dontlockhimup

[ Seungwoo ] Geureohge nal bogo useumyeon [ Wooseok ] Girl don’t you know? [ Seungwoo ] Amureohji anhgineun himdeureo [ Byungchan ] Da masin keopido beoleo Myeot janjjaeinde baby Mongronghan iyuneun mwoni oh mwoni

[ Jinhyuk ] Ama chinguga bwadamyeon yokhaesseul geol Ireon moseupgwa maldeuri Naccganjireowo but ne apeman seomyeon Eonje geuraenyaneun deusi

[ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungyoun ] Igijeogin geoni? Geumanhae Neoui nun neoui ko neoui ibeun Bwado bwado gyesok yeppeul geoni [ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungwoo ] Geogikkajiman hae Oh neon wiheom hae wiheom hae cheoncheonhi [ Byungchan ] Eommaya

[ Wooseok ] Hoksi algo itdamyeon Jangnanchijin marajwo [ Byungchan ] Don’t you see? [ Wooseok ] Jeomjeom deo nege hemaeineun naege [ Byungchan ] Deureotdaga nwadaga haneun geon Neomu gahokhadago [ Seungyoun ] I gotta gotta slow down Baby oh

[ Jinhyuk ] Ama chinguramyeon naega yokhaesseul geol Ireon moseupgwa maeumdeuri Neomu geuphadan geol nado jal algo itji But you make me say this

[ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungyoun ] Igijeogin geoni? Geumanhae Neoui nun neoui ko neoui ibeun Bwado bwado gyesok yeppeul geoni [ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungwoo ] Geogikkajiman hae Oh neon wiheom hae wiheom hae cheoncheonhi [ Byungchan ] Eommaya

[ Seungyoun ] Naega wae ireoneunji doemureobwado Hwaksilhan iyu daesin tteollimdeuri [ Jinhyuk ] Malhaejuneun geot gata Ttan geon jungyochi anha [ Seungwoo ] Geusae dasi nege jeonhwareul geone

[ Wooseok ] Jinjja isanghan geo aneunde Amu mal haji malgo deureobwa

I know it’t unfair [ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungyoun ] Igijeogin geoni? Geumanhae Neoui nun neoui ko neoui ibeun Bwado bwado gyesok yeppeul geoni [ All ] Neon bulgongpyeonghae [ Seungwoo ] Geogikkajiman hae Oh neon wiheom hae wiheom hae cheoncheonhi [ Byungchan ] I'm telling

[ All ] Girl girl be my love [ Byungchan ] Urin maeil keopireul masyeogo [ All ] Girl girl be my love [ Jinhyuk ] Bammada gin tonghwado haesseo [ All ] Girl girl be my love [ Wooseok ] Ja neomeool ttae do dwaesseuni [ Seungyoun ] Oh baby falling let’s fall in love

[ Byungchan ] Eommaya

[ Wooseok ] Maldo an dwae jeongmal wanbyeokhae Sumi gappa igeon banchigingeol [ Seungwoo ] Neoui nun geu ip geu modeun ge Naui maeumeul da heundeureo noheungeol

[ Seungyoun ] Itji motal geunyeoui cheot neukkime Babocheoreom ppaeatgin mam nae

[ Seungwoo ] Gaseumi gojangnan geotcheoreom Nan sarange buri nago Simjangman kungkwang kungkwang ttwigo (tto ttwigo) Jebal sallyeojwo you're my girl

[ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon sumi gappa [ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon nuni busyeo [ Seungyoun ] Simjangman kungkwang kungkwang Ttwigo neol chatgo Where you are... [ Seungwoo ] neol gidaryeo

[ Jinhyuk ] Neoneoneo neol ije mannan Geon a jinjja daebaksageon [ Byungchan ] Amuri bwado neol algo sipeo Konani dwae nae maeummoreulkkeol [ Jinhyuk ] Nan jakku neol saenggakhae geol Nae cheossarangdo itge haesseo neon [ Byungchan ] Gyesok niga garago haedo Nan niga darago malhago malteya Cause I love you girl

[ Seungyoun ] Itji motal geunyeoui cheot neukkime Babocheoreom ppaeatgin mam nae

[ Seungwoo ] Gaseumi gojangnan geotcheoreom Nan sarange buri nago Simjangman kungkwang kungkwang ttwigo (tto ttwigo) Jebal sallyeojwo [ Wooseok ] you're my girl

[ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon sumi gappa [ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon nuni busyeo [ Seungyoun ] Simjangman kungkwang kungkwang Ttwigo neol chatgo Where you are [ Wooseok ] neol gidaryeo

Na na na...

[ Jinhyuk ] Japhildeut hadagado meoreojineun geunyeo Naege budi hanbeon gihoereul jebal juryeom [ Wooseok ] Nae mami deullindamyeon daedaphaeyo naege

[ Seungwoo ] Gaseumi gojangnan geotcheoreom Nan sarange buri nago Simjangman kungkwang kungkwang ttwigo (tto ttwigo) Jebal sallyeojwo [ Wooseok ] you're my girl

[ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon sumi gappa [ Byungchan ] Help me help me help me [ Jinhyuk ] Neol bomyeon nuni busyeo [ Seungyoun ] Simjangman kungkwang kungkwang Ttwigo neol chatgo Where you are [ Wooseok ] neol gidaryeo

[ Jinhyuk ] Hey hey Stand Up

[ All ] Uh ya ya yay ya Uh ya yay ya

[ Wooseok ] I sunganeul gieokhaedwo Modeun sepoe saegyeodwo

[ Seungwoo ] Ijebuteo urin haneul nopiro Sosguchil tenikka [ Byungchan ] Jeomjeom tteugeowojineun Simjang ttaemunilkka [ Seungyoun ] Nae anui duryeoum jiteun eodumdo Da ijge doen geoya

[ All ] Stand Up Stand Up Stand Up Stand Up Yeah Fly high Fly high Fly high Fly high Nalgaereul pyeo [ Jinhyuk ] ijji ma oneurui bihaeng [ Byungchan ] Tto ijji ma eojeui kkumeul [ All ] Stand Up Stand Up Stand Up Stand Up Now Fly

[ All ] Uh ya ya yay ya [ Wooseok ] Ije jinjja sijagiya Uh ya yay ya [ Seungwoo ] Uriga sseogal yeohaengui cheot peijiya

[ Jinhyuk ] Sigani dwaesseo gaseumi tteugeowo Bulkkocci Pow Urin jigeum haneul wiro Naega hanjjok nalgaega doelge Naega hanjjok nalgaega doelge Jigeumeul gieokhaejwo urin nalgo isseo

[ All ] Stand Up Stand Up Stand Up Stand Up Yeah Fly high Fly high Fly high Fly high Nalgaereul pyeo [ Byungchan ] ijji ma oneurui bihaeng [ Seungyoun ] Tto ijji ma eojeui kkumeul Stand Up Stand Up Stand Up Stand Up Now Fly

[ All ] Uh ya ya yay ya Stand Up baby Uh ya yay ya Fly high Fly high Fly high Fly high Uh ya ya yay ya Stand Up hoo Uh ya yay ya

“Kalian pasti menang.” “Tanpa dikenai penalti apapun.” “Pihak hukum saya bisa menjamin demikian.”

”...” “Sebentar, Tante.” “Sebelum itu, saya mau tanya.”

Byungchan menyela ucapan Nyonya Lee yang tengah duduk berhadapan dengan kelima member OBVIOU5 di sebuah ruangan yang super megah dari gedung di kawasan Gangnam. “Ini— gedung apaan?”

“Punya saya.” “Ini yang nantinya bakal jadi agensi kita. Ini tempat tinggal baru kalian.”

”...” “HAH?

Kini tidak hanya Byungchan, namun Jinhyuk juga Seungyoun ikut tercengang. Wooseok dan Seungwoo terlihat lebih tenang dari ketiga rekannya. Namun tetap saja si lelaki Han dan Kim itu terlihat kaget dengan ucapan si wanita paruh baya.

“Tante!” “Jangan bohong, Tante!” “Ini gedungnya bagus banget, Tante! Masa' mau dijadiin agensi? Ini sih cocoknya dijadiin aula pertemuan gitu, ballroom!”

“Memang masih baru, Byungchan. Baru selesai direnovasi. Makanya selama sepuluh hari kemarin, saya nggak beri kabar ke kalian karena saya terlalu sibuk urus perihal renovasi gedung ini.”

Seungyoun tiba-tiba berdiri dan bertepuk tangan, riuh. Setelahnya, si lelaki Cho segera mengulurkan tangan kanannya ke arah Nyonya Lee dan berujar dengan penuh nada karismatik. “Senang bertemu dengan anda, CEO-nim. Jadi di mana saya harus tanda tangan kontrak?”

Sontak, Nyonya Lee tertawa geli. Setelah berhasil mengendalikan tawanya, ia menyuruh Seungyoun untuk duduk di bangkunya lagi. “Duduk dulu, Seungyoun. Masih banyak hal yang harus saya jelaskan.”

“Jadi..”, lanjut Nyonya Lee setelah Seungyoun duduk kembali di bangkunya. “..kalian harus tahu satu hal. Bahwa biarpun kalian menang gugatan agar terlepas dari penalti, kecil kemungkinan bagi kalian untuk tetap bisa menggunakan nama OBVIOU5.”

“Karena OBVIOU5 sendiri—”

“Sudah jadi franchisenya STAREAST,” sela Seungwoo dan dibalas dengan anggukan dari Nyonya Lee.

“Jadi, ketika kita memulai semuanya dari awal— itu berarti kalian juga harus menerima nama grup baru kalian.”

Byungchan menggigiti bibir bawahnya, apa yang ia bayangkan benar-benar menjadi kenyataan. Mereka harus melepaskan nama OBVIOU5 dan memulai semuanya dari awal lagi.

Nyonya Lee menyerahkan sebuah map berwarna coklat tua kepada kelima lelaki di hadapannya. “Ini, coba lihat isi di dalamnya.”

Seungwoo menerima sodoran map yang diberi Nyonya Lee dan membaca setiap tulisan yang tertera di kertasnya. “... OB(VI)OUS?”

Nyonya Lee mengangguk. “Itu nama baru yang ingin saya beri untuk kalian. Berbeda dengan OBVIOU5 namun tetap menggambarkan apa yang menjadi inti dari nama kalian, obvious.”

“Tante.” Wooseok menyela. “Bentar. Ini kenapa huruf V sama I nya harus dikasih tanda kurung? Emangnya ada apa dengan huruf V sama I, coba?”

“Wooseok.” Nyonya Lee berujar lembut, sungguh kontras dengan ujaran Wooseok barusan yang diucapkan dengan ketus. “Itu bukan huruf.”

“Itu angka romawi.” “V yang berarti lima.” “I yang berarti satu.” “VI. Enam.”

Baik Seungwoo, Jinhyuk, Seungyoun, Wooseok, dan Byungchan segera mengerjapkan mata. Ragu dengan maksud dari ujaran Nyonya Lee barusan. “Enam, noona?”, tanya Jinhyuk, memastikan. “Tapi kami cuma berlim—”

Cklek!

Pintu ruang yang mereka tempati tiba-tiba terbuka dan sosok seorang lelaki bertubuh tegap dengan potongan rambut agak cepak terlihat dari baliknya. Nyonya Lee menolehkan kepala untuk melihat sosok si lelaki di pintu kemudian mengalihkan pandangan ke arah lima pemuda di hadapannya. “Ayo, beri salam.”

“Dia Hangyul.” “Member baru OB(VI)OUS.”

“Noona.”

Jinhyuk baru saja mengucapkan satu kata, namun tiba-tiba saja Nyonya Lee sudah menolehkan kepalanya ke arah belakang. Bertatap pandang dengan keempat lelaki yang duduk berdesakan di jok belakang, kemudian mengulas senyum. “Seungwoo-ssi.”

Seungwoo yang sama sekali tidak menyangka namanya akan dipanggil, segera terkesiap. “Y-ya, Nyonya Lee?”

“Bisa undang saya ke grup chat kalian dengan CEO STAREAST? Saya ingin segera bilang bahwa kalian akan berada di bawah naungan saya.”

Sontak Seungwoo, Jinhyuk, Seungyoun, dan Wooseok mengerjapkan mata beberapa kali. Bingung sekaligus heran dengan maksud ucapan Nyonya Lee barusan. “Hah?”, tanya Seungyoun. “Naungan apanya, Tante?”

“Kalian,” ujar Nyonya Lee sambil menunjuk keempat lelaki itu satu-persatu. “Akan bergabung dengan agensi milik saya.”

“TANTE PUNYA AGENSI?!”

“Geseran dikit, kenapa, sih, ah!?” Ini Seungyoun.

“Nyet! Ini udah sempit!” “Lo mandi belum, sih?!” Ini Jinhyuk.

“Kutil anoa! Nyadar diri!” Ini Seungyoun, lagi.

“...” Ini Wooseok.

“Maaf, Nyonya Lee.” Tahu, kan, ini siapa?

Urutan duduknya adalah Seungwoo-Wooseok-Jinhyuk-Seungyoun. Iya, mereka berempat sedang duduk berhimpit-himpitan pada satu baris kursi di dalam mobil van berwarna hitam yang disebutkan oleh sang Nyonya Lee.

Memang, nama mobilnya saja van. Namun sesungguhnya desain di dalam mobil sudah diatur sedemikian rupa sehingga hanya ada dua jok kursi panjang yang saling berhadapan dengan meja di tengah-tengahnya.

Iya, sih. Desainnya memang keren dan elegan, namun tetap saja sungguh sangat tidak efisien untuk dijadikan ruang berkumpul bagi empat pria ini.

Nyonya Lee tertawa. Anggun, sungguh mencerminkan seorang wanita yang memang hidup penuh etika dan harta. Saling melengkapi. “Kalian ini, ya— ternyata benar-benar bikin gemas.”

Wooseok tersenyum sinis. Seungwoo tersenyum simpul, sopan. Jinhyuk masih berusaha menemukan ruang untuknya duduk. Sementara Seungyoun?

“Tteungyouni bica jadi paying emesh. Tuuuu— ttttuuuu— ttuu..HHHKK! NYET! NAFAS, NYET! MATI GUE!”, Seungyoun langsung menepuk-nepukkan tangan Wooseok yang kini sudah mencekik lehernya erat-erat. Iya, dengan Wooseok yang kini mencekik leher Seungyoun maka otomatis Jinhyuk berada di tengah pertikaian keduanya. Bukannya melerai, Jinhyuk malah bertepuk tangan; seakan menyemangati Wooseok.

Seungwoo menggeleng-gelengkan kepalanya sejenak, sebelum akhirnya berusaha mendapatkan fokus dari situasi yang tengah terjadi.

“Jadi, nyonya Lee..” “..kami harus bagaimana?”

Pertanyaan Seungwoo langsung membuat ketiga member lainnya terdiam dan kembali duduk di bangkunya masing-masing. Berdesakan, tentu saja.

Nyonya Lee tersenyum kecil sebelum akhirnya mengeluarkan selembar kertas kosong dari dalam tasnya, kemudian meletakkan lembaran itu ke atas meja yang memisahkan antara ia dan keempat member OBVIOU5. “Ini, cara kita.”

Seungyoun mengernyitkan dahi. Sebetulnya tidak hanya Seungyoun, sih. Keempat member itu tengah mengernyitkan dahi, karena apa? Kertas itu kosong. Tidak ada tulisan apapun namun Nyonya Lee mengatakan itu adalah rencana mereka.

Apa maksudnya, coba?

“Bacanya pakai mata batin, ya?”, tanya Wooseok dengan nada ingin tahu. Jinhyuk yang duduk di sebelahnya, menolehkan kepala lalu merasa tersiksa bukan main. WOOSEOK DUDUK DI SAMPINGNYA, MENGATAKAN KALIMAT DEMIKIAN DENGAN SANGAT POLOS, LALU...KENAPA TUBUHNYA SEHARUM INI, SIH?!

“Mungkin ini cuma bisa diliat sama orang yang semasa hidupnya nggak pernah buat dosa? Makanya kita berempat nggak bisa liat isinya.”

Celetukan Seungyoun langsung dibalas dengan rutukan Wooseok. “HEH. GUE NGGAK PUNYA DOSA, YA?!”

“Lo punya, sih, Seok.” “Ada satu dosa lo.” “Punya Kakak cantik tapi nggak dikenalin ke kita-kit—HHHHKKKK! IYAAA! AMPUN, NDORO! EHHHKK! HEH, GUE MATI BENERAN!”

Iya. Sudah tahu, lah, siapa oknum yang bertengkar mulut barusan? Wooseok dan Seungyoun, siapa lagi.

“Nyonya Lee.” Seungwoo berusaha tetap membawa pembicaraan di alur yang semestinya. “Ini— apa maksudnya? Kertasnya kosong.”

“Iya.” Nyonya Lee mengangguk, senyum anggun masih tersungging di bibirnya. “Ini kertas kosong.”

“Kosong. Bersih. Belum ada coretan apa-apa. Ini yang ingin saya beri ke kalian.”

“Kalian, harus keluar dari STAREAST. Lalu kalian harus siap menguasai media, membuat imej bahwa sesungguhnya apapun berita yang nantinya akan diangkat oleh CEO STAREAST bukanlah kenyataan.”

“Kalian harus siap memulai semuanya dari awal lagi, seperti kertas yang kosong ini.”

”...” “Tunggu.” “Bentar. Bentar.”

Wooseok mencoba mencerna maksud dari kalimat yang barusan diucapkan Nyonya Lee. “Maksudnya, Tante bisa bantuin kami keluar dari STAREAST? Emang Tante yakin bisa lawan CEO kami? Dia backingannya banyak, Tante. Bukannya saya nggak percaya Tante atau gimana, nih, tap—”

“Wooseok.”

Panggilan dari Nyonya Lee membuat kalimat Wooseok terhenti. Tatapannya kini bertemu dengan sang wanita paruh baya, baru menyadari sebagaimana wajah wanita di hadapannya ini terlihat menawan walaupun sudah lumayan berumur.

“Saya nggak mau membanggakan diri, tapi saya mau sampaikan sesuatu ke kamu. Ke member OBVIOU5 yang lain juga.”

“Saya, Lee Ilhwa, memiliki kemampuan untuk mengatur lebih banyak orang daripada yang CEO kalian bisa lakukan.”

“Biarpun, ya—”, Nyonya Lee mengangkat tangannya dan mengusapi puncak kepala Jinhyuk yang ada di hadapannya. Terlihat sekali, penuh afeksi. “—alasan saya ngelakuin ini sebenarnya hanya karena nggak ingin liat Jinhyuk kesayangan saya disiksa lebih jauh oleh CEO itu, sih.”

“Perihal membantu kalian, itu sebenarnya hanya karena Jinhyuk yang meminta saja. Kalau Jinhyuk nggak minta, saya nggak akan lakuin.”

“Jadi..”, usapan tangan Nyonya Lee di kepala Jinhyuk berhenti dan tatapannya kini ditujukan hanya kepada Wooseok. “..kalau kamu nggak percaya dengan bagaimana saya bisa memutar balikkan keadaan yang terjadi sekarang, kamu boleh keluar dari sekarang, Wooseok.”

Wooseok menggigiti bibir bawahnya. Apa baru saja ia diancam untuk mengikuti ucapan wanita ini?

“Tante.” Kali ini Seungyoun yang membuka suara. “Tante kira, apa alasannya kami dinamain OBVIOU5? Ya, karena kami ini berlima.”

“Ya, saya nggak perduli deh soal hubungan gula-gula antara Jinhyuk sana Tante. Yang saya perduliin cuma, gimana caranya kami tetep barengan. Entah itu sebagai OBVIOU5 atau sebagai yang lainnya— ah, bodo amat. Pakai nama BOGOSHIPPO BAND juga nggak apa-apa, Tan.”

“Asalkan, ya— itu,” Seungyoun mengakhiri kalimatnya. “Kami harus berlima.”

Jinhyuk sempat melirik sekilas ke arah Wooseok yang masih menundukkan kepalanya. Hingga akhirnya, Jinhyuk meraih tangan kanan Wooseok dan menggenggamnya erat. Kuat-kuat. “Noona.”

“Kami harus berlima.” “Aku nggak tau apa maksud dari Noona ketika suruh Wooseok pikir-pikir ulang perihal dia yang bakal join ke rencana ini atau nggak, tapi Noona—”

“—Wooseok harus ikut.”

Seungwoo masih terdiam hingga akhirnya ia ikut berbicara, “maaf, Mrs. Lee.”

“Kami sudah mendapatkan banyak tekanan dari CEO kami ketika berada di STAREAST. Kami ketika itu, hanya bisa diam karena kami tahu— sesungguhnya di dalam grup ini ada sebuah kompetisi yang tidak terlihat.”

“Ketika itu, kami tidak percaya satu sama lain. Ketika itu, kami hanya menganggap keberadaan satu sama lain sebagai kompetitor.”

“Siapa yang paling dikenal? Siapa yang punya paling banyak fans? Siapa yang paling tampan? Semuanya, selalu kompetisi.”

“Tapi sekarang, kami hanya ingin satu hal; mewujudkan mimpi kami yang sempat tertunda. Berlima.”

“Tolong. Bantu kami.”

Nyonya Lee hanya memandangi keempatnya dengan tatapan penuh arti yang sulit dijelaskan. Jika dilihat sekilas, seperti menatap bangga— namun jika ditelaah dengan lebih dalam, seperti ada lebih banyak perasaan yang tersembunyi di dalam tatapannya.

“Baik, kalau begitu.” “Saya anggap kalian percaya bahwa saya bisa membantu kalian untuk keluar dari masalah ini.” Seraya mengucapkan kalimatnya, Nyonya Lee kembali merogoh isi tasnya. Tidak lama, sebuah foto sudah dikeluarkan dari dalam tas.

“Saya yakin bisa membuat kalian bebas dari STAREAST. Saya bisa melakukan semua yang kalian inginkan. Hanya saja— saya harap, kalian juga bisa betul-betul mendedikasikan hidup kalian untuk berkerja sama dengan saya. Seperti dia.”

Foto seorang laki-laki yang benar-benar tidak asing bagi mereka berempat kini diletakkan di atas meja, membuat keempat lelaki itu membelalakkan matanya; tidak percaya. “HAH?!?!?”

“HANGYUL?!?!?!”

“...” “Jauh-jauh, lo.” “Radius tiga meter.”

“Dikira gue penyakitan, apa?!”

Wooseok memang berjalan bersisian dengan Jinhyuk, namun jarak yang memisahkan keduanya terlalu jauh. Seperti yang dikatakan Wooseok barusan, mungkin sekitar— tiga meter?

Di tengah Jinhyuk dan Wooseok, sedikit berjalan dengan tempo lebih lambat— ada Seungyoun dan Seungwoo. Berjalan bersisian tanpa jarak, tidak seperti Wooseok dan Jinhyuk di depan mereka.

“Kak.”

Seungyoun membuka pembicaraan, membuat Seungwoo yang sedari tadi hanya tersenyum simpul memandangi Jinhyuk dan Wooseok kini beralih menolehkan kepala ke arah si lelaki Cho. “Apa?”

Seungyoun mengangkat bahu, matanya menatap ke sembarang arah. Seperti tidak ingin menatapi si leader di sebelahnya. Malu? Takut? Entah.

Makasih.”

Ujaran Seungyoun membuat Seungwoo mengernyitkan dahinya, kebingungan. “Buat apaan?”

“Err—” “Nggak tau.” “Tiba-tiba aja kepikiran, seandainya kemaren lo nggak nemuin handphone gue dan nggak liat chat dari Woosik itu— kita sekarang lagi ngapain, ya?”

Seungwoo ikut terdiam, membayangkan akan bagaimana keadaannya jika mereka masih tidak seakrab saat ini. Apa Jinhyuk dan Wooseok masih bisa tertawa begitu? Apakah Byungchan bisa tidur dengan nyenyak di kasurnya seperti sekarang? Apakah dia— merasa bisa setenang ini?

“Kalau gue nggak liat chat lo sama orang disseupechi itu..”, Seungwoo memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya. Pandangannya ikut menatapi langit-langit Rumah Sakit seraya menggumam kecil, “..mungkin lo masih dendam ke gue dan Byungchan. Mungkin kita nggak bisa liat Wooseok sama Jinhyuk saling ejek begitu di depan kita. Mungkin juga—”, Seungwoo melirik ke arah kiri; tempat di mana Seungyoun sedang berjalan beriringan di sampingnya.

”—kita nggak akan bisa jalan sedeket ini.”

Seungyoun ikut melirik ke sebelahnya. Benar juga, selama ini— mereka selalu terpisah dengan ruang duduk di dalam van. Kalaupun berjalan beriringan, mereka berlima selalu mengambil jarak. Kalaupun mereka berfoto bersama, itupun karena perintah agensi.

Tidak pernah semuanya berjalan sealami ini. Tidak pernah semuanya berlangsung tanpa penuh paksaan seperti sekarang.

Seungwoo menepuk punggung Seungyoun sekali, lumayan keras hingga membuat Seungyoun terhuyung sekilas. Tidak ada maaf yang diberikan oleh Seungwoo, si lelaki Han kini hanya menyunggingkan cengirannya dan mengedikkan kepala. Seperti meminta Seungyoun untuk berjalan lebih cepat. “Ayo, buruan.”

“Kita temuin jalan keluar kita.”

Reaksi member lain setelah baca chat dari Jinhyuk ke Mrs. Lee?

Seungyoun nangis. Tapi ketawa ngakak. Nggak tau, bingung.

Seungwoo, tutup mulut. Secara harfiah, tutup mulut. Terus lari ke toilet; muntah.

Wooseok? Nggak keliatan. Anaknya udah lari, ambil jarak radius satu kilometer dari mahluk bernama Lee Jinhyuk.

Jinhyuk? [Mau] minum hand sanitizer. Berharap nggak pernah dilahirkan.

Perjuangan hidup memang sesulit ini, kawan.

“LO NGETIK APAAN?!”

Seungyoun panik. Padahal baru lima detik setelah Byungchan pinjem hapenya, eh— tau-tau pesan begitu udah dikirim duluan. “IMEJ GUE!!!!”

Byungchan ketawa. Seungyoun ketawa. Jinhyuk ketawa. Wooseok? Ketawa, juga.

“JINHYUK SAYANG?!” Kali ini, Seungyoun teriak barengan sama Byungchan. Terus mereka ketawa barengan. Suara ketawanya udah kayak petir membahana.

“... Hyuk—” Seungwoo geleng-geleng kepala, nggak nyangka bahwa cara jadi sugar baby ternyata sebegini seremnya.

“...” Wooseok langsung geser bangkunya yang semula ada di sebelah Jinhyuk. Ambil jarak tiga meter.

Jinhyuk? Nangis.