“Byungchan nggak apa-apa, Hyuk?”
Mie rebus rasa kari ayam dengan hidangan telur sebagai tambahan terhidang di hadapan dua lelaki jangkung, namun bukannya segera melahap santapanㅡ salah satu diantara dua lelaki jangkung, Seungwoo, malah melayangkan pertanyaan itu kepada Jinhyuk.
“Ya, begitu aja, Mas.” “Kaget, kayaknya.” “Sama lagi galau.”
Usai menyatakan kalimatnya, Jinhyuk meraih sepasang sendok dan garpu kemudian segera menyendok kuah mie rebus sebelum mulai menyantap hidangannya dengan sedikit tergesa. “Huhuan hahan, has. Haho huha hemhek hag hehak.”
( Buruan makan, Mas. Kalau udah lembek nggak enak. )
Seungwoo tidak segera menyantap mie rebus miliknya. Ia hanya memainkan mie di mangkuk dengan garpu di genggaman. “Galau?”
“Gara-gara aku, tah?”
Jinhyuk mengangguk, santai. Ditelan kunyahan mie dalam mulut sebelum membalas perkataan Seungwoo. “Siapa lagi, Mas? Masa galau gara-gara aku? Ya, karena Mas Seungwoo lah.”
“Lagian Mas, sewajarnya orang-orang pas sebelum mau ngelamar tuh ya ucap salam. Bilang permisi. Kasih tau alasan sukanya karena apa. Tanya pendapat dia, suka atau nggak.”
“Bukan ngomong di depan publik sampai bikin anak gadis nangis dan hampir pingsan soalnya kena php dari Mas Seungwoo. Mas juga nggak kasih tau alasan suka sama Byungchan tuh gara-gara apa, pula.”
Seungwoo hanya tertawa kecil. Biarpun nada bicara Jinhyuk terdengar sedikit ketus, ia paham bahwa sesungguhnya si teman hanya bermaksud menyampaikan pendapatnya. Tidak ada maksud lain. “Ya, gimana, Hyuk?”
“Aku suka ke dia karena alasan yang bener-bener nggak masuk akal.”
Jinhyuk mengernyitkan dahi, membuat alisnya sedikit bertaut. “Mas. Alasanmu itu bukan alasan yang bikin jijik kayak cinta di pandangan pertama, 'kan?”
Mie rebus rasa kari ayam yang ada di hadapan Jinhyuk tidak lagi menjadi fokus si pemilik. Garpu dan sendok dibiarkan begitu saja di dalam mangkuk. Si jangkung memilih untuk memfokuskan perhatian kepada Seungwoo, ia penasaran akan alasan si karib menyukai sepupunya. “Bukan yang begitu, 'kan, Mas?”
“Gimana, ya?” “Sedikit ada perasaan begitu, sih. Cuma ada faktor tambahan lainnya.”
“Apaan?” “Manis, tah?”
“Manis itu pasti. Aku kayaknya baru sekali ngeliat orang manis banget pas senyum karena ada lesung pipinya, ya pas liat Byungchan.”
“...” “Wow.”
“Mas, kamu bakal jadi orang pertama di dunia yang milih nikahin seseorang karena lesung pipinya.”
“Nggak, kok.” “Ada hal lain.”
“Apa?”
“Kecoak.”
“Kecoak?”