bertemu..?
Telah sampai di tujuannya. Dengan terburu ia ke stand lilin dan bunga.
Ah untung masih banyak batinnya lega saat melihat masih banyak lilin berjejer belum digunakan. Ah pas ia melirik stand bunga disebelahnya..habis.
“Ah tak apa. Lagian itu bukan bunga kesukaan hyung” gelengnya pelan kemudian.
“Aku yang tak sempat singgah tadi. Besok kembali lagi” ujarnya lagi
Dan kakinya melangkah ke arah yang sudah ia hafal betul. Tersenyum kecil.
“A A ANJRI- ANJAYANI PAK JAYA MAKSUT GUE” jelas ia kaget dan hampir mengumpat-untung ia ingat tempat apa ini.
Hampir ia tersandung oleh eumm.. badan? Serba hitam. Dengan pencahayaan yang redup itu hampir tak terlihat. Dengan posisi terduduk dengan kepala yang menunduk dan menghadap ke kayu penyangga figura, makin hampir tak terlihat bukan?
Eh,, tunggu sebentar..
“ee-e iini ada yang nyamper ka yoshi-i??” Gagapnya ketakutan setelah sadar,,
Space lilin disitu sudah terisi satu,, figura hyung nya yang ada dua tingkat lebih rendah,,dan adanya tubuh entah siapa yang sepertinya err tertidur?? sepertinya iya.
“Aduh ini gimana“ “Gue kan kalo ini juga sambil duduk“ “Lah tempat gue diambil ni orang“ “Ih idup ga sih?kayak mati“ “Gue usir jangan?“ “Dia siapa...bukan h han eum h word kan??“ “Ya tuhan lindungi har-“
“AAAAAAK” teriaknya lagi. Kepala orang yang sejak tadi ia perhatikan bergerak miring, seperti melihatnya tapi dengan mata tertutup!
“Ah tuhan jantungku” ia jatuh mendudukkan diri. Dengan jarak yang cukup dari tubuh asing itu tentunya.
“Eum permisi..” ucapnya pelan memanjangkan tangannya. Memilih untuk mengambil figura yoshi hyungnya kemudian ia pangku lembut
Lalu mundur beberapa langkah lagi, menjaga jarak.
“Helo hyung” suaranya terkesan lembut dengan lowtone khasnya.
“Kak lagi apa?” sekarang dengan tangan yang mengusap bagian pinggir bingkai.
“Udah ketemu bunda ayah disana?” senyumnya terbit.
“Salam ya. Bilang juga, haru udah maafin kok karna gak pamitan”
“Kan haru udah nyusahin om tante, emang punya hak marah?”
“Mereka juga baik, ka yosh dapet itu semua..”
“Tapi kenapa kak yosh duluan? Mending haru-u yyang g-gantiin kak yosh” hisaknya keluar perlahan.
“Em-maafin ha-haru” kepalanya menunduk. Ia tatap mata yang hampir hilang karna tersenyum itu, manis.