Jiwa Serenata yang lahir di musim panas jelas punya caranya sendiri dalam menekuni sesuatu.
10 Februari 2022
Caranya dalam menekuni sesuatu cukup unik. Buat kamu sanggup habiskan berpuluh-puluh menit pandangi Jiwa Serenata yang tengah belajar di hadapanmu.
Rutin kalian adalah setiap kali Jiwa Serenata akhirnya bebas dari jadwal les tingkat akhirnya, maka kamu akan habiskan waktu di ruang tamu rumahnya untuk pandangi Jiwa Serenata yang sibuk ketuk-ketukkan pulpen ke pelipisnya.
“Kalau capek, berhenti dulu,” tegurmu.
Jawabannya adalah tawa yang meluncur kemudian senyuman tipis di ujung tawa tersebut dan kalimat, “kamu kali yang capek, aku sih masih sanggup.”
Maka selanjutnya Jiwa Serenata akan biarkan kamu habiskan waktu pandangi dirinya dengan seribu pertanyaan di benakmu.
Memangnya, kamu akan sampai di titik capai kah dengan dirinya?
Jiwa Serenata yang lahir di musim panas jelas punya caranya sendiri dalam mengagumi sesuatu.
11 Februari 2022
Caranya dalam mengagumi sesuatu cukup unik. Buat kamu sanggup melangkah ribuan banyaknya untuk mengekorinya berkeliling galeri yang penuh dengan tanda tanya bagimu.
Rutin kalian adalah Jiwa Serenata tidak akan banyak bicara dalam setiap petualangan kalian, alih-alih kamu yang akan lebih banyak buka mulut untuk bercerita tentang semua hal padanya, dimulai dari fakta—hingga yang hanya kamu buat-buat untuk mendengar tawanya.
“Kalau yang ini maksudnya apa?” tanyamu, menunjuk satu lukisan yang belum pernah kamu lihat sebelumnya.
Jawabannya adalah sebuah senyuman dan penjelasan, “kalau yang ini—” yang dengan senang hati kamu dengarkan celotehnya sepanjang acara jalan-jalan itu.
Maka selanjutnya, Jiwa Serenata akan biarkan kamu mendengarkan dirinya sepanjang hari dengan seribu pertanyaan di benakmu.
Memangnya, setelah ini apakah ia akan kembali diam dan telan semua bicaranya seperti biasa?
Jiwa Serenata yang lahir di musim panas jelas punya seleranya sendiri dalam bermusik.
12 Februari 2022
Caranya dalam menikmati musik persis seperti namanya—dengan jiwanya. Buat kamu sanggup lewatkan bermalam-malam menikmati alunan musik yang seolah-olah sudah menjadi bagian dari dirinya.
Rutin kalian adalah Jiwa Serenata akan memberikan segudang rekomendasi kafe-kafe maupun resto yang akan menampilkan live music, sama seperti Februari yang lalu ketika pertama kali kamu mengenal Jiwa Serenata sebagai penutur melodi di sore hari. Kamu akan berdiri di sampingnya menikmati bagaimana Jiwa Serenata sesekali akan bersenandung mengikuti alunan lagu yang mengudara isi setiap atmosfir.
“Aku penasaran deh, kalau live music kayak gini, kalau jazz gimana ya?”
Jawabannya adalah sebuah tolehan melalui pundaknya dan kalimat, “yuk nanti aku kasih lihat.”
Maka selanjutnya Jiwa Serenata akan biarkan kamu menikmati musik yang belum pernah kamu kenal sebelumnya sementara ia sudah merasuk dan berkawan baik dengan setiap bagian lagu tersebut dan lagi-lagi kamu akan miliki seribu pertanyaan di benakmu.
Memangnya, apabila musik ini bukan bagian dari dirinya, mungkinkah caramu mencintainya akan tetap sama?
Jiwa Serenata yang lahir di musim panas jelas punya pilihannya sendiri dalam memilih rasa es krim di malam hari.
13 Februari 2022
Caranya dalam merunduk untuk perhatikan etalase kaca di hadapannya adalah seperti ia dihadapkan pada pilihan paling rumit di dunia ini. Buat kamu yang sudah memilih akan berdiri di sisinya dan memperhatikan bagaimana ia menimang-nimang antara setiap rasa yang dipajang di sana.
Rutin kalian adalah Jiwa Serenata akan memilih sebuah rasa—pada akhirnya, kemudian kalian akan duduk di halte bus untuk menikmati kudapan dingin tersebut, bahkan apabila angin malam buat tubuh bergidik karena dinginnya menyapa kulit kalian. Kamu akan menyantap es krim-mu sementara Jiwa Serenata akan sesekali menyendok miliknya ke dalam gelasmu agar kamu juga bisa menyicip apa yang dipilihnya.
“Kenapa kamu selalu lama memilih, tapi yang kamu pesan selalu Stroberi?” tanyamu.
Jawabannya adalah sebuah senyuman yang kemudian sendok es krim itu digigit sebelum ia menjawab dengan kalimat, “karena kamu pada akhirnya juga selalu pilih rasa coklat.”
Maka selanjutnya Jiwa Serenata akan biarkan kamu menyantap habis es krim milikmu, sementara ia akan habiskan miliknya setelah itu, dan kali ini kamu buat konklusi dari seribu pertanyaan yang muncul di benakmu.
Memangnya, kenalkah kamu dengan Jiwa Serenata dan caranya mencintaimu tanpa kata seperti ini?