh ringkih kaveh ke atas ranjang.

Kaveh memasang senyum menggoda, senang melihat suaminya yang biasanya sangat rasional menjadi tak terkendali dan... liar? entahlah, dimata Kaveh ketampanan Alhaitham bertambah berkali kali lipat.

Alhaitham kembali meraup bibir merah milik Kaveh. tangan kanannya menopang beban tubuh yang menindih tubuh istrinya. tangan kirinya tak ia biarkan menganggur, perlahan di turunkan tali nightgown milik istrinya, mengelus leher hingga bahu secara sensual.

Bibir Alhaitham perlahan turun meninggalkan tanda merah keunguan di leher Kaveh, tangan kirinya meremas dada Kaveh membuat Kaveh melengkungkan punggungnya.

“dada kamu makin gede” ucap Alhaitham, dagunya di letakkan diantara buah dada Kaveh. Kedua tangannya bermain dengan dada Kaveh. sesekali mencubit gemas.

“hssh sakit sayang, jangan di cubit cubit sakit ahhh. gimana gak gede, kamu mainin tiap hari” Alhaitham malah nyengir. Sedetik kemudian ia mulai mengulum puting Kaveh, meninggalkan banyak tanda kepemilikan.

“jangan di tahan sayang” ucap Alhaitham sembari semakin gencar bermain dengan payudara Kaveh. Kaveh kemudian mendesah keras, membuat keinginan Alhaitham untuk menghamili istrinya semakin tinggi.

Ciuman Alhaitham turun dari dada menuju perut sampai kepada daerah kewanitaan Kaveh. Kaveh menutup kedua pahanya ketika dirasa nafas hangat Alhaitham dibagian intimnya. Haitham menahan kedua paha Kaveh agar tak menjepit kepalanya.

Di kecupnya daerah intim milik Kaveh sebelum lidahnya masuk, menghisap dan mendorong di dalam vagina miliknya. Kaveh menjambak rambut Haitham lalu mendorong Kepalanya sebagai reaksi karena tak kuasa menahan nikmat.

“hmm?? udah keluar?? itu masih lidah ku loh??” Alhaitham tersenyum menyeringai, bibirnya berkilat akibat cairan Kaveh. Kaveh mengatur nafasnya, kepalanya mulai pusing.

“hahh...enggak adil! u havent naked yet!”

“oh ya? make me” ucap Alhaitham yang kini bersandar pada headboard. Kaveh merangkak ke arah suaminya perlahan, pahanya sudab bergetar. di dudukkanya bongkahan sintal di atas paha Alhaitham yang masih di lapisi celana.

Tangannya perlahan melepas satu persatu kemeja Alhaitham. Sedangkan tangan Alhaitham mengelus paha mulus miliknya sembari bermain main dengan klitorisnya yang sudah sangat basah.

“tham sebentar ahh nghhh jangan duluh ahh!!” satu jari Alhaitham kembali masuk bermain di dalam lubang hangat milik Kaveh, genggaman Kaveh pada kemeja Alhaitham semakin erat. Ia bergerak gelisah di pangkuan suaminya.

“gemes banget istriku” ucap Alhaitham sembari mengecup bibir Kaveh berkali kali, Kaveh memejamkan matanya. Dadanya membusung kedepan, membuat Alhaitham mudah untuk lagi lagi mengulum putingnya.

gerakan jari Alhaitham di bawah benar benar lambat, sangat menyiksa Kaveh. Ia bahkan menaik turunkan pinggulnya sendiri agar jari panjang Alhaitham masuk lebih dalam dan mengenai titik manisnya. Namun di hentikan Alhaitham dengan menahan Pinggulnya untuk berhentj bergerak.

Air mata yang terkenang di tulang pipi, bibir dan dada yang membengkak, pipi yang merona merah, dada naik turun. Sungguh pemandangan yang sangat menabjubkan untuk Alhaitham.

“haithamhh please ughh”

“sabar sayang, kenapa jadi kamu yang ga sabaran?” tanya Alhaitham sembari terkikik kecil, Jari jarinya di tarik dari lubang Kaveh. tangan kirinya lalu melingkar di pinggang kaveh, tangan kanannya ia gunakan untuk melepas celananya.

Ketika melihat Penis milik Alhaitham sudah menegang tanpa tertutupi sehelai benang apapun, Kaveh langsung mengarahkan penisnya ke arah lubang kewanitaannya. Ia lalu duduk di pangkuan Alhaitham dengan penis Alhaitham tertanam dalam Vagina nya.

Alhaitham cukup terkejut dengan tingkat Kaveh yang sangat terburu buru. namun tidak apa apa, ia suka. apalagi ketika desahan Kaveh mengalun di telinganya.

“nghhm hayihh” racau Kaveh.

“hmm? need my help my queen?”

“yes please ah!” tangan Alhaitham mencekram pinggul Kaveh, lalu menaik turunkannya secara cepat lalu melambat, membuat Kaveh benar benar gila.

“fasterhh please uhmm”

“agh, beg for it” bisik Alhaitham, di telinga Kaveh. digigitnya daun telinga Kaveh.

“you asshole! i hate you mmph” Alhaitham langsung membungkam bibir Kaveh sebelum istrinya mengomel lebih lanjut. Kaveh balas dendam dengan mengetatkan lubangnya membuat Alhaitham menggeram.

“fuck, you little-”

“apa?!”

Tanpa aba aba Alhaitham langsung membalik posisi mereka, membanting Kaveh di kasur. Kaveh malah tersenyum simpul, ia senang menggoda Alhaitham hanya untuk melihat sisi yang berbeda dari suaminya.

Kaveh memeluk leher Alhaitham, membiarkan Alhaitham menggempurnya di bawah sana. Kaveh meninggalkan tanda kepemilikan yang serupa seperti yang di tinggalkan Alhaitham di lehernya. Agar semua orang tahu kalau Alhaitham miliknya seorang.

“kavehhh agh” Alhaitham menggeram ketika lagi lagi Kaveh mengetatkan lubangnya. Semakin cepat pula tempo pinggul Haitham bergerak, menusuk tepat di titik manis Kaveh.

“hayyih...a-aku mau mmhm, ahh!!” Kaveh merengek sembari memperkuat cengkramannya di bahu Alhaitham. Dia sudah orgasme untuk kedua kalinya, kakinya mulai terasa kebas. Berbeda dari Alhaitham yang belum menunjukkan tanda tanda untuk mencapai puncak kepuasannya.

“pelanhh pelanh humm” Kaveh meracau, kepalanya terasa berat, matanya menatap Alhaitham sayu. Alhaitham membelai rambut Kaveh, di selipkan helaian pirang itu di balik telinga Kaveh.

“sayangku” ucap Alhaitham sembari mengecup dahi Kaveh.

“cantikku” Alhaitham mengecup bibir Kaveh.

“cintaku” Alhaitham berbisik sembari mengelus paha Kaveh, ia juga menurunkan tempo hentakannya menjadi sedikit lebih lamban.

“masih sanggup?? aku berhenti kalau kamu capek”

“e-enggak hhh... terusin” ucap Kaveh dengan mata terpejam, di peluknya leher Alhaitham erat. Alhaitham melanjutkan menggerakkan pinggangnya, lebih cepat dari sebelumnya. Tak lama kemudian Alhaitham mencapai pelepasannya, Cairannya memenuhi lubang Kaveh.

“sayang?” panggil Alhaitham kepada Kaveh yang enggan melepas pelukannya pada leher sang suami.

“hmm?”

“sekali lagi ya??”

“pelan pelan ya?”

“ga janji”

“tham! pelan pelan ahhh!, anjinghh”

***

Kaveh terbangun ketika jarum jam berada di angka 9, hari ini hari ulang tahun nahida. Kaveh hendak bangkit dari tidurnya namun tangan besar yang melingkar di perutnya mengunci segala pergerakannya. Penis Alhaitham juga masih berada dalam lubangnya.

“hayi” Tangan Alhaitham di cubit, Alhaitham terhenyak. Mata ngantuknya terbuka setengah, di lihatnya wajah cemberut Kaveh.

“hmm? kenapa sayang?”

“kamu ga bersihin aku, tititmu juga masih lengket”

bukannya meredakan amarah istrinya, ia malah menarik Kaveh dalam pelukannya.

“hayii! ih lepasin dulu aku mau mandi!”

“nanti aja sayang, kaya kamu sanggup aja berdiri”

“tapi mau jemput nahida?, hari ini dia ulang tahun”

“iya sebentar aja sayang, nanti siang kita jemput yaa”

Kaveh mengalah, bibir nya melengkung kebawah menahan kesal. Baru saja bangun suaminya ini udah nyari masalah.

“sayang?”

“apa?” tanya kaveh ketus.

“sekali lagi yuk?”

“hah?! apaan, gamau! Alhaitham! jangan aghh nghh hayihh”

“tham, fokus”

Dehya berbisik kepada Alhaitham sebelum kembali duduk di kursi tempat ia bermain drum, Alhaitham mengangguk kecil namun tak bisa menghilangkan kegelisahan yang dari tadi bersarang di hatinya. Ia perbaiki kacamatanya yang turun di batang hidungnya. walau masih bermain dengan gitarnya, mata Alhaitham tak berhenti bergerak kesana dan kemari mencari sang pujaan hati yang belum kelihatan juga batang hidungnya.

Alhaitham mendadak sedih, sebentar lagi ia akan menyanyikan lagu. Lagu yang kaveh suka, namun sang empu tak kunjung datang. sengaja di nyanyikan paling terakhir, biar jadi kejutan. Alhaitham hanya bisa memasang wajah kecewa dan menghela nafas kasar.

“siapa yang mau liat Alhaitham nyanyi lagiiii?” Nilou bertanya melalui mic yang di sambut antusias oleh orang banyak, kemudian nilou berbasa basi kepada semua penonton yang hadir sebentar.

disaat basa basi hampir berakhir, Alhaitham akhirnya bertemu sang pujaan hati yang terlihat tergesa gesa dengan peluh di dahi dan membawa 2 figur pirang yang ia yakini adalah adiknya. Senyum otomatis terlukis dibibir tipis Alhaitham, mata mereka berdua bertemu. Dari atas panggung, Alhaitham memberi kode kecil dengan menunjuk gitarnya lalu Kaveh secara bergantian.

“untuk kamu”

Kaveh kemudian menunjuk dirinya sendiri.

“aku?”

Alhaitham lalu mengangguk, membiarkan Kaveh penasaran dengan apa yang Akan di berikan Alhaitham.

dan iringan lagu mulai bermain, Alhaitham berdiri di tengah panggung menggantikan posisi nilou sebelumnya. Ia terlihat sangat senang sepanjang bermain gitarnya, senyum tak henti terlukis di pahatan wajah tampannya.

Kaveh menutup mulutnya, ia terkesiap membuat atensi adik kembarnya jatuh padanya. Mata semerah mourning flower itu terus berkilat penuh kagum. Ia sangat senang, sangat senang bahkan tanpa menyadari bahwa air mata sudah menetes dari ujung matanya.

Lumine tersenyum, mengerti arti dari tetesan air mata sang kakak. Sedangkan Aether menatap keduanya bingung.

“biarin aja, nanti tau sendiri” bisiknya pada Aether yang disambut anggukkan ragu dari Aether.

Alhaitham sangat senang dapat melihat Kaveh dengan jelas dari atas panggung. ketika ia bernyanyi, padangan matanya tak lepas dari Kaveh yang menatapnya dengan tatapan penuh… entahlah, terlalu indah untuk di deskripsikan, terlalu luas perasaan dalam tatapan mata itu.

“I know a place It's somewhere I go when I need to remember your face”

“We get married in our heads Something to do while we try to recall how we met”

Alhaitham fokus dengan gitarnya sebentar. pengunjung histeris ketika Suara berat Alhaitham menyapa telinga mereka, beberapa ada yang ikut bernyanyi, ada juga yang memanggil manggil nama Alhaitham. Sedangkan Kaveh, Ia terdiam. ingin menikmati setiap detik dari suara Alhaitham yang mengalun dengan indah di telinganya.

“Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten About you?”

“You and I (don't let go) were alive (don't let go) With nothing to do, I could lay and just look in your eyes Wait (don't let go) and pretend (don't let go) Hold on and hope that we'll find our way back in the end”

oh archon diatas, betapa sesuai lagu ini untuk menggambarkan perasaan Alhaitham kepada si pirang yang berdiri diantara ratusan penonton disana.

“Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten About you?”

dan kini giliran nilou bernyanyi, diikuti dengan para hadirin disana.

“There was something 'bout you that now I can't remember It's the same damn thing that made my heart surrender And I miss you on a train, I miss you in the morning I never know what to think about”

Alhaitham kembali mengambil alih panggung, diringi suara nilou.

“I think about you (so don't let go) About you (so don't let go) Do you think I have forgotten About you? (Don't let go)”

“About you About you Do you think I have forgotten About you?”

Setelah iringan lagu berhenti dan satu lagu terakhir yang di bawakan oleh akademiyan selesai, semua orang bertepuk tangan dengan keras. Tak terkecuali Kaveh, ia bahkan melompat lompat kecil di tempatnya.

Lagi lagi mata hijau laut Alhaitham tak henti hentinya menatap Kaveh, senyum tak pernah luntur semenjak Kaveh berada dalam jarak pandang.

betapa Alhaitham ingin memeluk dunianya, sekarang.

“tham, fokus”

Dehya berbisik kepada Alhaitham sebelum kembali duduk di kursi tempat ia bermain drum, Alhaitham mengangguk kecil namun tak bisa menghilangkan kegelisahan yang dari tadi bersarang di hatinya. Ia perbaiki kacamatanya yang turun di batang hidungnya. walau masih bermain dengan gitarnya, mata Alhaitham tak berhenti bergerak kesana dan kemari mencari sang pujaan hati yang belum kelihatan juga batang hidungnya.

Alhaitham mendadak sedih, sebentar lagi ia akan menyanyikan lagu. Lagu yang kaveh suka, namun sang empu tak kunjung datang. sengaja di nyanyikan paling terakhir, biar jadi kejutan. Alhaitham hanya bisa memasang wajah kecewa dan menghela nafas kasar.

“siapa yang mau liat Alhaitham nyanyi lagiiii?” Nilou bertanya melalui mic yang di sambut antusias oleh orang banyak, kemudian nilou berbasa basi kepada semua penonton yang hadir sebentar.

disaat basa basi hampir berakhir, Alhaitham akhirnya bertemu sang pujaan hati yang terlihat tergesa gesa dengan peluh di dahi dan membawa 2 figur pirang yang ia yakini adalah adiknya. Senyum otomatis terlukis dibibir tipis Alhaitham, mata mereka berdua bertemu. Dari atas panggung, Alhaitham memberi kode kecil dengan menunjuk gitarnya lalu Kaveh secara bergantian.

“untuk kamu”

Kaveh kemudian menunjuk dirinya sendiri.

“aku?”

Alhaitham lalu mengangguk, membiarkan Kaveh penasaran dengan apa yang Akan di berikan Alhaitham.

dan iringan lagu mulai bermain, Alhaitham berdiri di tengah panggung menggantikan posisi nilou sebelumnya. Ia terlihat sangat senang sepanjang bermain gitarnya, senyum tak henti terlukis di pahatan wajah tampannya.

Kaveh menutup mulutnya, ia terkesiap membuat atensi adik kembarnya jatuh padanya. Mata semerah mourning flower itu terus berkilat penuh kagum. Ia sangat senang, sangat senang bahkan tanpa menyadari bahwa air mata sudah menetes dari ujung matanya.

Lumine tersenyum, mengerti arti dari tetesan air mata sang kakak. Sedangkan Aether menatap keduanya bingung.

“biarin aja, nanti tau sendiri” bisiknya pada Aether yang disambut anggukkan ragu dari Aether.

Alhaitham sangat senang dapat melihat Kaveh dengan jelas dari atas panggung. ketika ia bernyanyi, padangan matanya tak lepas dari Kaveh yang menatapnya dengan tatapan penuh… entahlah, terlalu indah untuk di deskripsikan, terlalu luas perasaan dalam tatapan mata itu.

“I know a place It's somewhere I go when I need to remember your face”

“We get married in our heads Something to do while we try to recall how we met”

Alhaitham fokus dengan gitarnya sebentar. pengunjung histeris ketika Suara berat Alhaitham menyapa telinga mereka, beberapa ada yang ikut bernyanyi, ada juga yang memanggil manggil nama Alhaitham. Sedangkan Kaveh, Ia terdiam. ingin menikmati setiap detik dari suara Alhaitham yang mengalun dengan indah di telinganya.

“Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten About you?”

“You and I (don't let go) were alive (don't let go) With nothing to do, I could lay and just look in your eyes Wait (don't let go) and pretend (don't let go) Hold on and hope that we'll find our way back in the end”

oh archon diatas, betapa sesuai lagu ini untuk menggambarkan perasaan Alhaitham kepada si pirang yang berdiri diantara ratusan penonton disana.

“Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten? Do you think I have forgotten About you?”

dan kini giliran nilou bernyanyi, diikuti dengan para hadirin disana.

“There was something 'bout you that now I can't remember It's the same damn thing that made my heart surrender And I miss you on a train, I miss you in the morning I never know what to think about”

Alhaitham kembali mengambil alih panggung, diringi suara nilou.

“I think about you (so don't let go) About you (so don't let go) Do you think I have forgotten About you? (Don't let go)”

“About you About you Do you think I have forgotten About you?”

Setelah iringan lagu berhenti dan satu lagu terakhir yang di bawakan oleh akademiyan selesai, semua orang bertepuk tangan dengan keras. Tak terkecuali Kaveh, ia bahkan melompat lompat kecil di tempatnya.

Lagi lagi mata hijau laut Alhaitham tak henti hentinya menatap Kaveh, senyum tak pernah luntur semenjak Kaveh berada dalam jarak pandang.

betapa Alhaitham ingin memeluk dunianya, sekarang.

“HAYI LIAT DEH ADA HIU! berenangnya berduaan lucuuuu!” Kaveh melompat antusias di tempatnya sembari menunjuk ke arah Hiu yang sedang bermain.

“lucuu banget, eh kaveh. ini ikan apa?” tanya Alhaitham sembari menunjuk salah satu ikan yang berenang dekat kaca.

“itu ikan badut hayi! yang di film nemoo”

“loh jadi namanya bukan nemo?”

“ya bukann hayii, yakali namanya nemo”

“eh, ada dori juga”

“itu bukan doriii hahahah, itu ikan leter enam! liat deh, coraknya yang warna hitam kaya angka enam kan?!”

“eh iya bener, baru sadar gua. kalau yang itu apa namanya?”

“itu lion fish!!”

“kaya yang di game feeding frenzy, tapi yang di game jelek. warna coklat” ucap Haitham sembari melihat ikan bewarna merah itu berenang renang kesana kemari.

Mereka berdua sedang berada taman aquarium, ide Kaveh yang ingin refreshing katanya karena otaknya sudah panas akibat tugas yang di beri secara bertubi tubi. Alhaitham juga ingin memberi Kaveh hadiah atas kerja kerasnya akhir akhir ini.

mereka kemudian berpindah dari satu aquarium ke aquarium lain, kali ini mereka ke aquarium yang berisi paus beluga.

“ini mirip lumba lumba”

“paus belugaa!!”

“ah paus beluga, paus biru engga ada ya disini?”

“berat kali, keburu kebalik kapalnya” ucap Kaveh sembari tertawa melihat paus beluga yang berenang terlihat seperti tersenyum kesana dan kemari.

“itu paus orca kan?”

“iyaaa!”

“keren ga sih mereka”

“keren gimanaaa?”

“keren aja, kalau main twitter akun mereka tuh yang he/him bunda dulu baru kamu”

“HEH” Kaveh tertawa keras, sedangkan Alhaitham hanya tersenyum kecil nyaris tak terlihat. Alhaitham selalu memasang wajah tanpa ekspresi bahkan saat melontarkan candaan sekalipun, tapi di satu sisi Kaveh malah menganggap hal itu menambah poin lucu untuk jokes Alhaitham. Alhaitham juga biasanya tak tersenyum mau selucu apapun candaan yang ia lontarkan, ia tersenyum karena melihat Kaveh tertawa.

“eh liat, kembaran lo”

“hah mana?” Kaveh langsung cemberut ketika melihat jari telunjuk haitham yang mengarah pada sekawanan dugong yang sedang memakan lamun, di cubit nya lengan Alhaitham kuat membuat Haitham hampir memekik.

“galak”

“hayi nyari masalah?!” ingin sekali Kaveh jambak rambut si abu itu sekarang.

Kemudian mereka kembali berpindah ke aquarium satunya, melihat banyak ikan ikan yang cantik memanjakan mata.

Kaveh asik berceloteh, tanpa menyadari Alhaitham yang tatapannya tak lepas dari si pirang. menatapnya dengan tatapan memuja seolah Kaveh adalah hal terindah yang ada di dunia ini.

“yang itu cantik deh” Alhaitham menunjuk pantulan bayangan samar kaveh yang ada di kaca aquarium, Kaveh berhenti berceloteh. Mata ruby nya mengikuti arah tunjuk jari Haitham.

“ah ituu sea goldiee!! cantik yaa” ucap Kaveh tanpa menyadari bahwa yang Alhaitham maksud adalah dirinya.

“iya, cantik” ucap Alhaitham sambil melihat bayangan wajah antusias Kaveh yang terpantul di kaca pembatas aquarium.

“HAYI LIAT DEH ADA HIU! berenangnya berduaan lucuuuu!” Kaveh melompat antusias di tempatnya sembari menunjuk ke arah Hiu yang sedang bermain.

“lucuu banget, eh kaveh. ini ikan apa?” tanya Alhaitham sembari menunjuk salah satu ikan yang berenang dekat kaca.

“itu ikan badut hayi! yang di film nemoo”

“loh jadi namanya bukan nemo?”

“ya bukann hayii, yakali namanya nemo”

“eh, ada dori juga”

“itu bukan doriii hahahah, itu ikan leter enam! liat deh, coraknya yang warna hitam kaya angka enam kan?!”

“eh iya bener, baru sadar gua. kalau yang itu apa namanya?”

“itu lion fish!!”

“kaya yang di game feeding frenzy, tapi yang di game jelek. warna coklat” ucap Haitham sembari melihat ikan bewarna merah itu berenang renang kesana kemari.

Mereka berdua sedang berada taman aquarium, ide Kaveh yang ingin refreshing katanya karena otaknya sudah panas akibat tugas yang di beri secara bertubi tubi. Alhaitham juga ingin memberi Kaveh hadiah atas kerja kerasnya akhir akhir ini.

mereka kemudian berpindah dari satu aquarium ke aquarium lain, kali ini mereka ke aquarium yang berisi paus beluga.

“ini mirip lumba lumba”

“paus belugaa!!”

“ah paus beluga, paus biru engga ada ya disini?”

“berat kali, keburu kebalik kapalnya” ucap Kaveh sembari tertawa melihat paus beluga yang berenang terlihat seperti tersenyum kesana dan kemari.

“itu paus orca kan?”

“iyaaa!”

“keren ga sih mereka”

“keren gimanaaa?”

“keren aja, kalau main twitter akun mereka tuh yang he/him bunda dulu baru kamu”

“HEH” Kaveh tertawa keras, sedangkan Alhaitham hanya tersenyum kecil nyaris tak terlihat. Alhaitham selalu memasang wajah tanpa ekspresi bahkan saat melontarkan candaan sekalipun, tapi di satu sisi Kaveh malah menganggap hal itu menambah poin lucu untuk jokes Alhaitham. Alhaitham juga biasanya tak tersenyum mau selucu apapun candaan yang ia lontarkan, ia tersenyum karena melihat Kaveh tertawa.

“eh liat, kembaran lo”

“hah mana?” Kaveh langsung cemberut ketika melihat jari telunjuk haitham yang mengarah pada sekawanan dugong yang sedang memakan lamun, di cubit nya lengan Alhaitham kuat membuat Haitham hampir memekik.

“galak”

“hayi nyari masalah?!” ingin sekali Kaveh jambak rambut si abu itu sekarang.

Kemudian mereka kembali berpindah ke aquarium satunya, melihat banyak ikan ikan yang cantik memanjakan mata.

Kaveh asik berceloteh, tanpa menyadari Alhaitham yang tatapannya tak lepas dari si pirang. menatapnya dengan tatapan memuja seolah Kaveh adalah hal terindah yang ada di dunia ini.

“yang itu cantik deh” Alhaitham menunjuk pantulan bayangan samar kaveh yang ada di kaca aquarium, Kaveh berhenti berceloteh. Mata ruby nya mengikuti arah tunjuk jari Haitham.

“ah ituu sea goldiee!! cantik yaa” ucap Kaveh tanpa menyadari bahwa yang Alhaitham maksud adalah dirinya.

“iya, cantik” ucap Alhaitham sambil melihat bayangan wajah antusias Kaveh yang terpantul di kaca pembatas aquarium.

“nar... udah oke kan??” tanya Kaveh kepada tighnari yang tengah di tempat tidurnya. Tighnari mengacungkan kedua jempolnya pada Kaveh yang sudah berkali kali menatap pantulan diri nya pada cermin.

“atau rambut gua di lepasin aja? atau di iket setengah kaya biasa? atau..–”

“ya archonn kavehhhhhh, udahh oke ituu. jangan di apa apain lagiii” ucap tighnari yang lelah menata rambut kaveh menahan tangan kaveh untuk mengobrak abrik rambut yang sudah rapih tighnari susun.

“hehehe misalnya entar gua ga sesuai ekspetasi dia gimana??” tanya kaveh dengan wajah cemberut.

“bilang aja sama dia, namanya juga virtual apa yang lu harepin” ucap tighnari sambil memperbaiki poni kaveh.

Tanpa mereka berdua sadari, selama ini ternyata mereka sering sekali menghabiskan waktu walau secara virtual. Kaveh adalah seseorang di balik akun cyber 'kevin' yang selama ini menjadi teman cerita spesialnya Alhaitham dan tanpa alhaitham sadari bahwa selama ini Kaveh sudah membalas balik perasaannya walau secara tidak langsung.

Kaveh dan Tighnari kemudian keluar kamar, mendapati Alhaitham yang tengah bermain PlayStation dengan Cyno di ruang tengah.

“kiw kiw cakep, mau kemana tuh?” cyno langsung mendapatkan lirikan tajam dari Alhaitham yang mengira kalau ia menggoda Kaveh, ternyata ia menggoda Tighnari yang bersama Kaveh.

“gua godain tighnari” bisiknya dengan muka panik sedangkan Alhaitham lanjut bermain PlayStationnya berpura pura tidak peduli, padahal dalam dirinya sudah menjerit ingin melihat si cantik yang sudah siap berbenah.

“gua pergi dulu” pamit kaveh.

“ya” jawab alhaitham singkat tanpa melirik Kaveh.

“gak lama” ucap kaveh kembali.

“ya, gua nanti juga mau pergi” salah satu alis kaveh menukik tajam, ia penasaran namun berpura pura tidak peduli. di ambilnya salah satu kunci yang ada di piring keramik yang terletak pada rak sepatu lalu pergi meninggalkan 'dorm' tersebut.

“narrr mau kemanaaa?” ucap cyno manja.

“balik no, mau nganterin?” tanya tighnari yang langsung di sambut anggukan antusias cyno.

“bro, duluan ya? mau nganter ayang ahay” ucap cyno lalu bangkit duduknya dan berjalan mendampingi tighnari.

setelah bunyi pintu tertutup alhaitham menghela nafas dan mengusap wajahnya gusar. Kaveh jarang sekali berdandan, kenapa hari ini ia keluar rumah 'cantik' banget pikir alhaitham.

Semangatnya untuk ketemu Kevin jadi lesu, ia tak mood. namun sudah berjanji, mau tak mau ia terpaksa harus pergi juga. ia mandi cepat cepat, memakai pelembab wajah dan juga sunscreen seperti yang di ajarkan kaveh. Outfit nya hanya kaus putih polos di balut cardigan dan jeans.

rambutnya yang acak acakan ia sisir sedikit, dirinya merasa lebih percaya diri dengan rambut acak acakan.

ia meninggalkan rumah dengan berat hati, karena badmood apapun yang ia lakukan terasa berat.

ketika sampai pada tempat tujuan ia langsung mencari cari keberadaan Kevin, namun setelah dapat chat dari kevin yang katanya akan sedikit terlambat ia memilih untuk duduk sembari memesan kopi. untuk menghabiskan waktunya sembari menunggu Kevin, ia memilih untuk bermain dengan ponselnya saja.

kevin : dimanaaa?

“tham?? lo disini juga?” suara yang familiar langsung membuyarkan fokus Alhaitham akibat notifikasi dari Kevin, Suara Kaveh. Ia langsung menatap kepada sumber suara.

“gua duduk disini ya, sebentar. lu ga sama siapa siapa?” alhaitham hanya menggeleng, setelah duduk pada tempat duduknya Kaveh kembali sibuk dengan ponselnya seperti sedang bertukar pesan dengan seseorang.

kehadiran kaveh benar benar membuat alhaitham lupa dunia, sampai sampai ia pun tak lagi memperhatikan ponselnya yang sudah ribut akibat notifikasi masuk dari Kevin.

“kenapa?” alhaitham yang sedari tadi menatap Kaveh sadar akan raut wajah Kaveh seperti orang yang sedang bingung dan sedikit...marah?

“inii... tadi gua adaaa janjian. tapi chat gua malah ga dibales” ucap Kaveh cemberut membuat alhaitham langsung membuang mukanya agar tak bertatapan dengan Kaveh, menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“lu sendiri? tumben mau keluar? lu ada pacar ya?”

“boro boro punya pacar, orang yang gua suka aja gapeka peka”

“eh?”

sadar karena mulutnya sedikit tergelincir, Alhaitham kembali membuang muka lagi. Menghindari Kaveh yang tengah menatapnya dengan tatapan menggoda.

“cieeee, siapa tuhh??” tanya Kaveh sambil mencolek lengan alhaitham, tangan kaveh kemudian di tepis dengan tangan yang lebih besar.

“siapa lagi kalau bukan lo, goblok”

“dih lo mah jahat, hmmm... yaudah deh, gua cabut deh. gajelas ini jadinya, anyway semoga suksess!” ucap kaveh sembari mengedipkan matanya sebelah dengan kedua tangan terkepal di angkat memberi semangat kepada Alhaitham.

“mau kemana??” tanya Alhaitham.

“balik?? eh, engga sih. jalan jalan dulu mau nyari piringan hitam nya cigarettes after sex”

“ikut” alhaitham bercicit pelan sembari menunduk.

“hah? tumben??”

“gaboleh? biar gua balik??”

“boleh bolehhh! gua malah seneng ada yang nemenin, udah rusak nih soalnya mood gua. takutnya malah marah marah ke orang lain hehehe mending gua marah marah ke lu ya gak?”

“gua jual juga lu”

“ALHAITHAM JAHAAATTT!!”

lalu mereka berdua berjalan berdampingan dan dengan alhaitham yang terus terusan membuat Kaveh meledak ledak akibat omongan pedasnya.

“nar... udah oke kan??” tanya Kaveh kepada tighnari yang tengah di tempat tidurnya. Tighnari mengacungkan kedua jempolnya pada Kaveh yang sudah berkali kali menatap pantulan diri nya pada cermin.

“atau rambut gua di lepasin aja? atau di iket setengah kaya biasa? atau..–”

“ya archonn kavehhhhhh, udahh oke ituu. jangan di apa apain lagiii” ucap tighnari yang lelah menata rambut kaveh menahan tangan kaveh untuk mengobrak abrik rambut yang sudah rapih tighnari susun.

“hehehe misalnya entar gua ga sesuai ekspetasi dia gimana??” tanya kaveh dengan wajah cemberut.

“bilang aja sama dia, namanya juga virtual apa yang lu harepin” ucap tighnari sambil memperbaiki poni kaveh.

Tanpa mereka berdua sadari, selama ini ternyata mereka sering sekali menghabiskan waktu walau secara virtual. Kaveh adalah seseorang di balik akun cyber 'kevin' yang selama ini menjadi teman cerita spesialnya Alhaitham dan tanpa alhaitham sadari bahwa selama ini Kaveh sudah membalas balik perasaannya walau secara tidak langsung.

Kaveh dan Tighnari kemudian keluar kamar, mendapati Alhaitham yang tengah bermain PlayStation dengan Cyno di ruang tengah.

“kiw kiw cakep, mau kemana tuh?” cyno langsung mendapatkan lirikan tajam dari Alhaitham yang mengira kalau ia menggoda Kaveh, ternyata ia menggoda Tighnari yang bersama Kaveh.

“gua godain tighnari” bisiknya dengan muka panik sedangkan Alhaitham lanjut bermain PlayStationnya berpura pura tidak peduli, padahal dalam dirinya sudah menjerit ingin melihat si cantik yang sudah siap berbenah.

“gua pergi dulu” pamit kaveh.

“ya” jawab alhaitham singkat tanpa melirik Kaveh.

“gak lama” ucap kaveh kembali.

“ya, gua nanti juga mau pergi” salah satu alis kaveh menukik tajam, ia penasaran namun berpura pura tidak peduli. di ambilnya salah satu kunci yang ada di piring keramik yang terletak pada rak sepatu lalu pergi meninggalkan 'dorm' tersebut.

“narrr mau kemanaaa?” ucap cyno manja.

“balik no, mau nganterin?” tanya tighnari yang langsung di sambut anggukan antusias cyno.

“bro, duluan ya? mau nganter ayang ahay” ucap cyno lalu bangkit duduknya dan berjalan mendampingi tighnari.

setelah bunyi pintu tertutup alhaitham menghela nafas dan mengusap wajahnya gusar. Kaveh jarang sekali berdandan, kenapa hari ini ia keluar rumah 'cantik' banget pikir alhaitham.

Semangatnya untuk ketemu Kevin jadi lesu, ia tak mood. namun sudah berjanji, mau tak mau ia terpaksa harus pergi juga. ia mandi cepat cepat, memakai pelembab wajah dan juga sunscreen seperti yang di ajarkan kaveh. Outfit nya hanya kaus putih polos di balut cardigan dan jeans.

rambutnya yang acak acakan ia sisir sedikit, dirinya merasa lebih percaya diri dengan rambut acak acakan.

ia meninggalkan rumah dengan berat hati, karena badmood apapun yang ia lakukan terasa berat.

ketika sampai pada tempat tujuan ia langsung mencari cari keberadaan Kevin, namun setelah dapat chat dari kevin yang katanya akan sedikit terlambat ia memilih untuk duduk sembari memesan kopi. untuk menghabiskan waktunya sembari menunggu Kevin, ia memilih untuk bermain dengan ponselnya saja.

kevin : dimanaaa?

“tham?? lo disini juga?” suara yang familiar langsung membuyarkan fokus Alhaitham akibat notifikasi dari Kevin, Suara Kaveh. Ia langsung menatap kepada sumber suara.

“gua duduk disini ya, sebentar. lu ga sama siapa siapa?” alhaitham hanya menggeleng, setelah duduk pada tempat duduknya Kaveh kembali sibuk dengan ponselnya seperti sedang bertukar pesan dengan seseorang.

kehadiran kaveh benar benar membuat alhaitham lupa dunia, sampai sampai ia pun tak lagi memperhatikan ponselnya yang sudah ribut akibat notifikasi masuk dari Kevin.

“kenapa?” alhaitham yang sedari tadi menatap Kaveh sadar akan raut wajah Kaveh seperti orang yang sedang bingung dan sedikit...marah?

“inii... tadi gua adaaa janjian. tapi chat gua malah ga dibales” ucap Kaveh cemberut membuat alhaitham langsung membuang mukanya agar tak bertatapan dengan Kaveh, menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“lu sendiri? tumben mau keluar? lu ada pacar ya?”

“boro boro punya pacar, orang yang gua suka aja gapeka peka”

“eh?”

sadar karena mulutnya sedikit tergelincir, Alhaitham kembali membuang muka lagi. Menghindari Kaveh yang tengah menatapnya dengan tatapan menggoda.

“cieeee, siapa tuhh??” tanya Kaveh sambil mencolek lengan alhaitham, tangan kaveh kemudian di tepis dengan tangan yang lebih besar.

“siapa lagi kalau bukan lo, goblok”

“dih lo mah jahat, hmmm... yaudah deh, gua cabut deh. gajelas ini jadinya, anyway semoga suksess!” ucap kaveh sembari mengedipkan matanya sebelah dengan kedua tangan terkepal di angkat memberi semangat kepada Alhaitham.

“mau kemana??” tanya Alhaitham.

“balik?? eh, engga sih. jalan jalan dulu mau nyari piringan hitam nya cigarettes after sex”

“ikut” alhaitham bercicit pelan sembari menunduk.

“hah? tumben??”

“gaboleh? biar gua balik??”

“boleh bolehhh! gua malah seneng ada yang nemenin, udah rusak nih soalnya mood gua. takutnya malah marah marah ke orang lain hehehe mending gua marah marah ke lu ya gak?”

“gua jual juga lu”

“ALHAITHAM JAHAAATTT!!”

lalu mereka berdua berjalan berdampingan dan dengan alhaitham yang terus terusan membuat Kaveh meledak ledak akibat omongan pedasnya.

Alhaitham menyesali keputusannya untuk bergabung dengan Cyno pergi ke festival imondfest ini bersamanya. Entah keinginan apa yang mendorongya untuk pergi, lebih baik menghabiskan waktu dirumah dengan membaca buku atau sekedar bertukar pesan dengan mutual dekatnya di twitter.

namun tak begitu buruk baginya, Sebab ia dapat melihat kaveh dari tempatnya. tak begitu jauh namun cukup jauh untuk Kaveh menangkap Alhaitham yang tengah memperhatikannya terus. Kaveh tak lagi peduli dengan eksistensi roomate dorm nya tersebut lagi. Masa bodoh, mereka juga tak terlalu dekat kok. Kadang ketika berada di Dorm hanya saling sapa lalu masuk ke kamar masing masing. Terkadang pun seperti kelu lidah mereka untuk sekedar bertukar sapa.

Giliran Diluc dan Band nya, DCKZ, Diluc, Childe, Kaeya dan Zhongli. Entah siapa yang mengusulkan nama itu. Mereka membawakan beberapa lagu orisinil mereka dan mengcover beberapa lagu juga. Salah satunya lagu 2112, Reality club. Mereka membawakan lagu itu dengan seorang soloist Wanita yang sepertinya sebentar lagi akan menjadi bagian dari Mereka, Lumine namanya. Kekasih Nilou.

Euforia langsung memenuhi hati Kaveh, salah satu lagu favoritnya. Alhaitham yang melihat Kaveh begitu bahagia hanya mencoba membaca situasi, ia tak mengerti apa yang sedang terjadi disini. Kenapa Kaveh terlihat begitu bahagia? Apa 2112? Reality club? Isi kepala Alhaitham di penuhi tanda tanya.

“you guys know what?? my favourite person love this song, so much. Today, he's here and i wanted to played this song for them” ucap si rambut merah dari atas panggung, membuat para penonton saling tebak tebakan siapa orang yang dimaksud.

Alhaitham tentu tau siapa si rambut merah itu, pria yang sama dengan yang dilihatnya di reply cuitan Kaveh. Alhaitham juga mengerti tatapan pria itu. walau jarak lumayan jauh, tatapannya selalu tertuju pada Kaveh. Alhaitham menghembus nafas gusar. Sedangkan Kaveh, tidak peduli dengan siapa orang yang di maksud temannya itu special person. Yang ia tau, orang spesial itu sangat beruntung tanpa mengetahui bahwa orang tersebut adalah dirinya.

Perlahan alat instrumen mulai dimainkan. Alhaitham ingat, ia pernah mendengar lagu ini sebelumnya. Tidak salah lagi, ini lagu yang sering Kaveh putar ketika ia sedang berberes beres di ruangan di dorm milik mereka. ah, jadi ini lagunya.

Fokus Alhaitham mulai terpecah. Ia mulai menikmati lagunya, tertarik sih sebenarnya. Pantas saja Kaveh suka, seleranya bagus.

“lo suka?”

“hah?”

“lo sukaa?!” ulang Cyno yang bertanya di tengah tengah lagu bermain.

“suka apanyaa?!” mereka berteriak saling saut sautan karena suara mereka teredam dalam keramaian malam ini.

“lagunyaa!!”

“ohhh!!” alhaitham baru sadar.

“Lumayann!!” jawabnya.

“Tumben!!” ucap cyno.

“hahhh?!” alhaitham tak terdengar jelas.

“suka sama laguuu!!?”

“gatauu!!” Alhaitham kemudian melirik Kaveh yang sedang ikut bernyanyi dengan para penonton.

Seakan mengerti gerak gerik alhaitham, Cyno berhenti bertanya. Dibiarkan Alhaitham menikmati lagu yang tengah mengalun.

“We were young and we were old Life was warm then life was cold It gets harder, yes, you'll see But were we ever meant to be?”

entah kenapa, Dada alhaitham terasa sesak mendengar salah satu bait lagu tersebut. Seakan menyindir dirinya. Kalau dilihat lihat, ia dan kaveh sangat membelakangi satu sama lain. Kaveh yang di cintai dan senangi banyak orang, dengan ia yang sangat kaku dan banyak orang tak suka karena sikap tak ada empati nya.

'there's no way someone like me could be ended up together with someone like him'

Alhaitham tak mau serakah, perhatian kecil dari kaveh saja untuknya walau sebatas formalitas sebagai 'roomate' sudah cukup. Mengangumi nya dalam diam saja sudah cukup.