Three
Cermin Tarsah merupakan cermin yang memiliki ukiran bertuliskan erised stra ehru oyt ube cafru oyt on wohsi. Jika dipantulkan ke cermin akan membentuk kalimat I show not your face but your heart yang berarti cermin itu tidak menampilkan bentuk wajah seseorang, melainkan keinginan hatinya.
Levi tak sengaja melihat keberadaan cermin tersebut, dengan rasa penasaran yang tinggi Ia mendekati cermin itu.
Levi melihat dirinya memegang piala Quidditch, lalu wajah seseorang yang sangat Ia kenal muncul di hadapannya. Wanita berkacamata itu tersenyum cerah sambil memberikan secangkir teh kepadanya. Mereka hanya berdua menghadap jendela yang memberikan suguhan pemandangan pepohonan.
Pada saat itu Levi menyadari bahwa yang Ia inginkan adalah hidup bersama Hange. Wanita pertama yang menyapa dan memandangnya sama, tanpa melihat latar belakang yang Ia miliki.
Ia sangat ingat ketika semua orang memandangnya dengan tatapan takut dan benci karna dirinya merupakan anak dari keluarga pelahap maut. Reputasi keluarganya membuat Ia menjadi sosok pendiam, bahkan wajahnya terlihat angkuh. Tetapi, Hange datang menghampirinya dengan senyuman ceria. Wanita itu mengulurkan tangan dan berkata Hi, kau Levi Ackerman kan? aku Hange, Hange Zoe. Aku sering mendengar tentang keluargamu, dan tentu saja tentang kehebatanmu dalam menguasai ilmu sihir.
Levi menyandarkan tubuhnya pada tembok, Ia menyilangkan kedua tangannya di dada. Dengan balutan tuxedo hitam, pria itu terlihat semakin tampan.
“Hei”
Levi mengangkat kepalanya menatap wanita yang baru saja menyapanya. Melihat penampilan wanita itu, tubuhnya mematung. Matanya membulat tanpa berkedip. Hingga semburat merah muncul di kedua pipinya.
Seorang Hange Zoe memakai gaun berwarna hijau gelap, dengan rambut terurai. Wanita itu bahkan tidak memakai kacamatanya. Sehingga Levi bisa melihat jelas matanya yang indah.
“Levi berhenti menatapku seperti itu. Kau membuatku malu”
Levi tersadar lalu mengalihkan pandangannya kearah lain karena salah tingkah.
“Kau terlambat.”
“Kalau saja kau tak menyuruhku menggunakan gaun ini, aku tidak akan terlambat. Kau tahu? aku sampai harus meminta bantuan Nanaba dan Pieck.”
“Selain itu aku harus menggunakan heels. Jadi aku harap saat kau mengajakku berdansa nanti, kau akan memaklumi kalau aku tersandung”
“Dan apa tujuanmu memberikanku gaun berwarna asramamu.”
“Apa kau sudah selesai berbicara?”
“Kenapa? kau tidak mau mendengarkanku?” tanya Hange kesal
“Aku mau. Tapi kita berdua akan terlambat jika kau terus mengoceh seperti itu”
“Terserah kau saja.”
Hange berbalik meninggalkan Levi terlebih dahulu. Ia berjalan dengan cepat
“Oi, Mata Empat? kau meninggalkan pasanganmu”
“Aku tidak peduli” sahut Hange dengan suara cukup kencang membuat Levi terkekeh tanpa sadar
Lalu dengan gerakan cepat, Pria itu menyusul Hange. Kini mereka berdua berjalan berdampingan.
“Aku rasa sepasang kekasih harus seperti ini” ujarnya sambil mengaitkan jarinya pada milik Hange.