Wtf family [jisahi yosahi]
Wtf family [jisahi yosahi]
“sodara kali” , ucap haru santai dengan setoples makanan ringan ditangannya.
“yA TAPI MASA SUARANYA MANIS BANGET?”
“apasih sa lo kok ngegas??”
suara mereka memenuhi apartemen model studio yang asahi pesan selama sebulan. suasananya yang tenang dan cozy juga tampak kekinian, tak heran asahi bilang ia melihatnya sekali dan tak berpikir lama untuk menempatinya.
oh yang bayar?
“kartu junkyu lah, gue udah dibabuin gini. abistu kata dia pake aja ya yaudin” haru meringis membayangkan berapa saja yang sudah asahi pakai.
“gini loh harutooo. jaehyuk bilang dia mau pake gue jadi asisten modelnya kan?” nada asahi sedikit kesal walau tertahan
“heum. iya”
“nah tapi tuh selama kerja tuh dia flirting nonstop tau gA?? dan pas gue udah baper bapernya EHH SI OYONG OYONG ITU DATENG KE STUDIO LANGSUNG NYAMBER GELAYUTAN MANJA”
haru mendesis, asahi kalau udah cerita berapi rapi gini bahaya emang. Dan lagi dia tak tahu siapa yang asahi bicarakan, dia bilang tak mendengar jelas namanya, tapi yang pasti jaehyuk menyebut 'young' gitu..
“jadi lo cemburu?”
yang ditanya diam. lagipun siapa dia? apakah berhak?
“AH SIAL LO MAH GA MEMBANTU MALES”
tuhkan. udah dihina sekarang haruto harus tersenyum pahit saat bantal sofa datang membentur wajah paripurnanya.
jeda sebentar. hanya suara pendingin ruangan dan renyahan snack yang mereka makan mengisi udara.
“terus nanti lo mau ke tunangan si ono?”
“gausah kata gue mah. ngapain anjinggg dia selingkuh kan? idih malesin banget” lanjut asahi dengan sisa sisa emosi.
Asahi ingat waktu mereka masih di bangku smp; bagaimana haruto yang ternyata hanya dijadikan pacar oleh jeongwoo dengan niat mencari preferensi seksualnya. dan saat jeongwoo yakin dia menyukai sesama, arah cintanya bahkan tak menoleh kepada pacar hampir 2 tahunnya itu. membiarkan haruto yang pertama kali berhubungan merasakan euforia-nya sendiri. lalu serasa dijatuhkan dari langit saat hari ia melihat jeongwoo dan anak dari kelas lainーyang akan jadi tunagannya nantiーsedang mencuri kecupan demi kecupan di belakangan halaman sekolah.
dan saat haruto ingin marah, keduanya yang memang merupakan siswa pertukaran dari seoul harus kembali. membuat haruto tak sampai jadi untuk balas dendam atau sekedar menumpahkan amarah.
yah sad
“gatau.. dateng apa jangan?” , Tanya balik haru
“kalo dateng, bawa junkyu. lo panas panasin dah tuh atau kalo males yaudah gausah”
haru mengangguk pelan.
“nginep sini”
“ini lagi nanya apa lo nyuruh?”
“Gatau terserah lo” , asahi udah mulai redup matanya jadi gak sadar sama intonasi ucapannya yang membingungkan.
“ga deh, disuruh balik” haru melihat layar ponselnya, pulul 11:25 malam.
“anjir” asahi mendecak. benar kayaknya, haruto berhasil ditaklukkan.
“yaudah gue pulang ya. besok sosor aja si jaehyuk kalo lo emang mau”
seiring dengan langkah haru yang terdengar jauh, asahi bergumam “gue.. bingung”
“paket?” tanya heran haruto yang saat sampai didepan unit fluffies ada box didepannya. kotak yang ia pegang terdapat nama merk ternama jadilah akan ia bawa masuk, siapatau gitu yedam yang pesan.
ting
suara pintu terbuka setelah haru menempelkan jarinya. Ah.. waktu itu junkyu yang menyuruh dirinya mendaftarkan sidik jari. lagipula jihoon dan yedam tak keberatan,
sampai diruang tamu rasanya sepi. dan sepertinya haru tak pernah merasa sesepi ini di jam segini. mengingat biasanya mereka baru akan tenang di sekitar jam 2 pagi.
“belom tidur?” ucap haru sedikit basa basi pada pemuda yang menatap serius serial di komputernya.
“heum”
sudah. selebihnya hening. junkyu yang menatap adegan filmya seksama dan haru yang duduk diujung kasur menatap lurus kedepan.
“yauda gue tidur dulu” , baru mau berjalan ke toilet niat menggosok gigi, junkyu menekan pause keyboard komputernya cukup keras
“ga laper emang?”
“Engga taーkrucuuk” , suaranya terpotong oleh suara perut laparnya sendiri. haruto menggigit bibir dalamnya, malu.
junkyu menghela nafas sebentar dengan tangannya yang sudah membuka aplikasi pesan antar “mau apa”
“masak ramyeon aja” ucapnya kecil mengingat mereka cukup banyak membeli makanan instan itu tadi siang.
“ok” , junkyu yang 'begini' jadi lebih mudah bergerak yang biasanya kalah oleh rasa malas. dengan telaten merebus air dan menyatukan bumbu kemasan.
haru menopang dagunya dengan mata terkunci pada punggung junkyu. oh!
“Tadi ada paket diluar pintu, punya kamu?”
junkyu yang mendengar 'kamu' yang terucap haru tak sengaja, menahan senyum. lalu berbalik setelah mengecilkan api kompor.
“mana?”
'bagus ga ngambek lagi'
“ini” haru menyodorkan kotak di pegangannya. dan diterima junkyu mulus dengan tangan mereka yang bertaut sebentar.
“ohh ini. Baru pesan kemaren padahal”
tangannya membuka bingkisan itu. haru duduk menatapnya diam. oh itu sebuah set baju tidur berbentuk kaos. tapi...
“ini...beneran pink?” tanya haru heran membolak balikkan kain di himpitan jarinya
“wkwk iya pink biruー beruang krunk nya lucu si jadi pengen punya aja” junkyu terkekeh melihat motif celana tidur itu yang dipenuhi kepala beruang krunk biru dan berkacamata. dan dibajunya, terdapat kepala krunk lengkap dengan badan ditengah tengah.
“pfft”
“hm ketawa aja gue suruh pake nih” kesal junkyu ditertawai dan menyerahkan celana itu pada haru. yang diberi menatap horor celana pink bermotif kepala beruang biru ditangannya.
“gak gak gue gamau paー
”-mau pake baju apa celananya?” potong junkyu mencebik.
Pandangan haru menatap junkyu yang cemberut dan baju tidur pink dengan tengah beruang biru itu... err lebih seram bajunya sih.
“i-iya celana”
“hehe pake malam ini pokonya.” putus junkyu berbalik fokus pada rebusan mie- nya.
mampus. -haru
“sodara kali” , ucap haru santai dengan setoples makanan ringan ditangannya.
“yA TAPI MASA SUARANYA MANIS BANGET?”
“apasih sa lo kok ngegas??”
suara mereka memenuhi apartemen model studio yang asahi pesan selama sebulan. suasananya yang tenang dan cozy juga tampak kekinian, tak heran asahi bilang ia melihatnya sekali dan tak berpikir lama untuk menempatinya.
oh yang bayar?
“kartu junkyu lah, gue udah dibabuin gini. abistu kata dia pake aja ya yaudin” haru meringis membayangkan berapa saja yang sudah asahi pakai.
“gini loh harutooo. jaehyuk bilang dia mau pake gue jadi asisten modelnya kan?” nada asahi sedikit kesal walau tertahan
“heum. iya”
“nah tapi tuh selama kerja tuh dia flirting nonstop tau gA?? dan pas gue udah baper bapernya EHH SI OYONG OYONG ITU DATENG KE STUDIO LANGSUNG NYAMBER GELAYUTAN MANJA”
haru mendesis, asahi kalau udah cerita berapi rapi gini bahaya emang. Dan lagi dia tak tahu siapa yang asahi bicarakan, dia bilang tak mendengar jelas namanya, tapi yang pasti jaehyuk menyebut 'young' gitu..
“jadi lo cemburu?”
yang ditanya diam. lagipun siapa dia? apakah berhak?
“AH SIAL LO MAH GA MEMBANTU MALES”
tuhkan. udah dihina sekarang haruto harus tersenyum pahit saat bantal sofa datang membentur wajah paripurnanya.
jeda sebentar. hanya suara pendingin ruangan dan renyahan snack yang mereka makan mengisi udara.
“terus nanti lo mau ke tunangan si ono?”
“gausah kata gue mah. ngapain anjinggg dia selingkuh kan? idih malesin banget” lanjut asahi dengan sisa sisa emosi.
Asahi ingat waktu mereka masih di bangku smp; bagaimana haruto yang ternyata hanya dijadikan pacar oleh jeongwoo dengan niat mencari preferensi seksualnya. dan saat jeongwoo yakin dia menyukai sesama, arah cintanya bahkan tak menoleh kepada pacar hampir 2 tahunnya itu. membiarkan haruto yang pertama kali berhubungan merasakan euforia-nya sendiri. lalu serasa dijatuhkan dari langit saat hari ia melihat jeongwoo dan anak dari kelas lainーyang akan jadi tunagannya nantiーsedang mencuri kecupan demi kecupan di belakangan halaman sekolah.
dan saat haruto ingin marah, keduanya yang memang merupakan siswa pertukaran dari seoul harus kembali. membuat haruto tak sampai jadi untuk balas dendam atau sekedar menumpahkan amarah.
yah sad
“gatau.. dateng apa jangan?” , Tanya balik haru
“kalo dateng, bawa junkyu. lo panas panasin dah tuh atau kalo males yaudah gausah”
haru mengangguk pelan.
“nginep sini”
“ini lagi nanya apa lo nyuruh?”
“Gatau terserah lo” , asahi udah mulai redup matanya jadi gak sadar sama intonasi ucapannya yang membingungkan.
“ga deh, disuruh balik” haru melihat layar ponselnya, pulul 11:25 malam.
“anjir” asahi mendecak. benar kayaknya, haruto berhasil ditaklukkan.
“yaudah gue pulang ya. besok sosor aja si jaehyuk kalo lo emang mau”
seiring dengan langkah haru yang terdengar jauh, asahi bergumam “gue.. bingung”
“paket?” tanya heran haruto yang saat sampai didepan unit fluffies ada box didepannya. kotak yang ia pegang terdapat nama merk ternama jadilah akan ia bawa masuk, siapatau gitu yedam yang pesan.
ting
suara pintu terbuka setelah haru menempelkan jarinya. Ah.. waktu itu junkyu yang menyuruh dirinya mendaftarkan sidik jari. lagipula jihoon dan yedam tak keberatan,
sampai diruang tamu rasanya sepi. dan sepertinya haru tak pernah merasa sesepi ini di jam segini. mengingat biasanya mereka baru akan tenang di sekitar jam 2 pagi.
“belom tidur?” ucap haru sedikit basa basi pada pemuda yang menatap serius serial di komputernya.
“heum”
sudah. selebihnya hening. junkyu yang menatap adegan filmya seksama dan haru yang duduk diujung kasur menatap lurus kedepan.
“yauda gue tidur dulu” , baru mau berjalan ke toilet niat menggosok gigi, junkyu menekan pause keyboard komputernya cukup keras
“ga laper emang?”
“Engga taーkrucuuk” , suaranya terpotong oleh suara perut laparnya sendiri. haruto menggigit bibir dalamnya, malu.
junkyu menghela nafas sebentar dengan tangannya yang sudah membuka aplikasi pesan antar “mau apa”
“masak ramyeon aja” ucapnya kecil mengingat mereka cukup banyak membeli makanan instan itu tadi siang.
“ok” , junkyu yang 'begini' jadi lebih mudah bergerak yang biasanya kalah oleh rasa malas. dengan telaten merebus air dan menyatukan bumbu kemasan.
haru menopang dagunya dengan mata terkunci pada punggung junkyu. oh!
“Tadi ada paket diluar pintu, punya kamu?”
junkyu yang mendengar 'kamu' yang terucap haru tak sengaja, menahan senyum. lalu berbalik setelah mengecilkan api kompor.
“mana?”
'bagus ga ngambek lagi'
“ini” haru menyodorkan kotak di pegangannya. dan diterima junkyu mulus dengan tangan mereka yang bertaut sebentar.
“ohh ini. Baru pesan kemaren padahal”
tangannya membuka bingkisan itu. haru duduk menatapnya diam. oh itu sebuah set baju tidur berbentuk kaos. tapi...
“ini...beneran pink?” tanya haru heran membolak balikkan kain di himpitan jarinya
“wkwk iya pink biruー beruang krunk nya lucu si jadi pengen punya aja” junkyu terkekeh melihat motif celana tidur itu yang dipenuhi kepala beruang krunk biru dan berkacamata. dan dibajunya, terdapat kepala krunk lengkap dengan badan ditengah tengah.
“pfft”
“hm ketawa aja gue suruh pake nih” kesal junkyu ditertawai dan menyerahkan celana itu pada haru. yang diberi menatap horor celana pink bermotif kepala beruang biru ditangannya.
“gak gak gue gamau paー
”-mau pake baju apa celananya?” potong junkyu mencebik.
Pandangan haru menatap junkyu yang cemberut dan baju tidur pink dengan tengah beruang biru itu... err lebih seram bajunya sih.
“i-iya celana”
“hehe pake malam ini pokonya.” putus junkyu berbalik fokus pada rebusan mie- nya.
mampus. -haru
#kilas sad
“sodara kali” , ucap haru santai dengan setoples makanan ringan ditangannya.
“yA TAPI MASA SUARANYA MANIS BANGET?”
“apasih sa lo kok ngegas??”
suara mereka memenuhi apartemen model studio yang asahi pesan selama sebulan. suasananya yang tenang dan cozy juga tampak kekinian, tak heran asahi bilang ia melihatnya sekali dan tak berpikir lama untuk menempatinya.
oh yang bayar?
“kartu junkyu lah, gue udah dibabuin gini. abistu kata dia pake aja ya yaudin” haru meringis membayangkan berapa saja yang sudah asahi pakai.
“gini loh harutooo. jaehyuk bilang dia mau pake gue jadi asisten modelnya kan?” nada asahi sedikit kesal walau tertahan
“heum. iya”
“nah tapi tuh selama kerja tuh dia flirting nonstop tau gA?? dan pas gue udah baper bapernya EHH SI OYONG OYONG ITU DATENG KE STUDIO LANGSUNG NYAMBER GELAYUTAN MANJA”
haru mendesis, asahi kalau udah cerita berapi rapi gini bahaya emang. Dan lagi dia tak tahu siapa yang asahi bicarakan, dia bilang tak mendengar jelas namanya, tapi yang pasti jaehyuk menyebut 'young' gitu..
“jadi lo cemburu?”
yang ditanya diam. lagipun siapa dia? apakah berhak?
“AH SIAL LO MAH GA MEMBANTU MALES”
tuhkan. udah dihina sekarang haruto harus tersenyum pahit saat bantal sofa datang membentur wajah paripurnanya.
jeda sebentar. hanya suara pendingin ruangan dan renyahan snack yang mereka makan mengisi udara.
“terus nanti lo mau ke tunangan si ono?”
“gausah kata gue mah. ngapain anjinggg dia selingkuh kan? idih malesin banget” lanjut asahi dengan sisa sisa emosi.
Asahi ingat waktu mereka masih di bangku smp; bagaimana haruto yang ternyata hanya dijadikan pacar oleh jeongwoo dengan niat mencari preferensi seksualnya. dan saat jeongwoo yakin dia menyukai sesama, arah cintanya bahkan tak menoleh kepada pacar hampir 2 tahunnya itu. membiarkan haruto yang pertama kali berhubungan merasakan euforia-nya sendiri. lalu serasa dijatuhkan dari langit saat hari ia melihat jeongwoo dan anak dari kelas lainーyang akan jadi tunagannya nantiーsedang mencuri kecupan demi kecupan di belakangan halaman sekolah.
dan saat haruto ingin marah, keduanya yang memang merupakan siswa pertukaran dari seoul harus kembali. membuat haruto tak sampai jadi untuk balas dendam atau sekedar menumpahkan amarah.
yah sad
“gatau.. dateng apa jangan?” , Tanya balik haru
“kalo dateng, bawa junkyu. lo panas panasin dah tuh atau kalo males yaudah gausah”
haru mengangguk pelan.
“nginep sini”
“ini lagi nanya apa lo nyuruh?”
“Gatau terserah lo” , asahi udah mulai redup matanya jadi gak sadar sama intonasi ucapannya yang membingungkan.
“ga deh, disuruh balik” haru melihat layar ponselnya, pulul 11:25 malam.
“anjir” asahi mendecak. benar kayaknya, haruto berhasil ditaklukkan.
“yaudah gue pulang ya. besok sosor aja si jaehyuk kalo lo emang mau”
seiring dengan langkah haru yang terdengar jauh, asahi bergumam “gue.. bingung”
“paket?” tanya heran haruto yang saat sampai didepan unit fluffies ada box didepannya. kotak yang ia pegang terdapat nama merk ternama jadilah akan ia bawa masuk, siapatau gitu yedam yang pesan.
ting
suara pintu terbuka setelah haru menempelkan jarinya. Ah.. waktu itu junkyu yang menyuruh dirinya mendaftarkan sidik jari. lagipula jihoon dan yedam tak keberatan,
sampai diruang tamu rasanya sepi. dan sepertinya haru tak pernah merasa sesepi ini di jam segini. mengingat biasanya mereka baru akan tenang di sekitar jam 2 pagi.
“belom tidur?” ucap haru sedikit basa basi pada pemuda yang menatap serius serial di komputernya.
“heum”
sudah. selebihnya hening. junkyu yang menatap adegan filmya seksama dan haru yang duduk diujung kasur menatap lurus kedepan.
“yauda gue tidur dulu” , baru mau berjalan ke toilet niat menggosok gigi, junkyu menekan pause keyboard komputernya cukup keras
“ga laper emang?”
“Engga taーkrucuuk” , suaranya terpotong oleh suara perut laparnya sendiri. haruto menggigit bibir dalamnya, malu.
junkyu menghela nafas sebentar dengan tangannya yang sudah membuka aplikasi pesan antar “mau apa”
“masak ramyeon aja” ucapnya kecil mengingat mereka cukup banyak membeli makanan instan itu tadi siang.
“ok” , junkyu yang 'begini' jadi lebih mudah bergerak yang biasanya kalah oleh rasa malas. dengan telaten merebus air dan menyatukan bumbu kemasan.
haru menopang dagunya dengan mata terkunci pada punggung junkyu. oh!
“Tadi ada paket diluar pintu, punya kamu?”
junkyu yang mendengar 'kamu' yang terucap haru tak sengaja, menahan senyum. lalu berbalik setelah mengecilkan api kompor.
“mana?”
'bagus ga ngambek lagi'
“ini” haru menyodorkan kotak di pegangannya. dan diterima junkyu mulus dengan tangan mereka yang bertaut sebentar.
“ohh ini. Baru pesan kemaren padahal”
tangannya membuka bingkisan itu. haru duduk menatapnya diam. oh itu sebuah set baju tidur berbentuk kaos. tapi...
“ini...beneran pink?” tanya haru heran membolak balikkan kain di himpitan jarinya
“wkwk iya pink biruー beruang krunk nya lucu si jadi pengen punya aja” junkyu terkekeh melihat motif celana tidur itu yang dipenuhi kepala beruang krunk biru dan berkacamata. dan dibajunya, terdapat kepala krunk lengkap dengan badan ditengah tengah.
“pfft”
“hm ketawa aja gue suruh pake nih” kesal junkyu ditertawai dan menyerahkan celana itu pada haru. yang diberi menatap horor celana pink bermotif kepala beruang biru ditangannya.
“gak gak gue gamau paー
”-mau pake baju apa celananya?” potong junkyu mencebik.
Pandangan haru menatap junkyu yang cemberut dan baju tidur pink dengan tengah beruang biru itu... err lebih seram bajunya sih.
“i-iya celana”
“hehe pake malam ini pokonya.” putus junkyu berbalik fokus pada rebusan mie- nya.
mampus. -haru
“sodara kali” , ucap haru santai dengan setoples makanan ringan ditangannya.
“yA TAPI MASA SUARANYA MANIS BANGET?”
“apasih sa lo kok ngegas??”
suara mereka memenuhi apartemen model studio yang asahi pesan selama sebulan. suasananya yang tenang dan cozy juga tampak kekinian, tak heran asahi bilang ia melihatnya sekali dan tak berpikir lama untuk menempatinya.
oh yang bayar?
“kartu junkyu lah, gue udah dibabuin gini. abistu kata dia pake aja ya yaudin” haru meringis membayangkan berapa saja yang sudah asahi pakai.
“gini loh harutooo. jaehyuk bilang dia mau pake gue jadi asisten modelnya kan?” nada asahi sedikit kesal walau tertahan
“heum. iya”
“nah tapi tuh selama kerja tuh dia flirting nonstop tau gA?? dan pas gue udah baper bapernya EHH SI OYONG OYONG ITU DATENG KE STUDIO LANGSUNG NYAMBER GELAYUTAN MANJA”
haru mendesis, asahi kalau udah cerita berapi rapi gini bahaya emang. Dan lagi dia tak tahu siapa yang asahi bicarakan, dia bilang tak mendengar jelas namanya, tapi yang pasti jaehyuk menyebut 'young' gitu..
“jadi lo cemburu?”
yang ditanya diam. lagipun siapa dia? apakah berhak?
“AH SIAL LO MAH GA MEMBANTU MALES”
tuhkan. udah dihina sekarang haruto harus tersenyum pahit saat bantal sofa datang membentur wajah paripurnanya.
jeda sebentar. hanya suara pendingin ruangan dan renyahan snack yang mereka makan mengisi udara.
“terus nanti lo mau ke tunangan si ono?”
“gausah kata gue mah. ngapain anjinggg dia selingkuh kan? idih malesin banget” lanjut asahi dengan sisa sisa emosi.
Asahi ingat waktu mereka masih di bangku smp; bagaimana haruto yang ternyata hanya dijadikan pacar oleh jeongwoo dengan niat mencari preferensi seksualnya. dan saat jeongwoo yakin dia menyukai sesama, arah cintanya bahkan tak menoleh kepada pacar hampir 2 tahunnya itu. membiarkan haruto yang pertama kali berhubungan merasakan euforia-nya sendiri. lalu serasa dijatuhkan dari langit saat hari ia melihat jeongwoo dan anak dari kelas lainーyang akan jadi tunagannya nantiーsedang mencuri kecupan demi kecupan di belakangan halaman sekolah.
dan saat haruto ingin marah, keduanya yang memang merupakan siswa pertukaran dari seoul harus kembali. membuat haruto tak sampai jadi untuk balas dendam atau sekedar menumpahkan amarah.
yah sad
“gatau.. dateng apa jangan?” , Tanya balik haru
“kalo dateng, bawa junkyu. lo panas panasin dah tuh atau kalo males yaudah gausah”
haru mengangguk pelan.
“nginep sini”
“ini lagi nanya apa lo nyuruh?”
“Gatau terserah lo” , asahi udah mulai redup matanya jadi gak sadar sama intonasi ucapannya yang membingungkan.
“ga deh, disuruh balik” haru melihat layar ponselnya, pulul 11:25 malam.
“anjir” asahi mendecak. benar kayaknya, haruto berhasil ditaklukkan.
“yaudah gue pulang ya. besok sosor aja si jaehyuk kalo lo emang mau”
seiring dengan langkah haru yang terdengar jauh, asahi bergumam “gue.. bingung”
“paket?” tanya heran haruto yang saat sampai didepan unit fluffies ada box didepannya. kotak yang ia pegang terdapat nama merk ternama jadilah akan ia bawa masuk, siapatau gitu yedam yang pesan.
ting
suara pintu terbuka setelah haru menempelkan jarinya. Ah.. waktu itu junkyu yang menyuruh dirinya mendaftarkan sidik jari. lagipula jihoon dan yedam tak keberatan,
sampai diruang tamu rasanya sepi. dan sepertinya haru tak pernah merasa sesepi ini di jam segini. mengingat biasanya mereka baru akan tenang di sekitar jam 2 pagi.
“belom tidur?” ucap haru sedikit basa basi pada pemuda yang menatap serius serial di komputernya.
“heum”
sudah. selebihnya hening. junkyu yang menatap adegan filmya seksama dan haru yang duduk diujung kasur menatap lurus kedepan.
“yauda gue tidur dulu” , baru mau berjalan ke toilet niat menggosok gigi, junkyu menekan pause keyboard komputernya cukup keras
“ga laper emang?”
“Engga taーkrucuuk” , suaranya terpotong oleh suara perut laparnya sendiri. haruto menggigit bibir dalamnya, malu.
junkyu menghela nafas sebentar dengan tangannya yang sudah membuka aplikasi pesan antar “mau apa”
“masak ramyeon aja” ucapnya kecil mengingat mereka cukup banyak membeli makanan instan itu tadi siang.
“ok” , junkyu yang 'begini' jadi lebih mudah bergerak yang biasanya kalah oleh rasa malas. dengan telaten merebus air dan menyatukan bumbu kemasan.
haru menopang dagunya dengan mata terkunci pada punggung junkyu. oh!
“Tadi ada paket diluar pintu, punya kamu?”
junkyu yang mendengar 'kamu' yang terucap haru tak sengaja, menahan senyum. lalu berbalik setelah mengecilkan api kompor.
“mana?”
'bagus ga ngambek lagi'
“ini” haru menyodorkan kotak di pegangannya. dan diterima junkyu mulus dengan tangan mereka yang bertaut sebentar.
“ohh ini. Baru pesan kemaren padahal”
tangannya membuka bingkisan itu. haru duduk menatapnya diam. oh itu sebuah set baju tidur berbentuk kaos. tapi...
“ini...beneran pink?” tanya haru heran membolak balikkan kain di himpitan jarinya
“wkwk iya pink biruー beruang krunk nya lucu si jadi pengen punya aja” junkyu terkekeh melihat motif celana tidur itu yang dipenuhi kepala beruang krunk biru dan berkacamata. dan dibajunya, terdapat kepala krunk lengkap dengan badan ditengah tengah.
“pfft”
“hm ketawa aja gue suruh pake nih” kesal junkyu ditertawai dan menyerahkan celana itu pada haru. yang diberi menatap horor celana pink bermotif kepala beruang biru ditangannya.
“gak gak gue gamau paー
”-mau pake baju apa celananya?” potong junkyu mencebik.
Pandangan haru menatap junkyu yang cemberut dan baju tidur pink dengan tengah beruang biru itu... err lebih seram bajunya sih.
“i-iya celana”
“hehe pake malam ini pokonya.” putus junkyu berbalik fokus pada rebusan mie- nya.
mampus. -haru
Haru masih sibuk membolak balik karton sereal sampai suara yang dikenalnya-
ah bukan,
suara yang dulu sangat ia hafal menginterupsi. segera setelah pandangannya bertemu lagi setelah sekian lama dengan mata tajam itu; tak ada yang berubah.
“haruto kan? Kok disini? sendiri atau sama siapa??” rentetan sapaan setengah pertanyaan itu terucap ringan dari lawan. tak ambil susah pada gestur haru yang jelas menampakkan kejut.
“j-jaewoo?”
“pfft- apasih masih jaewoo jaewoo, jeongwoo sekarang” gelak pemuda tan yang merasa lucu panggilan dahulunya lah yang disapa haru.
“ah iya jeongwoo,, maaf” haru membuang tatapannya.
hening sesaat. hanya haru yang kembali mencoba sibuk pada deretan rak sereal dan pemuda- jeongwoo yang mengetukkan ujung sepatunya kelantai berulang kali.
“emm apa kabar?”
haruto menoleh, melihat jeongwoo yang kembali mengangkat pembicaraan meski sekarang ikut sibuk membaca merk sereal.
“baik. kamu?”
setelah beberapa saat haru menjawab, membuat badan jeongwoo kembali menghadap lurus ke tubuh haru.
“K-kenapa” , entah apa tapi rasanya kinerja jantung haru sedikit berpacu melihat mantanーjuga cinta pertamanya tersenyum bahagia. mulai dari lekung bibir yang cekung sempurna, matanya yang menyipit..ah haru pernah memilikinya dulu.
“hehe baik kok, baik banget. selagi ketemu, boleh minta nomernya dulu?”
astaga
tolong,, jeongwoo yang bersikap seolah mereka bukan dan tidak pernah 'apa apa' sedikit memberi rasa nyeri yang mencuat di dada haruto. ah tak mau membuat menunggu, dengan cepat ia menyebutkan urutan angka.
“itu udah aku kirim coba lihat udah masuk belom” , jeongwoo mencondong ke arah haru yang bingung menatap 'apa yang dikirim?'
err dari sini perlahan haru merasa penciumannya penuh akan wangi Peppermint. tentu saja itu adalah wangi jeongwoo yang menguar. belum sampai saat jeongwoo yang akan mengklik layar ponsel haru yang menyebabkan jarak mereka terkikis,
“ekhm. udah dapet?” junkyu lebih dulu datang di sisi lain haru dan pelan menarik ujung sikunya kearah dirinya sendiri, memisahkan.
“eh oh udah jadinー”
“siapa to?” selak jeongwoo
haru yang dibuat menoleh berulang kali diam. tak tahu harus apa, ia menyikut kecil junkyu yang tersenyum samar
“junkyu. temannya haru”
Deg
“ah temann, kenalin jeongwoo err pernah jadi pacarnya sih” , begitu tangan keduanya bertemu tuk bersalaman junkyu menarik senyumnya tinggi. lalu dengan cepat mengalihkan
“kenapa tadi?”
“OH IYA! itu coba buka dulu to” sahut jeongwoo teralih dengan mudah,
'to? haruto?'
bahkan cara mereka memanggilpun sudah berbeda ya.
mata haru bergerak cepat membaca berulang kali kalimat teratas yang tertera, “tu-tunangan?”
junkyu yang berhasil melirik layar ponsel yang perlahan menggelap sedikit berdecih. maskernya tadi sudah tanggal dan berletak di saku, dan saat ini junkyu membuka tudung hoodienya. menyugar rambutnya kebelakang
“iya! ingat junghwan?”
“oh... selamat” sebisa mungkin haruto menampilkan senyum. tapi tak bohong, siapa yang bisa lupa saat pacarmu tertangkap sedang berciuman dengan orang lain? ah dan bagi haru, yang terparah itu saatー
“wiih tunangan. Lo seumur haru kan? busett ngegas banget ya”
“hooh seumuran, eh hyung ya?”
“beda setaun sih, kan ru?” junkyu merangkul pundaknya, membangunkan haru dari segala pikirannya
“hem . junghwan mana?”
segera setelah itu yang disebut 'junghwan' datang dengan terlebih dahulu menyingkirkan troli belanjanya, menunduk sopan , “disuruh mama pulang ayo”
“eh iya, haruto jangan lupa dateng ya? dua minggu lagi okee?” , yang ditanya meringis kecil tapi tetap membalas 'ok' dengan bibir.
junkyu yang barusan ditatap lekat lekat dari 'si mantan' sedikit bingung, “kenapa?”
“eengga. keren to👍”
h-hah? Jeongwoo bicara padanya?
ketika haru meneliti junkyu, ah bahkan tak perlu diteliti. jejak merah di leher kanannya ter-ekspos bebas karena rambut si empu yang secara bersih kearah belakang.
“HEH” sentak haru menarik tali hoodie junkyu untuk diserut cepat.
“eh duluan ya? sampai jumpa dua minggu haruto sama temannya” jeongwoo sedikit bertenaga mengucapnya karena jarak yang sudah tercipta, ditarik junghwan tadi pas dia terang terangan natep bekas hickey junkyu.
“NGAPAIN” , junkyu kaget haru disebelahnya dengan tiba tiba berucap keras
“NGAPAIN DIBUKAA HOODIENYA HAH??” bisa bisa haru gila, mana junkyu keliatan kayak sengー
“sengaja sih” , haru kehilangan kata katanya. berkebalikan dengan junkyu yang masih lengkap dengan senyum tanpa dosanya.
“terus tadi apa?”
“yang mana?”
“kok bilangnya temen?” jelas haru. “maksutnya e-emang gue temenan ama lo ah males udah sana jauh jauh” haru memperbaiki kalimatnya yang sebenernya ia tak tahu dengan apa yang ia ucap,
Kesal, haru lantas mendahulukan langkahnya dengan lengan junkyu yang sengaja ia tabrak.
melihat badan haru yang hilang berbelok ke lorong lain, junkyu merubah wajahnya datar. memakai hoodienya dengan rapi dan segera menyusul haruto dengan perasaan bercampur.
Haru masih sibuk membolak balik karton sereal sampai suara yang dikenalnya-
ah bukan,
suara yang dulu sangat ia hafal menginterupsi. segera setelah pandangannya bertemu lagi setelah sekian lama dengan mata tajam itu; tak ada yang berubah.
“haruto kan? Kok disini? sendiri atau sama siapa??” rentetan sapaan setengah pertanyaan itu terucap ringan dari lawan. tak ambil susah pada gestur haru yang jelas menampakkan kejut.
“j-jaewoo?”
“pfft- apasih masih jaewoo jaewoo, jeongwoo sekarang” gelak pemuda tan yang merasa lucu panggilan dahulunya lah yang disapa haru.
“ah iya jeongwoo,, maaf” haru membuang tatapannya.
hening sesaat. hanya haru yang kembali mencoba sibuk pada deretan rak sereal dan pemuda- jeongwoo yang mengetukkan ujung sepatunya kelantai berulang kali.
“emm apa kabar?”
haruto menoleh, melihat jeongwoo yang kembali mengangkat pembicaraan meski sekarang ikut sibuk membaca merk sereal.
“baik. kamu?”
setelah beberapa saat haru menjawab, membuat badan jeongwoo kembali menghadap lurus ke tubuh haru.
“K-kenapa” , entah apa tapi rasanya kinerja jantung haru sedikit berpacu melihat mantanーjuga cinta pertamanya tersenyum bahagia. mulai dari lekung bibir yang cekung sempurna, matanya yang menyipit..ah haru pernah memilikinya dulu.
“hehe baik kok, baik banget. selagi ketemu, boleh minta nomernya dulu?”
astaga
tolong,, jeongwoo yang bersikap seolah mereka bukan dan tidak pernah 'apa apa' sedikit memberi rasa nyeri yang mencuat di dada haruto. ah tak mau membuat menunggu, dengan cepat ia menyebutkan urutan angka.
“itu udah aku kirim coba lihat udah masuk belom” , jeongwoo mencondong ke arah haru yang bingung menatap 'apa yang dikirim?'
err dari sini perlahan haru merasa penciumannya penuh akan wangi Peppermint. tentu saja itu adalah wangi jeongwoo yang menguar. belum sampai saat jeongwoo yang akan mengklik layar ponsel haru yang menyebabkan jarak mereka terkikis,
“ekhm. udah dapet?” junkyu lebih dulu datang di sisi lain haru dan pelan menarik ujung sikunya kearah dirinya sendiri, memisahkan.
“eh oh udah jadinー”
“siapa to?” selak jeongwoo
haru yang dibuat menoleh berulang kali diam. tak tahu harus apa, ia menyikut kecil junkyu yang tersenyum samar
“junkyu. temannya haru”
Deg
“ah temann, kenalin jeongwoo err pernah jadi pacarnya sih” , begitu tangan keduanya bertemu tuk bersalaman junkyu menarik senyumnya tinggi. lalu dengan cepat mengalihkan
“kenapa tadi?”
“OH IYA! itu coba buka dulu to” sahut jeongwoo teralih dengan mudah,
'to? haruto?'
bahkan cara mereka memanggilpun sudah berbeda ya.
mata haru bergerak cepat membaca berulang kali kalimat teratas yang tertera, “tu-tunangan?”
junkyu yang berhasil melirik layar ponsel yang perlahan menggelap sedikit berdecih. maskernya tadi sudah tanggal dan berletak di saku, dan saat ini junkyu membuka tudung hoodienya. menyugar rambutnya kebelakang
“iya! ingat junghwan?”
“oh... selamat” sebisa mungkin haruto menampilkan senyum. tapi tak bohong, siapa yang bisa lupa saat pacarmu tertangkap sedang berciuman dengan orang lain? ah dan bagi haru, yang terparah itu saatー
“wiih tunangan. Lo seumur haru kan? busett ngegas banget ya”
“hooh seumuran, eh hyung ya?”
“beda setaun sih, kan ru?” junkyu merangkul pundaknya, membangunkan haru dari segala pikirannya
“hem . junghwan mana?”
segera setelah itu yang disebut 'junghwan' datang dengan terlebih dahulu menyingkirkan troli belanjanya, menunduk sopan , “disuruh mama pulang ayo”
“eh iya, haruto jangan lupa dateng ya? dua minggu lagi okee?” , yang ditanya meringis kecil tapi tetap membalas 'ok' dengan bibir.
junkyu yang barusan ditatap lekat lekat dari 'si mantan' sedikit bingung, “kenapa?”
“eengga. keren to👍”
h-hah? Jeongwoo bicara padanya?
ketika haru meneliti junkyu, ah bahkan tak perlu diteliti. jejak merah di leher kanannya ter-ekspos bebas karena rambut si empu yang secara bersih kearah belakang.
“HEH” sentak haru menarik tali hoodie junkyu untuk diserut cepat.
“eh duluan ya? sampai jumpa dua minggu haruto sama temannya” jeongwoo sedikit bertenaga mengucapnya karena jarak yang sudah tercipta, ditarik junghwan tadi pas dia terang terangan natep bekas hickey junkyu.
“NGAPAIN” , junkyu kaget haru disebelahnya dengan tiba tiba berucap keras
“NGAPAIN DIBUKAA HOODIENYA HAH??” bisa bisa haru gila, mana junkyu keliatan kayak sengー
“sengaja sih” , haru kehilangan kata katanya. berkebalikan dengan junkyu yang masih lengkap dengan senyum tanpa dosanya.
“terus tadi apa?”
“yang mana?”
“kok bilangnya temen?” jelas haru. “maksutnya e-emang gue temenan ama lo ah males udah sana jauh jauh” haru memperbaiki kalimatnya yang sebenernya ia tak tahu dengan apa yang ia ucap,
Kesal, haru lantas mendahulukan langkahnya dengan lengan junkyu yang sengaja ia tabrak.
melihat badan haru yang hilang berbelok ke lorong lain, junkyu merubah wajahnya datar. memakai hoodienya dengan rapi dan segera menyusul haruto dengan perasaan bercampur.
mantan
Haru masih sibuk membolak balik karton sereal sampai suara yang dikenalnya-
ah bukan,
suara yang dulu sangat ia hafal menginterupsi. segera setelah pandangannya bertemu lagi setelah sekian lama dengan mata tajam itu; tak ada yang berubah.
“haruto kan? Kok disini? sendiri atau sama siapa??” rentetan sapaan setengah pertanyaan itu terucap ringan dari lawan. tak ambil susah pada gestur haru yang jelas menampakkan kejut.
“j-jaewoo?”
“pfft- apasih masih jaewoo jaewoo, jeongwoo sekarang” gelak pemuda tan yang merasa lucu panggilan dahulunya lah yang disapa haru.
“ah iya jeongwoo,, maaf” haru membuang tatapannya.
hening sesaat. hanya haru yang kembali mencoba sibuk pada deretan rak sereal dan pemuda- jeongwoo yang mengetukkan ujung sepatunya kelantai berulang kali.
“emm apa kabar?”
haruto menoleh, melihat jeongwoo yang kembali mengangkat pembicaraan meski sekarang ikut sibuk membaca merk sereal.
“baik. kamu?”
setelah beberapa saat haru menjawab, membuat badan jeongwoo kembali menghadap lurus ke tubuh haru.
“K-kenapa” , entah apa tapi rasanya kinerja jantung haru sedikit berpacu melihat mantanーjuga cinta pertamanya tersenyum bahagia. mulai dari lekung bibir yang cekung sempurna, matanya yang menyipit..ah haru pernah memilikinya dulu.
“hehe baik kok, baik banget. selagi ketemu, boleh minta nomernya dulu?”
astaga
tolong,, jeongwoo yang bersikap seolah mereka bukan dan tidak pernah 'apa apa' sedikit memberi rasa nyeri yang mencuat di dada haruto. ah tak mau membuat menunggu, dengan cepat ia menyebutkan urutan angka.
“itu udah aku kirim coba lihat udah masuk belom” , jeongwoo mencondong ke arah haru yang bingung menatap 'apa yang dikirim?'
err dari sini perlahan haru merasa penciumannya penuh akan wangi Peppermint. tentu saja itu adalah wangi jeongwoo yang menguar. belum sampai saat jeongwoo yang akan mengklik layar ponsel haru yang menyebabkan jarak mereka terkikis,
“ekhm. udah dapet?” junkyu lebih dulu datang di sisi lain haru dan pelan menarik ujung sikunya kearah dirinya sendiri, memisahkan.
“eh oh udah jadinー”
“siapa to?” selak jeongwoo
haru yang dibuat menoleh berulang kali diam. tak tahu harus apa, ia menyikut kecil junkyu yang tersenyum samar
“junkyu. temannya haru”
Deg
“ah temann, kenalin jeongwoo err pernah jadi pacarnya sih” , begitu tangan keduanya bertemu tuk bersalaman junkyu menarik senyumnya tinggi. lalu dengan cepat mengalihkan
“kenapa tadi?”
“OH IYA! itu coba buka dulu to” sahut jeongwoo teralih dengan mudah,
'to? haruto?'
bahkan cara mereka memanggilpun sudah berbeda ya.
mata haru bergerak cepat membaca berulang kali kalimat teratas yang tertera, “tu-tunangan?”
junkyu yang berhasil melirik layar ponsel yang perlahan menggelap sedikit berdecih. maskernya tadi sudah tanggal dan berletak di saku, dan saat ini junkyu membuka tudung hoodienya. menyugar rambutnya kebelakang
“iya! ingat junghwan?”
“oh... selamat” sebisa mungkin haruto menampilkan senyum. tapi tak bohong, siapa yang bisa lupa saat pacarmu tertangkap sedang berciuman dengan orang lain? ah dan bagi haru, yang terparah itu saatー
“wiih tunangan. Lo seumur haru kan? busett ngegas banget ya”
“hooh seumuran, eh hyung ya?”
“beda setaun sih, kan ru?” junkyu merangkul pundaknya, membangunkan haru dari segala pikirannya
“hem . junghwan mana?”
segera setelah itu yang disebut 'junghwan' datang dengan terlebih dahulu menyingkirkan troli belanjanya, menunduk sopan , “disuruh mama pulang ayo”
“eh iya, haruto jangan lupa dateng ya? dua minggu lagi okee?” , yang ditanya meringis kecil tapi tetap membalas 'ok' dengan bibir.
junkyu yang barusan ditatap lekat lekat dari 'si mantan' sedikit bingung, “kenapa?”
“eengga. keren to👍”
h-hah? Jeongwoo bicara padanya?
ketika haru meneliti junkyu, ah bahkan tak perlu diteliti. jejak merah di leher kanannya ter-ekspos bebas karena rambut si empu yang secara bersih kearah belakang.
“HEH” sentak haru menarik tali hoodie junkyu untuk diserut cepat.
“eh duluan ya? sampai jumpa dua minggu haruto sama temannya” jeongwoo sedikit bertenaga mengucapnya karena jarak yang sudah tercipta, ditarik junghwan tadi pas dia terang terangan natep bekas hickey junkyu.
“NGAPAIN” , junkyu kaget haru disebelahnya dengan tiba tiba berucap keras
“NGAPAIN DIBUKAA HOODIENYA HAH??” bisa bisa haru gila, mana junkyu keliatan kayak sengー
“sengaja sih” , haru kehilangan kata katanya. berkebalikan dengan junkyu yang masih lengkap dengan senyum tanpa dosanya.
“terus tadi apa?”
“yang mana?”
“kok bilangnya temen?” jelas haru. “maksutnya e-emang gue temenan ama lo ah males udah sana jauh jauh” haru memperbaiki kalimatnya yang sebenernya ia tak tahu dengan apa yang ia ucap,
Kesal, haru lantas mendahulukan langkahnya dengan lengan junkyu yang sengaja ia tabrak.
melihat badan haru yang hilang berbelok ke lorong lain, junkyu merubah wajahnya datar. memakai hoodienya dengan rapi dan segera menyusul haruto dengan perasaan bercampur.
eugh.
rasanya perut junkyu berputar membuat semua isi perutnya bergejolak. ini junkyu kalau makan berlebihan, karena terbiasa dengan porsi-nya jadi ini akibat junkyu jika terus lanjut makan menuruti nafsunya.
ia pamit ke kamar duluan dan memakan permen kenyal alias yupi love love untuk meredakan mualnya. bungkusnya udah berserakan diatas meja komputernya.
sementara yang lain diluar tak tahu, sesaat sebelum masuk tadi sih ada hyunsuk yang membuat teh hangat dan dodam yang mengobrol kesana kemari. Haru sebenernya juga udah selesai makan, tapi dia tetap membeku saat Junkyu bertanya apa ingin ikut masuk atau masih ingin bersama yang lain.
“udah mau jam 9 si pada ngapain sih” junkyu beranjak dari duduknya seiring dengan perutnya yang membaik. menyempatkan dirinya terlebih dahulu untuk membersihkan mulut, barulah ia menghampiri yang lain diluar.
baru beberapa langkah tapi lihatlah semua kekacauan ini. oh my god.. mungkin karena seluruh ruangan di unit ini dipasang peredam suara maka dari itu junkyu tak dapat mendengar apapun dari dalam.
hyunsuk dan yedam yang tepar tergeletak di lantai. jihoon yang terduduk di sofa dengan doritos setengah tumpah di pangkuannya. dan...
“hei hei haruto! doyoung! stop” seru junkyu melihat keduanya seperti melempar tatapan saling bersaing. mengabaikan manik masing masing yang hampir sempurna memerah.
diacuhkan, junkyu menarik kasar kaleng yang entah keberapa dari dua remaja di depannya. “HEH JANGAN AMBRUK” kaget junkyu melihat badan doyoung limbung, jatuh dan menjadikan kaki yedam disekitarnya bagai bantal.
“astaga...”
hela nafas junkyu keluarkan lagi. meja yang digunakan haru sekarang untuk bertopang dagu menatapnya terdapat bekas bekas bir tumpah sampai saus yang tercecer.
“masuk yuk?” , tepukan pelan junkyu pada puncak kepala haru membuat si empu menggerakkan kepalanya ke kanan kiri pelan.
“merah banget minum berapa sih” rona merahnya menjalar sampai telinga. junkyu menarik lembut lengan atas haru, menuntunnya berdiri
“LOH EH LOH EMANG LO BOLEH MINUM???”
pekik junkyu kaget. bodoh dia baru sadar...
Haru dengan kesadaran tipisnya tiba tiba berdiri tegap. Satu tangannya yang tak ber gips dibawa menyelip dan bergelayut pada lengan junkyu. Dan secepat angin membawa badan keduanya masuk ke kamar junkyu.
“lu random banget sumpah” , ceplos junkyu saat keduanya sudah di dalam malah Haru kembali lagi pada mode 'mabuk tak bergerak' nya. Diam berdiri dengan kedua lengan tertaut.
“duduk. bentar ambil minum dulu, mau muntah ga? pusing? mabuk banget emang?” , dahi haruto berkerut mendengar semua pertanyaan itu setelah dirinya menyentuh empuknya kasur.
“diemmm emmmh” racauan haru dengan bibir terkatup membuat junkyu tertawa, sepertinya beneran dibawah alam sadar.
“bentar air anget aja ya?”
Tanpa menunggu jawaban, Junkyu kembali melewati pantry, menuang air hangat dari dispenser. Tapi ternyata air yang tersisa tak sehangat keinginannya. Kalau mau masak air atau sup pereda mabuk juga junkyu males, akhirnya ia kembali dengan apa yang ada
“ru...”
yang dipanggil udah telentang di kasur membuat langkah junkyu mendekat.
junkyu mendudukkan haru pelan, memastikan kalau tubuh itu tidak kembali menempel kasur. lalu junkyu berbalik mengambil mug air yang ia taruh di meja sebelumnya, mencegah tumpah.
baru tangannya yang memegang pinggiran meja, bahunya dicengkram, dipaksa berputar.
“aa-apa” , badan junkyu entah kenapa kaku melihat haru didepannya menunduk dalam.
dan di detik selanjutnya haru menggiring kasar junkyu ke kasur. mendorongnya sampai setengah badan atas junkyu menempel sempurna pada seprai putih dibawahnya. dan kemudian ikut naik sampai menutupi dan mengunci pandangannya dengan junkyu yang membola kaget.
“h-hei kenapasihh” pekik gemas junkyu saat kegelian karna tangan haru naik meraba area belakang lehernya.
beberapa saat, haru mengamati manik junkyu dibawahnya dengan mata hampir terkatup. membuat junkyu diposisinya menikmati pandangannya. pahatan rahang dan bagaimana mata haru berusaha terbuka itu benar benar menarik junkyu jatuh lebih dan lebih.
tangan haru kembali dibawa menelusur garis pipi dan berakhir pada sudut bibir pria dibawahnya. mengusap belah bawah itu pelan dan sesekali memberi tekanan pada benda kenyal itu.
junkyu tertawa, manis. membuat perasaan kesal entah apa datang hinggap di pangkal perasa haru. mencengkram kerah kaos hitam itu dengan beberapa tarikan kasar, haru menyatukan bibir mereka. bergerak asal dengan sisa kesadaran yang dipunya.
perasa junkyu mulai mengecap rasa bir yang tertinggal dari lawan mainnya. ingin melihat sejauh apa usaha lawannya, matanya tetap mengunci pada kelopak terpejam haru. melihat bagaimana badan diatasnya bergerak asal membuat helai rambutnya menusuk kulit haru juga kulitnya.
tak puas dengan aksinya, haru memutus pagutannya. menatap tajam ke bawahnya saat jelas jelas junkyu melempar tatapan remeh.
'kau mengujiku'
tanpa repot repot khawatir dengan apa yang akan terjadi, haru mendudukkan badannya ke perut pria dibawahnya. menjatuhkan dan mempusatkan beban tubuhnya, dan tepat sebelum junkyu mengaduh kembali bibirnya lebih dulu bekerja dan kali ini dengan lidahnya yang berhasil masuk. mulai membelai pelan langit mulut junkyu.
junkyu menahan nafas dengan beban di perutnya, belum lagi kedua tangan haru yang menekan bahunya, menahan pergerakan. membuat tangan junkyu hanya bisa memegang pinggang yang lebih muda, mulai mencari jalan masuk dari celah baju.
“AKH” , junkyu mengaduh kuat saat lidahnya yang memang sedari tadi menolak bergumul digigit haru. “sakit heh”
haru mengusap bibirnya dengan punggung tangan setelah junkyu memutus pagutan lebih dulu. nafasnya tak kalah memburu.
“kenapa sih”
pertanyaan junkyu barusan tak langsung dijawab, membawa ingatan haru beberapa saat sebelumnya. saat di meja makan tadi dia sudah bersikukuh tak akan minum tapi malah si doyoung ngeselin itu memancingnya. pake segala ngata ngatain...kan ego haru kesentil...
akhirnya mereka adu minum sampai hoonsukdam tepar duluan.
“kesel”
“siapa yang bikin kesel” , junkyu pasrah udah didudukin bayi besar dengan kaos nya yang ditarik tarik bikin melar...
ga ada jawaban. haru natap kosong junkyu yang bernafas tersengal. dan entah bagaimana posisi mereka sekarang bukan di ujung kasur lagi, tapi udah ketengah dan bahkan kepala junkyu yang hampir menyentuh headboard.
“ru”
haru merendahkan tubuhnya, menyatukan tangannya didepan dada dan menumpunya pada dada junkyu. dengan begini nafas junkyu yang semakin kuat hembusannya menerpa rambut atasnya.
“ada yang mau diceritain?” , pertanyaan lembut junkyu mengalun, membuat kepala haru merendah dan berakhir jatuh ke sisi kanan kepala junkyu.
“huhu bayi besar mabuk lucu banget” kekeh junkyu membawa tangannya mengalun dan mulai membelai rambut gelap itu.
hening yang menyenangkan. bagaimana junkyu menyugar jari jarinya kepertengahan rambut yang pemiliknya bernafas teratur.
sementara dirinya cukup menahan diri untuk tidak membalikkan keadaan. toh bisa saja junkyu berpura pura marah karna diduduki dan berlanjut dengan bergumul panas mungkin? ah tapi junkyu tak sampai hati.
awalnya hanya nafas hangat yang membelai leher junkyu. tapi kemudian diganti dengan jilatan basah, membuat junkyu memiringkan kepalanya memberi haru akses lebih.
sadar permainannya yang disetujui, membuat haru meneruskan garis bekas salivanya sampai ke rahang atas. lalu kembali ke titik awal dengan gigitan gigitan kecil.
“aw” junkyu mengucapkannya datar saat gigitan barusan ia yakini akan membiru dipagi hari.
“ck ngapain ke leher kalau ada ini” tangannya yang menangkup wajah haru memberhentikan dari pekerjaannya dan beralih kembali pada ciuman. dan kali ini junkyu yang memegang kendali.
belah bibir bawah haru digigit, tak meninggalkan satu sentipun. membawa lidahnya berkunjung pada setiap celah. membelit lidah haru yang kini bergerak menghindar. membuat pemuda diatasnya bergerak resah karena permainan bibir mereka yang kian panas.
sampai saat junkyu kesal dengan posisi mereka yang tak membebaskannya menarik tengkuk haru, dirinya bangun dalam satu gerakan. tangan junkyu menahan punggung haru dibelakang seraya dirinya sendiri berubah posisi menjadi duduk menyandar tumpukan bantal. oh dan jangan lupakan dengan haru yang mulai mengambil alih lumatan mereka. tangannya kembali meremat kerah junkyu saat tangan yang lebih besar mengangkat bokongnya dan menyamankan haru di pangkuan.
satu dua lenguhan lolos dari haru. bagaimana benda tak bertulang junkyu begitu merepotkan juga memanjakannya.
“emhrhh” junkyu menggeram rendah saat tiba tiba merasakan selatannya ditekan kuat oleh lutut haru. matanya terbuka menatap nyalang manik haru yang hampir sempurna sabit, tersenyum.
oh shit. Jika haru tak berhenti menggodanya dibawah sana dalam hitungan detik, jangan menyalahkan junkyu jika besok ada yang merengek sakit dibagian belakang.
“n-no stop” , junkyu menjauhkan wajahnya, mendorong badan haru menjauh sebelum nafsu lama dipendamnya mengambil alih
“ah waee~” rengekan tak terima dari haru ketika melihat benang saliva diantara mereka terbentang, ciumannya ikut terjeda.
brugh.
“lo mabuk ru, tidur” tegas junkyu menahan badan haru yang barusan ia tidurkan paksa.
mencegah apapun yang memungkinkan, junkyu terlebih dulu bangkit berjalan cepat kedalam kamar mandi. menahan diri selagi melihat pantulan la luna nya di leher kiri dan kanannya yang mulai memerah dibeberapa tempat. dan keluar dengan nafas lega setelah haru tertidur dengan menguasai seluruh permukaan kasur.
-
fufufu bubye~ ©fluffyp0w
eugh.
rasanya perut junkyu berputar membuat semua isi perutnya bergejolak. ini junkyu kalau makan berlebihan, karena terbiasa dengan porsi-nya jadi ini akibat junkyu jika terus lanjut makan menuruti nafsunya.
ia pamit ke kamar duluan dan memakan permen kenyal alias yupi love love untuk meredakan mualnya. bungkusnya udah berserakan diatas meja komputernya.
sementara yang lain diluar tak tahu, sesaat sebelum masuk tadi sih ada hyunsuk yang membuat teh hangat dan dodam yang mengobrol kesana kemari. Haru sebenernya juga udah selesai makan, tapi dia tetap membeku saat Junkyu bertanya apa ingin ikut masuk atau masih ingin bersama yang lain.
“udah mau jam 9 si pada ngapain sih” junkyu beranjak dari duduknya seiring dengan perutnya yang membaik. menyempatkan dirinya terlebih dahulu untuk membersihkan mulut, barulah ia menghampiri yang lain diluar.
baru beberapa langkah tapi lihatlah semua kekacauan ini. oh my god.. mungkin karena seluruh ruangan di unit ini dipasang peredam suara maka dari itu junkyu tak dapat mendengar apapun dari dalam.
hyunsuk dan yedam yang tepar tergeletak di lantai. jihoon yang terduduk di sofa dengan doritos setengah tumpah di pangkuannya. dan...
“hei hei haruto! doyoung! stop” seru junkyu melihat keduanya seperti melempar tatapan saling bersaing. mengabaikan manik masing masing yang hampir sempurna memerah.
diacuhkan, junkyu menarik kasar kaleng yang entah keberapa dari dua remaja di depannya. “HEH JANGAN AMBRUK” kaget junkyu melihat badan doyoung limbung, jatuh dan menjadikan kaki yedam disekitarnya bagai bantal.
“astaga...”
hela nafas junkyu keluarkan lagi. meja yang digunakan haru sekarang untuk bertopang dagu menatapnya terdapat bekas bekas bir tumpah sampai saus yang tercecer.
“masuk yuk?” , tepukan pelan junkyu pada puncak kepala haru membuat si empu menggerakkan kepalanya ke kanan kiri pelan.
“merah banget minum berapa sih” rona merahnya menjalar sampai telinga. junkyu menarik lembut lengan atas haru, menuntunnya berdiri
“LOH EH LOH EMANG LO BOLEH MINUM???”
pekik junkyu kaget. bodoh dia baru sadar...
Haru dengan kesadaran tipisnya tiba tiba berdiri tegap. Satu tangannya yang tak ber gips dibawa menyelip dan bergelayut pada lengan junkyu. Dan secepat angin membawa badan keduanya masuk ke kamar junkyu.
“lu random banget sumpah” , ceplos junkyu saat keduanya sudah di dalam malah Haru kembali lagi pada mode 'mabuk tak bergerak' nya. Diam berdiri dengan kedua lengan tertaut.
“duduk. bentar ambil minum dulu, mau muntah ga? pusing? mabuk banget emang?” , dahi haruto berkerut mendengar semua pertanyaan itu setelah dirinya menyentuh empuknya kasur.
“diemmm emmmh” racauan haru dengan bibir terkatup membuat junkyu tertawa, sepertinya beneran dibawah alam sadar.
“bentar air anget aja ya?”
Tanpa menunggu jawaban, Junkyu kembali melewati pantry, menuang air hangat dari dispenser. Tapi ternyata air yang tersisa tak sehangat keinginannya. Kalau mau masak air atau sup pereda mabuk juga junkyu males, akhirnya ia kembali dengan apa yang ada
“ru...”
yang dipanggil udah telentang di kasur membuat langkah junkyu mendekat.
junkyu mendudukkan haru pelan, memastikan kalau tubuh itu tidak kembali menempel kasur. lalu junkyu berbalik mengambil mug air yang ia taruh di meja sebelumnya, mencegah tumpah.
baru tangannya yang memegang pinggiran meja, bahunya dicengkram, dipaksa berputar.
“aa-apa” , badan junkyu entah kenapa kaku melihat haru didepannya menunduk dalam.
dan di detik selanjutnya haru menggiring kasar junkyu ke kasur. mendorongnya sampai setengah badan atas junkyu menempel sempurna pada seprai putih dibawahnya. dan kemudian ikut naik sampai menutupi dan mengunci pandangannya dengan junkyu yang membola kaget.
“h-hei kenapasihh” pekik gemas junkyu saat kegelian karna tangan haru naik meraba area belakang lehernya.
beberapa saat, haru mengamati manik junkyu dibawahnya dengan mata hampir terkatup. membuat junkyu diposisinya menikmati pandangannya. pahatan rahang dan bagaimana mata haru berusaha terbuka itu benar benar menarik junkyu jatuh lebih dan lebih.
tangan haru kembali dibawa menelusur garis pipi dan berakhir pada sudut bibir pria dibawahnya. mengusap belah bawah itu pelan dan sesekali memberi tekanan pada benda kenyal itu.
junkyu tertawa, manis. membuat perasaan kesal entah apa datang hinggap di pangkal perasa haru. mencengkram kerah kaos hitam itu dengan beberapa tarikan kasar, haru menyatukan bibir mereka. bergerak asal dengan sisa kesadaran yang dipunya.
perasa junkyu mulai mengecap rasa bir yang tertinggal dari lawan mainnya. ingin melihat sejauh apa usaha lawannya, matanya tetap mengunci pada kelopak terpejam haru. melihat bagaimana badan diatasnya bergerak asal membuat helai rambutnya menusuk kulit haru juga kulitnya.
tak puas dengan aksinya, haru memutus pagutannya. menatap tajam ke bawahnya saat jelas jelas junkyu melempar tatapan remeh.
'kau mengujiku'
tanpa repot repot khawatir dengan apa yang akan terjadi, haru mendudukkan badannya ke perut pria dibawahnya. menjatuhkan dan mempusatkan beban tubuhnya, dan tepat sebelum junkyu mengaduh kembali bibirnya lebih dulu bekerja dan kali ini dengan lidahnya yang berhasil masuk. mulai membelai pelan langit mulut junkyu.
junkyu menahan nafas dengan beban di perutnya, belum lagi kedua tangan haru yang menekan bahunya, menahan pergerakan. membuat tangan junkyu hanya bisa memegang pinggang yang lebih muda, mulai mencari jalan masuk dari celah baju.
“AKH” , junkyu mengaduh kuat saat lidahnya yang memang sedari tadi menolak bergumul digigit haru. “sakit heh”
haru mengusap bibirnya dengan punggung tangan setelah junkyu memutus pagutan lebih dulu. nafasnya tak kalah memburu.
“kenapa sih”
pertanyaan junkyu barusan tak langsung dijawab, membawa ingatan haru beberapa saat sebelumnya. saat di meja makan tadi dia sudah bersikukuh tak akan minum tapi malah si doyoung ngeselin itu memancingnya. pake segala ngata ngatain...kan ego haru kesentil...
akhirnya mereka adu minum sampai hoonsukdam tepar duluan.
“kesel”
“siapa yang bikin kesel” , junkyu pasrah udah didudukin bayi besar dengan kaos nya yang ditarik tarik bikin melar...
ga ada jawaban. haru natap kosong junkyu yang bernafas tersengal. dan entah bagaimana posisi mereka sekarang bukan di ujung kasur lagi, tapi udah ketengah dan bahkan kepala junkyu yang hampir menyentuh headboard.
“ru”
haru merendahkan tubuhnya, menyatukan tangannya didepan dada dan menumpunya pada dada junkyu. dengan begini nafas junkyu yang semakin kuat hembusannya menerpa rambut atasnya.
“ada yang mau diceritain?” , pertanyaan lembut junkyu mengalun, membuat kepala haru merendah dan berakhir jatuh ke sisi kanan kepala junkyu.
“huhu bayi besar mabuk lucu banget” kekeh junkyu membawa tangannya mengalun dan mulai membelai rambut gelap itu.
hening yang menyenangkan. bagaimana junkyu menyugar jari jarinya kepertengahan rambut yang pemiliknya bernafas teratur.
sementara dirinya cukup menahan diri untuk tidak membalikkan keadaan. toh bisa saja junkyu berpura pura marah karna diduduki dan berlanjut dengan bergumul panas mungkin? ah tapi junkyu tak sampai hati.
awalnya hanya nafas hangat yang membelai leher junkyu. tapi kemudian diganti dengan jilatan basah, membuat junkyu memiringkan kepalanya memberi haru akses lebih.
sadar permainannya yang disetujui, membuat haru meneruskan garis bekas salivanya sampai ke rahang atas. lalu kembali ke titik awal dengan gigitan gigitan kecil.
“aw” junkyu mengucapkannya datar saat gigitan barusan ia yakini akan membiru dipagi hari.
“ck ngapain ke leher kalau ada ini” tangannya yang menangkup wajah haru memberhentikan dari pekerjaannya dan beralih kembali pada ciuman. dan kali ini junkyu yang memegang kendali.
belah bibir bawah haru digigit, tak meninggalkan satu sentipun. membawa lidahnya berkunjung pada setiap celah. membelit lidah haru yang kini bergerak menghindar. membuat pemuda diatasnya bergerak resah karena permainan bibir mereka yang kian panas.
sampai saat junkyu kesal dengan posisi mereka yang tak membebaskannya menarik tengkuk haru, dirinya bangun dalam satu gerakan. tangan junkyu menahan punggung haru dibelakang seraya dirinya sendiri berubah posisi menjadi duduk menyandar tumpukan bantal. oh dan jangan lupakan dengan haru yang mulai mengambil alih lumatan mereka. tangannya kembali meremat kerah junkyu saat tangan yang lebih besar mengangkat bokongnya dan menyamankan haru di pangkuan.
satu dua lenguhan lolos dari haru. bagaimana benda tak bertulang junkyu begitu merepotkan juga memanjakannya.
“emhrhh” junkyu menggeram rendah saat tiba tiba merasakan selatannya ditekan kuat oleh lutut haru. matanya terbuka menatap nyalang manik haru yang hampir sempurna sabit, tersenyum.
oh shit. Jika haru tak berhenti menggodanya dibawah sana dalam hitungan detik, jangan menyalahkan junkyu jika besok ada yang merengek sakit dibagian belakang.
“n-no stop” , junkyu menjauhkan wajahnya, mendorong badan haru menjauh sebelum nafsu lama dipendamnya mengambil alih
“ah waee~” rengekan tak terima dari haru ketika melihat benang saliva diantara mereka terbentang, ciumannya ikut terjeda.
brugh.
“lo mabuk ru, tidur” tegas junkyu menahan badan haru yang barusan ia tidurkan paksa.
mencegah apapun yang memungkinkan, junkyu terlebih dulu bangkit berjalan cepat kedalam kamar mandi. menahan diri selagi melihat pantulan la luna nya di leher kiri dan kanannya yang mulai memerah dibeberapa tempat. dan keluar dengan nafas lega setelah haru tertidur dengan menguasai seluruh permukaan kasur.
fufufu bubye~ ©fluffyp0w