fluffypow

“AAAAA” ia teriak dalam kamar mandi, tentu bergema. Memekakkan telinga walau dengan lowtonenya.

Yang dihadapannya hanya mengernyit kecil karna bising. Kemudian bergerak cepat, cepat sekali.

DUG

“Aaa ee-elu mm-mau aaph- hhhg” haru tersentak, badannya yang berbalik membelakangi kaca. Sepenuhnya menempel pada tubuh seseorang didepannya. Mendorongnya, terhantuk kecil pada westafel yang tingginya hanya sepinggul.

Haru menundukkan pandangannya. Kaget takut bercampur satu. Menatap kakinya yang melebar dan kedua tapak kaki yang mengisi selanya.

“Apa itu..kau?” Suara si penanya itu berubah, lebih berat.

Haru tak tahu, ia diam. Masih menunduk walau nyatanya ia sedikit lebih tinggi dari seseorabg itu.

Tak kunjung mendapat balasan, ia menaikkan tangannya. Meremas kecil bahu orang dihadapannya. Disusul dengan dorongannya pada bahu itu,

Oh badan haru sudah 45°. Hampir berbaring diatas westafel.

Sial kena” batin haru tak nyaman.

Kalian paham maksutku :)

Haru memberanikan mendongak. Menatap tubuh yang hampir mengukungnya

“Kk-kau..?” Cicitnya lemah. Entah kenapa ia takut.

“Hm aku. Berarti itu kamu” kata junkyu. Menunjuk lehernya sendiri.

Haru yang melihat itu mebgernyit. Ia menunjuk apa?

“Ah maaf.” Kata junkyu memajukan badannya.

Memanjangkan tangan meraih keran air. Yang membuat tubuh bagian bawah mereka semakin menempel. Lalu mengusap kasar lehernya dengan tangan basahnya, menunjukkan la luna nya

Niat haru mendorong badan pemuda dihadapannya itu salah. Ia salah gerak. Sialan

“AAAAA” ia teriak dalam kamar mandi, tentu bergema. Memekakkan telinga walau dengan lowtonenya.

Yang dihadapannya hanya mengernyit kecil karna bising. Kemudian bergerak cepat, cepat sekali.

DUG

“Aaa ee-elu mm-mau aaph- hhhg” haru tersentak, badannya yang berbalik membelakangi kaca. Sepenuhnya menempel pada tubuh seseorang didepannya. Mendorongnya, terhantuk kecil pada westafel yang tingginya hanya sepinggul.

Haru menundukkan pandangannya. Kaget takut bercampur satu. Menatap kakinya yang melebar dan kedua tapak kaki yang mengisi selanya.

“Apa itu..kau?” Suara si penanya itu berubah, lebih berat.

Haru tak tahu, ia diam. Masih menunduk walau nyatanya ia sedikit lebih tinggi dari seseorabg itu.

Tak kunjung mendapat balasan, ia menaikkan tangannya. Meremas kecil bahu orang dihadapannya. Disusul dengan dorongannya pada bahu itu,

Oh badan haru sudah 45°. Hampir berbaring diatas westafel.

Sial kena” batin haru tak nyaman.

Kalian paham maksutku :)

Haru memberanikan mendongak. Menatap tubuh yang hampir mengukungnya

“Kk-kau..?” Cicitnya lemah. Entah kenapa ia takut.

“Hm aku. Berarti itu kamu” kata junkyu. Menunjuk lehernya sendiri.

Haru yang melihat itu mebgernyit. Ia menunjuk apa?

“AAAAA” ia teriak dalam kamar mandi, tentu bergema. Memekakkan telinga walau dengan lowtonenya.

Yang dihadapannya hanya mengernyit kecil karna bising. Kemudian bergerak cepat, cepat sekali.

DUG

“Aaa ee-elu mm-mau aaph- hhhg” haru tersentak, badannya yang berbalik membelakangi kaca. Sepenuhnya menempel pada tubuh seseorang didepannya. Mendorongnya, terhantuk kecil pada westafel yang tingginya hanya sepinggul.

Haru menundukkan pandangannya. Kaget takut bercampur satu. Menatap kakinya yang melebar dan kedua tapak kaki yang mengisi selanya.

“Apa itu..kau?” Suara si penanya itu berubah, lebih berat.

Haru tak tahu, ia diam. Masih menunduk walau nyatanya ia sedikit lebih tinggi dari seseorabg itu.

Tak kunjung mendapat balasan, ia menaikkan tangannya. Meremas kecil bahu orang dihadapannya. Disusul dengan dorongannya pada bahu itu,

Oh badan haru sudah 45°. Hampir berbaring diatas westafel.

Sial kena batin haru tak nyaman.

Kalian paham maksutku :)

“AAAAA” ia teriak dalam kamar mandi, tentu bergema. Memekakkan telinga walau dengan lowtonenya.

Yang dihadapannya hanya mengernyit kecil karna bising. Kemudian bergerak cepat, cepat sekali.

DUG

“Aaa ee-elu mm-mau aaph- hhhg”

“AAAAA” ia teriak dalam kamar mandi, tentu bergema. Memekakkan telinga walau dengan lowtonenya.

Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.

Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.

“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.

“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi

Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.

“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.

Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?

Eh,, tunggu sebentar..

“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,

Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.

Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-

“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!

“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.

“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut

Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.

“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.

“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.

“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.

“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”

“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”

“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”

“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.

“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.

“Ssshhh gaboleh nangis ya kak? Nanti aku dipeluk ampe gabisa nafas lagi hah haha aduh kalian stop dong. Kak yosh bukan aku, air matanya yang hiks” suaranya melemah, kenangan itu terbesit begitu saja tanpa diminta. Mengusap ujung matanya kasar, tak mau menangis sesuai pesannya.

Beberapa menit hening. Menunggu hatinya tenang terlebih dahulu. Ini sudah puluhan bahkan ribuan kali ia kesini, sudah lewat beberapa tahun tapi masih saja air matanya menetes setiap datang. Otomatis.

“Kak tadi lihat ga aku makan sama orang lain lagi? Selain sama asa loh,,”

“Inget asa kan? Temen haru”

“Dia blonde sekarang kak. Nakal ya? Ehh ngakk kok, kak yoshi mah grey cakepp. Asa kayak kiki tiwi” tawanya pelan akan ocehannya sendiri.

Tersenyum kemudian. Dan kembali bercerita akan kehidupannya hingga bermenit² kemudian.

PLAK SRRREEK

Haru menatap horor tubuh tadi. “Dia menepok nyamuk huh?” Pasalnya tangannya menampar pipinya sendiri.

Dan tangan yang digunakan nya itu menjatuhkan satu ikat bunga. Ahh bunganya buat kak yosh? Tebaknya sendiri.

Atensinya penuh pada seikat bunga yang eum tangkainya mulai turun-layu. Diletakkan figura hyungnya ketingkat paling atas. Ah omong² dia berdiri dengan lututnya. Dan badannya yang kini sudah lebih dekat dengan tubuh misterius itu.

Tangannya sudah akan meraih ujung tangkai yang terikat, tapi kemudian..

Ekhem dehamnya pelan

Wajahnya terbilang cukup dekat dengan pemuda itu. Karna posisi badannya yang lebih tinggi, tanpa sadar ia menyingkirkan sedikit poni yang menutupi wajah yang eum menurutnya menarik itu.

DRRRT yang akan disentuh sepertinya terganggu dan mengembalikkan wajahnya ke posisi semula,menghadap kayu sepenuhnya.

Haru yang tak mengira pergerakan itu langsung mundur,memegang jantungnya.

“Astaga mana sopan santunmu haruto” tamparnya kecil pada pipi sendiri.

Dan kembali mendekat untuk tujuan awalnya.

Ujung jarinya yang mau menyelip agar lebih mudah mengambil tangkai tak sengaja masuk ke tangan si pemuda asing yang masih juga menggenggam bunga. Dan ada sengatan kecil muncul.

Aa-apa itu??

Bingung. Kaget. Tapi kemudian menepis perasaan itu sebentar. Berdiri sepenuhnya, meletakkan bunga yang berhasil ia dapatkan pada tempatnya.

Kemudian menoleh kecil pada tubuh disamping kakinya. Merogoh kantung dalam jasnya, mengeluarkannya dan menaruhnya pelan diatas paha si asing.

Dan entah keberanian darimana ia kembali menyentuh puncak kepala yang dilapisi tudung hoodie itu, mengusak pelan.

Hmh,hatinya terasa nyaman. Kurva bibirnya melengkung indah. Kemudian berlalu pergi.

Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.

Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.

“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.

“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi

Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.

“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.

Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?

Eh,, tunggu sebentar..

“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,

Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.

Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-

“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!

“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.

“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut

Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.

“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.

“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.

“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.

“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”

“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”

“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”

“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.

“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.

“Ssshhh gaboleh nangis ya kak? Nanti aku dipeluk ampe gabisa nafas lagi hah haha aduh kalian stop dong. Kak yosh bukan aku, air matanya yang hiks” suaranya melemah, kenangan itu terbesit begitu saja tanpa diminta. Mengusap ujung matanya kasar, tak mau menangis sesuai pesannya.

Beberapa menit hening. Menunggu hatinya tenang terlebih dahulu. Ini sudah puluhan bahkan ribuan kali ia kesini, sudah lewat beberapa tahun tapi masih saja air matanya menetes setiap datang. Otomatis.

“Kak tadi lihat ga aku makan sama orang lain lagi? Selain sama asa loh,,”

“Inget asa kan? Temen haru”

“Dia blonde sekarang kak. Nakal ya? Ehh ngakk kok, kak yoshi mah grey cakepp. Asa kayak kiki tiwi” tawanya pelan akan ocehannya sendiri.

Tersenyum kemudian. Dan kembali bercerita akan kehidupannya hingga bermenit² kemudian.

PLAK SRRREEK

Haru menatap horor tubuh tadi. “Dia menepok nyamuk huh?” Pasalnya tangannya menampar pipinya sendiri.

Dan tangan yang digunakan nya itu menjatuhkan satu ikat bunga. Ahh bunganya buat kak yosh? Tebaknya sendiri.

Atensinya penuh pada seikat bunga yang eum tangkainya mulai turun-layu. Diletakkan figura hyungnya ketingkat paling atas. Ah omong² dia berdiri dengan lututnya. Dan badannya yang kini sudah lebih dekat dengan tubuh misterius itu.

Tangannya sudah akan meraih ujung tangkai yang terikat, tapi kemudian..

Ekhem dehamnya pelan

Wajahnya terbilang cukup dekat dengan pemuda itu. Karna posisi badannya yang lebih tinggi, tanpa sadar ia menyingkirkan sedikit poni yang menutupi wajah yang eum menurutnya menarik itu.

DRRRT yang akan disentuh sepertinya terganggu dan mengembalikkan wajahnya ke posisi semula,menghadap kayu sepenuhnya.

Haru yang tak mengira pergerakan itu langsung mundur,memegang jantungnya.

“Astaga mana sopan santunmu haruto” tamparnya kecil pada pipi sendiri.

Dan kembali mendekat untuk tujuan awalnya.

Ujung jarinya yang mau menyelip agar lebih mudah mengambil tangkai tak sengaja masuk ke tangan si pemuda asing yang masih juga menggenggam bunga. Dan ada sengatan kecil muncul.

Aa-apa itu??

Bingung. Kaget. Tapi kemudian menepis perasaan itu sebentar. Berdiri sepenuhnya, meletakkan bunga yang berhasil ia dapatkan pada tempatnya.

Kemudian menoleh kecil pada tubuh disamping kakinya. Merogoh kantung dalam jasnya, mengeluarkannya dan menaruhnya pelan diatas paha si asing.

Dan entah keberanian darimana ia kembali menyentuh puncak kepala yang dilapisi tudung hoodie itu, mengusak pelan.

Hmh,hatinya terasa nyaman. Kurva bibirnya melengkung indah lalu berlalu pergi.

Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.

Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.

“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.

“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi

Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.

“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.

Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?

Eh,, tunggu sebentar..

“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,

Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.

Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-

“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!

“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.

“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut

Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.

“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.

“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.

“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.

“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”

“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”

“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”

“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.

“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.

“Ssshhh gaboleh nangis ya kak? Nanti aku dipeluk ampe gabisa nafas lagi hah haha aduh kalian stop dong. Kak yosh bukan aku, air matanya yang hiks” suaranya melemah, kenangan itu terbesit begitu saja tanpa diminta. Mengusap ujung matanya kasar, tak mau menangis sesuai pesannya.

Beberapa menit hening. Menunggu hatinya tenang terlebih dahulu. Ini sudah puluhan bahkan ribuan kali ia kesini, sudah lewat beberapa tahun tapi masih saja air matanya menetes setiap datang. Otomatis.

“Kak tadi lihat ga aku makan sama orang lain lagi? Selain sama asa loh,,”

“Inget asa kan? Temen haru”

“Dia blonde sekarang kak. Nakal ya? Ehh ngakk kok, kak yoshi mah grey cakepp. Asa kayak kiki tiwi” tawanya pelan akan ocehannya sendiri.

Tersenyum kemudian. Dan kembali bercerita akan kehidupannya hingga bermenit² kemudian.

PLAK SRRREEK

Haru menatap horor tubuh tadi. “Dia menepok nyamuk huh?” Pasalnya tangannya menampar pipinya sendiri.

Dan tangan yang digunakan nya itu menjatuhkan satu ikat bunga. Ahh bunganya buat kak yosh? Tebaknya sendiri.

Atensinya penuh pada seikat bunga yang eum tangkainya mulai turun-layu. Diletakkan figura hyungnya ketingkat paling atas. Ah omong² dia berdiri dengan lututnya. Dan badannya yang kini sudah lebih dekat dengan tubuh misterius itu.

Tangannya sudah akan meraih ujung tangkai yang terikat, tapi kemudian..

Ekhem dehamnya pelan

Wajahnya terbilang cukup dekat dengan pemuda itu. Karna posisi badannya yang lebih tinggi, tanpa sadar ia menyingkirkan sedikit poni yang menutupi wajah yang eum menurutnya menarik itu.

DRRRT yang akan disentuh sepertinya terganggu dan mengembalikkan wajahnya ke posisi semula,menghadap kayu sepenuhnya.

Haru yang tak mengira pergerakan itu langsung mundur,memegang jantungnya.

“Astaga mana sopan santunmu haruto” tamparnya kecil pada pipi sendiri.

Dan kembali mendekat untuk tujuan awalnya.

A-apa itu????

Ujung jarinya yang mau menyelip agar lebih mudah mengambil tangkai tak sengaja masuk ke tangan si pemuda asing yang masih juga menggenggam bunga. Dan ada sengatan kecil muncul.

Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.

Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.

“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.

“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi

Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.

“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.

Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?

Eh,, tunggu sebentar..

“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,

Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.

Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-

“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!

“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.

“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut

Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.

“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.

“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.

“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.

“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”

“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”

“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”

“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.

“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.

“Ssshhh gaboleh nangis ya kak? Nanti aku dipeluk ampe gabisa nafas lagi hah haha aduh kalian stop dong. Kak yosh bukan aku, air matanya yang hiks” suaranya melemah, kenangan itu terbesit begitu saja tanpa diminta. Mengusap ujung matanya kasar, tak mau menangis sesuai pesannya.

Beberapa menit hening. Menunggu hatinya tenang terlebih dahulu. Ini sudah puluhan bahkan ribuan kali ia kesini, sudah lewat beberapa tahun tapi masih saja air matanya menetes setiap datang. Otomatis.

“Kak tadi lihat ga aku makan sama orang lain lagi? Selain sama asa loh,,”

“Inget asa kan? Temen haru”

“Dia blonde sekarang kak. Nakal ya? Ehh ngakk kok, kak yoshi mah grey cakepp. Asa kayak kiki tiwi” tawanya pelan akan ocehannya sendiri.

Tersenyum kemudian. Dan kembali bercerita akan kehidupannya hingga bermenit² kemudian.

PLAK SRRREEK

Haru menatap horor tubuh tadi. “Dia menepok nyamuk huh?” Pasalnya tangannya menampar pipinya sendiri.

Dan tangan yang digunakan nya itu menjatuhkan satu ikat bunga. Ahh bunganya buat kak yosh? Tebaknya sendiri.

Atensinya penuh pada seikat bunga yang eum tangkainya mulai turun-layu. Diletakkan figura hyungnya ketingkat paling atas. Ah omong² dia berdiri dengan lututnya. Dan badannya yang kini sudah lebih dekat dengan tubuh misterius itu.

Tangannya sudah akan meraih ujung tangkai yang terikat, tapi kemudian..

Ekhem dehamnya pelan

Wajahnya terbilang cukup dekat dengan pemuda itu. Karna posisi badannya yang lebih tinggi

Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.

Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.

“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.

“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi

Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.

“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.

Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?

Eh,, tunggu sebentar..

“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,

Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.

Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-

“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!

“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.

“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut

Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.

“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.

“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.

“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.

“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”

“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”

“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”

“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.

“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.

“Ssshhh gaboleh nangis ya kak? Nanti aku dipeluk ampe gabisa nafas lagi hah haha aduh kalian stop dong. Kak yosh bukan aku, air matanya yang hiks” suaranya melemah, kenangan itu terbesit begitu saja tanpa diminta. Mengusap ujung matanya kasar, tak mau menangis sesuai pesannya.

Beberapa menit hening. Menunggu hatinya tenang terlebih dahulu. Ini sudah puluhan bahkan ribuan kali ia kesini, sudah lewat beberapa tahun tapi masih saja air matanya menetes setiap datang. Otomatis.

“Kak tadi lihat ga aku makan sama orang lain lagi? Selain sama asa loh,,”

“Inget asa kan? Temen haru”

“Dia blonde sekarang kak. Nakal ya? Ehh ngakk kok, kak yoshi mah grey cakepp. Asa kayak kiki tiwi” tawanya pelan akan ocehannya sendiri.

Tersenyum kemudian. Dan kembali bercerita akan kehidupannya hingga bermenit² kemudian.

PLAK SRRREEK

Haru menatap horor tubuh tadi. “Dia menepok nyamuk huh?” Pasalnya tangannya menampar pipinya sendiri.

Dan tangan yang digunakan nya itu menjatuhkan satu ikat bunga. Ahh bunganya buat kak yosh? Tebaknya sendiri